Anda di halaman 1dari 2

LATIHAN PEMBAHASAN KASUS

Mata Kuliah Bisnis Pengantar


Dosen : Widya Paramita, S.E., M.Sc.
Durasi : 120 menit
Petunjuk : Bacalah dengan cermat uraian kasus bisnis ringkas di bawah ini, dan
jawab pertanyaan di bawah dengan singkat dan jelas! Uraikan argumentasi Anda
dengan menggunakan dasar teori yang sesuai. Terdapat empat (4) pertanyaan
dengan total nilai 100.

SOAL
UBER TAXI, KETIKA INOVASI BERHADAPAN DENGAN
ATURAN
SIAPAKAH UBER TAXI?
Uber adalah perusahaan rintisan dan perusahaan jaringan transportasi asal
San Francisco, California, yang menciptakan aplikasi bergerak yang
menghubungkan penumpang dengan sopir kendaraan sewaan serta layanan
tumpangan. Perusahaan ini mengatur layanan penjemputan di berbagai kota di
seluruh dunia. Mobil dapat dipesan dengan mengirim pesan teks atau memakai
aplikasi bergerak khususpilihan terakhir juga bisa digunakan untuk melacak lokasi
mobil pesanan pengguna. Awalnya, para sopir Uber menggunakan mobil Lincoln
Town Car, Cadillac Escalade, BMW 7 Series, dan Mercedes-Benz S550.[3] Setelah
2012, Uber meluncurkan UberX, yaitu pengayaan jenis mobil agar terjangkau oleh
berbagai lapisan masyarakat. Pada tahun 2012, Uber mengumumkan rencana
perluasan operasinya yang mencakup tumpangan menggunakan taksi. Bulan Juni
2014, Uber mengakhiri periode pendanaan yang menaikkan nilai perusahaan
menjadi US$18,2 miliar. Meski Uber belum merilis nama-nama investornya, Fidelity
Investments diduga-duga merupakan investor terbesarnya.[7] Per Agustus 2014,
perusahaan ini masih terlibat gugatan di beberapa wilayah hukum dengan tuduhan
operasi taksi ilegal.

KONTROVERSI UBER TAXI


Jalanan Jakarta disesaki sedan berpelat kuning, Selasa (23/3/2016) kemarin.
Pengemudinya berunjuk rasa agar pemerintah memblokir Uber, Grab, dan layanan
transportasi berbasis aplikasi serupa. Dalihnya beragam. Mulai dari status usaha
Uber yang belum jelas, hingga prosedur uji kelayakan angkutan umum Grab yang
tak juga rampung. Paling utama, Uber dan Grab dianggap mengusik kemapanan
Blue Bird, Express, dan perusahaan taksi konvensional lainnya. Bagaimana tidak,
baru sekitar dua tahun beroperasi di tanah air, Uber dkk sudah merampas rata-rata
40 persen jatah profit taksi tradisional. Kondisi inilah yang belakangan disebut
disruptive alias merusak. Uber dan Grab "merusak" tatanan sistem transportasi
dengan memanfaatkan teknologi. Masyarakat cukup memesan kendaraan via
aplikasi di smartphone. Mekanisme pembayaran pun bisa dipilih. Menggunakan
kartu kredit, debit, atau tunai.

Selain itu, dibandingkan taksi tradisional, tarif Uber dkk lebih murah sekitar
30 persen pada kondisi normal. Hal ini dimungkinkan konsep "sharing economy"
atau ekonomi berbagi yang lebih efisien. Sederhananya, Uber punya aplikasi, orang
A punya mobil, dan orang B ingin menumpang. Uber tak memiliki satu pun mobil
angkutan dan tak memperkerjakan satu pun sopir. Semuanya bersifat kemitraan.
Karenanya, Uber tak perlu mengeluarkan ongkos perawatan mobil, seragam sopir,
pool, dan sebagainya. Beda dengan konsep taksi tradisional yang semuanya serba
memiliki (owning economy). Alhasil, alokasi biaya lebih banyak, argo layanan pun
lebih mahal. Pemerintah memutuskan bahwa taksi Uber dan GrabCar harus
mematuhi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Darat. Kedua perusahaan tersebut harus bergabung ke dalam operator angkutan
yang legal. Keputusan itu didapat setelah rapat antara Dirjen Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan, pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta, serta Menteri
Komunikasi dan Informatika, Rabu (23/3/2016). Rapat yang digelar di Ruang Bima
Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) itu
dipimpin Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan. Lebih spesifik lagi, pemerintah
memberikan dua alternatif bagi Grab, apakah bergabung ke dalam perusahaan taksi
atau hanya cukup berbadan hukum sebagai perusahaan rental mobil.

1. Menurut Anda sebagai pengamat bisnis, apakah inovasi Uber Taxi mengandung
dilemma etika atau tidak? Jelaskan alasannya!

2. Jika Anda sebagai pemilik perusahaan Uber Taxi, bagaimana Anda akan
menyikapi peraturan di Indonesia dan ketetapan pemerintah mengenai Uber?
Apakah akan bergabung dengan perusahaan taksi atau akan berbadan hukum
rental mobil ?Jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan dari
kerangka strategi bisnis untuk masuk ke pasar internasional!

3. Jika Anda dapat berandai-andai sebagai pemilik Uber Taxi dan pemerintah
meminta Anda untuk mendirikan suatu badan usaha yang formal, bentuk
kepemilikan bisnis seperti apa yang tepat untuk Uber Taxi mengingat mobil-mobil
yang dioperasikan adalah bukan milik Uber? Jelaskan alasannya!

4.Menurut Anda apakah alasan Uber Taxi memasuki bisnis di Indonesia? Hambatan-
hambatan apakah yang dialami Uber Taxi ketika berekspansi ke Indonesia dan
bagaimana strategi bisnis yang tepat menurut Anda?Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai