Anda di halaman 1dari 8

Kanker Payudara

1
Vira Putri, 2Prycilia Pingkan Mamuaja, 3Deviana Pratiwi Munthe, 4Manoppo JE
1,2,3
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Manado, Manado, Indonesia
Email: 1putrivira981@gmail.com
NIM: 18704013 Kelas : C

Abstrak
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang menempati urutan kedua sebagai
penyakit yang paling umum ditemui. Seperlima dari wanita penderita kanker adalah
mereka yang didiagnosa mengidap kanker payudara. Kanker secara umum dibagi dua
yaitu jinak dan ganas, begitupun kanker payudara. Pada status ganas, kanker dapat
berakibat buruk bagi penderitanya bila terlambat diketahui. Kanker merupakan salah
satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, kanker
payudara dapat bersifat sporadis, familial dan turun temurun. Di Amerika Serikat
180.000 kasus baru per tahun Di Netherlands 91 kasus baru setiap 100.000 penduduk Di
Indonesia sendiri, diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena penyakit kanker
payudara. Oleh sebab itu, deteksi dini pada penyakit kanker sangatlah penting agar
penderitanya dapat menerima penanganan yang tepat. Salah satu tujuan jurnal ini
untuk mengetahui faktor resiko terhadap kejadian kanker payudara..

Kata Kunci: Kanker Payudara


Pendahuluan
Dalam Istilah kedokteran, Semua benjolan disebut tumor. Benjolan tersebut ada
yang jinak dan ada yang ganas. Tumor yang ganas itulah yang disebut kanker.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara, termaksud
saluran kelenjar susu dan jaringan penunjangnya (Hasdiana, dkk 2009).
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker paling tua pada
manusia. Penyakit kanker payudara telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno 1600 SM.
Para ahli menemukan beberapa kasus yang berhubungan dengan kanker payudara dan
cara penanganannya (Anonim, 2011).
Menurut WHO, sekitar 8-9% swanita akan mengalami kanker payudara. Ini
menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada
wanita. Setiap tahun lebih dari 250000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di
Eropa dan kurang dari 175000 di Amerika Serikat (Anonim, 2011).
Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker
payudara dan lebih dari 700000 meninggal dunia karenanya. Belum ada data statistik
yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan
bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama diantara kanker lainnya yang
biasa dialami oleh wanita(Anonim, 2011).
Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang dialami
wanita. Indonesia setelah kanker mulut rahim (kanker serviks). Oleh karena itu,
memeriksa payudara merupakan hal yang sangat penting (Manuba, 2009)
Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua
80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130 kasus (Prawirohardjo,
2008).
Secara epidemiologi, orang melihat tendensi penyakit ini familial, artinya
seorang wanita dengan ibu penderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih
banyak mendapat kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang tidak
menderita penyakit tersebut. Wanita yang infertil juga lebih tinggi kemungkinan
mendapat kanker payudara daripada wanita yang fertil (Prawiroharjdo, 2008).

Pembahasan
Pengertian penelitian bersubjek manusia
Subjek penelitian adalah segala sesuatu yang dapat berupa orang, barang atau
lembaga (organisasi) yang utama memiliki sifat keadaannya terkait topik penelitian.
Sehingga bisa dikatakan subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya
terkandung atau melekat objek penelitian.
Subjek penelitian sangat melekat pada setiap individu yang turut serta dalam proses
penelitian. Oleh karena itu terkadang nama subjek penelitian disebut sebagai subjek
manusia, partisipan penelitian, atau relawan studi.
Subjek penelitian berarti siapa atau apa yang bisa memberikan informasi dan data
untuk memenuhi topik penelitian.
Contoh Subjek Penelitian yaitu dalam meneliti peraturan pemerintah nomor tertentu
tentang pemberian dana kesejahteraan untuk meningkatkan kinerja pemerintah
tersebut.
Dari topik tersebut subjek penelitiannya dapat diambil dari beberapa pegawai
pemerintah didaerah tersebut.

Syarat-syarat dengan subjek manusia


1. Memenuhi prinsip ilmiah yang telah diakui, baik atas dasar penelitian pada
subjek manusia atau hewan sebelumnya

2. Mempunyai usulan penelitian yang jelas tentang tujuan dan alasan mengapa
dilakukan pada manusia, seleksi sampel,dosis obat,efek samping,risiko,lama
penelitian ,metode,kriteria penghentian penelitian,kriteria drop out

3. Rencana dan pelaksanaan setiap prosedur percobaan dirimuskan secara jelas


dalam suatu protokol penelitian yang diajukan pada kepk

4. Dilakukan oleh peneliti dengan kualitasdan pengalaman yang tinggi dibidang


profesinya,atau yang secara ilmiah memenuhi syarat dan dibawah pengawas
tenaga medis yang mempunyai kompetensi klinis

5. Memiliki surat persetujuan atas dasar kesadaran (INFORMED CONTENT) dari


MSDP dan memiliki rekomendasi ethical clearance dari komite etik penelitian

6. Bila secara hukum tidak mampu memberikan I C,maka I C diperoleh dari wali
yang sah secara hukum

7. Dilakukan atas dasar H A M dan sukarela ; MSDP ikut dalam penelitian tanpa
ada tekanan, dan setiap saar berhak menyatakan keluar dari penelitian tersebut

8. Dilakasakan atas dasar risk-benefit (benefit untuk msdp>risk)

9. Hak MSDP untuk melindungi integritas fisik,mental dan kepribadiannyahaaruss


dihormati

10. Dilengkapi fasilitas yang memadai untuk mengatasi resiko selama dan sesudah
penelitian

11. Dilakukan secara bertanggung jawab

12. Protokol riset harus selalu mencantumkan surat pernyataan tentang


pertimbangan etik yang berhubangan dengan riset ,dan menyatakan bahwa
prinsip yang tertera pada deklarasi helsinki telah dipenuhi

13. Dalam publikasi hasil riset,peneliti harus melaporkan hasil yang akurat.
Laporan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan deklarasi helsinki tidak
dapat dipublikasikan

Bentuk Pelanggaran Etika Penelitian, dalam buku ini mencakup :

1. Rekaan, pemalsuan data, atau tindakan lain yang menyimpang dari praktik yang
lazim berlaku dalam komunitas ilmiah termasuk dalam mengusulkan,
melakukan, dan melaporkan penelitian.
2. Plagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan
kalimat, kata, data, atau idea orang lain dengan implikasi bahwa hal tersebut
merupakan karyanya tanpa menyebutkan dalam bentuk yang sesuai sumbernya.
Ketentuan ini juga berlaku untuk tinjauan pustaka, bagian metodologi dan latar
belakang/historis pada makalah penelitian, hasil penelitian asli dan interpretasi.
3. Autoplagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan
kalimat, kata, data, atau idea diri sendiri yang telah dipublikasi sebelumnya.
4. Kegagalan mengikuti ketentuan perundang-undangan menyangkut
perlindungan peneliti, subyek manusia atau publik atau menjamin kesejahteraan
binatang percobaan. Kegagalan memenuhi persyaratan hukum yang
menyangkut penelitian. (Sardy As. 2013. http://fisip.uai.ac.id/wp-content).
5. Falsifikasi data
6. Melakukan pemerasan dan ekspoitasi tenaga peneliti
7. Bertindak tidak adil (injustice)sesama peneliti dalam pemberianinsentif dan
kepemilikan hak kekayaan intelektual
8. Melanggar kesepakatan dan perjanjian yang telah ditulis dalam usul penelitian;
danmelanggar peraturan perundang-undangan tentang subjek manusia atau
publik, serta ketentuan hukum yang menyangkut penelitian
9. Peneliti berbuat tidak jujur dalam melaporkan hasil penelitian karena mendapat
tekanan dari atasan atau masalah pribadi lainnya.
10. Peneliti menyalahgunakan wewenang yang diberikan untuk kepentingan pribadi
dan kelompoknya.
11. Peneliti melakukan kecurangan dalam mempresentasikan dan mempublikasikan
hasil penelitian.
12. Peneliti melakukan penyalahgunaan subyek penelitian manusia, jaringan
manusia, penelitian yang mengancam kesehatan dan keselamatan manusia.
13. Peneliti tidak menjaga kerahasiaan subyek penelitian.
14. Peneliti melakukan penyalahgunaan dana penelitian dan tidak menggunakannya
sesuai yang tercatum dalam rencana penelitian yang telah ditetapkan
15. Peneliti tidak dapat menyusun laporan penggunaan dana dengan jelas.
16. Peneliti melanggar undang undang dan kode etik penelitian yang berlaku.
17. Peneliti secara sengaja menyembunyikan buku buku sumber untuk menonjolkan
kebaruan yang dihasilkan.
18. Peneliti mempublikasikan hasil penelitiannya dimuka umum yang dapat memicu
terjadinya keresahan publik.

Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kemenkes
RI, 2010).
Kanker payudara atau Carcinoma Mammae adalah pembunuh kedua bagi kaum
wanita Indonesia setelah kanker rahim. Kanker payudara terjadi karena terganggunya
sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusunatas kelenjar
susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu dan kelenjar getah bening. Sel abnormal
bisa tumbuh di tempat bagian tersebut dan mengakibatkan kerusakan yang lambat
tetapi pasti menyerang payudara (Nurcahyo, 2010).
Kanker adalah pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut kemudian
menyerang dan merusak jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung
di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis) (Ghofar, 2009).
Sel kanker pada payudara hanya tumbuh sebesar 1 cm, pada waktu 8-12 tahun. Sel
tersebut bersembunyi dalam tubuh kita dan tanpa kita ketahui keaktifannya. Sel
tersebut diam dalam kelenjar payudara dan dapat menyabar melalui aliran darah ke
seluruh tubuh. Pertumbuhan jaringan payudara dipengaruhi oleh beberapa hormon,
yaitu hormon prolaktin, hormon pertumbuhan, hormon progesteron, serta hormon
estrogen. Paparan hormon estrogen secara berlebihan dapat memicu pertumbuhan sel
secara tidak normal pada bagian tertentu. Tingginya paparan estrogen dapat
disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu tidak pernah melahirkan atau melahirkan
pertama kali pada usia lebih dari 35 tahun, tidak menyusui, menopause pada usia > 50
tahun, pemakaian kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang lama, serta
menarchepada usia < 12 tahun(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara
yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara
merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan
Pathological BasedRegistration di Indonesia, KPD menempati urutan
pertamadengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker diIndonesia
Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker
Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia
adalah12/100.000 wanita, sedangkan di Amerikat adalah sekitar 92/100.000
wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18% dari
kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki
-laki dengan frekuensi sekitar 1%. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus
ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit
dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan,
diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang
baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.
Kanker payudara merupakan neoplasma ganas atau kumpulan sel
abnormal yang pertumbuhan pada jaringan payudara mengalami kelainan
dengan kata lain pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan
pertumbuhan jaringan normal, tumbuh infiltratif dan destruktif (merusak) serta
dapat bermetastase sehingga akan tetap tumbuh dengan cara yang berlebihan
setelah stimulus yang menimbulkan perubahan itu berhenti. (Rini,2005). Kanker
payudara terjadi karena meningkatnya aktivitas proliferasi atau memperbanyak
diri sel pada payudara serta kelainan yang menurunkan atau menghilangkan
regulasi kematian sel (apoptosis). Hilangnya kontrol atas proliferasi sel dan
apoptosis mengakibatkan sel berpoliferasi secara terus menerus tanpa adanya
batas kematian. Apoptosis menyebabkan ketidakmampuan dalam mendeteksi
kerusakan sel akibat kerusakan pada DNA, sehingga sel-sel abnormal tumbuh
terus menerus tanpa kendali. (Price,1995)

Tanda dan gejala Kanker Payudara

Tanda dan Gejala Kanker PayudaraMenurut Purwoastusi (2012) tanda


dan gejala yang tampak pada penderita kanker payudara adalah sebagai
berikut:
a) Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari
dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga
kurang mendapat perhatian dari penderita.
b) Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
c) Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
d) Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
e) Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
f) Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
g) Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman, atau nanah dari
puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak
sedang menyusui.
h) Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
i) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar alat tubuh lain.
j) Keadaan umum penderita buruk

Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor risiko kanker payudara antara lain faktor usia, faktor reproduksi
(usia menarchedini, kehamilan pertama pada usia lanjut, paritas yang rendah,
masa laktasi), faktor endokrin (kontrasepsi oral, terapi sulih hormon, usia > 75
tahun dengan densitas payudara 75%, hiperplasi atipik), diet (konsumsi alkohol,
obesitas) dan genetik/riwayat keluarga (anggota keluarga dengan kanker
payudara, riwayat keluarga dengan kanker ovarium) (Rasjidi, 2010).
Penelitian Anggorowati (2013) menunjukkan faktor yang berhubungan
dengan kejadian kanker payudara adalah obesitas, usia melahirkan anak
pertama, riwayat pemberian ASI, dan usia menarche. Penelitian Priyatin,
dkk(2013) menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
kanker payudara adalah usia menarche, usia melahirkan pertama, paritas,
riwayat menyusui, lama menggunakan kontrasepsi hormonal dan riwayat
penyakit keluarga.

Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara ada 3 macam pencegahan antara lain sebagai berikut :
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah langkah yang dilakukan untuk
menghindari diri dari setiap faktor yang dapat menimbulkan kanker
payudara. Penyuluhan tentang kanker payudara perlu dilakukan
terutama mor-faktor resika dan bagaimana melaksanakan pola hidup
sehat dengan menghindari makanan berlemak, banyak konsumsi sayur-
sayuran dan buah-buah serta giat berolah raga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
resiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi
dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.
Skrining melalui mamografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mamografi
pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
kanker payudara. Skrining dengan mamografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain wanita yang sudah mencapai
usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assemeny surve. Wanita
dengan faktor resiko mendapat rujukan untuk melakukan mamografi
setiap tahun. Wanita normal mendapat rujukan mamografi setiap 2
tahun sampai mencapai usia 50 tahun. Kematian oleh kanker payudara
lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan sadari
dibandingkan yang tidak sadari.Sensitivitas sadari untuk mendekti
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mamografi
maka sensitivitas mendetekdi secara dini menjadi 75%
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah
positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita
kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi
kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan
tersier ini penting untuk kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan
dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Tindakan kemoterapi dengan sitostatika
pada penderita kanker perlu dilakukan apabila telah bermestastasis
jauh. Pengobatan pada stadium ini akan diberikan hanya berupa
simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Kesimpulan
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar
payudara, termaksud saluran kelenjar susu dan jaringan penunjangnya
(Hasdiana, dkk 2009). Kanker payudara merupakan neoplasma ganas atau
kumpulan sel abnormal yang pertumbuhan pada jaringan payudara mengalami
kelainan dengan kata lain pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi
dengan pertumbuhan jaringan normal, tumbuh infiltratif dan destruktif
(merusak) serta dapat bermetastase sehingga akan tetap tumbuh dengan cara
yang berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan itu berhenti.
Kanker payudara terjadi karena meningkatnya aktivitas proliferasi atau
memperbanyak diri sel pada payudara serta kelainan yang menurunkan atau
menghilangkan regulasi kematian sel (apoptosis). Penelitian Priyatin, dkk(2013)
menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker
payudara adalah usia menarche, usia melahirkan pertama, paritas, riwayat
menyusui, lama menggunakan kontrasepsi hormonal dan riwayat penyakit
keluarga.

Daftar Pustaka

“Makalah Kanker Payudara”, https://www.scribd.com/doc/313525434/MAKALAH-


KANKER-PAYUDARA
RinaHayati, 2020 “Pengertian Subjek Penelitian dan Contohnya”
https://penelitianilmiah.com/subjek-penelitian/

http://simakip.uhamka.ac.id/uploads/pengumuman/f3332df527024af08923e806e
83e761c.pdf
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA “PANDUAN
PENATALAKSANAANKANKER PAYUDARA”
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KANKER PAYUDARA http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1578/1/Skripsi.pdf

Karya Tulis Ilmiah “ILMIAHASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF


PADAPASIEN Ny. Y.G DENGAN CA MAMMAE DI RUANG CEMPAKA RSUD
PROF Dr.W.Z JOHANES KUPANG”
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1133/4/4.%20Chapter2.pdf

Anda mungkin juga menyukai