NPM : 180600026
TINDAK PIDANA KORUPSI
1. Pelaku tindak pidana tidak boleh menikmati keunttngan atas tindak pidana
yang dilakukan. Penyitaan yang dimaksud untuk menyingkirkan keuangan
dari tidak pidana tersebut.
2. Untuk mencegah diinvestasikannya hasil yang diperoleh tidak sah kedalam
tindak pidana-tindak pidana baru
3. Mencegah sebuah firma medapatkan keuntungan keuntungan kompetitif
yang tidak berdasarkan hukum.
Mutual Legal Assistance merupakan sarana atau wadah bagi dua negara
untuk bertukar informasi dalam upaya pengambian aset hasil tindak pidana
korupsi. MLA termaksud dalam pasal 57 UNCAC. MLA merupakan upaya
negara memperoleh barang bukti diluar yurisdiksinya atau memiinta negara lain
untuk memberikan bantuan penyidikan, penuntutan dan pengadilan suatu perkara.
MLA merupakan hakikat kerja sama internasional dalam pengambilan aset,
UNCAC memberikan jalan keluar yang sangat mudah kepada negara-negara
korban dalam pengambilan aset. Pasal 46 ayat 8 UNCAC menyatakan negara
pihak dilarang menolak bantuan hukum timbal balik dengan alasan kerahasian
bank namindapat menolak jika dengan alasan ketiadaan kriminalitas ganda.
Terkait Pengambilan aset hasil tindak pidana korupsi diluar negeri , pasal
57 UU No. 1 Tahun 2006 mentakan bahwa menkumham dapat membuat
perjanjian atau kesepakatan terhadap nesagar asing untuk mendapatkan
penggantian biaya dan hasil dari harta kekayaan yang dirampas.
Tahun
No Pihak Negara Nama Perjanjian penandatang Retifikasi
anan
Treaty Between The
Republic Of Indonesia
Indonesia – UU No. 1
1 And Australia On 1995
Australia tahun 1999
Mutual Assistance In
Criminal Matters
Treaty Between The
Republic Of Indonesia
And The People’s Of UU No. 8
2 Indonesia – RRC 2000
China On Mutual tahun 2006
Assistance In Criminal
Matters
3 Indonesia – Treaty On Mutual 2004 UU No. 15
Brunei, Kamboja, Assistance In Criminal tahun 2008
Laos, Malaysia, Matters(ASEAN MLA
Filipina, TREATY)
Singapura dan
Vietnam
4)