186 372 2 PB
186 372 2 PB
164 - 170
ISSN Cetak 2302-4178
Ahmad Daud
Email: ahmaddaud.ppnp@gmail.com
Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
ABSTRAK
Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air. Lipid larut pada
pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena, dan kloroform.
Keberadaan lemak dalam suatu bahan pangan perlu dipertimbangkan konsentrasinya.
Selain memiliki fungsi yang penting bagi tubuh, lemak juga memiliki efek negatif. Reaksi
oksidasi dan hidrolisis hingga menyebabkan ketengikan pada ikan dan bahan pangan
lainnya adalah efek negatifnya. Ekstraksi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi lemak
bahan pangan. Ekstraksi dengan soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien dan efektif
untuk menentukan kadar minyak atau lemak suatu bahan. Proses ekstraksi dipengaruhi
oleh metode, pelarut, suhu, serta waktu ekstraksi yang akan berpengaruh terhadap
konsentrasi serta kualitas ekstrak minyak yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah
penggunaan beberapa jenis pelarut dan suhu ekstraksi yang berbeda dengan menggunakan
metode soxhletasi. Untuk mendapatkan konsentrasi minyak ikan yang optimal serta
kualitas minyak ikan terbaik berdasarkan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida.
Variabel pada penelitian ini adalah jenis pelarut (n-heksan, dietil eter, kloroform dan
benzen) dan suhu ekstraksi (50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC). Hasil penelitian menunjukkan
pelarut dietil eter pada suhu 80oC adalah perlakuan terbaik, yang menghasilkan konsentrasi
minyak ikan sebesar 18,27%, bilangan peroksida 0,200 mek/kg, dan kadar asam lemak
bebas 0,07% b/b.
Kata kunci: lemak, minyak, ekstraksi, soxhletasi, pelarut, suhu.
ABSTRACT
Lipids are organic compounds that are insoluble in water. Lipid soluble in non-
polar organic solvents, such as acetone, alcohol, ether, benzene, and chloroform. The
consentration of fat presence in food, should be considered. concentration. Besides it has
an important function for the body, the fat also has a negative effect. The reaction of
oxidation and hydrolysis and cause rancidity in fish and other foodstuffs are the negative
effects of fat. Extraction was conducted to determine the concentration of fat in food.
Soxhlet extraction is the efficiently and effectively extraction method to determine the oil or
fat content of a material. The extraction process is influenced by the method, solvent,
Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut 165
dan Suhu Berbeda
temperature, and time of extraction, it will affect the results of concentration and quality of
oil extract. The purpose of this study is the use of some solvent types with the diverse of
extraction temperature by using soxhletation method. To get the optimal concentration and
the best quality of the fish oil based on free fatty acids content and peroxide. The variable
in this study is the type of solvent (n-hexane, diethyl ether, chloroform and benzene) and
extraction temperatures (50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC). The results showed diethyl ether
solvent at 80°C temperature is the best treatment, which resulted fish oil concentration of
18.27%, peroxide of 0.200 meq/kg, and free fatty acid content of 0.07% w/w.
Keyword: fats, oils, extraction, soxhletasi, solvents, temperature.
merupakan cara ekstraksi yang efisien metode soxhletasi berdasarkan SNI. 01-
dan efektif untuk menentukan kadar 2354.3- (BSN, 2006), selanjutnya setiap
minyak atau lemak suatu bahan, karena minyak hasil ekstraksi dari setiap
pelarut yang digunakan dapat diperoleh perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali
kembali dan waktu yang digunakan untuk ulangan, masing-masing diukur dengan
ekstraksi relatif singkat. Proses ekstraksi parameter mutu kadar atau rendemen
dipengaruhi oleh metode, pelarut, suhu, minyak, kadar asam lemak bebas
serta waktu ekstraksi yang akan (%FFA), dan angka peroksida. Kadar
berpengaruh terhadap konsentrasi serta asam lemak bebas atau angka asam
kualitas ekstrak minyak yang dihasilkan. dibagi dua ditetapkan dengan prosedur
Tujuan penelitian ini adalah SNI 01-3555-1998 (BSN, 1998). Terlebih
penggunaan beberapa jenis pelarut dan dahulu sampel minyak dilarutkan dalam
suhu ekstraksi yang berbeda dengan metanol pro analisis dengan dibantu
menggunakan metode soxhletasi untuk proses pemanasan pada suhu 60o. Larutan
mendapatkan konsentrasi atau rendemen kemudian ditambahkan indikator
minyak ikan yang optimal, serta kualitas fenolftalein untuk selanjutnya dititrasi
minyak ikan terbaik berdasarkan asam dengan KOH 0,1 N hingga terbentuk
lemak bebas dan angka peroksida. warna merah muda.
Penetapan angka peroksida
METODE PENELITIAN dilakukan sesuai dengan prosedur pada
SNI 01-3555-1998. Dimana minyak hasil
Bahan dan Alat
ekstraksi terlebih dahulu ditambahkan
Bahan yang digunakan pada asam asetat glasia l: kloroform : etanol
penelitian ini adalah ikan bandeng umur (4 : 11 : 5). Selanjutnya campuran
60 hari yang berasal dari tambak ditambahkan kristal KI, air bebas CO2,
budidaya Politani Pangkep, pelarut polar kemudian campuran ditambahkan larutan
n-heksan, dietil eter, kloroform, dan kanji sebagai indikator selanjutnya
benzena, metanol, KOH, indikator PP, dititrasi dengan Na2S2O3 0,2N hingga
etanol, KI, amilum, Na2S2O3. Alat yang warna ungu hilang.
dipakai: Sokhlet, heating mantle, labu
alas bulat, oven, desikator, neraca HASIL DAN PEMBAHASAN
analitik, blender, erlenmeyer, pipet tetes,
buret. Kadar Lemak atau Minyak
Proses ekstraksi dilakukan dengan
Metode metode soxshletasi dengan 4 macam
Ikan bandeng berat ±250 gr per pelarut yaitu n-heksan, dietil eter,
ekor, disiangi dan difillet, dicuci bersih kloroform, dan benzena. Serta perbedaan
kemudian dikeringkan dengan sinar suhu ekstraksi yaitu 50oC, 60oC, 70oC,
matahari selama 1 hari. Bagian ikan yang 80oC serta 90oC. Tujuan pemakaian 4
dianalisa hanya bagian perut, karena jenis pelarut serta perbedaan suhu
perut ikan merupakan sumber utama tersebut adalah untuk mengetahui
lemak. Ekstraksi dilakukan dengan pengaruh polaritas serta titik didih pelarut
Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut 167
dan Suhu Berbeda
nyata. Hal ini diduga disebabkan karena oksigen yang menghasilkan suatu
kloroform memiliki indeks polaritas yang senyawa peroksida.
lebih tinggi dibanding pelarut lainnya Tabel 3 memperlihatkan besaran
yaitu 4,1 memungkinkan terjadinya angka peroksida dari setiap sampel
reaksi hidrolisis. minyak adalah berada pada rentang
0,1063 - 0,2536 .hal ini menunjukkan
Angka Peroksida angka peroksida dari seluruh minyak ikan
Selain angka asam atau asam masih memenuhi syarat mutu minyak
lemak bebas parameter mutu suatu ikan internasional yaitu 3 – 20 mek/kg.
minyak ikan juga ditunjukkan dari Hasil analisis ragam menunjukkan
besaran angka peroksida. Angka perlakuan jenis pelarut tidak berpengaruh
peroksida memperlihatkan tingkat nyata terhadap angka peroksida
kerusakan dari suatu minyak ikan. sedangkan variasi suhu ekstraksi dan
Semakin besar angka peroksida maka interaksi jenis pelarut dan suhu ekstraksi
kualitas minyak ikan semakin rendah. berpengaruh sangat nyata (p<0,05). Hasil
Angka peroksida diakibatkan oleh uji lanjut Tukey HSD terhadap
minyak yang mengandung asam-asam penggunaan variasi suhu ekstraksi
lemak tidak jenuh teroksidasi oleh menunjukkan bahwa penggunaan suhu
Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut 169
dan Suhu Berbeda
Minyak dari Kulit Ikan Patin Vogel, A. I., 1984. Anorganik Kualitatif
(Pangasius hypophthalmus). Depik, Makro dan Semi Mikro. PT Kalman
3(3): 250-262. Media Pustaka, Jakarta.
Panangan, A. T., H. Yohandini, dan J.U. Xiao, Q., C., Qin, L., Fan, Z., 2005.
Gultom. 2011. Analisis Kualitatif Microwave Assited Extraction of
dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Polysaccharides From Solanum
Jenuh omega-3 dari Minyak Ikan Nigrum, Journal of Central and
Patin (Pangasius pangasius) South University Technology,
dengan Metode Kromatografi Gas, 12(5) : 556-560.
J. Penelitian Sains, 14(4C) : 38-42.
Zulkarnain, E., Heldrian, S., Ety, Y.,
Sri, S. H. Dkk. 2013. Analisis Asam Delmi, S. 2011. Pengaruh
Lemak Omega-3 dari Minyak Pemanasan Terhadap Kejenuhan
Kepala Ikan Sunglir (Elagatis Asam Lemak Minyak Goreng Sawit
bipinnulata) melalui Esterifikasi dan Minyak Goreng Jagung.
Enzimatik. Jurnal Natur Indonesia Artikel Penelitian. J Indon Med
15 (2) : 75 – 83. Assoe, Vol 61(6).