Perencanaan Drainase Jalan
Perencanaan Drainase Jalan
Perencanaan
Sistem
Drainase Jalan GJW. Fernandez
Peneliti Utama IVd Bidang Geoteknik Jalan
Puslitbang Jalan dan Jembatan
1
Klasifikasi (berdasarkan fungsi)
Drainase permukaan
- 2 fungsi utama :
a. menurunkan m.a.t sampai kedalaman min 1.00 m
di bawah permukaan tanah (di dalam base,
urugan tanah atau tanah)
b. mencegat air dari daerah sekitar agar tidak
merembes ke dalam urugan tanah.
2
Tipikal Sistem Drainase Permukaan Jalan
terdiri dari : - kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan
- selokan tepi dan gorong-gorong
- drainase lereng
Saluran Penangkap
Saluran
samping
jalan
i b% im% im% ib %
Gorong-gorong
Rembesan Rembesan
3
Tipikal Drainase untuk muka air rendah
terdiri dari : - pipa pengumpul dan filter
- bak pengumpul dgn sistem pompa (pengontrol tinggi air)
- lapis agregat dan pipa keluar
Tempat
Pompa
Muka Tanah Asli Pipa Pembuangan
Perkerasan
Bak Pengumpul
Median
permukaan air
permukaan air Filter pada sisi Pompa pada
tanah dan alas parit Pipa keluar ketinggian ini
Pengontrol tinggi air
Pipa pengumpul
Pipa Pengumpul
Tipikal Sub-
Sub-drain samping jalan
terdiri dari : - material granular dan filter
- pipa perforasi
P e rm u ka a n ta n a h a sli
G a li P e rk e ra sa n
B a se d a n su b b a se
ke tin g g ia n a ir
s e b e lu m n y a B a se d a n s u b b a se
K e tin g g ia n a ir
d e n g a n d ra in a se
D ra in a s e lo n g itu d in a l
(a )
P e rm u ka a n ta n a h a s li
K e tin g g ia n a ir
se b e lu m n ya
P e rke ra sa n
G a li
K e tin g g ia n a ir d e n g a n
d ra in a s e
C
L D ra in a se lo n g itu d in a l
(b )
P e rm u ka a n ta n a h a sli
K e tin g g ia n a ir se b e lu m n ya
g a li P e rke ra s a n
K e tin g g ia n a ir d e n g a n
K e tin g g ia n a ir d ra in a se
d e n g a n d ra in a se
D ra in a se lo n g itu d in a l
C
L C
L
(c)
4
Tipikal Sub-
Sub-drain melintang jalan
terdiri dari : - material granular dan filter
- pipa perforasi
Skema Perencanaan
Plot Rute Jalan
Perkiraan awal
Pengenalan Perencanaan kebutuhan
Daerah Layanan Sistem Drainase penempatan
layanan drainase
Perencanaan Perencanaan
Drainase Permukaan Subdrain
Ketentuan teknis,
Metode/Cara
pengerjaan
Selesai
5
Contoh Perencanaan Drainase Permukaan
1. Data Kondisi
Q segmen 1
Q gorong-gorong =
Qsegmen1 +Q segmen 2
Q gorong-gorong
Q segmen 2
6
3. Kondisi eksisting permukaan jalan
Untuk menentukan waktu konsentrasi (Tc) digunakan rumus (3), (4), dan (2):
2 0 , 013 0 ,167
t aspal ( x 3, 28 x 5 , 0 x ) 1, 00 menit
3 0 , 02
2 0 , 013 0 ,167
t bahu ( x 3, 28 x 2 , 0 x ) 0 ,86 menit
3 0 , 02
2 0 , 01 0 ,167
t perumahan ( x 3, 28 x10 , 0 x ) 1, 04 menit
3 0 , 03
200
t2 2 , 2 menit
60 x1,5
7
5. Data curah hujan
Data curah hujan dari pos pengamatan BMG adalah sebagai berikut :
8
10. Tentukan kecepatan saluran (V) < kecepatan ijin
dan kemiringan saluran (is)
1
V R 2 / 3 is
1/ 2
(rumus 13)
n
Dengan dimensi : h =0,5m
maka R = F/P = (hxb)/(2h+b) = 0,5b/(1+b)
w 0 ,5 h ( 0 ,5 x 0 ,5 0 ,5 m
Jadi gambar dimensi saluran drainase permukaan :
w = 0,50 m
h = 0,50 m
b = 0,70 m
9
12. Hitung dimensi gorong-gorong ke sungai
h 0,5D
0,5 D
D 2 x 0 ,8 2 53 ,13
F 1 h 0 ,5 D tan 1 0 , 64 0 ,5 x 0 ,8 tan 53 ,13 0 ,338 m
2 2 2
4 180 4 180
10
13. Periksa kemiringan tanah eksisting penempatan saluran di lapangan
i (%)
+8800 (m)
+ 8400 (m)
Sta.5+100 Sta.5+300
200 (m)
is di lapangan 0,2% < is di gunakan (3%) maka tidak diperlukan pematah arus.
11
Menggambar garis-garis aliran rembesan (flow net)
dari Gambar, diperoleh : Jumlah garis aliran (Nf) = 3
Jumlah garis equipotensial (Nq) = 13
N 3
q kxh ap x 10 4 x 3 x 13 x10 5 m 3 / det/ m '
f
Nq 13
Sehingga debit pengaliran yang terjadi adalah 1,3.10-4 m3/det/m’
q 1,3 . 10 4
T 0 , 65 m
k .i ip 10 2 . 0 , 02
Maka dengan Debit 3,9.10-2 m3/det, diameter pipa dapat dicari dengan Rumus (14) :
Q = F. V
3,9.10-2 = ¼..d2. 1/0,02.(1/4.d)2/3. (0,01)1/2
3,9.10-2 = ¼..d2.5.(1/4.d)2/3
3,9.10-2 = 3,926. d2.(0,25.d)2/3 = 0,9813 d 8/3
d = 0,29 meter
Sehingga pipa yang digunakan adalah pipa porous dengan diameter 30cm dan
kemiringan 0,01 m/m (1%).
12
2. Contoh Perhitungan dengan Cara Analitis :
Perkerasan Jalan
Bahu Jalan
Muka Tanah Asli
Perkerasan Jalan
d
Lapisan Kedap Air
Debit rembesan yang mengalir ke dalam pipa dihitung menggunakan rumus (43) dan (42)
H 2 h 2 3 2 0, 2
2
Rh 149 ,33 meter
2 .i at .H 2 .0 ,01 .3
Q
k . L. H 2 h 2
10 5 .200 . 3 2 0, 2 2
1, 2 .10 4 m 3 / det ik
Rh 149 ,33
13
Beberapa Contoh Jenis Subdrain
Konstruksi Subdrain
untuk penanganan longsoran jalan
14
Contoh Perhitungan Subdrain
untuk Penanggulangan Longsoran
1. Evaluasi hasil penyelidikan :
• Situasi dan penampang melintang daerah longsoran
• Stratifikasi (perlapisan) tanah
• Kondisi air tanah
• Pengujian tanah di laboratorium (parameter kuat geser, gradasi, dsb)
• Tipe dan kedalaman longsoran
2. Analisis
• Kestabilan lereng setelah longsoran diam (FK 1,00)
N U 2 tan r
n n
c r .L
FK 1 1
1, 00
n
1
T
N U tan 1 c r .L
n r n
FK 1 1
T
n
1
N U 0 tan r
n n
c r .L
FK 1 1
1,50
n
1
T
15
Contoh Kasus 1 :
Longsoran Jalan Somber Km.3+500
Prov.Kaltim (1983)
Kondisi Lapangan
Somber Km.3+500
Atas Jalan
16
Data dan Analisis
Longsoran Somber Km.3+500 Kaltim
17
Sistem Subdrain Longsoran Somber Km.3+500 Kaltim
Contoh Kasus 2:
Longsoran Jalan Tol Semarang Seksi A
Prov.Jateng (1986 dan 1991)
18
Situasi dan Penanggulangan
Longsoran Jalan Tol Semarang Seksi A
19
Konstruksi Subdrain
Untuk Meningkatkan Stabilitas
20
Tipikal Desain Subdrain
Konstruksi Subdrain
21
Konstruksi Pipe Culvert dan Side Ditch
22
Data dan Analisis
Longsoran Jalan Tol Arteri Semarang
subdrain
23
TERIMA KASIH
24