Anda di halaman 1dari 7

ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 5 (3) Desember 2016, hlmn.

164 - 170
ISSN Cetak 2302-4178

OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI MINYAK IKAN METODE


SOXHLETASI DENGAN VARIASI JENIS PELARUT
DAN SUHU BERBEDA

Optimization The Extraction Process of The Fish Oil in Soxhletasi Methods


With Different Types of Solvent and Temperature
Sahriawati
Email: *sahriawati@gmail.com
Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Ahmad Daud
Email: ahmaddaud.ppnp@gmail.com
Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

ABSTRAK

Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air. Lipid larut pada
pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena, dan kloroform.
Keberadaan lemak dalam suatu bahan pangan perlu dipertimbangkan konsentrasinya.
Selain memiliki fungsi yang penting bagi tubuh, lemak juga memiliki efek negatif. Reaksi
oksidasi dan hidrolisis hingga menyebabkan ketengikan pada ikan dan bahan pangan
lainnya adalah efek negatifnya. Ekstraksi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi lemak
bahan pangan. Ekstraksi dengan soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien dan efektif
untuk menentukan kadar minyak atau lemak suatu bahan. Proses ekstraksi dipengaruhi
oleh metode, pelarut, suhu, serta waktu ekstraksi yang akan berpengaruh terhadap
konsentrasi serta kualitas ekstrak minyak yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah
penggunaan beberapa jenis pelarut dan suhu ekstraksi yang berbeda dengan menggunakan
metode soxhletasi. Untuk mendapatkan konsentrasi minyak ikan yang optimal serta
kualitas minyak ikan terbaik berdasarkan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida.
Variabel pada penelitian ini adalah jenis pelarut (n-heksan, dietil eter, kloroform dan
benzen) dan suhu ekstraksi (50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC). Hasil penelitian menunjukkan
pelarut dietil eter pada suhu 80oC adalah perlakuan terbaik, yang menghasilkan konsentrasi
minyak ikan sebesar 18,27%, bilangan peroksida 0,200 mek/kg, dan kadar asam lemak
bebas 0,07% b/b.
Kata kunci: lemak, minyak, ekstraksi, soxhletasi, pelarut, suhu.

ABSTRACT

Lipids are organic compounds that are insoluble in water. Lipid soluble in non-
polar organic solvents, such as acetone, alcohol, ether, benzene, and chloroform. The
consentration of fat presence in food, should be considered. concentration. Besides it has
an important function for the body, the fat also has a negative effect. The reaction of
oxidation and hydrolysis and cause rancidity in fish and other foodstuffs are the negative
effects of fat. Extraction was conducted to determine the concentration of fat in food.
Soxhlet extraction is the efficiently and effectively extraction method to determine the oil or
fat content of a material. The extraction process is influenced by the method, solvent,
Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut 165
dan Suhu Berbeda

temperature, and time of extraction, it will affect the results of concentration and quality of
oil extract. The purpose of this study is the use of some solvent types with the diverse of
extraction temperature by using soxhletation method. To get the optimal concentration and
the best quality of the fish oil based on free fatty acids content and peroxide. The variable
in this study is the type of solvent (n-hexane, diethyl ether, chloroform and benzene) and
extraction temperatures (50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC). The results showed diethyl ether
solvent at 80°C temperature is the best treatment, which resulted fish oil concentration of
18.27%, peroxide of 0.200 meq/kg, and free fatty acid content of 0.07% w/w.
Keyword: fats, oils, extraction, soxhletasi, solvents, temperature.

PENDAHULUAN Salah satu faktor yang


mempengaruhi keberhasilan ekstraksi
Lemak dan minyak adalah suatu adalah pemilihan pelarut. Pemilihan
trigliserida atau triasigliserol. Perbedaan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi
antara suatu lemak dan minyak adalah minyak atau lemak adalah berdasarkan
pada temperatur kamar lemak berbentuk tingkat kepolarannya. Pemilihan pelarut
padat dan minyak berbentuk cair. Lemak pada umumnya dipengaruhi oleh
tersusun oleh asam lemak jenuh beberapa faktor antara lain: selektivitas,
sedangkan minyak tersusun oleh asam titik didih pelarut, pelarut tidak larut
lemak tidak jenuh. Lemak dan minyak dalam air, pelarut bersifat inert sehingga
adalah bahan-bahan yang tidal larut tidak bereaksi dengan komponen lain,
dalam air. Minyak atau lemak dapat harga pelarut semurah mungkin, pelarut
diperoleh dengan cara mengekstraksi mudah terbakar (Guenther, 1987, dalam
jaringan tanaman atau hewan yang Ari dkk, 2012). Pada dasarnya suatu
mengandung lemak (Asih, 2006). bahan akan mudah larut dalam pelarut
Menurut Vogel (1984) bahwa yang sama polaritasnya. Karena polaritas
ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak berbeda-beda maka tidak ada
merupakan proses pemisahan komponen bahan pelarut umum untuk semua jenis
zat terlarut berdasarkan sifat distribusinya lemak. Lipid merupakan senyawa organik
dalam dua pelarut yang tidak saling yang tidak larut dalam air, tetapi larut
melarut. Dengan memanfaatkan pada pelarut organik non polar, seperti
perbedaan kelarutannya senyawa yang aseton, alkohol, eter, benzena, kloroform
diinginkan dapat dipisahkan secara dan sebagainya (Nilasari dalam Sri,
selektif. Beberapa faktor yang 2013). Keberadaan lemak atau minyak
mempengaruhi proses ekstraksi yaitu dalam suatu bahan pangan perlu untuk
perbedaan metode, pelarut, suhu, serta dipertimbangkan konsentrasinya, karena
waktu ekstraksi akan berpengaruh selain memiliki fungsi yang penting bagi
terhadap jumlah rendemen serta kualitas tubuh, lemak juga memiliki efek negatif,
ekstrak yang didapatkan. Menggunakan diantaranya dapat mengalami reaksi
metode, pelarut serta waktu yang sesuai oksidasi dan hidrolisis hingga
akan menghasilkan rendemen serta menyebabkan ketengikan pada ikan dan
kualitas ekstrak yang maksimal (Xiao, bahan pangan lainnya.
dkk., 2010). Ekstraksi dengan alat soxhlet
166 Sahriawati dan Daud

merupakan cara ekstraksi yang efisien metode soxhletasi berdasarkan SNI. 01-
dan efektif untuk menentukan kadar 2354.3- (BSN, 2006), selanjutnya setiap
minyak atau lemak suatu bahan, karena minyak hasil ekstraksi dari setiap
pelarut yang digunakan dapat diperoleh perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali
kembali dan waktu yang digunakan untuk ulangan, masing-masing diukur dengan
ekstraksi relatif singkat. Proses ekstraksi parameter mutu kadar atau rendemen
dipengaruhi oleh metode, pelarut, suhu, minyak, kadar asam lemak bebas
serta waktu ekstraksi yang akan (%FFA), dan angka peroksida. Kadar
berpengaruh terhadap konsentrasi serta asam lemak bebas atau angka asam
kualitas ekstrak minyak yang dihasilkan. dibagi dua ditetapkan dengan prosedur
Tujuan penelitian ini adalah SNI 01-3555-1998 (BSN, 1998). Terlebih
penggunaan beberapa jenis pelarut dan dahulu sampel minyak dilarutkan dalam
suhu ekstraksi yang berbeda dengan metanol pro analisis dengan dibantu
menggunakan metode soxhletasi untuk proses pemanasan pada suhu 60o. Larutan
mendapatkan konsentrasi atau rendemen kemudian ditambahkan indikator
minyak ikan yang optimal, serta kualitas fenolftalein untuk selanjutnya dititrasi
minyak ikan terbaik berdasarkan asam dengan KOH 0,1 N hingga terbentuk
lemak bebas dan angka peroksida. warna merah muda.
Penetapan angka peroksida
METODE PENELITIAN dilakukan sesuai dengan prosedur pada
SNI 01-3555-1998. Dimana minyak hasil
Bahan dan Alat
ekstraksi terlebih dahulu ditambahkan
Bahan yang digunakan pada asam asetat glasia l: kloroform : etanol
penelitian ini adalah ikan bandeng umur (4 : 11 : 5). Selanjutnya campuran
60 hari yang berasal dari tambak ditambahkan kristal KI, air bebas CO2,
budidaya Politani Pangkep, pelarut polar kemudian campuran ditambahkan larutan
n-heksan, dietil eter, kloroform, dan kanji sebagai indikator selanjutnya
benzena, metanol, KOH, indikator PP, dititrasi dengan Na2S2O3 0,2N hingga
etanol, KI, amilum, Na2S2O3. Alat yang warna ungu hilang.
dipakai: Sokhlet, heating mantle, labu
alas bulat, oven, desikator, neraca HASIL DAN PEMBAHASAN
analitik, blender, erlenmeyer, pipet tetes,
buret. Kadar Lemak atau Minyak
Proses ekstraksi dilakukan dengan
Metode metode soxshletasi dengan 4 macam
Ikan bandeng berat ±250 gr per pelarut yaitu n-heksan, dietil eter,
ekor, disiangi dan difillet, dicuci bersih kloroform, dan benzena. Serta perbedaan
kemudian dikeringkan dengan sinar suhu ekstraksi yaitu 50oC, 60oC, 70oC,
matahari selama 1 hari. Bagian ikan yang 80oC serta 90oC. Tujuan pemakaian 4
dianalisa hanya bagian perut, karena jenis pelarut serta perbedaan suhu
perut ikan merupakan sumber utama tersebut adalah untuk mengetahui
lemak. Ekstraksi dilakukan dengan pengaruh polaritas serta titik didih pelarut
Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut 167
dan Suhu Berbeda

terhadap kadar lemak ikan serta kualitas traksi relatif kecil.


lemak atau minyak yang diperoleh (Tabel
1). Angka Asam atau Asam Lemak Bebas
Tabel 1 memperlihatkan kadar Penetapan angka asam
minyak ikan yang diperoleh berkisar menggambarkan jumlah kandungan asam
8,78% - 18,29%. Hasil analisis ragam lemak bebas yang terdapat dalam minyak.
menunjukkan perlakuan jenis pelarut dan Angka asam ini muncul akibat proses
variasi suhu ekstraksi berpengaruh sangat hidrolisis triasilgliserol yang terjadi
nyata (p<0,05) terhadap kadar minyak didalam minyak (Panangan et al., 2011).
pada ikan bandeng. Hasil uji lanjut Tukey Semakin besar angka asam maka kualitas
HSD terhadap penggunan jenis pelarut minyak akan semakin rendah. Angka
berbeda menunjukkan kadar minyak pada asam menurut SNI dinyatakan sebagai
jenis pelarut kloroform tidak berbeda banyaknya mg KOH yang diperlukan
nyata dengan n-heksan namun berbeda untuk menetralkan 1 gram asam lemak
nyata dengan jenis pelarut lainnya bebas. Angka asam ini dapat juga
(p<0,05). Sedangkan penggunaan variasi dinyatakan dalam % yang ekivalen
suhu ekstraksi menunjukkan bahwa terhadap asam oleat.
penggunaan suhu ekstraksi 50oC berbeda Tabel 2 menunjukkan seluruh
nyata dengan suhu lainnya (p<0,05), minyak ikan memiliki asam lemak bebas
suhu 60oC tidak berbeda nyata dengan sekitar 0,0012-0,2995 yang artinya
70oC dan suhu 80oC tidak berbeda nyata seluruh minyak ikan memiliki asam
dengan suhu 90oC. lemak bebas yang diperoleh telah
Hal ini sangat sesuai dengan memenuhi standar mutu internasional
penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah yang disyaratkan untuk minyak ikan
dkk., 2014, menyatakan bahwa sebesar 1 - 7% (Ahmadi, 2007). Suatu
perbedaan perbandingan suhu minyak yang dapat bertahan lama apabila
berpengaruh nyata terhadap persentase kandungan asam lemak bebas di dalam
rendemen minyak ikan dari kulit ikan minyak maksimum 0,5% (ekuivalen
patin. Suhu yang tinggi menyebabkan terhadap asam oleat) atau angka asam
kerusakan pada dinding sel, sehingga maksimal 1 mg KOH per gram sampel
dinding sel akan mudah dipecahkan. (Haas, 2005).
Dengan demikian dinding sel akan Hasil analisis ragam menunjukkan
mudah ditembus oleh minyak atau lemak perlakuan jenis pelarut, variasi suhu
sehingga minyak akan mudah keluar dan ekstraksi dan interaksi jenis pelarut dan
meningkatkan kadar minyak ikan yang suhu ekstraksi berpengaruh sangat nyata
terekstraksi (Wildan, 2012). (p<0,05). Hasil uji lanjut Tukey HSD
Rendahnya kadar lemak yang terhadap penggunaan jenis pelarut
dihasilkan dengan menggunakan pelarut berbeda menunjukkan bahwa Dietil eter
benzena pada suhu 50oC disebabkan titik tidak berbeda nyata dengan n-heksana
didih benzena 80oC lebih tinggi di dan benzena namun berbeda nyata
banding titik didih pelarut lainnya, dengan kloroform sedangkan variasi suhu
sehingga sirkulasi pelarut pada saat eks- ekstraksi menunjukkan tidak berbeda
168 Sahriawati dan Daud

nyata. Hal ini diduga disebabkan karena oksigen yang menghasilkan suatu
kloroform memiliki indeks polaritas yang senyawa peroksida.
lebih tinggi dibanding pelarut lainnya Tabel 3 memperlihatkan besaran
yaitu 4,1 memungkinkan terjadinya angka peroksida dari setiap sampel
reaksi hidrolisis. minyak adalah berada pada rentang
0,1063 - 0,2536 .hal ini menunjukkan
Angka Peroksida angka peroksida dari seluruh minyak ikan
Selain angka asam atau asam masih memenuhi syarat mutu minyak
lemak bebas parameter mutu suatu ikan internasional yaitu 3 – 20 mek/kg.
minyak ikan juga ditunjukkan dari Hasil analisis ragam menunjukkan
besaran angka peroksida. Angka perlakuan jenis pelarut tidak berpengaruh
peroksida memperlihatkan tingkat nyata terhadap angka peroksida
kerusakan dari suatu minyak ikan. sedangkan variasi suhu ekstraksi dan
Semakin besar angka peroksida maka interaksi jenis pelarut dan suhu ekstraksi
kualitas minyak ikan semakin rendah. berpengaruh sangat nyata (p<0,05). Hasil
Angka peroksida diakibatkan oleh uji lanjut Tukey HSD terhadap
minyak yang mengandung asam-asam penggunaan variasi suhu ekstraksi
lemak tidak jenuh teroksidasi oleh menunjukkan bahwa penggunaan suhu
Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut 169
dan Suhu Berbeda

ekstraksi 50oC berbeda nyata dengan lipid composition of herring fillets,


suhu ektraksi lainnya (p<0,05) namun by – products and respective
suhu ekstraksi 60oC tidak berbeda nyata produced oils. Journal of Agri
dengan 70oC, 80oC dan 90oC. Cultural and Food Chemistry, 50
Minyak yang mengandung asam (16). 4589 – 4599. DOI : 10.1021/
lemak yang banyak ikatan rangkapnya jf 0115995.
dapat teroksidasi secara spontan. Asih, F. 2006. Profil Asam Lemak
Oksidasi spontan ini menyebabkan Omega-3 Dalam Hati Ikan
minyak menjadi tengik dan terasa tidak Manyung (Arius thallasinus) yang
enak. Proses terjadinya ketengikan dapat mengalami pemanasan
dipercepat apabila terdapat logam tertentu pendahuluan (Blanching). Skripsi.
seperti tembaga, seng, timah dan timbal, Fakultas MIPA, Jrsn Kimia. Unes.
dan apabila mendapat panas dan cahaya Semarang.
(Zulkarnain, 2011). Menurut Aidos et al,
(2002) dalam Nurjannah, (2014) Ari, D. S., Dwi, A. Gita, G. P., Yoseptin,
menyatakan nilai peroksida tergantung B. G. 2012. Polaritas Pelarut
pada suhu saat ekstraksi. Berdasarkan hal Sebagai Pertimbangan dalam
tersebut maka angka peroksida pada tabel Pemilihan pelarut Untuk Ekstraksi
3 semakin meningkat seiring peningkatan Minyak Bekatul dari Bekatul
suhu ekstraksi. Varietas Ketan (Oriza sativa
glatinosa). Simposium Nasional
KESIMPULAN RAPI XI FT UMS. Surakarta.
Wildan, D. Ingrid, A. I., Hartati, W.
Hasil penelitian diperoleh
2002. Optimasi Pengambilan
perlakuan terbaik dengan menggunakan
Minyak dari Limbah Padat Biji
pelarut dietil eter pada suhu 80oC, yang
Karet dengan Metode Sokhletasi.
menghasilkan konsentrasi minyak ikan
Momentum. Vol 8(2); 52-56.
sebesar 18,27%, bilangan peroksida
0,200% mek/kg, kadar asam lemak bebas BSN 1998.SNI .01-3555-1998, Cara Uji
0,07 % b/b. Minyak dan Lemak. Badan
Standardisasi Nasional. Hal. 1, 5, 7.
DAFTAR PUSTAKA
BSN 2006. SNI. 01-2354.3-2006.
Ahmadi, K. G. S., dan Wahyu, M. 2007. Penentuan Kadar Lemak Total
Aktivasi Kimiawi Zeolit Alam untuk Pada Produk Perikanan. Badan
Pemurnian Minyak Ikan dari Hasil Standardisasi Nasional.
Samping Penepungan Ikan Lemuru Haas, M. J. 2005. Animal Fats, dalam
(Sardinella longiceps). Jurnal Bailey’s industrial oil and fats
Teknologi Pertanian. Vol 8(2); 71- product, 6th ed, vol 1. John Wiley
79- Malang. and Sons, Inc., Publication. New
Aidos, I., A. Van – der – Padt, R. Jersey. 173p.
M.Boom, J. B. Luten. 2002. Nurjannah, Sugeng, H. S., Tito, B. A.
Seasonal changes in crude and 2014. Ekstraksi dan Karakterisasi
170 Sahriawati dan Daud

Minyak dari Kulit Ikan Patin Vogel, A. I., 1984. Anorganik Kualitatif
(Pangasius hypophthalmus). Depik, Makro dan Semi Mikro. PT Kalman
3(3): 250-262. Media Pustaka, Jakarta.
Panangan, A. T., H. Yohandini, dan J.U. Xiao, Q., C., Qin, L., Fan, Z., 2005.
Gultom. 2011. Analisis Kualitatif Microwave Assited Extraction of
dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Polysaccharides From Solanum
Jenuh omega-3 dari Minyak Ikan Nigrum, Journal of Central and
Patin (Pangasius pangasius) South University Technology,
dengan Metode Kromatografi Gas, 12(5) : 556-560.
J. Penelitian Sains, 14(4C) : 38-42.
Zulkarnain, E., Heldrian, S., Ety, Y.,
Sri, S. H. Dkk. 2013. Analisis Asam Delmi, S. 2011. Pengaruh
Lemak Omega-3 dari Minyak Pemanasan Terhadap Kejenuhan
Kepala Ikan Sunglir (Elagatis Asam Lemak Minyak Goreng Sawit
bipinnulata) melalui Esterifikasi dan Minyak Goreng Jagung.
Enzimatik. Jurnal Natur Indonesia Artikel Penelitian. J Indon Med
15 (2) : 75 – 83. Assoe, Vol 61(6).

Anda mungkin juga menyukai