Bab 5 Pekerjaan Beton
Bab 5 Pekerjaan Beton
PEKERJAAN BETON
5.1. UMUM
Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk bangunan-
bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete) maupun beton
bertulang yang harus dilaksanakan Kontraktor sesuai sesuai dengan kewajibannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, dan atau yang
ditunjukkan dalam gambar maupun yang diperintahkan oleh Direksi. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau Wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum peralatan untuk pekerjaan beton
yang akan digunakan oleh Kontraktor untuk pengolahan, penakaran, pencampuran,
pengangkutan, pengecoran beton dan membuat adukan pasangan (mortar), Kontraktor
harus menyerahkan bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk menghasilkan
pengelolaan yang benar dan effisien dari peralatan yang akan digunakan dan
menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton yang memenuhi spesifikasi yang
ditentukan dalam kontrak.
Jika Kontraktor ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik,
Kontraktor harus memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh
(30) hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
telah disetujui. Pemberitahuan tersebut mencakup ; uraian lengkap tentang pabrik
beton, nama supplier, tempat dan kemampuan dari Batching Plant, alat-alat
pendukung, pengalaman beserta keandalannya untuk menghasilkan beton berkualitas
baik, tepat waktu dan lain-lain untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Tanpa
persetujuan Direksi, Kontraktor tidak boleh menggunakan peralatan untuk pengolahan
dan/atau membeli serta mendatangkan beton jadi dari pabrik atau supplier.
Semua persiapan pengamanan yang memadai harus dipenuhi oleh Kontraktor sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Sub-pasal 7.2 dan 7.3 dari Spefikasi Umum,
sehingga air buangan dari pengolahan maupun perawatan beton yang mengandung
endapan-endapan bahan-bahan tidak boleh langsung di buang ke sungai dan di
dilimpahkan ke tempat disekitar pekerjaan.
5.2.1. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-
jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-8 atau SII 0013 dan SNI 2049-90-A atau ASTM nomor C150,
dan/atau atas persetujuan Direksi.
Semen yang dikemas dalam kantong harus dikirim sesuai dengan persetujuan
dari Direksi dan harus disimpan dalam gudang yang kedap air serta dilengkapi
dengan sarana untuk menyerap kelembaban, dan harus mendapat persetujuan
Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk
pemeriksaan, serta ditandai dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen, sedemikian rupa sehingga untuk semen yang pertama masuk
harus dapat dikeluarkan yang pertama pula.
Semua biaya penggunaan bahan pembantu harus sudah termasuk dalam harga
satuan kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
pekerjaan beton dimana bahan pembantu akan digunakan dan tidak ada
pembayaran terpisah untuk item yang sama harus dipertimbangkan oleh
Pemilik.
5.3. AGREGAT
5.3.1. Umum
Material untuk membuat agregat halus dan kasar dapat berupa pasir/krikil
alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir/batu
pecah buatan yang dihasilkan dari pemecahan batu yang disetujui oleh
Direksi, kecuali juka Kontraktor ingin membeli beton jadi dari pabrik.
Dalam hal Kontraktor ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Kontraktor harus menyerahkan hasil uji, data dan
informasi lainnya tenteng sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregrat yang
akan dibeli dan dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum
agregrat itu digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Agregrat halus adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.
Agregrat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti panas matahari dan hujan).
Gradasi agregrat yang digunakan sesuai PBI 1971 N.1.2 harus memenuhi
persyaratn sebagai berikut:
sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.
5 90 – 100
2,5 80 – 100
1,2 50 – 90
0,6 25 – 65
0,3 10 – 35
0,15 2-10
Modulus kehalusan butir dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3.
Prosentasi dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-nilai berikut:
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan atas persetujuan
dari Direksi.
Agregrat kasar adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir minimum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.
Agregrat kasar untuk pekerjaan beton dapat berupa krikil sebagai hasil
desintegrasi alam dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu, dengan sifat-sifat karakteristik yang hampir sama,
dengan ukuran butir antara 5 mm – 40 mm.
Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal (tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif alkali.
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24% berat,
atau dengan mesin Pengaus Loas Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50%.
Aggregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan ISO, dengan ukuran lubang berturut-
turut ; 31,5 – 16 – 8 – 4 – 2 – 1 – 0,500 – 0,250 mm, harus memenuhi syarat-
syarat berikut;
sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%;
sisa antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat.
Semua biaya yang timbul dari produksi agregat kasar termasuk biaya konsensi
lapangan atau kawasan penambangan terpilih, penambangan, pengangkutan,
pemecahan, penyaringan, penyimpanan dan lain-lain harus termasuk di dalam
harga satuan beton per kubik yang ditawarkan untuk masing-masing item
pekerjaan beton di Daftar Kuantitas.
Dalam hal agregat kasar diadakan atau dibeli Kontraktor dari pabrikan atau
pemasok, biaya yang timbul dari pembelian, pengangkutan, penyimpanan dan
lain-lain harus juga termasuk di dalam harga satuan per meter kubik beton
seperti yang dinyatakan di alinea di atas.
Dalam hal Kontraktor menyediakan mesin pemecah batu dan peralatan untuk
memproduksi agregat kasar di lapangan, semua biaya harus termasuk di dalam
harga satuan per meter kubik beton seperti yang dinyatakan di alinea di atas.
Tidak ada ekstra atau tambahan pembayaran kepada Kontraktor untuk agregat
kasar akan dilakukan oleh Pemberi Kerja dan Direksi.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton, adukan mortar serta air untuk mencuci
agregat harus disediakan oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Air yang digunakan pembuatan dan perawatan beton serta pembuatan adukan mortar
harus bebas dari minyak, asam, garam-garam, alkali, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan. Bila diminta oleh
Direksi contoh air harus diambil dari tempat yang diusulkan dan dibandingkan dengan
air suling. Air tersebut dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari
kekuatan tekan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Dengan persetujuan Direksi, Kontraktor boleh memakai air minum yang disediakan
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan ijin PDAM. Bila dibutuhkan
oleh Direksi, kualitas air pencampur harus disahkan sesuai dengan standar dari
AASHTO T26 (Standar Tata Cara Pengujian Kualitas Air yang dipergunakan untuk
Beton).
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemakaian air yang akan
digunakan untuk adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah
termasuk dalam harga satuan masing-masing item dalam harga satuan kontrak
permeter kubik untuk beton maupun mortar seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
5.5.1. Komposisi
Beton harus terbuat dari semen Portland biasa, air, agregat halus, agregat kasar
dan obat semen / bahan campuran tambahan jika diperlukan, yang telah
disetujui oleh Direksi dan diaduk dengan sempurna dan diatur sesuai dengan
kekentalan yang benar.
Tipe/jenis beton yang digunakan dibagi menjadi enam (6) kelas yang
diantaranya juga termasuk beton kurus (untuk lantai kerja). Masing-masing
kelas beton yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, seperti ditunjukan
dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi.
Banyaknya air yang digunakan dalam beton dapat diubah oleh Direksi selama
dalam batas-batas yang telah ditentukan, yang sesuai dengan perbandingan air
semen yang diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan,
mempunyai kekentalan yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat
penggunaan bahan campuran tambahan/obat semen, jika digunakan, beserta
kemungkinan variasi dari besarnya kadar air maupun gradasi agregat yang
akan dicampur.
Slump Slump
Kelas Penggunaan beton pada
Minimum Maksimum
Beton Bangunan-bangunan sungai
(mm) (mm)
A Tiang pancang beton bertulang 100 140
Lantai & balok jembatan, bangunan Sluiceway dan lantai
B beton untuk Hoist, Bangunan Syphon serta beton-beton 120 160
pelindung
C Pilar dan Abutment jembatan maupun Abutment bendung 80 120
D Bagian pondasi bangunan pengaman (Revetment) 80 120
Beton massa untuk tubuh bendung, pelat beton
E 80 120
Pada bangunan permanen sungai
F Beton untuk lantai kerja 80 120
Pada waktu pelaksanaan bila tipe semen atau jenis agregat berubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak
bisa memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara /
prosedur seperti di atas.
Kontraktor harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat
untuk memeriksa ketelitian timbangan.
Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut ini harus selalu diletakkan
dekat dengan alat untuk masing-masing penakaran :
Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar dengan drum-
pengaduk atau sudu-pemutar harus dioperasikan merata pada kecepatan
mengaduk sebagaimana yang dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpan
Jika dipakai semen curah dan volume takaran setengah (0.5) meter kubik atau
lebih maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan dibedakan
antara corong agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluran dari corong
timbangan untuk semen curah harus dikunci pada saat pembukaan khususnya
bila banyaknya semen dalam corong-corong berkurang lebih dari satu persen
(1%) atau bertambah berat lebih dari tiga persen (3%) dibandingkan dengan
banyaknya berat semen yang sudah ditetapkan.
Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu
pengadukan mesin-aduk harus terus berputar sesuai dengan putaran rencana.
Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan.
Bila berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih, maka mesin-aduk harus
dicuci bersih.
Beton jadi yang dibeli dari supplier boleh digunakan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi. Persetujuan ini tidak mengikat dengan tanpa
alasan, karena Kontraktor harus menunjukkan bahwa bahan beton yang dibeli
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Persyaratan yang ditetapkan seperti pengambilan contoh, adukan pendahuluan,
pengujian dan mutu beton untuk berbagai kelas beton harus tetap diikuti.
5.6.1. Umum
puluh lima (25) mm, atau kehilangan kandungan udara sebelum konsolidasi
melebihi satu (1%) persen pada adukan beton.
Dalam hal beton diangkut dan atau dicor dengan salah satu dari tipe peralatan
yang disebutkan di bawah ini maka alat-alat yang digunakan harus dipasang
dan ditangani sesuai dengan uraian di bawah ini.
Kecepatan mengaduk dari drum harus diantara dua (2) sampai empat (4)
putaran per menit. Isi campuran beton di dalam drum harus tidak melebihi
kapasitas yang ditetapkan oleh pabrik atau tidak melebihi tujuh puluh (70%)
persen dari isi penuh dari drum. Atas persetujuan Direksi truk-pengaduk bisa
digunakan atau dipakai saat pangangkutan beton. Interval antara
dimasukkannya air ke dalam drum dan pengeluaran adukan beton dari
pengaduk harus tidak melebihi satu (1) jam. Selama dalam interval ini,
campuran harus diaduk secara terus menerus dengan kecepatan seperti tersebut
di atas.
Bak truk non-agitasi harus halus dan kedap air. Untuk melindungi terhadap
hujan harus diberi tutup. Truk non-agitasi harus mengeluarkan campuran beton
ke lokasi pekerjaan sebagai adukan yang merata dan tercampur secara
sempurna.
Adukan yang merata akan dapat dianggap memenuhi syarat, bila contoh dari
bagian satu dan bagian lainnya dari bahan-campuran mempunyai slump yang
perbedaannya tidak lebih dari dua puluh lima (25) mm. Pengecoran beton
harus selesai dalam satu (1) jam sesudah memasukkan air kedalam semen dan
agregat.
Dalam keadaan tertentu untuk mempercepat pengerasan beton, atau bila suhu
udara tiga puluh (300C) derajat atau lebih, batas waktu pengeluaran beton
harus kurang dari satu (1) jam.
Adukan beton tidak boleh diangakut dengan alat ban-berjalan (belt conveyor),
kecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Jika diijinkan, alat ban-berjalan
harus digunakan dengan syarat-syarat bahwa alat harus dilindungi dari hujan,
angin dan sinar matahari, dan suatu corong-khusus dengan chute tegak harus
dipasang di ujung masing-masing alat ban berjalan untuk membatasi jatuhnya
adukan beton yang akan dicor dengan tinggi-jatuh maksimal satu setengah
(1.5) m.
Rincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan sebagainya untuk
masing-masing tipe dari alat-alat di atas harus diserahkan kepada Direksi.
Semua alat-alat itu harus dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan buku-
petunjuk dari pabrik.
Alat tipe lain dari yang disebut di atas harus mendapat persetujuan dari Direksi
sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.
5.7.1. Umum
Kecuali bila disetujui oleh Direksi, beton tidak boleh dicor pada waktu hujan
atau tergenang air dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air yang
mengalir.
Selama proses ini sarana komunikasi antara lokasi pengadukan dan lokasi
pengecoran, bila dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat
oleh Kontraktor seperti yang ditentukan oleh Direksi. Tidak ada pembayaran
tersendiri atau tambahan pembayaran kepada Kontraktor sebagai biaya
tambahan untuk tersedianya sarana komunikasi.
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan ditempati adukan beton untuk
pondasi harus dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau
bahan kotoran lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil harus dalam
keadaan lembab sebelum adukan beton untuk pondasi dicor/ditempatkan.
Suhu adukan beton selama waktu pengecoran tidak boleh lebih dari tiga puluh
dua (320C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus terlindung dan
terhindar dari cuaca panas atau material agregat dapat juga disemprot dengan
air. Air untuk adukan harus cukup dingin atau campuran beton diisolasi, jika
diperlukan, untuk menjaga suhu adukan-beton di bawah batas-batas yang telah
ditetapkan.
Beton tidak boleh di cor di bawah air kecuali hal tersebut tidak dapat dihindari
dan dalam hal ini harus mendapat persetujuan dari Direksi dan harus dilakukan
dengan pengawasan yang ketat dan teliti.
Banyaknya semen untuk setiap kelas beton yang dicor di dalam air harus
ditambah, sehingga faktor air-semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47.
Slump harus dijaga tidak boleh melebih sepuluh (10) cm untuk menghindari
5.7.5. Pengecoran
Adukan beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali
dapat diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan slump sebesar dua
puluh lima (25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan Direksi, harus
dibuang ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya yang dikeluarkan
untuk pembuatan adukan dan pembuangannya ditanggung oleh Kontraktor.
Semua adukan harus dicurahkan lapis demi lapis secara horisontal dengan
tebal lapisan tidak melebihi empat puluh (40) cm. Direksi berhak untuk
meminta tebal lapisan kurang dari empat puluh (40) cm bilamana diperlukan.
Bila ditetapkan pada tebal 40 cm sesuai dengan spesifikasi, tinggi satu bagian
yang dicor harus ditetapkan seperti ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan pengarahan dari Direksi.
Dalam pengecoran beton tanpa cetakan pada talud yang cukup curam sehingga
penggetaran internal dalam beton menjadi sulit tanpa cetakan, beton harus
Bila beton dicor secara monopolitis sekeliling bukaan dengan ukuran vertical
lebih dari 60 cm, atau bila beton untuk geladak, lantai, pelat, balok, girder atau
bagian struktur yang sama lainnya dicor monolitis dengan penopang beton,
perintah berikut ini harus dilakukan :
Pengecoran beton dapat ditunda tidak kurang dari 1 (satu) jam dan lebih dari 3
(tiga) jam pada puncak bukaan dan pada dasar siku di bawah geladak, pelat,
lantai, balok, girder atau bagian struktur yang sama lainnya bila siku bevel
ditetapkan, dan pada dasar bagian struktur tersebut bila siku tidak ditetapkan,
tetapi pengecoran tidak dapat ditunda terlalu lama sehingga alat penggetar
tidak dapat menembus beton yang dicor dengan beratnya sendiri sebelum
penundaan. Bila beton cor mengeras, penggetaran kembali pengecoran beton
dilakukan sebelum penundaan dilakukan.
Beton yang dicor 60 cm atau lebih pada akhir pengecoran segera sebelum
penundaan harus dicor dengan slump serendah mungkin dan Kontraktor harus
menjamin bahwa seluruh pengerasan beton efektif.
Permukaan beton pada penundaan harus bersih dan bebas dari material lepas
dan asing ketika pengecoran beton dimulai lagi setelah penundaan.
Pengecoran beton di atas bukaan dan di geladak, lantai, pelat, balok, girder
atau bagian struktur yang sama lainnya harus dicor dengan slump serendah
mungkin dan Kontraktor harus menjamin bahwa seluruh pengerasan beton
efektif.
Kontraktor tdk berhak untuk mendapat bayaran tambahan di atas harga satuan
yang ditawarkan di Daftar Kuantitas untuk beton dengan alasan pembatasan
dalam pengecoran beton yang ditetapkan dalam ketentuan paragraph ini.
Pemadatan beton pada bagian struktur yang terbuka harus menggunakan alat-
penggetar tipe pembenaman, jika dipakai alat-penggetar bekisting heavy duty
harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi sebelum
dilaksanakan. Penggetar bekisting harus ditempelkan secara kuat ke bekisting
selama pemadatan, dan harus dapat dilepaskan dengan cepat dan ditampelkan
kembali keposisi lain pada bagian bekisting dan harus bekerja dengan
kecepatan sekurang-kurangnya delapan ribu (8.000) putaran per menit (RPM)
sewaktu dipakai untuk menggetarkan beton.
Pemadatan pada masing-masing lapisan bagian beton yang baru dicor dan
berhubungan dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus
digunakan lebih lama dan ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang
bagian yang berhubungan. Kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian
yang telah mengeras dan dinding bekisting.
5.8.1. Umum
Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan
seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan
cara/metode perawatan beton untuk mendapatkan persetujuan Direksi,
sebelum dimulainya pengecoran. Perawatan harus segera dilakukan supaya
beton tidak kehilangan kelembabannya. Beton harus dilindungi dari hujan
deras selama dua belas (12) jam pertama, air mengalir selama empat belas (14)
jam pertama dari sinar matahari langsung untuk tiga (3) hari pertama.
Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar airnya
sekurang-kurangnya selama tujuh (7) hari pertama.
Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi
dengan air memakai alat nozzle, kain, kapas, keset, karpet basah, tanah atau
lapisan pasir yang juga bisa dipakai untuk menahan kelembaban. Pada waktu
perawatan selesai, permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan yang
digunakan selama perawatan.
Curing compound tidak boleh mengeras selama disimpan, dan tidak boleh
dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari pabrik.
Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata. Jika
bahan-kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah
tanggal pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum
bahan tersebut digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih
memenuhi persyaratan.
Sambungan Beton
a. Sambungan Konstruksi
Semua bagian vertical seperti kolom dan dinding harus diposisinya tidak
kurang dari 4 jam sebelum beton dicorkan pada elemen beton tersebut.
Sebelum pembetonan dimulai lagi, semua kelebihan air dan material halus
yang ada pada permukaan beton harus dibuang dan beton harus dipotong
seperlunya untuk menjamin beton yang kuat dan padat pada sambungan.
Permukaan harus dibersihkan dan dikasarkan dan harus disikat dengan
adukan semen segera sebelum beton baru dicorkan. Sambungan beton
pada balok dan pelat tidak dilengkapi kecuali Direksi akan menyetujuinya.
Sambungan konstruksi harus dilaksanakan pada posisi bagian vertical 15
cm di atas pelat dasar ditempat tulangan tidak cukup pada permukaan
bagian yang terpotong oleh sambungan konstruksi; tulangan tambahan,
dengan panjang 120 kali diameter serta dengan ukuran dan jumlah yang
sama dengan tulangan tekan yang ditunjukkan pada permukaan lainnya
harus dipasang untuk menyatukan sambungan.
Bila sambungan konstruksi dibuat pada beton tak bertulang dan bertulang
dari struktur monolit selain dari balok dan beton lining untuk perlindungan
talud, sambungan lidah dan alur serta batang tulangan dengan luasan yang
tidak kurang dari 0,25 persen dari luas permukaan yang disambung dengan
panjang 120 kali diameter harus dipasang; kecuali diperlihatkan lain pada
gambar.
b. Sambungan Konstraksi/Penyusutan
c. Sambungan Ekspansi/Pemuaian
5.9.1. Umum
a. Permukaan Tercetak
Penyelesaian akhir untuk lantai beton monolit yang tampak pada gambar,
maka pengecoran adukan beton harus berjalan secara terus-menerus setebal
dan seluas pelat tanpa mengalami perubahan adukan. Air-adukan harus sedikit
mungkin, untuk menghasilkan pengecoran yang sempurna jumlah air akan
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm
dibawah penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai
tekstur kerikil agar tidak menyebabkan pengguna/ pemakai terpeleset bila
basah.
5.10.1. Umum
Kekuatan tekan-beton memenuhi jika rata-rata tiga (3) hasil uji kekuatan
tekan yang berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah
ditetapkan dan tidak ada hasil uji yang nilainya dibawah kekuatan yang
disyaratkan.
a). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan
yang disyaratkan (specified strength) dalam Sub-pasal 2.5.2 disini harus
tidak boleh dari dua puluh lima (25%) persen;
b). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh
(80%) persen dari kekuatan yang disyaratkan (specified strength) dalam
Sub-pasal 2.5.2 disini harus tidak lebih dari lima (5%) persen.
Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor
harus dicek dengan metode schmidt hammer. Frekuensi dari pengujian harus
sesuai dengan petunjuk dari Direksi.
Uji slump harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan
contoh pengujian atau jika diperintahkan oleh Direksi. Pengujian harus sesuai
dengan ASTM C.143, AASHTO T119 atau SNI 1972-90-F.
JIS AASHTO
Aggregates SNI Standards
Standard Standard
- Sieving analysis for coarse, fine aggregate E 11+C136 T-27 1968-90-F
and for stone fineness
- Organic impurities in fine aggregate C 40 T-21 1755-90-A
- Specific gravity and water absorption test C 128 T-84 1970-90-F
in fine aggregate
- Specific gravity and water absorption test C 127 T-85 1969-90-F
in coarse aggregate
- Los Angeles abrasion test C 131 T-96 03-2417-1991
- Soundness of aggregates by use of Sodium C 88 T-104 1758-90-A
Sulphate
JIS AASHTO
Cement SNI Standards
Standard Standard
Fineness test on cement C 150 T-128 15-2530-1991
Strength test on mortar specimens C 150 T-106 M-111-1990-03
Catatan yang teliti dan mutakhir yang menunjukkan tanggal, waktu, cuaca
dan suhu lapangan (bila berbagai lokasi pekerjaan yang berbeda-beda), harus
dilakukan oleh Kontraktor dan laporan quality control harus diserahkan
setiap bulan kepada Direksi untuk evaluasi dan catatan proyek. Kontraktor
juga harus mencatat senua hasil pengujian beton dan harus diberi tanda /
kode dari hasil uji lokasi/tempat contoh itu diambil.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyetel dan mempertahankan bekisting dalam
batas-batas toleransi, sehingga menjamin pekerjaan yang sudah jadi masih berada dalam batas
toleransi yang ditetapkan berikut ini. Pekerjaan beton yang melampaui batas toleransi yang
telah ditetapkan dalam tabel berikut harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti, atas biaya
dari Kontraktor.
5.12.1. Umum
yang berhubungan langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap air untuk mencegah kehilangan mortar. Kontraktor
bertanggungjawaban terhadap kelengkapan pembuatan bekisting, tetapi tipe,
bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan semua bahan untuk pembuatan
bekisting harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Semua
bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga pada waktu membuka
bekisting, tidak terjadi kerusakan pada betonnya.
Semua sambungan yang expose, tepi dan sudut-sudut luar dipingul sekurang-
kurangnya dua (2) cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat, kecuali
bila disyaratkan lain dan diperintahkan oleh Direksi. Sudut dalam harus
dipotong seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
permintaan Direksi.
Bila digunakan plywood, tidak boleh terpuntir, tidak keriting dan dikerjakan
dengan lem khusus yang kedap air. Bahan-bahan yang dipakai sejauh
mungkin harus mudah didapatjan di lapangan, sedang untuk lembaran
plywood harus memiliki lebar dan panjang yang merata.
Lapisan papan kayu harus dipilih baik jenis maupun mutunya atau bila
diperlukan harus dilapisi dengan bahan pelindung supaya tidak terjadi
kemungkinan terpuntir akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan
perubahan warna pada permukaan betonnya. Lapisan bekisting harus dipilih
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena pembebanan dan
penggeseran sewaktu pengecoran.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang
mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan lagi. Apabila
memungkinkan bekisting untuk bidang luar dari tembok harus dibersihkan
dengan splash boards.
Kontraktor tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban
kerja yang akan disangganya dengan aman. Pembukaan bekisting harus
mendapat persetujuan dari Direksi dengan suatu cara agar agar tidak merusak
beton dan umumnya bekisting harus dibiarkan tidak kurang dari empat puluh
delapan (48) jam sesudah beton dicor atau atas perintah Direksi.
Untuk menentukan kondisi beton kolom, cetakan harus dibongkar dari kolom
sebelum melepaskan penopang dari bawah balok dan rasuk.
Biaya yang dikeluarkann untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan
dalam harga-satuan per meter persegi (m2) untuk pekerjaan bekisting dan
dalam harga satuan per meter kubik (m) untuk pekerjaan perancah seperti
yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Uji deformasi
Dimensi dan berat tulangan baja Standar Industri Indonesia (SII 0136 – 80)
Fabrikasi
Batang 6 mm sampai 22 mm D = 6d
Batang 25 mm sampai dgn 29 mm D = 8d
Batang 32 mm dan lebih besar D = 10 d
Bengkokan dan kait pada sengkang atau pengikat dapat dibengkokkan sesuai
dengan batang pokok yang dilingkupinya.
Tulangan baja harus dilindungi setiap waktu dari kerusakan. Bila dipasang di
pekerjaan, tulangan harus bebas dari kotoran, kerak yang merusak, cat,
minyak atau material asing lain. Namun bila pada permukaan baja terdapat
karat yang mudah lepas dan merusak, kerak lepas, atau debu, tulangan harus
dibersihkan dengan cara yang memuaskan dan disetujui Direksi.
Besi beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti, sehingga tidak
bergerak bila dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat
penggetaran. Besi horisontal harus ditahan dengan blok beton precast atau
kursi besi yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga besi ini dapat dijaga
tetap berada di tempatnya dan berada pada elevasi yang benar.
Jarak dari cetakan harus dijaga dengan batang tarik, beton tahu, ikatan,
penggantung atau pendukung yang disetujui lainnya. Beton Tahu untuk
memegang tulangan berupa blok adukan pracetak dengan bentuk dan ukuran
yang disetujui atau kursi yang disetujui. Lapisan batang tulangan dipisahkan
dengan blok adukan pra cetak atau dengan alat yang berfungsi sama lainnya.
Penggunaan kerikil, potongan batu pecah atau bata, pipa logam dan balok
kayu atau kursi logam tidak diijinkan. Kecuali diperlihatkan pada gambar
atau ditentukan Direksi, jarak minimum antara batang tulangan adalah
sebesar 40 mm. Tulangan dalam tiap bagian pekerjaan harus dipasang dan
kemudian diperiksa dan disetujui Direksi sebelum pengecoran beton dimulai.
Pengecoran beton yang melanggar ketentuan di atas dapat ditolak dan
dibongkar bila perlu. Bila tulangan dikirim dalam bentuk gulungan, tulangan
ini harus diluruskan dulu sebelum dipasang. Berkas batang harus diikat
menjadi satu pada jarak interval tidak lebih dari 1,8 m.
Sambungan
Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat
besi beton berdiameter tidak kurang dari 0,9 mm. Tebal selimut beton
minimum yang diukur dari tulangan, harus antara lima (5) sampai sepuluh
Pada sambungan lewatan, batang tulangan harus berimpit dan diikat menjadi
satu. Sambungan lewatan tidak diijinkan pada lokasi penampang beton tidak
cukup untuk menyediakan jarak bersih minimum sepertiga ukuran terbesar
agregat kasar antara sambungan dan batang tulangan di dekatnya. Pengelasan
baja tulangan dilakukan hanya bila diperlihatkan pada gambar atau bila
diijinkan oleh Direksi secara tertulis. Tulangan spiral disambung dengan
lewatan paling tidak satu setengah putaran atau dengan las titik kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
Selimut Beton
Ketebalan minimum penutup beton maupun jarak antara besi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar bila menurut pendapat Direksi kurang tepat, dapat
diubah selama pelaksanaan.
Tebal beton minimum yang menutupi tulangan baja diukur dari luar batang
tulangan harus sesuai dengan daftar di bawah ini :
Selimut Beton
Minimum (cm)
Bagian Struktur
1. balok 2,5
Sebelum beton kelas “A” atau adukan dituang dalam blockout, permukaan
beton blcokout dikasarkan dan dibersihkan. Pengkasaran dilakukan dengan
memecah permukaan atau cara lain yang disetujui dan dijaga tiap bagian
beton di luar permukaan yang dikasarkan tidak lepas, retak atau pecah.
Setelah dikasarkan, permukaan beton dibersihkan sesuai dengan ketentuan
dalam paragraph ini dan harus padat dank eras, dan dalam keadaan tersebut
akan menjamin ikatan mekanis yang baik antara beton lama dan beton baru.
Semua beton yang tidak keras, padat dan tahan lama harus dilepaskan sampai
kedalaman yang diinginkan sehingga memuaskan Direksi. Setelah
pembersihan permukaan kasar sehingga memuaskan Direksi, permukaan ini
dilembabkan paling sedikit 24 jam sebelum pengecoran beton dalam
blockout.
Perubahan warna yang mendadak pada permukaan luar beton yang terlihat
pandangan umum tidak diijinkan. Kontraktor harus menjamin sejauh
mungkin warna permukaan ini harus seragam atau perubahan warna, bila
diijinkan, harus gradual/berangsur-angsur.
Unit beton pracetak harus diproduksi dengan ukuran dan rincian yang
diperlihatkan pada gambar dan beton harus memenuhi segala syarat.
Unit beton pracetak harus tetap dalam cetakan selama 3 (tiga) hari sebelum
cetakan dibuka. Selama itu permukaan yang terbuka harus dilindungi dengan
kantong semen atau karung dan dijaga tetap basah; sebagai tambahan sisi
yang lain dilindungi dari sinar matahari langsung. Setelah pembongkaran
cetakan, unit beton pracetak dijaga tetap lembab secara berkesinambungan
minimum selama 11 (Sebelas) hari. Setelah pembongkaran cetakan, unit
beton pracetak ditumpuk tidak kurang dari 30 (Tiga Puluh) hari, kecuali
disetujui lain oleh Direksi, sedemikian rupa sehingga terdapat ruang untuk
udara bebas antara tiap unit pracetak ini. Tiap unit pracetak harus ditandai
dengan tanggal pengecoran, bila diperintahkan Direksi.
Angkur harus disediakan untuk struktur jembatan seperti yang terdapat dalam
gambar atau yang diarahkan oleh Direksi.
Penahan air harus dibuat dari bahan plastik dengan resin dasar yang harus
berupa polyvinyl cloride. Semua penahan air harus dicetak atau dicor dengan
setiap bagian penampangnya harus padat serta rata dan tidak ada keropos
atau ketidak sempurnaan lainnya. Penahan air harus terdiri dari tipe 3-bulb
baik untuk sambungan konstraksi maupun sambungan pelaksanaan. Penahan air
harus simetris, dengan bentuk dan ukuran untuk kedua tipe di atas harus sesusai
dengan persyaratan berikut :
Penahan air harus dipasang dengan lebar yang sama dengan bahan yang
ditanam dalam beton pada masing-masing sisi sambungan. Kontraktor harus
menempatkan penahan air secara berhati-hati dan pemadatan beton disekitar
penahan air harus dijamin bahwa penahan air tidak akan rusak, dan terjadi
lekatan yang sempurna antara beton dengan bidang penahan air yang
tertanam.
Kekedapan air dari sambungan dan struktur dimana penahan air dipasang
harus menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
semua bahan dan tenaga yang mampu untuk melaksanakan semua pekerjaan
yang diperlukan sehingga hasilnya memuaskan, sesuai dengan spesifikasi
dan perintah dari Direksi..
5.14.1. Beton
a. Pengukuran
b. Pembayaran
a. Pengukuran
b. Pembayaran
a. Pengukuran
b. Pembayaran
a. Pengukuran
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah linier meter (m) hasil pengukuran
seperti syarat-syarat diatas sesuai harga satuan kontak per meter yang dinyatakan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah mendapat pengesahaan dari Direksi,
termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan, alat-alat dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai
dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.
a. Pengukuran
b. Pembayaran