Anda di halaman 1dari 3

KASUS PELANGGARAN PADA TRANSPORTASI ONLINE UBER

Disusun oleh :

Nama : Agata Riana Tantia Threastuti

Kelas : KU-1B

Nim : 4.43.20.1.01

Matkul : Pengantar Bisnis


I. PROFIL PERUSAHAAN

Uber Technologies Inc. adalah perusahaan jaringan transportasi asal San


Francisco, California, yang menciptakan aplikasi penyedia transportasi yang
menghubungkan penumpang dengan sopir kendaraan sewaan serta layanan
tumpangan. Nama Uber muncul dari suatu pemikiran Travis Kalanick Wapath beserta
temanya Garret Campt.
Uber sendiri masuk ke Indonesia pada 13 Agustus 2014, awalnya Uber baru
melayani pelanggannya di kawasan CBD seperti Kuningan atau Sudirman, Jakarta.
Skema Uber di Indonesia pun masih sama seperti di luar negeri. Uber tidak memiliki
mobil sendiri, mobil-mobil tersebut berasal dari rekanan Uber yang disewa. Cara
pemesanannya pun layaknya memesan taksi pada umumnya, pengguna diminta
registrasi yang berisikan data pribadi dan nomor kartu kredit untuk pembayaran.
Untuk memesannya pun cukup mengaktifkan fitur GPS dan nama supir beserta
nomor plat mobil pun dapat langsung terlihat. Mobil-mobil yang ada pun tergolong
mobil mewah, sebut saja Toyota Alphard, Camry, hingga Mercedes Benz S-Class,
dan semuanya plat hitam dan tanpa ada tulisan “taksi” satu pun pada badan mobil.
(Krisnadi, 2016).

II. KASUS
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (20/9/2017), akhir 2016 lalu Uber bermasalah di
Indonesia terkait lokasi kantor mereka. Lokasi tersebut dipermasalahkan karena
berada di zona yang tak diperuntukkan untuk bisnis. Sumber yang dikutip Bloomberg
menyebut seorang karyawan Uber memberi sogokan ke polisi agar mereka tetap bisa
beroperasi di lokasi tersebut. Uang sogokan tersebut kemudian muncul dalam laporan
pengeluaran Uber, dan dideskripsikan sebagai sogokan ke pihak berwajib lokal.
Setelah itu, masih dari sumber yang sama, Uber memecat karyawannya itu. Ia adalah
Alan Jiang, bos Uber Indonesia saat itu. Alan dipecat karena ia adalah orang yang
menyetujui laporan pengeluaran tersebut. Alan sendiri belum memberi komentar soal
hal ini. Uber mengetahui masalah ini, namun mereka memutuskan untuk tak
melaporkannya pemerintah AS. Setelah terendus oleh Departemen Hukum AS Uber
akhirnya mengakui kejadian yang terjadi di Indonesia itu.
Pemerintah akhirnya memilih solusi final buat masalah transportasi berbasis
aplikasi dan transportasi konvensional. Solusi itu didapat setelah pada Kamis (24/3)
Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menggelar rapat bersama
Kementerian Perhubungan, Kementerian Kominfo, Uber, Go-Jek, Grab dan pihak
terkait lainnya. Solusinya, transportasi berbasis aplikasi harus menaati Undang-
Undang No. 22/2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Menteri Perhubungan,
Ignasius Jonan, menyatakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai UU No.
22/2009, antara lain harus berbadan hukum, terdaftar di pemerintahan daerah, dan
memiliki izin sebagai sarana transportasi.
Selain memiliki opsi untuk membuat badan hukum, Jonan mengatakan Grab dan
Uber juga bisa bekerja sama dengan badan hukum di bidang transportasi. Para
pengemudinya pun diharuskan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) A Umum
untuk digunakan sebagai kendaraan umum. Pemerintah tidak mempermasalahkan
mobil rental yang berpelat hitam sebagai moda angkutan Uber dan Grab asalkan
kendaraannya harus melalui uji kir. Uji kir diperlukan karena untuk keselamatan
penumpang. "Ini undang-undang yang mengatur begitu," kata Jonan. Jonan
menyebut, pendaftaraan menjadi badan hukum ini dilakukan di pemerintah daerah.
Bukan di Kementerian Perhubungan. Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama,
meminta Uber dan Grab memenuhi aturan yang berlaku. Bila semua sudah
dilaksanakan, akan segera diberi izin resmi. "Nanti kami legalin," kata dia, seperti
dikutip Detik.com. Sedang untuk tarif, akan dilakukan pengaturan. Pastinya sesuai
pasar. "Nanti kitakan bicarakan, duduk bersama," ujarnya. Menkominfo Rudiantara,
dikutip dari Merdeka.com, menyatakan jika perusahaan transportasi berbasis online
tak berizin, tanpa KIR, dan pajak, maka pihaknya akan menutup aplikasinya.

Sumber :

http://adljihan.blogspot.com/2019/07/kasus-etika-bisnis.html

http://gettypratiwia.blogspot.com/2018/07/contoh-kasus-perilaku-bisnis-yang.html

https://fadlanurfadilah02.blogspot.com/2019/12/penyajian-dan-pembahasan-kasus-
etika_2.html

http://faninuramani.blogspot.com/2019/07/makalah-etika-bisnis.html

http://beaseliasy.blogspot.com/2015/11/makalah-contoh-pelanggaran-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai