Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

PENGARUH KONDISI UDARA BILAS TERHADAP KINERJA MESIN


DIESEL

Didit Sumardiyanto, Sri Endah Susilowati


Prodi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
didit.sumardiyanto@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan diatas MT. Seraya Baru untuk mengetahui pengaruh kondisi/kualitas udara
bilas yang dihasilkan oleh turbocharger, terhadap kinerja mesin pada mesin diesel penggerak kapal,
HORTEN – SULZER Model 6RND76.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah membandingkan kinerja mesin pada saat turbocharger
sebelum dilakukan perbaikan dengan kondisi setelah dilakukan perbaikan, yaitu pada sistem pendinginan
udara pada intercooler dan membersihkan filter udara sebelum masuk pada sisi turbin.
Hasil yang diperoleh menunjukkan akibat temperatur udara bilas tinggi, maka berakibat pada massa
udara yang rendah, sehingga jumlah udara untuk pembakaran menjadi tidak mencukupi. Akibatnya proses
pembakaran tidak sempurna dan kinerja mesin menjadi tidak optimal. Untuk perbandingan udara terhadap
bahan bakar sebesar 13.3, daya keluaran mesin 10726 hp, efisiensi termal efektif 36.36% dan konsumsi bagan
bakar spesifik 173.8 g/hp.h. Sedangkan pada perbandingan udara dengan bahan bakar sebesar 18.23, maka
daya keluaran mesin 11.981 hp, efisiensi termal efektif 40.62%, konsumsi bahan bahan bakar spesifik turun
menjadi 155.5 g/hp.h.

I. PENDAHULUAN tidak cukupnya udara untuk proses


1.1 Latar Belakang pembakaran..
Pada umumnya kapal laut
digerakkan oleh mesin diesel, baik 1.2 Tujuan Penelitian
sebagai penggerak utama maupun untuk Tujuan dari penelitian ini adalah
mesin bantu yang dipergunakan sebagai untuk mengetahui pengaruh kondisi
sumber energi listrik di kapal. udara bilas terhadap kinerja mesin
Pada mesin diesel berdaya besar pada penggerak utama kapal MT. Seraya
bagian masuk udara pembakaran Baru
dilengkapi dengan turbocharger. Hal
tersebut dimaksudkan untuk menaikkan II. TINJAUAN PUSTAKA
tekanannya dengan cara mengkompresi 2.1 Mesin Diesel 2 Tak
sehingga massa aliran udara masuk Mesin diesel 2 Tak adalah mesin
menjadi lebih tinggi dibandingkan udara konversi energi jenis piston yang dalam
admosfir. satu siklus pembakaran terjadi dua
Udara bilas adalah udara pada langkah torak atau satu putaran poros
proses pembilasan atau pembersihan engkol. Pembakaran terjadi akibat
udara sisa pembakaran di dalam silinder tingginya tekanan dan temperature udara
pembakaran. Kualitas udara bilas sangat pembakaran di dalam ruang bakar akibat
dipengaruhi oleh kinerja turbocharger. kompresi hingga melampaui titik nyala
Jika massa aliran udara pembakaran bahan bakar diesel. Oleh karenanya
menurun yang disebabkan oleh berbagai mesin diesel disebut juga compression
kondisi, maka pengaruhnya proses ignition engine (CIE).
pembakaran tidak sempurna, yang Pada mesin-mesin diesel bertenaga
secara visual bisa ditandai dengan asap besar, misalnya untuk mesin penggerak
yang berwarna lebih hitam, akibatnya kapal, sistem pemasukan udara
pembakaran dilengkapi dengan

81
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

turbocharger. Tujuannya adalah untuk Secara skematis sistem kerja


meningkatkan kinerja mesin dengan cara turbocharger untuk mesin diesel seperti
menaikkan massa udara pembakaran, terlihat pada Gambar 1
agar pembakaran bahan bakar dapat
berjalan dengan sempurna.
.

Gambar 1. Sistem pemasukan udara pembakaran pada mesin diesel 2 tak


Sumber : Dunia Maritim

Elemen utama turbocharger terdiri dari : diantaranya adalah : pendinginan udara


1. Turbin, fungsinya sebagai sumber pada intercooler tidak optimal, dan
tenaga untuk penggerak poros terganggunya saluran masuk udara
kompresor. Sumber energi turbin dikarenakan adanya kotoran pada filter.
dari berasal dari gas buang.
2. Kompresor, dipergunakan untuk 2.2 Dasar Perhitungan Kinerja
mengkompresi udara pembakaran Mesin
sehingga tekanannya naik. Daya Efektif (Ne)
3. Intercooler, untuk mendinginan Adalah daya keluaran mesin, yang
udara yang dikompresi agar nilainya dihitung berdasarkan besarnya
massanya naik. torsi dan kecepatan putar poros engkol
Jika kualitas udara pembakaran (crankshaft)[1.hal.99]
mengalami penurunan, misalnya T .n
temperatur terlalu tinggi akibat Ne  ............................................
716.2
terganggunya pendinginan di dalam
...... 2.1
intercooler atau aliran udara terganggu
Keterangan :
akibat pengotoran pada filter, maka akan
Ne : Daya efektif, hp
berpengaruh pada proses pembakaran.
T : Torsi, N.m
Penurunan kualitas udara pembakaran
dipengaruhi oleh beberapa hal, yang
n : kecepatan putar poros engkol, rpm

82
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

Efisiensi Termal Efektif (  te )


MULAI
Yaitu kemampuan mesin untuk
mengubah kalor yang dihasilkan di
dalam ruang bakar menjadi daya efektif, PENGAMBILAN DATA
yang nilainya dapat diperoleh dari[2.hal.27] LAPANGAN
:
N e x632
 te  x100% DATA KINERJA DATA KINERJA
Gbb xH b TURBOCHARGER MESIN
................................ 2.2
Keterangan :
 te : Efisiensi termal efektif, % LITERATUR
Gbb : Jumlah bahan bakar yang
PERHITUNGAN
dikonsumsi, kg/h
Hb : Nilai kalor bawah bahan bakar,
untuk bahan bakar diesel rata-rata PEMBAHASAN
sekitar : 10.000 kcal/kg.

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SELESAI


Konsumsi bahan bakar spesifik adalah
kebutuhan bahan bakar untuk
mengasilkan daya persatuan Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
waktu[2.hal.27]
632 3.2 Data-data yang diperlukan
be  1. Kondisi udara pembakaran yang
H b x te dihasilkan oleh turbocharger
............................................ 2.3 sebelum dan sesudah dilakukan
Keterangan : overhaule
be : Konsumsi bahan bakar spesifik, 2. Data yang diambil dari
kg/hp.h pengoperasian mesin, sebelum dan
Hb : Nilai kalor bawah bahan bakar, sesudah dilakukan overhaule
kcal/kg
3.3 Tempat pengambilan data
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan
3.1 Alur Proses Penelitian pengambilan data-data di kapal MT.
Seraya Baru

83
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

Turbocharger

IV. DATA HASIL DAN 6. Daya keluaran : 12.000 BHP


PEMBAHASAN 7. Kecepatan putar : 122 rpm
4.1 Data-data Hasil Pengukuran
Spesifikasi Mesin Penggerak Utama Turbocharger
1. Merek : HORTEN - 1. Spesifikasi : B-BC Type :
SULZER VTR631N
2. Type : 6RND76 two 2. Putaran normal : 9500 – 10000 rpm
stroke enginee
3. Jumlah silinder :6 Dari penelitian diperoleh data-data yang
4. Dia, silinder : 760 mm berkaitan dengan kinerja mesin sebagai
5. Panjang langkah : 1550 mm berikut :

Tabel 4.1 Data-data Udara Bilas didalam intercooler


Kondisi Turbocharger
Data yang Diambil Sebelum Setelah
Perbaikan Perbaikan
Kecepatan aliran udara, m/s 4.97 5.63
Tekanan Udara Masuk 1.04 1.067
Bilas di TC, atm Keluar 1.32 1.75
Temp. Udara Masuk 130 136
o
Bilas di IC, C Keluar 41 39
Keterangan :
TC : Turbocharger
IC : Intercooler

Diameter saluran udara pembakaran : Luas saluran udara pembakaran :


0.825 m (3.14)x(0.825/2)2 ≈ 0.534 m2

84
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

Tabel 4.2 : Data-data Indikasi kinerja mesin


Kondisi Turbocharger
No Indikator Kinerja
Mesin Sebelum Setelah
Perbaikan Perbaikan
1 Putaran poros mesin 117 122.2
rata-2, n, rpm
2 Torsi, T, Nm 65.658 70.220
3 Konsumsi Bahan 1872 1864
Bakar, Gbb, kg/h

4.2 Perhitungan 632


Dari data-data yang dicatat di kapal pada be  kg/hp.h
kondisi tekanan udara pembakaran H b x te
normal (setelah turbocharger dilakukan Keterangan :
perbaikan) dan pada saat kondisi te (Efisiensi thermal efektif) : 36.21%
tekanan udara pembakaran mengalami Maka diperoleh :
penurunan (dibawah standar, sebelum 632
turbocharger diperbaiki), maka dari hasil be   0.1745
perhitungan diperoleh sebagai berikut. 10000 x36.21%
kg/hp.h
4.2.1 Kinerja Mesin sebelum be  174.5 g/hp.h
turbocharger diperbaiki
Daya Keluaran Mesin (Daya Efektif) 4.2.2. Kinerja Mesin Setelah
T .n Turbocharger Dilakukan Perbaikan
Ne  hp Daya Keluaran Mesin (Daya Efektif):
716.2
T .n
Keterangan : Ne  hp
▪ T (Torsi) : 65.658 N.m 716,2
▪ n (putaran poros engkol) : 117 rpm Keterangan :
Sehingga diperoleh : ▪ Ne : Daya Efektif, hp
65.658 x117 ▪ T : 70.220 N.m
Ne   10.726 hp
716.2 ▪ n : 122.2 rpm
Sehingga Daya Efektif mesin adalah:
Efisiensi Thermal Efektif 70220 x122.2
Ne   11.981 hp
N e x632 716.2
 te  x100%
Gbb xH b
Efisiensi Thermal Efektif
Keterangan :
Efisiensi thermal efektif dapat diperoleh
▪ Gbb (Jumlah bahan bakar yang
dari :
dikonsumsi) : 1872 kg/h
▪ Ne (Daya Efektif) : 10.726 hp N e x632
 te  x100%
▪ Hb (Nilai kalor bahan bakar) : Gbb xH b
10.000 kcal/kg Keterangan :
Maka diperoleh : ▪ Gbb : 1.864 kg/h
10.726 x632 ▪ Ne : 11.981 hp
 te  x100%  36.21%
1872 x10000 ▪ Hb : 10.000 kcal/kg.
Sehingga efisiensi termal efektif
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

85
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

11.981x632 Konsumsi bahan bakar (Gbb) : 1.864


 te  x100%  40.62% kg/h
1.864 x10.000
Massa aliran udara (Gud) : 24.840 kg/h
Maka :
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
24.840
Besarnya konsumsi bahan bakar spesifik Rst   13.3
diperoleh: 1.864
632
be  Faktor kelebihan udara
H b x te
Dimana
Dimana : Rst = 14,68 stokiometrik
▪ Hb: 10.000 kcal/kg 13.33
▪ te: 40.62%   0.91
Maka diperoleh : 14.68
632
be   0.1555 4.3.2 Setelah Perbaikan Turbocharger
10000 x40.62% Kecepatan aliran (V) : 5.63 m/s
kg/hp.h Luas saluran udara (A) : 0.534 m2
be  155.5 g/hp.h Maka kapasitas aliran udara :
Q  VxA
4.3 Udara Bilas Maka :
4.3.1 Sebelum Perbaikan Q  5.63x0.534  3.0(m / s)
Turbocharger Massa jenis udara
Dimana dari data diperoleh :
Kecepatan aliran udara, V : 4.97 m/s P
 
Luas saluran udara, A : 0.534 m2 Tekanan (P)absR=.T(1+1.75) Atm Abs =
Maka kapasitas aliran udara : 28413 kg/m2
Q  VxA Konstanta udara (R) = 29.46 m/K
Maka : Temperatur (T) = 39 oC = 312 K
Q  4.97 x0.534  2,655 m/s Maka massa jenis udara :
Massa jenis udara 28413
   3.14(kg / m 3 )
P 29.46 x312
  Massa aliran udara :
Tekanan (P) =R(1+1.32)
.T Atm Abs =
23970 kg/m2 Gu  Q.
Konstanta udara (R) = 29.46 m/K Atau Gu  3.0 x3.14  9.44(kg / s)
Temperatur (T) = 41 oC = 314 K Gu = 33.984,57 (kg/h)
Maka massa jenis udara :
23970 Perbandingan antara udara pembakaran
   2.6 kg/m3
29.46 x314 dengan bahan bakar :
Massa aliran udara : Gud
Rst 
Gu  Q. Gbb
Atau Gu  2.655x2.6  6.9(kg / s) Dimana :
Gu = 24.840 kg/h Konsumsi bahan bakar (Gbb) : 1864 kg/h
Perbandingan antara udara pembakaran Massa aliran udara (Gud) : 33.984,57
dengan bahan bakar : kg/h
Maka :
Gud
Rst  33.984,57
Gbb Rst   18.23
1.864
Dimana :

86
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

Faktor kelebihan udara Dari keseluruhan perhitungan kinerja


Dimana mesin untuk kondisi udara bilas dibawah
Rst = 14,68 stokiometrik standar (sebelum turbocharger dilakukan
18.23 perbaikan) dan udara bilas pada kondisi
  1.24 standar (setelah turbocharger
14.68
diperbaiki), maka diperoleh hasil seperti
terlihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan


Turbo charger setelah Perbedaan
Kinerja Mesin dan sebelum
perbaikan
Sebelum Setelah Nilai (%)
Daya Efektif, Ne, hp 10.726 11.981 1255 11.70
Eff. Termal Efektif, ηte, % 36.36 40.62 4.26 11.71
Konsumsi BB Spesifik, be , g/h.hp 173.8 155.5 18.3 10.53
Perbandingan udara-B.Bakar, Rst 13.3 18.23 4.93 37.07
Faktor kelebihan udara, λ 0.91 1.24 0.33 36.26

4.4 Pembahasan Dampak dari kenaikan faktor kelebihan


Masalah yang terjadi pada udara yaitu :
turbocharger adalah terganggunya 1 Kenaikan daya, dari 10.726 hp
proses pendinginan pada intercooler dan menjadi 11.981 hp, atau naik
pengotoran pada filter. Kondisi tersebut 11.7%
sangat berpengaruh terhadap kualitas 2 Kenaikan efisiensi thermal dari
udara pembakaran yang pada akhirnya 36.36% menjadi 40.62%
berpengaruh pada kinerja mesin. 3 Penurunan Konsumsi bahan
Dari hasil perhitungan kinerja bakar spesifik, dari 173.8 g/h.hp
mesin pada kondisi turbocharger menjadi 155.5 g/h.hp
sebelum perbaikan dan setelah
perbaikan, diperoleh bahwa : Setelah 5.2 Saran
dilakukan perbaikan, faktor kelebihan Turbocharger merupakan alat
udara naik dari 0.91 menjadi 1.24 bantu mesin penggerak kapal yang
sehingga proses pembakaran menjadi sangat penting. Hal tersebut dikarenakan
lebih baik, yang menyebabkan daya kalau terjadi masalah pada alat bantu
efektif mesin naik, dan efisiensi termal sistem pemasukan udara pembakaran
efektif juga mengalami kenaikkan dari tersebut, maka berakibat pada
36.36% menjadi 40.62%, menurunnya daya mesin serta boros
bahan bakar, sehingga berakibat pada
V. KESIMPULAN DAN SARAN naiknya cost pengoperasian kapal.
5.1 Kesimpulan Untuk itu perlu dilakukan perawatan
Dari penelitian di kapal MT. yang rutin agar kualitas udara
Seraya Baru bahwa kondisi turbocharger pembakaran dapat terjaga dengan baik.
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja mesin penggerak kapal.
Dengan naiknya Faktor Kelebihan DAFTAR PUSTAKA
Udara, λ, dari 0.91 menjadi 1,24 maka
kebutuhan udara untuk proses [1] N Petrovsky, ”Marine Internal
pembakaran dapat tercukupi. Combustion Engines”, MIR Publisher,
Moscow

87
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II– Oktober 2017 – Terbit 64 halaman

[2] Wiranto Arismunandar, Koichi [5] Karl W Stinson,”Diesel Engineering


Tsuda,”Motor Diesel Putaran Handbook”, Diesel Publication, Inc,
Tinggi”, Pradnya Paramita, Jakarta, USA, 1959
1975 [6] Michael J Moran, Howard N
[3] Maleev, Bambang Shapiro, ”Termodinamika Teknik”,
Priambodo,”Operasi dan Erlangga, Jakarta, 2004
Pemeliharaan Mesin Diesel”,
Erlangga, Jakarta, 1995
[4] Astu Pujanarsa, Djati
Nursuhus,”Mesin Konversi Energi”,
Andi, Yogyakarta, 2006

88

Anda mungkin juga menyukai