Anda di halaman 1dari 1

Hai, Socconians,

Apakah Socconians sebelumnya pernah mendengar tentang terapi perilaku dialektik atau Dialectic
Behavior Therapy (DBT)? Pada kesempatan ini Social Connect akan memperkenalkan salah satu terapi
yang sedang banyak diimplementasikan dalam dunia kesehatan jiwa. Terapi perilaku dialektik (DBT)
merupakan salah satu jenis terapi kognitif perilaku (CBT) – atau terapi bicara – yang dikembangkan oleh
Marsha M. Linehan pada akhir tahun 1980-an untuk membantu individu dengan gangguan kepribadian
ambang. DBT merupakan psikoterapi pertama yang terbukti efektif dalam uji terkendali untuk gangguan
kepribadian ambang. Saat ini DBT telah dikembangkan secara luas untuk menangani berbagai masalah
kejiwaan seperti depresi, cemas, gangguan makan, perilaku menyakiti diri sendiri, percobaan bunuh diri,
kecanduan dan lainnya.
Apa ya teori dan tujuan dari pemberian DBT ini? DBT merupakan terapi berbasis keterampilan yang
menekankan aspek psikososial. “Dialektik” dalam terapi perilaku memiliki dua pengertian yaitu: sifat
dasar realitas, serta dialog dan hubungan yang persuasif. Terapi ini didasari oleh teori yang menyatakan
adanya reaksi secara intens dan berlebihan pada beberapa orang ketika dihadapkan pada suatu situasi
emosional, yang biasanya ditemukan pada masalah keluarga, pasangan, maupun pertemanan. DBT
berfokus pada masalah disregulasi emosi yang tampak dalam berbagai pola seperti ketidakmampuan
seseorang dalam mengatur emosi, mengontrol dorongan (impuls), hubungan interpersonal dan citra diri.
Tujuan dari proses DBT ini adalah membantu individu untuk mengubah cara berpikir, berperilaku,
perasaan dan hubungan interpersonal yang menyebabkan masalah dalam kehidupannya.
Apa saja bentuk terapi yang diberikan dalam proses DBT? Terapi dapat diberikan pada latar rawat jalan
dengan 4 bentuk terapi yaitu terapi individual, latihan keterampilan secara berkelompok, konsultasi antar
sesi terapi, dan pertemuan konsultasi terapis. Sesi terapi individu memiliki target terapi prioritas utama
yaitu individu dengan perilaku yang mengancam jiwa, baik perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
maupun terhadap orang lain. Target yang kedua adalah membantu individu yang kurang patuh dalam
menjalankan pengobatan. Untuk target ketiga yaitu mengintervensi perilaku yang menurunkan kualitas
hidup seseorang seperti pada gangguan psikiatrik, kecanduan zat (NAPZA), pengangguran, masalah relasi
dengan orang lain. Dengan target keempatnya yaitu meningkatkan keterampilan DBT pada masing-
masing individu. Nah selanjutnya, terapi kelompok merupakan suatu kelas yang melatih keterampilan
untuk mengatasi ketidakseimbangan emosi dan perilaku menyakiti diri sendiri. Konsultasi yang dilakukan
antar sesi DBT bermanfaat untuk memastikan individu dapat menggunakan keterampilan yang telah
dipelajari pada situasi yang tepat. Sedangkan pertemuan konsultasi terapis lebih bertujuan untuk
memastikan terapis DBT selalu tahu strategi DBT yang dibutuhkan, tahu cara menggunakannya dan tetap
termotivasi.
Dimana dan berapa sering Socconians dapat mengakses DBT ini? DBT dapat Socconians peroleh dari
tenaga profesional seperti psikiater ataupun psikolog yang telah mendapat sertifikasi DBT. Pemberian
terapi akan dievaluasi berdasarkan kebutuhan masing-masing individu. Umumnya keempat terapi diatas
dilakukan masing-masing sebanyak satu sesi setiap minggu dengan durasi 1 – 2 jam. Dengan empat terapi
DBT ini diharapkan dapat membantu individu dalam memperbaiki 5 fungsi kehidupannya yaitu (1)
meningkatkan motivasi individu untuk berubah, (2) mengembangkan kemampuan individu untuk
berubah, (3) memperluas keuntungan yang dapat diperoleh dari perubahan perilaku tersebut, (4)
membangun lingkungan yang dapat mendukung perubahan bagi individu, serta (5) meningkatkan
motivasi dan kompetensi terapis dalam menangani populasi atau masalah yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai