Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat
mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pemahaman pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tersebut mencapai kemajuan
pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa.
Dalam pengembangan IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai
budaya dan agama agar tidak merugikan umat manusia. Di Indonesia
pengembangan IPTEK haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dan harus menyertakan nilai-nilai Pancasila
sebagai faktor internal pengembangan IPTEK itu sendiri. Nilai-nilai
Pancasila itu sendiri berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
IPTEK yang sudah ada di Indonesia, artinya mampu mengendalikan
pengembangan IPTEK agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia. Pengembangan IPTEK juga harus berakar
dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal
dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).
2.2 Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. Pancasila sebagai Dasar Nilai dalam Strategi Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Pengembangan ilmu dan teknologi pasti selalu menghasilkan
sesuatu yang bermuara pada kehidupan manusia maka perlu
mempertimbangkan strategi atau cara-cara yang tepat, baik, dan benar agar
dalam pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat kesejahteraan
kepada manusia.
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif kita
meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia. Dasar nilai menggambarkan Pancasila adalah
suatu sumber orientasi dan arah pengembangan ilmu. Dalam konteks
Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis.
Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya
manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti. Ilmu
tampil da;am fenomenanya sebagai masyarakat, proses, dan produk.
Dimensi epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau
analisis/metode berpikir dan tolok ukur kebenaran.
Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif dalam
mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan.
2. Strategi Pengembangan IPTEK Pancasila sebagai Dasar Nilai
Peran nilai-nilai dalam setiap sila dalam Pancasila adalah sebagai
berikut:
I. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:
Melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan antara
yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini
menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan
pusatnya.
II. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab:
Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu
dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan,
tidak hanya kelompok atau lapisan tertentu.
III. Sila Persatuan Indonesia:
Mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain,
sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub-sistem.
Solidaritas dalam sub-sistem sangat penting untuk kelangsungan
keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu integrasi.
IV. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
berevolusi sendiri dengan laluasa. Eksperimentasi penerapan dan
penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat
dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan,
penelitian sampai penerapan massal.
V. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
Menekankan ketiga keadilan Aristoteles, keadilan distributif,
keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga
menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh
kepentingan semu.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa


berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya Pancasila dituntut
terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu
yang menjadi tuntutan peradaban manusia.

2.3 Esensi dan Urgensi Pancasila


1. Esensi
Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK sesuai
dengan sila-sila Pancasila, seperti yang dikemukakan oleh Prof.
Wahyudi Sediawan yaitu :
I. Sila Pertama, memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di
dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan
menentukan kehidupannya yang abadi di akhirat nanti.
II. Sila Kedua, memberikan arahan, baik bersifat universal maupun
khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas
kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan
terhadap manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia.
III. Sila Ketiga, memberikan arahan, baik bersifat universal maupun
khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas
kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan
terhadap manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia.
IV. Sila Keempat, pembentukan negara republic Indonesia ini adalah
oleh dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
V. Sila Kelima, memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak
terjadinya jurang kesejahteraan di antara bangsa Indonesia.
 Syarat dan Kondisi Dikembangkannya IPTEK yang sesuai Pancasila:
1. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri
setiap ilmuwan.
2. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya
semangat pantang menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang
belum selesai, dan adanya kultur bahwa disiplin merupakan suatu
kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.
3. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan
tinggi harus terbuka wacana akademisnya, kretif, inovatif, dan
mengembangkan kerja sama dengan bidang-bidang yang berbeda.
2. Urgensi
I. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia saat ini tidak
berakar pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga
ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Indonesia sepenuhnya
berorientasi pada Barat (western oriented).
II. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi
pada kebutuhan pasar sehingga prodi-prodi yang “laku keras” di
perguruan tinggi di Indonesia adalah prodi-prodi yang terserap oleh
pasar (dunia industri).
III. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
belum melibatkan masyarakat luas sehingga hanya
menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu
(scientist oriented).
2.4 Cara Pengimplementasian Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu

Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Pembukaan


UUD 1945 yang merupakan bagian dari UUD 1945. Pancasila sebagai
ideologi negara berkaitan erat dengan sifat ideologi Pancasila itu sendiri.
Oleh karena itu, tentulah setiap masyarakat melandasi segala aspek
kehidupannya dengan dasar-dasar nilai Pancasila. Begitu pula dalam upaya
perkembangan Ilmu Pengetahuan, menjadikan Pancasila sebagai kerangka
berpikir dalam pelaksanaannya. Dalam setiap perkembangan Ilmu
Pengetahuan harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan Ilmu


Pengetahuan, menciptakan, perimbangan antara rasional dan irrasional
antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini Ilmu
Pengetahuan tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan
dan dikembangkan tetapi juga mempertimbangkan maksud dan
akibatnya kepada kerugian dan keuntungan manusia dan sekitarnya.
Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan
manusia di alam semesta bukan sebagai sentral melainkan sebagai
bagian yang sistematika dari alam yang diolahnya.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas bahwa manusia dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
haruslah secara beradab. Ilmu Pengetahuan adalah bagian dari proses
budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,
perkembangan Ilmu Pengetahuan harus berdasarkan kepada usaha-
usaha mencapai kesejahteraan umat manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa
Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud
dan terpelihara, persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di berbagai
daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu, Ilmu Pengetahuan harus dapat
dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa
dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia
Indonesia dengan masyarakat Internasional.
4. Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan, mendasari Ilmu Pengetahuan secara
demokratis. Artinya, setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan
untuk mengembangkan ilmunya. Selain itu dalam perkembangan ilmu
pengetahuan setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain dan harus memilki sikap yang tebuka artinya
terbuka untuk dikritik atau dikaji ulang maupun dibandingkan dengan
penemuan teori lainnya.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
mengimplementasikan pengembangan Ilmu Pengetahuan haruslah
menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri,
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam
lingkungannya.

Berdasar dari pemikiran tersebut, maka Pengembangan Ilmu

Pengetahuan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan

dapat membawa perbaikan kualitas hidup dan kehidupan

masyarakat. Sehingga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak

akan terjerumus kepada hal yang dapat membuatnya menjauh dari

nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-
nilai budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam
aktivitas Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Perkembangan dan kemajuan
IPTEK seharusnya diwujudkan untuk keadilan dan kehidupan yang
beradab serta bermoral. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada
seharusnya menyokong kita untuk meningkatkan harkat dan martabat
bangsa kita, bukannya sebagai alat menindas atau berbuat kejahatan serta
kecurangan bagi mereka yang memegang penguasaan akan IPTEK.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa terlepas dari
dunia luar. Ilmu pengetahuan di Indonesia pada dasarnya telah
berlangsung sebelum era bangsa eropa masuk ke nusantara hingga pada
masa pasca kemerdekaan. Perkembangan iptek adalah lewat kelembagaan
pendidikan, hal ini didasarkan pada semangat ‘mencerdaskan kehidupan
bangsa’ yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Para ilmuwan dan
cendikiawan harus memiliki semangat mengembangkan dan menciptakan
IPTEK yang ditujukan bagi kesejahteraan dan kemaslahatan umat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai