Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL INOVASI KAPAL CEPAT BERBASIS ROBOTIKA

“SISKAL 14”
SHIP PROTOTYPE COMPETITION ESFEST
UNIVERSITAS PATTIMURA

NAMA TIM :

Ketua : Ode M Z Kaimuddin NIM: 201470021, angkatan 2014


Anggota : Rusdy Rumeon NIM: 201470023, angkatan 2014
Alfian Rumagia NIM: 201470014, angkatan 2014

UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : KM. SISKAL 14
2. Bidang Kegiatan : SPC ESFEST UNPATTI 2020
3. Ketua Pelakasana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ode M Z Kaimuddin
b. NIM : 201470004
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Universitas : Pattimura
e. Alamat rumah dan No.HP : Kampung Kolam, Hative Kecil RT 03 RW
RW 06
HP: 082197869392
f. Alamat email : odekaimuddin22@gmail.com
4. Anggota pelaksana kegiatan : 2 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Latuhorte Wattimury, MT
b. NIDN : 0010096504
c. Alamat Rumah dan No.HP : Jln. Tabeajow, Palamas Karpan
HP: 0813 4325 4445

Ambon, 11 Januari 2019

Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Pelaksana Kegiatan
Universitas Pattimura

Ode M Z Kaimuddin
Dr. Ir. Wolter R. Hetharia, M.App.Sc
NIM. 20147021
NIP. 196208131989031003

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping


dan Alumni Universitas Pattimura

Dr. J. Madubun, M.Si Ir. Latuhorte Wattimury, MT


NIP. 196605051991031002 NIDN. 0010096504

2
RINGKASAN
Parameter utama yang terpenting pada kapal passenger ship adalah
kecepatan kapal tersebut. Hal itu dikarenakan, perlunya pertolongan cepat saat
terjadi peristiwa kecelakaan di laut tanpa menggangu kenyamanan awak
penumpang didalamnya. Oleh karena itu, diperlukannya terobosan – terobosan baru
untuk menjaga performa kecepatan kapal tersebut. Salah satu upaya untuk menjaga
performa kecepatan kapal yaitu mendesain sebuah kapal dengan bentuk lambung V
serta fin stabilizer yang terpasang di area bawah lambung kapal dan skeg pada lunas
kapal. Untuk posisi fins, diatur dengan posisi sudut tertentu tanpa menggunakan
control otomatis (pengaturan sudut fin secara manual). Fin stabilizer berfungsi
untuk menjaga terjadinya trim buritan yang terlalu besar pada saat kapal beroperasi
dengan kecepatan tinggi, selain itu menjaga terjadinya gerakan picthing atau
gerakan lengkungan kapal yang di akibatkan tekanan kebawah (stabilitas
membujur) pada waktu kapal melaju dengan kecepatan tinggi dan mencegah
terjadinya gerakan rolling. Sedangkan skeg adalah salah satu bentuk modifikasi
yang diberikan pada bagian buritan kapal yang bertujuan untuk menjaga lintasan
pada saat kapal bergerak dan membantu fluida mengalir lebih smoth melewati hull
dan propeller aft. Kapal jenis penumpang ini dirancang dengan sistem kendali jauh
(Electric Remote Control / ERC) dimana menggunakan baterai sebagai sumber
tenaga penggerak dengan bantuan pengendali gerak berupa Remote Control (RC).

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dimana 2/3 wilayahnya adalah wilayah
perairan dan 1/3 wilayahnya adalah wilayah daratan. Adanya perbandingan luas
wilayah laut dan wilayah daratan di Indonesia akan berdampak positif terhadap
potensi sumber daya manusia untuk mengembangkan dan memanfaatkan inovasi
teknologi berwawasan kemaritiman. Salah satu inovasinya adalah mendesain kapal
penumpang. Inovasi baru dalam mendesain kapal penumpang ini sangat penting ,
terlebih adanya kecelakaan pelayaran di laut terutama apabila cuaca sedang buruk
atau saat terjadi peristiwa MOB atau Man Overboard (orang yang terjatuh diatas
kapal dan terapung di laut) yang membutuhkan kesigapan yang cepat agar korban
dapat segera terselamatkan. Oleh karena itu, kami mendesain sebuah kapal
penumpang tanpa awak yang dapat melintasi permukaan air , melaju dengan cepat
serta bermanuever dengan baik tanpa menggangu kenyamanan awak penumpang
didalamnya. Salah satu upaya dalam menjaga performa kecepatan kapal
penumpang dengan maneuver yang baik yaitu mendesain sebuah kapal dengan
bentuk lambung V serta fins yang terpasang di area bawah lambung kapal dan skeg
pada lunas kapal.
Pada posisi fin stabilizer, diatur dengan posisi sudut tertentu tanpa
menggunakan control otomatis (pengaturan sudut fin secara manual). Fin stabilizer
berfungsi untuk menjaga terjadinya trim buritan yang terlalu besar pada saat kapal
beroperasi dengan kecepatan tinggi, selain itu menjaga terjadinya gerakan picthing
atau gerakan lengkungan kapal yang di akibatkan tekanan kebawah (stabilitas
membujur) pada waktu kapal melaju dengan kecepatan tinggi dan mencegah
terjadinya gerakan rolling. Sedangkan skeg adalah salah satu bentuk modifikasi
yang diberikan pada bagian buritan kapal yang bertujuan untuk menjaga lintasan
pada saat kapal bergerak dan membantu fluida mengalir lebih smoth melewati hull
dan propeller aft. Kapal jenis penumpang ini dirancang dengan sistem kendali jauh
(Electric Remote Control / ERC) dimana menggunakan baterai sebagai sumber
tenaga penggerak dengan bantuan pengendali gerak berupa Remote Control (RC).

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas maka permasalahan yang dapat diambil yaitu
Bagaimana mendapatkan kapal penumpang yang dapat menjaga kenyamanan awak
penumpang saat berlayar dengan ketentuan penambahan fins dan skeg pada kapal
tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sebuah model kapal penumpang
yang dapat menjaga kenyamanan awak penumpang dengan mendapatkan bentuk
fins serta skeg yang mampu menjaga performa kapal pada waktu kapal
berkecepatan tinggi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian adalah kapal penumpang
mampu menjaga performa kapal pada waktu kapal berkecepatan tinggi tanpa
menggagu kenyamanan awak penumpang di dalamnya.

5
BAB II
MATERI INTI
A. Definisi Kapal
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut maupun di
sungai seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal yang cukup besar
biasanya menyediakan perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris,
dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil.
Kapal penumpang adalah kapal yang digunakan untuk mengankut penumpang.
Untuk meningkatkan efisiensi atau melayani keperluan yang lebih luas kapal
penumpang dapat berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk perjalanan pendek terjadwal
dalam bentuk kapal feri.
Di Indonesia perusahaan yang mengoperasikan kapal penumpang adalah PT.
Pelayaran nasional Indonesia yang dikenal sebagai PT. PELNI, sedang kapal Ro-
Ro penumpang dan kendaraan dioperasikan oleh PT. ASDP , PT. Dharma Lautan
Utama, PT. Jembatan Madura dan berbagai perusahaan pelayaran lainnya.
B. Bagian – Bagian Ruang Pada Kapal
Menurut deparment menyebutkan bahwa kapal umumnya memiliki bagian –
bagian ruangan sesuai dengan fungsinya. Bagian – bagian ruangan tersebut terdiri
dari :
1. Kamar Penumpang
Kamar penumpang harus memiliki pencahayaan dan fentilasi yang cukup,
serta kebersihan kamar yang terjaga. Bila fentilasi secara alam tidak cukup,
dapat dipakai secara mekanis. Bila pencahayaan kurang, tidak
diperbolehkan menggunakan lilin ataupun lampu minyak karena dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
2. Toilet
Toilet harus disesuaikan dengan jumlah penumpang, toilet sebaiknya selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berbau. Pembuangan air limbah harus selalu
lancer, dapat dibersihkan dengan lisol atau kreolin 5% dalam larutan air.
3. Dapur
Pada ruangan dapur tersebut harus selalu bersih. Lantai, dinding dan langit
– langit sebaliknya berwarna terang. Pipa – pipa di langit-langit harus tidak

6
berdebu atau bocor. Fentilasi cukup, ruangan tidak gerah dan tidak berbau.
Sebaliknya penerangan berlebih agr kotoran yang mungkin ada akan segera
kelihatan. Tempat sampah harus tertutup dan tidak menarik bagi serangga
dan tikus. Perabot – perabot harus selalu bersih sebelum dipakai dan
disimpan ditempat yang terlindungi dari debu, tikus, serangga, serta
pencemaran lainnya. Alat – alat makan dan minum harus di disinfeksi
dengan cara merendam dalam air mendidih selama lebih dari ½ menit.
4. Tempat penyimpanan bahnan makanan.
Tempat penyimpanan bahan makanan yang tidak membusuk harus lebih
bersih yaitu pencahayaan dan fentilasi yang cukup. Barang-barang harus
diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi sarang serangga dan
tikus,temperatur 10 derajat celcius-15 derajat celcius.
5. Penjamah makanan(food heandlers).
Cara kerja penjamah makanan harus hijenis. Personal hijenis para penjamah
makanan harus diperhatikan,antara lain kebersihan
pakaian,rambut,muka,tangan dan kuku,dan yang tidak kalah pentingnya
adalah tidak ada penyakit seperti infeksi mulut atau hidung,bisul,penyakit
kulit,luka-luka. Bila terdapat carier colera,hepatitis dan tifus mutlak
dilarang bekerja sebagai panjamah makanan.
C. Jenis-jenis kapal penumpang.
1. Kapal Catamaran
Catamaran berasal dari bahasa India Tamil “Kattumaram” yang bermaksud
multi lambung yang berarti kapal yang mempunyai dua lambung. Jenis
catamaran bisa digunakan untuk fast ferry ataupunNyiroro. Catamaran
sudah dikenal oleh orang-orang polinesia sejak pada jaman dahulu kala. Ke
stabilan-nya yang sangat tangguh membuat para designer dan pembangun
kapal banyak yang melirik untuk membuat jenis kapal ini. Sampai saat ini
jenis kapal ini banyak digunakan untuk kapal-kapal penumpang, perahu-
perahu layar, bahkan beberapa perahu-perahu nelayan. Keuntungan lain
catamaran selain stabil adalah kapal jenis ini memiliki badan yang sangat
lebar karena jembatan (Bridge) antara satu lambung dengan lambung yang
lainnya digunakan sebagai tempat muatan. Pada kapal Roro, muatan mobil

7
dan penumpang akan lebih banyak dibanding dengan kapal berjenis lain
dengan kapasitas yang sama. 4. Katamaran Katamaran biasanya
dihubungkan dengan feri kecepatan tinggi. Jalur stena mengoperasikan
katamaran terbesar di dunia, kelas Jet stena HSS, antara Kerajaan Bersatu
dan Irlandia. Kendaraan jet air dapat menampung 375 kendaraan
penumpang dan 1.500 penumpang. Contoh Feri Britani Normandie Express,
dan Normandie Vitesse.
D. Keunggulan kapal yang akan didesain dan dirancang :
a. Fin stabilizer
Fin stabilizer merupakan peralatan roll damping system yang di pasang pada
lambung kapal kanan dan kiri bagian bawah menurut Joko Susilo, Agoes Santoso,
Tony Bambang Musyiradi dalam Jurnal Teknik Pomits Vol. 3, No 2, ( 2013 ).
Sepasang fin stabilizer juga berfungsi untuk menjaga terjadinya trim buritan yang
terlalu besar pada saat kapal beroperasi dengan kecepatan tinggi, selain itu menjaga
terjadinya gerakan picthing atau gerakan lengkungan kapal yang di akibatkan
tekanan kebawah (stabilitas membujur) pada waktu kapal melaju dengan kecepatan
tinggi dan mencegah terjadinya gerakan rolling.
b. Skeg
Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pada bagian buritan kapal
yang bertujuan untuk menjaga lintasan pada saat kapal bergerak dan membantu
fluida mengalir lebih smoth melewati hull dan propeller aft.
A. Spesifikasi kapal desain
Ukuran pokok kapal yang di buat model adalah sebagai berikut :
• Panjang LOA : 65 cm
• Panjang LWL : 55,2 cm
• Panjang LBP : 52,8 cm
• Lebar kapal B : 24 cm
• Tinggi geladak H : 15 cm
• Tinggi sarat T : 1,8 cm

8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Ada beberapa tahapan pelaksanaan yang dilakukan pada perancangan kapal ini ,
yaitu :
A. Studi Literatur
Pengumpulan data yang meliputi ukuran utama pada kapal penumpang.
Dalam perancangan kapal ini menggunakan fin stabilizer dan skeg.

B. Penggambaran dan Desain Model


Permodelan kapal didapatkan dari desain gambar pada software autocad
(2D) dan software rhinoceros (3D) dengan melihat ketentuan ukuran utama
model kapal penumpang yang akan kami buat.

C. Tes Pengujian
Dalam hal ini tes pengujian dilakukan untuk mengetahui kekurangan –
kekurangan pada prototype kapal yang dirancang agar dapat di perbaiki
sebelum diikut sertakan perlombaan.

9
D. Diagram alur pelaksanaan

Mulai

Studi Literatur &


Pengumpulan Data

Pembuatan Model
Kapal

Perencanaan fins stabilizer dan skeg

Uji Coba

Ya
Analisa dan
Tidak
Pembahasan hasil

Kesimpulan

Selesai

10
Daftar Pustaka
1. Joko Susilo, Agoes Santoso, Tony Bambang Musyiradi dalam Jurnal Teknik
Pomits Vol. 3, No 2, ( 2013 ) dengan judul Simulasi Penggunaan Fin Undership
Terhadap Tahanan dan Gaya Dorong Kapal dengan Metode Analisa CFD.
2. Nurhadi, A.A Masroeri dan Baharudin Ali pada Studi Pengembangan Skeg
Terkontrol Untuk Meningkatkan Kinerja Maneuverability Pada Kapal Cepat.
3. Ali, Mochammad, 2015. “ Studi Kelayakan Pemanfaatan Skeg Aktif Sebagai
Anti Rolling Pada Kapal Cepat Dengan Uji Model”. Laporan Tugas Akhir, ITS.
Surabaya.

11
LAMPIRAN
PROSES PEMBUATAN & DOKUMENTASI
MODEL PROTOTYPE KAPAL
1. Gambar Lines Plan 2D (autocad)

2. Gambar Model 3D menggunakan Aplikasi Rhimoceros

3.

12
13
LAMPIRAN
PROSES PEMBUATAN & DOKUMENTASI
MODEL PROTOTYPE KAPAL
Alat dan Bahan :
• Tripleks sebagai bahan dasar kapal
• Cuttersebagai pemotong tripleks
• Pensil sebagai penanda garis
• Kertas gosok / amplas untuk menghaluskan permukaan badan kapal
• Lem untuk merekat bahan tripleks
• Mirror glaze untuk anti lengket pada badan kapal
• Resin untuk cairan perekat pada badan kapal
• Talk (berupa tepung putih)untuk mengeraskan fiberglass menjadi keras
namun lentur.
• Mat (anyaman kain halus) untuk bahan dasar campuran dalam badan
kapal

I. PENETAPAN RENCANA GARIS


1. Cari rencana garis dari model kapal yang akan di buat
2. Perbesar gambar rencana garis dengan skala gambar 1:100 didapat dari
LOA kapal : LOA model

II. PEMBUATAN MODEL DASAR KAPAL


1. Letakkan rencana garis di atas tripleks (penandaan/Marking)
2. Potong tripleks sesuai dengan ukuran gading dari body plan per tiap gading.
3. Potong garis sheer plan pada bagian terluar garis air di tripleks
4. Buatlah lubang di sheer plan pada bagian tiap gading yang akan di masuki
di lubang tersebut
5. Selanjutnya potongan dari sheer plan dan body plan disambungkan
(Assembling)
6. Setelah kerangka badan kapal telah selesai di buat, tutuplah dengan kayu
pada semua bagian geladak dan bodi kapal dengan menggunakan lem dan

14
tripleks serta cutter. Pada saat penutupan badan kapal, jangan menyisakan
lubang - lubang kecil pada badan kapal. (lihat pada gambar 4).
7. Hasilnya dari penutupan badan kapal dengan menggunakan triplek.
8. Setelah badan kapal telah tertutup rapat, rapikan badan kapal dengan kertas
amplas agar permukaan badan kapal terlihat bagus dan rapi
9. Setelah itu dempul badan kapal menggunakan plamir tembok. Setelah
dempul, biarkan hasil dempul di keringkan.
10. Setelah itu rapikan kembali badan kapal dengan kertas amplas. Buat badan
kapal sehalus mungkin agar pada proses pencetakan badan kapal dapat
tercetak dengan baik.

III. PEMBUATAN CETAKAN (MAL) KAPAL


1. Pengolesan Mirror Glass / Wax pada benda kerja atau kapal yang telah di
buatkan pada proses pengolesan digunakan spons agar didapatkan hasil
yang merata dan baik pada seluruh lambung kapal ( bagian yang akan
digunakan untuk mencetak ). Diamkan hingga 10 – 15 menit hingga Mirror
Glass / Wax mengering
2. Setelah itu lakukan proses percetakan dengan menggunakan kain Mat
sebagai pelapis, resin dan katalis sebagai cairan pengeras. Lakukan proses
pelapisan berkisar antara 1 / 2 lapisan sebagai mal untuk melakukan proses
percetakan nanti. Kemudian biarkan hingga mengering.
3. Ketika hasil cetakan kapal telah mengering perlu dilakukan proses
pelepasan atau melepaskan hasil pembuatan kapal yang sebagai mal
pertama ( cetakan dari Triplek ) pada proses ini perlu dilakukan dengan hati-
hati sehingga hasil cetakan dan mal pertama jangan sampai rusak.
4. Jika sudah di pisahkan / lepasakan maka hasil cetakan perlu di lakukan
pencucian hal ini bertujuan untuk melepaskan Mirror Glass / Wax dari hasil
cetakan. Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan sabun dangdut.
Setelah di cuci biarkan hingga hasil cetakan mengering.
5. Jika hasil cetakan telah mengering sambungkan / hubungkan bagian-bagian
kapal, antara kiri dan kanan menjadi satu seperti pada proses awal
percetakan.

15
6. Jika kedua bagian lambung kapal telah digabungkan hingga menjadi 1 buah
lambung kapal poleskan Mirror Glass / Wax kembali ke dalam bagian
bentuk lambung kapal.
7. Stelah melakukan proses pengolesan Mirror Glass / Wax maka poleskan
kembali gelcoat yang telah dicampurkan dengan aerosil yang berwarna
kuning untuk memperoleh hasil yang berwarna kuning pada campuran
gelcoat, dan biarkan selama beberapa menit hingga hamper mengering.
8. Jika sudah sampai pada tahap dimana campuran gelcoat sudah hampir
mengering perlu untuk langsung dilakukan proses percetakan dengan
menggunakan kain mat, cairan resin dan katalis sebagai pengering dalam
proses pelapisan perlu diperhatikan berapakah lapisan Mat yang diperlukan.
Pada kapal yang kami gunakan digunakan dua lapisan kain Mat. Setelah
melakukan proses percetakan birakan hingga hasilnya mengering.
9. Jika sudah kering perlu dilakukan proses penggerindaan untuk mendapatkan
bentuk atas lambung kapal atau geladak kapal.
10. Setelah melakukan proses penggerindaan maka dilakukan proses
melepasakan hasil lambung kapal dari mall bentuk lambung kapal tadi.
11. Dari hasil cetakan terdapat bahagian sambungan kapal yang kurang baik
sehingga dilakukan proses pendumpulan kembali untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik

IV. PEMBUATAN MODEL ASLI KAPAL


1. Oleskan mirror glasz pada bagian dalam mal. Seluruh badan dalam mal
harus dilapisi krim mirror glasz secara merata. Tunggu hingga mirror glaze
mengering.
2. Jika mirror glaze telah mengering, buat dan masukkan bahan campuran dari
resin, talak dan katalis ke dalam bagian dalam mal. Taburi secara merata.
Campuran bahan buat seperti campuran bahan pembuatan mal kapal. Tetapi
sekarang di tambahkan pewarna. Tunggu hingga bahan campuran
mongering.
3. Pada bagian ini, lapisi badan dalam modeldengan mat sambil mengoles
bahan campuran resin, talak dan katalis pada mat hingga mat tertempel

16
dengan baik pada badan dalam mal. Semua badan dalammal kapal harus
tertutup rapat dengan mat. Tunggu hingga mat mengering.
4. Cabut model kapal dari dalam mal.
5. Setelah itu tutup geladak kapal dengan triplek.
6. Rapikan dan haluskan bagian geladak kapal dengan kertas amplas
7. Kemudian hitunglah garis tinggi sarat model.

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai