Anda di halaman 1dari 2

Hidup Kita Seperti Sekuntum Bunga-Renungan Harian Katolik 2 Desember 2017, Amorpost.

com-Bacaan
Injil hari ini, Lukas 21: 34-35, mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran diri terhadap kehadiran Tuhan
dalam hidup kita setiap hari. Mungkin kedengarannya sangat sepele bagi sebagian orang karena karena hal
itu perlu dicermati dengan mata iman.

Kata yang mau ditekankan di sini adalah kesadaran. Kita sadar bahwa sebagai orang-orang kerja, kita selalu
sibuk setiap hari. Memang kita perlu fokus dalam pekerjaan kita masing masing karena itulah nafkah hidup
kita.

Walaupun demikian, dalam kesibukan kita setiap hari, apakah kita sadar akan kehadiran Tuhan? Mungkin
kita masih agak bingung, bagaimana sih kehadiran Tuhan dalam kehidupan setiap hari?

Kehadiran Tuhan dalam kehidupan harian kita bisa kita temukan misalanya senyuman kasih dari seorang
teman kerja, saling membantu dalam dunia kerja, ataupun sapaan yang tulus dari anggota keluarga kita.
Begitu pun kehadiran Tuhan bisa ditemukan dalam kehidupan orang-orang yang membutuhkan bantuan
kita. Kuncinya SADAR.

Namun, ada kesadaran yang paling dalam dimana kita semua pasti mengalaminya. Apa itu? Jawabannya
adalah kesadaran akan kematian kita. Kedengarannya mungkin mengerikan bukan?

Jangan kaget maupun heran bahwa kita semua pasti MATI. Kita semua perlu sadar bahwa kita semua pasti
mengalaminya.

Entah kita orang kaya atau miskin, entah kita ini artis atau bukan, entah kita ini suci atau orang berdosa,
entah kita ini presiden atau rakyat biasa, intinya kita tidak luput dari kematian. Kematian seperti suatu
“Buldozer” yang tidak mengenal belas kasihan.

Setiap saat kita bisa mengalami kecelakaan. Menit ini kita berpesta, tetapi menit berikutnya kita berduka.
Menit ini kita berdansa-ria, namun menit berikutnya kita berada di UGD. Menit ini kita memerintahkan
orang, namun menit berikutnya kita bisa terkena stroke dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Kita seperti sekuntum bunga yang saat ini mekar, namun bebrapa jam kemudian layu. Hari ini seorang gadis
bisa terlihat sungguh cantik, namun sehari kemudian bisa saja sangat buruk dipandang. Itulah keadaan
alamiah kita manusia.

Berhadapan dengan kenyataan akan ketidaktahuan kita mengenai kapan kita akan mati, maka kita perlu
berjaga-jaga. Lebih lanjut, sebagai-orang Kristiani, kematian bukan akhir dari segalanya, tetapi kematian
adalah perjumpaan absolute kita dengan Tuhan.

Namun bagaimana kesiapan kita secara batiniah? Tuhan Yesus menegaskan, “Jagalah dirimu, supaya hatimu
jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan
jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat (Lukas 21:34).

Penegasan Tuhan Yesus sungguh sangat jelas, janganlah kita terlalu berfoya-foya. Janganlah kita dibutakan
oleh pesta pora ataupun kegermelapan duniawai, namun kita kita tidak tahu, tiba-tiba saja kita sudah di
dalam peti mati.
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang
akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia” (Luk 21:36). Sekurang-kurangnya
kita sebagai umat Katolik, mendoakan tanda salib sebelum dan sesudah melakukan sesuatu.

Tanda salib selalu mengngingatkan kita bahwa kita berasal dari Tuhan, kita bersatu dengan sesama saudara
kita dan kita pun berada dalam Komunitas Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ataupun, kita mendoakan Doa Bapa
Kami sebelum berangkat kerja.

Semoga kita selalu berjaga-jaga dan sadar akan alunan detik kehidupan kita Amores…

Anda mungkin juga menyukai