Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA KASUS

DIABETES MELITUS TIPE II


No. Dokumentasi :
S 014/SOP/UKP/P.UMUM/SUSUT I/2017
O No Revisi : 00
P TanggalTerbit : 20 Februari 2017
Jumlah Halaman :3

UPT Puskesmas dr. Ni Nyoman Kurniawati


TTD Kapus
Susut I NIP. 19840609 201001 2 008
1. Pengertian Definisi: Diabetes mellitus tipe II merupakan kumpulan gejala yang ditandai
oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan
sekresi insulin atau kedua-duanya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
- Penanganan pasien DM tipe II
- Mengurangi gejala klinis DM tipe II
- Mencegah terjadinya komplikasi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.008/UKP/SUSUT I / 2017 tentang layanan
klinis

4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514 Tahun


2015 tentang panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama

5. Persiapan 1. Alat
a. Stetoskop
b. Thermometer
c. Tensimeter
d. Glukometer sederhana
2. Bahan
a. Alat Perlindungan Diri
b. Stick GDS
6. Langkah-langkah Anamnesa Pasien
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien
- Menanyakan keluhan utama pasien yang dapat berupa keluhan
klasik diabetes atau yang tidak khas, riwayat perjalanan penyakit
hingga keluhan menggunakan konsep Sacred seven dan
Fundamental Four yang terkait dengan faktor risiko dan manifestasi
klinis dari DM tipe I.
Menanyakan riwayat kesehatan terdahulu seperti, hipertensi, diabetes
melitus, jantung, asthma,obat – obatan yang dikonsumsi, riwayat
kesehatan keluarga serta riwayat sosial yang berkaitan dengan
penyakit dan komplikasi yang saat ini diderita pasien
Pemeriksaan Fisik
- Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan.
- Petugas cuci tangan dan menggunakan APD
- Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
- Petugas melakukan fisik menyeluruh
- Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana
- Petugas melakukan cuci tangan
- Penegakan diagnose
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
a. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma
sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir ATAU
b. Gejala Klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam ATAU
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO)> 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75
gram yang dilarutkan dalam air. Apabila hasil pemeriksaan
tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa Terganggu
(TGT) atau Gula Darah Puasa Teranggu (GDPT) tergantung
dari hasil yang diperoleh
- Evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi perencanaan makan
sesuai kebutuhan
Tatalaksana Kasus
- Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal
2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
- Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
- Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
- Insulin : short acting atau long acting
Konseling dan edukasi sesuai dengan terapi non farmakologis dan
efek samping obat
 Terapi Nutrisi medis:
a. Pada penderita diabetes perlu ditekankan mengenai
pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan
b. Karbohidrat dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi
c. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan
pembatasan makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti
daging berlemak dan susu, asupan protein sebesar 10-20%
dari total asupan energi. Pada pasien nefropati jumlah asupan
protein yaitu 0,8g/Kg BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi.
 Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-5 kali seminggu selama
kurang lebih 30-60 menit minimal 150 menit/minggu intensitas sedang).
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun, harus tetap dilakukan.
Pencatatan rekam medis dan register
Rujuk apabila menemukan komplikasi atau tanda-tanda infeksi berat
7. Diagram Alir
Pasien datang

Anamnesa

Petugas mencuci tangan


dan gunakan APD

Pemeriksaan fisik dan Laboratorium


sederhana
Penegakan Diagnosa

Evaluasi penyulit DM, status gizi,


dan perencanaan sesuai
kebutuhan

Pemberian Edukasi Gaya Hidup


Sehat dan pemberian terapi sesuai
pedoman yang berlaku

Pencatatan rekam medis dan


register pasien serta kelengkapan
administrasi

Pulang

8. Hal-hal yang perlu 1. Keadaan umum pasien dan komplikasi


diperhatikan 2. Kelengkapan ketersediaan alat- alat kesehatan
3. Pemakaian APD
4. Konseling dan edukasi
9. Unit terkait - Ruangan Pemeriksaan Umum
- Ruangan UGD
- Ruangan rawat inap
- Ruangan Laboratorium
- Ruangan Konseling
10. Dokumen terkait 1. Buku register
2. Dokumen/ rekam medik
11. Rekaman Historis
Perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai