Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH

Oleh: Maman Suryaman (2019)

Secara umum format standar suatu laporan karya ilmiah meliputi; pendahuluan,
landasan teoritis, deskripsi metode, hasil temuan, diskusi dan kesimpulan (Borg and
Gall, 1989 in Spector et.al., 2008). Bogdan and Biklen, 1992 (Spector et.al. 2008:
775) secara ringkas mengemukakan bahwa laporan penelitian kualitatif meliputi “...
an introduction, core material, and conclusion.” Artinya bahwa sebuah laporan
penelitian kualitatif secara ringkas hanya menyampaikan tiga hal, yaitu; pengantar,
inti pembahasan dan kesimpulan.
Penyajian suatu artikel ilmiah hampir mempunyai kesamaan satu sama lain.
Namun demikian sering terjadi variasi antara satu pubisher dengan lain selalu
ditemukan perbedaan, misalnya dalam tata tertib, petunjuk dan cara penulisan acuan
bisa berbeda. Untuk itu setiap penulis artikel harus menyesuaikan diri dengan
ketentuan dan aturan yang mereka tetapkan agar artikel yang dikirim bisa diterima.
Anatomi artikel ilmiah pada umumnya merupakan urutan sebagai berikut: (1) Judul
artikel ilmiah; (2) Abstrak; (3) Kata Kunci (Key words); (4) Pendahuluan; (5)
Landasan Teoritis; (6) Metoda; (7) Hasil penelitian dan diskusi; (8) Kesimpulan; dan
(9) Daftar Pustaka. Namun untuk kepentingan tugas kali ini tidak menyertakan
metode dan hasil penelitian. Jadi susunannya sebagai berikut: (1) JUDUL; (2) Baris
Kepemilikan; (3) ABSTRAK; (4) Kata Kunci (Key words); (5) PENDAHULUAN;
(6) LITERATUR RIVIU; (7) DISKUSI; (8) KESIMPULAN; dan (9) DAFTAR
PUSTAKA.

JUDUL 

Kepiawaian seorang penulis dalam membuat judul, akan terlihat dari


kemampuannya dalam memenuhi persyaratan sebuah judul artikel ilmiah. Adapun
syarat-syarat dimaksud adalah; (1) merupakan kalimat pendek yang tidak lebih dari
10 kata, (2) menggambarkan isi artikel, (3) merupakan kata-kata kunci dari varibel
penelitian, (4) menarik perhatian pembaca dalam arti menyajikan informasi
terbarukan (Gunawan, Sugeng, dan Ali, 2012, Adnan, 2005, Riwanto, tt). Sekalipun
merupakan kalimat pendek, judul tetap mencerminminkan isi artikel secara
keseluruhan, informatif dan komprehensif, serta menggambarkan variabel-variabel
yang dikaji atau diteliti. Dengan demikian, ketika kita merumuskan judul, hendaknya
mengidentifikasi permasalahan yang akan dikaji atau diteliti serta variabel-variabel
yang terlibat di dalamnya. Disisi lain kita perlu merenungkan, kira-kira kalimat
pendek apa yang dapat mewakili, tetapi memiliki nilai jual akademis sesuai trend
yang saat ini banyak dibicarakan orang-orang atau komunitas akademis kita. 
Baris kepemilikan

Penelitian dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok atau beberapa


orang. Untuk semua yang terlibat dalam penelitian dan penulisan artikel harus
dimasukkan dalam baris kepemilikan yang dicantumkan di bawah judul, meliputi
nama lengkap penulis (para penulis) tanpa gelar, nama dan alamatinstitusi serta
alamat e-mail. Penulis yang dimasukkan adalah mereka yang mempunyai kontribusi /
artikel dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis, sintesis sampai dengan penulisan
artikel itu sendiri. Setiap nama yang tercantum harus mampu menjawab permasalahan
yang timbul dari artikel tersebut. Seluruh anggota yang terlibat ditulis nama
lengkapnya secara berurutan, tidak dibenarkan hanya menulis nama penulis pertama
diikuti et. al. (dan kawan-kawan), selain itu juga nama akhir penulis tidak boleh
disingkat. Pencantuman alamat instansi maupun alamat email pribadi atau email
afiliasi, dimaksudkan untuk kepentingan korespondensi dan pengiriman hasil cetak.

ABSTRAK (ABSTRACT) 

Merupakan ringkasan secara lengkap, komprehensif dan jelas menerangkan


keseluruhan isi tulisan, artinya dengan membaca abstrak tersebut pembaca sudah bisa
mempunyai cukup pemahaman tentang keseluruhan artikel. Disajikan dalam satu
paragraf dengan menggunakan tidak lebih dari 200 kata. Meskipun dalam satu
paragraf harus lengkap berisi unsur-unsur; fokus kajian, tujuan, metode, hasil,
kesimpulan. Tidak dibenarkan tabel, gambar dan pengacuan pustaka ada dalam
abstrak.

Kata kunci (Keyword) 

Di bawah abstrak dicantumkan kata kunci, antara 3-12 kata kunci. Satu kata
kunci bisa terdiri atas 1 (satu) kata atau lebih yang mempunyai satu arti (frasa),
misalnya: starategi pembelajaran, pencapaian hasil belajar. Kata kunci (Keyword):
kata atau frase yang sangat penting yang menggambarkan cakupan pembahasan,
didefinisikan secara khusus untuk memahami isu dan diskusi lanjutannya (Spector
et.al., 2008: 808). 

Setelah kita memaparkan judul, penulis beserta alamatnya dan abstrak, kita
memasuki batang tubuh dari artikel yang meliputi; pendahuluan, landasan teoritis,
metode, hasil penelitian dan diskusi, serta kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dari
bagian-bagian tersebut dapat diikuti uraian berikut. 

PENDAHULUAN
Bagian awal dari batang tubuh suatu artikel ilmiah adalah pendahuluan, yang
menjelaskan permasalahan yang dikaji atau diteliti. Pada bagian ini kita menjelaskan
adanya suatu kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Harapan dapat
berdasarkan standar suatu teoritik atau regulasi (aturan-aturan) yang diberlakukan
untuk saat ini, tentang bagaimana seharusnya itu terjadi.  Sudah barang tentu perlu
didukung dengan cuplikan (sitasi) tentang norma dan standar yang kita rujuk, untuk
menjamin signifikansi pendapat yang kita kemukakan. Bagian berikutnya kita
paparkan kenyataan yang terjadi, sama di bagian ini juga harus didukung dengan data
atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan alias jelas sumbernya. Berikut kita
paparkan seberapa besar kesenjangan yang terjadi antara harapan dan kenyataan,
itulah masalah yang akan kita kaji atau teliti. Seumber-sumber informasi yang
digunakan harus memiliki kebaruan, artinya sumber yang diterbitkan dalam kurun
waktu yang tidak terlalu lama, dan masih berlaku untuk saat ini. Sehingga jelas
kepentingan serta manfaatnya, mengapa masalah tersbut harus dikaji atau diteliti.
Dengan demikian pada bagian ini kita paparkan kesenjangan antara harapan dan
kenyataan serta kepentingannya untuk dikaji atau diteliti.  

LANDASAN TEORITIS (LITERATUR RIVIEW)

Riview ini harus berfokus pada penelitian sebelumnya sesuai topik yang kita
tetapkan dan atau pada latar belakang teori yang relevan dengan kajian (Paltridge and
Starfield, 2007:99). Phillips and Pugh (2005) menyarankan empat hal yang harus ada
pada bagian ini adalah latar belakang teori, pernyataan teori, data teori dan
kontribusinya.  Termasuk di dalamnya wilayah kajian teori, perkembangan saat ini,
kontroversi dan solusi, penelitian terdahulu dan latar belakang teori yang sesuai.

Tiga komponen penting yang tidak boleh dilupakan dalam bagian ini adalah
fokus kajian, data yang digunakan dan kontribusi penelitian. Fokus kajian,
menjelaskan apa yang sedang diteliti dan mengapa diteliti. Data yang digunakan,
alasan pembenaran terhadap data yang dipilih. Kontirbusi penelitian yang dilakukan,
yaitu pentingnya kajian yang dilaksanakan dalam konteks keilmuan dan praktek yang
terbaik. 

Menurut Thody, 2006 (Emilia, 2012) menulis kajian pustaka meliputi;


mencatat, meringkas, mengintegrasikan, menganalisis, mengkritisi. Mencatat
dimaksudkan penulis setelah membaca buku hendaknya merekam semua informasi
yang dibutuhkan dalam “kartu catatan” terkait isi yang akan kita pakai dalam tulisan.
Selain itu juga harus dicatat nama penulis, tahun terbit, halaman, penerbit dan kota
dimana sumber tersebut diterbitkan. Meringkas merupakan cara menulis kajian
pustaka yang paling sederhana dimana hanya melakukan listing atau daftar atau
urutan dari siapa mengatakan apa, satu persatu, dengan perbandingan yang implisit.
Mengintegrasikan dimaksudkan menyatukan dan membandingkan semua sumber
yang telah dikutip satu dengan yang lain dan disusun dalam satu kategori dengan
pustaka lain yang berhubungan. Dalam mengntegrasikan sebaiknya kita mebuat
Diagram Venn (Rudestam dan Newton,1992 dalam Emilia, 2012 :204), untuk melihat
hubungan, persamaan dan perbedaan dari masing-masing referensi atau teori yang
kita bahas, sebagaimana di gambarkan dalam bagan Bagan Diagram Venn.
Menganalisis merupakan proses pembagian informasi menjadi bagian-bagian
konstituennya, sehingga hubungan antara bagian-bagian itu jelas. Analisis yang
dilakukan meliputi konteks, istilah atau teori umum, temuan spesifik, hubungan
dengan penelitian sebelumnya dan hubungan dengan penelitian kita. Konteks
menggunakan kajian pustaka untuk menghubungkan penelitiannya dengan waktu
penelitian. Temuan spesifik dari penelitian sebelumnya meliputi; fokus kajian; hasil
penelitian; sampel; kelemahannya; keterkaiatan dengan penelitian sebelumnya;
persamaan dan perbedaan konsep, metodologi dan terminilogi.

Terkait dengan literature riview, Creswell, (2012: 81) mengemukakan lima


langkah berikut; (1) identifikasi istilah/terminologi kunci yang akan digunakan dalam
pencarian literatur, (2) cari literatur tentang topik dengan memanfaatkan beberapa
jenis bahan dan database, termasuk yang tersedia di perpustakaan akademis dan di
Internet, (3) secara kritis mengevaluasi dan memilih literatur untuk ulasan, (4) atur
literatur yang telah anda pilih dengan membuat abstrak atau mencatat pada literatur
dan mengembangkan diagram visualnya, dan (5) tuliskan tinjauan literatur yang
melaporkan ringkasan literatur untuk dimasukkan dalam laporan penelitian. Secara
ringkas dalam penulisan literature riview, kita perlu mengidentifikasi kata-kata kunci,
kesesuaian berbagai sumber dengan topik bahasan, meneglompokkan dan
menetapkan literatur terpilih. Sebagai bentuk nyata kegiatan ini adalah mencuplik
(quoting), mabahasakan ulang (paraphrasing), meringkas (summarizing) dan
menyimpulkan (synthesizing). 

Dalam penuangan artikel dalam penulisan literature riview, kita harus mampu
menulis sebuah paragraf yang baik dengan menghindari plagiat. Teknik yang dapat
digunakan melalui parafrase dan menyimpulkan (paraphrasing and summerizing).
Bailey (2003) menyampaikan bahwa efektivitas parafrase merupakan hal yang sangat
vital dalam penulisan akademik untuk menghindari plagiarisme. Adapun teknik
penulisan parafrase yang paling simple diantaranya dengan menggunakan teknik
merubah kata, merubah jenis kata dan merubah urutan kata (Bailey, 2003 dalam
Paltridge and Starfield, 2007: 112). Adapun contoh cara merubah kata dimaksud
seperti berikut; (1) merubah kata, kata “lumpur” dengan kata “endapan”; (2)
merubah jenis kata, kata “pegunungan” menjadi “gunung-gunung”; (3) merubah
urutan kata, “runtuhnya Mesir kuno” menjadi “awal peradaban masyarakat Mesir
kuno runtuh”.

Dalam menulis paragraf menurut Kirszner and Mandell (2003) minimal


terbangun dari tiga kalimat. Kalimat pertama merupakan topik (topic sentence),
kalimat kedua dukungan (support) dan kalimat ketiga simpulan (concluding
statement). Kalimat pertama menjelaskan gagasan apa yang akan kita sampaikan.
Kalimat kedua teori, aturan, data atau fakta apa yang mendukung terhadap gagasan
tersebut, diurai secara rinci (detail) sesuai keutuhan gagasan. Kalimat ketiga
merupakan kesimpulan dari uraian yang kita sampaikan pada kalimat kedua. Dengan
demikian ketika kita menuangkan suatu gagasan dalam satu paragraf setidaknya
memenuhi kriteria di atas, dan ketentuan ini tidak hanya berlaku pada bagian
literature review, melainkan pada seluruh tuisan yang kita buat.  

Selanjutnya Kirszner and Mandell (2003) menjelaskan jenis paragraf meliputi


sembilan jenis, yaitu pemberian contoh (exemplification), narasi (narration),
deskripsi (description), proses (process), sebab akibat (cause and effect),
perbandingan dan perbedaan (comparison and contrast), kalisifikasi (clasification),
definisi (definision) dan argumen (argument).  Paragraf pemberian contoh atau
exemplification yaitu memberi contoh sifatnya pendek dan tunggal namun
mendalam.  Sedangkan paragraf narasi atau narration merupakan rangkaian suatu
kejadian. Paragraf proses merupakan serangkain langkah yang disajikan dalam urutan
kronologis yang mengarah kepada hasil tertentu. Paragraf sebab akibat merupakan
penjelasan atas sebab itulah yang membuat sesuatu terjadi, efeknya adalah hasil dari
sebab tertentu, dapat berupa; situasi, aktivitas maupun perilaku. Paragraf
perbandingan dan perbedaan, memaparkan persamaan dan perbedaan diantara sesuatu
yang dapat menguji secara terpisah (persamaan atau perbedaan) maupun bersamaan.
Paragraf klasifikasi menceriterakan bagaimana mengumpulkan sesuatu dan memilah-
milah ke dalam suatu kategori. Paragraf definisi, menjelaskan suatu arti yang
mengajak pembaca secara pasti bagaimana anda menggunakan sebuah terminologi
dari suatu konsep yang belum familier. Paragraf argumen, mengambil posisi dalam
suatu perdebatan keilmuan, dimana mengajak pembaca agar berpihak kepada penulis.
Oleh karena itu ketika kita memiliki ide atau gagasan dan akan mencoba menulis,
terlebih dulu kita harus mengidentifikasi jenis paragrafnya.  

METODA

Pada bagian ini kita perlu menjelaskan tentang pendekatan, metode, teknik
pengumpulan dan pengolahan data. Guru pada umumnya melakukakan penelitian
tindakan kelas (classrom action research).  Komponen utama dalam metode
penelitian tindakan kelas yang perlu dijelaskan adalah lingkup fokus kajian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis dan interpretasi data, dan pengembangan rencana
aksi (Creswell, 2012). Fokus kajian, menjelaskan masalah apa yang akan diteliti,
dengan menunjukkan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan di dukung oleh
data yang dapat dipercaya (siginifikan). Teknik pengumpulan data ditunjukkan
dengan cara apa data diperoleh, apakah melalui observasi, wawancara, studi
dokumen, kuisioner atau cara-cara lain yang sesuai dengan kebutuhan data sesuai
dengan permasalahan. Teknik analisis dan interpretasi data, menjelaskan bagaimana
data diolah dengan kriteria seperti apa, dan bagaimana menginterpretasikannya.
Berbekal interpratsi tersebut rencana aksi apa yang akan dilakukan. Dengan demikian
dalam penelitian tindakan akan terlihat runut dari mulai perumusan masalah sebagai
fokus kajian, sampai dengan rencana aksi yang akan dilaksanakan. Apakah rencana
aksi itu merupakan suatu evaluasi terhadap apa yang sudah biasa dilakukan, atau
sesuatu yang baru yang akan diuji-cobakan. Untuk itu dibagian ini dijelaskan
mengenai apa yang diakukan dengan metoda penelitian secara ringkas dan jelas.
Begitu pula jika memakai metoda selain penelitian penelitian tindakan kelas. 

Beberapa prinsip-prinsip berikut berfokus pada asumsi tentang peran guru


sebagai pembelajar, praktisi reflektif, dan individu yang terlibat dalam proyek
penelitian skala kecil. Mills, 2011 (Creswell, 2012: 580) mengemukakan beberapa hal
terkait dengan peran guru sebagai peneliti dalam skala kecil (guru-peneliti) sebagai
berikut; (1) guru-peneliti memiliki wewenang pengambilan keputusan untuk
mempelajari praktik pendidikan sebagai bagian dari pengembangan profesional
mereka sendiri yang sedang berlangsung, (2) guru-peneliti berkomitmen untuk
melanjutkan pengembangan profesional dan peningkatan sekolah, sebuah asumsi
utama untuk setiap guru yang memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan, (3)
guru-peneliti memiliki keinginan dalam merenungkan praktik, serta merefleksikannya
sehingga bisa memperbaiki praktik terbaik, yang dilakukan secara individual atau tim
berbasis sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan administrator, (4) guru-peneliti
menggunakan pendekatan sistematis untuk merenungkan praktik mereka, yang berarti
mereka menggunakan prosedur yang dapat diidentifikasi untuk mempelajari masalah
mereka sendiri, dan (5) guru-peneliti akan memilih area fokus, menentukan teknik
pengumpulan data, menganalisis dan menafsirkan data, dan mengembangkan rencana
tindakan. Dengan demikian sebagai peneliti, guru memiliki kewenangan otonom
dalam merefleksikan apa yang telah dikerjakannya dan menemukan cara-cara terbaik
dalam meningkatkan kemampuan profesinya. 

Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas meliputi: (1) Memilih


atau menentukan penelitian tindakan merupakan desain terbaik untuk digunakan
dalam kajian ini; (2) identifikasi masalah yag diteliti; (3) menentukan sumberdaya
untuk membantu mengatasi masalahnya; (4) identifikasi informasi yang akan
dibutuhkan; (5) pengumpulan Data; (6) analisis data; (7) mengembangkan rencana
aksi; dan (8) melaksanakan rencana dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

Hasil

Pemaparan hasil penelitian tindakan kelas, setidaknya meliputi empat tahapan,


yaitu: tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap observasi, dan tahap refleksi.
Tahap perencanaan menggambarkan kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan. Tahap implementasi, secara struktur bagaimana
pengajar secara moderat memilih cara terbaik untuk belajar siswa. Tahap observasi,
menilai dan memilih cara-cara terbaik. Tahap refleksi, melibatkan foto dan display,
observasi instruktur, umpan balik siswa, evaluasi rekan kerja, dan evaluasi rencana
dan kinerja sebagai data primer untuk mengevaluasi dan merefleksi kegiatan (Young,
Rapp, and Murphy,). Dengan demikian hasil penelitian terlihat jelas sebagai suatu
siklus rangkaian upaya-upaya perbaikan dalam suatu proses pembelajaran.

Diskusi

Secara ringkas, yang perlu disampaikan dalam diskusi dan pembahasan


penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua hal, yaitu; (1) dampak pada proses
pembelajaran dan (2) dampak terhadap pengembangan profesi guru. Dampak
terhadap proses pembelajaran, meliputi; dampak terhadap proses penyusunan
program pembelajaran, implementasi serta evaluasi. Sedangkan dampak terhadap
pengembangan profesi guru, meliputi; perluasan pengetahuan, pengembangan
cakupan pedagogik dan didaktik, pengembangan penyiapan kelas, dukungan dan
bantuan teman sejawat, kesadaran tentang pentingnya kegiatan penelitian di sekolah
(Pastor and Maria, 2014). Untuk itu guru perlu melakukan beberapa langkah berikut;
(1) meninjau kembali untuk memastikan bahwa peserta didik mengikuti seluruh
tahapan dengan baik, (2) melakukan dialog dan refleksi kritis yang berfokus kepada
aktivitas belajar dengan membandingkan berbagai data dan informasi, untuk
memastikan bagian mana yang tidak berfungsi dengan baik, (3) mengukur dampak
yang terjadi sebagai akibat dari strategi pembelajaran yang digunakan, dan (4)
melengkapi bukti penilaian terhadap kinerja kelas meliputi materi bahan ajar, alat
peraga dan presentasi.

KESIMPULAN 

Komponen yang harus ada pada kesimpulan meliputi; pernyataan kembali dari
tujuan dan pertanyaan penelitian, ringkasan dari temuan utama penelitian, kelemahan
penelitian, serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, (Thomas, 2000; Evans dan
Gruba, 2002; Cooley dan Lewkowitcz, 2003 dan Thompson, 2005 dalam Emilia,
2012).

DAFTARA PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka meliputi; (1) nama penulis ditulis dengan urutan nama
akhir, nama awal dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3)
judul termasuk anak judul, (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Penting
untuk diingat, pengetikan identasi pada baris kedua masuk 5 karakter. Sumber
pustaka yang ditulis dalam daftar pustaka hanyalah pustaka yang dicuplik dan bukan
pustaka yang dibaca. 
Contoh:
Creswell, J.W., 2012, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research, Forth Edition, Boston: Pearson
Education, Inc. 

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Supriyanto, 2015, Harapan, Kenyataan Dan Strategi Peningkatan
Kemampuan Guru Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Prosiding Seminar
Nasional, Malang: Universitas Muhamadyah

Arias, D., 2007, Action Research Proposal: The effect of conceptual change and
literacy strategies on students in high school science classes, Northridge:
California State University. 

Creswell, J.W., 2012, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating


Quantitative and Qualitative Research, Forth Edition, Boston: Pearson
Education, Inc. Diunduh pada tanggal  20 Januari 2018 Pukul 17.45

Emi Emilia, 2012, Menulis Tesis dan Disertasi, Bandung: Alfabeta 

Gunawan Suryoputro, Sugeng Riadi, dan Ali Sya'ban, 2012, Menulis Artikel Untuk
Jurnal Ilmiah, Jakarta: Uhamka Press.

I.Riwanto, ...., Penulisan Artikel Ilmiah, Semarang: Fak. Kedokteran Universitas


Diponegoro.

Kirszner, L.G. and Mandell, S.R., 2003, Writing First; Practice in Context, Second
Edition, Boston: Bedford/St Martin’s.

O’Connor, K.A.,  Greene, H.C., and Anderson, P.J., 2006,  Action Research: A Tool
for Improving Teacher Quality and Classroom Practice, San Fransisco:  East
Carolina University

Paltridge, B and Starfield, S., 2007, Thesis and Dissertation Writing in a Second
Language: A handbook for supervisors, London: Routledge.

Pastor, S. dan Maria, R., 2014,  Collaborative action research:an effective tool for
interdisciplinary education,  International Journal on Advances in Education
Research Vol.2 No. 1. 
Siti Khasinah, 2013,  Classroom Action Research, Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor
1, Juli-Desember 2013.

Spector, J.M.,  et.al., 2008, Handbook of Research on Educational Communications


and Technology, Third Edition, New York: Lawrence Erlbaum Associates.
Tersdia di http://edure.org/EduReJournalVol2N1/EduRe V2_I1_P1.pdf. 

Universitas Gresik, 2014,  Panduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah Universitas


Gresik, Gresik: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unigres

Young, M.R., Rapp, M.S., and Murphy, J.W., ...., Action research: enhancing
classroom practice and fulfillingeducational responsibilities, Journal of
Instructional Pedagogies, Winona State University.

Anda mungkin juga menyukai