Anda di halaman 1dari 25

BARISAN TRIBONACCI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Seminar Matematika

Oleh.

PRILIA PADILA
NIM : 1884202027

DOSEN PEMBIMBING :
ADITYAWARMAN HIDAYAT, S.Pd.,M.Pd

POGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah “Barisan Tribonacci” oleh PRILIA PADILA (1884202027) telah


diseminarkan dan dipertahankan di depan penguji pada hari

Menyetujui,

Pembimbing

Lussy Midani Rizki, M.Pd, M.ICS


Penguji I Penguji II

Dr.Molli Wahyuni, M.Si, M.Pd Zulfah, M.Pd


NIP TT. NIP TT.
NIP TT.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Astuti, M.Pd.
NIP TT.096.542.107

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Barisan

Tribonacci” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tetap

terlimpahkan atas junjungan Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan

tuntunan dan suri tauladan kepada seluruh makhluk menuju jalan yang

diridho’iNya yaitu Diinul Islam yang diterangi dengan cahaya keimanan.

Kiranya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini

telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin

mengucapkan hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Amir Lutfi selaku Rektor Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai.

2. Astuti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Bangkinang sekaligus dosen

penguji makalah ini.

3. Lussy Midani Rizki, M.Pd, M. ICS selaku dosen pembimbing matematika

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan

kepada penulis dalam penulisan makalah ini.

4. Semua dosen dan guru–guru yang telah menyalurkan ilmunya kepada

penulis sehingga penulis bisa terus melangkah menyelesaikan makalah ini.

5. Keluarga yang telah memberikan dukungan penuh dan limpahan do’a

terhadap penulis.

3
6. Rekan–rekan matematika Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Bangkinang yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada

penulis.

7. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu..

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari para

pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya, hanya kepada tuhan yang maha esa

penulis berserah diri dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan semua pihak pada umumnya.

Bangkinang, April 2021

Penulis

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. 4
BAB I............................................................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 5
B. Ruang Lingkup........................................................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................... 6
D. Sistematika Penulisan.............................................................................................................. 7
BAB II.......................................................................................................................................................... 8
MATERI PENDUKUNG...................................................................................................................... 8
A. Barisan Fibonacci...................................................................................................................... 8
B. Induksi Matematika.............................................................................................................. 13
BAB III...................................................................................................................................................... 16
PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 16
A. Barisan Tribonacci................................................................................................................. 16
BAB IV...................................................................................................................................................... 21
PENUTUP................................................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan............................................................................................................................... 21
B. Saran............................................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 22

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Barisan adalah suatu bilangan yang diurutkan bisa berupa himpunan


bilangan positif atau berupa himpunan bilangan lainnya, barisan juga
mempunyai beberapa jenis tergantung dengan apakah barisan itu divergen
atau konvergen pada suatu bilangan dan memiliki bentuk yang sangat
subtantial, beberapa barisan contohnya barisan aritmatika, barisan geometri,
barisan kuadrat, barisan lucas, barisan fibonacci dan barisan tribonacci
Seperti yang kita ketahui pada saat ini.

Dalam seminar matematika ini akan dibahas formula yang menjadi solusi
untuk memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan barisan yang
menyerupai barisan Tribonacci, belum banyak rumus-rumus untuk
menyelesaikan barisan Fibonacci pada saat ini sehingga perlu ditemukan
sebbuah rumus baru untuk mempermudah menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan Fibonacci.

Karena judul tersebut belum banyak dikembangkan oleh orang lain, dan
perbedaannya dengan judu-judul umum, judul ini tidak membahas bilangan
Fibonacci secara umum tetapi judul ini memperoleh rumus baru, dimana
rumus ini dapat digunakan.

Jika kita gunakan rumus yang sudah ada maka untuk memperoleh
barisan baru memerlukan penjumlahan 2 bilangan sebelumnya, seandainya
kita ingin mencari suku ke-70 maka kita harus mengetahui suku ke-68 dan
suku ke-69, sedangkan rumus yang akan kita gunakan sekarang tidak seperti
rumus sebelumnya, dengan hanya mengetahui bilangan pertama dan kedua
saja maka bilangan berapapun bisa kita temukan, kita tidak lagi bergantung
kepada 2 bilangan seelumnya cukup hanya bilangan pertama dan kedua saja.

6
Judul ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan bagi guru-guru.
Materi dalam pembahasan ini dapat mempermudah kita untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan barisan yang
mengikuti pola Fibonacci. Rumus yang diperoleh dapat mempermudah
seorang pendidik, sehingga dengan judul ini rumus-rumus yang sulit bisa
diganti dengan rumus ini. Kalau tidak ada rumus lain untuk menyelesaikan
rumus ini hanya menggunakan rumus umum saja maka kita akan berpaku
pada 2 suku bilngan saja, hal ini akan terus digunakan sehingga akan sulit,
apalagi bagi peserta didik, peserta didik lebih suka mengunakan rumus yang
sederhana untuk menyelesaikan permasalahan yang rumit sehingga rumus ini
sangat penting bagi keilmuan matematika karena dengan menggunakan
rumus ini akan mempermudah siapapun untuk menyelesaikan permasalahan
yang berhubungan dengan barisan Fibonacci.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan ini hanya membahas sebuah formula


baru untuk menyelesaikan suku ke-n barisan yang menerupai barisan
tribonacci.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menemukan formula baru dalam menyelesaikan suku ke-n
barisan tribonacci.
2. Bisa menjadi ide bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan formula
baru menggunakan metode yang ada pada rumus ini, jika polanya
sama dengan barisan Fibonacci maka dapat membantu peneliti lain
untuk mengembangkan formula lain pada barisan-barisan lainnya.
3. Bagi guru materi ini dapat menjadi referensi baru untuk
menyelesaikan soal-soal UN atau soal barisan dan deret pada
pelajaran matematika di sekolah.
4. Mempermudah siswa mengerjakan soal-soal yang berhubungan
dengan barisan dan deret.

7
D. Sistematika Penulisan
Adapun penulisan yang digunakan penulis adalah menggunakan studi
literatur. Dimana penulis mencari materi dari sumber-sumber yang relevan
dengan materi yang penulis ajukan. Baik itu dari penelitian mahasiswa (dalam
hal ini: tesis), serta jurnal-jurnal ilmiah yang terakreditasi.
Sistematika penulisan yang digunakan penulis mencakup empat bab,
yaitu:

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan yang berisi latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan


dan sistematika penulisan.

Bab II Materi Pendukung

yang meliputi teori penunjang yang memuat teori-teori yang digunakan


dalam pembahasan selanjutnya yang meliputi barisan Fibonacci, dan
induksi matematika beserta pembuktiannya.

Bab III Pembahasan

Bab ini akan berisikan pembahasan dari judul yang penulis ambil, yaitu
sebuah rumus untuk menyelesaikan barisan yang menyerupai barisan
tribonacci, meliputi definisi barisan tribonacci, barisan yang menyerupai
barisan trionacci dan teorema barisan yang menyerupai barisan tribonacci
beserta pembuktiannya.

Bab IV Penutup

Pada bab ini berisikan kesimpulan, saran dan daftar pustaka.

8
BAB II

MATERI PENDUKUNG

A. Barisan Fibonacci
Barisan fibonacci banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, salah
satunya pada perkembangan populasi sepasang kelinci yang diperlihatkan
pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 perkembangan populasi kelinci

Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa banyaknya pasangan kelinci dari
bulan kedua sampai bulan keenam diperoleh dari penjumlahan pasangan
kelinci pada dua bulan terakhir, yaitu:
bulan kedua adalah 1+0 = 1 kelinci.

bulan ketiga adalah 1+1 = 2 kelinci.

bulan keempat adalah 2+1 = 3 kelinci.

bulan kelima adalah 3+2 = 5 kelinci.

9
bulan keenam adalah 5+3 = 8 kelinci.

Jika dimisalkan Fn menyatakan anyaknya pasangan kelinci di dalam n


bulan maka banyaknya pasangan kelinci pada bulan ke-n(Fn) diperoleh
dengan menjumlahkan banyaknya pasangan kelinci pada bulan ke-n-1 (F n-1)
dan ke-n-2 (Fn-2). Hasil yang diperoleh akan membentuk sebuah barisan yang
dinamakan barisan Fibonacci. Secara umum bentuk barisan Fibonacci
dinyatakan dalam definisi 1.1.

Definisi 1.1 (Barisan Fibonacci) [1]. Barisan Fibonacci (F n) didefenisikan


sebagai hubungan

Fn+2 = Fn+1 + Fn, n ≥ 0, F0 = 0, F1 = 1.

Berdasarkan definisi 1.1 dapat dilihat bahwa barisan fionacci diperoleh


dari penjumlahan dua bilangan sebelumnya dengan

Suku pertama (F1) adalah F1 = 1,

Suku kedua (F2) adalah F2 = F1 + F0 = 1 + 0 = 1,

Suku ketiga (F3) adalah F3 = F2 + F1 = 1 + 1 = 2,

Suku keempat (F4) adalah F4 = F3 + F2 = 2 + 1 = 3,

Suku ke-n (Fn) adalah Fn = Fn-1 + Fn-2.

Untuk lebih jelasnya beberapa contoh barisan Fibonacci untuk suku


pertama sampai suku kedua belas dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 : Beberapa barisan Fibonacci

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fn 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144

Barisan Fibonacci Fn memiliki hubungan dengan jumlah n suku pertama


kuadratnya. Jika kuadrat barisan Fibonacci dinyatakan dalam Fn2 maka

10
hubungan antara barisan Fibonacci dan kuadratnya dapat dilihat pada gambar
1.2.

n 1 2 3 4 5 6 7 ...
Fn 1 1 2 3 5 8 13 ...
12 12 22 32 52 82 132 ...
Fn2
1 1 4 9 25 64 169 ...

1+1+4=6=2×3 F12 + F22 + F32 = F3 × F4


1 + 1 + 4 + 9 = 15 = 3 × 5 F1 + F22 + F32 + F42 = F4 × F5
2

1 + 1 + 4 + 9 + 8 = 40 = 5 × 8 F12 + F22 + F32 + F42 + F52 = F5 × F6


1 + 1 + 4 + 9 + 8 + 13 = 104 = 8 × 13 F1 + F22 + F32 + F42 + F52 + F62 = F6 × F7
2

Gambar 1.2. Hubungan Fn dan Fn2

Pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah Fn2 dapat diperoleh dengan

n
2
mengalikan dua nilai Fn yang memenuhi. Dengan kata lain jika ∑F n
i=1

menyatakan jumlah n suku pertama barisan Fn2 maka diperoleh

3
2
∑F n = F12 + F22 + F32 = F3 × F4
i=1

4
2
∑F n = F12 + F22 + F32 + F42 = F4 × F5
i=1

5
2
∑F n = F12 + F22 + F32 + F42 + F52 = F5 × F6
i=1

6
2
∑F n = F12 + F22 + F32 + F42 + F52 + F62 = F6 × F7
i=1

n
2
∑F n = F12 + ... Fn2 + Fn = Fn × Fn+1
i=1

11
Hubungan Fn dan Fn2 menunjukkan bahwa hasil perkalian antara suku
ke-n dan suku ke-n+1 barisan Fibonacci dapat diperoleh dari penjumlahan n

n
suku pertama kuadrat barisan Fibonacci (∑ )
i=1
F n2 .

Selanjutnya hubungan Fn dan Fn2 juga dapat digunakan untuk


menentukan luas suatu persegi panjang yang dibentuk dari beberapa bujur
sangkar dengan sisi-sisinya adalah barisan Fibonacci. bujur sangkar yang
terbentuk disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah persegi
panjang seperti yang terlihat pada gambar 1.3.

1 1
2 1+2

2
Gambar 1.3. Persegi Panjang 1

Pada gambar 1.3 dapat dilihat bahwa luas persegi panjang dibentuk dari
tiga bangun persegi yang panjang sisinya adalah bilangan-bilangan Fibonacci.
Luas persegi panjang dapat diperoleh dari jumlah kuadrat bilangan Fibonacci,
yaitu

L = 12 + 12 + 22 = 6 = 2 × (2+1) = 2 × 3

= F12 + F22 + F32 = F3 × F4

Selanjutnya jika gambar 1.3 dikontruksikan dengan persegi yang


memiliki panjang sisi tiga maka diperoleh sebuah persegi panjang seperti
yang diperlihatkan pada gambar 1.4

1 1 3
2 3

12
2+3

Gambar 1.4. Persegi Panjang 2

Pada gambar 1.4 dapat dilihat bahwa luas persegi panjang sama dengan
jumlah empat suku pertama kuadrat bilangan Fibonacci dan perkalian antara
suku ke-4 dan suku ke-5 barisan Fibonacci, yaitu

L = 12 + 12 + 22 + 32= 15 = 3 × (2+3) = 3 × 5

= F12 + F22 + F32 + F42= F4 × F5

Jika gambar 1.4 dikontruksikan dengan persegi yang panjang sisinya


adalah barisan Fibonacci maka luasnya dapat diperoleh dari jumlah kuadrat
bilangan Fibonacci dan perkalian dua bilangan Fibonacci yang bersesuaian
seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.5 dan 1.6.

1 1
2 3

3+5
5

Gambar 1.5. Persegi Panjang 3

L = 12 + 12 + 22 + 32 + 52 = 40 = 5 × (5+3) = 5 × 8

= F12 + F22 + F32 + F42 + F52 = F5 × F6

13
1 1
2 3

8 8
5

5+8

Gambar 1.6. Persegi Panjang 4

L = 12 + 12 + 22 + 32 + 52 + 82 = 104 = 8 × (5+8) = 8 × 13

= F12 + F22 + F32 + F42 + F52 + F62 = F6 × F7

B. Induksi Matematika

Secara umum induksi matematika adalah metode untuk membuktikan


suatu pernyataan matematika sehingga pernyataan tersebut berlaku untuk
setiap kasus. Secara umum prinsip induksi matematika dinyatakan dalam
teorema 1.1

Teorema 1.1 (prinsip induksi matematika) Misalkan S adalah himpunan


bagian N yang memiliki 2 sifat:

(a) S memliki anggota bilangan I.


(b) Untuk setiap k anggota S, maka K + 1 juga anggota S.

Berdasarkan Teorema 1.1 Rosen [2] menyatakan bahwa induksi


matematika harus memenuhi dua langkah yaitu langkah basis (basis step)

14
yang menunjukan bahwa pernyataan pertama (P(1)) benar dan langkah
induksi (inductive step) yang menunjukan bahwa untuk setiap bilangan bulat
positif K, jika pertanyaan k (P(K)) benar maka pernyataan k+1 (P(K+1))
jugabenar. Pengamsumsian P(k) benar ini n disebut hipotesis induksi
(inductive hypothesis)

Contoh 1.1 Buktikanlah bahwa 1+2+22+…+2n+1-1 menggunakan metode


induksi matematika untuk setiap bilangan bulat non negative n.

Solusi: Misalkan P(n) menyatakan 1+2+22+…+2n+1-1 untuk setiap bilangan


bulat non negative n.

Langkah Basis : Diasumsikan bahwa P(k) benar untuk suatu bilangan asli k
sebagai hipotesis induksi, yaitu

P(k) = 1+2+22+……+2k=2k+1-1.

Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa jika P(k) benar ,maka P(k+1 ) juga
benar, yaitu

P(k+1) = 1+2+22 + ……..2k+ 2k+1 = 2(k+1)+1 -1 =2k+2 – 1. (2.12)

Berdasarkan asumsi P (k) diperoleh

1 + 2 +22 +…..+2k+1 = (1 +2 + 22 +…+2k) + 2k+1

= (2k+1-1) + 2k+1\

= 2 2k+1-1

= 2k+2-1

Pernyataan P(k+1) benar berdasarkan persamaan (2.12) sehingga langkah


induksi terpenuhi. Karena langkah basis dan langkah induksi terpenuhi maka
P(n) benar untuk setiap bilangan bulat non negative n.

15
Selanjutnya jika suatu pernyataan atau teorema sulit untuk dibuktikan
karena memerlukan lebih dari pada satu asumsi maka konsep metode induksi
matematika dapat diperluas. Metode ini disebut induksi kuat (strong
induction) jika ingin membuktikan bahwa suatu pernyataan P(n) benar
menggunakan metode induksi maka suatu pernyataan harus memenuhi dua
langkah berikut :

Langkah basis : P(0) bernilai benar karena 20 = 1 = 21 – 1. Langkah basis


terpenuhi.

Langkah induksi : diasumsikan bahwa P(k) benar untuk suatu bilangan asli
k sebagai hipotesis induksi yaitu

P(k) = 1 + 2 + 22 + ... + 2k = 2k+1 – 1.

Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa jika P(k) benar, maka P(k+1) juga
benar, yaitu

P(k+1) = 1 + 2 + 22 + ... + 2k + 2k+1 = 2k+1 – 1 = 2k+2 – 1. (2.12)

Selanjutnya dibahas metode Natividad dan Policarpio [3] mengenai


perluasan barisan Fibonacci dan formula barisan menyerupai barisan
tribonacci yang dibuktikan menggunakan metode induksi matematika.

16
BAB III

PEMBAHASAN

A. Barisan Tribonacci

Berdasarkan definisi 1.1 dapat diketahui bahwa barisan Fibonacci


diperoleh dari penjumlahan dua bilangan sebelumnya. barisan Fibonacci
dapat diperluas dengan cara menjumlahkan tiga bilangan sebelumnya
sehingga terbentuk barisan baru yang disebut barisan tribonacci.

Berikut ini diberikan definisi barisan tribonacci dan hasil penilitian yang
dilakukan oleh Natividad dan Policarpio [2] tentang formula baru menetukan
suku ke-n barisan yang menyerupai barisan tribonacci.

Definisi 1.2 ( Barisan Tribonacci ) [13, h. 83 ]. Barisan tribonacci adalah


perluasan barisan Fibonacci dengan kondisi awal T0 = 0, T1 = 0, T2 = 1 dan
dinyatakan dalam persamaan

Tn = Tn-1 + Tn-2 + Tn-3,n ≥ 3 (2.3)

Berdasarkan Definisi 2.6 dapat diketahui bahwa barisan tribonacci diperoleh


dari penjumlahan tiga bilangan sebelumnya dengan

Suku pertama ( T1) adalah T1 = 0

Suku kedua (T2 ) adalah T2= 1

Suku ketiga ( T3 ) adalah T3 = T2 + T1+T0= 1 + 0 + 0 = 1,

Suku keempat (T4) adalah T4 = T3 + T2 + T! = 1+ 1 + 0 = 2

⁞ ⁞ ⁞

Suku ke-n (Tn) adalah = Tn = Tn-1 + T n-2 + Tn-3.

17
Pada Definisi 2.7 barisan tribonacci memiliki suku pertama (T 1) adalah 0
seperti yang di perlihatkan dalam Tabel 2.4

Suku ke-n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bilangan
Tribonacc 0 1 1 2 4 7 13 24 44 81 149 274
i

Barisan tribonacci banyak di kembangkan oleh beberapa ahli. Natividad


dan Policarpio [3] memodifikasi barisan ini menjadi bentuk barisan yang
menyerupai tribonacci ( tribonacci- like sequence ) yang dinyatakan dalam
Definisi 1.3

Definisi 1.3 ( Barisan Menyerupai Barisan Tribonacci ) [ 13, h. 8 ].


Barisan S1, S2, S3, ..., Sn dengan Sn = Sn-3 + Sn-2 + Sn-1 adalah perluasan
tribonacci ( barisan yang menyerupai tribonacci ). Barisan ini mengikuti pola
barisan tribonacci.

Selanjutnya Natividad dan Policarpo [3] menurunkan Definisi 1.3 untuk


4≤ n ≤ 7 sebagai berikut

S4 = S1 + S2 + S3, (2.14)

S5 = S2 + S3 + s4, (2.15)

S6 = S3 + S4 + S5, (2.16)

S7 = S4 + S5 + S6 (2.17)

Jika persamaan (2.14) disustitusikan ke (2.15) maka di peroleh persamaan S 5


yang memiliki ruas kanan S1, S2, dan S3,

S5 = S2 + S3 + ( S1 + S2 + S3)

S5 = S1 + 2S2 + 2s3

18
Dengan cara yang sama memperoleh S5, persamaan (2.16) dan (2.17) dapat
dimodifikasi menjadi

S6 = S3 + S4 + S5 = S3 ( S1 + S2 + S3 ) + ( S 1 + S2 + S3 )

= 2S1 + 3S2 + 4S3

S7 = S4 + S5 + S6 = ( S1 + S2 + S3 ) + ( S1 + 2S2 + 3S3 ) + ( 2S1 + 3S2 + 4S3 )

= 4S1 + 6S2 + 7S3

Sehingga secara keseluruhan di peroleh

S4 = S1 + S2 + S3

S5 = S1 + 2S2 + 3S3 (2.18)

S6 = 2S1 + 3S2 + 4S3

S7 = 4S1 + 6S2 + 7S3

Dari persamaan (2.18) dapat dilihat bahwa masing-masing ruas kanan


memuat variabel S1, S2 dan S1. Jika dilakukan pengamatan dari persamaan
(2.18) maka susunan koefisien S1 dan S3 membentuk barisan tribonacci dan
susunan koefisien S2 terbentuk dari penjumlahan barisan-barisan tribonacci.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1.3

Tabel 1.3: susunan koefisien S1, S2 dan S3

koefisien
Suku ke n Sn
S1 S2 S3
4 S4 1 1 1
5 S5 1 2 2
6 S6 2 3 4
7 S7 4 6 7
⁞ ⁞ ⁞ ⁞ ⁞
n Sn Tn-2 Tn-2 + Tn-3 Tn-1

19
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 1.3 diperoleh persamaan baru yang
dinyatakan dalam teorema 1.2

Teorema 1.2 (Barisan Menyerupai Barisan Tribonacci). Untuk setiap


bilangan real S1, S2, dan S3, formula untuk menentukan suku ke-n barisan
menyerupai barisan tribonacci, S1 adalah suku pertama, S2 adalah suku kedua,
S3 adalah suku ketiga dan Tn-1, Tn-2, dan Tn-3 adalah bilangan tribonacci yang
bersesuaian.

Bukti. Teorema dibuktikan menggunakan metode induksi kuat matematika


untuk n = 4,5,6,…, diasumsikan n = 4 sebagai basis induksi, sehingga
diperoleh

S4 = T2S1 + (T2 + T1)S2 + T3S3,

S4=(1 )S1 + (1 + 0)S2 + (1)S3,

S4 = S1 + S2 + S3

Pernyataan benar berdasarkan definisi 1.3 untuk n = 4. Selanjutnya


diasumsikan pernyataan benar untuk n = 4,5,6, ..., k – 2, k -1, k.

P(k) : Sk= Tk-2S1 + (Tk-2 + Tk-3)S2 + Tk-1S3, (2.20)

P(k - 1) : Sk-1= Tk-3S1 + (Tk-3 + Tk-4)S2 + Tk-2S3, (2.21)

P(k - 2) : Sk-2= Tk-4S1 + (Tk-4 + Tk-3)S2 + Tk-1S3, (2.22)

Selanjutnya P(k + 1) dibuktikan bernilai P(k), p(k-1), P(k-2), ..., P(6),


P(5), P(4) benar, yaitu

P(k + 1) : Sk+1= Tk-1S1 + (Tk-1 + Tk-2)S2 + TkS3, (2.23)

Untuk membuktikan persamaan (2.23), kedua ruas pada persamaan


(2.20) dijumlahkan dengan Sk-1 dan Sk-2, sehingga persamaan (2.20) menjadi

Sk + Sk-1 + Sk-2 = Tk-2S1 + (Tk-2 + Tk-3)S2 + Tk-1S3 + Sk-1 + Sk-2. (2.24)

20
Selanjutnya dengan mensubtitusikan persamaan (2.21) dan (2.22) ke
dalam persamaan (2.24) diperoleh

Sk+1 = Tk-2S1 + (Tk-2 + Tk-3)S2 + Tk-1S3 + Tk-4S1 + (Tk-4 + Tk-5)S2 + Tk-3S3 Tk-3S1 +
(Tk-3 + Tk-4)S2 + Tk-2S3

Sk+1 = (Tk-2 + Tk-3 + Tk-4)S1 + [(Tk-2 + Tk-3 + Tk-4) + (Tk-3 + Tk-4 + Tk-5)]S2 + (Tk-
1 + Tk-2 + Tk-3)S3.

(2.25)

Berdasarkan definisi 1.2, Tn = Tn-1 + Tn-2 + Tn-3,n ≥ 3

persamaan (2.25) menjadi

Sk+1 = Tk-1S1 + (Tk-1 + Tk-2)S2 + TkS3

Karna berdasrkan definisi 1.2 diatas maka pernyatan tersebut benar


berdasarkan persamaan (2.23). dengan demikian pernyataan tersebut
terbukti.

BAB IV

21
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seminar matematika ini menyimpulkan bentuk baru dalam penurunan
formula suatu barisan, dengan menggunakan pola sebuah formula untuk
menemukan suku ke-n barisan yang menyerupai barisan tribonacci hanya
menggunakan tiga suku pertama saja dari barisan yang akan kita cari dan
kita gunakan barisan tribonacci yang berkorespondensi.
Formula ini akan sangat membantu untuk menemukan formula baru
dari persamaan-persamaan lainnya, penurunan formula menyelesaikan suku
ke-n barisan yang menyerupai barisan tribonacci diverifikasi mengggunakan
induksi matematika.

B. Saran
Seminar ini menjelaskan tentang penyelesaian barisan yang
menyerupai barisan tribonacci. Penulis menyarankan agar benar-benar
memahami sepenuhnya materi ini karena nantinya akan digunakan untuk
menyelesaikan bentuk barisan barisan yang menyerupainya, seperti barisan
tetranacci. .

DAFTAR PUSTAKA

22
1. Musbar Rabby Fadhilla, Formula Hubungan Barisan Fibonacci Berlangkah
n dan Lucas Berlangkah n “{ Tesis }”.
2. L. R. Navidat, A novel formula in solving tribonacci-like sequence, General
Mathematics Notes, N.7, 2013.
3. P. B. Policarpio, A novel formula in solving tribonacci-like sequence,
General Mathematics Notes, N.7, 2013.
4. T. Noe, T. Piezas and E. Westein, Tribonacci Number, Retrieved from
http://mathworld.wolfram.com/TribonacciNumbber.html.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai