Periode: 5
Golongan: VIIIA
Nama Golongan: Gas Mulia
Nomer Atom: 54
Konfigurasi Elektron: [Kr] 5s2 4d10 5p6
Efek berbahaya:
Xenon tidak dianggap beracun tetapi banyak senyawa yang bersifat toksik sebagai akibat dari
sifat oksidasi yang kuat.
karakteristik:
Banyak senyawa xenon kini telah dibuat, terutama dengan fluor atau oksigen. Kedua oksida,
trioksida xenon (XeO3) dan xenon tetroksida (XeO4) yang sangat eksplosif.
Sejarah
Xenon ditemukan pada tanggal 12 Juli 1898 oleh William Ramsay dan Morris Travers di
University College London, tidak lama setelah penemuan neon dan krypton yang mereka
lakukan. Seperti kripton dan neon, xenon ditemukan melalui studi udara cair. Mereka
mengekstrak neon, argon, dan kripton dari udara cair, dan bertanya-tanya apakah terdapat gas
lain di dalamnya. Industrialis kaya Ludwig Mond memberi mereka mesin cair-udara baru dan
mereka menggunakannya untuk mengekstrak lebih dari gas krypton yang langka. Dengan
berulang kali penyulingan, mereka akhirnya mengisolasi gas yang lebih berat, dan ketika mereka
memeriksa gas ini dalam tabung vakum, gas tersebut memberi cahaya biru yang indah. Mereka
menyadari bahwa gas ini merupakan anggota lain dari unsure gas golongan ‘inert’ yang dikenal
karena kereaktivitas kimianya kurang. Gas baru ini disebut Xenon. Pada tahun 1962, Neil
Bartlett menunjukkan bahwa Xenon bukanlah ‘inert’ dengan cara membuat turunannya dengan
flourin. Senyawa ini disebut Xenon hexafluoroplatinate (XePtF). Sejak itu, senyawa-senyawa
xenon yang ada adalah hidrat xenon, natrium perxenate, xenon deuterate, difluoride,
tetrafluorida, heksafluorida, dan XeRhF6. The trioksida xenon sangat eksplosif, XeO3, juga
dikenal. Xenon logam diproduksi dengan menerapkan tekanan beberapa ratus kilobars. Xenon
terjadi secara alami di atmosfer dalam jumlah yang sangat kecil, sekitar 0.0000087 % mol atau
0,087ppm.
Tabel Data Isotop Xenon
( CRC Handbook of Chemistry and Physics, CRC Press, 92nd Edition, 2011.)
Kegunaan
Gas tersebut digunakan dalam pembuatan tabung elektron, lampu stoboscopic, lampu
bakterisida, dan lampu yang digunakan untuk merangsang laser ruby yang menghasilkan cahaya
koheren. Xenon digunakan dalam medan energi nuklir di ruang gelembung, probe, dan aplikasi
lain di mana berat molekul tinggi nilai. The perxenates digunakan dalam kimia analitik sebagai
oksidator. 133Xe dan 135Xe diproduksi oleh iradiasi neutron di udara didinginkan reaktor nuklir.
133Xe memiliki aplikasi yang berguna sebagai radioisotop. Unsur ini tersedia dalam wadah kaca
tertutup gas pada tekanan standar. Xenon tidak beracun, tapi senyawanya sangat beracun karena
karakteristik oksidasi yang kuat.
Xenon digunakan dalam lampu kilat fotografi tertentu, seperti dalam kamera; dalam intensitas
tinggi lampu busur untuk proyeksi film, di lampu busur tekanan tinggi untuk menghasilkan
cahaya ultraviolet. Selain itu, digunakan sebagai anestesi eksperimental dalam kedokteran.
Gas ini digunakan dalam pembuatan tabung elektron, lampu stoboskopik (lampu neon
yang berkedip dngan frekuensi tertentu), lampu bakterisida, dan lampu yang digunakan untuk
mengeluarkan laser rubi yang menghasilkan sinar yang koheren. Xenon digunakan dalam medan
energi nuklir dalam bejana gelembung udara, probe, dan penerapan lainnya untuk bobot atom
tinggi. Senyawa perxenate digunakan kimia analisis sebagai zat oksidator. Xenon tidak beracun
tapi senyawanya sangat beracun karena sifat oksidatornya yang sangat kuat.
Xenon pada tekanan rendah digunakan sebagai gas starter pada lampu HPS. Xenon
mempunyai konduktivitas termal dan potensial ionisasi terendah diantara seluruh gas mulia non-
radioaktif. Sebagai gasmulia, xenon tidak mengganggu reaksi kimia dalam lampu .
Konduktivitas termal yang rendah mengurangi kehilangan bahang dalam lampu saat beroperasi,
dan potensial ionisasi yang rendah menyebabkan tegangan dadal dari gas menjadi relative rendah
saat dingin, memungkinkan penghidupanyang cepat dan mudah. Xenon juga bersifat anesti oleh
karena sifat ini maka xenon di gunakan untuk membius pasien pasien dalam operasi besar, akan
tetapi pemakaian ini masih terlalu mahal.
Xenon dalam lampu mobil.
Saat ini juga semakin marak penjualan produk HID/xenon aftermarket. Aksesori ini
memungkinkan mobil-mobil yang belum menggunakan HID/xenon untuk menggunakannya pada
lampu utama. Produk-produk ini bahkan bisa dipasang pada rumah lampu yang tidak dirancang
untuk menangani bohlam HID/xenon.
Masalahnya, jika pemasangan HID/xenon tidak diikuti dengan pengaturan arah sinar lampu yang
benar, akan banyak terjadi pantulan sinar yang tak diinginkan oleh reflektor, ke arah yang tidak
beraturan. Dampaknya, sinar tersebut menyilaukan pengendara lain, baik yang berpapasan
maupun mobil di depan yang berjalan searah.
Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam gas
mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan
ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya yang
memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya
nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditangkap zat
lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon
dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi
dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali
adalah XePtF6.
Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya
kulit yang terisi elektron.
Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron
terluar semakin lemah.
Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.
Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon
Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
PEMBUATAN XENON
Neil Bartlett, orang pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia mengetahui bahwa
molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina heksafluorida. PtF6 membentuk padatan ionic
[O2+]+][PtF6–]. Oleh karena energi ionisasi gas xenon (1,17 x 103 kJ mol-1) tidak berbeda jauh
dengan molekul oksigen (1,21 x 103 kJ mol-1), Bartlett menduga bahwa Xenon juga dapat
bereaksi dengan platina heksafluorida.
Pada tahun 1962, Bertlett berhasil mensintesis senyawa Xenon dengan rumus XeF 6
berwarna jingga-kuning. Selain itu, Xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung
dalam tabung nikel pada suhu 400oC dan tekanan 6 atm menghasilkan Xenon tetrafluorida,
berupa padatan tidak berwarna dan mudah menguap.
Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)
Di antara semua unsur gas mulia, baru krypton dan xenon yang dapat senyawanya.
Senyawa yang Mengandung Unsur Gas Mulia (Xenon) dengan Unsur Elektronegatif