Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam studi kasus ini yaitu
menggunakan data primer. Data yang diperoleh dihasilkan studi literatur seperti
jurnal/artikel ilmiah sehingga menjadi objek penelitian. Jurnal/artikel ilmiah
yang digunakan mempunyai beberapa perbedaan dalam penggunaan dalam uji
statistik parametrik nya.

4.2 Pengolahan Data Secara Manual


4.2.1 Uji T Satu Sampel
1. Contoh Soal
Anggaplah kita akan melakukan pengujian tinggi badan dari 40 siswa
SMA. Berdasarkan literatur-literatur terdahulu, rata-rata ideal tinggi
badan siswa SMA adalah 170. Apakah hal ini terbukti secara
statistik?

Tinggi Badan (cm)


156 176 176 184
153 153 173 167
163 185 158 184
160 169 183 172
185 190 189 183
180 189 155 151
151 165 153 184
183 162 187 170
153 172 167 156
172 166 165 153

Penyelesaian
Kasus diatas terdiri dari satu sampel yang akan dipakai dengan nilai
populasi hipotesis, yaitu 170. Di sini populasi diketahui berdistribusi
normal, sampel besar (lebih dari 30), namun standar deviasi populasi
tidak diketahui, maka dipakai uji t untuk satu sampel.

2. Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif


H 0 :μ 0=170 (tinggi badan sampel adalah 170cm)
H 1 : μ 0 ≠ 170 (tinggi badan sampel tidak sama dengan 170cm)

3. Tentukan tingkat signifikansi (alpha) dan daerah penolakan


α =0,025 % (uji dua arah)
Derajat kebebasan (n-1) = 39
Karena merupakan uji dua sampel, maka: t 0,025.39 =¿2.02269

Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika t 0 ≤ t 0.025,39 atau t 0 ≥ t 0.025,39 atau t 0 ≤ 2.02269 atau
t 0 ≥ 2.02269
Gagal menolak H 0 jika −t 0,025,9 ≤ t 0 ≤ t 0.025,39 atau -2.02269 ≤
t 0 ≤ 2.02269

4. Pengujian dengan statistik uji


x́−μ
t 0=
s x́
Dimana:
s
s x́ =
√n
12.78
s x́ =
√ 40
s x́ =¿ 2.02
Selanjutnya,
x́−μ
t 0=
s x́
169.82−170
t 0=
2.02
t 0=¿ - 0.08

5. Penentuan apakah t 0 berada dalam area penolakan atau tidak


t 0 = - 0.08
Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika t 0 ≤ t 0.025,39 atau t 0 ≥ t 0.025,39 atau t 0 ≤ 2.02269 atau
t 0 ≥ 2.02269
Gagal menolak H 0 jika −t 0,025,39 ≤ t 0 ≤ t 0.025,39 atau -2.02269 ≤
t 0 ≤ 2.02269
Maka:
-2.02269 ≤t 0 ≤ 2.02269

Maka, berdasarkan statistik uji, kita gagal untuk menolak H 0

6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas, bisa kita simpulkan bahwa kita
gagal untuk menolak H 0. Atau, bisa disimpulkan juga bahwa tidak
terdapat cukup bukti untuk menolak H 0.
Artinya, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, rata-rata
tinggi badan siswa SMA adalah 170cm.

4.2.2 Uji T Dua Sampel Dependen (Berpasangan)


1. Contoh Soal
Data sampel terdiri atas 10 pasien pria mendapat obat captoril dengan
dosis 6,25 mg. Pasien diukur tekanan darah sistolik sebelum
pemberian obat dan 60 menit sesudah pemberian obat. Peneliti ingin
mengetahui apakah pengobatan tersebut efektif untuk menurunkan
tekanan darah pasien-pasien tersebut dengan alpha 5%. Adapun data
hasil pengukuran adalah sebagai berikut.
Sebelum Diukur Sesudah Diukur
175 140
179 143
165 135
170 133
162 162
180 150
177 182
178 150
140 175
176 155

Penyelesaian
Kasus diatas terdiri dari dua sampel yang akan dipakai. Di sini
populasi diketahui berdistribusi normal, sampel kecil (kurang dari
30), namun standar deviasi populasi tidak diketahui, maka digunakan
uji t dua sampel dependen (berpasangan) untuk dua sampel.

2. Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternarif


H 0 :δ =0 (Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pria antara
sebelum dibandingkan sesudah dengan pemberian obat captopril)
H 1 : δ ≠ 0 (Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan
obat captopril dibanding sbeelum diberikan obat)

3. Tentukan tingkat signifikansi (alpha) dan daerah penolakan


α =0.05 %
Derajat kebebasan (n-1) = 9
Karena merupakan uji dua sampel, maka: t 0.05 .9=¿ 1.83311

Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika t 0 ≤ t 0.05,9 atau t 0 ≥ t 0.05,9 atau t 0 ≤ 1.83311 atau
t 0 ≥ 1.83311
Gagal menolak H 0 jika −t 0,05,9 ≤ t 0 ≤ t 0.05,9 atau -1.83311 ≤t 0 ≤ 1.83311
4. Pengujian dengan statistik uji
δ
t 0=
SDδ / √ n
17.2
t 0=
23.65/ √10
17.2
t 0=
23.65/3.162
17.2
t 0=
7.48
t 0=¿ 2.367

5. Penentuan apakah berada dalam area penolakan atau tidak


t 0 = 2.367
Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika t 0 ≤ t 0.05,9 atau t 0 ≥ t 0.05,9 atau t 0 ≤ 1.83311 atau
t 0 ≥ 1.83311
Gagal menolak H 0 jika −t 0,05,9 ≤ t 0 ≤ t 0.05,9 atau -1.83311 ≤t 0 ≤ 1.83311
Maka:
t 0 ≥ 1.83311

Maka, berdasarkan statistik uji, karena t 0 ≥ α maka H 0 ditolak

6. Kesimpulan
Tekanan Darah sistolik setelah pemberian Catopril terbukti bermakna
atau signifikan berbeda dibandingkan sebelum pemberian catropil.

4.2.3 Uji Chi Square: Goodness of Fit Test


1. Contoh Soal
Sebuah mall di Yogya memiliki 5 buah toko. Seorang analis ingin
mengetahui apakah konsumen sama senangnya berbelanja di kelima
toko tersebut. Dia mengumpulkan 1000 konsumen yang paling sering
berbelanja ke mall tersebut. Datanya dirangkum dalam tabel berikut ;
Toko A B C D E
Frekuensi 214 231 182 154 219

Penyelesaian
Kasus diatas terdiri dari satu sampel yang akan dipakai. Di sini
populasi diketahui berdistribusi normal, sampel kecil (kurang dari
30), namun standar deviasi populasi tidak diketahui, maka digunakan
uji chi square: goodness of fitness untuk mengetahui toko mana yang
paling diminati oleh konsumen.

2. Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif


H 0 :proporsi konsumen yang berkunjung kelima toko itu sama. (jika
proporsinya dianggap sama, maka proporsi untuk setiap toko adalah
1/5 = 0,2)
H 1 : paling tidak dua diantara toko tersebut memiliki proposi yang
tidak sama dengan 0,2.

3. Tentukan tingkat signifikansi (alpha) dan daerah penolakan


α =0.01 %
Derajat kebebasan (n-1) = 4
Maka: x 20.01 .4 =¿ 13.227

Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika x 20 ≤ x 20.01,4 atau x 20 ≥ x 20.01,4 atau x 20 ≤ 13.227 atau
x 20 ≥ 13.227
Gagal menolak H 0 jika −x 2 0,01,4 ≤ x 20 ≤ x 20.01,4 atau -13.227 ≤
x 20 ≤ 13.227

4. Statistik uji
Σ( O−E) 2
x 2=
E
Keterangan:
O : nilai Observasi (pengamatan)
E : nilai Expected (harapan)

Maka kita buat tabelnya seperti dibawah ini:

Toko Frekuensi Observasi P Frekuensi Harapan


A 214 0.2 1000(0.2)
B 231 0.2 1000(0.2)
C 182 0.2 1000(0.2)
D 154 0.2 1000(0.2)
E 219 0.2 1000(0.2)

(O – E) (O – E)2 (E – O)2
E
14 196 0.98
31 961 4.805
-18 324 1.62
-46 2116 10.58
19 361 1.805
JUMLAH 19.79

5. Penentuan apakah berada dalam area penolakan atau tidak


x 2 = 19.79
Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika x 20 ≤ x 20.01,4 atau x 20 ≥ x 20.01,4 atau x 20 ≤ 13.227 atau
x 20 ≥ 13.227
Gagal menolak H 0 jika −x 2 0,01,4 ≤ x 20 ≤ x 20.01,4 atau -13.227 ≤
x 20 ≤ 13.227
Maka:
x2 ≥ 13.227
Maka, berdasarkan statistik uji, karena x2 ≥ α maka H 0 ditolak

6. Kesimpulan
Dengan nilai statistik hitung sebesar 19,79 berarti lebih besar dari
nilai statistik tabel sebesar 13,227. Dengan demikian, hipotesis nol
kita tolak. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa proporsi orang
yang datang kelima toko tersebut tidaklah sama.

4.2.4 Uji Chi Square: Uji Independensi


1. Contoh Soal
Kecamatan A ingin mengetetahui apakah terdapat pengaruh antara
tingkat pendidikan penduduk dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Untuk itu dilakukan survei terhadap penduduk mengenai tingkat
pendidikan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil yang diperoleh
adalah dalam bentuk tabel kontingensi sebagai berikut.
<SMP SMP SMA Sarjana Jumlah
PHBS Rendah 20 24 192 14 250
PHBS Tinggi 8 15 239 38 300
Jumlah 28 39 431 52 550

Ujilah secara statistik apakah tingkat pendidikan menpengaruhi


perilaku hidup bersih dan sehat penduduk secara signifikan. Gunakan
tingkat signifikansi sebesar α =0.05.

Penyelesaian
Langkah-langkah penyelesaian menggunakan uji independesi chi
square adalah sebagai berikut:

2. Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif


H 0=¿ tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
H 1=¿ terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
dan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Tentukan tingkat signifikansi (alpha) dan daerah penolakan


Tingkat signifikansi yang digunakan biasanya adalah 5 persen (α =
0,05) atau disebut juga tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95 persen.
Derajat kebebasan = (k-1) (l-1)
= (2-1) (4-1)
=3
Maka: x 20.05 .3 =¿ 7.815

Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika x 20 ≤ x 20.05,3 atau x 20 ≥ x 20.05,3 atau x 20 ≤ 7.815 atau
x 20 ≥ 7.815
Gagal menolak H 0 jika −x 2 0,05,3 ≤ x 20 ≤ x 20.05,3 atau -7.815 ≤
x 20 ≤ 7.815

4. Statistik uji
Proses pengujian independensi chi square menggunakan tabel
kontingensi. Format tabel kontingensi adalah sebagai berikut.

Rumus uji statistic chi square ( x 2) yang digunakan adalah:


k l
(O ij −Eij ) 2
x 2hitung =∑ ∑
i=1 j=1 Eij
Dimana O ij adalah nilai observasi (pengamatan), Ei adalah nilai
ekspetasi (harapan), k adalah banyaknya baris dan l adalah
banyaknya kolom.

Nilai Eij dihitung menggunakan rumus:


ni ×n j
Eij =
n

Maka:
Hitung Eij terlebih dahulu yaitu:
250× 28
E11 = =12.7 3
550
250 ×39
E12= =17.7 3
550
250 × 431
E 1 3= =195.9 1
550
250 ×52
E14 = =23.6 4
550
300 ×28
E21= =15.2 7
550
300 ×39
E22= =21.2 7
550
300 × 431
E23= =235.0 9
550
300 ×52
E24 = =28.3 6
550

Dalam tabel kontingensi dapat ditampilkan seperti berikut.


<SMP SMP SMA Sarjana
PHBS Rendah O 11 O 12 O 13 O14
E11 E12 E13 E14
PHBS Tinggi O 21 O 22 O 23 O 24
E21 E22 E23 E24

Agar memudahkan proses penghitungan, maka nilai x 2hitungdihitung


dengan menggunakan tabel berikut:
Oij Eij Oij −Eij (O ¿ ¿ ij−Eij )2 ¿ (O ¿ ¿ ij−Eij )2
¿
Eij
20 12.73 7.27 52.85 4.15
24 17.73 6.27 39.31 2.22
192 195.91 -3.91 15.29 0.08
14 23.64 -9.64 92.93 3.93
8 15.27 -7.27 52.85 3.46
15 21.27 -6.27 39.31 1.85
239 235.09 3.91 15.29 0.07
38 28.36 9.64 92.93 3.28
Jumlah 19.03

Dari tabel perhitungan diperoleh nilai x 2hitung =19.03

5. Penentuan apakah berada dalam area penolakan atau tidak


x 2hitung = 19.03
Daerah penolakan:
Tolak H 0 jika x 20 ≤ x 20.05,3 atau x 20 ≥ x 20.05,3 atau x 20 ≤ 7.815 atau
x 20 ≥ 7.815
Gagal menolak H 0 jika −x 2 0,05,3 ≤ x 20 ≤ x 20.05,3 atau -7.815 ≤
x 20 ≤ 7.815
Maka:
x 2hitung ≥ 7.815

Maka, berdasarkan statistik uji karena x2 > α maka H0 ditolak

6. Kesimpulan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa x 2hitung =19.03 dan dari tabel chi

square diperoleh x 20.05,3=7.815, sehingga H 0 ditolak karena x 2hitung ≥


7.815
Dengan tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

4.3 Pengolahan Data Menggunakan SPSS


4.3.1 Uji T Satu Sampel Dengan SPSS
Berikut merupakan hasil pengolahan data dari uji t satu sampel
dengan mengunakan software SPSS, dilakukan pengolahan data dan
berikut hasil dari uji t satu sampel yang dilakukan dari 40 populasi dan 1
sampel.
Tabel 4.1 Hasil Uji T Satu Sampel menggunakan SPSS

Sumber (Kelompok 8, 2021)

4.3.2 Uji T Dua Sampel Dependen (Berpasangan) Dengan SPSS


Berikut merupakan hasil pengolahan data dari uji t dua sampel
dependen (berpasangan) dengan mengunakan software SPSS, dilakukan
pengolahan data dan berikut hasil dari uji t satu sampel yang dilakukan
dari 10 populasi dan 2 sampel
Tabel 4.2 Hasil Uji T Dua Sampel Dependen menggunakan SPSS
Sumber (Kelompok 8, 2021)

4.3.3 Uji Chi Square: Goodness of Fit Test Dengan SPSS


Berikut merupakan hasil pengolahan data dari uji chi square:
goodness of fit test dengan mengunakan software SPSS, dilakukan
pengolahan data dan berikut hasil dari uji chi square: goodness of fit test
yang dilakukan dari 5 populasi dan 1 sampel.
Tabel 4.3 Hasil Uji Chi Square: Goodness of Fit Test
Sumber (Kelompok 8, 2021)

4.3.4 Uji Chi Square: Uji Independensi Dengan SPSS


Berikut merupakan hasil pengolahan data dari uji chi square: uji
independensi dengan mengunakan software SPSS, dilakukan pengolahan
data dan berikut hasil dari uji chi square: uji independensi yang
dilakukan dari 8 populasi dan 2 sampel.
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square: Uji Independensi
Sumber (Kelompok 8, 2021)

Anda mungkin juga menyukai