Anda di halaman 1dari 3

sendiri, pandangan klien terhadap rendah diri antisipasif, gangguan penampilan peran dan

gangguan identitas.
Adanya gangguan konsep diri antisipasif harus diperhatikan secara seksama dan bersama-
sama dengan klien melakukan pemilihan tujuan tindakan dan pemilihan koping konstruktif.
Adanya masalah kesehatan yang timbul secara umum seperti terjadinya gangguan fungsi jantung
dan sebagainya perlu didiskusikan dengan klien setelah klien benar-benar siap untuk menjalani
operasi amputasi itu sendiri. Kesadaran yang penuh pada diri klien untuk berusaha berbuat yang
terbaik bagi kesehatan dirinya, sehingga memungkinkan bagi perawat untuk melakukan tindakan
intervensi dalam mengatasi masalah umum pada saat pre operatif. ( Engram, Barbara.1999 )

1. Diagnosa

Dari pengkajian yang telah dilakukan, maka diagnosa keperawatan yang dapat
timbul antara lain :

1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera Fisiologis

2) Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Perubahan bentuk tubuh

3) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot

2. Perencanaan

1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera Fisiologis

Tujuan : nyeri hilang atau berkurang.


Kriteria hasil : Menyatakan nyeri hilang. Ekspresi wajah rileks.

a. Catat lokasi dan intensitas nyeri (skala0-10). Selidiki perubahan karakteristik


nyeri. Contoh kesemutan.

Rasional : Membantu dalam evaluasi kebutuhan dan keefektifan intervensi.

b. Evaluasi nyeri, berasal dari sensasi dari luka insisi.

Rasional : Sensasi dari luka insisi memerlukan waktu yang lama untuk sembuh.

c. Berikan tindakan kenyamanan ( contoh ubah posisi sering, pijatan punggung)


dan aktifitas terapeutik, dorong penggunaan tehnik menejemen stres (contoh
latihan nafas dalam,visualisasi pedom khayalan) dan sentuhan terapeutik.

Rasional : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dapat


meningkatkan kemampuan koping dan dapat menurunkan terjadinya nyeri

d. Beri analgesik ( kolaboratif ).


Rasional : Mengurangi rasa nyeri

2) Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Perubahan bentuk tubuh


Tujuan : Mendemontrasikan penerimaan diri pada situasi yang baru.
Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan terhadap diri, Membuat rencana untuk
melanjutkan gaya hidup.

a. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan


Rasional : Meninjau perkembangan klien.

b. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri


Rasionsl : agar pasien bisa menerima perubahan bentuk tubuh
c. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Rasional : untuk melihat kondisi kedepannya terhadap lingkungan pasien (penerimaan)
d. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh.
Rasional : agar keluarga bisa merawatnya selama pasien telah berada di rumah
e. Latih peningkatan penampilan diri (mis. Berkumpul dengan warga)
Rasional : berbaur dengan masyarakat bisa memudahkan pasien diterima di masyarakat
f. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian analgesik
Rasional : untuk memenuhi perawatan pasien

3) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot


Tujuan : Tidak terjadi kelainan tulang lain
Kriteria hasil : adanya peningkatan kekuatan otot
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Rasional : untuk mengetahui letak nyeri dan keluhan fisik lainnya
b. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Rasional : supaya tubuh pasien tidak kaku dan terjadi kelainan pada tulang
c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur).
Rasional : agar memudahkan pasien untuk berlatih bergerak
d. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Rasional : agar keluarga mampu melatih mandiri pasien ketika dirumah
e. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur)
Rasional : supaya melatih pasien untuk tetap ada gerakan .
f. Kolaborasi dengan tim lain untuk pemberian analgetik
Rasional : untuk mempercepat penyembuhan

3. Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu
dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon
pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mengatasi nyeri,
mengatasi, kurang pengetahuan tentang proses penyakit (Lynda Juall C, 2006, Rencana Asuhan
Keperawatan)

4. Evaluasi

Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan
yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai, Evaluasi
merupakan proses yang interaktif dan kontinue, karena setiap tindakan keperawatan, respon
pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian
berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan.
Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : nyeri berkurang / hilang
(Keliat Budi Anna, 2004, Proses Keperawatan).

DAFTAR PUSTAKA

Vera Herdiana.2016.LP AMPUTASI.Tangerang. https://dokumen.tips/documents/lp-amputasi.html


{diunduh pada hari Senin}

Fikri Firmansyah.2018.Pathway Amputasi. https://id.scribd.com/document/391039076/323441633-


Pathway-Amputasi {diunduh pada Senin}

Buku Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan Tindakan Keperawatan) Edisi 1

Buku Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indikator Diagnostik) Edisi 1

Anda mungkin juga menyukai