Anda di halaman 1dari 4

Uji t satu sampel (berdistribusi normal)

Uji t satu sampel merupakan salah satu prosedur pengujian statistic inferensial yang digunakan untuk
menguji apakah rata-rata dari data yang digunakan secara statistic berbeda secara signifikan bila
dibandingkan denga nilai rata-rata yang sudah diketahui berdasarkan asumsi atau opini.

Uji t satu sampel dapat digunakan untuk menguji:

1. Perbedaan rata-rata antara sampel dan nilai rata-rata yang digunakan pada hipotesis.
2. Perbedaan rata-rata antara sampel dengan nilai median dari sampel yang diuji.
3. Perbedaan rata-rata antara sampel yang digunakan dengan nilai peluanya.
4. Perbedaan statistic antara nilai perubahan dengan titik nol.

Uji t satu sampel hanya dapat digunakan untuk menguji membandingkan nilai rata-rata sampel pada
satu variable dengan nilai rata-rata yang telah ditentukan.

Uji t satu sampel digunakan untuk jumlah sampel kecil kurang dari 30 atau ketika parameter standar
deviasi dari populasi diketahui.

Statistic uji t satu sampel:

X́−μ 0
t=
s/√n
X =rata−rata skor sampel
μ0=rata−rata populasi

s=simpangan baku skor sampel


n=banyaknya data sampel

Contoh uji t satu sampel

Akan dilakukan pengujian tinggi badan dari 20 siswa SMA. Dengan tinggi badan 173, 175, 172, 173, 171,
171, 170, 168, 169, 170, 175, 172, 174, 174, 166, 175, 167, 167, 172, 168. Berdasarkan penelitian
sebelumnya rata-rata ideal tinggi badan siswa SMA adalah 170 cm. apakah hal ini terbukti secara
statistic?

Penyelesaian.

1. Hipotesis
Ho: μ0=170(tinggi badan sampel adalah 170 cm)
Ha: μ0 ≠170 ( tinggi badan sampel tidak sama dengan 170 cm)

2. Nilai α
nilai α =taraf signifikansi=5 %=0,05
karena uji dua arah (hipotesis menggunakan =) maka α =5 % : 2=0,0 25

3. Rumus ststistik Penguji

X́−μ 0
t=
s/√n

a. Menghitung nilai rata-rata sampel dari data 173, 175, 172, 173, 171, 171, 170,
168, 169, 170, 175, 172, 174, 174, 166, 175, 167, 167, 172, 168. Dapat dihitung dengan
manual, dengan kalkulator atau dengan Ms. Excel.
X́ =171

Dan standar deviasi sampel s=2,81

b. Subtitusi ke rumus
X́−μ 0 171−170
´ 1
t= = = =1,59
s / √ n 2,81 / √ 20 0,63

Diperoleh nilai t hitung adalah 1,59

4. Derajat kebebasan
df = k-1 = 20-1 = 9

5. Nilai t tabel
Nilai t tabel dengan α =0,0 25 dan df = 19 adalah 2,09
6. Daerah
kritis

DK = { tolak H 0 , jika t hitung>nilai t tabel ataut hitung ≤nilai−t tabel }


Atau
DK = { tolak H 0 , jika t hitung>2,09 ataut hitung ≤−2,09 }
Atau
DK = { terima H 0 , jika−2,09 ≤ t hitung<2,09 }

Diperoleh
t hitung = 1,59 dan t tabel = 2,09
{−2,09 ≤ 1,59< 2,09 }
Maka t hitung< t tabel kesimpulan H 0 tidak ditolak atauditerima

7. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian diatas bisa disimpulkan bahwa gagal menolak H 0. Atau


tidak terdapat cukup bukti untuk menolak H 0 .

Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 % rata-rata tinggi badan siswa SMA


adalah 170 cm.

Anda mungkin juga menyukai