Anda di halaman 1dari 16

Konsep Tawakal Menurut Imam Al-Ghazali dan

Relevansinya Terhadap Bimbingan dan Konseling


Erismon Mudjiran, Yeni Karneli
Universitas Negeri Padang
Email : emon.marta951015@gmail.com. 085274845161

1
2 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

Abstract: Human life is always in trouble, so that it causes humans to be anxious, anxious,
stressed and hopeless, in the end the human is unhappy in carrying out his life. Because, these
humans do not put their trust in Allah SWT. To apply the attitude of trust in Allah SWT surely
the human being needs guidance and direction in order to trust in Allah SWT. So Guidance and
Counseling is as one way to guide and direct the human being so that they can trust in Allah
SWT. The formulation of the problem in writing this article is What is the Concept of Tawakal
According to Imam Al-Ghazali and Its Relevance Against Guidance and Counseling? As for
the limitations of the problem, namely: 1) How the concept of Tawakal According to Islamic
Studies. 2) What is the concept of Tawakal according to Imam Al-Ghazali. 3) How Tawakal
Relevance To Guidance and Counseling. The purpose to be achieved in writing this article is to
know and understand the concept of Tawakal according to Islamic scholarship, the concept of
Tawakal according to Imam Al-Ghazali and the relevance of Tawakal to guidance and
counseling

Abstrak: Kehidupan manusia senantiasa dalam persoalan, sehingga mengakibatkan manusia


tersebut gelisah, cemas, stress dan putus asa, pada akhirnya manusia tersebut tidak bahagia
dalam menjalankan kehidupnya. Dikarenakan, manusia tersebut tidak bertawakal kepada Allah
SWT. Untuk menerapkan sikap bertawakal kepada Allah SWT tentunya manusia tersebut
membutuhkan bimbingan dan arahan agar bisa bertawakal kepada Allah SWT. Maka
Bimbingan dan Konseling adalah sebagai salah satu jalan untuk membimbing dan
mengarahkan manusia tersebut agar bisa bertawakal kepada Allah SWT. Rumusan masalah
dalam penulisan artikel ini adalah Bagaimana Konsep Tawakal Menurut Imam Al-Ghazali dan
Relevansinya Terhadap Bimbingan dan Konseling? Adapun yang menjadi batasan masalahnya
yaitu: 1)Bagaimana Konsep Tawakal Menurut Kajian Islam. 2)Bagaimana Konsep Tawakal
Menurut Imam Al-Ghazali. 3)Bagaimana Relevansi Tawakal Terhadap Bimbingan dan
Konseling. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Artikel ini adalah untuk mengetahui dan
memahami Konsep Tawakal Menurut Kajiaan Islam, Konsep Tawakal Menurut Imam Al-
Ghazali dan Relevansi Tawakal Terhadap Bimbingan dan Konseling

Kata kunci: Konsep Tawakal Imam Al-Ghazali, Bimbingan Dan Konseling


Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 3

INTRODUCTION / PENDAHULUAN bimbingan agar seseorang tersebut bisa


Manusia yang tergolong beriman dan menyelesaikan persoalan permasalahannya
tidak beriman akan terlihat dari keberhasilanya sehingga bisa meraih kebahagian didunia dan
dalam menghadapi ujian-ujian yang di beri diakhirat.
Allah SWT kepada manusia tersebut.
Sebagaimana firman Allah.
     
    
Artinya: Apakah manusia itu mengira RESEARCH METHODS / METODE
bahwa mereka dibiarkan (saja) PENELITIAN
mengatakan: "Kami telah beriman", PEMBAHASAN
sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. A. Konsep Tawakal Menurut Kajian Islam
Al-‘Ankabut : 2) Dalam Kamus Umum Bahasa
Adapun bentuk ujian yang diberikan Indonesia, tawakal berarti berserah
Allah SWT dalam al-Qur’an. (kepada kehendak Tuhan), dengan segenap
  
    hati percaya kepada Tuhan terhadap
   penderitaan, percobaan dan lain-
 ….  lain(Poerwadarminta, 2016).
Artinya : Dan sungguh akan Kami Beberapa definisi lain dapat
berikan cobaan kepadamu, dengan dikemukakan di bawah ini:
sedikit ketakutan, kelaparan, a. Menurut Al-Jilani, “hakikat
kekurangan harta, jiwa dan buah- tawakal adalah memutuskan tali
buahan.... (Q.S. Albaqarah: 155) perantara tuhan-tuhan selain Allah
(Aminah, 2004) serta membebaskan hati dan batin
Manusia kadang takut dan cemas dari daya dan kekuatan untuk
terhadap ujian-ujian yang diberikan Allah kemudian berserah diri kepada
kepadanya. Tetapi, Orang yang bertawakal Tuhan(Sholikhin, 2009).
kepada Allah SWT tidak akan berkeluh kesah b. Amin Syukur dalam bukunya yang
dan gelisah. la akan selalu berada dalam berjudul " Pengantar Studi Islam"
ketenangan, ketenteraman, dan kegembiraan. dengan singkat menyatakan,
Jika ia memperoleh nikmat dan karunia dari tawakal artinya memasrahkan diri
Allah SWT, ia akan bersyukur, kemudian kepada Allah. Dalam buku lainnya
mendapat musibah, ia akan bersabar. la yang berjudul "Tasawuf Bagi
menyerahkan semua keputusan, bahkan dirinya Orang Awam" merumuskan
sendiri kepada Allah SWT. Penyerahan diri itu "tawakal" adalah membebaskan
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hati dari ketergantungan kepada
semata-mata karena Allah SWT. selain Allah SWT, dan
Untuk menjadikan seseorang agar bisa menyerahkan segala keputusan
mengetahui, memahami dan mengamalkan hanya kepada-Nya(Syukur, 2000)
bagaimana cara menjalankan kehidupan di c. Abu Ya’qub An-Naharjuri berkata”
dunia ini dengan selalu bertawakal kepada tawakal kepada Allah dengan
Allah SWT, sehingga selalu tentram dan kesempurnaan hakikat, seperti pada
bahagia dalam menjalani ujian didunia ini. saat kejadian dimana Ibrahim
Maka seseorang tersebut membutuhkan suatu kalilullah menolak bantuan jibril
arahan, petunjuk dan bimbingan yang berkaitan dan mengatakan kepdaanya,
dengan persolan tentang tawakal tersebut, agar adapun (mintak pertolongan), maka
sesorang tersebut bisa mengetahui, memahami itu tidak akan ku lakukan, karena
dan mengamalkan sifat tawakal tersebut dalam pada diri Ibrahim yang ada hanya
menjalani ujian kehidupan di dunia ini. Sesuai allah, dan dia tidak melihat sesuatu
dengan pelaksanaan dan tujuan Bimbingan dan bersama allah kecuali
konseling, yang didalam pelaksanaannya ada Allah(Qardhawi, 2015)
suatu pemberian arahan, petunjuk dan
4 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

d. Menurut Imam Ahmad, tawakal Nya. dan cukuplah Dia Maha


adalah ibadah hati. Jika demikian, mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-
tentu tawakal dalam diri manusia Nya….(Q.S.Al-Furqan:58)(Aminah,
bertingkat-tingkat. Tawakal akan 2004).
menguat didalam diri seseorang Dari beberapa ayat di atas, dapat
sejalan dengan bertambahnya iman. disimpulkan bahwa tawakal adalah
Sebaliknya, ia akan melemah berserah diri kepada Allah setelah
dengan berkurangnya keimanan. menjalankan ikhtiar. hukum tawakal dalam
Terdapat hubungan yang kuat kajian Islam adalah wajib dan tawakal itu
antara tawakal dan rencana yang termasuk syarat-syarat iman.
matang (ketetapan hati), dengan
ikhtiar untuk melaksanakan B. Konsep Tawakal Menurut Imam Al-
rencana itu. Suatu keliru jika Ghazali
tawakal diartikan sebagai berdiam
diri tanpa berikhtiar sama sekali. Imam Al-Ghazali menjelaskan
Minsalnya, mengharapkan penyakit tawakal adalah pengendalian hati kepada
sembuh tampa berobat, atau Tuhan Yang Maha Pelindung karena
mengharapkan hidup makmur segala sesuatu tidak keluar dari ilmu dan
tanpa bekerja(Sholeh, 2008) kekuasaan-Nya, sedangkan selain Allah
Dari beberapa definisi di atas, tidak dapat membahayakan dan tidak dapat
dapat diambil kesimpulan, bahwa tawakal memberinya manfaat
adalah penyerahan segala perkara, ikhtiar, Kemudian Imam Al-Ghazali,
dan usaha yang dilakukan kepada Allah menjelaskan konsep tawakal ada dua point
SWT serta berserah diri sepenuhnya penting yang dapat kita pahami yaitu:
kepada-Nya untuk mendapatkan 1. Tawakal dapat teratur dengan ilmu
kemaslahatan atau menolak kemudaratan. yang menjadi dasar pokok.
Menurut ajaran Islam, tawakal itu Penjelasan Imam Al-Ghazali
adalah landasan atau tumpuan terakhir jika manusia ingin selamat dan hendak
dalam sesuatu usaha atau perjuangan. beribadah, maka lebih dahulu harus
Berserah diri kepada Allah setelah mencari ilmu, karena ilmu itu pokok
menjalankan ikhtiar.(Nasution, 2013). ibadah. Ilmu dan ibadah merupakan
Usaha dan ikhtiar itu harus tetap dua mutiara yang menyebabkan adanya
dilakukan, sedangkan keputusan terakhir apa yang dilihat dan didengar, seperti:
diserahkan kepada Allah SWT. Kemudian kitab-kitab karangan para pengarang,
hukum tawakal dalam kajian Islam adalah pengajaran para pengajar, petuah para
wajib dan tawakal itu termasuk syarat- pemberi fatwa dan renungan para
syarat iman. pemikir. karena ilmu dan ibadah maka
Firman Allah SWT. kitab suci diturunkan dan para utusan
        yang diutus dan juga Karena ilmu dan
Artinya: Dan bertawakkallah kepada ibadah pula langit bumi seisinya ini
Allah. dan cukuplah Allah sebagai diciptakan Allah(Imam Imam al-
Pemelihara. (Q.S. Al-Ahzab: 3) Ghazali, 2009). Dan juga karena ilmu
…      Allah mengangkat derajat manusia
 beberapa derajat. Firman Allah.
Artinya:… Dan hanya kepada Allahlah …   
hendaknya kamu bertawakal, jika    
kamu benar-benar orang yang beriman   … 
(Q.S. Al-Maidah: 23) Artinya: Niscaya Allah akan
…     meninggikan orang-orang
   …  yang beriman di antaramu dan
Artinya: Dan bertawakkallah kepada orang-orang yang diberi ilmu
Allah yang hidup (kekal) yang tidak pengetahuan beberapa derajat.
mati, dan bertasbihlah dengan memuji-
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 5

(Q.S. Al-Mujadilah : 11) b. Tingkatan yang kedua,


(Aminah, 2004) Taslim. Diartikan sebagai
Ilmu dan ibadah merupakan tawakal pada tingkat
bagian yang penting dalam menengah.
mendekatkan diri kepada Allah SWT. c. Tingkatan yang ketiga,
Tanpa ilmu maka ibadah bisa menjadi Tafwidh. Diartikan sebagai
keliru, sebaliknya ilmu tanpa ibadah tawakal pada tingkat tertinggi.
akan menjadi sia-sia. Karena keduanya 2. Pintu-pintu tawakal adalah imam
harus dijalankan dan dipahami secara dan utamanya yaitu tauhid
baik. Namun demikian ilmu sangat
penting untuk menerangi cara ibadah Imam Al-Ghazali menjelaskan
yang benar dan diridhai Tuhan. untuk tawakal yang benar yaitu harus
Imam al-Ghazali menjelaskan memasuki sebuah pintu yaitu pintu
kedudukan ilmu bagaikan pohon, iman dan lebih khusus lagi tauhid.
sedangkan ibadah bagaikan buah pohon Dalam hal ini Al-Ghazali mengaitkan
tersebut. Kemuliaan tentu menjadi tawakal dengan tauhid, dengan
milik pohon, karena pohon merupakan penekanan bahwa tauhid sangat
asal, tetapi pohon itu tidak ada gunanya berfungsi sebagai landasan tawakal.
kalau tanpa buah(Al-Ghazali, 2009). Imam al-Ghazali menjelaskan
Ilmu tanpa diiringi ibadah, maka ilmu Tauhid itu mempunyai empat tingkat.
itu akan hilang bagaikan debu ditiup a. Tingkatan pertama, dari
angin. Firman Allah SWT. tauhid adalah manusia
      mengucapkan dengan
    lisannya.
Artinya: Dan Kami hadapi b. Tingkatan kedua, apabila
segala amal yang mereka hatinya membenarkan akan
kerjakan, lalu Kami jadikan makna lafazh itu sebagaimana
amal itu (bagaikan) debu yang umumnya orang-orang
berterbangan. (Q.S Al-Furqan: muslim membenarkannya,
23)(Aminah, 2004) maka itu adalah iktikad
Bila demikian jelaslah bahwa orang-orang awam.
hamba tidak bisa lepas dari ilmu dan c. Tingkatan ketiga,
ibadah. Imam Al-Ghazali mengutip menyaksikan itu dengan cara
Imam Al-Hasan Al- Bashriy yang kasyaf yaitu kedudukan
berkata: "Tuntutlah ilmu ini tanpa orang-orang yang dekat
merugikan ibadah dan lakukanlah dengan Allah.
ibadah tanpa merugikan ilmu". d. Tingkatan yang keempat,
Manakala sudah ditetapkan bahwa ia tidak melihat yang
bahwa hamba tidak boleh wujud dalam semua tingkatan
meninggalkan ilmu dan ibadah, maka kecuali Yang Maha Esa. Itu
harus diketahui pula bahwa ilmu lebih adalah persaksian orang-
utama untuk didahulukan. Karena, ilmu orang shiddiqin (orang-orang
merupakan asal dan menjadi petunjuk yang benar).
benar bagi ibadah. Imam Al-ghazali meibaratkan
Kemudian imam Al-Ghazali dari sebuah buah Pala, pertama itu
menjelaskan tingkatan tawakal sesuai seperti kulit yang atas dari buah pala,
juga dengan tingkat keilmuan seseorang yang kedua itu seperti kulit yang
dalam memahami tawakal tersebut. bawah, kemudian yang ketiga itu
a. Tingkatan yang pertama, seperti isi dan yang keempat itu seperti
Tawakal. Diartikan sebagai minyak yang di keluarkan dari isi.
tawakal pada maqam atau Kemudian Imam Al-Ghazal
tingkat awal. menjelaskan dalam penerapan dan
6 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

penggunaan tawakal terdapa beberapa 6) Mendatangkan


hal. pertolongan Allah SWT.
a. Tawakal terhadap nasib. b. Keutamaan secara tidak
Bertawakal dalam hal nasib lansung
atau bagian yang kita 1) Terlidung dari godaan
dapatkan dalam kehidupan ini iblis dan setan
adalah menyakini sepenuhnya 2) Mendapatkan cinta Allah
bahwa apa pun yang kita SWT
dapatkan, banyak atau sedikit, 3) Mencega dari azab Allah
itu semua adalah ketentuan SWT
Allah yang Maha Bijaksana 4) Menjadi sebab masuk
dan harus kita terima dengan surga
hati lega.
b. Tawakal dalam C. Bimbingan dan Konseling
mengharapkan pertolongan. 1. Pengertian Bimbingan dan
Tidak ada penolong yang Konseling
benar-benar mampu a. Pengertian Bimbingan
menolong kita kapan saja dan Istilah bimbingan
dalam kesulitan yang paling merupakan alih bahasa dari bahasa
pelik sekali pun, selain Allah inggris yaitu guidance, menurut
SWT. Oleh sebab itu, etimologi kata guidance itu sendiri
mohonlah bantuan kepada diartikan bimbingan, juga dapat
sang maha penolong. berarti “bantuan, pemimpin,
c. Tawakal membuka rezeki dan arahan, pedoman, dan petunjuk”.
memenuhi kebutuhan. Kata guidance berasal dari kata
Penempatan tawakal dalam dasar (to) guide, berarti “menuntut,
masalah rezeki yaitu dengan mempedomani, menjadi petunjuk
meyakini secara sadar bahwa jalan dan
Allah SWT menjamin dalam mengemudikan”(Sartono, 2005).
memeuhi rezeki berupa Adapun dalam bahasa ini kata
makanan dan lainnya, guidance digunakan untuk
sehingga kita memiliki pengertian bimbingan.
kekuatan untuk beribadah Pengertian bimbingan
kepadanya(Al-Ghazali, 2009). menurut beberapa ahli adalah
Apabila seseorang bisa sebagai berikut :
menerapkan konsep tawakal tersebut 1) Rahman Natawidjaja
dengan benar maka ia akan meraih mengartikan bimbingan
kebahagian didunia dan diakhirat. adalah proses pemberian
Sebagaiman keutaman tawakal yang bantuan kepada individu
dijelaskan dalam Bab II yaitu. yang diberikan secara
a. Keutamaan yang lansung berkesinambungan, supaya
dirasakan dalam kehidupan individu tersebut dapat
seseorang memahami dirinya,
1) Ketenangan jiwa dan sehingga ia sanggup
kepuasan batin mengarahkan diri dan
2) Mendapatkan kecukupan bertindak wajar sesuai
hidup dengan tuntunan dan
3) Mendapatkan keadaan keluarga serta
keselamatan hidup masyarakat. Dengan
4) Memiliki kekuatan, demikian dia dapat
keteguhan dan keberanian mengecap kebahagiaan
jiwa menghadapi lawan hidupnya serta dapat
5) Mendapatkan kesabaran memberikan sumbangan
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 7

yang berarti(Hastuti, Berdasarkan pengertian di


2004). atas dan juga pendapat para ahli
2) Moh. Surya mengartikan dapat disimpulkan bimbingan
bimbingan adalah suatu adalah proses pemberian bantuan
proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seseorang
yang terus menerusdan (konselor) kepada individu (klien)
sistematis dari atau beberapa orang secara
pembimbing kepada yang berkesinambungan dan sistematis
dibimbing agar tercapai agar individu yang dibantu dapat
kemandirian dalam mengembangkan potensi yang ia
pemahaman diri, miliki sehingga ia mampu mandiri
penerimaan diri, dan dapat menyelesaikan atau
pengarahan diri, dan mengatasi kesulitan-kesulitan
perwujudan diri dalam dalam hidupnya.
mencapai tingkat b. Pengertian Konseling
perkembangan yang Konseling sering disebut
optimal dan penyesuaian juga “penyeluhan” dalam
diri dengan lingkungan. perkembangan terakhir di
(Sukardi, 2008b). indonesia sudah tidak terlalu
3) Thohirin juga memberikan sering diperdebatkan maknanya
pengertian tentang secara konseptual dan teoritis.
bimbingan sebagai Dulu istilah konseling di indonesia
berikut:“Bantuan yang menjadi “penyuluh” akan tetapi
diberikan pembimbing istilah penyuluhan manakala
kepada individu agar digunakan dibidang lain
individu yang dibimbing umpamanya: penyuluhan
mencapai kemandirian pertanian, penyuluhan perkenalan,
dengan mempergunakan penyuluhan hukum, penyuluhan
berbagai bahan melalui KB, dan sebagainya. Supaya tidak
interaksi dan pemberian menimbulkan masalah (salah
nasehat serta gagasan paham) penyuluhan langsung
dalam suasana asuhan dan diserap menjadi istilah konseling.
berdasarkan norma-norma Secara etimologi, istilah konseling
yang berlaku(Tohirin, berasal dari bahasa latin yaitu
2007). “consilium” yang berarti dengan
4) Pryitno dan Erman Amti atau bersama yang dirangkai
mengartikan bimbingan dengan menerima dan
adalah proses pemberian memahami(Amti, 2004).
bantuan oleh orang yang Beberapa pengertian
ahli kepada seseorang atau konseling menurut beberapa ahli
beberapa orang individu adalah sebagai berikut :
baik anak-anak, remaja, 1) Prayitno mengemukakan
maupun dewasa agar orang konseling adalah pertemuan
yang dibimbing dapat empat mata antara klien dan
mengembangkan konselor yang berisi usaha
kemampuan dirinya sendiri yang lurus, unik dan manusia
dan mandiri serta dapat (human) yang dilakukan dalam
memanfaatkan kekuatan suasana keahlian yang
individu dan sarana yang didasarkan atas norma-norma
ada dan dapat yang berlaku(Sukardi, 2008a)
dikembangkan berdasarkan 2) Thohirin memberikan
norma-norma yang pengertian tentang konseling
berlaku(Amti, 2004). sebagai berikut: “Kontak atau
8 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

hubungan timbal balik antara kegiatan pendukung berdaarkan


dua orang (konselor dan klien) norma-norma yang berlaku.
untuk menangani masalah Bimbingan dan konseling
klien, yang didukung oleh merupakan upaya proaktif dan
keahlian dan dalam suasana sistematik dalam memfasilitasi
yang laras dan integrasi individu mencapai tingkat
berdasarkan norma-norma perkembangan yang optimal,
yang berlaku untuk tujuan pengembangan perilaku yang
yang berguna bagi efektif, pengembangan
klien”(Tohirin, 2007). lingkungan, dan peningkatan
3) Cottle dan Downie fungsi atau manfaat individu
mengemukakan konseling dalam lingkungannya.
adalah proses dimana seorang 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
konselor membantu klien Bimbingan dan konseling
memahami dan menerima merupakan bantuan, hal ini dapat
maklumat mengenai dirinya diketahui dari pengertian atau
dan interaksi dengan orang lain defenisinya. Secara umum tujuan
supaya ia dapat membuat bimbingan dan konseling adalah
keputusan yang efektif untuk membantu klien dalam
mengenai pilihan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
hidupnya. dihadapi sehingga ia terhindar dari
4) Bimo Walkito mengartikan ketegangan mental spritual serta
konseling adalah bantuan yang mampu mengatasinya melalui
diberikan kepada individu kekuatan iman dan taqwa kepada
dalam memecahkan masalah tuhan. Dapat juga bertujuan untuk
kehidupannya dengan membantu individu mengembangkan
wawancara dan dengan cara diri secara optimal sesuai dengan
yang sesuai dengan keadaan tahap perkembangan dan membantu
yang dihadapi individu untuk individu menjadi insan yang berguna
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
hidupnya(Abdullah, 2007). Beberapa pendapat para ahli
Dari beberapa pendapat tentang tujuan bimbingan dan
para ahli di atas dapatlah koseling :
disimpulkan bahwa konseling a. Menurut Colleman dalam
adalah proses pemberian bantuan Thompson dan Radolph bahwa
oleh seseorang ahli (konselor) bimbingan dan konseling
kepada individu (klien) yang bertujuan :
sedang mengalami suatu masalah 1) Memberikan dukungan
agar orang yang dibantu dapat 2) Memberikan wawasan,
menyelesaikan masalahnya dan pandangan, pemahaman,
diharapkan terjadinya perubahan keterampilan dan alternatif
tingkah laku. baru
c. Pengertian Bimbingan dan 3) Mengatasi permasalahan yang
konseling dihadapi
Prayitno menjelaskan b. Menurut Thompson dan Radolph
bimbingan dan konseling adalah bahwa bimbingan dan konseling
pelayanan bantuan untuk peserta bertujuan agar klien :
didik, baik secara perorangan 1) Mengikuti kemauan-kemauan,
maupun kelompok agar mandiri saran-saran konselor.
dan bisa berkembang secara 2) Mengadakan perubahan
optimal, dalam bimbingan pribadi, tingkah laku secara positif.
sosial, belajar maupun karier 3) Melakukan pemecahan
melalui berbagai jenis layanan dan masalah.
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 9

4) Melakukan pengambilan f.fungsi adaptasi dan fungsi


keputusan, pengembangan penyesuaian(Syamsu Yusuf,
kesadaran, dan pengembangan 2007)
diri. 4. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan
5) Mengembangkan penerimaan Konseling
diri. Prayitno di dalam bukunya
6) Memberikan yang berjudul Layanan L.I-L9
pengukuhan(Amti, 2004). mengemukakan tentang jenis-jenis
3. Fungsi Bimbingan Dan Konseling layanan bimbingan dan konseling
Fungsi bimbingan dan sebagai berikut :
konseling jika ditinjau dari kegunaan a. Layanan Orientasi, yaitu
atau manfaat yang diperoleh melalui layanan yang membantu
pelayanan konseling Prayitno dan apeserta didik memahmi
Erman Amti, menjelaskan bahwa lingkungan baru, terutama
fungsi bimbingan dan konseling dapat lingkungan sekolah dan obyek-
dikelompokkan menjadi empat fungsi obyek yang dipelajari untuk
pokok yaitu: menyesuaikan diri serta
a. Fungsi pemahaman, yaitu mempermudah dan
pemahaman tentang diri klien memperlancar peran peserta
beserta permasalahannya oleh didik dilingkungan yang baru.
klien sendiri dan oleh pihak- b. Layanan Informasi, yaitu
pihak yang membantu klien, layanan yang membantu
serta pemahaman tentang peserta didik menerima dan
lingkungan oleh klien memahmi berbagai informasi
b. Fungsi pencegahan, yaitu suatu diri, sosial belajar, karir,
upaya pencegahan timbulnya jabatan, dan pendidikan
atau meningkatnya masalah lanjutan.
pada diri klien c. Layanan Penempatan Dan
c. Fungsi pengentasan, yaitu Penyaluran, yaitu layanan
proses pengentasan masaah yang membantu peserta didik
melalui pelayanan konselor memperoleh penempatan dan
tidak menggunakan unsur- penyaluran yang tepat di
unsur fisik yang diluar diri dalam kelas, kelompok belajar,
klien, tetapi menggunkan jurusan, dan kegiatan ekstra
kekuatan-kekuatan yang berada kurikuler.
di dalam diri klien sendiri. d. Layanan Penguasaan Konten,
d. Fungsi pemeliharaan dan yaitu layanan yang membantu
pengembangan, yaitu suatu cara peserta didik untuk menguasai
untuk memelihara yang baik konten tertentu.
yang ada pada diri klien, baik e. Layanan Konseling
pembawaan maupun hasil-hasil Perorangan, yaitu layanan
perkembangannya(Amti, 2004). yang membantu peserta didik
Syamsu Yusuf, LN dan Juntika dalam mengentaskan masalah
Nurihsan menjelaskan Fungsi pribadinya.
Bimbingan adalah: f. Layanan Bimbingan
a. fungsi pemahaman, Kelompok, yaitu layanan yang
b. fungsi preventif, membantu peserta didik dalam
c. fungsi pengembangan, mengembangkan pribadi
d. fungsi perbaikan kemampuan hubungan sosial,
(penyembuhan), dengan memanfaatkan
e. fungsi penyaluran, dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok,
yaitu layanan yang membantu
10 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

peserta didik dalam lebih dari itu, diharapkan


pembahsan dan pengentasan masing-masing pihak bersedia
masalah pribadi melalui membuka diri untuk
dinamika kelompok. kepentingan pemecahan
h. Layanan Konsultasi, yaitu masalah.
layanan yang membantu d. Asas Kekinian, Masalah
peserta didik atau pihak lain individu yang ditanggulangi
dalam memperoleh wawasan, ialah masalah-masalah yang
pemahaman, dan cara-cara sedang dirasakan bukan
yang yang perlu dilaksanakan masalah yang lampau dan juga
dalam menangani kondisi atau bukan masalah yang dialami di
masalah peserta didik. masa yang akan datang.
i. Layanan Mediasi, yaitu e. Asas Kemandirian, Pelayanan
layanan yang membantu bimbingan dan konseling
peserta didik dan pihak-pihak bertujuan menjadikan klien
terkait menyelesaikan dapat berdiri sendiri tidak
permasalahan dan bergantung kepada orang lain
memperbaiki hubungan antar atau tergantung kepada
mereka(Prayitno, 2015). konselor. Individu yang
5. Asas-Asas Bimbingan dan dibimbing setelah dibantu
Konseling diharapkan dapat juga mandiri.
Prayitno dan Erman Amti, f. Asas Kegiatan, Usaha
mengemukakan asas-asas bimbingan bimbingan dan konseling tidak
dan konseling secara umum adalah akan memberikan buah yang
sebagai berikut : berarti bila klien tidak
a. Asas Kerahasiaan, Asas melakukan sendiri kegiatan
kerahasian ini merupakan kunci dalam mencapai tujuan
dalam usaha bimbingan dan bimbingan dan konseling. Hasil
konseling. Jika asas ini benar usaha bimbingan dan konseling
dilaksanakan maka tidak akan tercapai dengan
penyelenggaraan atau sendirinya melainkan harus
pemberian bimbingan akan dengan kerja giat dari klien itu
mendapat kepercayaan dari sendiri.
semua pihak, terutama bagi g. Asas Kedinamisan, Usaha
penerima bimbingan atau klien pelayanan bimbingan dan
sehingga mereka akan mau konseling menghendaki
memanfaatkan jasa bimbingan terjadinya perubahan pada diri
dan konseling dengan sebaik- klien yaitu perubahan tingkah
baiknya. laku kearah yang lebih baik,
b. Asas Kesukarelaan, Proses asas kedinamisan mengacu
bimbingan dan konseling pada hal-hal baru yang hendak
berlangsung atas dasar terdapat pada dan menjadi ciri-
kesukarelaan baik dari klien ciri dari proses konseling dan
maupun dari pihak konselor. hasil-hasilnya.
c. Asas Keterbukaan, Dalam h. Asas Keterpaduan, Pelayanan
pelaksanaan bimbingan dan bimbingan dan konseling
konseling sangat diperlukan berusaha memadukan sebagai
suasana terbuka, baik aspek kepribadiannya untuk
keterbukaan dari konselor terselenggaranya asas
maupun keterbukaan dari klien. keterpaduan, konselor perlu
Keterbukaan ini bukan hanya memiliki wawasan yang luas
sekedar bersedia menerima tentang perkembangan klien
saran-saran dari luar, malahan dan aspek-aspek lingkungan
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 11

klien serta berbagai sumber bahan-bahan berupa buku-buku,


yang dapat diaktifkan untuk majalah atau dokumen lainnya yang
menangani masalah klien. lainnya yang ada (Amar, 2007).
i. Asas Kenormatifan, Usaha Penelitian kepustakaan (library
bimbingan dan konseling tidak research), sesuai dengan permasalahan
boleh bertentangan dengan yang dibahas dengan langkah
norma-norma yang berlaku, operasional, mengumpulkan, membaca,
baik ditinjau dari norma agama, meneliti, menganalisis,
norma adat, norma hukum atau menginterprestasikan dan menarik
norma negara, norma ilmu, kesimpulan dari data-data yang bersifat
maupun kebiasaan sehari-hari. informasi yang sesuai dengan
j. Asas keahlian, Usaha pembahasan.
bimbingan dan konseling perlu Adapun cirri-ciri penelitian
dilakukan asas keahlian secara kepustakaan (library research) menurut
teratur dan sistematik dengan Mestika Zed adalah sebagai berikut
menggunakan prosedur, teknik (Zed, 2004).
dan alat instrumen bimbingan 1. Penelitian berhadapan langsung
dan konseling yang memadai dengan teks (nash) atau data angka
k. Asas Alih Tangan Kasus, dan buku dengan pengetahuan
Dalam pemberian layanan langsung dari lapangan atau saksi
bimbingan dan konseling, asas mata (eyewitness) berupa kejadian,
alih tangan jika konselor sudah orang atau benda-benda lainnya.
mengerahkan segenap Teks memiliki sifat-
kemampuannya untuk sifatnya sendiri dan memerlukan
membantu individu, namun pendekatan tersendiri pula. Kritik
individu yang bersangkutan teks merupakan metode yang biasa
belum dapat terbantu di kembangkan dalam study
sebagaimana yang diharapkan, filologi, sedang ilmu sejarah
maka konselor dapat mengirim mengenal metode kritik number
individu tersebut kepada sebagai metode dasarnya.
petugas atau badan yang lebih Demikian pula study ilmu hadis
ahli. juga memiliki semacam metode
l. Asas Tutwuri Handayani, Asas kritik teks yang khas sebagaimana
ini menunjukkan pada suasana yang biasa di pelajari dalam telaah
umum yang hendaknya tercipta mustalahul hadis. Jadi perpustakaan
dalam rangka hubungan adalah laboratorium peneliti
keseluruhan antara konselor kepustakaan dan karena itu teknik
dan klien(Amti, 2004). membaca teks (buku atau artikel
dan dokumen ) menjadi bagian
METODE PENELITIAN yang fundamental dalam penelitian
A. Jenis Penelitian kepustakaan.
Penelitian adalah suatu proses 2. Data pustaka umumnya adalah
yaitu suatu rangkaian langkah-langkah sumber sekunder, dalam arti bahwa
yang dilakukan secara terencana dan peneliti memperoleh bahan dari
sistematis guna mendapatkan tangan kedua dan bukan data
pemecahan masalah atau mendapatkan orisinil tanngan pertama di
jawaban terhadap pertanyaan- lapangan. Sumber pustaka sedikit
pertanyaan tertentu (Suryabrata, 2013). banyak mengandung bias
Penelitian ini merupakan penelitian (prasangka) atau titik pandangan
kepustakaan (library research). orang yang membuat. Misalnya,
Penelitian kepustakaan adalah ketika seorang peneliti berharap
penelitian yang dilakukan di menemukan data tertentu dalam
perpustakaan atau museum terhadap sebuah monograf nagari di sebuah
12 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

nagari di sebuah perpustakaan, ia tulisan para peneliti atau teoritisi


mungkin dapat menemukan yang orisinil, yang kali ini penulis
monografnya, tetapi tak selalu menggunakan data primer dari
dapat menemukan informasi yang penelitian ini adalah, karya-karya
tersedia dibuat sesuai dengan Imam al-Ghazali di antaranya: Ihya
kepentingan penyusunnya. Ulum al-Din; Minhajul Abidin;
3. Data pustaka bersifat” siap pakai “ Mukasyafatul Qulub; Mukhtasar
(ready-made), artinya peneliti tidak Ihya Ulum al-Din dan lainnya.
pergi kemana-mana, kecuali hanya 2. Sumber Data Sekunder
berhadapan langsung dengan bahan Sumber data sekunder adalah
sumber yang sudah tersedia di bahan pustaka yang ditulis dan
perpustakaan. dipublikasikan oleh seorang penulis
4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi yang tidak secara langsung
oleh ruang dan waktu. Artinya melakukan pengamatan, sumber
kapan pun ia datang dan pergi, data sekunder yang penulis gunakan
tersebut tidak pernah berubah dalam penelitian ini adalah buku-
karena ia sudah merupakan data buku yang relevan dengan judul
“mati“ yang tersimpan dalam skripsi ini.
rekaman tertulis (teks, angka, C. Teknik pengumpulan data dan
gambar, rekaman, tape atau film) pengolahan data
(Zed, 2004). Teknik pengumpulan data yang
Tujuan penelitian ini adalah digunakan adalah pengumpulan data
untuk mengumpulkan data dan literer yaitu dengan mengumpulkan
informasi dengan bantuan bermacam- bahan-bahan pustaka yang
macam material yang terdapat di ruang berkesinambungan (koheren) dengan
perpustakaan, seperti: buku-buku, objek pembahasan yang diteliti. Data
majalah, dokumen dan catatan kisah- yang ada dalam kepustakaan tersebut
kisah sejarah dan lain-lainnya dikumpulkan dan diolah dengan cara:
(Mardalis, 2010). 1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali
Penelitian yang penulis lakukan dari data-data yang diperoleh
ini, adalah penelitian yang akan terutama dari segi kelengkapan,
menghasilkan sebuah karya ilmiah kejelasan makna dan koherensi
yang berbentuk buku tentang konsep makna antara yang satu dengan
tawakal menurut Imam al-Ghazali dan yang lainnya.
relevansinya terhadap bimbingan dan 2. Organizing, yakni menyusun data-
konseling islami, dihasilkan dari data yang diperoleh dengan
penelaahan berbagai sumber buku dan kerangka yang sudah ditentukan
tulisan para ahli yang berkaitan dengan 3. Penemuan hasil penelitian, yakni
masalah yang penulis angkat. melakukan analisis lanjutan
B. Sumber Data terhadap hasil penyusunan data
Sumber data dalam penelitian dengan menggunakan kaidah-
merupakan subjek dari mana data dapat kaidah, teori dan metode yang telah
diperoleh (Arikunto, Prosedur ditentukan sehingga diperoleh
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik kesimpulan (inferensi) yang
(Edisi Revisi VI), 2006 ). Sumber data merupakan jawaban dari rumusan
pada penelitian library research ini masalah.
dapat dibagi dua, yakni terdiri atas
buku utama atau sumber data primer D. Teknik Analisis Data
dan buku penunjang atau sumber data Menganalisis data merupakan
sekunder (Subagyo, 2006). suatu langkah yang sangat kritis dalam
1. Sumber Data Primer penelitian. Peneliti harus memastikan
Sumber data primer adalah pola analisis mana yang akan
hasil-hasil penelitian atau tulisan-
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 13

digunakannya, apakah analisis statistik Penulis mulai melakukan


ataulah analisis non-statistik. “sortir “ terhadap data yang telah
Pemilihan ini tergantung penulis kumpulkan, mana yang
kepada jenis data yang dikumpulkan. digunakan (include) dan mana yang
Analisis statistik sesuai dengan data tidak di gunakan.
yang dikumpulkan. Analisis statistik 5. Menganalisa dan menafsirkan data
sesuai dengan data kuantitatif atau data Pada tahap akhir ini,
yang dikuantitatifkan, yaitu data dalam penulis menganalisa data dengan
bentuk bilangan, sedangkan analisis cara Pleminary analisis, maksudnya
sesuai untuk data deskriptif hanya di adalah serangkaian upaya
analisis menurut isinya (Suryabrata S. , sederhana tentang bagaimana data
2006) penelitian dikembangkan dan
Dalam mengolah data yang diolah ke dalam kerangka kerja
telah penulis peroleh, maka penulis sederhana yang melibatkan proses
akan menganalisanya dengan seleksi, kemudian mengambil
menggunakan teknik analisis isi sebuah kesimpulan (Arikunto,
(content analysis) yaitu satu teknik Manajemen Penelitian, 2015).
dengan analisis dalam kajian
kepustakaan dengan cara menganalisa RESULT AND DISCUSSION / HASIL DAN
terhadap berbagai sumber informasi PEMBAHASAN
termasuk bahan cetak (buku, artikel, A. Relevansi Konsep Tawakal Imam Al-
majalah, dan sebagainya), dan bahan Ghazali terhadap Bimbingan dan Konseling
non cetak seperti gambar (Irawan, Imam Al-Ghazali Menjelaskan ada
2006). dua buah point penting Konsep Tawakal
Adapun dalam prosedur yang harus kita ketahui dan kita pahami
content analysis ini penulis sehingga ada relevansinya dengan
melakukannya dalam lima tahap: Bimbingan dan Konseling.
1. Menentukan tujuan analisis 1. Imam Al-Ghazali mangatakan,
Penulis Tawakal dapat teratur dengan ilmu
mengidentifikasikan tujuan analisis yang menjadi dasar pokok. Untuk
dengan cara mendeskripsikan menggapai atau menghujudkan sikap
terlebih dahulu permasalahan yang tawakal haruslah dengan ilmu, karena
ada. ilmu adalah sebagai dasar pokok
2. Mengumpulkan data terhujudnya tawakal. Tentunya
Penulis mengumpulkan apabila seseorang ingin bertawakal
bahan-bahan yang di peroleh dari dengan benar haruslah memiliki ilmu.
buku-buku karangan Imam Al- Relevansinya adalah dalam
Ghazali yang menggambarkan Bimbingan dan Konseling adalah
konsep pemikiran Imam Al- Seseorang konselor haruslah memiliki
Ghazali tentang tawakal dan keahlian atau Ilmu dalam
relevansinya terhadap bimbingan pelaksanaannya, sesuai yang di
dan konseling islami. dan buku- jelaskan oleh Pryitno dan Erman
buku lainnya yang terkait dengan Amti. Bimbingan adalah proses
permasalahan penelitian, membaca, pemberian bantuan oleh orang yang
mengkaji, dan mencatat data-data ahli kepada seseorang atau beberapa
yang diambil. orang individu baik anak-anak,
3. Mengidentifikasi bukti-bukti remaja, maupun dewasa agar orang
konseptual yang dibimbing dapat
Dalam hal ini, penulis mengembangkan kemampuan dirinya
mulai mencari hubungan antara sendiri dan mandiri serta dapat
data yang ada dengan realitas yang memanfaatkan kekuatan individu dan
sedang penulis teliti. sarana yang ada dan dapat
4. Mereduksi data dikembangkan berdasarkan norma-
14 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

norma yang berlaku (Amt, 2015). Berdasarkan hasil penelitian tentang.


Kemudian Konseling adalah “Konsep Tawakal Menurut Imam Al-Ghazali
pertemuan empat mata antara klien dan Relevansinya terhadap Bimbingan dan
dan konselor yang berisi usaha yang Konseling ”. Maka dapat disimpulkan Tawakal
lurus, unik dan manusia (human) yang menurut pandangan Islam Adalah berserah diri
dilakukan dalam suasana keahlian kepada Allah setelah menjalankan ikhtiar.
yang didasarkan atas norma-norma Hukum tawakal dalam kajian Islam adalah
yang berlaku. Dan juga ini di perkuat wajib dan tawakal itu termasuk syarat-syarat
dalam asas pelaksaanan Bimbingan iman. Imam al-Ghazali menjelaskan ada dua
dan Konseling. Yaitu Asas keahlian, point penting dari konsep tawakal. yaitu:
Usaha bimbingan dan konseling perlu 1)Tawakal dapat teratur dengan ilmu yang
dilakukan asas keahlian secara teratur menjadi dasar pokok. 2)Pintu-pintu tawakal
dan sistematik dengan menggunakan adalah imam dan utamanya yaitu tauhid.
prosedur, teknik dan alat instrumen Kemudian dalam konsep tawaka Iman al-
bimbingan dan konseling yang Ghazali ada Relavansinya terhadap Pelaksanaan
memadai. Bimbingan dan Konseling.
2. Iman Al-Ghazali mengatakan Pintu-
pintu tawakal adalah imam dan REFERENCES / DAFTAR PUSTAKA
utamanya yaitu tauhid. Dalam ABD, Haji. Rahman B. Ahmad, Bimbingan dan
menghujudkan tawakal tersebut Kaunseling Dari Perspektif Islam.
tentunya seseorang harus memiliki (Selangor Darul Ehsan: Human
keimana atau keyakinan kepada Resource Enterprise. 1992)
Allah. Yaitu bertauhid kepada Allah Al-Ghazali Imam, Ihya Ulum al-Din, juz IX,
SWT. Dengan beriman dan bertauhid (Jakarta: Raya Margasatwa, 2013)
kepada Allah lah tawakal dapat Al-Ghazali, Imam Ihya’Ulumuddin Jus ke VIII,
terwujud. (Semarang: CV, Asy Syifa’)
Relevansinya dalam Al-Isfâhanî Al-Râghib, Mu’jam Mufradât Alfâz
Bimbingan dan Konseling. Dalam al-Qur’ân, (Dâr al-Fikr, Beirut)
Pelaksanaan Bimbingan dan Alkalali, Sad M. Kamus Indonesia Arab,
Konseling antara Konselor dan Klien (Jakarta: Bulan Bintang, 1987)
haruslah sama-sama ada kepercayaan Aminah Mushaf, Al-Qur’an dan
dan keyakinan bahwa dalam Terjemahannya, ( Jakarta : PT Insan
pelaksanaan bimbingan dan konseling Media Pustaka, 2004 ).
persoalan klien dapat di selesaikan, Al-Qaradhawi, Yusuf Tawakal Kunci Sukses
dari keadaan KES T menjadi KES. Mmbuka Pintu Rezeki, (Jakarta:
kemudian dengan adanya keyakinan Zaituna, 2010)
dan kepercayaan tersebut asas- asas Amar, Raichul Pengantar Metodologi
dalam pelaksanaan Bimbingan dan Penelitian, (Padang: Hayfa Press, 2007)
Konseling bisa di terapkan Oleh Aminah, Mushaf Al-Qur’an dan
Konselor, Seperti Asas Kerahasiaan, Terjemahannya, ( Jakarta : PT Insan
Asas Kesukarelaan, Asas Media Pustaka, 2004 )
Keterbukaan, Asas Kemandirian, Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian,
Asas Kegiatan dan lainya sehingga (Jakarta: PT Asdi Mahasatya)
pelaksanaan bimbingan dan Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu
Konseling berhasil dan sukses di Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI),
laksanakan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)
Nah dapat kita simpulkan bahwa Aziz Abdul Dahlan, et al, (ed), Ensiklopedi
dalam konsep tawaka Iman al-Ghazali ada Hukum Islam, jilid 6, (Jakarta, PT
Relavansinya terhadap Pelaksanaan Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997)
Bimbingan dan Konseling. Departemen Agama RI. Al-qur’an dan
Terjemahnya, (Jawa Barat, CV Penerbit
CONCLUSION / KESIMPULAN Diponogoro: 2008)
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... 15

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kerjasama Walisongo, Yogyakarta,


(Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Press, 2002)
Disadur, Jurnal Ilmu Dakwah, (Fakultas Mulyadi, Bimbingan Dan Konseling Disekolah
Dakwah Iain Sunan Ampel Surabaya, Dan Madrasah Dalam Perspektif
Edisi 1 april 2004) Islam, (Padang : Hayfa Press, 2011)
Fuâd Muhammad Abdul Bâqy, Al-Mu'jam al- Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa
Mufahras li Alfâz Al-Qur'ân al-Karîm, Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
(Dâral-Fikr, Beirut, 1980) 1976)
Halen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ramayulis. Mulyadi, Bimbingan Dan
Quantum Teaching, 2005) Konseling Islam di Madrasah dan
Halim Abdul Sholeh, The power Of Tawakal, Sekolah, ( Jakarta. Kalam Mulia: 2016)
(Solo: Tiga serangkai, 2008) Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar
Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta, Pustaka Bimbingan dan Konseling,
Panjimas, 1990) (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
Hasbi TM. Ash Shiddieqy, al-Islam. I, Prayitno, Layanan LI-L9 (Padang: 2004)
(Semarang , 2001) Qardawi, Yusuf Tawakal, Terj. Moh. Anwari,
https://almanhaj.or.id/3043-ketika-beramal- (Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 1996)
tanpa-ilmu.html, diakses pada hari rabu Qardhawi, Yusuf Ikhlas dan Tawakal, ( Jakarta:
tanggal 27 julu 2017, jam 12:02 Wib. Istanbul, 2015)
https://www.facebook.com/PeengajianNahwuD Rafiq Aunur Shaleh Tamhid, “ Intisari Ihya’
anTasawuf/posts/174715969396900 di Ulumuddin al-Ghazali/ menyucikan
akses pada hari senin 31 juli 2017 jam Jiwa”, (Robbani Press, Jakarta: 2000)
13:00 wib Rahim Aunur Faqih, Bimbingan dan Konseling
Irawan, Prasetyo Penelitian Kualitatif Dan dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,
Kuantitatif, (Jakarta: Dia Fisip UI 2001)
2006) Sholikhin, Muhammad Menjadikan Diri
Jaya, Yahya Bimbingan dan Konseling Agama Kekasih Ilahi, (PT Gelora Aksara
Islam, (Angkasa raya : 2004) Pratama, Erlangga, 2009)
Joko P. Subagyo, Metode Penelitian dalam Sunarto, Ahmad Kamus Al-Fikr, Indonesia-
Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Arab-Inggris, (Surabaya : Halim Jaya,
Rineka Cipta, 2006) 2002)
Ketut, Dewa Sukardi, Bimbingan dan Supriyanto, Tawakal bukan Pasrah, ( Jakarta:
Konseling di Sekolah, (Jakarta : Rineka Qultum media, 2010)
Cipta, 1996) Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian,
Ketut, Dewa Sukardi, Pengantar Teori (Jakarta: Rawajali Pers, 2013)
Konseling, (Jakarta : Ghalia Indonesia) Suryabrata, Sumardi Metodologi Penelitian,
Ketut, Dewa Sukardi, Proses Bimbingan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006)
Penyuluhan, (Jakarta : Rineka Cipta, Syukur, Amin Pengantar Studi Islam, (CV
1945) Bima Sejati, Semarang, 2000)
Mansur, Muhammad Abdullah, Konseling Tohaputra, Ahmad Al-Qur’an dan
Teori, Proses dan Faedah, Kuala Terjemahnya Departemen Agama RI,
Lumpur : Fajar Bakti SDN,BHD,1989) (Semarang. CV. ASy-Syifa’: 2000)
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Proposal, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, Dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja
2010) Grafindo Persada, 2007)
Mubarak, Ahmad Al irsyad al nafsy, konseling Umar, H.M. Sartono, Bimbingan dan
agama teori dan kasus.2000. (Jakarta : Penyuluhan, (Bandung : Pustaka Setia,
Bina Rena Pariwarna) 1998)
Muhammad Sutan Zain, Kamus Modern Walkito, Bimo Bimbingan dan Konseling
Bahasa Indonesia, (Jakarta: 2001) (Studi dan Karir), (Yogyakarta :
Muhammad, Hasyim Dialog Antara Tasawuf Penerbit Andi, 2004)
dan Psikologi, (Pustaka Pelajar
16 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

Warson Ahmad Al-Munawwir, Kamus Al-


Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Yogyakarta, 1997)
Winkel, W.S. dan M.M. Sri Hastuti,
Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan, (Yogyakarta : Media
Abadi, 2004)
Yunan M. Nasution, Pegangan Hidup I,
(Publicita, Jakarta, 1978)
Yunus, Mahmud Kamus Arab Indonesia,
(Jakarta,: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur’an, 1973)
Yusuf, Syamsu LN dan A. Juntika Nurihsan,
Landasan Bimbingan Dan Konseling,
(Bandung,: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2008)
Zed, Mestika Metodologi Penelitian
Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2004)
Zed, Mestika Penelitian Kepustakaan , (Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia,2004).

Anda mungkin juga menyukai