Anda di halaman 1dari 4

1.

Mengapa auditor internal harus melakukan survei pendahuluan dalam


setiap penugasan, jelaskan alasan saudara?

Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit
dan membuat frustasi untuk dipelajari. Survei pendahuluan dapat menjadi
senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan
perspektif yang dibutuhkan untuk menyusun program audit dan mendukung
kesuksesan audit.

Dengan adanya survei pendahuluan maka auditor dapat mendapatkan manfaat


sebagai berikut:
-   Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit, yang
merupakan suatu rencana yang dapat dikomunikasikan baik kepada
supervisor audit maupun kepada supervisor audit maupun kepada staf audit.
-   Menjadi dasar penugasan auditor.
-   Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena
memuat waktu audit yang dianggarkan.
-   Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang
dikerjakan dengan apa yang direncanakan.
-   Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap- tahap
pelaksanaan audit.
-   Memberikan ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan.
-   Membantu audltor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-
jenis pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dlbutuhkan.
-   Mengurangi waktu supervisi langsung yang dlbutuhkan.
- Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit lnternal untuk mengevaluasi
upaya audit yang telah dilakukan.

2. Standar mengharuskan auditor internal membuat rencana untuk


melakukan penugasan audit, jelaskan cakupan rencana tersebut?

Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan


audit. Perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencangkup:

- Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.


- Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit.
- Penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit.
- Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan
dilakukan.
- Pelaksanaan, jika layak, survei Iapangan untuk mengenal lebih dekat
aktivitas dan control yang akan diaudit, untuk mengidentifikasi hal-hal yang
akan ditekankan dalam audit, dan untuk mengundang komentar dan saran
dari klien.
- Penulisan program audit.
- Penentuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan
dikomunikasikan.
- Perolehan pengesahan rencana kerja audit.

Baru-baru ini, Standar Audit 2201, “Pertimbangan-pertimbangan dalam


Perencanaan” menyatakan:

Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan:

- Tujuan aktivitas yang sedang diperiksa dan sarana yang di miliki aktivitas
tersebut untuk mengontrol kinerjanya
- Risiko-risiko signifikan terhadap aktivitas, tujuannya, sumber daya, dan
operasi serta sarana untuk mempertahankan dampak potensial risiko pada
tingkat yang dapat diterima.
- Kecukupan dan efektivitas manajemen risiko dan sistem kontrol yang
dimiliki aktivitas dibandingkan kerangka atau model kontrol yang relevan.
- Peluang untuk melakukan perbaikan signikan terhadap manajemen risiko
dan system kontrol aktivitas.

Practice Advisory 2200-1 tentang “Rencana Penugasan” yang terkait dengan


standar tersebut menyatakan bahwa auditor internal bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melakukan penugasan, yang tergantung pada pemeriksaan
dan persetujuan pengawasan. Program penugasan harus:
- Mendokumentasikan prosedur-prosedur yang dijalankan auditor internal
untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan
mendokumentasikan informasi selama penugasan.
- Menyatakan tujuan penugasan.
- Menetapkan lingkup dan tingkat pengujian yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan penugasan dalam setiap tahap penugasan.
- Mengidentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang
harus diperiksa.
- Menyatakan sifat dan luas pengujian yang dibutuhkan.
- Disiapkan sebelum pelaksanaan dan dimodifikasi, jika layak selama
penugasan.

3. Tindakan apa yang harus dilakukan auditor setelah menemukan bahwa


ada langkah audit yang dihilangkan dari program audit ?

Ketika auditor menemukan ada langkah audit yang telah dihilangkan, auditor
harus menilai kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk
mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. Apabila dasar
yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-bukti
mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung
jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan
mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan sehingga akan
mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus mengikuti
prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraf terakhir dari bagian
terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan
bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau
yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk
menentukan tindakan yang tepat

4. Apa yang menjadi pertimbangan auditor internal dalam menghilangkan


langkah audit di program audit?
Auditor harus mempertimbangkan apakah bukti audit harus selaras atau
relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut
dapat dipercaya. Relevansi hanya dapat dipertimbangkan dalam tujuan audit
spesifik, bukti audit barangkali relevan untuk suatu tujuan audit, tetapi tidak
relevan untuk tujuan audit lainnya.

Auditor juga harus mempertimbangkan reliabilitas bukti dimana itu mengacu


pada tingkat seberapa besar bukti itu dapat dipercaya atau layak dipercaya.
Seperti relevansi, jika bukti dapat diandalkan. Bukti tersebut sangat membatu
auditor dalam memberi keyakinan bahwa laporan telah disajikan secara wajar.
Sebagai contoh, jika auditor melakukan perhitungan persediaan, hasil
perhitungan auditor lebih dapat diandalkan jika dibandingkan dengan
amanajemen yang memberikan jumlah yang dihitung sendiri kepada auditor.

5.     Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, mengapa
demikian, jelaskan?

Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, hal ini
bertujuan agar manajemen perusahaan dapat mempunyai informasi yang
lengkap terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang hendak dilakukan terkait
proses audit. Contoh: tujuan operasi dan kontrol yang akan diuji

Anda mungkin juga menyukai