Anda di halaman 1dari 31

Kelompok Modul 3

Indah Chairun Nisa (02171014) : hal 9-16


Itania Widyanti R (02171015) : hal 17-25
Khoirun Nisa (02171016) : hal 26-35
Maliki Setyadi (02171017) : hal 35-43
Miftaqul W (02171018) : hal 1-8

MODUL 3

Model Matematis Masalah Dasar Fisika : Masalah Benda Jatuh


Prof. Dr. Djati Kerami

PENDAHULUAN
Pada Modul 2 Anda telah mempelajari pengertian dasar mengenai pemodelan secara umum
dan pemodelan menggunakan pendekatan matematika (yaitu pemodelan matematis). Pada Modul 2
maupun Modul 1 sebelumnya, telah dipelajari bagaimana cara menurunkan model matematis dari
masalah sederhana sehari-hari. Kita ketahui bahwa masalah yang terjadi merupakan masalah yang
muncul di alam. Dengan demikian karakteristiknya mengikuti perilaku alam yang dinyatakan dalam
bentuk ketentuan atau hukum alam.
Dalam Modul 3 ini akan Anda pelajari beberapa ketentuan dasar alam yang banyak menjiwai
masalah dan menuntun kita dalam melakukan pemodelan matematis masalah. Ketentuan dasar
alam yang berlaku dan yang dipelajari disini meliputi (i) keseimbangan, (ii) perubahan dan laju
perubahan, yang kedua terkandung dalam hukum Newton.
Untuk memahaminya paling tidak kita harus mempelajari beberapa pengertian dasar dalam
masalah yang dipelajari dalam fisika dasar, meliputi masalah benda jatuh, masalah ayunan
(getaran,gelombang) dan masalah rangkaian listrik. model matematik semua masalah dalam fisika
dasar tersebut berupa persamaan diferensial linear. tentunya Anda pernah menjumpai model
masalah tersebut semasa Anda masih di sekolah lanjutan maupun di tahun-tahun awal perguruan
tinggi (jika anda pada program studi eksakta ). akan tetapi dalam pemodelan matematis ini lebih
ditekankan dengan proses penurunan model matematis. Dengan memahaminya akan memudahkan
anda dalam mempelajari modul-modul selanjutnya.
Dalam modul ini anda hanya akan mempelajari masalah benda jatuh dengan menggunakan
pendekatan Galileo dan menggunakan pendekatan Newton.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan dalam
memahami dan menurunkan model matematis masalah benda jatuh:
1. Bebas tanpa mempertimbangkan hambatan udara, dan
2. Bebas dengan mempertimbangkan hambatan udara.

Secara lebih terperinci, setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian masalah benda jatuh Galileo,
2. Turunkan model matematis masalah benda jatuh Galileo tanpa maupun dengan kecepatan
awal,
3. Menurunkan model matematis penyelesaian dari masalah benda jatuh Galileo,
4. Melakukan interpretasi berdasarkan model matematis penyelesaian masalah benda jatuh
Galileo,
5. Menurunkan model matematis masalah benda jatuh n tanpa kecepatan awal,
6. Menunjukkan bahwa masalah benda jatuh n dengan mengabaikan hambatan udara
merupakan masalah benda jatuh Galileo,
7. Menurunkan model matematis masalah benda jatuh Newton tanpa mengabaikan hambatan
udara,
8. menurunkan model matematis penyelesaian masalah benda jatuh n tanpa mengabaikan
hambatan udara, dan
9. Melakukan interpretasi berdasarkan model matematis penyelesaian masalah benda jatuh
Newton.

Kegiatan Belajar 1
Model Masalah Benda Jatuh Pendekatan Galileo

Pada kegiatan belajar ini dipelajari pemodelan matematis dari masalah benda jatuh. Dalam
hal ini dianggap bahwa benda tersebut sebagai titik materi, dan tidak ada gaya luar yang
mempengaruhi (kecuali gravitasi bumi).

Masalah benda jatuh ini merupakan masalah dasar awal dalam fisika

MODEL MASALAH BENDA JATUH

Cobalah anda perhatikan dari suatu percobaan berikut:


Suatu benda yang terletak di atas bumi (atau dalam pengertian sehari-hari disebut tanah)
dari dalam keadaan diam selanjutnya dilepaskan. Perhatikanlah, apa yang terjadi ? Tentu saja benda
tersebut jatuh ke bumi. Dalam hal ini, pertanyaan (yang menjadi masalah) awalnya adalah mengapa
demikian?
Pertanyaan tersebut merupakan salah satu pertanyaan yang menjadi salah satu pemicu
perkembangan sains (ilmu pengetahuan). Konon menurut Aristoteles (3 abad SM), benda selalu
jatuh ke bumi karena bumi merupakan tempat asalnya. Di mana masa selanjutnya jawaban tersebut
dianggap belum memuaskan dalam perkembangan sains. Dalam sejarah perkembangan
selanjutnya,berbagai ilmuwan berupaya memberikan jawaban masalah dengan mengetengahkan
suatu pengertian baru yang dikenal dengan gaya tarik. Sebagian besar diantaranya merupakan
ilmuwan Persia (abad 8 sampai dengan 11 Masehi) diantaranya adalah abu Raihan albiruni (973 -
1048). Selanjutnya Galileo galilei (1542-1642) yang lebih mengarahkan bukan untuk menjawab
pertanyaan mengapa benda jatuh ke bumi, tetapi dengan adanya gaya tarik antara benda dia
menyelidiki tentang bagaimana bekerjanya gaya tarik tersebut.
Di bawah ini diberikan penjelasan berdasarkan pemikiran awal dari Galileo galilei (atau
disebut juga Galileo). Oleh karena itu model masalah ini dikenal dengan Model Benda Jatuh Galileo.
Seperti yang telah dijelaskan dalam modul sebelumnya, dalam menyelesaikan suatu masalah
sebaiknya dimulai dengan penyederhanaan masalah. Hal ini dilakukan dengan memberikan
anggapan-anggapan.
Anggapan awal adalah benda dalam keadaan diam, dalam hal ini benda tidak didorong untuk
jatuh (i.e tanpa kecepatan awal). Biasanya masalah ini kita sebut dengan benda jatuh bebas.
Selanjutnya, dianggap bahwa benda yang jatuh tersebut dianggap sebagai suatu titik materi. Dalam
hal ini kita abaikan berat, bentuk, dan dan densitas benda tersebut. Anggapan selanjutnya adalah
mengenai keadaan sekitar benda. Dalam hal ini, abaikan gesekan udara sekitar, maupun keberadaan
gerakan udara di sekitarnya. Dianggap juga permukaan tanah diatas benda adalah rata.

Apabila diperhatikan, dalam jatuhnya benda (i. e titik materi) tersebut, beberapa parameter
yang ada adalah:
 Waktu
 Posisi benda, yang ada dalam hal ini terdapat beberapa pengertian:
i. Perpindahan posisi, karena pada setiap saat posisinya berpindah. Perpindahan posisi
benda ini disebut juga gerakan benda. Jadi, disini terdapat pengertian perubahan (!)
yaitu perpindahan posisi
ii. Jarak, ini berhubungan dengan selisih dari dua posisi benda
 Kecepatan, hal ini berhubungan dengan laju perubahan posisi pada setiap perubahan waktu
atau laju gerakan benda sehingga benda bergerak

Bagaimanakah hubungan antar parameter-parameter tersebut?

Dapat kita lihat bahwa hubungan antar parameter adalah sebagai berikut:
 Posisi benda yang bergerak adalah tergantung dari waktu. Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa posisi pada setiap waktu adalah berbeda
 Kecepatan gerakan benda merupakan jarak yang ditempuh benda untuk setiap satuan waktu

Kemudian kita lakukan simbolisasi matematis:

Misalkan,
t : waktu
x : posisi benda

Posisi benda yang jatuh tersebut tergantung dari waktu, sehingga x dapat dinyatakan sebagai

x (t ): posisi benda pada saat t

Jadi dalam hal ini, posisi benda untuk setiap t (yaitu x(t)) dapat digambarkan (Gambar 3.1(b))
sebagai kurva dalam koordinat kartesius dengan sumbu mendatar t dan sumbu vertikal x (t ).

Dalam hal ini,


x (t i) : posisi benda pada saat t i
x (t 0) : posisi benda saat awal t 0, yang apabila t 0=0 , maka daoat ditulis sebagai x (0)

Selanjutnya, kita perhatikan dua posisi berturutan dari benda, yaitu

x (t i) dan x t i+1 =x( t i + Dt )

Jarak antara kedua posisi berturutan tersebut adalah x ( t i + Dt ) −x t i

Laju perubahan posisi untuk setiap perubahan waktu dapat dinyatakan sebagai nisbah (rasio)

x ( t i+ ∆ t )−x (t i)
(3.1)
∆t

Apabila jarak waktunya dekat sekali, maka (3.1) dapat dinyatakan sebagai

x ( t i +∆ t )−x (t i)
lim (3.2)
∆ t →0 ∆t

Bentuk (3.2) tersebut dikenal sebagai derivatif x (t ) terhadap t pada t=t i ,

dx x ( t i +∆ t )−x (t i )
dt |
t =t i
= lim
∆ t →0 ∆t
(3.3)

Derivative x (t ) terhadap t pada t=t i, dikenal sebagai kecepatan pada t=t i dinyatakan
sebagai v(t i ), yaitu :
x ( t i + ∆ t ) −x (t i )
v ( t i )= lim
∆t→ 0 ∆t

Oleh karena berlaku untuk semua saat t i , maka kita dapat menyatakan secara umum
bahwa:
Jika x (t ) merupakan posisi benda pada saat t , maka
dx '
v t= =x t adalah kecepatan benda pada saat t .
dt
Dengan cara yang sama, jika v(t) merupakan kecepatan benda pada saat t , maka
dv
a t= =v ' t adalah percepatan benda pada saat t
dt

Sebelum kita lanjutkan proses pemodelan matematis, kita perhatikan beberapa pengertian
dan anggapan dasar dalam masalah benda jatuh.

Pada masa dahulu, anggapan dasar fenomena benda jatuh sesuai dengan pengamatan mata
kita adalah :

Apabila kita amati pada kejadian jatuhnya benda dari keadaan diam, nampaknya semakin jauh
dari keadaan semula kecepatan benda tersebut semakin bertambah. Dengan perkataan lain,
semakin benda mendekati bumi benda tersebut semakin bertambah cepat

Jadi,
Anggapan dasar I :

Jika benda jatuh dari keadaan diam maka kecepatannya pada setiap waktu adalah sebanding
dengan jarak yang ditempuh.

Kita lanjutkan dengan proses penurunan masalah dengan menggunakan simbol matematis
yang telah dinyatakan di atas serta simbol matematis yang lain.

Anggapan dasar 1 tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai


dx
x (3.4)
dt
Dalam penulisan diatas, simbol ' ' menyatakan kesebandingan.
Jadi, pernyataan (3.4) dapat dibaca :
 Derivatif x terhadap t sebanding x
 Kecepatan setiap saat sebanding jarak tempuhnya

Selanjutnya kita ubah hubungan kesebandingan tersebut menjadi persamaan


dx
=ax (3.5)
dt
Dalam hal ini, a merupakan tetapan kesebandingan.
Dapat anda lihat bahwa (3.5) mengandung simbol ‘=’, sehingga dikatakan bahwa (3.5)
merupakan persamaan. Selanjutnya ruas kiri mengandung simbol diferensial. Dengan demikian
maka (3.5) disebut dengan persamaan diferensial.
Jadi model matematis masalah benda jatuh berdasarkan Anggapan Dasar I adalah merupakan
persamaan diferensial (3.5).
Oleh karena pada saat awalnya (t =0), posisi awalnya adalah x 0=0 , maka model matematis
secara lengkap adalah
dx

{ dt
=ax
x ( 0 )=0
(3.6)

Kedua persamaan pada (3.6) tersebut secara bersama disebut dengan persamaan diferensial
dengan syarat awal.
Untuk memeriksa keabsahan model matematis tersebut diatas dengan keadaan sebenarnya,
kita perlu melakukan pemeriksaan. Hal ini dilakukan melalui penyelesaian dari (3.6), sebagai berikut :
dx dx
Kita ubah persamaan =ax ke dalam bentuk =a dt selanjutnya kita integralkan kedua
dt x
ruasnya
dx
∫ = a dt , akan memberikan
x ∫
ln |x|=at+ b (b : tetapan pengintegralan)
x=e at +b
¿ e b .e at
¿ C e at C=e b

Diperoleh,

x t=C e at (3.7)

Persamaan (3.7) disebut dengan model matematis penyelesaian masalah benda jatuh bebas
berdasarkan Anggapan Dasar I.
Kita periksa kesesuaiannya dengan kenyataan sebenarnya. Pada saat awalnya, t=0 , kita ketahui
bahwa posisi benda, x 0=0 . Apabila kita substitusikan t=0 pada persamaan (3.7) diatas, maka akan
memberikan
x 0=C e0 =0.

Dalam hal ini memberikan C=0.


Dengan demikian maka model matematis penyelesainnya menjadi x t=0.
Hal ini berarti bahwa untuk setiap t , benda tersebut tetap pada posisi semula (diam). Jadi, tidak
sesuai dengan kenyataan bahwa benda jatuh selalu berubah posisinya. Dengan demikian maka
Anggaran Dasar I yang telah kira berikan di atas tidak benar.

Kita amati kembali kejadian benda jatuh dari keadaan diam.


Apabila kita lihat benda jatuh, semakin lama Nampak semakin cepat. Dengan perkataan lain,
kecepatan benda tersebut sebanding dengan waktu tempuhnya.
Nyatakan hal ini sebagai Anggapan Dasar II sebagai pengganti Anggapan Dasar I.

Anggapan Dasar II:


Jika benda jatuh dari keadaan diam maka kecepatannya pada setiap waktu adalah sebanding
dengan waktu tempuhnya.

Secara matematis ditulis sebagai


dx
t
dy

Selanjutnta kita ubah kesebandingan tersebut menjadi persamaan


dx
=at (3.8)
dy

dengan a merupakan tetapan kesebandingan.


Dengan dilengkapi syarat awal seperti sebelumnya, posisi awalnya adalah x (0)=0 , maka model
matematisnya adalah
dx

{ dt
=at
x ( 0 ) =0
Model matematis ini juga berupa persamaan diferensial dengan syarat awal. Sebelum
(3.9)

menyelesaikan (3.9), marilah kita lihat kembali (3.8).

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa persamaan tersebut menyatakan bahwa semakin
lama benda yang jatuh akan semakin cepat. Artinya bahwa pada setiap saat jatuhnya benda
memperoleh tambahan kecepatan (disebut dengan percepatan). Apabila kita derivasikan terhadap t
maka pada (3.8) memberikan:

d2 x
=a
d t2

Ini menunjukkan bahwa pada (3.8) tambahan kecepatan (i.e percepatan) ini adalah berupa tetapan
a.
Di sini Galileo menyatakan bahwa percepatan tersebut merupakan gaya tarik bumi (disebut
kemudian dengan gravitasi bumi). Dalm hal ini tentu saja gravitasi mempunyai arah ke bumi (ke
bawah).

Kita kembali ke model matematis (3.9).


Model matematis penyelesain masalahnya dapat diturunkan sebagai berikut:

Kita tulis kembali (3.8) dalam bentuk


dx=at dt

Kita integralkan,
∫ dx=∫ atdt
1
x= a t 2+ C , atau tepatnya
2
1
x ( t )= a t 2 +C (3.10)
2
dengan C adalah tetapan pengintegralan
Pada saat awalnya, t=0 , posisi benda, x ( 0 )=0 .
Apabila kita substitusikan t=0 pada persamaan (3.10) di atas, maka akan memberikan x 0=C=0 .

Dengan C=0, diperoleh model matematis penyelesaiannya adalah

1
x ( t )= a t 2 (3.11)
2

Model matematis penyelesaian masalah (3.11) tersebut sesuai dengan apa yang telah
dikemukakan oleh Galileo, yaitu

1
x ( t )= g t 2 (3.12)
2
dengan g adalah gravitasi bumi.

Apabila kita lihat kedua persamaan (3.11) dan (3.12) diatas, maka tetapan a pada (3.11) yang
merupakan percepatan, adalah berupa g pada persamaan (3.12).
Dari percobaan empiris yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan sesudahnya, diperoleh bahwa
gravitasi bumi g ≈ 9,8 m/detik2 ≈ 32 feet/detik2.
Dengan melakukan substitusi nilai tetapan g diperoleh model matematis penyelesaian masalah
(3.12) menjadi:
x ( t )=4,9 t 2(dalam meter) (3.13)

Tentunya Anda sudah pernah menjumpainya semasa Anda masih sekolah lanjutan yang Anda
anggap sebagai rumus jatuh bebas.
Dari penjelasan di atas, tentunya Anggapan Dasar II lebih masuk akan daripada Anggapan Dasar
I. Meskipun demikian dalam kenyataan sebenarnya tentu saja masih kurang sesuai, karena banyak
faktor lain yang diabaikan. Misalnya gravitasi bumi, pada model matematis di atas dianggap bahwa
gravitasi bumi dianggap sama (atau tetap) pada setiap ketinggian. Pada kenyataan sebenarnya
apakah demikian?
Dapat terjadi pada suatu tempat yang tinggi sekali suatu benda tidak mengalami gravitasi bumi.
Faktor lain yang diabaikan tersebut misalnya keadaan benda, media tempat dilaluinya beda, gaya
lain terhadap beda, dan lain lain. Semakin banyak faktor lain yang dipertimbangkan (menjadi
parameter masalah) akan semakin menambah kerumitan pemodelan matematisnya.

Kita lihat kembali (3.12).


dx
Dari persamaan tersebut diperoleh =¿ atau dapat dinyatakan sebagai v t=¿ .
dt
Dengan g=9,8 m/det2, memberikan
v t=9,8 t (m/det) (3.14)

yang menyatakan kecepatan jatuh pada saat t .

Contoh 3.1

Suatu bola padat jatuh (dari keadaan diam) selama 3 detik.


(i) Berapa jauh dari posisi awal?
(ii) Berapa kecepatan pada saat tersebut?

Penyelesaian:
(i) Dengan menggunakan persamaan (3.13), x 3=4,9 32 =44,1 (meter)
(ii) Dengan menggunakan persamaan (3.14), v 3=9,8 3=29,4 (m/det)

1. Benda Jatuh dengan Kecepatan Awal


Pada masalah benda jatuh di atas merupakan benda jatuh tanpa kecepatan awal (jatuh bebas).
Selanjutnya turunkan model matematis dari benda jatuh yang diberikan kecepatan dengan arah
vertical ke bawah (searah dengan arah jatuhnya).
Kita anggap selanjutnya selama jatuhnya hanya dipengaruhi oleh gravitasi sebesar g (m/det2).

Nyatakan v(t) : kecepatan benda pada saat t


v 0=v ( 0) : kecepatan awal

1 2
Dari (3.12) yaitu x (t)= g t , derivatifnya terhadap t akan memberikan model matematis masalah
2
ditinjau dari kecepatannya,

dx
=¿ atau v(t )=¿ .
dt

Jadi, apabila diberi kecepatan awal v 0 searah dengan jatuhnya benda (vertikal ke bawah) maka
model matematisnya menjadi:
dx
v t=v 0+ ¿ atau =v 0 +¿ (3.15)
dt

Untuk menentukan model matematis penyelesainnya, kita tulis (3.15) menjadi dx=v 0 +¿ dt

Kita integralkan,
∫ dx=∫ v 0 +¿ dt , memberikan
1
x t=v 0 + g t 2 +C
2

Syarat awal x 0=0 , memberikan C=0 . Dengan demikian model matematis penyelesain
masalahnya adalah
1
x t=v 0 t+ g t 2 (3.16)
2

1 2
Dapat dilihat dengan mudah bahwa syarat awal v 0=0, memberikan x t= g t yaitu sama
2
dengan (3.12).

Dengan cara yang sama dalam hal arah kecepatan awal v 0 adalah vertikal ke atas, model
matematis penyelesaian masalahnya adalah

1
x t=−v 0 t+ g t 2 (3.17)
2

Contoh 3.2
Suatu benda jatuh vertikal dengan kecepatan awal 2 m/det (searah dengan arah jatuhnya
benda). Setelah 2 detik ternyata benda sampai ke tanah.
(i) Dari ketinggian berapa benda tersebut jatuh? (gunakan gravitasi 9,8 m/det 2)
(ii) Tanpa diberi kecepatan awal, dalam waktu yang sama berapa jauh benda tersebut jatuh?

Penyelesaian:

(i) Dengan v 0=2 (m/det), g=9,8 (m/det2), (3.16) menjadi x t=2 t +4,9 t 2.
Benda mencapai bumi pada saat t=2, dalam hal ini x 2=22+ 4,9 4=23,6 . Ini menunjukkan
bahwa ketinggian semula benda adalah 23,6 m.
(ii) Tanpa kecepatan awal, x t=4,9 t 2, jadi x 2=4,9 4=19,6 (m)

2. Kecepatan Akhir
Apabila kita lihat kembali anggapan dasar yang digunakan (Anggapan Dasar II) adalah semakin
lama kecepatan jatuh benda semakin lama semakin besar. Dalam hal ini kecepatan jatuhnya naik
secara linear sesuai dengan pertambahan waktu (Gambar 3.2)

Kecepatan tertinggi dicapai pada saat benda mencapai tanah. Kecepatan ini disebut dengan
kecepatan akhir dari benda jatuh.

3. Keberlakuan Model Matematis


Apabila kita perhatikan masalah benda jatuh di atas, yang menjadi pertimbangan masalah adalah
dari saat benda mulai jatuh sampai dengan saat benda menyentuh tanah. Jadi semua model
matematis di atas hanya berlaku pada kisaran waktu tersebut/
Dengan demikian kita tidak mempertimbangkan bagaimana kecepatan benda beberapa saat
setelah benda mencapai tanah.

Contoh 3.3
Apabila benda jatuh bebas dari ketinggian 19,6 meter di atas tanah, maka setelah berapa detik
benda mencapai tanah? Berapakah kecepatan akhirnya (pada saat mencapai tanah)?

Penyelesaian:

Dari persamaan (3.16), dengan v 0=0, diperoleh bahwa 19,6=4,9 t 2


t 2=4 , memberikan t=± 2.
Di sini yang memenuhi adalah t=2 (kenapa?), artinya setelah 2 detik benda mencapai tanah.
Dari persamaan (3.15), dengan v ( 0 )=0, diperoleh kecepatan pada saat mencapai tanah,
v 2=9,8 2=19,6 m/detik.
Kecepatan ini merupakan kecepatan akhir.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut.

1) Pada contoh 3.3 di atas, benda jatuh yang bebas dari ketinggian 19,6 meter di atas tanah, dan
setelah 2 detik benda mencapai tanah.
(i) Gambarlah grafik x (t )
Nyatakan x (t ) untuk 0 ≤ t ≤ 2, dan untuk t >2
(ii) Gambarlah grafik v(t)
Nyatakan v( t) untuk 0 ≤ t ≤ 2, dan untuk t >2

2) Suatu benda jatuh bebas sejauh x meter


(i) Tentukan model matematis untuk t (waktu) yang dinyatakan ddalam x (jarak), dengan
gravitasi g=9,8 m/det2
(ii) Berapa lama diperlukan untuk jatuh sejauh 19,6 meter?
(iii) Berapa kecepatannya?

3) Suatu benda dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal v 0.


(i) Tentukan model matematis posisi benda tersebut terhadap waktu
(ii) Jika g=9,8 m/det2, v 0=2 m/det, maka setelah 4 detik berapa jarak yang ditempuh?
(iii) Berapa kecepatannya pada saat detik ke-4?

Petunjuk Jawaban Latihan

2
1) Telah kita ketahui bahwa x (t )=4,9 t (dalam meter)
Pada detik ke-0 ( t =0), posisi benda adalah x (0)=0 (meter).
Pada detik ke-2 ( t =2), posisi benda adalah x (2)= 19,6 (meter)
Pada detik ke-2 ini benda mencapai tanah, sehingga pada detik selanjutnya ( t >2) posisi
benda tetap yaitu 19,6 (meter)
Dengan demikian maka x ( t ) adalah
4,9 t 2 ,0≤t≤2
x(t )= 19 ,6
, t>2
Grafik x(t ) diberikan pada Gambar 3.3(a)
Sedangkan v(t ) = 9,6 t
Pada detik ke-0 ( t =0), kecepatan (awal) adalah v (0)=0 (m/det)
Pada detik ke-2 ( t =2), kecepatan adalah v (2) = 19,2 (m/det)
Pada detik ke-2 ini benda mencapai tanah, sehingga pada detik ke-2 t , v (2) tersebut
merupakan kecepatan akhir. Jadi v(t ) =9,6 t ini hanya berlaku untu 0≤t≤2

Grafik v(t ) = 9,6 t untuk 0≤t≤2 diberikan pada Gambar 3.3(b)

2) (i) tx= √ x/4,9 (dalam det)


(ii) t=√ 19,9/4,9=2 (det)
(iii) v 2=9,82=19,6 (m/det)

1
xt= gt 2−v 0 t
3) (i) 2
2
(ii) x (4 )=(4,9 )4 −2(4 )=78 ,4−39 ,2=39 , 2 (m)
(iii) v ( 4 )=9,8( 4 )−2=39 ,2−2=37 , 2 (m/det)

RANGKUMAN

Pada Kegiatan Belajar 1 dibahas permodelan matematis dari masalah benda jatuh dari
keadaan diam (model masalah Galileo). Dalam hal ini dianggap bahwa benda tersebut dianggap
sebagai suatu titik materi (tidak bermassa) dan tidak ada gaya luar yang mempengaruhi. Dengan
anggapan dasar bahwa 'benda jatuh dari keadaan diam maka kecepatannya pada setiap waktu
adalah sebanding waktu tempuhnya', diperoleh bahwa posisi benda setiap saat t adalah

1
x(t )= at 2
2
Disini diperlihatkan bahwa benda tersebut jatuh karena terdapat gaya (berupa percepatan)
a yang searah dengan arah jatuhnya benda. Selanjutnya diperoleh bahwa tetapan a tersebut
merupakan gaya tarik bumi (atau gravitasi bumi).
Jadi dalam hal ini ditunjukkan bahwa suatu benda jatuh ke bumi oleh karena adanya
gravitasi bumi. Dari beberapa percobaan dan perhitungan yang dilakukan selanjutnya, diperoleh
bahwa besarnya gravitasi bumi (dinyatakan dengan g ) adalah g =9,81 m/det2.
Sebagai perluasannya, untuk masalah benda jatuh dengan kecepatan awal
v0 yang
arahnya vertikal ke bawah, model matematis penyelesaian masalahnya adalah
1
x (t )= gt 2 +v 0 t
2
Sedangkan apabila arah kecepatan awalnya adalah vertikal ke atas, model matematis
penyelesaian masalahnya adalah
1
x (t )= gt 2 −v 0 t
2

TES FORMATIF 1

Jawablah pertanyaan ini dengan tepat!


Petunjuk: Untuk soal nomor 1 sampai dengan 10, berikanlah jawab
A jika pernyataan 1 dan 2 benar
B jika pernyataan 1 dan 3 benar
C jika pernyataan 2 dan 3 benar
D jika pernyataan 1, 2, dan 3 benar

Untuk soal nomor 1 sampai dengan 3: Masalah benda jatuh dari ketinggian tertentu di atas
tanah dari keadaan diam (tanpa kecepatan awal)
1) Anggapan yang digunakan adalah ...
1. benda merupakan titik materi
2. berat benda diperhitungkan
3. tidak ada gaya lain terhadap benda kecuali gravitasi bumi

2) Pada permodelan matematis masalah anggapan dasar yang digunakan adalah ...
1. kecepatannya pada setiap waktu adalah sebanding dengan jarak yang ditempuh
2. kecepatannya pada setiap waktu adalah sebanding waktu tempuhnya
3. semakin lama, semakin cepat

3) Dengan t : waktu (dalam detik), x(t ) : posisi benda saat t , g : gravitasi bumi,
periksalah pernyataan berikut:
dx
=gt
1. model matematis penyelesaian masalahnya adalah dt
2. apabila pada saat awalnya dianggap posisinya adalah 0, maka model matematis masalahnya
dx
=gt
adalah dt dan x (0) = 0
3. model matematis masalahnya berupa persamaan differensial
Untuk soal nomor 4 dan 5 berhubungan dengan model matematis penyelesaian masalah untuk
masalah benda jatuh dengan ataupun tanpa kecepatan awal.

4) Dengan g: gravitasi bumi, model matematis jarak tempuh benda x terhadap waktu t, ...
1
xt= gt 2
1. tanpa kecepatan awal adalah 2
1
v0 xt= gt 2−v 0 t
2. dengan kecepatan awal (vertikal ke atas) adalah 2
1
v0 xt= gt 2 +2 v 0 t
3. dengan kecepatan awal (vertikal ke bawah) adalah 2

5) Ditinjau dari bentuk fungsinya, ...


1. perubahan posisi benda setiap saat merupakan fungsi kuadrat terhadap waktu
2. kecepatan benda setiap saat merupakan fungsi linear terhadap waktu
3. percepatan benda setiap saat merupakan fungsi tetapan

Untuk soal nomor 6 sampai dengan 10, g =9,8 m/det2. Khusus untuk soal nomor 6 dan 7,
berhubungan dengan benda jatuh dari keadaan diam, tanpa diberi keceoatan awal.
6) Periksalah pernyataan berikut:
1. Pada saat detik kedua, posisi benda adalah 19,8 dari posisi semula
2. Kecepatan benda pada saat detik kedua adalah 0 m/det.
3. Apabila letak benda semula adalah 78,4 m dari permukaan tanah maka pada detik ke empat
benda sudah mencapai permukaan tanah

7) Apabila posisi benda semula adalah 44,1 m diatas tanah, ...


1. kecepatan benda setelah detik ke empat adalah 39,2 m/det
2. benda tersebut mencapai tanah pada saat detik ke tiga
3. kecepatan akhir benda adalah 29,4 m/det

8)
v
Benda jatuh dengan kecepatan awal vertikal ke bawah 0 adalah 9,8 m/det, ...
1. pada saat detik ke dua jarak yang ditempuh adalah 39,2 m
2. pada saat detik ke dua kecepatan benda adalah 29,4
3. pada 0, kecepatannya adalah 0

9) Benda jatuh dengan kecepatan awal vertikal ke atas) 0


v adalah 9,8 m/det,...
1. pada saat detik ke dua, jarak yang ditempuh adalah 0
2. pada saat detik ke dua, kecepatan benda adalah 9,8
3. pada t=1 , kecepatannya adalah 0

10) Periksalah pernyataan berikut :


1. Dalam hal tanpa kecepatan awal, kecepatan setiap saat adalah merupakan fungsi linear
terhadap waktu
2. Dalam hal dengan kecepatan awal vertical ke atas kecepatan setiap saat adalah merupakan
fungsi linear terhadap waktu
3. Dalam hal dengan kecepatan awal vertical ke bawah, kecepatan setiap saat adalah
merupakan fungsi linear terhadap waktu

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatis 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = x 100 %
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus! Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar Selanjutnya. Namun, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

KEGIATAN BELAJAR 2
Model Masalah Benda Jatuh-
Pendekatan Newton

Apabila pada Kegiatan Belajar 1 sebelumya dalam model benda jatuh Galileo masa benda
tidak dipertimbangkan, maka selanjutnya pada Kegiatan Belajar 2 massa benda dipertimbangkan. Di
samping itu di sini dipertimbangkan pula adanya media (dalam hal ini, udara), yang menyebabkan
adanya gesekan media. Adapun dasar penurunan model matematis dari benda jatuh digunakan
hukum Newton mengenai gerak benda, sehingga di sini disebut dengan model benda jatuh Newton.

MODEL BENDA JATUH NEWTON

Kita perhatikan Gambar 3.4 di bawah ini, benda B dengan berat w jatuh ke bumi.

Apabila massa benda adalah m dan kecepatan saat jatuhnya adalah v , maka
momentum benda jatuh adalah mv . Menurut hukum Newton ke dua yaitu:

Laju perubahan momentum terhadap waktu dari suatu benda bergerak adalah
sebanding dengan gaya resultan yang dikenakan pada benda tersebut (dengan arah
yang sama dengan gaya resultannya)

Secara matematis dapat dinyatakan sebagai


d (mv )
~F
dt (3.18)
Dalam hal ini, F gaya resultan pada B.

Selanjutnya, kita ubah pernyataan kesebandingan (3.18) menjadi persamaan


d (mv )
=kF
dt
dengan k merupakan tetapan kesebandingan

Oleh karena m dianggap tetap, maka


mdv
=kF
dt (3.19)

ma=kF
yang dapat dinyatakan juga sebagai
ma
F=
k
dv
a=
Dalam hal ini, dt menyatakan percepatan pada saat t. Dalam hal k=1, maka
diperoleh F=ma yaitu pernyataan hukum Newton ke dua yang banyak dikenal.

Kita perhatikan selanjutnya mengenai hambatan udara

1. Hambatan Udara tidak Dipertimbangkan (Tanpa Kecepatan Awal)


Di sini, satu-satunya gaya yang bekerja pada B hanyalah beratnya (yaitu w ). Berat w
ini merupakan gaya resultan pada B. Percepatan pada B berhubungan dengan gravitasi g, dianggap
sama untuk sembarang tempat di mana B berada, yaitu 9,8 m/det 2.
Dengan demikian, hukum Newton ke dua F=ma , menjadi w=mg sehingga massa
w
m=
benda adalah g
Selanjutnya kita perhatikan (Gambar 3.4(a)) bahwa litasan gerakan B adalah garis lurus arah
ke bawah (arah positif), dengan posisi awalnya ¿( 0)=0, dan x (t) merupakan lintasan B pada
setiap saat t.
dx
v (t )=
Telah kita ketahui bahwa, kecepatan B pada setiap saat t , dt , dan percepatan
dv d 2 x
a(t )= =
setiap saat, dt dt 2 .
Menurut hokum Newton ke dua, F=ma diperoleh
dv
m =F
dt (3.20)
atau
d2 x
m =F (3.21)
dt 2
dv dv dx dv
Dengan mengingat bahwa = ∙ = v maka persamaan (3.21) di atas dapat ditulis
dt dx dt dx
juga sebagai
dv
mv =F (3.22)
dx

Dalam hal ini, (3.20) digunakan apabila F dan v merupakan fungsi dari t (waktu). Sedangkan
(3.22) digunakan apabila F dan v merupakan fungsi dari x (jarak atau posisi gerakan benda).

Contoh 3.4

Benda dengan berat w jatuh tanpa kecepatan awal dari ketinggian tertentu. Dengan
menganggap bahwa tidak ada hambatan udara, tunjukkan bahwa x (t ) dan v(t) sama dengan x (t )
dan v( t) pada model Galileo.

Penyelesaian:
dv
Kita gunakan (3.20), m =F
dt
Disini gaya yang dipertimbangkan hanyalah berat benda w , sehingga F=w .

Persamaan di atas menjadi,


dv
m =w
dt
w dv
( )
g dt
=w

dv
=g atau dv =g dt
dt

Kita integralkan
∫ dv=∫ g dt
v=¿+C (3.23)
Oleh karena v ( 0 )=0, maka memberikan C=0.
Dengan demikian maka v ( t )=¿ (3.24)
Selanjutnya (3.24) dapat dinyatakan juga sebagai
dx
=¿ atau dx=¿ dt
dt
1 2
Dengan mengintegralkan, ∫ dx=∫ ¿ dt , diperoleh x= 2 ¿ C
Dengan syarat awal x ( 0 )=0 , memberikan C=0 , sehingga
1
x ( t )= ¿ 2 (3.25)
2

Dapat dilihat bahwa v(t) dan g(t ) tersebut adalah v( t) dan g ( t ) pada model Galileo yang
diberikan pada Kegiatan Belajar 1.
Perhatikan bahwa berat benda w tersebut tidak berpengaruh pada x (t ) maupun v(t)
seperti pada anggapan pada Kegiatan Belajar 1 bahwa benda dianggap sebagai titik materi.

2. Hambatan Udara Dipertimbangkan


Dalam hal ini benda jatuh melalui udara sehingga dalam perjalannya mengalami hambatan
udara. Besarnya hambatan udara ini sebanding dengan kecepatannya, semakin cepat benda
melintas maka semakin besar hambatannya.
Jadi, R v
sehingga dalam bentuk persamaan menjadi R=kv .
Dalam hal ini, k merupakan tetapan kesebandingan. Dalam kenyataannya yang sebenarnya k ini
tergantung dari kondisi udaranya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk benda yang beratnya w , selama jatuhnya
mengalami hambatan udara sebesar kv . Besarnya hambatan udara ini tergantung kecepatan dan
jarak yang ditempuh, yang keduanya tergantung dari waktu t .
Perhatikan selanjutnya gaya yang bekerja pada B (Gambar 3.4(b))
1. F 1 : berat benda yaitu w arah bekerjanya ke bawah, positif
2. F 2 : hambatan udara, besarnya −kv , arah bekerjanya ke atas, negatif

Dengan menggunakan hukum Newton ke dua, F=ma , diperoleh


dv
m =F 1+ F 2
dt
w w dv
Substitusi F 1 , F 2 , dan m= , memberikan =w−kv (3.25)
g g dt

Selanjutnya, oleh karena pada awalnya benda dalam keadaan diam, maka (3.25) perlu
dilengkapi dengan syarat awal v ( 0 )=0.
Dengan demikian model matematis masalahnya adalah

w dv
g dt
=w−kv
v ( 0 )=0 | (3.26)

Dapat kita perhatikan bahwa model matematis (3.26) di atas merupakan persamaan
diferensial orde satu dengan syarat awal. Model matematis penyelesaiannya berupa kecepatan
setiap saat v(t). Dengan menggunakan syarat awal yang diberikan akan diperoleh lintasan benda
x (t ).

Berikut ini diberikan 3 contoh yang saling berhubungan dengan menggunakan satuan ukuran
British (pound-feet-detik)

Contoh 3.5

Benda seberat 8 pound jatuh tanpa kecepatan awal dari atas bumi dengan ketinggian
tertentu. Akan ditentukan kecepatan dan posisi benda (lintasan benda) pada setiap saat. Dalam hal
ini gravitasi bumi adalah 32 feet/det2.

Penyelesaian:

32 1
Apabila berat benda w=8 , dengan gravitasi g=32, maka masaa benda m= = .
8 4
1 dv
Persamaan (3.25) menjadi =8−2 v
4 dt
Dari persamaan diferensial di atas, kita tentukan v( t).
dv
Ubah ke dalam bentuk peubah terpisah, diperoleh =4 dt
8−2 v
Kita integralkan, selanjutnya dilakukan manipulasi matematis
dv
∫ 8−2 v =∫ 4 dt
1
ln|8−2 v|=4 t +C 0 (C 0 : tetapan pengintegralan)
2
ln |8−2 v|=8 t+2 C 0
8−2 v=e−8 t +2 C 0

2C
8−2 v=C 1 e−8 t (dengan C 1=e ) 0

8−C 1 e−8 t
memberikan, v t=
2
Dengan syarat awal v ( 0 )=0, maka 0=4−C 1, sehingga diperoleh C 1=4 .
Dengan demikian, kecepatan setiap saat t adalah
v ( t )=4(1−e−8 t ) (3.27)

dx
Oleh karena v t= , maka dengan mengintegralkan (3.27) akan diperoleh posisi benda
dt
setiap saat x t .
dx
∫ dt dt =∫ 4 ( 1−e−8 t ) dt

1
x t=4 t + e−8 t +C 2
2

1
(
¿ 4 t + e−8 t +C 2
8 )
1
Oleh karena posisi awalnya x ( 0 )=0 , maka substitusi ke persamaan di atas 0= +C 2, yang
2
−1
memberikan C 2=
2
Dengan demikian, posisi benda setiap saat (merupakan lintasan benda setiap saat) adalah
1 1
8(
x t=4 t+ e−8 t−
8 ) (3.28)

Contoh 3.6

Pada contoh di atas, apabila benda tersebut mencapai tanah setelah 2 detik, maka tentukan
ketinggian awal benda jatuh juga kecepatan pada saat jatuhnya.

Penyelesaian:

Kita substitusikan t=2, ke persamaan (3.28) memberikan


1 1
(
x 2=4 2+ e−16− =7.5
8 8 )
Substitusi t=2, ke persamaan (3.27), memberikan
v ( 2 )=4 ( 1−e−16 )=4

Jadi, ketinggian benda sebelum jatuh adalah 7.5 feet dan kecepatan saat jatuh ke tanah (kecepatan
akhir) adalah 4 feet/det.

Interpretasi model matematis yang diperoleh:

Untuk mengetahui keabsahan model matematis penyelesaian masalah yang telah diperoleh, kita
lakukan evaluasi (pemeriksaan) kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya.

Contoh 3.7
Kita lakukan interpretasi terhadap model matematis penyelesaian masalah (3.27) dan (3.28)

Penyelesaian:

1. Kecepatan setiap saat,


v ( t )=4(1−e−8 t ).
Dapat memperhatikan bahwa secara matematis, lim v (t)=4 .
t→∞

Ini menunjukkan bahwa untuk mencapai kecepatan akhir 4 (feet/det) diperlukan waktu yang
lama sekali (t =∞ ).

Pada kenyataannya apakah demikian?


Tentu saja tidak, karena kecepatan sebesar itu akan lebih cepat tercapai. (Pada Contoh 3.6 di
atas, diperlukan 2 detik untuk mencapai tanah)

2. Posisi benda setiap saat,

1 1
(
x t=4 t+ e−8 t−
8 8 )
Dapat diperhatikan juga bahwa secara matematis, lim x (t )=∞
t→∞
Ini berarti bahwa benda tersebut akan terus menerus jatuh tanpa henti.

Apakah kenyataannya demikian?


Tentu saja tidak, karena gerakan jatuhnya akan terhenti begitu benda mencapai tanah (lihat
Contoh 3.6 di atas).

Dengan melihat interpretasi yang telah dilakukan di atas serta hasil dari contoh yang telah
diberikan sebelumnya, maka kita dapat menyatakan bahwa: persamaan (3.27) dan (3.28) digunakan
sepanjang benda belum mencapai tanah. Sesudahnya kedua persamaan tersebut tidak dapat
digunakan lagi.
Pada gambar 3.5 di bawah ini diberikan grafik lintasan benda jatuh dari t=0 sampai dengan
t=2, dengan:
(i) mempertimbangkan massa dan hambatan udara,
1 1
(
x t=4 t+ e−8 t− ,
8 8 )
1 2
(ii) tanpa mempertimbangkan massa dan hambatan udara, x t= ¿
2
(g: 32 feet/det2)

Gambar 3.5
Lintasan Benda Jatuh dengan dan Tanpa Hambatan

Dapat kita lihat bahwa dengan mempertimbangkan massa dan hambatan udara, untuk
mencapai tanah (tinggi 7.5 feet) diperlukan waktu 2 detik. Sedangkan tanpa mempertimbangkan
massa dan hambatan udara untuk mencapai tanah hanya diperlukan waktu 0.68 detik.
Sedangkan pada Gambar 3.6 diperlihatkan grafik kecepatan dengan mempertimbangkan
massa dan hambatan udara, v ( t )=4(1−e−8 t ) dan grafik kecepatan tanpa mempertimbangkan
massa dan hambatan udara, v ( t )=¿ (dengan g = 32 feet/det).
Gambar 3.6
Kecepatan Benda Jatuh dengan dan Tanpa Hambatan

Pada Gambar 3.6 di atas terlihat bahwa dengan mempertimbangkan massa dan hambatan
udara, kecepatan akhir (kecepatan pada saat mencapai tanah) adalah 4 feet/det. Kita lihat pula
bahwa sesudah t ≈ 0,4 kecepatannya sudah sama dengan kecepatan akhir. Jadi semakin benda
mendekati tanah kecepatannya hampir sama (tetap).
Sedangkan dalam hal tidak dipertimbangkannya massa dan hambatan udara, kecepatan
akhirnya adalah sekitar 21,76 feet/det. Ini jauh lebih besar dari kecepatan akhir dengan
mempertimbangkan adanya hambatan udara.
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Seorang penerjun yang dilengkapi dengan sarana penerjunan terjun ke tanah dari ketinggian
tertentu di atas tanah. Total berat penerjun dan peralatannya adalah 160 pound. Setelah terjun
1
selama 5 detik parasut terbuka. Sebelum parasut terbuka, hambatan udaranya adalah v . Setelah
2
5 2
parasut terbuka hambatan udara adalah v . Dalam hal ini v: kecepatan (dalam feet/det).
8

Dengan menggunakan peninjauan hubungan kecepatan dan waktu:


1) turunkan model matematis masalah sebelum dan sesudah parasut terbuka.
2) turunkan model matematis penyelesaiaan masalahnya.
3) tentukan kecepatan penerjun sebelum parasut terbuka dan sesudah parasut terbuka.
4) interpretasikan hasil yang diperoleh.

(seperti pada contoh sebelumnya, dalam latihan ini juga digunakan satuan British)
Petunjuk Jawaban Latihan

1) (i) Sebelum parasut terbuka.


F 1 : berat w=160, arah ke bawah, positif
1
F 2 : hambatan udara ¿ v , arah ke atas, negatif
2
Digunakan hukum Newton F=ma , dengan F=F 1+ F 2.
w 160 dv 1
Dengan m= = =5 , (g = 32 feet/det2) diperoleh persamaan 5 =160− v .
g 32 dt 2
Pada saat awal, t=0 , v=0.

Jadi, model matematis masalah:


dv 1

|5
dt
=160− v
v ( 0 ) =0
2

(ii) Setelah parasut terbuka


F 1 : berat w=160, arah ke bawah, positif
5
F 2 : hambatan udara ¿− v 2, arah ke atas, negative
8
dv 5 2
Dengan cara yang sama diperoleh 5 =160− v
dt 8

Pada saat parasut terbuka, yaitu t=5, v=v 1, dengan v1 : kecepatan yang dicapai pada
saat parasut mulai terbuka.
Model matematis masalah:
dv 5

|5
dt
=160− v 2
v ( 5 ) =v 1
8

dv 1 dv −1
2) (i) 5 =160− v , diubah ke bentuk = dt
dt 2 v−320 10
Setelah diintegralkan diperoleh
−1
ln v−320= t +C 0
10
v=320+C 1 e−t / 10

Dengan syarat awal untuk t=0 , v=0, diperoleh C 1=−320.


Jadi. Model matematis penyelesaian masalah:
v t=320 1−e−t / 10
yang berlaku untuk 0 ≤ t ≤5 .
−1/ 2
Untuk t =5, diperoleh v1 =3201−e ≈ 126 (kecepatan pada saat parasut terbuka)

dv 1 dv −dt
(ii) 5 =160− v 2 diubah ke bentuk 2 =
dt 2 v −256 8
Integralkan
1 v−16 −1
ln = +C0
32 v +16 8
v−16
ln =−4 t+C 1
v +16
v−16
=C2 e−4 t
v +16

Jadi, model matematis penyelesaian masalahnya

16 (C 2 e−4 t +1)
v= −4 t
(¿)
1−C2
110 −20
Gunakan syarat awal, untuk t=5 , v =v 1 ≈126 , diperoleh C 2= e
142
Subtitusikan ke(*),
110 20−4 t
16 (
e +1)
142
v= ¿
110 20−4 t
1− e
142
Yang berlaku untuk t ≥ 5 sampai saat mencapai tanah.
3) Kecepatan pada saat parasut terbuka adalah 126 (feet/det)
4) Interpretasi hasil:
(i) Sebelum parasut terbuka v t=320 1−e−t / 10
lim v( t), untuk t → ∞ , v mendekati 320 (feet/det)
Jadi, andaikan parasut tidak pernah terbuka, kecepatan akhirnya sekitar 320 ( feet/det) (saat
mencapai tanah). Dapat dibayangkan bagaimana akibatnya terhadap penerjun.
Tetapi sesuai dengan pernyataan masalah, parasut terbuka setelah 5 detik (dianggap jauh
sebelum mencapai tanah, 5≪T , T : waktu mencapai tanah)
(ii) Sesudah parasut terbuka: v(t), untuk t → ∞ , v mendekati 16 (feet/det). Jadi, kecepatan
akhirnya (saat mencapai tanah) adalah16 (feet/det), jauh lebih kecil dari 320 (feet/det).

Jadi dianggap bahwa parasut terbuka pada suatu jarak yang jauh di atas tanah.

RANGKUMAN

Pada Kegiatan Belajar 2 ini Anda telah mempelajari salah satu masalah dasar dalam fisika
yaitu masalah benda jatuh tanpa kecepatan awal dengan mempertimbangkan massa benda dan
keberadaan hambatan udara.
Dalam hal ini adanya hambatan udara, pemodelan matematisnya adalah sama dengan model
matematis dari jatuhnya titik materi seperti yang telah dibahas pada Kegiatan Belajar 1.
Dalam hal adanya hambatan udara, pemodelan matematisnya menggunakan pendekatan
hukum Newton ke dua yaitu F=ma , dengan m : massa benda dan a :percepatan setiap saat t yaitu
merupakan derivatif pertama terhadap t dari persamaan kecepatan benda setiap saat v(t).
Percepatan ini telah dikenal pada Kegiatan Belajar 1 sebagai gravitasi bumi g. Selanjutnya selama
jatuhnya benda, F merupakan gaya resultan dari gaya yang diakibatkan oleh (i) massa benda (m)
dengan arahnya vertikal ke bawah dan (ii) gaya hambatan udara yang besarnya sebanding dengan
kecepatan jatuhnya benda, dengan arah vertikal ke atas. Dengan menggunakan hukum Newton ke
uda tersebut diperoleh model matematis masalah benda jatuh yang berhubungan dengan kecepatan
jathnya benda terhadap waktu yaitu,
w v
=2−kv (w : berat benda)
g dt
Terdapat bentuk lain dari model matematis masalah tersebut dengan menyatakan w=mg ,
seperti yang akan Anda jumpai dalam Tes Formatif 2 di bawah ini.

TES FORMATIF 2
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat!
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar
Suatu benda dengan berat w jatuh dari ketinggian tertentu di atas tanah. Dianggap bahwa
hambatan udara adalah sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda.
Dalam hal ini, m : massa benda, g: gravitasi, v=v (t ) : kecepatan pada saat t , k : tetapan
kesebandingan yang berhubungan dengan hambatan udara, a : percepatan, F : gaya resultan pada
benda.
Untuk soal nomor 1 samapai dengan 3: Hambatan udara diabaikan

1) Apabila x (t ): lintasan titik materi pada saat t ,g: gravitasi bumi, maka model matematis
masalahnya....
A. dv /dt=gx
B. dx /dt=gx
1 2
C. dx /dt = g t
2
D. dv /dt=¿

2) Model matematis penyelesaian masalahnya....


A. x ( t )=¿
1 2
B. x ( t )= g t
2
C. x ( t )=t 2

D. x ( t )=g t 2

3) Kecepatan akhir dari titik materi adalah....


A. G
B. 1/g
C. Mendekati kecepatan tertentu
D. Tergantung ketinggian posisi awalnya

Untuk soal nomor 4 sampai 10: Hambatan udara tidak diabaikan

4) Gaya yang dikenakan terhadap benda adalah ....


A. mg−kv
B. −mg+kv
C. kv −w
D. kv + w

5) Hukum Newton yang digunakan terhadap gerkan benda jatuh tersebut adalah...
A. dv /dt=ma
B. dv /dt=mF
C. F=ma
D. dF /dt =ma

6) Dengan menggunakan hukum Newton, model matematis benda jatuh yang berhubungan
dengan kecepatan terhadap waktu t adalah ...
dv
A. w =w−kv
dt
w dv
B. −kv=w
g dt
dv kv
C. =g+
dt m
dv kv
D. + =g
dt m

7) Model matematis pada soal diatas adalah berbentuk ....


A. Persamaan linear
B. Persamaan diferensial linear orde dua
C. Persamaan diferensial linear orde satu
D. Persamaan diferensial non linear

8) Penyelesaian persamaan diferensial di atas adalah .....


A. v ( t )=g−C e−bt

B. v ( t )=g+C e−bt

C. v ( t )=g+e−bt + c

D. v ( t )=mg+C e−bt
(Dengan b=k /m , C :tetapan)

9) Apabila pada kecepatan benda pada saat awal jatuhnya nol, maka kecepatan setiap saat dari
benda adalah....
1 −kt /m
A. v ( t )= 1−e
g
B. v ( t )=1−e−kt / m
m
C. v ( t )= 1−e−kt /m
g
m
D. v ( t )= 1+ e−kt / m
g

10) Kecepatan benda pada saat menyentuh tanah adalah ....


A. 1/ g
B. mg/k
C. mg
D. m/ g

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat pengusaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan : 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
<70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
modul berkutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80 Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2
ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) B
2) C
3) C (1 salah, seharusnya model matematis penyelesaian masalah)
1 2
4) A (3 salah, seharusnya x t= g t + v 0 t )
2
5) D
6) B (2 salah seharusnya 19,6 m/det)
7) C
8) A
9) D
10) D

Tes Formatif 2
1) A
2) B
3) D
4) A
5) C
6) D
7) C
8) A
9) C
10) B
Daftar Pustaka

Meyer, Walter J. (1984). Concepts of Mathematical Modeling. McGraw- Hill Book Company.
Ross, Shepley L. (1989). Introduction to Ordinary Equations. John Wiley & Sons. 4th edition.

Anda mungkin juga menyukai