Anda di halaman 1dari 12

Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov

Kabupaten Tuban Tahun 2019

PROFIL KONDISI FISIK ATLET KARATE PERSIAPAN PORPROV


KABUPATEN TUBAN TAHUN 2019

Muhammad Alfian Juniar


Mahasiswa S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Surabaya, muhammadjuniar@mhs.unesa.ac.id

Dr. Wijono, M.Pd


Dosen S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Karate adalah sistem pertahanan diri yang memanfaatkan keseluruhan tubuh manusia dengan cara
bergerak dan berputar. Teknik bervariasi mulai dari meninju dengan kepalan tangan, siku, dan juga
menendang. Seperti cabang olahraga lainnya, dalam cabang olahraga karate diperlukan tingkat kondisi fisik
yang sangat baik. Selain mental, teknik, dan taktik kondisi fisik menjadi hal yang sangat penting untuk
meningkatkan prestasi atlet. Komponen kondisi fisik dominan yang diperlukan dalam cabang olahraga
karate adalah kecepatan, daya ledak otot tungkai, daya tahan, kelentukan, dan kekuatan. Perkembangan
prestasi pada cabang olahraga karate Jawa Timur sangat berkembang, salah satunya di Kabupaten Tuban.
Tujuan penelitian ini addalah uintuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet karate persiapan Porprov
2019 Kabupaten Tuban. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Penelitian ini merupakan p-enelitian populasi dengan sampel adalah atlet karate persiapan Porprov 2019
Kabupaten Tuban yang berjumlah 7 atlet.
Hasil penelitian Pada hasil tes Sprint 30 meter dapat diketahui bahwa kecepatan atlet karate
persiapan Porprov Kabupaten Tuban yang masuk kategori “baik” sebesar 28%, kategori “cukup” sebesar
29%, dan kategori “kurang” sebesar 43%. Pada hasil tes Vertical Jump dapat diketahui bahwa daya ledak otot
tungkai atlet karate persiapan Porprov Kabupaten Tuban yang masuk kategori “baik sekali” sebesar 14%,
kategori “baik” sebesar 72%, dan kategori “cukup” sebesar 14%. Pada hasil tes Sip Up dapat diketahui
bahwa daya ledak otot tungkai atlet karate persiapan Porprov Kabupaten Tuban yang masuk kategori “baik
sekali” sebesar 100 %. Pada hasil tes Push Up dapat diketahui bahwa daya ledak otot tungkai atlet karate
persiapan Porprov Kabupaten Tuban yang masuk kategori “baik sekali” sebesar 43%, dan kategori “baik”
sebesar 57 %. Pada hasil tes Sit and Reach dapat diketahui bahwa daya ledak otot tungkai atlet karate
persiapan Porprov Kabupaten Tuban yang masuk kategori “baik sekali” sebesar 83%, dan kategori “baik”
sebesar 17%. Pada hasil tes MFT dapat diketahui bahwa daya tahan atlet karate persiapan Porprov
Kabupaten Tuban yang masuk kategori “baik” sebesar 71%, dan kategori “cukup” sebesar 29%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada tes sprint 30 m, para atlet perlu meningkatkan latihannya, karena
masih ada beberapa yang mendapat kategori kurang dan kurang sekali.

Kata kunci : Kondisi Fisik, Karate, Kabupaten Tuban

Abstract
Karate is a self-defense system that utilizes the entire human body by moving and rotating.
Techniques vary from punching with fists, elbows, and also kicking. Like other sports, karate sports require
a very good level of physical condition. In addition to mental, technical, and tactics physical conditions are
very important things to improve athletes' achievements. The component of the dominant physical condition
needed in karate sports is speed, leg muscle explosive power, endurance, flexibility, and strength. The

1
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

achievement of development in the East Java karate sports branch is very developed, one of which is in the
Kabupaten Tuban.
The purpose of this research is to find out the level of physical condition of Porprov 2019
preparation karate athletes in Tuban Regency. This research method uses quantitative with a descriptive
approach. This research is a population study with a sample of 2019 Porprov preparation karate athletes in
Kabupaten Tuban, totaling 7 athletes.

The results of the study On the results of the 30 meter Sprint test, it can be seen that the speed of the
Porprov preparation karate athlete in Tuban Regency is in the category of "good" by 28%, the category
"enough" by 29%, and the category "less" by 43%. On the results of the Vertical Jump test, it can be seen that
the explosive power of the leg muscles of the karate preparation of Porprov in Tuban Regency is categorized
as "very good" by 14%, in the "good" category by 72%, and in the "enough" category of 14%. In the results of
the Sip Up test, it can be seen that the explosive power of leg muscles in the preparation of karate athletes in
Porprov in Tuban Regency is categorized as "very good" by 100%. In the results of the Push Up test, it can be
seen that the explosive power of leg muscles of karate athletes in Porprov preparation in Tuban Regency is
categorized as "very good" by 43%, and in the "good" category by 57%. On the results of the Sit and Reach
test, it can be seen that the explosive power of leg muscles of karate athletes in Porprov preparation in Tuban
Regency is categorized as "very good" by 83%, and in the "good" category by 17%. On the results of the MFT
test, it can be seen that the durability of the Porprov preparation karate athletes in Tuban Regency is in the
category of "good" by 71%, and the category of "sufficient" by 29%. The results of the study showed that in
the 30 m sprint test, athletes needed to improve their training, because there were still some who got less and
less categories.

Key Words : Physical Condition, Karate, Kabupaten Tuban

Seperti cabang olahraga lainnya, dalam cabang


PENDAHULUAN
olahraga karate diperlukan tingkat kondisi fisik
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari yang sangat baik. Selain mental, teknik, dan taktik
Jepang. Menurut Goodman (1998:25) “Karate kondisi fisik menjadi hal yang sangat penting untuk
adalah sistem pertahanan diri yang memanfaatkan meningkatkan prestasi atlet. Komponen kondisi fisik
keseluruhan tubuh manusia dengan cara bergerak dominan yang diperlukan dalam cabang olahraga
dan berputar. Teknik bervariasi mulai dari meninju karate adalah kecepatan, daya ledak otot tungkai,
dengan kepalan tangan, siku, dan juga daya tahan, kelentukan, dan kekuatan.
menendang”. Perkembangan prestasi pada cabang olahraga karate
Olahraga Karate di dunia dinaungi oleh sebuah Jawa Timur sangat berkembang, salah satunya di
organisasi yang bernama WKF (World Karate Kabupaten Tuban.
Federation). Karate di Indonesia adalah salah satu Atlet karate Kabupaten Tuban yang mengikuti
olahraga bela diri tangan kosong yang dinaungi oleh latihan untuk persiapan Porprov 2019 kabupaten
FORKI (Federasi Olah Raga Karate-Do Indonesia). Gresik memiliki beberapa prestasi yang bisa
Tujuan FORKI adalah mengembangkan karete-do dibilang membanggakan. R Zufar Fulvian Noor Haq
sebagai olahraga seni, serta ilmu membela diri menjadi juara 1 pada kejuaran beregu SMA Putra,
untuk memupuk kepribadian yang luhur dan dan juara 2 Kata beregu Under 21, dan prestasi yang
terbuka bagi setiap warga negara Indonesia. Karate lainnya. Mochammad Riza Firnanda menjadi juara 1
sendiri sudah berkembang setiap tahunnya. Hal ini kumite se Jawa-Bali, dan juara 1 Nasional Kumite
dapat dibuktikan dengan munculnya atlet-atlet yang dan banyak prestasi yang lainnya. Begitu juga atlet
mampu berprestasi di level Nasional bahkan lain yang memiliki banyak prestasi yang bisa
Interasional, dan olahraga karate menjadi olahraga dibanggakan sehingga terpilih menjadi Atlet Karate
masyarakat di Indonesia. persiapan Porprov Kabupaten Tuban tahun 2019

2
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

Kabupaten Tuban sendiri telah melakukan secara harafiah mempunyai arti yaitu “kara” yang
persiapan untuk mengikuti Porprov 2019 yang akan berarti kosong, langit atau cakrawala, Sedangkan
diadakan di Kabupaten Gresik, sehingga “te” berarti tangan yang merupakan alat komunikasi
dibutuhkan latihan untuk menghadapi turnamen fisik utama, dapat pula diartikan seperti orang
tersebut agar para atlet bisa mendapatkan hasil yang memiliki kemampuan teknik tertentu dan “Do”
maksimal. berarti jalan yaitu jalan seni perkasa.
Dalam proses latihan karate dibutuhkan latihan Dengan demikian, Karate-do adalah suatu
fisik, teknik, dan taktik, sebagai usaha untuk teknik yang memungkinkan seseorang
meningkatkan prestasi yang tinggi di bidang mempertahankan diri dengan tangan kosong.
olahraga. Untuk mencapai prestasi secara maksimal Tujuan Karate-do adalah membentuk watak dasar
dibutuhkan kondisi fisik yang baik. Unsur-unsur yang luhur terhadap para pengikutnya. Kalah dan
dalam kondisi fisik yang baik untuk cabang menang bukanlah tujuan akhir dari Karate-do
olahraga Karate yaitu kecepatan, daya ledak otot sendiri. Karate-do adalah seni perkasa untuk
tungai, daya tahan, kelentukan, dan kekuatan. membina pribadi melalui latihan trik sehingga para
Berdasarkan uraian di atas peneliti karateka dapat mengatasi setiaprintangan baik nyata
menganggap penting untuk diangkat dalam bentuk maupun tidak nyata.
penelitian, khususnya penelitian mengenai kondisi Olahraga Karate di dunia dinaungi oleh
fisik atlet karate Porprov Kabupaten Tuban sebagai sebuah organisasi yang bernama WKF (World Karate
persiapan untuk mengikuti Porprov tahun 2019 di Federation) Karate di Indonesia adalah salah satu
Kabupaten Gresik agar mendapatkan hasil yang olahraga bela diri tangan kosong yang dinaungi oleh
maksimal. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan FORKI (Federasi Olah Raga Karate-Do Indonesia).
untuk membuat penelitian yang berjudul Profil Tujuan FORKI adalah mengembangkan karete-do
Kondisi Fisik Atlet Persiapan Porprov Cabang sebagai olahraga seni, serta ilmu membela diri
Olahraga Karate Kabupaten Tuban tahun 2019. untuk memupuk kepribadian yang luhur dan
terbuka bagi setiap warga negara Indonesia sudah
KAJIAN PUSTAKA berkembang dengan setiap tahunnya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan munculnya atlet-atlet yang
A. Pengertian Profil
mampu berprestasi di level Nasional bahkan
Interasional, dan olahraga karate menjadi olahraga
Profil menurut Alwi (2005:16) adalah gambaran
yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.
mengenai seseorang. Profil seseorang pada
umumnya digunakan sebagai informasi yang
C. Kondisi Fisik
mengacu pada data yang sebenarnya dari data diri
Kondisi fisik adalah salah satu komponen
seseorang itu sendiri yang berisi tentang nama,
yang sangat penting untuk dapat mengembangkan
umur, pekerjaan, status, jenis kelamin dan informasi
teknik, taktik, dan strategi pada saat pertandingan.
lain yang sekiranya layak untuk di publikasikan.
Menurut Komarudin (2013 : 7) “Untuk mencapai
Sedangkan menurut Rumini, (1983 : 1) profil
prestasi maksimal atlet sering dihadapkan pada
merupakan pandangan sisi, garis besar, biografi,
berbagai tantangan, baik dalam situasi berlatih
atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang
maupun dalam situasi pertandingan”. Oleh sebab
mengacu pada data seseorang atau sesuatu yang
itu untuk menunjang prestasi yang harus dicapai,
memiliki usia yang sama.
seorang atlet juga harus memiliki kondisi fisik
Dalam penelitian ini yang dimaksud
prima. Menurut Sukadiyanto (2010 : 9) kondisi fisik
dengan profil adalah gambaran tentang keadaan
memiliki beberapa komponen yaitu : kekuatan,
kondisi fisik Atlet Persiapan Porprov Karate
ketahanan, kecepatan, power, kelentukan,
Kabupaten Tuban Tahun 2019.
keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan.
B. Karate
D. Komponen Kondisi Fisik
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Menurut Sajoto (1998 : 8), “kondisi fisik
Jepang. Menurut Gunawan (2007: 16) Karate-do adalah satu kesatuan utuh dari komponen-

3
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, E. Komponen Kondisi Fisik Karate
baik peningkatan maupun pemeliharaannya”. Setiap cabang olahraga memiliki kondisi fisik
Artinya, bahwa di dalam usaha peningkatan yang berbeda beda, karena setiap cabang olahraga
kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut memiliki kebutuhan gerak yang berbeda. Pada
harus dikembangkan. Adanya 10 komponen cabang olahraga karate sendiri, komponen kondisi
kondisi fisik tersebut, adalah: fisik yang dibutuhkan antara lain yaitu daya tahan,
1. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi kecepatan, daya ledak otot tungkai, dan kelentukan
fisik seseorang tentang kemampuanya dalam dan kekuatan.
mempergunakan otot untuk menerima beban Sehingga komponen kondisi fisik yang diambil
sewaktu bekerja. oleh peneliti dalam penelitian ini adalah daya
2. Daya tahan ada 2 dua macam, yaitu: tahan, kecepatan, kelentukan, daya ledak otot
a. Daya tahan umum yaitu kemampuan tungkai, dan kekuatan.
seseorang dalam mempergunakan sistem 1. Daya Tahan (endurance)
jantung, paru-paru dan peredaran darahnya Menurut Subardjah (2012: 1) “daya tahan
secara efektif dan efisien. adalah kemampuan atlet untuk melakukan kerja
b. Daya tahan otot adalah kemampuan dalam waktu yang relative lama”. pengertian
ketahanan ditinjau dari ketahanan otot adalah
seseorang dalam mempergunakan ototnya
kemampuan kerja otot atau sekelompok otot
untuk berkontraksi secara terus menerus dalam jangka waktu yang tertentu, sedangkan
dalam waktu yang relatif lama dengan beban pengertian ketahanan dari sistem energi adalah
tertentu. 
 kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam
3. Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang jangka waktu tertentu (Sukadiyanto 2010: 87)
dalam mempergunakan kekuatan maksimum 2. Kecepatan (Speed)

yang digunakan dalam waktu yang sesingkat
Kecepatan adalah kemampuan otot atau
singkatnya.
sekelompok otot untuk menjawab rangsang
4. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk dalam waktu cepat (sesingkat) mungkin. Latihan
mengerjakan gerakan keseimbangan dalam kecepatan dilakukan setelah atlet dilatih
bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat ketahanan dan kekuatan. Kecepatan diperlukan
singkatnya. dalam karate karena karakteristik gerakan dalam
5. Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam karate bersifat eksplosif, oleh karena itu
kecepatan yang baik diperlukan untuk
penyelesaian diri untuk segala aktivitas dengan
menghasilkan power yang baik pula, di mana
penguluran tubuh yang luas. power merupakan komponen biomotor
6. Kelincahan adalah kemampuan mengubah gabungan dari kekuatan dan kecepatan
posisi diarea tertentu. (Sukadiyanto 2010: 174).
7. Koordinasi adalah kemampuan seseorang 3. Daya Ledak Otot Tungkai
melakukan bermacam-macam gerakan yang Power atau daya ledak adalah kemampuan
berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara kerja otot (usaha) dalam satuan waktu (detik),
efektif. dari tim fisiologi manusia (2004: 45). Menurut
Ismaryati (2006: 59) bahwa power menyangkut
8. Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang
mempertahankan posisi, dalam bermacam- dinamis dan eksplosif serta melibatkan
macam gerakan. pengeluaran kekuatan otot yang maksimal
9. Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk dalam waktu yang secepat cepatnya. Pengertian
mengendalikan gerakan bebas terhadap sasaran. daya ledak biasanya mengacu pada kemampuan
10. Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk seseorang dalam melakukan kekuatan maksimal
segera bertindak secepatnya dalam menggapai dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu
yang sependek-pendeknya.
rangsangan yang ditimbulkan melalui indera,
4. Kelentukan
saraf atau feeling lainya. Seperti dalam
Kelentukan adalah kemampuan seseorang
mengantisipasi datangnya bola yang harus untuk dapat melakukan gerak dengan ruang
ditangkap dan lain-lain (Hilman, 2016) gerak seluas-luasnya dalam persendian. Faktor
utamanya yaitu bentuk persendian, elastisitas

4
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

otot, dan ligamen (Subardjah 2012: 9). tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
5. Kekuatan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Kekuatan otot sebagai salah komponen Populasi bisa berupa manusia, tumbuhan,
kebugaran jasmani perlu bagi setiap orang dari hewan, produk, bahkan dokumen”. Populasi
segala usia, agar mampu memenuhi tuntutan dalam penelitian ini adalah atlet persiapan
aktivitas geraknya. Kekuatan merupakan salah Porprov 2019 Cabang Olahraga Karate
satu unsur yang diperlukan dalam cabang Kabupaten Tuban dengan jumlah 7 atlet
olahraga Karate. 2. Sampel
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
disimpulkan bahwa kekuatan otot melakukan yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel
gerakan dengan tenaga yang maksimal. Kekuatan apabila kita bermaksud untuk
yang dibutuhkan dalam cabang olahraga karate menggeneralisasikan hasil penelitian sampel,
adalah kekutan otot lengan, karena pada saat yaitu mengangkat kesimpulan penelitian sebagai
pertandingan karate kekuatan otot lengan suatu yang berlaku bagi populasi. Namun
digunakan untuk memukul lawan secara maksimal. apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
Teknik memukul sasaran dengan keras merupakan diambil semua sehingga penelitiannya
salah satu komponen penilaian dalam pertandingan merupakan penelitian populasi (Arikunto,
Karate. Kekuatan otot lengan selain digunakan 2006:50).
untuk memukul lawan, juga dapat digunakan
untuk membanting lawan. Tanpa kekuatan otot Variabel dan Definisi Operasional
lengan yang kuat, atlet akan merasa kesulitan untuk 1. Variabel
melakukan teknik bantingan dalam pertandingan Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi
Karate. fisik atlet persiapan Porprov 2019 cabang
olahraga Karate Kabupaten Tuban.
METODE
2. Definisi Operasional
Jenis Penelitian
a. Kondisi Fisik
Berdasarkan latar belakang yang
Kondisi fisik adalah salah satu
dikemukakan, maka peneliti ingin mengetahui
komponen yang sangat penting untuk dapat
tingkat kecepatan, daya ledak otot tungkai, daya
mengembangkan teknik, taktik, dan strategi
tahan, dan kelentukan. Pada atlet persiapan
pada saat pertandingan
Porprov 2019 cabang olahraga Karate Kabupaten
b. Cabang olahraga Karate
Tuban. Dari masalah-masalah yang dirumuskan,
Cabang olahraga Karate adalah salah
jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian
satu jenis olahraga beladiri yang berasal dari
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode
negara Jepang. Olahraga tersebut
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena
merupakan jenis olahraga tangan kosong
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga
atau beladiri yang hanya menggunakan
sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
tangan dan kaki tanpa menggunakan
Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific
bantuan alat.
karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
c. Porprov 2019 Kabupaten Tuban
konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional,
Porprov 2019 Kabupaten Tuban adalah
dan sistematis. Metode ini disebut metode discovery,
bebrapa atlet yang memiliki preastasi yang
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
baik yang masuk dalam pemusatan latihan
dikembangkan berbagai iptek baru.
di suatu daerah yang mempunyai tujuan
untuk mewakili daerahnya dalam suatu
Sasaran Penelitian
perlombaan tertentu. Atlet yang terpilih
1. Populasi
kemudian dikumpulkan untuk melakukan
Menurut Eka dalam Sopiah “Populasi adalah
latihan khusus sesuai cabang olahraga. Atlet-
wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
atlet tersebut akan dipersiapkan untuk
atau obyek dengan kualitas dan karakteristik

5
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

mengikuti suatu pertandingan yang N = Jumlah total


dianggap penting, maupun internasional.

A. Teknik Pengumpulan Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pengumpulan data menggunakan teknik 1. Kecepatan
Tabel 4.1 Hasil Tes Sprint 30 meter Atlet
yang dianggap paling sesuai dengan yang
direncanakan oleh peneliti yaitu dengan karate Persiapan Porprov Kabupaten Tuban
pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data Jenis Hasil
No. Nama Kategori
adalah cara mengumpulkan data yang Kelamin (detik)
berhubungan dengan objek pebnelitian dengan 1. RZF Pria 4.3 cukup
sejumlah penelitian berupa analisis data dan 2. MRF Pria 4.1 Baik
pendekatan yang etis (Sewell, 2011). Adapun teknik 3. M H A F Pria 4.5 kurang
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah H
melakukan tes sebagai berikut : 4. DHD Pria 4.3 cukup
1. Kecepatan 5. KAB Pria 4.5 kurang
2. Daya Ledak otot Tungkai 6. FLB Pria 4.2 Baik
3. Kekuatan 7. C Q N V Wanita 5.0 kurang
a. Kekuatan otot perut AAM
b. Kekuatan otot lengan Jumlah 30.9
4. Daya tahan Rata-rata 4.414
5. Kelentukan Standar Deviasi 0.2968

B. Teknik Analisis Data 2. Daya Ledak Otot Tungkai


Teknik analisis data yang digunakan dalam Tabel 4.2 Hasil Tes Vertical Jump Atlet karate
penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif, karena Persiapan Porprov Kabupaten Tuban
menggambarkan keadaan kondisi fisik pada Atlet Rata-
Puncak
persiapan Porprov 2019 cabang olahraga Karate Jenis Hasil rata
No. Nama Kekuatan Kategori
Kelamin (cm) Daya
Kabupaten Tuban. Analisis Deskriptif yang (Watt)
(Watt)
digunakan adalah presentase, adapun rumusnya 1. RZF Pria 70 3368 6732 baik
2. MRF Pria 73 2997 5900 baik
adalah : sekali
1. Mean untuk menghitung rata-rata 3. M H Pria 64 2438 4920 baik
∑𝑥 AFH
X= 4. D H Pria 58 2174 4508 baik
𝑛
D
Keterangan :
5. KAB Pria 60 2455 5116 baik
X = Rata-rata 6. FLB Pria 63 2104 4180 baik
∑x = Jumlah Nilai C Q
N V
n = Jumlah Individu 7.
A A
Wanita 50 1321 2811 cukup

2. Standard deviasi M
Jumlah 438
∑𝑑²
SD = √ Rata-rata 62.57
𝑁 Standar Deviasi 7.656
Keterangan :
SD = Simpangan baku 3. Kekuatan Otot Perut
∑d² = Jumlah nilai x Tabel 4.3 Hasil Tes Sit Up Atlet karate
N = Jumlah subjek Persiapan Porprov Kabupaten Tuban
3. Prosentase Jenis
𝑛 No. Nama Jumlah Kategori
P = x 100 % Kelamin
𝑁
Keterangan : 1. RZF Pria 37 Baik
P = Prosentase Sekali
n = Jumlah frekuensi atau kasus 2. MRF Pria 37 Baik

6
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

Sekali D Sekali
3. M H A Pria 35 Baik 5. KAB Pria 18.5 47 Baik
FH Sekali Sekali
4. DHD Pria 30 Baik 6. FLB Pria 17.3 44 Baik
Sekali Sekali
5. KAB Pria 36 Baik 7. C Q Wanita 13.8 35 Baik
Sekali N V
6. FLB Pria 39 Baik A A
Sekali M
7. C Q N Wanita 29 Baik Jumlah 297
V A A Sekali Rata-rata 42.43
M Standar 5.593
Jumlah 243 Deviasi
Rata-rata 34.71
Standar 3.773 6. Daya Tahan
Deviasi Tabel 4.12 Hasil Tes MFT Atlet karate
Persiapan Porprov Kabupaten Tuban
4. Kekuatan Otot Lengan Denyut
Jenis
Tabel 4.4 Hasil Tes Push Up Atlet karate No. Nama Nadi Hasil Kategori
Kelamin
Persiapan Porprov Kabupaten Tuban Maksimal
Jenis 1. RZF Pria 194 52.56 baik
No. Nama Jumlah Kategori
Kelamin 2. MRF Pria 195 54.40 baik
1. RZF Pria 55 Baik Sekali 3. M H A Pria 192 51.54 baik
2. MRF Pria 55 Baik Sekali FH
3. MHAF Pria 49 Baik 4. DHD Pria 190 50.85 cukup
H 5. KAB Pria 195 50.24 cukup
4. DHD Pria 48 Baik 6. FLB Pria 191 55.57 baik
5. KAB Pria 53 Baik 7. C Q N V Wanita 190 46.52 baik
6. FLB Pria 55 Baik Sekali AAM
7. C Q N V Wanita 35 Baik Jumlah 361.68
AAM Rata-rata 51.6686
Jumlah 350 Standar 2.964
Rata-rata 50 Deviasi
Standar 7.234
Deviasi Pembahasan
Dalam meraih prestasi, seorang atlet
5. Kelentukan memerlukan kondisi fisik yang baik untuk
Tabel 4.5 Hasil Tes Sit and Reach Atlet karate meraih prestasi tersebut. Menurut Nazir (2011)
Persiapan Porprov Kabupaten Tuban “kondisi fisik adalah komponen-komponen yang
Jenis Hasil Hasil tidak dapat dipisahkan baik peningkatannya
No. Nama Kategori
Kelamin (inci) (cm) maupun pemeliharaannya”. Setiap cabang
1. RZF Pria 16.9 43 Baik olahraga memiliki komponen kondisi fisik yang
Sekali berbeda-beda. Pada cabang olahraga karate
2. MRF Pria 20.1 51 Baik komponen yang dibutuhkan adalah kecepatan,
Sekali daya ledak otot tungkai, kekuatan, daya tahan,
3. M H Pria 14.6 37 Baik dan kelentukan. Karate adalah cabang olahraga
AFH Sekali beladiri yang berasal dari Jepang. Menurut
4. D H Pria 15.8 40 Baik Goodman (1998:25) “Karate adalah sistem

7
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

pertahanan diri yang memanfaatkan Porprov Kabupaten tuban sudah baik, karena
keseluruhan tubuh manusia dengan cara dari hasil tes yang didapat para atlet banyak
bergerak dan berputar. Teknik bervariasi mulai yang mendapat kategori “baik” yaitu sebesar
dari meninju dengan kepalan tangan, siku, dan 72%.
juga menendang”. Berdasarkan dari hasil Apabila dilihat dari frekuensi tiap
penelitian tes yang dilakukan oleh peneliti dapat kategori atlet putera maupun puteri, terlihat
dijelaskan sebagai berikut : bahwa kemampuan daya ledak otottungkai
1. Kecepatan adalah di atas rata-rata.Menurut Ismaryati
Berdasarkan hasil penelitian yang (2006: 59) bahwa power menyangkut
didapatkan, untuk kecepatan dapat diketahui kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang
bahwa dari ke 7 atlet, hasil Sprint 30 meter dinamis dan eksplosif serta melibatkan
adalah 2 dalam kategori “baik”, 2 dalam pengeluaran kekuatan otot yang maksimal
kategori “cukup”, dan 3 dalam kategori dalam waktu yang secepatcepatnya.
“kurang”.Untuk presentase yang masuk Pengertian daya ledak biasanya mengacu
kategori “baik” sebesar 28%, kategori pada kemampuan seseorang dalam
“cukup” sebesar 29%, dan kategori “kurang” melakukan kekuatan maksimal dengan usaha
sebesar 43%. yang dikerahkan dalam waktu yang
Apabila dilihat dari frekuensi tiap sependek-pendeknya. Daya ledak sering
kategori atlet putera maupun puteri, terlihat disebut juga eksplosif power, atau muscular
bahwa kemampuan kecepatan mayoritas power. Menurut Sudarno (1992:37)
pada kategori di bawah rata-rata. Menurut Mengemukakan bahwa : “daya ledak adalah
Sukadiyanto (2010: 174) kecepatan adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok
kemampuan otot atau sekelompok otot untuk otot untuk mengatasi takanan beban dengan
menjawab rangsang dalam waktu cepat kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu
(sesingkat) mungkin. Latihan kecepatan gerakan yang utuh”.
dilakukan setelah atlet dilatih ketahanan dan Daya ledak otot tungkai memberikan
kekuatan. Kecepatan diperlukan dalam pengaruh yang cukup penting di karate.
karate karena karakteristik gerakan dalam Dengan adanya power tungkai bahwa pada
karate bersifat eksplosif, oleh karena itu saat pertandingan dan perwasitan kata
kecepatan yang baik diperlukan untuk kumite, disebutkan bahwa point yang
menghasilkan power yang baik pula, di mana dianggap sah adalah tendangan atau pukulan
power merupakan komponen biomotor yang mengenai sasaran yang diperbolehkan
gabungan dari kekuatan dan kecepatan. dengan cukup tenaga/power. Latihan power
Kecepatan memberikan pengaruh dalam tungkai dapatdilakukan dengan latihan
kumite, dengan Kecepatan yang baik, plyometric mampu dimanfaatkan dengan baik
karateka mampu mengatur jarak dan berani salah satunya lateral cone hop.
menabrak/ memotong serangan lawan, 3. Kekuatan Otot Perut
melakukan pukulan dan tendangan Berdasarkan hasil penelitian yang
mamupun melakukan gerakan dengan cepat. didapatkan, untuk kekuatan otot perut dapat
Latihan kecepatan perlu ditambahkan guna diketahui bahwa dari 7 atlet, hasil Sit Up
peningkatan kemampuan fisik tersebut. adalah 7 dalam kategori “baik sekali”.Seluruh
2. Daya Ledak Otot Tungkai atlet sudah mendapatkan hasil yang sangat
Berdasarkan hasil penelitian yang baik sekali. Dengan presentase 100 % dalam
didapatkan, untuk daya ledak otot tungkai kategori “baik sekali”.
dapat diketahui bahwa dari ke 6 atlet, hasil Apabila dilihat dari frekuensi tiap
Vertical Jump adalah 1 dalam kategori “baik kategori baik atlet putera maupun puteri,
sekali”, 5 dalam kategori “baik”, dan 1 dalam terlihat bahwa kemampuan kekuatan otot
kategori “cukup”. Sehingga untuk daya ledak perut mayoritas pada kategori baik
otot tungkai para atlet karate persiapan sekali.Secara umum kekuatan adalah

8
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

kemampuan otot atau sekelompok otot untuk bisa diketahui bahwa untuk kelentukan dari
mengatasi beban atau tahanan (Sukadiyanto, atlet karate persiapan Porprov Kabupaten
2010: 131). Menurut Lubis (2013:57) Kekuatan Tuban sangatlah baik, dikarenakan sebesar
didefinisikan sebagai kerja maksimal 83% atlet mendapatkan kategori “baik
(maximal force) atau torque (rotational force) sekali”.Apabila dilihat dari frekuensi tiap
yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok kategori baik atlet putera maupun puteri,
otot. terlihat bahwa kemampuan kelenturan
Selain otot lengan, kekuatan otot perut mayoritas pada kategori baik sekali. Menurut
dalam cabang olahraga karate juga sangat Subardjah (2012: 9) kelentukan adalah
diperlukan, karena otot perut merupakan kemampuan seseorang untuk dapat
pusat kekuatan tubuh, agar dapat melakukan melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-
teknik tendangan dan pukulan yang bagus. luasnya dalam persendian. Faktor utamanya
4. Kekuatan Otot Lengan yaitu bentuk persendian, elastisitas otot, dan
Berdasarkan hasil penelitian yang ligamen.
didapatkan, untuk kekuatan otot lengan Kelentukan tubuh diperlukan oleh atlet
dapat diketahui bahwa dari ke 6 atlet, hasil karate agar dapat melakukan gerakan secara
Push Up adalah 3 dalam kategori “baik optimal. Sebagai contoh, pada saat
sekali”, dan 4 dalam kategori “baik. Dari melakukan salah satu teknik tendangan
hasil tes tersebut diketahui bahwa untuk tes diperlukan kelenturan tubuh untuk dapat
Sit Up seluruh atlet mendapat hasil tes yang melakukan bentuk gerakan yang benar dan
sangat baik yaitu mendapatkan kategori tepat, sehingga gerakan yang dilakukan
“baik” dan “baik sekali”. sesuai dengan fungsi yang diharapkan
Apabila dilihat dari frekuensi tiap dengan adanya kelenturan di teknik-teknik
kategori baik atlet putera maupun puteri, karate, maka mampu dimanfaatkan dengan
terlihat bahwa kemampuan kekuatan otot baik.
lengan mayoritas pada kategori adalah 6. Daya Tahan
baik. Secara umum kekuatan adalah Berdasarkan hasil penelitian yang
kemampuan otot atau sekelompok otot untuk didapatkan, untuk daya tahan dapat
mengatasi beban atau tahanan (Sukadiyanto, diketahui bahwa dari ke 7 atlet, hasil MFT
2010: 131). Menurut Lubis (2013:57) Kekuatan adalah 5 dalam kategori “di atas rata-rata”,
didefinisikan sebagai kerja maksimal dan 2 dalam kategori “rata-rata”. Dari hasil
(maximal force) atau torque (rotational force) tersebut, bisa diketahui bahwa untuk daya
yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok tahan hanya dua orang yang mendapatkan
otot. kategori “rata-rata” dan lima atlet mendapat
Pada pertandingan karate atlet juga hasil “di atas rata-rata”, dan belum ada atlet
menggunakan pukulan untuk meakukan yang mendapat hasil kategori “luar
serangan. Kekuatan otot lengan juga sangat biasa”Apabila dilihat dari frekuensi tiap
berguna untuk melakukan bantingan. Tanpa kategori, terlihat bahwa kemampuan daya
kekuatan otot lengan yang kuat, atlet akan tahan mayoritas pada kategori di atas rata-
kesulitan untuk melakukan bantingan dalam rata. Mernurut Subardjah (2012: 1) daya
pertandingan karate. Sehingga atlet perlu tahan adalah kemampuan atlet untuk
untuk memiliki kekuatan otot lengan yang melakukan kerja dalam waktu yang relative
baik. lama. Sedangkan menurut Sukadiyanto
5. Kelentukan (2010: 87) pengertian ketahanan ditinjau dari
Berdasarkan hasil penelitian yang ketahanan otot adalah kemampuan kerja otot
didapatkan, untuk kelentukan dapat atau sekelompok otot dalam jangka waktu
diketahui bahwa dari ke 7 atlet, hasil Sit and yang tertentu, sedangkan pengertian
Reach adalah 6 dalam kategori “baik sekali”, 1 ketahanan dari sistem energi adalah
dalam kategori “baik”. Dari hasil tes tersebut

9
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam Kabupaten Tuban dalam tes kelentukan
jangka waktu tertentu. memiliki hasil yang sangat baik. Yang
Pada pelatihan atlet Karate Kabupaten memiliki hasil tertinggi adalah M R F dan
Tuban, Pelatih perlu memberikan yang terendah adalah M H A.
pengembangan pada fisik dan tetap menjaga 6. Daya Tahan
kondisi fisik para atletnya, sehingga pada Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
saat pertandingan atlet memiliki kondisi fisik atlet karate persiapan Porprov 2019
yang tetap prima. Kabupaten Tuban dalam tes daya tahan
memiliki hasil yang baik. Yang memiliki hasil
PENUTUP tertinggi adalah F L B dan yang terendah
Dalam bab ini, peneliti akan menyajikan adalah K A B.
kesimpulan dan saran-saran sesuai dari hasil B. Saran
penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
A. Simpulan
saran-saran yang dapat peneliti kemukakan
Setelah melakukan penelitian, maka
berkaitan dengan hasil penelitrian yang sudah
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ii dapat dijadikan referensi
1. Kecepatan
bagi pelatih Karate Porprov Tuban tentang
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
bagaimana penerapan jenis dan pola latihan
atlet karate persiapan Porprov 2019
fisik yang tepat agar dapat menjaga dan
Kabupaten Tuban dalam tes
meningkatkan kondisi fisik para atlet Karate
kecepatanmemiliki hasil yang cukup baik,
Porprov Kabupaten Tuban.
yang memiliki hasil tertinggi adalahMR F
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
dan terendah adalah K A B dan M. Hadaya
evaluasi bagi para pelatih tentang kondisi
A.
fisik para atlet karate Porprov Kabupaten
2. Daya Ledah Otot Tungkai
Tuban.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
3. Bagi para atlet agar dapat menjaga waktu
atlet karate persiapan Porprov 2019
istirahat dan pola makan, agar kondisi fisik
Kabupaten Tuban dalam tes daya ledak otot
para atlet dapat terjaga dengan maksimal.
tungkai memiliki hasil yang sangat baik.
yang memiliki hasil tertinggi adalah M R F,
dan yang terendah adalah D H D.
3. Kekuatan Otot Perut
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
atlet karate persiapan Porprov 2019
Kabupaten Tuban dalam tes kekuatan otot
perut, rata-rata mendapat hasil “baik sekali”.
Yang memiliki hasil tertinggi adalah F L B
dan yang terendah adalah D H D.
4. Kekuatan Otot Lengan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
atlet karate persiapan Porprov 2019
Kabupaten Tuban dalam tes kekuatan otot
lengan memiliki hasil yang sangat baik, yang
memiliki hasil tertinggi adalah M R F dan R Z
F dan yang terendah adalah D H D.
5. Kelentukan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
atlet karate persiapan Porprov 2019

10
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

Franchini, Emerson. Ouergi, Ibrahim, et all. 2015.


Physicological Characteristic of Karate Athletes
DAFTAR PUSTAKA and Karate-Spesific Tasks. Emersol Franchini,
Martial Arts and Combat Sports Research Group,
Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa School of Phisical Education and Sport,
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. University of Sao Paulo, Brazil,Av. Prof. Mello
Morais, 65 Sao Paulo (SP). Brazil
Amrulloh, Muhammad Yasyfi. 2014. PROFIL FISIK
ATLET KARATEDAERAH ISTIMEWA Franchini, Emerson; Ibrahim Ouergi, dan Helmi
YOGYAKARTA (Skripsi). Yogyakarta. Chaabene. 2015. Physical Determinant of Karate
Universitas Negeri Yogyakarta. (online) Kumite. (online)
http://eprints.uny.ac.id/14312/1/SKRIPSI% https://ww.esciencecentral.org/
20%20MUHAMMAD%20YASYFI%20AMRU ebooks/karate-kumite-how-to-optimize-
LLOH_NIM%2010602241044.pdf Diakses performance/physical-determinant-of-karate-
pada tanggal 7 Oktober 2018 pada jam 11.04 kumite.php. Diakses pada tanggal 9 Oktober
2018 pada jam 10.35
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian.
Jakarta : Rineka Cipta Gianino, Concetto. 2010. Physics of Karate. Kinematics
analysis of karate techniques by a digital movie
Balaban, Naomi E. dan James E. Bobick. 2014. Seri camera. Journal of Sports. (online) https://
Ilmu Pengetahuan Anatomi dan Fisiologi. blogs.otago.ac.nz/ouassa/files/2013/09/Phy
Jakarta : PT Indeks sicsofKarate.-
KinematicsAnalysisofTechniquesHSScience.p
Chananie, Jon. 1999. THE PHYSICS OF KARATE df Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018 pada
STRIKES. University of Virginia, Charlottesville, jam 10.11
VA 22903 (online)
http://ebooks4free.50webs.com/karate.pdf Goodman, Fay. (1998). The Ultimate Book Of
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018 pada Martial Art. USA: Lorenz Books
jam 13.10
Gunawan, Gugun A. (2007) Beladiri. Yogyakarta:
Cooper, H Cenneth. 1997. Faith-Based Fitnes. (online) Insan Madani
https://www.amazon.com/gp/product/078
5271376/ref=dbs_a_def_rwt_bibl_vppi_i0 Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung :
Diakses pada tanggal 9 Oktober 2018 pada Senerai Pustaka
jam 10.11
Hilman, Mohammad. 2016. Profil Kondisi Fisik
E, Franchini. 2012. Physicological Characteristic of Pemain Sepakbola Perkumpulan Sepakbola
Karate Athletes and Karate-Spesific. (online) Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. UNY
http://www.esciencecentral.org/ebooks/kar (online) diakses pada tanggal 19 November
ate-kumite-how-to-optimize- 2018 pada jam 15.32
performance/physiological-characteristics-of- https://eprints.uny.ac.id/39000/1/Skripsi%2
karate-athletes.pdf. Diakses pada tanggal 9 0Muhammad%20Hilman%2012601244105.pdf
Oktober 2018 pada jam 10.44
Ilham, Martin. 2017. Tingkat Kondisi Fisik Atlet
Eka dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Karate Surabaya Kelas Kumite. Surabaya.
Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Universitas Negeri Surabaya
Yogyakarta : CV Andi Offset
Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga.
Fitnes, Make Over. 2018. How to conduct the sit and Jateng: Sebelas Maret University Press.
reach test. (online)
Komarudin. 2013. Psikologi Olahraga. Bandung : PT
http://www.makeoverfitness.com/flexibility
REMAJA ROSDAKARYA
-test/6212-how-to-conduct-the-sit-and-reach-
test Diakses pada tanggal 9 Oktober pada jam
Lubis, Johansyah. (2013). Latihan Kekuatan untuk
10.13
Atlet Muda. Jurnal. Jakarta: Bidang Sport &
Penerapan Iptek Olahraga KONI Pusat.

11
Profil Kondisi Fisik Atlet Karate Persiapan Porprov
Kabupaten Tuban Tahun 2019

Mac, Brian. 2018. 30m Acceleration Test. (online) tuas/ diakses pada tanggal 22 November 2018
https://www.brianmac.co.uk/30accel.htm pada jam 11.25
Diakses pada tanggal 28 Maret 2019 pada jam
16.00 Ouergi, Ibrahim. Emerson, et all. 2015. Physical
Determinant of Karate Kumite. Ibrahim Ouergi,
Mac, Brian. 2018. Multi-Stage Fitness Test. Higher Institute of Sport and Physical Education
(online)https://www.brianmac.co.uk of Kef, University of Jendouba, Tunisia
/beep.htm diakses pada 08 Oktober 2018
pada jam 15.15 Percio, Del, dkk. 2009. Effects of tiredness on vismo-
spatial attention precesses in elite karate athletes.
Mac, Brian. 2018. Press Up Test. (online) (online)
https://www.brianmac.co.uk/ www.architalbiol.org/index.php/aib/article
pressuptst.htm diakses pada tanggal 19 / viewFile/756/841. Diakses pada tanggal 8
November 2018 pada jam 15.40 Oktober 2018 pada jam 13.42

Mac, Brian. 2018. Sargent Jump Test or Vertical Jump Prayitno, Kwatt. 2007. Karate Kata. Jombang :
Test. (online)https://www.brianmac.co.uk/ Kmedia
sgtjump.htm diakses pada tanggal 19
November 2018 pada jam 16.15 Rumini, Sri. (1997). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: FIP – IKIP Yogyakarta.
Mac, Brian. 2018. Sit & Reach Test. (online)
https://www.brianmac.co.uk/ sitreach.htm Sajoto, Muhammad. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik
diakses pada tanggal 19 November 2018 pada Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud
jam 15. 59
Siregar,J Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk
Mac, Brian. 2018. Sit Ups Tes. (online) Penelitian Kuantitatif, PT Bumi Aksara.
https://www.brianmac.co.uk/situptst.htm
diakses pada 08 Oktober 2018 pada jam 15.00 Subardjah, Herman. 2012. Latihan Kondisi Fisik.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
M. Alesi dkk. 2014. Motor and Cognitive development :
the role of karate (online) Sudarno SP, 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani.
http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articl Depdikbud.
es/TMC4187589/ Diakses pada 08 Oktober
2018 pada jam 13.38 Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori dan Metodologi
Melatih Fisik. Bandung : CV Lebak Agung
Nazir, M. 2011. Kondisi Fisik Dasar. Bogor Ghalia
Indonesia Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Editor
Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Monica Ester. Jakarta. EGC
Indonesia
Tim Fisiologi Manusia. Petunjuk Praktikum
Neufeld, Victoria (ed). 1996 . Webster New World of Fisiologi Manusia. Yogyakarta: FIK UNY
Dictionary. New York : Mac Millan USA
Yulivan, Ivan. 2012. The Way of Karate-Do 20 Sikap
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Mental Karateka Sejati. Depok : Mudra
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan


Jasmani (Bersatu Membangun Manusia yang
Sehat Jasmani dan Rohani). Surabaya : Unesa
University Press

Oktaviasriwa. 2013. Kerja Otot Bisep dan Trisep =


Prinsip Tuas?. (online)
https://octaviasriwa.wordpress.com/2013/0
4/23/kerja-otot-bisep-dan-trisep-prinsip-

12

Anda mungkin juga menyukai