Anda di halaman 1dari 51

BAB V

PEKERJAAN BETON

5.1. UMUM

Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk bangunan-
bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete) maupun beton
bertulang yang harus dilaksanakan Kontraktor sesuai sesuai dengan kewajibannya.

Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, dan atau yang
ditunjukkan dalam gambar maupun yang diperintahkan oleh Direksi. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau Wakilnya.

Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum peralatan untuk pekerjaan beton
yang akan digunakan oleh Kontraktor untuk pengolahan, penakaran, pencampuran,
pengangkutan, pengecoran beton dan membuat adukan pasangan (mortar), Kontraktor
harus menyerahkan bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk menghasilkan
pengelolaan yang benar dan effisien dari peralatan yang akan digunakan dan
menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton yang memenuhi spesifikasi yang
ditentukan dalam kontrak.

Jika Kontraktor ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik,
Kontraktor harus memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh
(30) hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
telah disetujui. Pemberitahuan tersebut mencakup ; uraian lengkap tentang pabrik
beton, nama supplier, tempat dan kemampuan dari Batching Plant, alat-alat
pendukung, pengalaman beserta keandalannya untuk menghasilkan beton berkualitas
baik, tepat waktu dan lain-lain untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Tanpa
persetujuan Direksi, Kontraktor tidak boleh menggunakan peralatan untuk pengolahan
dan/atau membeli serta mendatangkan beton jadi dari pabrik atau supplier.

Semua persiapan pengamanan yang memadai harus dipenuhi oleh Kontraktor sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Sub-pasal 7.2 dan 7.3 dari Spefikasi Umum,
sehingga air buangan dari pengolahan maupun perawatan beton yang mengandung
endapan-endapan bahan-bahan tidak boleh langsung di buang ke sungai dan di
dilimpahkan ke tempat disekitar pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS V-1


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.2. SEMEN DAN BAHAN-BAHAN PEMBANTU

5.2.1. Semen

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-
jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-8 atau SII 0013 dan SNI 2049-90-A atau ASTM nomor C150,
dan/atau atas persetujuan Direksi.

Sebelum pemesanan semen, Kontraktor harus memberi tahukan terlebih


dahulu secara rinci kepada Direksi tentang semen yang akan digunakan.
Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan dengan disertai sertifikat mutu dan
lulus pengujian dari pabriknya. Setibanya dilapangan, sertifikat tersebut harus
diserahkan ke Direksi.

Kontraktor harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik. Tanki


besi dan bak penyimpanan semen pada batching plant harus kedap air dan
konstruksinya harus sedemikiaan rupa sehingga tidak memungkinkan adanya
simpanan mati. Jika Direksi memperkirakan bahwa ada simpanan mati pada
bak atau silo, maka bak atau silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan.

Semen yang dikemas dalam kantong harus dikirim sesuai dengan persetujuan
dari Direksi dan harus disimpan dalam gudang yang kedap air serta dilengkapi
dengan sarana untuk menyerap kelembaban, dan harus mendapat persetujuan
Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk
pemeriksaan, serta ditandai dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen, sedemikian rupa sehingga untuk semen yang pertama masuk
harus dapat dikeluarkan yang pertama pula.

Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian +


tiga puluh (30) cm diatas permukaan tanah. Diantara masing-masing
tumpukkan semen harus diberi jarak yang cukup. Satu tumpukkan tidak boleh
lebih dari tiga belas (13) sak, sesuai dengan pengarahan Direksi, bila
penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari enam puluh (60) hari

SPESIFIKASI TEKNIS V-2


DD Floodway Ciliwung - BKT
Semen tidak boleh disimpan di lapangan lebih lama dari sembilan puluh (90)
hari untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian menunjukkan
masih memenuhi syarat.

Jika semen rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan maka


harus disingkirkan dari tempat kerja.

Kontraktor harus menjamin agar selalu tersedia cukup semen di lokasi


pekerjaan dan harus melaporkan secara periodik (setiap tanggal 10 tiap bulan)
kepada Direksi, tetapi tidak dibatasi, hal-hal berikut:

 Persediaan semen di lapangan pada akhir bulan sebelumnya;

 Penerimaan semen dalam bulan sebelumnya;

 Semen yang telah digunakan pad periode bulan sebelumnya;

 Data lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.

5.2.2. Bahan-bahan Pembantu.

Kontraktor diijinkan secara tertulis oleh Direksi untuk menggunakan bahan


pembantu yang diperlukan guna memperbaiki kelancaran pelaksanan,
penyelesaian akhir dan mutu dari pekerjaan beton dan adukan mortar dengan
persetujuan Direksi.

Bahan pembantu jenis air-entraining admixture atau lainnya dapat dipakai


untuk semua beton kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Bahan pembantu
harus sesuai dengan ASTM nomor C. 260 atau yang setara dan disetujui oleh
Direksi, dengan pengecualian untuk air-entraining admixture, Kontraktor
harus memberi tahu Direksi atas usul penggunaan bahan pembantu ini baik
sebagai set-retarding, water reducing ataupun mempercepat pengentalan
beton termasuk sumber dari mana bahan diperoleh, sekurang-kurangnya
sembilan puluh (90) hari sebelum waktu yang direncanakan untuk penggunaan
bahan pembantu tersebut. Kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi
data teknis dan contoh-contoh bahan pembantu yang akan dipergunakan.

SPESIFIKASI TEKNIS V-3


DD Floodway Ciliwung - BKT
Semua pengujian bahan pembantu harus diakukan oleh Kontraktor dengan
biaya sendiri dan hasilnya harus diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

Banyaknya bahan pembantu yang dipakai pada masing-masing adukan beton


dan pada bagian dari pekerjaan beton yang akan menggunakan bahan
pembantu akan ditentukan oleh Direksi. Batas-batas maksimum slump
maupun berkurangnya slump selama pengangkutan, waktu yang diijinkan
untuk beton tetap berada dialat pengaduk (mixer) dan waktu pengadukan dapat
dirubah oleh Direksi bila persetujuan penggunaan bahan pembantu diberikan.

Semua biaya penggunaan bahan pembantu harus sudah termasuk dalam harga
satuan kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
pekerjaan beton dimana bahan pembantu akan digunakan dan tidak ada
pembayaran terpisah untuk item yang sama harus dipertimbangkan oleh
Pemilik.

5.3. AGREGAT

5.3.1. Umum

Material untuk membuat agregat halus dan kasar dapat berupa pasir/krikil
alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir/batu
pecah buatan yang dihasilkan dari pemecahan batu yang disetujui oleh
Direksi, kecuali juka Kontraktor ingin membeli beton jadi dari pabrik.

Dalam hal Kontraktor ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Kontraktor harus menyerahkan hasil uji, data dan
informasi lainnya tenteng sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregrat yang
akan dibeli dan dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum
agregrat itu digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan atau pembelian agregrat


beton harus sudah dimasukkan dalam harga satuan dalam kontrak per meter
kubik yang disebutkan pada masing-masing item untuk beton dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

SPESIFIKASI TEKNIS V-4


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.3.2. Agregrat Halus

Agregrat halus adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.

Agregrat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti panas matahari dan hujan).

Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur (butiran-butiran yang


dapat melalui ayakan 0,063 mm) lebih dari 5%. Apabila kadar lumpur
melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.

Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak


yang harus dibuktikan dengan percobaan Abrams-Harder (dengan larutan
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga
dipakai asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari
tidak kuran dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci
dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada
umur yang sama.

Agregrat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan


SNI 1750-90-A untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan
maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh (10%) persen.

Agregrat halus yang dapat menyebabkan perubahan warna pada permukaan


beton tidak boleh digunakan untuk beton yang ekpose.

Gradasi agregrat yang digunakan sesuai PBI 1971 N.1.2 harus memenuhi
persyaratn sebagai berikut:

 sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.

 sisa di atas ayakan 1mm, harus minimum 10% berat.

 sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.

SPESIFIKASI TEKNIS V-5


DD Floodway Ciliwung - BKT
Ayakan yang dipakai dengan Standar persentase berdasar bobot
ukuran lubang rata-rata (mm) yang lolos dari setiap ayakan (%)
10 100

5 90 – 100

2,5 80 – 100

1,2 50 – 90

0,6 25 – 65

0,3 10 – 35

0,15 2-10

Modulus kehalusan butir dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3.

Prosentasi dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-nilai berikut:

Jenis Persentasi berat (%)


- Gumpalan lempung 1.0

- Material yang lolos dari ayakan ukuran 0,063 mm 5

- Material yang tertahan dari ayakan ukuran 0.297 0.5


mm dan mengapung didalam cairan yang
mempunyai berat jenis 1.95

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan atas persetujuan
dari Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-6


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.3.3. Agregrat Kasar

Agregrat kasar adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir minimum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.

Agregrat kasar untuk pekerjaan beton dapat berupa krikil sebagai hasil
desintegrasi alam dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu, dengan sifat-sifat karakteristik yang hampir sama,
dengan ukuran butir antara 5 mm – 40 mm.

Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal (tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan


terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat
kasar harus dicuci.

Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif alkali.

Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji


Rudeloff dengan beban penguji 20 t , harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut;

 tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24% berat,

 tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22% berat,

atau dengan mesin Pengaus Loas Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50%.

Aggregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan ISO, dengan ukuran lubang berturut-
turut ; 31,5 – 16 – 8 – 4 – 2 – 1 – 0,500 – 0,250 mm, harus memenuhi syarat-
syarat berikut;

SPESIFIKASI TEKNIS V-7


DD Floodway Ciliwung - BKT
sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat;

sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%;

sisa antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat.

Penanganan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga


dicegah segregasi atau masuknya benda-benda asing kedalam bahan agregat.
Direksi berhak untuk meminta agar agregat kasar harus disimpan di dalam
“platform” terpisah yang memadai.

Jika Kontraktor bermaksud untuk mengadakan atau membeli agregat kasar


dari pabrikan atau pemasok, Kontraktor harus memberitahu Direksi secara
tertulis paling lambat 30 (Tiga Puluh) hari sebelum mengawali pekerjaan
beton atas maksudnya dengan informasi dan uraian rinci mengenai pabrikan
atau pemasok yang dilengkapi dengan data dan sertifikat yang membuktikan
pabrikan atau pemasok tersebut memenuhi syarat.

Semua biaya yang timbul dari produksi agregat kasar termasuk biaya konsensi
lapangan atau kawasan penambangan terpilih, penambangan, pengangkutan,
pemecahan, penyaringan, penyimpanan dan lain-lain harus termasuk di dalam
harga satuan beton per kubik yang ditawarkan untuk masing-masing item
pekerjaan beton di Daftar Kuantitas.

Dalam hal agregat kasar diadakan atau dibeli Kontraktor dari pabrikan atau
pemasok, biaya yang timbul dari pembelian, pengangkutan, penyimpanan dan
lain-lain harus juga termasuk di dalam harga satuan per meter kubik beton
seperti yang dinyatakan di alinea di atas.

Dalam hal Kontraktor menyediakan mesin pemecah batu dan peralatan untuk
memproduksi agregat kasar di lapangan, semua biaya harus termasuk di dalam
harga satuan per meter kubik beton seperti yang dinyatakan di alinea di atas.

Tidak ada ekstra atau tambahan pembayaran kepada Kontraktor untuk agregat
kasar akan dilakukan oleh Pemberi Kerja dan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-8


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.4. AIR

Air untuk pembuatan dan perawatan beton, adukan mortar serta air untuk mencuci
agregat harus disediakan oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.

Air yang digunakan pembuatan dan perawatan beton serta pembuatan adukan mortar
harus bebas dari minyak, asam, garam-garam, alkali, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan. Bila diminta oleh
Direksi contoh air harus diambil dari tempat yang diusulkan dan dibandingkan dengan
air suling. Air tersebut dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari
kekuatan tekan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama.

Dengan persetujuan Direksi, Kontraktor boleh memakai air minum yang disediakan
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan ijin PDAM. Bila dibutuhkan
oleh Direksi, kualitas air pencampur harus disahkan sesuai dengan standar dari
AASHTO T26 (Standar Tata Cara Pengujian Kualitas Air yang dipergunakan untuk
Beton).

Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemakaian air yang akan
digunakan untuk adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah
termasuk dalam harga satuan masing-masing item dalam harga satuan kontrak
permeter kubik untuk beton maupun mortar seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

5.5. ADUKAN BETON

5.5.1. Komposisi

Beton harus terbuat dari semen Portland biasa, air, agregat halus, agregat kasar
dan obat semen / bahan campuran tambahan jika diperlukan, yang telah
disetujui oleh Direksi dan diaduk dengan sempurna dan diatur sesuai dengan
kekentalan yang benar.

SPESIFIKASI TEKNIS V-9


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.5.2. Kelas-kelas Beton

Tipe/jenis beton yang digunakan dibagi menjadi enam (6) kelas yang
diantaranya juga termasuk beton kurus (untuk lantai kerja). Masing-masing
kelas beton yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, seperti ditunjukan
dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi.

Berbagai kelas beton yang digunakan diklasifikasikan berdasar atas pengujian


kekuatan desak silinder (15x30) pada umur 28 hari, perbandingan antara air -
semen maksimum maupun ukuran maksimum dari agregat kasar seperti yang
tersaji dibawah ini:

Rekomendasi Kelas Beton

Kelas Beton Ukuran maksimum Kuat tekan karakteristik Maksimum


silinder
Agregat kasar Rasio air semen
Usia 28 hari
(mm) (%)
2
(kg/cm )
A 25 270 50
B 25 210 50
C 40 210 50
D 25 180 55
E 40 180 55
F 25 125 65

Banyaknya air yang digunakan dalam beton dapat diubah oleh Direksi selama
dalam batas-batas yang telah ditentukan, yang sesuai dengan perbandingan air
semen yang diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan,
mempunyai kekentalan yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat
penggunaan bahan campuran tambahan/obat semen, jika digunakan, beserta
kemungkinan variasi dari besarnya kadar air maupun gradasi agregat yang
akan dicampur.

Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih


memungkinkan pemadatan yang menggunakan dengan alat-alat yang disetujui

SPESIFIKASI TEKNIS V-10


DD Floodway Ciliwung - BKT
untuk pekerjaan itu, tetapi dalam setiap kelas beton besarnya slump tidak
boleh melebihi batasan seperti tersebut dibawah ini :

Slump Slump
Kelas Penggunaan beton pada
Minimum Maksimum
Beton Bangunan-bangunan sungai
(mm) (mm)
A Tiang pancang beton bertulang 100 140
Lantai & balok jembatan, bangunan Sluiceway dan lantai
B beton untuk Hoist, Bangunan Syphon serta beton-beton 120 160
pelindung
C Pilar dan Abutment jembatan maupun Abutment bendung 80 120
D Bagian pondasi bangunan pengaman (Revetment) 80 120
Beton massa untuk tubuh bendung, pelat beton
E 80 120
Pada bangunan permanen sungai
F Beton untuk lantai kerja 80 120

5.5.3. Campuran beton pendahuluan

Kontraktor harus mengajukan beberapa macam usulan campuran beton yang


diharapkan sesuai dengan ketentuan mutu beton dalam spesifikasi. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan pencampuran beton dengan adukan sesuai
dengan takaran bahan-bahan yang diuji lebih dahulu di laboratorium yang
telah disetujui oleh Direksi dengan menggunakan jumlah contoh yang
memadai serta bisa mewakili campuran agregat dan semen yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus mempekerjakan
tenaga ahli yang mampu dan berkualitas yang sesuai untuk merencanakan

campuran beton, mengawasi dan mengarahkan semua kegiatan pekerjaan


beton mulai tahap persiapan sampai dengan tahap pengecoran beton.

Campuran pendahuluan harus dilakukan paling sedikit untuk 3 (tiga)


perbandingan air semen yang berbeda yang akan menghasilkan serangkaian

SPESIFIKASI TEKNIS V-11


DD Floodway Ciliwung - BKT
kuat tekan yang meliputi kebutuhan pekerjaan. Untuk setiap campuran
percobaan paling tidak 3 (tiga) silinder uji untuk 7 hari, 3 (tiga) untuk uji 14
hari, 3 (tiga) untuk uji 21 hari dan 3 (tiga) untuk uji 28 hari harus dibuat dan
diuji sesuai dengan AASHTO T22. Dari hasil pengujian ini akan dapat
digambar kurva untuk menentukan perbandingan air semen.

Pada waktu pelaksanaan bila tipe semen atau jenis agregat berubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak
bisa memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara /
prosedur seperti di atas.

5.5.4. Adukan Percobaan untuk Beton

Sekurang-kurangnya (30) tiga puluh hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton


untuk bangunan dimulai, Kontraktor harus memulai mencoba adukan yang
akan digunakan untuk masing-masing kelas beton dengan pengawasan Direksi
atau Wakilnya. Adukan percobaan untuk beton dengan menggunakan semua
jenis agregat, takaran dan alat pengaduk beton yang sesuai dengan alat yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adukan percobaan itu harus
sepenuhnya berdasarkan hasil sifat-sifat campuran beton pendahuluan.

5.5.5. Penakaran (Batching)

Kontraktor harus menyediakan peralatan penakar dan pengaduk, yang mampu


mengaduk agregat, semen, bahan pembantu dan air menjadi adukan yang
homogen dan mengeluarkannya tanpa adanya segregasi. Alat-
penakar/pengaduk ini juga harus dapat mengantisipasi kemungkinan adanya
kadar air agregat yang berubah secara cepat maupun kemungkinan perubahan
berat bahan yang sedang ditakar.

Banyaknya masing-masing bahan untuk pembuatan beton harus dilakukan


dengan perbandingan berat untuk masing-masing bahan, kecuali untuk air dan
bahan pembantu yang dapat diukur dengan perbandingan volume ataupun
perbandingan berat.

SPESIFIKASI TEKNIS V-12


DD Floodway Ciliwung - BKT
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi maka bahan-bahan harus ditimbang dengan
ketelitian yang sudah mempertimbangkan kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kecil dari operator pelaksana maupun kesalahan dari skala timbangannya sendiri:

Semen boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2%)


Agregat halus boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)
Agregat kasar boleh lebih sampai dengan tiga persen (+ 3%)
Air boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)
Bahan tambah (“admixture”) boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)

Timbangan semen harus menggunakan timbangan yang mempunyai


pembagian skala terkecil tidak lebih dari dua (2) kg dan untuk timbangan
agregat tidak boleh lebih dari sepuluh (10) kg. Pada waktu peneraan atau
perbaikan maka koreksi berat yang ditunjukkan pada setiap angka skala tidak
boleh lebih besar nol koma dua persen (0.2%) dari skala maksimum
timbangan. Pada setiap waktu saat pengoperasian, berat yang ditunjukkan
pada satu titik pada timbangan tidak boleh lebih besar nol koma empat persen
(0.4%) dari tanda maksimum timbangan.

Kontraktor harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat
untuk memeriksa ketelitian timbangan.

Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut ini harus selalu diletakkan
dekat dengan alat untuk masing-masing penakaran :

a) berat dari material agregat dan semen;

b) jumlah dari air yang dipakai;

c) jumlah dan jenis dari bahan-campuran tambahan yang digunakan.

5.5.6. Pengadukan Beton

(1) Mengaduk beton dengan mesin-aduk (mixer)

Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar dengan drum-
pengaduk atau sudu-pemutar harus dioperasikan merata pada kecepatan
mengaduk sebagaimana yang dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpan

SPESIFIKASI TEKNIS V-13


DD Floodway Ciliwung - BKT
dan pengaduk dari mesin-aduk harus diperbaiki atau diganti bila ada bagian
yang aus lebih dari dua puluh (20) mm. Mesin-aduk dan truk-aduk yang telah
ditempeli kerak beton yang telah mengeras tidak boleh digunakan.

Jika dipakai semen curah dan volume takaran setengah (0.5) meter kubik atau
lebih maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan dibedakan
antara corong agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluran dari corong
timbangan untuk semen curah harus dikunci pada saat pembukaan khususnya
bila banyaknya semen dalam corong-corong berkurang lebih dari satu persen
(1%) atau bertambah berat lebih dari tiga persen (3%) dibandingkan dengan
banyaknya berat semen yang sudah ditetapkan.

Bila agregat mengandung air melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk


menghasilkan saturated dry condition, contoh-contoh material harus diambil
lagi dari masing-masing agregat dan kadar-air diukur lagi untuk masing-
masing jenis agregat, kemudian kadar air dan takaran agregat harus
diperhitungkan/dipertimbangkan kembali.

Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik ke dalam mesin-


aduk, dengan urutan air harus masuk lebih dulu baru kemudian semen dan
agregat. Semua air harus sudah masuk didrum dalam waktu sepertiga dari
waktu pengadukan seperti yang disyaratkan.

Semen harus ditakar dan dimasukkan ke dalam mesin-aduk dengan cara


sedemikian rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup angin
atau menggumpal di permukaan corong atau di tempat lain yang bisa
mengubah jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton.

Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu
pengadukan mesin-aduk harus terus berputar sesuai dengan putaran rencana.

Mesin-aduk harus berputar secara otomatis sesuai dengan alat pengatur-waktu


yang dapat diatur dan dikunci oleh Direksi. Alat pengatur-waktu dan mekanik
pengeluaran harus saling terkait, sehingga selama pengoperasian secara

SPESIFIKASI TEKNIS V-14


DD Floodway Ciliwung - BKT
normal, adukan tidak akan dikeluarkan secara otomatis sampai waktu yang
ditetapkan terpenuhi.

Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan.

Bila berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih, maka mesin-aduk harus
dicuci bersih.

(3) Mengaduk beton dengan tangan tidak diperbolehkan.

(4) Beton jadi (Ready-mix).

Beton jadi yang dibeli dari supplier boleh digunakan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi. Persetujuan ini tidak mengikat dengan tanpa
alasan, karena Kontraktor harus menunjukkan bahwa bahan beton yang dibeli
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Persyaratan yang ditetapkan seperti pengambilan contoh, adukan pendahuluan,
pengujian dan mutu beton untuk berbagai kelas beton harus tetap diikuti.

5.6. PERALATAN UNTUK PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN BETON

5.6.1. Umum

Metode dan jenis peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan


pengecoran beton harus sedemikian sehingga beton mempunyai komposisi dan
konsistensi yang diperlukan, dan tidak akan menyebabkan segregasi yang
berarti dari agregat kasar, atau menyebabkan kehilangan slump melebihi dua

puluh lima (25) mm, atau kehilangan kandungan udara sebelum konsolidasi
melebihi satu (1%) persen pada adukan beton.

Dalam hal beton diangkut dan atau dicor dengan salah satu dari tipe peralatan
yang disebutkan di bawah ini maka alat-alat yang digunakan harus dipasang
dan ditangani sesuai dengan uraian di bawah ini.

SPESIFIKASI TEKNIS V-15


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.6.2. Truk Pengaduk Beton

Kecepatan mengaduk dari drum harus diantara dua (2) sampai empat (4)
putaran per menit. Isi campuran beton di dalam drum harus tidak melebihi
kapasitas yang ditetapkan oleh pabrik atau tidak melebihi tujuh puluh (70%)
persen dari isi penuh dari drum. Atas persetujuan Direksi truk-pengaduk bisa
digunakan atau dipakai saat pangangkutan beton. Interval antara
dimasukkannya air ke dalam drum dan pengeluaran adukan beton dari
pengaduk harus tidak melebihi satu (1) jam. Selama dalam interval ini,
campuran harus diaduk secara terus menerus dengan kecepatan seperti tersebut
di atas.

5.6.3. Truk Biasa (Non-Agitasi)

Bak truk non-agitasi harus halus dan kedap air. Untuk melindungi terhadap
hujan harus diberi tutup. Truk non-agitasi harus mengeluarkan campuran beton
ke lokasi pekerjaan sebagai adukan yang merata dan tercampur secara
sempurna.

Adukan yang merata akan dapat dianggap memenuhi syarat, bila contoh dari
bagian satu dan bagian lainnya dari bahan-campuran mempunyai slump yang
perbedaannya tidak lebih dari dua puluh lima (25) mm. Pengecoran beton
harus selesai dalam satu (1) jam sesudah memasukkan air kedalam semen dan
agregat.

Dalam keadaan tertentu untuk mempercepat pengerasan beton, atau bila suhu
udara tiga puluh (300C) derajat atau lebih, batas waktu pengeluaran beton
harus kurang dari satu (1) jam.

5.6.4. Corong Luncuran

Pengecoran beton dengan corong-luncuran (chute) tidak diijinkan kecuali


mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Bila disetujui, corong
harus mempunyai penampang yang bersudut bulat dan harus mempunyai
kemiringan yang tetap, sehingga beton dapat meluncur tanpa segregasi. Bagian

SPESIFIKASI TEKNIS V-16


DD Floodway Ciliwung - BKT
bawah harus diberi alat-penuntun atau drop-chute atau alat-penuntun dengan
corong yang tidak melebihi satu setengah (1.5) meter tingginya untuk
mencegah segregasi saat jatuhnya campuran beton. Corong luncuran harus
dilindungi dari sinar matahari langsung.

5.6.5. Pompa Beton dan Peralatan Pengecoran

Sebelum pemompaan dimulai, kira-kira satu (1) m3 mortar dengan


perbandingan air, bahan pembantu, semen dan agregat-halus sesuai dengan
yang direncanakan untuk adukan-beton biasa harus dicoba untuk dilewatkan
melalui pipa inlet pompa. Pipa-pipa tersebut harus diusahakan dipasang
selurus mungkin.

5.6.6. Ban Berjalan (Belt Conveyor)

Adukan beton tidak boleh diangakut dengan alat ban-berjalan (belt conveyor),
kecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Jika diijinkan, alat ban-berjalan
harus digunakan dengan syarat-syarat bahwa alat harus dilindungi dari hujan,
angin dan sinar matahari, dan suatu corong-khusus dengan chute tegak harus
dipasang di ujung masing-masing alat ban berjalan untuk membatasi jatuhnya
adukan beton yang akan dicor dengan tinggi-jatuh maksimal satu setengah
(1.5) m.

Rincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan sebagainya untuk
masing-masing tipe dari alat-alat di atas harus diserahkan kepada Direksi.
Semua alat-alat itu harus dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan buku-
petunjuk dari pabrik.

Alat tipe lain dari yang disebut di atas harus mendapat persetujuan dari Direksi
sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.

SPESIFIKASI TEKNIS V-17


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.7. PENGECORAN BETON

5.7.1. Umum

Beton tidak boleh dicor/ditempatkan sebelum pemasangan bekisting, bagian-


bagian yang perlu dipasang di dalam beton dan persiapan permukaan beton
selesai dilakukan oleh Kontraktor dan diperisksa oleh Direksi.

Kecuali bila disetujui oleh Direksi, beton tidak boleh dicor pada waktu hujan
atau tergenang air dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air yang
mengalir.

Selama proses ini sarana komunikasi antara lokasi pengadukan dan lokasi
pengecoran, bila dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat
oleh Kontraktor seperti yang ditentukan oleh Direksi. Tidak ada pembayaran
tersendiri atau tambahan pembayaran kepada Kontraktor sebagai biaya
tambahan untuk tersedianya sarana komunikasi.

5.7.2. Persiapan Pengecoran

Sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan ditempati


adukan beton harus dibersihakan dan tidak boleh ada minyak, lumpur, bahan
organis, potongan-kayu, segala macam lapisan cat, kotoran atau bahan-bahan
lain yang bisa membusuk. Pembersihan ini bisa dilakukan dengan
menggunakan kompresor udara atau air atau alat-alat lain yang sesuai dan
mendapat persetujuan dari Direksi.

Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal/tertanam di


dalam cor-coran harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi
adukan beton harus dibasahi dan jika ada genangan air harus dikeringkan
terlebih dahulu.

Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan ditempati adukan beton untuk
pondasi harus dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau
bahan kotoran lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil harus dalam
keadaan lembab sebelum adukan beton untuk pondasi dicor/ditempatkan.

SPESIFIKASI TEKNIS V-18


DD Floodway Ciliwung - BKT
Permukaan construction joint (sambungan pelaksanaan untuk batas
pengecoran) yang akan ditempati adukan beton baru sebelumnya harus
dibersihkan dan dibasahi serta harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi. Kegiatan pembersihan harus meliputi pembersihan untuk semua
kotoran, sisa-sisa adukan yang lepas, maupun cat-cat dan benda-benda lainnya.

Permukaan semua sambungan pelaksanaan harus dibersihkan dari kelebihan


adukan sebelumnya maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan
menyikat, memahat atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi.
Sambungan pelaksanaan harus diisi karet (joint filler) atau material yang
sesuai dengan petunjuk Direksi.

5.7.3. Suhu Adukan Beton Selama Pengecoran

Suhu adukan beton selama waktu pengecoran tidak boleh lebih dari tiga puluh
dua (320C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus terlindung dan
terhindar dari cuaca panas atau material agregat dapat juga disemprot dengan
air. Air untuk adukan harus cukup dingin atau campuran beton diisolasi, jika
diperlukan, untuk menjaga suhu adukan-beton di bawah batas-batas yang telah
ditetapkan.

5.7.4. Pengecoran Beton di dalam Air

Beton tidak boleh di cor di bawah air kecuali hal tersebut tidak dapat dihindari
dan dalam hal ini harus mendapat persetujuan dari Direksi dan harus dilakukan
dengan pengawasan yang ketat dan teliti.

Banyaknya semen untuk setiap kelas beton yang dicor di dalam air harus
ditambah, sehingga faktor air-semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47.
Slump harus dijaga tidak boleh melebih sepuluh (10) cm untuk menghindari

segregasi. Beton harus dituangkan hari-hati dalam gumpalan yang kompak


pada posisi yang tepat dengan bantuan penuntun ataupun alat bucket yang bisa
dibuka dari bawah atau alat lain yang disetujui oleh Direksi. Usulan secara

SPESIFIKASI TEKNIS V-19


DD Floodway Ciliwung - BKT
rinci untuk pengecoran dalam air harus dibuat oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

5.7.5. Pengecoran

Kontraktor harus memberitahu Direksi, waktu dan tempat dimana akan


dilakukan pekerjaan pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh
dilakukan pada waktu Direksi atau wakilnya hadir di tempat pekerjaan.

Adukan beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali
dapat diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan slump sebesar dua
puluh lima (25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan Direksi, harus
dibuang ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya yang dikeluarkan
untuk pembuatan adukan dan pembuangannya ditanggung oleh Kontraktor.

Sejauh masih bisa dilaksanakan beton harus dicurahkan langsung ke tempat


pengecoran dan tidak perlu dilewatkan jalan lain untuk menghindari
segregasi. Metode dan alat-alat yang dipakai untuk mencurahkan beton ke
dalam bekisting harus sedemikian rupa sehingga tidak akan menghasilkan
agregat kasar terpisah dari adukan lainnya. Kontraktor harus menggunakan
cara yang cocok untuk menjaga agar besi dan bekisting tidak bergeser dari
tempatnya. Tinggi jatuh adukan beton harus tidak melebihi satu setengah (1,5)
meter.

Semua adukan harus dicurahkan lapis demi lapis secara horisontal dengan
tebal lapisan tidak melebihi empat puluh (40) cm. Direksi berhak untuk
meminta tebal lapisan kurang dari empat puluh (40) cm bilamana diperlukan.
Bila ditetapkan pada tebal 40 cm sesuai dengan spesifikasi, tinggi satu bagian
yang dicor harus ditetapkan seperti ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan pengarahan dari Direksi.

Dalam pengecoran beton tanpa cetakan pada talud yang cukup curam sehingga
penggetaran internal dalam beton menjadi sulit tanpa cetakan, beton harus

SPESIFIKASI TEKNIS V-20


DD Floodway Ciliwung - BKT
dicor di depan slipform perata tanpa getar yang diperpanjang sekitar 80 cm ke
belakang ujung depan. Beton di depan slipform perata tanpa getar harus
dipadatkan dengan penggetar internal untuk menjamin pengisian penuh di
bawah slipform.

Bila beton dicor secara monopolitis sekeliling bukaan dengan ukuran vertical
lebih dari 60 cm, atau bila beton untuk geladak, lantai, pelat, balok, girder atau
bagian struktur yang sama lainnya dicor monolitis dengan penopang beton,
perintah berikut ini harus dilakukan :

Pengecoran beton dapat ditunda tidak kurang dari 1 (satu) jam dan lebih dari 3
(tiga) jam pada puncak bukaan dan pada dasar siku di bawah geladak, pelat,
lantai, balok, girder atau bagian struktur yang sama lainnya bila siku bevel
ditetapkan, dan pada dasar bagian struktur tersebut bila siku tidak ditetapkan,
tetapi pengecoran tidak dapat ditunda terlalu lama sehingga alat penggetar
tidak dapat menembus beton yang dicor dengan beratnya sendiri sebelum
penundaan. Bila beton cor mengeras, penggetaran kembali pengecoran beton
dilakukan sebelum penundaan dilakukan.

Beton yang dicor 60 cm atau lebih pada akhir pengecoran segera sebelum
penundaan harus dicor dengan slump serendah mungkin dan Kontraktor harus
menjamin bahwa seluruh pengerasan beton efektif.

Permukaan beton pada penundaan harus bersih dan bebas dari material lepas
dan asing ketika pengecoran beton dimulai lagi setelah penundaan.

Pengecoran beton di atas bukaan dan di geladak, lantai, pelat, balok, girder
atau bagian struktur yang sama lainnya harus dicor dengan slump serendah
mungkin dan Kontraktor harus menjamin bahwa seluruh pengerasan beton
efektif.

Kontraktor tdk berhak untuk mendapat bayaran tambahan di atas harga satuan
yang ditawarkan di Daftar Kuantitas untuk beton dengan alasan pembatasan
dalam pengecoran beton yang ditetapkan dalam ketentuan paragraph ini.

SPESIFIKASI TEKNIS V-21


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.7.6. Pemadatan dan Proses Pengerasan Adukan Beton

Masing-masing lapisan adukan harus dipadatkan segera setelah adukan di cor


dan dibiarkan berkonsolidasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai,
sehingga beton dapat dipadatkan sampai batas yang memungkinkan.
Pengecoran lapisan adukan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan
yang adukan sebelumnya dikerjakan secara lengkap.

Umumnya, beton harus dipadatkan dengan alat penggetar mekanik atau


pneumatik tipe penggetar dalam yang bekerja dengan kecepatan sekurang-
kurangnya tujuh ribu (7.000) putaran per menit (RPM). Sewaktu dibenamkan
ke dalam adukan, kepala penggetar harus dibenamkan dalam beton secara
vertikal dan sekurang-kurangnya lima (5) cm kedalam lapisan dibawahnya.
Jika sulit menggunakan penggetar dalam, beton boleh digetarkan dengan tipe
penggetar eksternal seperti yang akan diuraikan berikut atau dipadatkan
dengan menusuk-nusuknya dengan tongkat seperti pengarahan Direksi.

Pemadatan beton pada bagian struktur yang terbuka harus menggunakan alat-
penggetar tipe pembenaman, jika dipakai alat-penggetar bekisting heavy duty
harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi sebelum
dilaksanakan. Penggetar bekisting harus ditempelkan secara kuat ke bekisting
selama pemadatan, dan harus dapat dilepaskan dengan cepat dan ditampelkan
kembali keposisi lain pada bagian bekisting dan harus bekerja dengan
kecepatan sekurang-kurangnya delapan ribu (8.000) putaran per menit (RPM)
sewaktu dipakai untuk menggetarkan beton.

Alat-penggetar harus digunakan secara sistematis dengan pengaturan interval


tertentu, daerah yang terpengaruh tidak boleh bertumpang tindih sehingga
beton dapat dipadatkan secara merata dengan sebaik-baiknya.

Pemadatan pada masing-masing lapisan bagian beton yang baru dicor dan
berhubungan dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus
digunakan lebih lama dan ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang
bagian yang berhubungan. Kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian
yang telah mengeras dan dinding bekisting.

SPESIFIKASI TEKNIS V-22


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.8. PERAWATAN BETON DAN PERLINDUNGAN

5.8.1. Umum

Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan
seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan
cara/metode perawatan beton untuk mendapatkan persetujuan Direksi,
sebelum dimulainya pengecoran. Perawatan harus segera dilakukan supaya
beton tidak kehilangan kelembabannya. Beton harus dilindungi dari hujan
deras selama dua belas (12) jam pertama, air mengalir selama empat belas (14)
jam pertama dari sinar matahari langsung untuk tiga (3) hari pertama.

Semua beton harus dilindungi secara memadai terhadap kemungkinan


gangguan akibat adanya lalu lintas, kebakaran atau panas yang berlebihan
termasuk panas yang dihasilkan dari pengelasan besi. Cara-cara perawatan
berikut ini dapat dilaksanakan.

5.8.2. Cara Perawatan Kelembaban

Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar airnya
sekurang-kurangnya selama tujuh (7) hari pertama.

Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi
dengan air memakai alat nozzle, kain, kapas, keset, karpet basah, tanah atau
lapisan pasir yang juga bisa dipakai untuk menahan kelembaban. Pada waktu
perawatan selesai, permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan yang
digunakan selama perawatan.

5.8.3. Cara Perawatan dengan Larutan Kimia

Perawatan permukaan beton yang terbuka/ekpose dapat dilakukan dengan


cairan curing compund sesuai dengan ASTM C309, PBI 1971 N.1.-2 atau
yang setara, setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Larutan kimia tersebut harus digunakan dengan cara disemprotkan dengan


tekanan sedemikian rupa sehingga menutup seluruh permukaan beton dengan

SPESIFIKASI TEKNIS V-23


DD Floodway Ciliwung - BKT
lapisan yang merata, dan harus mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga
lapisan ini akan mengeras dalam waktu tiga puluh (30) menit sesudah
pemakaian. Banyaknya larutan-kimia yang digunakan harus sanggup menutup
rapat seluruh permukaan beton. Mesin semprot harus dilengkapi dengan
meteran penunjuk tekanan pada waktu pengoperasian dan alat untuk
mengendalikan tekanan.

Curing compound harus digunakan untuk beton yang permukaannya langsung


dilakukan finishing segera setelah kelembaban dari permukaannya hilang,
tetapi penggunaannya harus dilakukan sebelum mulai terjadinya penyusutan
akibat kering atau retak yang besar mulai tampak. Jika terjadi keterlambatan
pada pemakaian curing compound mungkin akan terjadi pengeringan yang
menimbulkan retakan pada permukaan, penyemprotan air dengan semburan
halus memakai nozzle harus dimulai segera dan harus dilakukan terus menerus
sampai pemakaian bahan kimia dapat dimulai. Bila lapisan bahan kimia rusak
karena sebab-sebab tertentu sebelum masa berakhirnya tujuh (7) hari pertama,
maka bagian yang rusak segera diperbaiki dengan tambahan bahan kimia.

Curing compound tidak boleh mengeras selama disimpan, dan tidak boleh
dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari pabrik.
Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata. Jika
bahan-kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah
tanggal pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum
bahan tersebut digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih
memenuhi persyaratan.

5.8.4. Cara Perawatan dengan Membiarkan Bekisting Tetap pada Tempatnya

Beton yang memakai bekisting bisa dirawat dengan membiarkan bekisting


tetap berada ditempatnya. Bekisting harus tetap berada ditempatnya sampai
sekurang-kurangnya tujuh (7) hari pertama, kecuali untuk bagian struktur yang
mempunyai ketebalan lebih tebal dari lima puluh (50) cm, bekisting harus
dibiarkan ditempatnya sekurang-kurangnya lima (5) hari. Bekisting kayu harus
tetap basah dengan penyiraman air selama masa perawatan.

SPESIFIKASI TEKNIS V-24


DD Floodway Ciliwung - BKT
Bila perawatan dengan penguapan untuk unti pracetak di pabrik, Kontraktor
harus menyerahkan tatacara perawatan rinci, semua peralatan dan material
yang digunakan untuk disetujui Direksi.

Sambungan Beton

a. Sambungan Konstruksi

Semua bagian vertical seperti kolom dan dinding harus diposisinya tidak
kurang dari 4 jam sebelum beton dicorkan pada elemen beton tersebut.
Sebelum pembetonan dimulai lagi, semua kelebihan air dan material halus
yang ada pada permukaan beton harus dibuang dan beton harus dipotong
seperlunya untuk menjamin beton yang kuat dan padat pada sambungan.
Permukaan harus dibersihkan dan dikasarkan dan harus disikat dengan
adukan semen segera sebelum beton baru dicorkan. Sambungan beton
pada balok dan pelat tidak dilengkapi kecuali Direksi akan menyetujuinya.
Sambungan konstruksi harus dilaksanakan pada posisi bagian vertical 15
cm di atas pelat dasar ditempat tulangan tidak cukup pada permukaan
bagian yang terpotong oleh sambungan konstruksi; tulangan tambahan,
dengan panjang 120 kali diameter serta dengan ukuran dan jumlah yang
sama dengan tulangan tekan yang ditunjukkan pada permukaan lainnya
harus dipasang untuk menyatukan sambungan.

Bila sambungan konstruksi dibuat pada beton tak bertulang dan bertulang
dari struktur monolit selain dari balok dan beton lining untuk perlindungan
talud, sambungan lidah dan alur serta batang tulangan dengan luasan yang
tidak kurang dari 0,25 persen dari luas permukaan yang disambung dengan
panjang 120 kali diameter harus dipasang; kecuali diperlihatkan lain pada
gambar.

Pada sambungan konstruksi horizontal yang akan terlihat, beton harus


dicor rata pada permukaan atas cetakan atau dicor sekitar 1,25 cm di atas
sisi bawah lis ukuran 2,5 cm x 1,25 cm yang dipasang mendatar di
cetakan. Balok, siku-siku, kepala dan pangkal kolom, yang dapat dianggap
sebagai bagian system lantai dan harus dicor monolitik. Bila beton baru
disatukan dengan beton lama, permukaan lama harus dibersihkan dan

SPESIFIKASI TEKNIS V-25


DD Floodway Ciliwung - BKT
dikasarkan seluruhnya untuk membuang semua kotoran dan barang lepas.
Sambungan konstruksi yang tidak direncanakan di struktur yang
membutuhkan kedap air harus menggunakan water stop yang disetujui
Direksi. Sambungan tersebut harus ditempatkan oleh Kontraktor
sedemikian sehingga pengurangan kekuatan struktur paling sedikit dan
harus disetujui Direksi.

Biaya sambungan konstruksi harus sudah termasuk di dalam harga satuan


per meter kubik yang ditawarkan di Daftar Kuantitas untuk beton yang
membutuhkan sambungan tersebut, kecuali harga waterstop yang
diperlihatkan pada gambar.

b. Sambungan Konstraksi/Penyusutan

Sambungan konstraksi harus disediakan pada dinding, lantai, balok dan


pondasi pada tempat yang ditunjukkan di gambar atau diperintahkan
Direksi. Sambungan konstraksi harus menggunakan waterstop seperti yang
ditentukan di sini. Permukaan beton yang bertemu satu dengan lainnya
harus dicat dengan cat minyak sesuai dengan ketentuan dalam “sambungan
ekspansi”.

Sambungan konstraksi harus dilengkapi dengan batang dowel dari besi


bulat dan pipa PVC bila diperlihatkan pada gambar. Batang dowel harus
terikat kuat pada salah satu sisi sambungan.

Biaya sambungan konstraksi harus sudah termasuk di dalam harga satuan


per meter kubik yang ditawarkan di Daftar Kuantitas untuk beton yang
membutuhkan sambungan tersebut, kecuali pembayaran untuk waterstop
dan batang dowel yang diperlihatkan pada gambar.

c. Sambungan Ekspansi/Pemuaian

Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, sambungan ekspansi harus dipasang


di dinding, lantai balok, pondasi, gorong-gorong persegi yang ditunjukkan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-26


DD Floodway Ciliwung - BKT
Tulangan atau jenis logam tertanam lain yang diikatkan pada beton tidak
diijinkan keluar melewati sambungan ekspansi. Sambungan ekspansi pada
bangunan air harus memakai waterstop dan harus diisi dengan pengisi
sambungan (joint filler) seperti yang ditentukan dalam pasal yang
bersangkutan. Sambungan ekspansi dari gorong-gorong persegi yang
kedap air dan akan mengalami penurunan harus menggunakan sambungan
pelat karet dan harus diisi dengan pengisi sambungan sesuai ketentuan
dalam pasal yang bersangkutan.

Semua sambungan ekspansi harus dilengkapi dengan batang dowel dari


batang besi bulat polos dan pipa PVC seperti yang diperlihatkan pada
gambar. Pembayaran sambungan ekspansi, kecuali waterstop dan batang
dowel yang ditentukan di tiap pasal yang bersangkutan, akan dilakukan
dengan harga satuan per meter panjang yang ditawarkan di Daftar
Kuantitas, harga satuan tersebut harus sudah termasuk biaya tenaga kerja,
material dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.

5.9. PENYELESAIAN AKHIR (FINISHING) PERMUKAAN BETON

5.9.1. Umum

Tingkatan dan syarat-syarat penyelesaian akhir/finishing dari permukaan beton


harus dilaksanakan sebagaimana yang ditetapkan pada pasal ini atau seperti
ditampakkan dalam gambar. Finishing pada permukaan beton harus dilakukan
oleh tukang ahli dan berpengalaman.

Kecuali sudah ditetapkan bahwa pada bagian-bagian tertentu tidak diperlukan


adanya kegiatan inspeksi, maka finishing atas permukaan beton harus
dilakukan hanya bila dihadiri oleh Direksi. Bila diperlukan Direksi akan
meminta pengujian pada permukaan beton untuk menentukan apakah
kekasaran permukaan masih dalam batas yang ditetapkan. Kekasaran
permukaan beton bisa digolongkan sebagai kasar atau halus. Bekas yang
ditinggalkan oleh bekisting yang kurang rapat atau tidak lurus atau geblekan
bekisting yang jelek bisa dianggap sebagai kekasaran kasar dan akan diuji

SPESIFIKASI TEKNIS V-27


DD Floodway Ciliwung - BKT
dengan pengukuran langsung. Semua kekasaran yang lain akan dianggap
kekasaran yang halus dan akan diuji dengan menggunakan pelat yang
mempunyai sisi lurus, sedang untuk permukaan yang melengkung akan diuji
dengan pelat yang mempunyai sisi melengkung yang setara dengan arah
lengkungan bagian yang akan diuji.

5.9.2. Permukaan yang Tampak

Permukaan beton yang memakai bekisting yang akan menerima bahan-timbun


atau beton yang akan dicorkan disitu. Koreksi kekasaran pada permukaan yang
diukur seperti uraian sebelumnya harus hanya diperlukan untuk cekungan yang
melebihi tiga puluh (30) mm.

Permukaan yang memakai bekisting yang akan terbuka (“exposed”) secara


tetap dan bila diperlukan dengan penampilan yang menarik. Kekasaran
permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya tidak boleh melebihi
sepuluh (10) mm untuk yang kasar dan dua puluh (20) mm untuk yang
“halus”. “Plywood” harus digunakan untuk penyelesaian tersebut.

Secara umum perapian beton digolongkan sebagai berikut :

a. Permukaan Tercetak

Penggolongan perapian permukaan beton tercetak, kecuali permukaan


yang membutuhkan perapian khusus, ditentukan denga symbol F1, F2, F3.

Perapian F1 dilakukan untuk permukaan tercetak terhadap pengisian


material atau pengecoran beton. Perbaikan ketidakrataan permukaan sesuai
uraian di atas hanya diperlukan untuk cekungan melebihi 30 mm.

Perapian F2 dilakukan pada permukaan tercetak yang akan selalu terlihat


dan bila penampakan yang bagus diperlukan. Ketidakrataan permukaan
diukur seperti uraian di atas tidak boleh melebihi 10 mm untuk
ketidakrataan kasar dan 20 mm untuk ketidakrataan gradual.

Perapian F3 dilakukan pada permukaan tercetak yang selalu terlihat


masyarakat dan bila penampakan yang indah dipentingkan. Ketidakrataan

SPESIFIKASI TEKNIS V-28


DD Floodway Ciliwung - BKT
permukaan diukur seperti uraian di atas tidak boleh melebihi 5 mm untuk
ketidakrataan kasar dan 10 mm untuk ketidakrataan gradual.

b. Permukaan Tak Tercetak

Penggolongan perapian permukaan beton tak tercetak ditentukan dengan


symbol U1 dan U2. Ketentuan paragraph ini tidak boleh digunakan untuk
permukaan tak tercetak yang ditentukan untuk perapian beton lantai, ubin
teraso atau keramik, dan adukan yang dipasang dengan peralatan. Semua
permukaan harus dimiringkan seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
jika tidak ditunjukkan pada gambar, dimiringkan secukupnya untuk
mencegah genangan air.

Perapian U1 adalah perataan yang dilakukan untuk permukaan tak tercetak


yang akan ditutup dengan material isian atau beton. Perapian U1 juga
merupakan tahap pertama perapian U2. Perapian harus datar dan rata
secukupnya yang menghasilkan permukaan seragam. Ketidak rataan
permukaan yang diukur sesuai uraian di muka tidak boleh melebihi 20
mm.

Perapian U2 adalah perapian halus yang dilakukan pada permukaan tak


tercetak saluran air atau permukaan yang umumnya terlihat seperti : mercu
bending, anak tangga, geladak, permukaan bawah serambi, permukaan
ruang pengeringan, puncak dinding dan pilar dan permukaan talang.
Penghalusan harus mulai segera setelah permukaan yang telah diratakan
memiliki kekakuan yang cukup dan harus sesedikit mungkin menghasilkan
permukaan yang bebas dari tanda perataan dan tekstur yang seragam.
Ketidakrataan permukaan tidak boleh melebihi 10 mm.

5.9.3. Penyelesaian Akhir pada Lantai Beton Monolit

Penyelesaian akhir untuk lantai beton monolit yang tampak pada gambar,
maka pengecoran adukan beton harus berjalan secara terus-menerus setebal
dan seluas pelat tanpa mengalami perubahan adukan. Air-adukan harus sedikit
mungkin, untuk menghasilkan pengecoran yang sempurna jumlah air akan

SPESIFIKASI TEKNIS V-29


DD Floodway Ciliwung - BKT
ditetapkan oleh Direksi. Sesudah pengecoran beton selesai, lantai dan
permukaan lain harus disetrika dengan setrika kayu pada permukaan yang
benar dan pada elevasi seperti tampak dalam gambar. Bila ditunjukkan dalam
gambar atau dalam spesifikasi ini, permukaan lantai harus diselesaikan dengan
steel trowel. Penyetrikaan harus sedikit mungkin selaras dengan upaya
mempertahankan permukaan yang licin dan padat dan tidak boleh diteruskan
sampai saat adukan mulai mengeras untuk menghindari kelebihan bahan halus
terikat dalam penggosokan ini. Penambahan air, semen kering, atau spesi
kering di atas permukaan beton untuk membantu finishing tidak diijinkan.

5.9.4. Penyelesaian Akhir pada Permukaan Beton Untuk Pelat Jembatan

Sesudah beton di cor pada tempatnya, beton harus dipadatkan dan


permukaannya harus diratakan dengan papan dan diseterika dengan kasut kayu
atau kasut kulit kayu. Alat pembentuk bagian tepi harus digunakan pada semua
sisi tepi dan semua expansion joints.

Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm
dibawah penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai
tekstur kerikil agar tidak menyebabkan pengguna/ pemakai terpeleset bila
basah.

5.10. PENGENDALIAN MUTU

5.10.1. Umum

Pengujian-pengujian yang harus dilakukan untuk kontrol mutu, dengan


standar uji dan frekuensinya harus sesuai dengan Sub-pasal 2.3. Tambahan
pengujian berikut harus juga dilakukan oleh Kontraktor.

5.10.2. Uji Kekuatan Tekan

Selama pembuatan dan pengecoran beton, sekurang-kurangnya harus diambil


dua (2) contoh setiap hari dan sekurang-kurangnya satu (1) contoh setiap

SPESIFIKASI TEKNIS V-30


DD Floodway Ciliwung - BKT
delapan belas (18) meter kubik. Masing-masing contoh harus terdiri dari
enam (6) silinder untuk diuji. Tiap contoh harus terdiri dari enam (6) silinder
dengan ukuran berdiameter sepuluh (10) cm dan panjang dua puluh (20) cm
dengan standar perawatan dan diuji pada umur tujuh (7) hari untuk tiga (3)
silinder pertama dan diuji dua puluh delapan (28) hari untuk sisa tiga (3)
silinder yang lainnya sesuai dengan persyaratan ASTM C.39/C.42 atau
AASHTO T.23. Jika ukuran maksimum agregat adalah empat puluh (40) mm,
maka silinder harus berukuran diameter lima belas (15) cm dengan panjang
tiga puluh (30) cm.

Kekuatan tekan-beton memenuhi jika rata-rata tiga (3) hasil uji kekuatan
tekan yang berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah
ditetapkan dan tidak ada hasil uji yang nilainya dibawah kekuatan yang
disyaratkan.

Hasil pengujian dievalusi secara statistik, evaluasi harus dilakukan untuk


sepuluh (10) hasil rata-rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut :

a). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan
yang disyaratkan (specified strength) dalam Sub-pasal 2.5.2 disini harus
tidak boleh dari dua puluh lima (25%) persen;

b). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh
(80%) persen dari kekuatan yang disyaratkan (specified strength) dalam
Sub-pasal 2.5.2 disini harus tidak lebih dari lima (5%) persen.

Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor
harus dicek dengan metode schmidt hammer. Frekuensi dari pengujian harus
sesuai dengan petunjuk dari Direksi.

5.10.3. Uji Slump

Uji slump harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan
contoh pengujian atau jika diperintahkan oleh Direksi. Pengujian harus sesuai
dengan ASTM C.143, AASHTO T119 atau SNI 1972-90-F.

SPESIFIKASI TEKNIS V-31


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.10.4. Pengujian Bahan Beton

Kontraktor harus melakukan pengujian untuk bahan beton yang akan


digunakan dengan spesifikasi serta frekuensi yang ditentukan dan diarahkan
oleh Direksi sebagai berikut :

JIS AASHTO
Aggregates SNI Standards
Standard Standard
- Sieving analysis for coarse, fine aggregate E 11+C136 T-27 1968-90-F
and for stone fineness
- Organic impurities in fine aggregate C 40 T-21 1755-90-A
- Specific gravity and water absorption test C 128 T-84 1970-90-F
in fine aggregate
- Specific gravity and water absorption test C 127 T-85 1969-90-F
in coarse aggregate
- Los Angeles abrasion test C 131 T-96 03-2417-1991
- Soundness of aggregates by use of Sodium C 88 T-104 1758-90-A
Sulphate

JIS AASHTO
Cement SNI Standards
Standard Standard
Fineness test on cement C 150 T-128 15-2530-1991
Strength test on mortar specimens C 150 T-106 M-111-1990-03

5.10.5. Catatan Pengecoran Beton dan Pengujian

Catatan yang teliti dan mutakhir yang menunjukkan tanggal, waktu, cuaca
dan suhu lapangan (bila berbagai lokasi pekerjaan yang berbeda-beda), harus
dilakukan oleh Kontraktor dan laporan quality control harus diserahkan
setiap bulan kepada Direksi untuk evaluasi dan catatan proyek. Kontraktor
juga harus mencatat senua hasil pengujian beton dan harus diberi tanda /
kode dari hasil uji lokasi/tempat contoh itu diambil.

SPESIFIKASI TEKNIS V-32


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.11. TOLERANSI UNTUK KONSTRUKSI BETON

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyetel dan mempertahankan bekisting dalam
batas-batas toleransi, sehingga menjamin pekerjaan yang sudah jadi masih berada dalam batas
toleransi yang ditetapkan berikut ini. Pekerjaan beton yang melampaui batas toleransi yang
telah ditetapkan dalam tabel berikut harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti, atas biaya
dari Kontraktor.

TOLERANSI UNTUK STRUKTUR BETON


1. Bangunan beton monolit
(1) Menyimpang dasi sumbu yang telah ditetapkan 5 cm
(2) Menyimpang dari bentuk profil yang telah ditetapkan 5 cm
(3) Variasi ketebalan
Boleh lebih tipis 2.5 % atau kurang dari 1 cm
Boleh lebih tebal 5 % atau kurang dari 1 cm
(4) Variasi ukuran dimensi 0.5 cm
2. Pangkal jembatan, pilar jembatan
(1) Menimpang dari sumbu yang telah ditetapkan 5 cm
(2) Menyimpang dari ketinggian yang telah ditetapkan 5 cm
(3) Variasi yang diijinkan untuk ketidak rataan dari permukaan
bangunan kolom, pilar dan tembok-tembok
Untuk permukaan yang terbuka setiap 3 meter 1 cm
Untuk permukaan yang tertimbun setiap 3 meter 5 cm
3. Bangunan-bangunan umum
(1) Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok,
batang melintang terhadap ketentuan dalam gambar
Untuk permukaan yang terbuka setiap panjang 3 meter 1 cm
Untuk permukaan yang tidak terlihat setiap panjang 3 meter 5 cm
(2) Bergesernya dimensi penampang dari kolom-kolom, pilar-
pilar, pelat-pelat, tembok-tembok, balok-balok serta bagian
bangunan seperti yang tercantum pada bagian (1) diatas, boleh
Menyempit 1 cm
Melebar 2 cm

SPESIFIKASI TEKNIS V-33


DD Floodway Ciliwung - BKT
TOLERANSI UNTUK STRUKTUR BETON
(3) Variasi ketebalan dari pelat-pelat jembatan
Berkurang sampai dengan 1 cm
Lebih tebal sampai dengan 2 cm
(4) Pondasi telapak
(a) Variasi dan dimensi mendatar
Boleh berkurang sampai dengan 1 cm
Boleh lebih besar sampai dengan 5 cm
(b) Kesalahan penempatan atau penyimpangan eksentrisitas 5 cm
sekitar 2% dari lebar telapak, tidak boleh lebih besar dari
(c) Pengurangan ketebalan 5%
(5) Variasi dalam ukuran ataupun penempatan lokasi pelat 5 Cm
dan tembok-tembok
(6) Penyimpangan atau ketidak dataran dari bagian ambang 0.1%
atau dinding disamping bangunan pintu serta sambungan
kedap-air yang sejenis
4. Penempatan dari besi penguat
(1) Variasi dari ketebalan selimut penutup 10%
(2) variasi jarak antar tulang 2 cm

5. Peletakan dari beton pracetak


(1) Pergeseran jarak dari sumbu yang ditetapkan maksimum
sebesar 1% dari panjang beton pracetak atau tidak boleh lebih 5 cm
dari
(2) Pergeseran tinggi dari ketinggian yang sudah ditetapkan
maksimum sebesar 1% dari panjang beton pracetak atau tidak 5 cm
boleh lebih besar dari
(3) Variasi dari ketidak dataran unit beton pracetak saat diletakkan
secara vertikal untuk tiap jarak 3 m maksimum 1 cm

SPESIFIKASI TEKNIS V-34


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.12. PEKERJAAN BEKISTING

5.12.1. Umum

Pekerjaan bekisting harus termasuk penyediaan, pemasangan dan


pembongkaran bekisting untuk pekerjaan beton dengan kekuatan yang
cukup, lengkap dengan semua pengikat-pengikat yang diperlukan,
penyokong dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan
dibawah ini.

Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran yang


diperlukan untuk memenuhi syarat-syarat toleransi dengan penyelesaian
akhir sebagaimana yang ditetapkan di bawah ini dan bingkai bekisting harus
dikerjakan sedemikian sehingga jika ada sambungan horisontal tidak
menerus sampai seluruh permukaan bekisting. Bekisting harus benar-benar
lurus dan sesuai dengan elevasi, kedap mortar dan cukup kaku untuk
menahan kemungkinan pelenturan yang terjadi akibat tekanan bahan adukan-
beton. Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali busur yang dibuat
sesuai dengan lengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis dalam
spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi. Permukaan semua bekisting

yang berhubungan langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap air untuk mencegah kehilangan mortar. Kontraktor
bertanggungjawaban terhadap kelengkapan pembuatan bekisting, tetapi tipe,
bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan semua bahan untuk pembuatan
bekisting harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Semua
bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga pada waktu membuka
bekisting, tidak terjadi kerusakan pada betonnya.

Semua sambungan yang expose, tepi dan sudut-sudut luar dipingul sekurang-
kurangnya dua (2) cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat, kecuali
bila disyaratkan lain dan diperintahkan oleh Direksi. Sudut dalam harus
dipotong seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
permintaan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-35


DD Floodway Ciliwung - BKT
5.12.2. Persyaratan Bahan

Semua bahan untuk pembuatan bekisting harus mendapat persetujuan


Direksi. Kayu harus padat, lurus, tidak lapuk, tidak ada mata kayu yang
lepas. Sebelum dibuat bingkai untuk bekisting, kayu harus diserut lurus
merata baik lebar maupun tebalnya. Bekisting yang digunakan untuk beton
yang dilewati air mengalir yang nantinya akan sepenuhnya terexpose, harus
diberi lapisan pada bagian bidang yang bersentuhan dengan beton dengan
plywood atau kayu lain dan harus tidak rusak dan atau cacat, sehingga tidak
meninggalkan bekas yang tidak baik pada permukaan betonnya.

Bila digunakan plywood, tidak boleh terpuntir, tidak keriting dan dikerjakan
dengan lem khusus yang kedap air. Bahan-bahan yang dipakai sejauh
mungkin harus mudah didapatjan di lapangan, sedang untuk lembaran
plywood harus memiliki lebar dan panjang yang merata.

Lapisan papan kayu harus dipilih baik jenis maupun mutunya atau bila
diperlukan harus dilapisi dengan bahan pelindung supaya tidak terjadi
kemungkinan terpuntir akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan
perubahan warna pada permukaan betonnya. Lapisan bekisting harus dipilih
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena pembebanan dan
penggeseran sewaktu pengecoran.

5.12.3. Penempatan dan Persiapan

Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada


permukaan beton menjadi bagian dari satu aligment yang lurus baik kearah
horizontal maupun vertikal, dengan sambungan antara permukaan masing-
masing bekisting harus halus. Semua bagian tepi dan pojok dari beton yang
terbuka secara permanen harus dipingul seperti ditunjukkan dalam gambar.

Sebelum ditempatkan adukan beton semua bekisting harus kaku, kencang


dan harus benar-benar bersih dari semua potongan kayu-kayu, bubuk gergaji,
debu, bongkahan mortar kering, maupun benda-benda asing lainnya, dan bila
ada kelebihan air harus disingkirkan. Permukaan bekisting harus dilapisi
dengan minyak atau lapisan lain yang disetujui oleh Direksi yang tidak akan

SPESIFIKASI TEKNIS V-36


DD Floodway Ciliwung - BKT
meninggalkan warna pada beton. Bekisting yang sudah ditinggalkan cukup
lama dan sudah mulai kering harus dilabur kembali permukaannya dengan oli
seperti yang diarahkan oleh Direksi. Bekisting untuk permukaan yang
menerus dipasang untuk lapisan berikutnya harus dijaga kekakuan dan
kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga
kelurusan bagian permukaannya.

Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang
mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan lagi. Apabila
memungkinkan bekisting untuk bidang luar dari tembok harus dibersihkan
dengan splash boards.

5.12.4. Pembukaan Bekisting

Kontraktor tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban
kerja yang akan disangganya dengan aman. Pembukaan bekisting harus
mendapat persetujuan dari Direksi dengan suatu cara agar agar tidak merusak
beton dan umumnya bekisting harus dibiarkan tidak kurang dari empat puluh
delapan (48) jam sesudah beton dicor atau atas perintah Direksi.

Bila pembongkaran cetakan dan penyokong ditetapkan berdasar kekuatan


beton, aturan berikut ini harus dipakai sebagai syarat minimum

Waktu Persentase Kuat Rencana


Minimum Minimum
Pertengahan di bawah rusuk,
balok, rangka atau lengkung 14 hari 70%
Pelat lantai 14 hari 70%
Dinding 1 hari 70%
Kolom 2 hari 70%
Sisi balok dan semua 1 hari 70%
permukaan vertical lainnya

SPESIFIKASI TEKNIS V-37


DD Floodway Ciliwung - BKT
Bila jembatan pasca tekan dengan pengecoran di tempat dibangun, perancah
tetap tinggal di tempatnya sampai semua penegangan kabel selesai
dilaksanakan.

Untuk menentukan kondisi beton kolom, cetakan harus dibongkar dari kolom
sebelum melepaskan penopang dari bawah balok dan rasuk.

Cetakan tetap ditempatnya bila Direksi masih belum mengijinkan dibongkar


dikarenakan cetakan akan membahayakan keamanan struktur jika dilakukan
pembongkaran.

Untuk memudahkan perapian, cetakan yang dipergunakan pada pekerjaan


ornamental, pagar, sandaran dan permukaan vertical yang terlihat, harus
dibongkar tidak kurang dari 12 dan tidak lebih dari 48 jam, tergantung
keadaan cuaca.

5.12.5. Perancah (Penyangga)

Perancah / penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk


menyangga bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus
dipertahankan tidak terjadi goyangan akibat beban berat beton basah selama
penyiraman atau beban-beban yang lain.

Biaya yang dikeluarkann untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan
dalam harga-satuan per meter persegi (m2) untuk pekerjaan bekisting dan
dalam harga satuan per meter kubik (m) untuk pekerjaan perancah seperti
yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.13. BESI BETON DAN PERLENGKAPAN LAINNYA

5.13.1. Persyaratan untuk Bahan Besi Beton

Kontraktor harus menyediakan alat pemotong, pembengkok dan memasang


semua besi beton seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti petunjuk
Direksi. Kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar, besi beton yang akan
dipakai adalah besi polos dari pabrik yang mendapat persetujuan dari Direksi
dan memenuhi standar SD 295, SNI 2052-89-A atau setara yang disetujui.

SPESIFIKASI TEKNIS V-38


DD Floodway Ciliwung - BKT
Semua besi beton harus tidak keropos/berkarat dan mengelupas, tidak
berminyak, tidak bergemuk atau lapisan-lapisan lainnya yang bisa merusak
atau mengurangi kekuatan ikatannya dengan beton. Besi beton harus diambil
contohnya oleh Direksi di pabrik atau tempat penjualnya atau kedua-duanya.
Kontraktor harus memberi tahu Direksi jauh-jauh hari untuk memungkinkan
pengambilan contoh oleh Direksi guna pengujian besinya. Direksi bisa
memilih dua atau lebih contoh dari masing-masing ukuran secara random
yang mewakili lima (5) ton atau bagian dari padanya dari masing-masing
ukurannya dan memerintahkan Kontraktor untuk mengambil contoh yang
dipilih untuk diuji pada laboraturium yang desetujui Direksi atas biaya dari
Kontraktor. Besi beton baru boleh dipasang di lokasi jika sesudah hasil
pengujian laboratorium diterima dan disetujui oleh Direksi. Dalam segala
hal, izin dari Direksi tidak membebaskan Kontrakor terhadap tanggung
jawabnya untuk menyediakan dan memasang besi beton yang sesuai di dalam
beton. Pembayaran harus didasarkan pada jumlah berat (kg).

5.13.2. Uji Material

Mutu/grade yang digunakan untuk pekerjaan pembesian adalah U 24 atau


BJTP24 dan BJTD24.

Pengujian material dilakukan untuk setiap jenis ukuran dimensi besi


tulangan, setiap bentuk besi tulangan (Deform atau Plain) dan pada setiap
produk (pabrikasi) dari besi tulangan tersebut yang akan digunakan.

Masing-masing material yang akan diuji dibuat 3 contoh benda uji.

Metode pengujian yang akan dilakukan berdasarkan ASTM A 615 – 7 dan


AASHTO M 31 – 77.

Pengujian material tersebut meliputi :

Uji diameter, luas penampang dan bentuk

Uji berat per m

Uji deformasi

Uji tarik (Tensile Test)

SPESIFIKASI TEKNIS V-39


DD Floodway Ciliwung - BKT
Pengujian tersebut harus disaksikan Direksi dan hasil pengujian tersebut
diserahkan kepada Direksi.

Sebagai acuan digunakan Standar Industri Indonesia (SII 0136 – 80)


mengenai jenis dan kelas baja tulangan, seperti tabel berikut :

Batas Kuat Regangan Sudut Diameter


Jenis Ulur Tarik Minimum Lengkung Lengkung
Simbol
Minimum Minimum %
2 2
N/mm N/mm
(Kg/cm2) (Kg/cm2)
Plain BJTP 24 235 382
24 180 3D
(2400) (3900)
Deform BJTD 24 235 382
22 180 3D
(2400) (3900)

Dimensi dan berat tulangan baja Standar Industri Indonesia (SII 0136 – 80)

Tulangan Diameter Luas Berat


Plain Deform Nominal Nominal Nominal
(mm) (cm2) (Kg/m)
P6 D6 6.00 0.283 0.222
P8 D8 8.00 0.503 0.395
P9 D9 9.00 0.636 0.499
P10 D10 10.00 0.785 0.617
P12 D12 12.00 1.131 0.888
P13 D13 13.00 1.327 1.040
P14 D14 14.00 1.540 1.210
P16 D16 16.00 2.011 1.580
P18 D18 18.00 2.545 2.000
P19 D19 19.00 2.835 2.230
P20 D20 20.00 3.142 2.470
P22 D22 22.00 3.801 2.980
P25 D25 25.00 4.909 3.850
P28 D28 28.00 6.157 4.830

SPESIFIKASI TEKNIS V-40


DD Floodway Ciliwung - BKT
D29 29.00 6.605 5.190
P32 D32 32.00 8.043 6.310
D36 36.00 10.179 7.990
D40 40.00 12.565 9.870
D50 50.00 19.635 15.400

5.13.3. Pembuatan dan Perakitan

Fabrikasi

Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar pemotongan dan


pembengkokkan besi kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
Semua pembengkokkan dan pemotongan besi beton harus mengikuti standar
pelaksanaan yang telah disetujui dan berdasarkan atas gambar yang telah
disetujui seperti yang ditetapkan di atas. Membengkok besi dengan cara
dipanaskan tidak diperbolehkan kecuali mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi. Ijin bisa diberikan atas permohonan khusus yang
diajukan oleh Kontraktor dalam penggunaan metode kerja yang menjamin
bahwa besi beton yang akan dipakai tidak akan mengalami kerusakkan.
Bengkokan dilaksanakan secara dingin ke bentuk yang diperlihatkan pada Gambar
atau ditentukan oleh Direksi. Batang baja harus dibengkokkan mengelilingi pasak
bulat yang mempunyai diameter (D) yang terkait dengan diameter batang (d) :

Batang 6 mm sampai 22 mm D = 6d
Batang 25 mm sampai dgn 29 mm D = 8d
Batang 32 mm dan lebih besar D = 10 d

Bengkokan dan kait pada sengkang atau pengikat dapat dibengkokkan sesuai
dengan batang pokok yang dilingkupinya.

Ijin yang diberikan pihak Direksi tersebut tidak membebaskan Kontraktor


dari tanggung jawabnya atas kekurangan yang mungkin timbul dan terjadi
nantinya.

SPESIFIKASI TEKNIS V-41


DD Floodway Ciliwung - BKT
Perlindungan Material

Tulangan baja harus dilindungi setiap waktu dari kerusakan. Bila dipasang di
pekerjaan, tulangan harus bebas dari kotoran, kerak yang merusak, cat,
minyak atau material asing lain. Namun bila pada permukaan baja terdapat
karat yang mudah lepas dan merusak, kerak lepas, atau debu, tulangan harus
dibersihkan dengan cara yang memuaskan dan disetujui Direksi.

Pemasangan dan Pengikatan

Besi beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti, sehingga tidak
bergerak bila dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat
penggetaran. Besi horisontal harus ditahan dengan blok beton precast atau
kursi besi yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga besi ini dapat dijaga
tetap berada di tempatnya dan berada pada elevasi yang benar.

Jarak dari cetakan harus dijaga dengan batang tarik, beton tahu, ikatan,
penggantung atau pendukung yang disetujui lainnya. Beton Tahu untuk
memegang tulangan berupa blok adukan pracetak dengan bentuk dan ukuran
yang disetujui atau kursi yang disetujui. Lapisan batang tulangan dipisahkan
dengan blok adukan pra cetak atau dengan alat yang berfungsi sama lainnya.
Penggunaan kerikil, potongan batu pecah atau bata, pipa logam dan balok
kayu atau kursi logam tidak diijinkan. Kecuali diperlihatkan pada gambar
atau ditentukan Direksi, jarak minimum antara batang tulangan adalah
sebesar 40 mm. Tulangan dalam tiap bagian pekerjaan harus dipasang dan
kemudian diperiksa dan disetujui Direksi sebelum pengecoran beton dimulai.
Pengecoran beton yang melanggar ketentuan di atas dapat ditolak dan
dibongkar bila perlu. Bila tulangan dikirim dalam bentuk gulungan, tulangan
ini harus diluruskan dulu sebelum dipasang. Berkas batang harus diikat
menjadi satu pada jarak interval tidak lebih dari 1,8 m.

Sambungan

Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat
besi beton berdiameter tidak kurang dari 0,9 mm. Tebal selimut beton
minimum yang diukur dari tulangan, harus antara lima (5) sampai sepuluh

SPESIFIKASI TEKNIS V-42


DD Floodway Ciliwung - BKT
(10) cm seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi.
Besi beton harus dipasang overlap dengan panjang overlap tidak kurang dari
dua puluh lima (25) kali diameter dari ukuran terbesar besi atau seperti yang
diarahkan oleh Direksi. Tempat overlap dari batang besi itu harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Kecuali diperlihatkan lain pada Gambar, batang harus disambung secara lewatan
dengan jarak minimum sebagai berikut :

Lewatan Lewatan Tetapi tidak


minimum untuk minimum untuk boleh kurang
Jenis Sambungan
U-24 U-39 dari
Tarik 30 d 35 d 300 mm
Tekan 24 d 28 d 300 mm
Di sini (d) adalah diameter batang tulangan

Pada sambungan lewatan, batang tulangan harus berimpit dan diikat menjadi
satu. Sambungan lewatan tidak diijinkan pada lokasi penampang beton tidak
cukup untuk menyediakan jarak bersih minimum sepertiga ukuran terbesar
agregat kasar antara sambungan dan batang tulangan di dekatnya. Pengelasan
baja tulangan dilakukan hanya bila diperlihatkan pada gambar atau bila
diijinkan oleh Direksi secara tertulis. Tulangan spiral disambung dengan
lewatan paling tidak satu setengah putaran atau dengan las titik kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.

Selimut Beton

Ketebalan minimum penutup beton maupun jarak antara besi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar bila menurut pendapat Direksi kurang tepat, dapat
diubah selama pelaksanaan.

Tebal beton minimum yang menutupi tulangan baja diukur dari luar batang
tulangan harus sesuai dengan daftar di bawah ini :

Selimut Beton
Minimum (cm)
Bagian Struktur
1. balok 2,5

SPESIFIKASI TEKNIS V-43


DD Floodway Ciliwung - BKT
2. Pelat 2,0
3. Dinding 2,0
4. Kolom 2,5
5. Struktur yang langsung bertemu tanah atau 5,0
terpapar cuaca atau gerusan
Selimut beton untuk tulangan baja dalam segala hal paling sedikit sama
dengan diameter batang tulangan.

Blockout dalam beton

Blockout dalam beton dikerjakan sesuai dengan yang diperlihatkan pada


gambar atau seperti perintah Direksi, untuk memudahkan pemasangan dan
penyetelan pekerjaan logam untuk peralatan mekanikal yang akan ditanam
dalam beton. Blockout tersebut akan diisi dengan beton kelas “A” atau
adukan seperti perintah Direksi, setelah pemasangan selesai.

Sebelum beton kelas “A” atau adukan dituang dalam blockout, permukaan
beton blcokout dikasarkan dan dibersihkan. Pengkasaran dilakukan dengan
memecah permukaan atau cara lain yang disetujui dan dijaga tiap bagian
beton di luar permukaan yang dikasarkan tidak lepas, retak atau pecah.
Setelah dikasarkan, permukaan beton dibersihkan sesuai dengan ketentuan
dalam paragraph ini dan harus padat dank eras, dan dalam keadaan tersebut
akan menjamin ikatan mekanis yang baik antara beton lama dan beton baru.
Semua beton yang tidak keras, padat dan tahan lama harus dilepaskan sampai
kedalaman yang diinginkan sehingga memuaskan Direksi. Setelah
pembersihan permukaan kasar sehingga memuaskan Direksi, permukaan ini
dilembabkan paling sedikit 24 jam sebelum pengecoran beton dalam
blockout.

Kontraktor harus mengecor beton adukan dalam blockout sedemikian


sehingga menjamin ikatan dengan beton lama yang memuaskan, menjamin
hubungan yang sempurna dengan pekerjaan logam yang ditanam dalam
beton blockout dan mencegah perubahannletak pekerjaan logam yang sedang
ditanam. Jika diperintahkan oleh Direksi, beton atau adukan yang dicorkan
dalam blockout harus mengandung pengembang yang disetujui atau harus

SPESIFIKASI TEKNIS V-44


DD Floodway Ciliwung - BKT
ditunda waktunya antara pencampuran dan pengecoran untuk mengurangi
penyusutan kemudian.

Biaya untuk penyiapan permukaan beton terhadap pengecoran beton


blockout harus sudah termasuk dalam harga satuan beton kelas “A” atau
seperti perintah Direksi untuk blockout. Pengukuran untuk pembayaran, dari
beton blockout dilakukan atas ukuran yang diperlihatkan pada gambar
dengan harga satuan per meter kubik yang ditawarkan di Daftar Kuantitas.

Toleransi Warna Beton

Perubahan warna yang mendadak pada permukaan luar beton yang terlihat
pandangan umum tidak diijinkan. Kontraktor harus menjamin sejauh
mungkin warna permukaan ini harus seragam atau perubahan warna, bila
diijinkan, harus gradual/berangsur-angsur.

Unit Beton Pracetak

Unit beton pracetak harus diproduksi dengan ukuran dan rincian yang
diperlihatkan pada gambar dan beton harus memenuhi segala syarat.

Untuk pengecoran unit beton pracetak, beton dicorkan menerus dalam


cetakan dan dipadatkan dengan penggetaran dan rojokan, dengan cara yang
disetujui Direksi. Cetakan harus diisi munjung, kelebihan beton dipotong dan
permukaan atas dirapikan sampai tekstur yang seragam dan baik serupa
dengan hasil cetakan. Perhatian khusus harus diambil dalam pemadatan dan
penggetaran beton agar tulangan tidak bergeser.

Unit beton pracetak harus tetap dalam cetakan selama 3 (tiga) hari sebelum
cetakan dibuka. Selama itu permukaan yang terbuka harus dilindungi dengan
kantong semen atau karung dan dijaga tetap basah; sebagai tambahan sisi
yang lain dilindungi dari sinar matahari langsung. Setelah pembongkaran
cetakan, unit beton pracetak dijaga tetap lembab secara berkesinambungan
minimum selama 11 (Sebelas) hari. Setelah pembongkaran cetakan, unit
beton pracetak ditumpuk tidak kurang dari 30 (Tiga Puluh) hari, kecuali
disetujui lain oleh Direksi, sedemikian rupa sehingga terdapat ruang untuk
udara bebas antara tiap unit pracetak ini. Tiap unit pracetak harus ditandai
dengan tanggal pengecoran, bila diperintahkan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-45


DD Floodway Ciliwung - BKT
Unit beton precast yang didapat dari pabrikan yang disetujui tidak boleh
memuat secara tercetak nama dagang, tanda atau maksud pabrikan.

5.13.4. Batang Jangkar/Angkur (Dowel Bars)

Kontraktor harus menyediakan bahan untuk batang jangkar/angkur,


memotong dan menempatkan semua batang jangkar/angkur seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau pada tempat yang diperlukan atas perintah
dari Direksi.

Pemotongan dan penempatan angkur harus sesuai dengan Sub-pasal 2.13.2.


atau seperti petunjuk Direksi.

Angkur harus disediakan untuk struktur jembatan seperti yang terdapat dalam
gambar atau yang diarahkan oleh Direksi.

5.13.5. Deletasi dan Pengisi Sambungan (Joint Filler)

Setiap panjang 10 m (sesuai perintah direksi ) pada konstruksi pekerjaan


parapet dan setiap panjang 6 m untuk pekerjaan rivetment pasangan dengan
rangka beton harus dipasang papan deletasi tebal 1.5 cm. Papan yang
digunakan adalah jenis papan kayu putih (kayu sengon dsb). Papan deletasi
ini dipotong 4 cm dari bagian tepi luar yang kemudian diisi dengan mortar
(1Pc : 6 Ps) agar tidak terjadi bocoran sewaktu muka air tinggi. Pembayaran
untuk pekerjaan deletasi dan pengisi sambungan ini harus sudah masuk
dalam pekerjaan pasangan batu kali.

5.13.6. Penahan Air (Water Stop)

Kontraktor harus menyediakan dan memasang penahan air seperti


ditunjukkan dalam gambar atau perintah dari Direksi dan/atau seperti yang
ditetapkan pada pasal ini. Penahan air yang akan dipakai harus mempunyai
karakteristik fisik sesuai syarat-syarat dalam standar ASTM, Flexible
Polyvinyl Chloride (PVC) Water Stop, atau bahan yang setara yang disetujui
oleh Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-46


DD Floodway Ciliwung - BKT
Persyaratan untuk penahan air

Karakteristik fisik Metode pengujian


Specific gravity tidak kurang dari 1.20 g/cm3 ASTM D. 792
Tensile strength tidak kurang dari 100 kg/cm2 ASTM D. 412
Elongation tidak kurang dari 330 % ASTM D. 412
Stiffness in flexure, 6 mm span tidak kurang dari 28
ASTM D. 747
kg/cm2

Penahan air harus dibuat dari bahan plastik dengan resin dasar yang harus
berupa polyvinyl cloride. Semua penahan air harus dicetak atau dicor dengan
setiap bagian penampangnya harus padat serta rata dan tidak ada keropos
atau ketidak sempurnaan lainnya. Penahan air harus terdiri dari tipe 3-bulb
baik untuk sambungan konstraksi maupun sambungan pelaksanaan. Penahan air
harus simetris, dengan bentuk dan ukuran untuk kedua tipe di atas harus sesusai
dengan persyaratan berikut :

Dimensi (mm) Tipe A (tipe 3-bulb) Tipe B (tipe 3-bulb)


Lebar 300 200
Tebal 9 5
Toleransi : lebar + 3 % tebal + 10%

Penyambungan penahan air harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi


pabrik dan sesuai instruksi Direksi. Penyambungan khusus untuk
menyatukan keping-kepingan penahan air digunakan disemua pertemuan
penahan air.

Penahan air harus dipasang dengan lebar yang sama dengan bahan yang
ditanam dalam beton pada masing-masing sisi sambungan. Kontraktor harus
menempatkan penahan air secara berhati-hati dan pemadatan beton disekitar
penahan air harus dijamin bahwa penahan air tidak akan rusak, dan terjadi
lekatan yang sempurna antara beton dengan bidang penahan air yang
tertanam.

SPESIFIKASI TEKNIS V-47


DD Floodway Ciliwung - BKT
Kontraktor harus mengganti atau memperbaiki dengan biaya sendiri setiap
penahan air yang sobek, berlubang atau rusak. Kontraktor harus melengkapi
semua penyokong dan pengikat yang diperlukan untuk penempatan penahan
air seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah dari Direksi.

Kekedapan air dari sambungan dan struktur dimana penahan air dipasang
harus menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
semua bahan dan tenaga yang mampu untuk melaksanakan semua pekerjaan
yang diperlukan sehingga hasilnya memuaskan, sesuai dengan spesifikasi
dan perintah dari Direksi..

5.14. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

5.14.1. Beton

a. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan beton harus dilakukan


berdasarkan volume beton yang sebenar-benarnya dicor dalam meter
kubik (m3) sesuai garis batas struktur seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.

Pengukuran beton terhadap bagian sisi dari setiap penggalian tanpa


menggunakan bekisting perantara harus dilakukan hanya di dalam garis
yang wajib dibayar atau garis yang ditunjukkan dalam struktur. Tidak ada
potongan yang dibulatkan atau pinggir yang dipingul atau ruangan yang
ditempati oleh logam, saluran listrik atau ruangan kosong atau barang
penting lainnya yang luas penampangnya kurang dari 0.05 m2.

b. Pembayaran

Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter kubik (m 3) beton yang


telah dicor sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di
atas untuk masing-masing harga satuan kontrak per meter kubik seperti
yang tercantum di Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh
Direksi termasuk semua kompensasi untuk penyediaan semua tenaga
kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk

SPESIFIKASI TEKNIS V-48


DD Floodway Ciliwung - BKT
menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan syarat-
syarat dalam spesifikasi.

5.14.2. Pekerjaan Bekisting

a. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting harus dilakukan


berdasarkan luas permukaan cetakan beton dalam meter persegi (m2),
ditentukan oleh dimensi dari struktur-struktur beton sebagaimana
ditunjukkan pada gambar atau atas petunjuk Direksi.

b. Pembayaran

Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter persegi (m2) yang


dihasilkan dari pengukuran seperti syarat-syarat diatas, untuk masing-
masing harga satuan per meter persegi yang dinyatakan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui termasuk kompensasi penuh
untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alta-
alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

5.14.3. Besi Beton

a. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran besi beton harus dilakukan berdasarkan


berat besi yang sebenar-benarnya terpasang dalam metrik kilogram (kg)
yang dihitung dari panjang dan jumlah batang seperti tampak dalam
gambar atau atas petunjuk Direksi diubah keberat untuk ukuran batang
yang terdaftar dengan mengalikan satuan berat per linier meter. Besi
overlap yang ditunjukkan dalam gambar atau diminta oleh Direksi harus
dibayar sesuai dengan harga satuan dalam kontrak. Bila ada tambahan besi
dalam overlap melebihi yang diperlukan untuk kemudahan kerja
Kontraktor maka tidak akan ada pembayaran tambahan.

b. Pembayaran

Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah metrik kilogram (kg) yang


dihasilkan dari pengukuran seperti syarat-syarat di atas untuk masing-

SPESIFIKASI TEKNIS V-49


DD Floodway Ciliwung - BKT
masing harga satuan kontrak per metrik kilogram yang dinyatakan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah mendapat pengesahan dari Direksi,
termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan,
sesuai dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

5.15. PENAHAN AIR (Waterstop)

a. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran penahan air harus dilakukan berdasarkan penahan


air yang sebenar-benarnya terpasang dalam linier meter (m) yang dihitung dengan
ukuran dan panjang seperti tampak dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi.
Dalam menghitung volume tidak termasuk panjang overlap pada sambungan.

b. Pembayaran

Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah linier meter (m) hasil pengukuran
seperti syarat-syarat diatas sesuai harga satuan kontak per meter yang dinyatakan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah mendapat pengesahaan dari Direksi,
termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan, alat-alat dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai
dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

5.16. BATANG ANGKUR (Dowel Bar)

a. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran batang angkur harus dilakukan berdasarkan


kenyataan jumlah batang (bh) seperti ditunjukan dalam gambar atau atas petunjuk
Direksi.

b. Pembayaran

Pembayaran harus dilakukan berdasarkan batang sesuai hasil pengukuran dan


syarat-syarat di atas untuk masing-masing harga satuan, harga per batang seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi

SPESIFIKASI TEKNIS V-50


DD Floodway Ciliwung - BKT
termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

SPESIFIKASI TEKNIS V-51


DD Floodway Ciliwung - BKT

Anda mungkin juga menyukai