55 144 1 PB
55 144 1 PB
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Email: yahyaeko96@gmail.com
ABSTRAK: Pondasi bendungan merupakan salah satu komponen bendungan yang harus diperhatikan.
Dari hasil investigasi geologi pada pondasi Bendungan Tugu dijumpai kedalaman alluvial kollovial dasar
sungai mencapai 5–36 m (dari dasar sungai) dengan rerata kualitas batuan dari nilai RQD adalah very poor
dan poor. Dari hasil Water Pressure Test menunjukkan masih banyak nilai lugeon > 3. Dengan
pertimbangan kondisi geologi pondasi, maka untuk memperbaiki kondisi geologi pondasi secara efektif
dan efisien dibutuhkan perbaikan pondasi kombinasi plastic concrete cut off wall dan grouting. Kedalaman
plastic concrete cut off wall direncanakan dengan mempertimbangkan kedalaman lapisan kollovial dan
material mengacu pada ICOLD (1985). Grouting yang direncanakan pada Bendungan Tugu meliputi
curtain, sub curtain dan consolidation grouting. Dilakukan analisa keamanan bendungan (debit rembesan,
piping dan deformasi) menunjukkan bahwa bendungan dalam kondisi aman setelah perbaikan pondasi.
Kata kunci: Bendungan Tugu, Geologi, Perbaikan Pondasi, Plastic Concrete Cut Off Wall, dan Grouting.
ABSTRACT: The dam foundation is one of the dam components that must be considered. From the result
of geological investigation on foundation of Tugu Dam found the depth of alluvial kollovial river basin
reach 5-36 m (from river bed) with mean of rock quality from RQD value is very poor and poor. From the
results of Water Pressure Test shows that there are still many lugeon values > 3. With consideration of the
foundation's geology condition, to improve the foundation's geological condition effectively and efficiently
it is needed to improve the foundation of plastic concrete cut off wall and grouting combination. The depth
of the plastic concrete cut off wall is planned by considering the depth of the kollovial layer and the material
refers to ICOLD (1985). Grouting planned at Tugu Dam covers curtain, sub curtain and consolidation
grouting. Conducted a dam safety analysis (seepage discharge, piping and deformation) shows that the
dam is in safe condition after the foundation repair.
Keywords: Tugu Dam, Geology, Foundation Improvement, Plastic Concrete Cut Off Wall, and Grouting.
PENDAHULUAN
Kondisi geologi pondasi bendungan sering Berdasarkan hasil investigasi geologi yang
dihadapkan pada permasalahan adanya telah dilaksanakan setelah galian pondasi core
pelapukan batuan yang tidak merata, retakan, trench menunjukkan bahwa pondasi bendungan
kekar, dan jalur sesar (Soedibyo, 2003:271). terletak pada batuan lapuk kuat, alluvial sungai
Permasalahan struktur geologi tersebut akan dan kollovial. Lapisan-lapisan ini mempunyai
membuka jalan air rembesan, piping, boiling tingkat permeabilitas yang tinggi atau porus.
dan menyebabkan deformasi plastis (plastic Dengan mempertimbangkan kondisi geolgi
deformation) bila terkena beban, sehingga pondasi tersebut, apabila hanya dilakukan
pondasi rencana bendungan membutuhkan perbaikan pondasi dengan metode grouting
perbaikan atau perkuatan untuk mengatasi pada pondasi bendungan akan tidak efektif dan
kebocoran dan kemungkinan penurunan kurang ekonomis karena letak batuan keras
(settlement) yang tidak merata dari tubuh yang terlalu dalam dan lapisan kolllovial yang
bendungan.
tebal. Sehingga perbaikan pondasi Bendungan pelaksanaan grouting. Nilai lugeon didapatkan
Tugu akan lebih efektif dan ekonomis apabila dengan rumus:
dilakukan dengan kombinasi plastic concrete
cut off wall dan grouting (sementasi). (2)
Dimana: Q = Debit injeksi (l/menit)
BAHAN DAN METODE P = Tekanan injeksi (kg/cm2)
Lokasi Studi
Bendungan Tugu berada di Sungai Keser Tegangan Vertikal Pondasi Bendungan
Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Analisa tegangan vertikal pada pondasi
Trenggalek Jawa Timur dan terletak antara bendungan dilakukan dengan metode Osterberg
garis lintang selatan 8º 1' dan 8º 3' dan garis dan pada kedalaman pondasi (z) 0 - 30 m dari
bujur timur 111º 34' dan 111º 37' dengan batas galian pondasi cut off trench. Tegangan vertikal
– batas wilayah : dihitung dengan rumus: (Suyono sos
Utara : Kabupaten Ponorogo (3)
Selatan : Samudera Hindia
Timur : Kabupaten Tulungagung Dimana:
Barat : Kabupaten Pacitan σz = Tegagan vertikal yang terjadi pada
kedalaman z (kN/m²)
Lokasi I = Faktor pengaruh (tanpa dimensi)
Studi 1 a+b b
= π [( a ) (α1 + α2 ) − a α2 ]
q = Beban tubuh bendungan (kN/m²)
a = Panjang lengan pada bidang miring tubuh
bendungan (m)
b = Panjang lengan pada bidang datar tubuh
bendungan (m)
z = Kedalaman tegangan vertikal pada
pondasi (m)
α1 = Sudut pengaruh kedalaman berdasarkan
panjang a (radian)
α2 = Sudut pengaruh kedalaman berdasarkan
panjang b (radian)
Gambar 1. Lokasi Bendungan Tugu Untuk beban timbunan digunakan rumus:
Sumber: Laporan Akhir Bendungan Tugu, 2013
(4)
Kondisi Geologi Pondasi Bendungan Dimana: q = Beban timbunan tubuh bendungan
Kondisi geologi ditinjau dari nilai Rock (kN/m²)
Quality Designation (RQD) dan nilai lugeon H = Tinggi bendungan (m) = 89,85 m
hasil Water Pressure Test (WPT) yang (main dam)
didapatkan dari hasil investigasi geologi. 𝛾sat = Berat material timbunan terbesar
Rock Quality Designation (RQD) (kN/m3)
didefinisikan sebagai persentase sampel coring
batuan yang memiliki panjang 10 cm terhadap Rembesan Tubuh dan Pondasi Bendungan
panjang total sampel hasil coring. Digunakan Analisa rembesan dilakukan dengan
untuk mengetahui kekuatan massa batuan. menggunakan program Geostudio SEEP/W
(1) 2007. Teori dasar yang digunakan dalam
menghitung rembesan pada tubuh dan pondasi
Dimana: RQD = Rock Quality Designation (%) bendungan adalah dengan menggunakan rumus
λ = rasio antara jumlah kekar dengan Darcy: (Sosrodadarsono, 1981:96)
panjang scan-line (kekar/m)
WPT bertujuan untuk mengetahui (5)
besarnya rembesan pondasi (lugeon)
bendungan, butuh tidaknya dilakukan grouting, (6)
tekanan dan campuran yang sesuai ketika
Dimana : Dimana :
𝑄𝑓 = Kapasitas rembesan (m³/dt) nH : Kedalaman campuran (m)
𝑁𝑓 = angka pembagi dari garis trayektori aliran mH : Muka air tanah (m)
filtrasi H : Kedalaman parit (H)
𝑁𝑝 = angka pembagi dari garis equi-potensial 𝛾𝑠 : Berat jenis campuran (Kg.cm-3)
𝑘 = koeffisien filtrasi (m³/dt) 𝛾 : Berat jenis (Kg.cm-3)
𝐻 = tinggi tekanan air total (m) N & T : Gaya resultan bidang runtuh
𝐿 = panjang melintang tubuh bendungan (m) α : 45 + 𝜑/2
V = kecepatan rembesan (m/dt)
i = gradien hidrolis Kedalaman Grouting
Untuk mengetahui kedalaman curtain
Material Plastic Concrete Cut Off Wall grouting pada pondasi Bendungan Tugu
Penggunaan material plastic concrete cut didasarkan rumus empiris:
off wall mengacu pada ICOLD (1985) dengan
spesifikasi sebagai berikut: (10)
Tabel 1. Karakteristik Material Dinding Dimana :
Halang D =Kedalaman lubang grouting (m)
Jenis Kekuatan Permeabilitas
Deformabilitas
Sifat
Komposisi
h = Tinggi bendungan (m)
Material (Mpa) (m/dtk) Retakan
C = Konstanta (7,5 m pada batuan utuh)
Mudah Semen +
30 – 50 10 -12 Kaku retak agregat (10,5 m pada batuan rekah-rekah/porous)
Beton
(brittle) slump
tremi
20 cm w/c
= 0,5 – 0,7 Pola Grouting
Tahan Semen + Pola grouting direncanakan bedasarkan
1,0 – 3,0 10 -9 Tinggi terhadap agregat +
regangan lempung + efektivitas grouting yang didapatkan dari nilai
Beton
plastis
sampai bentonit lugeon sebelum dan sesudah grouting ketika
10 % w/c 0,5
tanpa pelaksanaan trial grouting.
retak
Tahan Semen +
0,1 – 1,0 10 –8 Sangat tinggi terhadap bentonit
Efektivitas Perbaikan Pondasi
Slurry
semen/
deformasi w/c 0,5 Nilai efektivitas perbaikan pondasi
dan
bentonite
tekanan didapatkan dari perhitugan dengan rumus:
lateral (pedoman grouting
Sumber: ICOLD, Bulletin 129 (2005) Efs = 100 – (KG/K) x 100 (11)
Dimana:
Stabilitas Lubang Bekas Bor Beton Plastis Efs = Efektivitas grouting dalam persen (%)
Stabilitas lubang bekas bor dipengaruhi Kg = Permeabilitas setelah grouting
oleh campuran bentonite yang melekat pada K = Permeabilitas sebelum grouting
dinding lubang atau kerapatan minimum
campuran. Kontrol Keamanan Piping dan Boiling
Rembesan pada bendungan dapat
mengakibatkan peristiwa piping dan boiling
dan dihitung dengan rumus: (Hardiyatmo,
2007: 36)
(12)
Kedalaman Plastic Concrete Cut Off Wall 1 Semen Portland Tipe I 190 8.38
Plastic concrete cut off wall direncanakan 2 Air 310 13.66
Mulai
Investigasi Geologi
Pekerjaan Plastic
Concret Cut off Wall
Pekerjaan Konsolidasi
Grouting
Gambar 11. Flowchart Pekerjaan Drilling,
Pekerjaan Sub Curtain
Grouting
Casting dan Pengeboran
Sumber: Hasil Perencanaan
Pekerjaan Curtain
Grouting
b) Pelaksanaan Grouting
Pekerjaan grouting terdiri dari curtain
Pekerjaan Concrete grouting, sub curtain grouting, dan
Slab consolidation grouting. Pekerjaan grouting
akan dilakukan dengan tahapan 5 m (1 stage)
Selesai
panjang lubang grouting, dan menggunakan
cara split spacing method. Grouting dilakukan
Gambar 10. Flowchart Perbaikan Pondasi pada stage yang mempunyai nilai Lu > 3.
Sumber: Hasil Perencanaan
Kedalaman tahap akhir tidak boleh lebih dari
7,5 m. Tahapan grouting di tiap lubang akan
a) Plastic Concrete Cut Off Wall (Dinding
dilakukan dengan down hole stage (grouting
Halang Beton Plastis)
Lokasi pekerjaan plastic concrete cut off dari atas ke bawah).
Setiap pekerjaan pengeboran akan dibor
wall berada disepanjang dasar sungai yang
dengan peralatan pengeboran rotary dan
terletak pada STA. 6 – STA. 11 dengan lubang
bor 2 baris dan setiap lubang bor direncanakan perkusi standard dan dilengkapi dengan water
swivel atau alat lainnya untuk penggelontoran
overlap dengan lubang bor yang ada di
sebelahnya. lubang secara berkelanjutan. Diameter lubang
bor yang akan dipakai adalah ukuran ᴓ56 mm.
Pengeboran dilakukan menggunakan alat
Untuk pekerjaan pilot holes dan test holes
berat Rotary Drilling Machine yang
diameter lubang adalah ᴓ73 mm dan harus di
sebelumnya telah dipersiapkan. Diameter
ambil sampel inti. Untuk mata bor yang
lubang sebesar 80 cm dengan kedalaman
pengeboran ± 10 meter. Lokasi pengeboran digunakan adalah ᴓ73 mm dengan double core.
memiliki tipe tanah koluvial yang berupa
campuran lempung, pasir, kerikil, kerakal dan c) Pelaksanaan Concrete Slab
Pekerjaan concrete slab berada di atas
boulder dari andesit dan breksi, sifat lepas –
gouting dan dinding halang beton plastis.
lepas dan tidak terkonsolidasi yang umumnya
tidak stabil. Pengeboran untuk cut off wall Concrete slab dikerjakan setelah pekerjaan
grouting dan dinding halang selesai.
dilakukan dengan selang antar pusat bor sebesar
55 cm. Sedangkan pengeboran untuk lubang
ketiga berada dianatara lubang pertama dan
Harga total seluruh pekerjaan merupakan
jumlah dari hasil perkalian volume pekerjaan
atau bill of quantity (BOQ) dengan harga satuan
pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan.
Untuk mendapatkan rencana anggaran biaya
(RAB), harga total seluruh pekerjaan tersebut
ditambah dengan pajak pertambahan nilai
(PPN) yang besarnya 10% dari harga total
seluruh pekerjaan.
Jadi dari hasil perhitungan RAB
disimpulkan bahwa biaya yang dibutuhkan
untuk pekerjaan perbaikan pondasi Bendungan
Tugu adalah Rp.61,626,723,607.87 atau
dibulatkan menjadi Rp.61,626,724,000.00
(Enam Puluh Satu Miliar Enam Ratus Dua
Gambar 12. Flowchart Pekerjaan Concrete Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Empat
Slab Ribu Rupiah).
Sumber: Hasil Perencanaan
KESIMPULAN DAN SARAN
Rencana Anggaran Biaya Kesimpulan
Volume pekerjaan yang dihitung ini Berdasarkan analisa perhitungan yang
berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan sudah dilakukan dan rumusan masalah yang ada
pada pekerjaan ini. Perhitungan luas bidang pada studi ini, maka dapat disimpulkan
bangunan dilakukan menggunakan program beberapa hal sebagai berikut:
AutoCAD dan dengan bantuan program MS. 1. Berdasarkan kajian dari hasil investigasi
Excel. Volume untuk pekerjaan plastic concrete geologi, Water Pressure Test dan trial
cut off wall, grouting dan concrete slab sebagai grouting pada sandaran kiri, dasar dan
berikut: sandaran sungai dengan mempertimbangkan
Tabel 10. Volume Pekerjaan Perbaikan efektivitas grouting serta sebarannya dengan
Pondasi cairan kimia fenolftalein, maka didapatkan
pola (jarak / spasi) grouting sebagai berikut:
NO URAIAN PEKERJAAN Sat VOLUME a. Pada sandaran kiri: direncanakan grouting
(curtain, sub curtain dan konsolidasi)
1.1 Water Pressure Test (WPT)
1 Pemasangan Pipa Pelindung m 41,594.29
dengan jarak 3 x 3 m. Dari hasil Water
Penyiapan dan Pemasangan Pressure Test (WPT) pada sandaran kiri
2 Kali 2,918.00
Packer dengan jarak 3 x 3 m didapatkan efektivitas
3 Single Water Pressure Test Kali 2,785.00
4 Multi Water Pressure Test Kali 133.00 grouting 66.44 % (pengaruh grouting baik)
1.
Grouting
dan ketika diberikan cairan kimia
1
Pemboran Lubang Curtain
fenolftalein pada lubang check hole, cairan
1 m 11,635.86 tersebut berubah menjadi warna merah
Grouting
Pemboran Inti Pilot Hole & (sebaran grouting terinterkoneksi).
2 m 3,783.43
Check hole
Pemboran Sub Curtain b. Pada dasar sungai: direncanakan grouting
3 m 4,965.00
Grouting (curtain, sub curtain dan konsolidasi)
Pemboran Konsolidasi
4
Grouting
m 21,210.00 dengan jarak 2.2 x 1.5 m. Dari hasil Water
5 Material Grouting ton 7,219.06 Pressure Test (WPT) pada sandaran kiri
6 Pelaksanaan Grouting ton 7,219.06
1.
dengan jarak 2.2 x 1.5 m didapatkan
Plastic Concrete Cut Off Wall efektivitas grouting 61.50 % (pengaruh
2
1 Pemboran Bore Pile di Tanah m 3,128.50 grouting baik) dan ketika diberikan cairan
2 Pemboran Bore Pile di Batu m 4,337.50
3 Beton Plastis m3 5,972.80 kimia fenolftalein pada lubang check hole,
1.
Concrete Slab
cairan tersebut berubah menjadi warna
3
1 Beton K-225 m3 1,500.00
merah (sebaran grouting terinterkoneksi).
Tulangan Beton (pemotongan, c. Pada dasar sungai: direncanakan grouting
2 pembengkokan dan Ton 40.01 (curtain, sub curtain dan konsolidasi)
pemasangan)
3 Bekisting Tipe Non Expose F1 m2 137.00 dengan jarak 2.2 x 1.5 m. Dari hasil Water
Pressure Test (WPT) pada sandaran kiri
dengan jarak 2.2 x 1.5 m didapatkan penurunan 24.60 cm. Sehingga dari hasil
efektivitas grouting 61.50 % (pengaruh tersebut didapatkan perbedaan penurunan
grouting baik) dan ketika diberikan cairan 0.8 cm < 50 cm, maka tidak akan terjadi
kimia fenolftalein pada lubang check hole, crack pada area dinding halang beton plastis.
cairan tersebut berubah menjadi warna Pada dinding halang beton plastis dengan
merah (sebaran grouting terinterkoneksi). tinggi 18 m (1800 cm) terjadi deformasi
2. Analisa rembesan pada tubuh dan pondasi vertikal (Y) 6.7 cm atau sebesar 0.37% < 4
bendungan dilakukan menggunakan %, sehingga tidak akan menimbulkan
program Geostudio SEEP/W 2007 dengan keruntuhan (failure). Sedangkan deformasi
melakukan beberapa skenario treatment horizontal (X) dengan nilai sangat kecil
perbaikan pondasi dengan tujuan sebesar 1,3 cm atau 0.07 % dan tidak akan
membuktikan bahwa terjadinya penurunan membahayakan stabilitas dinding halang.
debit rembesan pada skenario sebelum 4. Metode pelaksanaan perbaikan pondasi
perbaikan pondasi sampai perbaikan pondasi dengan kombinasi plastic concrete cut off
sesuai perencanaan. wall dan grouting dilakukan dengan
Sebelum perbaikan pondasi = 0.034 > 1% Q beberapa tahapan diantaranya:
rerata sungai - Investigasi geologi, untuk mengetahui
Skenario I = 0.0105 m³/dt < 1% 𝑄̅ sungai kondisi geologi pondasi, jenis batuan, dan
Skenario II = 0.005 m³/dt < 1% 𝑄̅ sungai rembesannya dengan WPT.
Skenario III = 0.001 m³/dt < 1% 𝑄̅ sungai - Pekerjaan untuk plastic concrete cut of wall,
3. Analisa stabilitas tubuh bendungan dan diawali dengan pengeboran dengan
pondasi yang meliputi stabilitas terhadap menggunakan bored pile diameter 80 cm
daya dukung (kemampuan pondasi), sedalam 18 m yang dilanjutkan dengan
stabilitas longsor pada dinding lubang bor pemasangan temporary steel casing
plastic concrete cut off wall, rembesan dan diameter 80 cm dengan tinggi 2 – 3 m.
deformasi Bendungan Tugu didapatkan hasil - Pekerjaan grouting, pekerjaan grouting
sebagai berikut: dimulai dari konsolidasi grouting
a. Tegangan vertikal bendungan yang paling dilanjutkan sub curtain grouting dan curtain
besar berada pada kedalaman 0 m dari dasar grouting dengan tujuan agar ketika
tubuh bendungan dengan nilai 2074,069 dilakukan sub curtain dan curtain grouting
kN/m2 < 5000 kN/m2 (CM – CH), sehingga penetrasi dan sebarsan grouting akan lebih
pondasi bendungan memenuhi sebagai baik. Pengeboran grouting dialkukan dengan
tumpuan (pondasi) bendungan. metode down stage (dari atas ke bawah)
b. Perhitungan stabilitas longsor pada bor dengan tahapan pengeboran (stage) setiap
lubang plastic concrete cut off wall dengan kedalaman 5 m. Setiap stage akan diakukan
berat jenis bentonite 1.18 ton/m3 didapat pengujian tekanan air (WPT) untuk
bahwa tekanan bentonite > tekanan tanah mengetahui nilai Lu dan stage yang akan di
pada kedalaman 0-25 m, sehingga tidak grouting jika Lu > 3. Pengeboran untuk
terjadi longsor pada tanah bekas lubang bor. grouting dilakukan dengan menggunakan
c. Dari hasil perhitungan kecepatan kritis mesin bor rotary diameter 73 mm.
didapatkan Vc=1.044 cm/dt > kecepatan - Pekerjaan Concrete Slab, concrete slab
rembesan (Vs=2.76x10-5 cm/dt), sehingga berada diatas dinding halang dan grouting
dapat dikatakan tidak akan terjadi peristiwa yang dilakukan setelah pekerjaan dinding
piping dan boiling. Sedangakan, dari hasil halang dan grouting selesai. tahapan
perhitungan faktor keamanan terhadap pekerjaan concrete slab dimulai dari
piping dan boiling didapat angka keamanan pengecoran lantai kerja, pembuatan beton
(FK=5.645 > 4). Maka, dapat dikatakan decking, pemasangan tulangan, pemasangan
tidak akan terjadi peristiwa piping atau bekisting dan waterstop¸ pengecoran dan
boiling. curing. Concrete slab dikerjakan seluas 12 x
d. Analisa deformasi dilakukan dengan 125 m (sepanjang dinding halang beton
bantuan program Geostudio SIGMA/W plastis) dengan tebal 1 m.
2007 dengan hasil pada lapisan pondasi 5. Dari hasil Recana Anggaran Biaya (RAB)
endapan kollovial dan batuan lapuk kuat pekerjaan perbaikan pondasi metode plastic
mengalami penurunan 25.40 cm dan pada concrete cut off wall kombinasi grouting
dinding halang beton plastis mengalami pada Bendungan Tugu didapatkan dengan
biaya sebesar Rp. Rp.61,626,724,000.00 Departement Pekerjaan Umum. (2005).
(Enam Puluh Satu Miliar Enam Ratus Dua Pedoman Pembuatan Dinding Halang
Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Dua Puluh (Cut Off) Pada Bendungan Urugan.
Empat Ribu Rupiah). Jakarta Selatan.
Departement Pekerjaan Umum. (2005).
Saran Pedoman Pengendalian Rembesan Pada
Pada debit rembesan hasil analisa Bendungan Urugan. Jakarta Selatan.
rembesan pada bendungan dengan program Departement Pekerjaan Umum. (2007).
Geostudio SEEP/W 2007 perlu dilakukan Pembangunan Bendungan pada Pondasi
validasi dengan menggunakan data hasil Tanah Lunak. Jakarta Selatan.
pengujian tekanan air dilapangan (WPT). Selain
debit rembesan, efektivitas grouting dari hasil Departement Pekerjaan Umum. (2003).
SEEP/W juga harus dilakukan validasi dengan Pedoman Kriteria Umum Desain
efektivitas grouting hasil pengujian lapangan Bendungan. Jakarta Selatan.
Departement Pekerjaan Umum. (2003).
UCAPAN TERIMAKASIH Pedoman Kajian Keamanan Bendungan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Selatan.
dosen pembimbing yang telah menndampingi Departement Pekerjaan Umum. (2004).
dalam pengerjaan skripsi. Ucapan terima kasih Pedoman Pelaksanaan Konstruksi
juga disampaikan kepada BBWS Brantas, Bendungan Urugan. Jakarta Selatan.
konsultan supervisi Bendungan Tugu (PT. Gideon, Vis. 1993. Dasar-dasar Perencanaan
Mettana), dan kontraktor pelaksana (PT. Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga.
Wijaya Karya) yang telah memberikan Heyward, Wallace. 1982. Grouting In
keperluan data skripsi, pengetahuan lapangan Geotechnical Engineering. New York:
dan motivasi dalam pengerjaan skripsi. American Society of Civil Engineers.
Ika Adya. (2014). Laporan Survey Investigasi
DAFTAR PUSTAKA Tambahan Bendungan Tugu. Trenggalek.
Bowles, E. Joseph. (1991). Analisis dan Desain Indra karya. (2013). Laporan Akhir
Pondasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga Perencanaan Pembangunan Bendungan
Christady Hardiyatmo, Hary. (2007). Mekanika Tugu. Trenggalek.
Tanah 1 Edisi Keempat. Yogyakarta: M. Das, Braja. (1983). Advanced Soil
Gajah Mada University Press. Mechanics. Washington, New York,
Christady Hardiyatmo, Hary. (2007). Mekanika London: Hemisphere Publishing
Tanah 2 Edisi Keempat. Yogyakarta: Corporation.
Gajah Mada University Press. Sosrodarsono, Suyono dan Nakazawa, Kazuto.
Craig, R.F. (1994). Mekanika Tanah Edisi (2016). Bendungan Type Urugan. Jakarta:
Keempat. Jakarta: Erlangga. Pradnya Paramita.
Departement Pekerjaan Umum. (2005). Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku.
Pedoman Pengendalian Rembesan Pada (1981). Mekanika Tanah Dan Teknik
Bendungan Urugan. Jakarta Selatan. Pondasi. Jakarta: Pradnya Paramita.
Departement Pekerjaan Umum. (2005). Wijaya Karya. (2016). Usulan dan Tanggapan
Pedoman Grouting Untuk Bendungan. Perbaikan Pondasi dengan Dinding
Jakarta Selatan. Halang pada Bendungan Tugu.
Trenggalek.