"Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita Markus 6:30-32 sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi." KESIBUKAN DALAM PEKEREJAAN BAGI ALLAH • Kesibukan adalah raja di dunia ini. • Masyarakat modern dan konsumerisme bertekanan tinggi telah menanamkan satu keyakinan dalam diri kita: semakin sibuk kita, semakin kita dihormati. • Kesibukan telah menjadi indikator ketekunan dan keinginan kita untuk berbuat baik dan maju. • Namun, ketika kita sibuk mencari nafkah, kita lupa untuk menjalani dan menikmati hidup, dan ini adalah hal yang tragis. • Mungkin yang lebih tragis lagi adalah bahaya yang tidak kentara yang telah diadopsi oleh banyak pengikut Kristus yang berkomitmen: pola pikir kesibukan dalam pekerjaan mereka untuk Tuhan. • Kita sering melakukannya dengan alasan yang terbaik. • Kita tahu bahwa waktu itu singkat. • Kita ingin mencapai yang terbaik bagi-Nya. • Kita berusaha untuk menjadi sibuk dan kita ingin menjadi penatalayan yang baik bagi waktu dan talenta kita. • Rasanya menyenangkan untuk menjadi sibuk bagi Tuhan, dan terkadang kita tergoda untuk berpikir bahwa Tuhan akan membalas kesibukan kita bagi- Nya, hanya untuk menemukan bahwa dalam kesibukan kita bagi Tuhan, kita telah kehilangan hubungan yang hidup dengan Penebus kita. • Kita melakukan hal-hal yang baik karena kebiasaan, bukan karena kuasa Roh Kudus. • Dan semakin kita sibuk, semakin kita menganggap diri kita sejalan dengan tujuan Allah. • Kesibukan menjadi norma baru dan karena kita begitu sibuk mengagungkan kesibukan kita sehingga kita melewatkan momen-momen dalam hidup yang benar-benar penting. • Kesibukan menghancurkan vitalitas rohani kita. • Tergesagesa adalah musuh dari setiap hubungan cinta, terutama hubungan kita dengan Allah yang hidup dalam Alkitab. • Kasih menuntut perhatian dari waktu yang tidak tergesa-gesa. KEWAJIBAN UNTUK BERISTIRAHAT • Tidak heran jika Allah Kitab Suci berulang kali memanggil kita untuk berdiam diri, berhenti sejenak, dan melihat apa yang akan Dia lakukan bagi umat- Nya (2 Tawarikh 20:17; Mazmur 37:7). “Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah 2 Tawarik 20:17 bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan Mazmur 37:7 nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.” • Allah mendorong anak-anak-Nya untuk tidak terburu- buru. • Dia tahu betapa cepatnya kita melupakan-Nya ketika pikiran kita terbungkus dalam pusaran aktivitas manusia. • Salah satu wawasan yang paling indah tentang bahaya kesibukan yang terus-menerus bagi Tuhan ditemukan ketika Tuhan Yesus mengambil kebebasan dalam pelayanan-Nya untuk beristirahat. "Mereka telah mencurahkan segenap jiwa mereka untuk melayani orang banyak, dan hal ini menguras tenaga fisik dan mental mereka. Adalah tugas mereka untuk beristirahat" • Ellen G. White,The Desire of Ages, hlm. 360. Kesibukan menghancurkan semangat dan efektivitas rohani kita. Tergesa-gesa adalah musuh besar bagi kasih kita kepada Allah. Daripada menambahkan lebih banyak hal ke dalam kalender kita, mari kita dengan sengaja mengurangi dan menyediakan ruang untuk waktu teduh yang bermakna dan menyegarkan jiwa bersama Pencipta dan Juruselamat kita.