Anda di halaman 1dari 19

KASUS KORUPSI YANG TERJADI DI INDONESIA

DALAM 5 TAHUN TERAKHIR

Laporan Proyek Statistika dan Probabilitas

Oleh:
MUHAMMAD AZRUL ARDIANSYAH - 0110120185

AFIFAH DESTRI YANTI - 0110120175

NURASRI FEBRIYANTI - 0110120144

Bunga Febria Dona – 0110120106

Moch Fikri Ramadhan – 0110120014

Muhammad Nur Rizqi Saputra – 0110120025

Rossalina Putri - 0110120028

SISTEM INFORMASI II

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TERPADU NURUL FIKRI

DEPOK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,
canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.
Korupsi merupakan salah satu jenis kejahatan yang semakin sulit dijangkau
oleh aturan hukum pidana, karena perbuatan korupsi bermuka majemuk yang
memerlukan kemampuan berpikir aparat pemeriksaan dan penegakan hukum disertai
pola perbuatan yang sedemikian rapi.
Terjadinya tindakan korupsi disebabkan oleh adanya penyalahgunaan
kekuasaan, kewenangan, atau abuse of power dalam skala besar. Hal ini bisa dilihat di
DPR, kepala daerah, dan departemen. Bahkan yang lebih ironis lagi, lembaga
kejaksaan tinggi dan mahkamah konstitusi (MK) juga ikut-ikutan terjangkit virus
korupsi yang telah mendarah daging ini. Penindakan untuk kasus korupsi sekarang ini
belum cukup dan belum mencapai sasaran upaya peberantasan korupsi dan perlu
ditambah dengan berbagai upaya di bidang pencegahan dan pendidikan agar
mendukung jalannya fungsi lembaga KPK.
KPK itu sendiri adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugansya
dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun
(Pasal 3 Undang-Undang KPK) dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil
guna terhadap 4 upaya pemberantasan korupsi (Pasal 4 Undang-Undang KPK).
Keberadaan komisi seperti itu sangat dibutuhkan mengingat sifat dan akibat korupsi
yang begitu besar , menggerogoti kekayaan negara dan sumber ekonomi rakyat,
sehingga dapat dipandang sebagai pelanggaran HAM, yakni hak-hak sosial ekonomi
rakyat. Oleh karenanya masyarakat mendambakan KPK sebagai lembaga yang
menjadi harapan bangsa Indonesia yang muncul ditengah-tengah lembaga penegakan
hukum yang ada seiring dengan krisis kepercayaan masyarakat terhadap hukum itu
sendiri.
Harapannya dengan segala wewenang dan kekuasaan yang diberikan oleh
Undang Undang, KPK harus bisa bekerja lebih cepat, tuntas, efisien, dan bebas dari
segala campur tangan pemegang kekuasaan karena KPK memegang amanah rakyat
untuk memberantas korupsi. Pada waktunya, kekuasaan yang dipegang KPK akan
dikembalikan kepada rakyat sesuai masa kerjanya dan dipertanggungjawabkan
hasilnya.

1.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimana statistik dari data kasus korupsi di Indonesia dalam 5 tahun
terakhir?
2. Bagaimana solusi dan pencegah terhadap kasus korupsi di Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Mengetahui informasi terkait data statistik kasus korupsi di Indonesia dalam 5
tahun terakhir.
2. Mengetahui solusi dan pencegah terhadap kasus korupsi di Indonesia.

1.4. Pembatasan Masalah


Laporan ini membahas terkait kasus korupsi di Indonesia dari tahun 2015-
2019 dengan responden di sekitar daerah jabodetabek.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. DISTRIBUSI FREKUENSI


Distribusi Frekuensi adalah data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih
berupa data acak yang dapat dibuat menjadi data yang berkelompok yaitu data yang telah
disusun kedalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut
distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut
kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001).
Menurut pernyataan dari Hasan (2009), adapun beberapa bagian dari distribusi frekuensi,
diantaranya yaitu:

1. Kelas – Kelas
Kelas merupakan kelompok nilai data.

2. Batas Kelas
Batas kelas merupakan berbagai nilai yang membatasi kelas antara
satu kelas dengan kelas yang lainnya.
Terdapat dua batas kelas, antara lain:

● Batas bawah kelas ada pada sebelah kiri deretan kelas.


● Batas atas kelas ada pada sebelah kanan deretan kelas.

3. Tepi Kelas

Tepi kelas merupakan batas kelas yang tidak mempunyai lubang atau wadah
untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lainnya.
Tepi kelas berfungsi pada saat pembuatan histogram. Apabila pada ujung atas interval
kelas pertama ditambah dengan ujung bawah interval kedua serta kemudian dikalikan
setengah, maka hasil itu disebut sebagai tepi kelas.
Atau pada saat ujung bawah interval kelas dikurangi dengan 0,5 atau 0,05
bahkan 0,005 tergantung ketelitian data yang dibuat oleh si peneliti serta pada ujung
kelas atas ditambah dengan 0,5 atau 0,05 atau 0,005 maka nilai tersebut disebut
sebagai batas kelas.

4. Titik Tengah Kelas


Adalah nilai data yang berada ditengah – tengah kelas.
Titik tengah kelas = ½(batas atas kelas + batas bawah kelas)

5. Interval
Adalah selang yang memisahkan antara kelas yang satu dengan kelas yang
lainnya.

6. Panjang interval kelas


Merupakan jarak antara tepi atas kelas dengan tepi bawah kelas.

7. Frekuensi Kelas
Merupakan banyaknya data yang masuk ke dalam kelas tertentu.

Jenis Distribusi frekuensi yang digunakan dalam analisis penelitian kami adalah
dengan menggunakan Jenis Distribusi Frekuensi Biasa, karena sesuai definisinya yaitu
distribusi frekuensi yang hanya berisikan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data atau
kelas.
Grafik yang kelompok kami gunakan adalah Histogram dan Diagram frekuensi karena
dua grafik yang sering digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi. 

● Histogram adalah sajian table distribusi frekuensi dengan menggunakan gambar


berbentuk persegi panjang yang saling berhimpit. 

Contoh histogram
● Diagram Pie adalah penyajian data statistik dengan memakai gambar yang berbentuk
lingkaran tersebut dibagi dalam beberapa bagian yang menyatakan nilai dengan
bentuk persen.

Contoh Diagram Pie

2.2 UKURAN PEMUSATAN & PENYEBARAN

Ukuran pemusatan adalah beberapa ukuran yang menyatakan dimana distribusi data
tersebut terpusat .Ukuran pemusatan berupa nilai tunggal yang bisa mewakili suatu kumpulan
data dan karakteristiknya (menunjukkan pusat dari nilai data) berbagai cara dalam ukuran
pemusatan diantaranya : 

● Mean adalah perhitungan jumlah nilai data dibagi dengan banyaknya observasi atau
banyaknya individu. Nama lain dari mean adalah rata-rata. Oleh sebab itu, pengertian
lain dari mean adalah nilai tengah atau rata-rata dari suatu gugus data pengamatan.

Rumus:

  

● Median adalah nilai tengah dari data yang sudah diurutkan dan disusun secara teratur
berdasarkan besar kecilnya data. Oleh sebab itu, perhitungan median dilakukan
setelah Anda menyusun data mulai dari yang terkecil hingga terbesar, kemudian
barulah ditentukan nilai tengahnya.
Rumus:

● Modus adalah nilai yang sering muncul. Maksudnya adalah dalam kumpulan data,
nilai dengan frekuensi terbanyak disebut dengan modus. Ukuran modus digunakan
untuk mengetahui tingkat seringnya terjadi dalam suatu peristiwa.

Sedangkan ukuran penyebarannya adalah Suatu ukuran baik parameter atau statistika
untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data. Melalui ukuran penyebaran dapat
diketahui seberapa jauh data-data menyebar dari titik pemusatannya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alur Penelitian dan Penjelasan

Diagram Penelitian
Berikut ini adalah diagram
penelitian untuk memahami
alur/laju penelitian.
Penjelasan Diagram Alur:
o Penelitian ini dimulai dengan memasukan & menentukan objek penelitian,
dimana objek penelitian kami adalah Kasus Korupsi Yang Terjadi Di
Indonesia Dalam 5 Tahun Terakhir.
o Langkah berikutnya adalah mencari dan mengidentifikasi masalah, dimana
masalah tersebut membahas presentase statistik kasus korupsi di Indonesia
dalam 5 tahun terakhir.
o Langkah berikutnya adalah menentukan tujuan penelitian yaitu Mengetahui
informasi terkait data statistik kasus korupsi di Indonesia dalam 5 tahun
terakhir.
o Langkah berikutnya adalah pengambilan data sampai memenuhi jumlah
kebutuhan sampel (20 sampel).
o Langkah berikutnya adalah mengelola data, menganalisa, dan menampilkan
hasil Analisa pengelolaan data.
o Dan Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang
didapat.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Jakarta, dalam hal ini kita melakukan penelitian melalui
sumber internet dan sebuah survey kepada masyarakat melalui sebuah kuisioner. Sedangkan
waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2021 sampai dengan selesai.
3.3. Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian kami adalah Kasus Korupsi
Indonesia yang berlangsung 5 tahun terakhir, data yang kami ambil dilakukan secara 14 hari
berturut-turut.

3.4. Identifikasi Masalah

Didalam melakukan penelitian, kami menentukan rumusan masalah dan Batasan


masalah yang akan menjadikan kami fokus terhadap pokok masalah yang akan kami hadapi.
Setelah melakukan survei di lapangan maka masalah yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia adalah Presentase Statistik kasus korupsi di Indonesia dalam 5 tahun terakhir.

3.5. Tipe dan Jenis Penelitian

Tipe dan jenis penelitian yang kita gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode penelitian survey kepada masyarakat sekitar melalui sebuah kuisioner. Pengertian
dari penelitian survey adalah jenis penelitian yang di lakukan untuk mendapatkan sebuah
fakta ataupun data yang ada di lapangan.

3.6. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari internet dan
beberapa sumber laporan. Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif.
Berdasarkan jenis dan bentuknya, data terbagi menjadi dua yaitu : Data primer dan Data
sekunder.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
dokumen, buku-buku, laporan penelitian, dan lain-lain. Selain itu untuk melengkapi data
sekunder, dipergunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara secara terbatas.

3.7. Metode Pendekatan

Penelitian tentang “Kasus Korupsi Yang Terjadi Di Indonesia Dalam 5 Tahun


Terakhir” sebagai penelitian kami menggunakan pendekatan Pendekatan kuantitatif di sini
bisa didefinisikan sebagai cara pandang peneliti dengan mengadopsi desain penelitian
kuantitatif. Karakteristik desain penelitian kuantitatif meliputi fokus riset yang lebih
terperinci, kaku, statis, dan prosesnya sesuai alur yang sudah disusun sejak awal dan tidak
dapat diubah. Kematangan dalam perencanaan adalah kuncinya.Pendekatan penelitian bisa
diidentifikasi dari keseluruhan aspek penelitian yang digunakan. Dalam aspek tujuan,
pendekatan kuantitatif memiliki karakteristik antara lain; dimaksudkan unutk menjelaskan
hubungan antarvariabel penelitian, menguji hipotesis atau teori, dan melakukan generalisasi
fenomena sosial yang diteliti.

Dari aspek pengumpulan datanya, pendekatan kuantitatif menggunakan cara survey


atau wawancara terstruktur. Sesuai metode pengumpulan datanya, maka instrumen yang
sering digunakan antara lain kuesioner atau angket, buku tes, dan sebagainya. Pendekatan
kuantitatif menggunakan perpaduan anatara ilmu sosial dan ilmu statistik dalam analisis
datanya.

3.8. Teknik Pengumpukan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan


informasi atau fakta-fakta yang ada di lapangan. Proses pengumpulan data dalam sebuah
penelitian bergantung pada jenis penelitian yang dipilih. Teknik pengumpulan data yang
digunakan sebagai berikut:

1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa
pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Ada tiga jenis kuisioner, yaitu
kuisioner tertutup, kuisioner terbuka, dan kuisioner campuran. Kami menggunakan teknik
kuisioner terbuka, yaitu daftar pertanyaan yang cara menjawabnya dengan mengisi pada
kolom yang tersedia.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dokumen-dokumen yang
sudah ada. Kami menggunakan dokumen-dokumen resmi yang sudah terjamin
kredibilitasnya.

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Hasil Kuisoner

Berikut Hasil Kuisisoner yang telah kami buat HasilKuisionerKasusKorupsi

4.2. Pengolahan menggunakan metode penelitian

1. Analisis Hasil Data dengan Tabel Distribusi Frekuensi dan Grafik


a. Distribusi Frekuensi

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi data Kasus Korupsi Indonesia yang
berlangsung 5 tahun terakhir menurut para responden:
Data Turus Frekuensi

2015 I 1

2016 - 0

2017 IIII 4

2018 II 2

2019 IIII IIII 9

Jumlah 16 16

Penjelasan :

Dari tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa kuesioner kami di isi dengan
jumlah 16 responden, dan dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak mengenai Kasus
Korupsi Indonesia yang berlangsung 5 tahun terakhir terdapat pada tahun 2019.

b. Histograf
c. Diagram Grafik

d. Diagram Pie (Lingkaran)

2. Analisis Hasil Data dengan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran

a. Mean

RUMUS :
Dari rumus diatas didapatkan hasil rata-rata dari kuesioner data Kasus Korupsi
Indonesia yang berlangsung 5 tahun terakhir adalah 3,2 dari total responden 16 orang.

b. Median

RUMUS :

Dengan rumus diatas dapat diketahui nilai median (nilai tengah) dari kuesioner data
Kasus Korupsi Indonesia yang berlangsung 5 tahun terakhir berada pada kisaran
2017,5 (2017 lebih 6 bulan).

c. Modus

Modus dari penelitian ini dapat di jelaskan bahwa kasus korupsi yang terjadi di
indonesia selama 5 tahun terakhir terhitung dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2019 di temukan bahwa tahun yang mendominasi dalam peristiwa korupsi terjadi
pada tahun 2019.

d. Quartil 1, Quartil 2, dan Quartil 3

Q₁ = ¼ (16 + 1) = 4,25
Q₂ = ½ (16 + 1) = 8,5

3
Q₃ = (16 + 1) = 12,75
4

Penjelasan :

Kuartil pada penelitian ini dimaksud untuk mengetahui titik atau skor atau nilai yang
membagi seluruh distribusi frekuensi kedalam empat bagian yang sama besar, yaitu
masing-masing sebesar 1/4N. Jadi di sini akan kita jumpai tiga buah kuartil, yaitu
kuartil pertama (K1), Kuartil kedua (K2), dan Kuartil ketiga (K3) dengan acuan
perhitungan dari 16 responden.

4.3. Analisis/Penjelasan terhadap hasil pengolahan

Dari hasil data pengolahan kelompok kami dapat menemukan hasil rata-rata dari
kasus korupsi indonesia di 5 tahun terakhir menurut 16 responden adalah 3,2. kami juga
mendapatkan hasil modus (yang mendominasi) berada pada tahun 2019. Di data tersebut juga
kami bisa mengetahui bahwa tidak ada responden yang memilih di tahun 2016 untuk kasus
korupsi yang menurut responden sedang tidak meradang.
Kami memiliki data real dari sumber ICW (Indonesia Corruption Watch) dapat
diketahui bahwa kasus korupsi dengan tersangka terbanyak ada di tahun 2018 sedangkan
dengan jumlah nilai kerugian terbanyak dan jumlah kasus terbanyak pada tahun 2019.

Di dalam hasil kuesioner, kami memiliki pendapat dari para responden tentang
bagaimana solusi atau memberantas kasus korupsi yaitu pihak KPK bisa dapat menegaskan
atas hukuman ataupun sanksi untuk para koruptor dengan menegakkan hukuman mati, ganti
rugi sampai harta habis, serta mencopot kewarganegaraan dari para koruptor.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Kelompok kami menyimpulkan bahwa korupsi merupakan salah satu jenis kejahatan
yang semakin sulit dijangkau oleh aturan hukum pidana, karena perbuatan korupsi bermuka
majemuk yang memerlukan kemampuan berpikir aparat pemeriksaan dan penegakan hukum
disertai pola perbuatan yang sedemikian rapi. Menurut para responden dalam menanggapi
kuisoner kami terdapat berbagai kesimpulan, sebagai berikut: bentuk korupsi yang sering
terjadi di indonesia yaitu dalam Suap Menyuap, Penggelapan dana dalam jabatan; profesi
yang paling sering melakukan kasus korupsi adalah Pejabat Negara; Tahun meradangnya
korupsi terjadi pada tahun 2019; Penyebab korupsi semakin merajalela menurut salah satu
responden kami bahwasannya korupsi terjadi karena kurangnya integritas di semua lini
profesi, kurangnya rasa abdi negara, dan juga sifat individualis yang sangat sulit untuk
dipisahkan dengan kalangan atas, saling berlomba lomba menjadi yang terbaik dan teratas
hingga melakukan segala cara, padahal yang terbaik belum tentu diatas; Sektor yang sering
terjadi korupsi menurut responden kami yaitu dari sektor pemerintahan; Solusi atau aspirasi
menurut salah satu responden kami adalah hukum mati, ganti rugi sampai miskin dan
dicopot kewarganegaraan; Pencegahan korupsi menurut salah satu responden kami adalah
pencegahan menurut saya, bisa dimulai dari sosialisasi dini akan pentingnya hidup tanpa
korupsi, serta mungkin faktor pencegahan lain bisa didapat dari dekatnya diri kita terhadap
agama

5.2. SARAN

Saran untuk penelitian kedepannya, agar dalam mengambil dan pengelola data
dibutuhkan narasumber yang berkompetensi sesuai keahliannya dan metode pengambilan
data mungkin lebih bervariatif seperti wawancara, dan studi lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.suara.com/news/2020/12/09/150550/pengertian-korupsi-lengkap-dengan-unsur-
unsur-jenis-dan-dampaknya?page=all (Di akses pada tanggal 18 Juni 2021)

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-penyebab-
dan-dampaknya?page=all (Di akses pada tanggal 18 Juni 2021)

https://fhp-edulaw.com/korupsi-dan-berbagai-bentuknya/ (Di akses pada tanggal 18 Juni


2021)

https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-jenis-jenis-korupsi-yang-sering-dilakukan-
lengkap-dengan-contohnya-kln.html (Di akses pada tanggal 18 Juni 2021)

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e6247a037c3a/bentuk-bentuk-tindak-
pidana-korupsi/ (Di akses pada tanggal 18 Juni 2021)
https://lokadata.beritagar.id/gallery?search=korupsi (Di akses pada tanggal 19 Juni 2021)

Anda mungkin juga menyukai