Anda di halaman 1dari 111

EVALUASI LAYANAN REFERENSI VIRTUAL

DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.S.I)
dalam bidang Perpustakaan dan Sains Informasi

VIVI ELVIRA ADELA

150709003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu

tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media

publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis

dengan pendapatan atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantumkan tanda kutip.

Medan, Agustus 2019

Penulis,

Vivi Elvira Adela

150709003

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Adela, Vivi Elvira. 2019. Evaluasi Layanan Referensi Virtual di


Perpustakaan Universitas Medan Area. Medan: Program Studi
Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan


referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan Area menurut Reference and
User Services Association (RUSA) dengan fokus terhadap manajamen layanan
meliputi integrasi layanan referensi virtual, infrastukstur/fasilitas, keuangan,
pemasaran dan penilaian. Metode penelitian yang digunakana adalah penelitian
kualitatif pendekatan deskriptif dengan cara pengumpulan data melalui
wawancara (interview) dengan 3 orang informan. Teknik penentuan informan
dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pustakawan khusus yang
menangani layanan referensi virtual. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
berdasarkan indikator: 1. Integrasi layanan referensi virtual sudah terlaksana
dengan baik, 2. Infrastruktur/ fasilitas layanan referensi sudah terlaksana cukup
baik, 3. Keuangan layanan referensi virtual sudah terlaksana dengan baik, 4.
Pemasaran layanan referensi virtual sudah terlaksana dengan baik, dan 5.
Penilaian layanan referensi virtual sudah terlaksana dengan baik. Perpustakaan
Universitas Medan Area belum sepenuhnya menerapkan pedoman dari Reference
User Services Association (RUSA) “Guidelines for Implementing and
Maintaining Virtual Reference Services”, namun secara keseluruhan sudah
berjalan baik ditinjau berdasarkan indikator diatas. Diharapkan kepada pihak
Perpustakaan Universitas Medan Area kedepannya menerapkan secara
keseluruhan pedoman menurut Reference and User Services Association (RUSA)
sehingga layanan referensi virtual dapat berjalan lebih maksimal.

Kata Kunci: Layanan Referensi Virtual, Reference and User Services Association

(RUSA)

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi

(S.SI) pada Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas

Sumatera Utara dengan judul “Evaluasi Layanan Referensi Virtual di

Perpustakaan Univeristas Medan Area”.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibunda Yani dan Ayahanda

Supriadi yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, doa, semangat, motivasi

dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dapat selesai berkat adanya bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai

pihak, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum selaku Ketua Program Studi Perpustakaan dan

Sains Informasi sekaligus selaku Dosen penguji I yang telah memberikan arahan

serta masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik.

3. Bapak Ishak, SS., M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan

waktu untuk memberikan bimbingan akademis kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

ii

Universitas Sumatera Utara


5. Pustakawan Perpustakaan Universitas Medan Area Abangda M. Fahri Ilham

Lubis, S.Sos, Ramdani Ardiansyah, S.Sos, dan M. Adly Candra Kirana Saraan,

S.Sos, selaku informan yang telah membantu dan memberikan kelengkapan data

yang berhubungan untuk penyusunan skripsi ini.

6. Adik Rendi Renaldi, M.Fahri Alafarizi dan Andra Shaki Zaidan yang memberi

doa dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman terbaik peneliti Nurhidayah Hrp, Elshifa Nst, Witry Ginting, Rini

Nainggolan, Siti Hardiyanti Nst, Melisa Trisundari, Ade Zenny, Fatkharani Septi

dan Mhd. Haris Al Ansyor Nst yang telah memberi semangat dan dukungan

kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi angkatan 2015

yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna

dan terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap

skripsi ini dapat bermanfaat, menambah wawasan bagi pembaca dan penelitian

yang selanjutnya.

Medan, Juli 2019

Peneliti,

Vivi Elvira Adela

150709003

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................. 8


2.1 Layanan Referensi Virtual (Virtual Reference) ............................. 8
2.1.1 Pengertian Layanan Referensi Virtual ................................ 8
2.1.2 Tujuan Layanan Referensi Virtual ...................................... 9
2.1.3 Mode Layanan Referensi Virtual ......................................... 10
2.1.4 Tipe Pertanyaan Referensi .................................................. 13
2.2 Layanan Referensi Virtual Berbasis Web Live Chat ...................... 14
2.2.1 Tentang Web Live Chat ........................................................ 14
2.2.2 Sejarah Web Live Chat ......................................................... 15
2.2.3 Macam-macam Web Live Chat ............................................ 15
2.2.4 Manfaat Web Live Chat ........................................................ 17
2.3 Layanan Referensi Virtual Berbasis Whatsapp .............................. 17
2.3.1 Tentang Whatsapp ................................................................ 19
2.3.2 Sejarah Whatsapp ................................................................. 19
2.3.3 Web Whatsapp ..................................................................... 20
2.3.4 Manfaat Whatsapp................................................................ 20
2.4 Evaluasi Layanan Referensi Virtual ............................................... 22
2.4.1 Evaluasi Layanan Referensi Virtual menurut Mc Clure ...... 22
2.4.2 Evaluasi Layanan Referensi Virtual menurut Reference
and User Services Association (RUSA) .............................. 23
2.4.4.1 Management of Service (Manajamen Layanan) ...... 24
2.5 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31


3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 31
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 31
3.3 Jenis dan Sumber data .................................................................... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 32
3.5 Informan ......................................................................................... 33
3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................... 33

iv

Universitas Sumatera Utara


3.7 Analisis Data .................................................................................. 34
3.8 Keabsahan Data .............................................................................. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 37


4.1 Gambaran Umum .......................................................................... 37
4.2 Katagori ......................................................................................... 38
4.2.1 Integrasi Layanan Referensi Virtual .................................... 38
4.2.2 Infrastruktur/Fasilitas .......................................................... 44
4.2.3 Keuangan . ............................................................................ 49
4.2.4 Pemasaran ............................................................................ 51
4.2.5 Penilaian ............................................................................... 55
4.2.6 Transkip Log Percakapan .................................................... 60
4.2.6.1 Transkip Log Ask Librarian Whatsapp .................... 60
4.2.6.2 Transkip Log Ask Librarian Web Live chat ............ 61

4.3 Rangkuman Hasil Wawancara ...................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 67


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 67
5.2 Saran .............................................................................................. 68

DA FTAR PUSTAKA .................................................................................... 69

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL
Tabel 3.5: Informan Penelitian ........................................................................ 33
Tabel 4.1: Klasifikasi Tipe Pertanyaan Yang Masuk di Web Live Chat ......... 60
Tabel 4.2: Klasifikasi Tipe Pertanyaan Yang Masuk di Whatsapp ................. 62
Table 4.3 : Rangkuman Hasil Wawancara ...................................................... 64

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Layanan Referensi Virtual di Perpustakaan UMA...................... 47
Gambar 4.2: Layanan Web Live Chat Ketika Offline ...................................... 48

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman Wawancara .................................................................. 73
Lampiran 2: Transkip Wawancara ................................................................... 76
Lampiran 3: Gambar Penelitian ....................................................................... 94
Lampiran 4: Surat Izin Penelitian ................................................................... 99

viii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi mempengaruhi setiap bidang

kehidupan, tidak terkecuali perpustakaan. Perpustakaan selalu berusaha

meningkatkan kualitas layanannya agar tidak di tinggalkan oleh pengguna.

Berbagai inovasi pun dikembangkan oleh perpustakaan guna membangun citra

positif terhadap kinerja perpustakaan. Pustakawan sebagai sumber daya manusia

di perpustakaan dituntut bisa mengoptimalkan keahliannya, agar bisa mengikuti

perubahan dari perkembangan teknologi.

Perpustakaan merupakan penyedia informasi bagi masyarakat, akan tetapi

peran tersebut sudah mulai tergeser dengan hadirnya gadget dan internet.

Masyarakat yang saat ini menginginkan segala sesuatu yang cepat dan tepat

membuat perubahan dalam pemenuhan kebutuhan informasi, dengan

menggunakan gadget masyarakat dengan mudahnya mendapatkan informasi tanpa

harus datang ke perpustakaan. Perpustakaan harus melakukan inovasi dengan cara

berkolaborasi dengan teknologi informasi agar layanan jasa dapat dijangkau setiap

pengguna.

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki pengguna yang karakteristiknya

berbeda, ada dosen, mahasiswa dan staff akademik. Salah satu pengguna

perpustakaan yang mengalami pergeseran dalam pemenuhan kebutuhan informasi

adalah mahasiswa. Mahasiswa yang disebut sebagai generasi digital atau disebut

digital native. Digital native merupakan seseorang yang sejak lahir telah

Universitas Sumatera Utara


berinteraksi dengan perkembangan teknologi, seperti internet. Internet sangat

berpengaruh bagi generasi digital native, generasi ini berpikir dan menganggap

internet sebagai bagian yang tidak mungkin terpisahkan dari mereka. Keseharian

mereka selalu berhubungan dengan internet, salah satunya dalam pemenuhan

kebutuhan informasi. Mereka lebih memilih menggunakan mesin pencari seperti

google, yahoo daripada harus datang ke perpustakaan atau bertanya kepada

pustakawan.

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki misi untuk menyediakan akses

sumber informasi yang memadai bagi civitas akademika. Perpustakaan selalu

berusaha menyediakan akses informasi yang cepat, mudah serta berkualitas.

Berkat berkembangnya dunia teknologi informasi sekarang, banyak berkembang

layanan perpustakaan secara digital yang memungkinkan orang memperoleh

banyak kemudahan akses informasi, salah satunya layanan referensi. Perpustakaan

berinovasi untuk membuat layanan referensi menggunakan teknologi informasi

yang disebut layanan referensi virtual.

Layanan referensi virtual merupakan layanan referensi yang dilakukan

secara elektronik, dimana pengguna dapat berkomunikasi dengan pustakawan

tanpa harus datang ke perpustakaan. Layanan referensi virtual dapat berupa email,

chat email, webchat, chat using commercial application, chat using instan

messaging.

Salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang memanfaatkan kemajuan

teknologi adalah Perpustakaan Universitas Medan Area, Perpustakaan

Universitas Medan Area melakukan inovasi terhadap layanan referensi virtual

Universitas Sumatera Utara


dengan nama Ask Librarian. Istilah ask librarian awalnya dicetuskan oleh College

Center for Library Automation (CCLA) dan TB. Pada tahun 2002 kedua

perpustakaan tersebut berhasil mengajukan dana bersama melalui Library

Services and Technology Act (LSTA) dengan nilai $339.000 untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan proyek percontohan mereka sebagai

layanan dari perpustakaan Florida. Layanan referensi virtual ask librarian secara

resmi diaktifkan pada 28 Juli 2003

Ask librarian Perpustakaan Universitas Medan Area ada dua yaitu ask

librarian web live chat dan ask librarian whatsapp. Ask librarian web live chat

dapat dimanfaatkan dengan cara mengunjungi website Perpustakaan Universitas

Medan Area dengan alamat https://perpustakaan.uma.ac.id//, sementara itu untuk

Ask Librarian whatsapp pengunjung dapat menginvite nomor handphone atau

dapat juga mengklik link di website Perpustakaan Universitas Medan Area dengan

nama Ask librarian via wa. Pengguna dapat memanfaatkan layanan ask librarian

ini dengan cara bertanya hal-hal yang berkaitan dengan perpustakan atau hal

lainnya.

Layanan ask librarian di Perpustakaan Universitas Medan Area di buat

untuk membantu dan menjangkau semua pengguna dalam memenuhi kebutuhan

informasinya dimana saja dan kapan saja. Selain untuk memenuhi kebutuhan

informasi, ask librarian juga digunakan sebagai tempat menampung saran, kritik

serta promosi layanan yang ada di perpustakaan. Layanan ini membutuhkan

peranan pustakawan yang memiliki keterampilan penelusuran yang baik, cepat

Universitas Sumatera Utara


respon, serta mahir menggunakan teknologi dalam berusaha memenuhi kebutuhan

informasi pengguna.

Layanan ask librarian di Perpustakaan Universitas Medan Area memiliki

moto “ask librarian 24/7 realtime”. Ask librarian whatsapp tersedia selama 24

jam, sementara ask librarian web live chat tersedia selama jam perpustakan buka,

namun ketika .jam perpustakaan sudah tutup pengguna bisa mengirimkan

pertanyaannya dengan cara memasukkan email pengguna lalu keesokan harinya

pustakawan akan mengirimkan jawaban melalui email yang dikirim.

Pengguna akan memperoleh manfaat jika menggunakan ask librarian ini

antara lain 1. efektif, pengguna dapat memperoleh informasi secara langsung

tanpa harus datang ke perpustakaan, 2. efisien, pengguna dapat mengakses

layanan ask librarian Perpustakaan Universitas Medan Area melalui komputer

atau smartphone. 3. informasi relevan, informasi yang diperoleh pengguna relevan

karena pustakawan langsung yang memberikan jawaban atas pertanyaan

pengguna.

Perpustakaan Universitas Medan Area melakukan promosi layanan

referensi virtual ini dengan berbagai cara yaitu melalui website, brosur, table time,

serta dibagian atas kop surat perpustakaan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Perpustakaan

Universitas Medan Area di bagian layanan referensi virtual, pustakawan

menunjukan log percakapan yang masuk di web live chat dan whatsapp, ada 29

pertanyaan melalui web live chat dan ada 33 pertanyaan melalui whatsapp dalam

jangka waktu 2018 sampai dengan 2019. Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut

Universitas Sumatera Utara


berhasil terjawab oleh pustakawan. Jenis pertanyaan yang sering ditanyakan oleh

pengguna yaitu directional dan ready Reference, contoh dari pertanyaan

directional yang sering ditanyakan pengguna yaitu tentang peraturan perpustakaan

dan contoh dari pertanyaan ready reference yang sering ditanyakan pengguna

bagaimana cara mengakses jurnal online. Pengguna lebih dominan menggunakan

layanan ask librarian whatsapp karena langsung dijawab oleh pustakawan (real-

time)

Pustakawan menyatakan bahwa pengguna belum maksimal menggunakan

layanan ask librarian ini. Hal ini didukung dengan data pengguna yang aktif

yaitu tahun 2018 sebesar 21.306 yang memanfaatkan perpustakaan langsung

maupun memanfaatkan perpustakaan secara online melalui perangkat dekstop,

mobile dan tablet. Namun jika dibandingkan dengan pengguna yang

menggunakan layanan ask librarian hanya sebesar 0,30%. Selain itu peneliti juga

bertanya kepada beberapa pengguna yang sedang mengunjungi Perpustakaan

Universitas Medan Area, mereka belum memahami layanan ask librarian.

Berdasarkan uraian diatas, bagaimana sebenarnya pelaksanaan ask

librarian di Perpustakaan Universitas Medan Area, apakah disediakan sosialiasi

pendidikan pemakai untuk layanan referensi virtual tersebut? Berdasarkan

beberapa hal tersebut maka peneliti mentapkan judul penelitian “Evaluasi

Layanan Referensi Virtual di Perpustakaan Medan Area”

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana layanan referensi virtual di Perpustakaan

Universitas Medan Area?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui bagaimana layanan referensi virtual di Perpustakaan

Universitas Medan Area.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan untuk dapat memberikan manfaat bagi ilmu

pengetahuan pada umumnya dan juga bermanfaat bagi pembaca. Penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Perpustakaan Medan Area, diharapkan dapat menjadi masukan dalam

meningkatkan layanan referensi virtual.

2. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai acuan oleh peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan objek yang sama di

masa mendatang.

3. Peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang

layanan referensi virtual.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini berdasarkan pedoman untuk melaksanakan

dan memelihara layanan referensi virtual menurut Reference and User Services

Association (RUSA) dengan fokus terhadap Manajamen Layanan meliputi

Integrasi layanan referensi virtual, Infrastukstur/Fasilitas, Keuangan, Pemasaran

dan Penilaian.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Layanan Referensi Virtual (Virtual Reference)

2.1.1 Pengertian Layanan Referensi Virtual

Layanan referensi virtual, digital reference, chatting referensi, Ask A

librarian, Ask on, Ask Away, real-time chatting referensi, referensi real-time

merupakan beberapa istilah yang digunakan untuk mengekspresikan layanan

referensi virtual. Istilah-istilah tersebut memiliki konsep dan arti yang sama yaitu

penggunaan internet dan software untuk layanan referensi agar dapat membantu

pengguna mendapatkan informasi secara jarak jauh.

Menurut Reference and User Service Association (2017) Guidelines for

Implementing and Maintaining Virtual Rerence Services:

“Virtual reference srevice is reference service initiated electronically


for which patrons employ technology to comunicate with public
services staff without being physically present. Communication
channels used frequently in virtual reference include chat,
videoconferencing, Voice-over-ip, co-browsing, e-mail, instant
mesaging, and tex”.

Dari defenisi diatas dapat diartikan bahwa layanan referensi virtual adalah

layanan referensi yang dilakukan secara elektronik dimana pengguna

menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan staf perpustakaan tanpa

harus bertemu secara fisik. Saluran komunikasi yang sering digunakan dalam

referensi virtual termasuk chat, videoconferencing, voice-over-ip, co-browsing,

pesan instan, dan teks.

Menurut Qomariyah (2015) “Layanan referensi virtual adalah layanan

referensi perpustakaan yang dilakukan secara online, dimana transaksi

Universitas Sumatera Utara


referensinya adalah komunikasi melalui teknologi komputer dalam beberapa cara.

Apakah itu email, chatting atau sistem routing otomatis”. Penggunaan teknologi

informasi dalam layanan referensi virtual sangat penting untuk mendukung

jalannya transaksi.

Sedangkan menurut Lihitkar (2010)

“Virtual Reference Service is an online reference service that enables


library patrons to ask reference questions through a library's website.
The user may be at home, in office, at school, or in a library. Some
Virtual Reference Services also place answers to frequently asked
questions (FAQs), selected reference tools, and access to selected
databases on the website”.

Dari defenisi tersebut dapat diartikan bahwa layanan referensi virtual

adalah layanan referensi online yang memungkinkan pengguna perpustakaan

untuk mengajukan pertanyaan referensi melalui situs web perpustakaan. Pengguna

mungkin berada di rumah, kantor, atau di perpustakaan. Layanan referensi virtual

juga memberikan jawaban atas pertanyaan umum (FAQ), pemilihan alat referensi

dan akses database yang dipilih di situs web.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi

virtual adalah layanan referensi yang dilakukan secara online menggunakan

teknologi informasi dimana pengguna dapat bertanya kepada pustakawan untuk

memenuhi kebutuhan informasinya tanpa harus datang ke perpustakaan.

2.12 Tujuan Layanan Referensi Virtual

Menurut Khobragade (2015) layanan referensi virtual memiliki tujuan

sebagai berikut :

a. Menjangkau seluruh pengguna.


b. Mengundang pengguna baru ke perpustakaan.

Universitas Sumatera Utara


c. Menyediakan layanan jarak jauh yang lebih baik untuk pengguna -
kebutuhan informasi secara nyata terpenuhi
d. Menambah komponen pembelajaran online – dapat memandu pengguna
menemukan informasi sendiri, seperti layanan tatap muka
e. Mendukung bantuan langsung yang nyata (real-time), kepuasan
pengguna terpenuhi
f. Jam layanan perpustakaan lebih panjang.
g. Menyuluhkan siswa/pengguna untuk memanfaatkan lebih baik fisik
repository/arsip, dengan mengkonfirmasikan materi, mengirimkan alat
bantu temu balik, aturan, peraturan sebelumnya.
h. Membuat perpustakaan lebih dekat dengan pengguna.

Dari pernyataan nya diatas layanan referensi virtual memiliki tujuan

memperkenalkan layanan pada pengguna agar pengguna memanfaatkan jasa

layanan perpustakaan guna memenuhi kebutuhan informasinya dimanapun dan

kapanpun.

2.1.3 Mode Layanan Referensi Virtual

Berdasarkan mode menerima dan menjawab pertanyaan, menurut Arya

(2012) layanan referensi virtual dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu :

1. Transaksi Asinkron

Mode ini melibatkan penundaan waktu antara pertanyaan yang diajukan

pengguna dengan jawaban yang diberikan pustakawan, transaksi asinkron

tidak berjalan secara real-time.

2. Transaksi Sinkron

Transaksi asinkron berlangsung secara real-time, dengan respon langsung

terhadap pertanyaan yang diberikan.

3. Layanan Kolaborasi Referensi Digital

Layanan kolaborasi referensi digital ini merupakan kerjasama antara dua

atau lebih perpustakaan untuk menyediakan layanan referensi profesional

10

Universitas Sumatera Utara


kepada pengguna kapan saja dan dimana saja melalui jaringan digital

internasional perpustakaan dan pusat informasi. Pengguna dapat

mengajukan pertanyaan, lalu jika perpustakaan yang dituju tidak

memahami pertanyaan dari pengguna, perpustakaan dapat meminta

perpustakaan lain yang berkolaborasi untuk membantu memberikan

jawaban yang tepat.

Menurut Chandwani (2006) layanan asinkron, sinkron dan kolaboratif

dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu:

1. Asinkron

a. Email, ini adalah layanan sederhana, termurah dan hemat biaya dalam

pertukaraan informasi. Pengguna mengirimkan pertanyaan atau

permintaan dalam bentuk pesan melalui email pengguna dan menerima

jawaban di lain waktu. Pustakawan dapat memberikan balasan melalui

email, faks, atau telepon.

b. Referensi melalui web, selain email transaksi web dikembangkan untuk

layanan referensi virtual. Pengguna dapat mengakses transaksi web di

halaman web perpustakaan, lalu muncul formulir web untuk mengisi

pertanyaan serta informasi yang berhubungan dengan detail kontak si

pengguna. Setelah semua diisi pengguna dapat mengirimkan ke

perpustakaan. Jawaban yang diberikan pustakawan melelui email atau

telepon.

11

Universitas Sumatera Utara


2. Sinkron

a. Text based Chat/Instant messaging, layanan ini merupakan pelengkap

untuk referensi virtual sebagai pertukaran informasi antara pengguna

dengan pustakawan yang bersifat langsung (real-time). Layanan ini

menggunakan pesan teks singkat dan aplikasi chating.

b. Layanan Konferensi Video atau web cam, layanan ini merupakan

bentuk digital secara visual, dimana pengguna dan pustakawan dapat

melihat satu sama lain seolah-olah seperti tatap muka.

c. Digital reference robots, ini merupakan kecerdasan buatan yang

digunakan merespons pertanyaan ketika pustakawan tidak berada di

tempatnya. Operasi layanan ini melibatkan penggunaan perangkat lunak

untuk mencari database dari pertanyaan yang diberikan sekaligus

jawaban.

3. Layanan Referensi Digital Kolaboratif

a. Co-Browsing, dimana pustakawan mengakses halaman web untuk

menjawab pertanyaan dari pengguna, pengguna juga dapat melihat dari

dekstop halalam web apa saja yang diakses pustakawan. Dalam konteks

penjelajahan web, ini merupakan navigasi bersama melalui world wide

web oleh dua orang atau lebih yang mengakses halaman web yang sama

secara bersamaan.

Teknologi informasi yang bisa digunakan sebagai pengimplementasian

layanan referensi virtual menurut Restanti (2015) antara lain:

“a. Wiki, aplikasi wiki bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan


layanan referensi virtual seperti subject guides (pathfinder), diskusi,

12

Universitas Sumatera Utara


ready reference dan proseding. Selain itu wiki juga bisa digunakan
untuk mengaplikasikan menajemen pengetahuan karena wiki
mendukung penciptaan manajemen, distribusi, publikasi dan temu
kembali., b. Microblog, microblog merupakan bagian dari blog yang
berguna untuk memberitahukan kepada pengguna infomasi yang
update dalam bentuk yang ringkas., c. Blog, blog bisa digunakan
sebagai blog referensi seperti majalah khusus kampus, buletin berita,
bimbingan pembaca dan pernyataan pribadi., d. Podcast, podcast
merupakan layanan internet seperti bentuk radio, podcast hanya
berupa audio yang bisa digunakan pustakawan untuk memberikan
informasi kepada pengguna seperti pendistribusian rekaman seminar
dan lain lain., e. Jejaring Sosial, jejaring sosial dapat digunakan
pustakawan untuk mempromosikan layanan referensi virtual mereka,
selain itu jejaring sosial juga dapat memungkinkan antara orang satu
dengan yang lain untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi”

Dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui bahwa ada tiga mode

kategori besar dalam referensi virtual yaitu transaksi asinkron, transaksi sinkron

dan kolaboratif. Ketiga kategori tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bentuk

sesuai dengan kebutuhannya. Wiki, blog, microblog, dan jejaring sosial dapat

diimplemementasikan sebagai teknologi referensi virtual untuk membantu para

pustakawan.

2.1.4 Tipe Pertanyaan Referensi

Menurut Idaho Commission for Libraries (2010), ada 4 tipe pertanyaan

referensi yang dikelompokkan untuk menjawab pertanyaan referensi yaitu:

1. Directional

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memerlukan penggunaan bantuan apapun.

Pertanyaan ini dapat dijawab secara langsung.

2. Ready Reference

Pertanyaan ready reference memiliki 2 jenis, pertanyaan yang

membutuhkan jawaban singkat dan instruksional. Jawaban singkat dapat

13

Universitas Sumatera Utara


dijawab dengan cepat yang membutuhkan satu atau dua alat bantu

referensi seperti ensiklopedi dan direktori. Sedangkan jawaban

instruksional membutuhkan keterampilan untuk menjawab pertanyaan.

3. Specific Search

Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang spesifik sebagaimana

pustakawan harus memiliki strategi dalam merumuskan pencarian agar

pertanyaan pengguna dapat terjawab.

4. Research

Pertanyaan ini biasa diajukan oleh peneliti yang sedang melakukan

penelitian, pustakawan harus mengetahui strategi yang pas untuk memilih

sumber informasi yang sesuai bagi peneliti.

Tipe pertanyaan referensi dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu direction,

ready reference, specific search dan research.

2.2 Referensi Virtual berbasis Web Live Chat

Perkembangan internet dan teknologi informasi membuat perpustakaan

berinovasi mengembangankan layanannya, salah satunya yaitu layanan referensi

virtual berbasis web live chat, web live chat merupakan salah satu alternatif bagi

perpustakaan untuk menyediakan informasi yang cepat, tepat serta dapat

menjangkau seluruh pengguna pengguna.

2.2.1 Tentang Web Live Chat

Web live chat adalah sistem yang menggunakan antarmuka web,

memungkinkan pengguna berkomunikasi secara real-time dan mudah diakses.

Menurut Noviyanti K (2014) “Aplikasi web live chat yaitu pemrograman berbasis

14

Universitas Sumatera Utara


web yang berfungsi sebagai media komunikasi jarak jauh dan pertukaran

informasi antara satu orang dengan orang yang lain atau biasa disebut dengan

media chatting”. Web live chat merupakan jenis chat online internet yang

memiliki kemudahan bagi pengguna, pengguna hanya memerlukan browser web

dan tidak harus menginstal software chat khusus untuk melakukan web live chat.

2.2.2 Sejarah Web Live Chat

Sejarah web live chat dijelaskan oleh Afnoto (2017)

“web live chat (juga disebut messengers, IM, atau instant messengers)
telah ada selama beberapa dekade, sama halnya ketika email ada.
Klien web chat live pertama yang digunakan di seluruh dunia adalah
ICQ, ICQ awalnya dirilis pada November 1996, dan tersedia secara
bebas untuk siapa saja yang memiliki komputer dan koneksi internet.
Pada tahun 2001, ICQ memilki lebih dari 100 juta pengguna yang
terdaftar dari 361 juta pengguna internet di seluruh dunia. Internet
semakin tumbuh, klien web live chat alinnya muncul, menjadi lebih
populer dan menggantikan ICQ. Klien tersebut MSN mesenger dan
AOL mesenger”

2.2.3 Macam-macam Aplikasi Web Live Chat

Perkembangan chat di Indonesia trus berkembang, termasuk aplikasi web

live chat. Macam-macam aplikasi web live chat pun dikeluarkan guna memenuhi

kebutuhan masyarakat. Beberapa keunggulan pun ditawarkan perusahaan agar

produk web live chat buatan mereka banyak digunakan oleh masyarakat. Menurut

Handini (2018) berikut macam-macam aplikasi live chat yang dapat digunakan

untuk web yaitu:

a. Live Person
Aplikasi live chat Live Person adalah aplikasi pertama yang ada di
internet, sehingga membuat live person sangat populer di kalangan
pengguna website. Kemudahan integrasi dengan salesforce dan facebook,
serta memiliki tools analisis yang optimal mmebuat live person menarik
bagi pengguna. Jika ingin menggunakan aplikasi ini kita bisa mendaftar di
situs resminya liveperson.com.

15

Universitas Sumatera Utara


b. Provide Support
Provide support memiliki keunggulan yaitu handal, fitur keamanan yang
baik, mudah digunakan serta memungkinkan mengirimkan file secara
langsung melalui chat windows. Aplikasi live chat ini bisa digunakan
untuk website perusahaan besar karena memiliki daya guna yang tinggi.
c. WG chat
Layanan live chat ini sudah terintegrasi dengan Google Hangout, Yahoo
Messenger dan Facebook Page. WGChat memiliki fitur antara lain
laporan statistik chat, logchat dan automatic greeting. Wgchat bisa
didaftrakan melalui situs resminya wgchat.com.
d. Zopim
Live chat ini memiliki fitur handal seperti chat yang bisa disinkronisasi
melalui perangkatp dekstop maupun smarthphone sehingga jika ingin
berinteraksi dengan costumer dapat dilakukan dimana saja dengan
menggunakan smartphone.
e. Tawk.to
Aplikasi live chat ini dapat membantu memonitor dengan aplikasi mobile
maupun pengunjung website seperti bertatap muka. Aplikasi ini tidak ada
batasan berapa website yang dapat diinstal pluginnya, tidak ada batasan
jumlah agen yang melayani, dan tidak ada abatasan volume percakapan
yang dapat dijawab.
f. Comm100
Situs resmi comm100 yaitu comm100.com, comm100 dibuat untuk
memberikan kemudahan kepada customer dengan dapat dimodifikasi
sesuai karakter strategi branding pemakainya. Plugin yang dapat dipakai
sistem e-commerce dan manajemen konten dalam comm 100 yaitu
Shopify, WordPress Store, dan Joomla! Virtuemart.

Aplikasi web live chat yang memungkinkan pengguna situs web untuk

mengobrol dengan pustakawan di situs web secara real-time. Peneliti ingin

menambahkan satu lagi aplikasi web live chat yang ada, yang digunakan dalam

layanan referensi virtual di penelitian ini yaitu Zendeks. Zendesk chat adalah

perangkat lunak chat langsung yang dipercayai dan disukai oleh perusahaan besar

maupun usaha kecil di seluruh dunia. Aplikasi mobile-nya menyediakan sebagian

besar fitur hebat yang tersedia di dasbor web.

16

Universitas Sumatera Utara


2.2.4 Manfaat Web Live Chat

Dalam website Webpraktis (2015) menyebutkan beberapa manfaat web

live chat yaitu:

“1. Memudahkan pengguna berkomunikasi melalui web, tanpa harus


menginstal aplikasi chat secara khusus, 2. Meningkatkan kesan fast
respons, dalam hal ini saat pengguna mengunjungi website jika ada
pertanyaan atau permintaan, 3. Hemat Biaya, penggunaan web live chat
dapat menghemat biaya pengguna. Pengguna tidak harus jauh-jauh datang
ke tempat yang mungkin memakan banyak biaya, hanya dengan koneksi
internet pengguna”

2.3 Referensi Virtual berbasis Whatsapp

Penggunaan teknologi seluler seperti smarthphone dan iPHone sudah

menjadi kebutuhan bagi banyak orang untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Salah satu aplikasi teknologi informasi yang bisa digunakan sebagai referensi

virtual adalah Whatsapp. Whatsapp memungkinkan setiap orang untuk

mengirimkan pesan teks, video, audio serta lokasi pengguna ke pengguna lain

melalui akses internet di handphone mereka menggunakan nomor ponsel.

Menurut Sankar (2016) ada berbagai bantuan yang dapat dilakukan di

layanan referensi virtual berbasis whatsapp yaitu :

a. Bantuan atau instruksi dalam penggunaan perpustakaan, termasuk

lokasi, penggunaan katalog, penggunaan komputer untuk mengakses

informasi, dan penggunaan sumber referensi dasar.

b. Bantuan dalam mengidentifikasi bahan pustaka yang diperlukan untuk

menjawab pertanyaan.

17

Universitas Sumatera Utara


c. Memberikan jawaban singkat dan faktual untuk pertanyaan, seperti

alamat, statistik, nomor telepon, dan lain-lain yang dapat ditemukan

dengan cepat.

d. Pustakawan dapat menuliskan jawaban singkat dan faktual untuk

pertanyaan tertentu pengguna perpustakaan.

e. Pustakawan dapat mengirim pesan melalui whatsapp pengguna

perpustakaan langsung tentang rak dengan buku tentang topik tertentu.

f. Pustakawan dapat mengirim pesan melalui whatsapp tentang cara

menggunakannya artikel majalah dan surat kabar, dan merekomendasikan

kata-kata dan strategi pencarian untuk topik yang ada dalam pikiran

pengguna.

g. Pustakawan dapat mengirim pesan melalui whatsapp

merekomendasikan situs web yang dapat diandalkan, memberikan saran

mencari informasi di internet, dan mengevaluasi keandalan internet

informasi di situs web.

h. Jika perpustakaan tidak memiliki informasi tentang topik yang

diberikan, atau jika pengguna perpustakaan ingin informasi lebih lanjut,

pustakawan dapat merujuk pengguna perpustakaan ke perpustakaan yang

lain atau ke organisasi yang dapat dihubungi melalui telepon atau surat.

i. Menawarkan bantuan dengan perangkat seperti tablet dan e-

reader. Mulai dari bantuan umum dengan pertanyaan tentang cara

menavigasi e-reader dan tablet perangkat untuk mengajar

kelas. Pertanyaan dapat berbeda dari perangkat apa kompatibel dengan

18

Universitas Sumatera Utara


platform e-book perpustakaan, cara memeriksa buku, dan cara membaca

buku elektronik

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa bantuan

yang dapat diberikan pustakawan layanan referensi virtual, pertanyaan tertentu

dengan memebutuhkan jawaban singkat dan faktual menjadi salah satu solusi bagi

pengguna untuk menggunakan whatsapp sebagai referensi virtual.

2.3.1 Tentang Whatsapp

Whatsapp, merupakan salah satu aplikasi chat berbasis android yang

terkenal di Indonesia, selain Line dan Bbm. Menurut Suherman (2019) “whatsapp

adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone, jika dicermati dari fungsinya

whatsapp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa kita gunakan di ponsel

lama”. Perbedaannya whatsapp tidak membutuhkan pulsa, hanya membutuhkan

internet.

2.3.2 Sejarah Whatsapp

Menurut Sankar (2016) Whatsapp didirikan pada 2009 oleh Brian Scton

dan Jan Koum, keduannya merupakan mantan karyawan Yahoo. Pada 24 Februari

2009 mereka meliris whatsapp di California. Pada saat itu whatsapp terhambat

atau terjebak pada titik tertentu yang membuat Koum ingin menyerah dan mencari

pekerjaan baru. Tetapi Acton tetap optimis dan meminta Koum menunggu

beberapa bulan lagi. Whatsapp 2.0 diliris dan tiba-tiba penggunanya meningkat

menjadi 250.000. Setelah melewati fase yang cukup panjang, pada November

2009 whatsapp resmi ada di App Store

19

Universitas Sumatera Utara


Awal 2011 whatsapp berada di 20 besar dari semua aplikasi di Apple App

Store AS. Dalam postingan blog Desember 2013, whatsapp mengklaim bahwa

400 juta pengguna aktif menggunakan layanan setiap bulan. Pada 22 April 2014,

whatsapp memiliki lebih dari 500 juta per bulan pengguna aktif, 700 juta foto dan

100 juta video dibagikan setiap hari, dan sistem pesan menangani lebih dari 10

milyar pesan setiap hari. Pada Januari 2015, whatsapp adalah aplikasi perpesanan

paling populer secara global dengan lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pada April

2015, whatsapp mencapai 800 juta pengguna aktif, dan pada September 2015,

basis pengguna telah tumbuh hingga 900 juta.

2.3.3 Whatsapp Web

Whatsapp secara resmi tersedia untuk PC melalui klien web

beri nama Whatsapp Web. Menurut Anwar (2017) “whatsapp web pada

prinsipnya berfungsi untuk membuka akun whatsapp melalui perangkat

komputer”, whatsapp web merupakan perluasan aplikasi dari akun whatsapp

yang ada di smartphone ke aplikasi berbasis personal komputer. Penggunaan

istilah lebih tepatnya whatsapp web aplikasi whatsapp yang bisa digunakan di

perangkat komputer dan laptop dengan menggunakan berbagai browser, seperti

Mozilla Firefox, Google dan web browser lainnya

2.3.4 Manfaat Whatsapp:

Menurut Ansari (2016) whatsapp memiliki manfaat antara lain:

1. Cost: sesorang dapat mengirim pesan tanpa membayar biaya tambahan.

20

Universitas Sumatera Utara


2. Switching: pengguna dapat mudah beralih dari ponsel satu ke ponsel

yang lain dengan menggunakan nomor kontak yang terdaftar. Whatsapp

juga dapat menggunakan nomor kontak baru.

3. No limitation: tidak ada batasan dalam hal karakter atau konten,

pengguna dapat menerima gambar, audio, video bahkan tautan halaman

web dengan whatsapp.

4. Group sharing: whatsapp dapat membuat yang bisa bebagi informasi

dan pesan ke populasi yang lebih besar.

5. Immediacy of delivery: whatsapp mengirim pesan lebih cepat daripada

pesan tradisonal.

6. Visual feedback: fitur yang memberitahukan pengguna apakah

pesannya telah dibaca atau belum.

7. Multimedia files sharing: whatsapp dapat mengirimkan video, audio,

gambar, informasi lokasi. Fitur lainnya whatsapp memilki fitur rekaman

audio yang memungkinkan pengguna untuk merekam langsung dan

mengobrol.

8. Reliability: whatsapp memiliki keandalan, dimana seseorang bisa

langsung mengetahui pesannya sudah terkirim atau belum, tidak seperti

pesan tradisonal.

9. Choice of Technology: whatsapp tidak ada pembatasan dalam

menggunakan smartphone, baik ponsel berbasis android maupun

windows.

21

Universitas Sumatera Utara


10. Calling Facility: whatsapp menyediakan fasilitas menelepon ke

pengguna lain tanpa ada biaya tambahan.

11. Notification Mechanisms: whatsapp secara proaktif memberitahukan

pesan yang masuk. Notifikasi ini biasanya merupakan sinyal audio,

getaran, atau sinyal visual.

Dari beberapa manfaat whatsapp diatas dapat diketahui bahwa whatsapp

memiliki keunggulan serta fitur yang baik yang dapat digunakan sebagai layanan

referensi virtual, sehubungan dengan mengirimkan informasi secara cepat dan

tepat yang tidak ada batasan hal konten dan karakter. Whatsapp juga dapat

mengirimkan informasi kepada pengguna baik itu berbentuk audio, gambar, teks,

video atau lokasi terkini sekalipun, selain itu biaya whatsapp sangat murah.

2.4 Evaluasi Layanan Referensi Virtual

Evaluasi penting dilakukan untuk mendapatkan umpan balik mengenai

layanan yang disediakan oleh perpustakaan. Layanan perpustakaan harus

dievaluasi untuk mengukur kepuasan pengguna. Evaluasi memberi peluang untuk

megukur efektivitas biaya serta masalah staf dan pelatihan yang terkait dengan

layanan perpustakaan. Selain itu evaluasi juga menilai dampak dari layanan

tersebut terhadap perpustakaan.

2.4.1 Evaluasi Layanan Referensi Virtual menurut Mc Clure

Menurut Mc Clure (2001) mengusulkan empat komponen utama

pengukuran layanan referensi virtual yaitu :

1. Outcomes measures (kualitas jawaban)


Akurasi tanggapan, kesesuaian dengan audiens pengguna, dan peluang
untuk interaktivitas, instruksi, dan dampak yang dihasilkan dari proses
referensi digital.

22

Universitas Sumatera Utara


2. Pocess Measures (efektivitas dan efisiensi proses)
Aksesibilitas layanan, ketepatan waktu respons, kejelasan prosedur
layanan, perpanjangan layanan (persentase pertanyaan dijawab), pelatihan
staf dan ulasan, ulasan layanan dan evaluasi, privasi informasi pengguna,
kesadaran pengguna (publisitas).
3. Economic Measures (biaya dan efektivitas referensi digital)
Biaya untuk melakukan sesi referensi digital, infrastruktur yang diperlukan
mendukung layanan referensi digital yang berkualitas, dan dampak dari
pengeluaran biaya ini pada perpustakaan.
4. User satisfaction (sejauh mana pengguna terlibat dalam layanan referensi
digital) puas dengan proses dan hasilnya.
Indikator kepuasan dapat mencakup akurasi, ketepatan waktu, dan perilaku
staf, pertimbangan teknis, fasilitas fisik dan lainnya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur layanan

referensi virtual ada empat komponen utama yang harus dinilai yaitu, outcome

measures, process measures, economic measures dan user satisfaction.

Sementara itu Reference and User Services Association (RUSA)

memberikan pedoman yang berjudul Guidelines for Implementing and

Maintaining Virtual Reference Services yang berguna sebagai standar agar

layanan referensi virtual dapat berjalan dengan baik.

2.4.2 Evaluasi Layanan Referensi Virtual menurut Reference and User

Services Association (RUSA)

Menurut Reference and User Services Association (RUSA) dalam

pedomannya yang berjudul Guidelines for Implementing and Maintaining Virtual

Reference Services ada enam katagori untuk pedoman melaksanakan dan

memelihara layanan referensi virtual meliputi Defenition virtual reference,

Preparing virtual reference, Provission of Service, Training, Management of

Service dan Privacy. RUSA memiliki standar agar layanan referensi virtual dapat

23

Universitas Sumatera Utara


berjalan dengan baik dengan enam katagori diatas, namun pada penelitian ini

peneliti hanya berfokus pada Management of Service.

2.4.1.1 Management of Service (Manajamen Layanan)

Menurut Susanto (2015) “Management of service adalah satu set

kemampuan dari suatu organisasi untuk menyediakan value kepada customernya

dalam bentuk layanan”. Dalam pedoman Reference and User Services Association

(RUSA) “Guidelines for Implementing and Maintaining Virtual Reference

Services”, management of service dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Integration of Virtual Reference Service (Integrasi Layanan Referensi

Virtual)

a. Layanan referensi virtual merupakan pengembangan dari referensi

lembaga yang ada. Sementara itu model pelayanan dan lokasi mungkin

berbeda dari layanan referensi tatap muka, memberikan layanan

referensi virtual dengan status dan sasaran yang sama seperti referensi

tatap muka, dan melihatnya sebagai bagian dari layanan referensi yang

lebih luas.

b. Layanan referensi virtual merupakan tujuan agar layanan referensi

menjadi berkualitas tinggi. Integrasi referensi virtual ke dalam arus

utama layanan referensi menyiratkan bahwa semua layanan akan

didukung untuk memastikan kualitas layanan (secara langsung, telepon,

dan virtual)

c. Periksa model layanan untuk menentukan model yang sesuai dengan

masing-masing organisasi di perpustakaan. Meskipun tidak ada “satu

24

Universitas Sumatera Utara


ukuran yang cocok untuk semua model layanan”, pilih model yang akan

mendukung interaksi kualitas referensi melalui semua mode

komunikasi.

d. Pastikan semua staf layanan publik mengetahui tujuan dan dasar operasi

layanan referensi virtual.

e. Menetapkan prosedur untuk merujuk pengguna virtual (seperti,

pertanyaan) ke referensi lain atau public service point. Termasuk

prosedur bagaimana rujukan disajikan kepada pengguna dan bagaimana

informasi tentang rujukan dikomukasikan

f. Waspadai batasan lisensi sumber daya elektronik dalam hal

kemampuan sumber elektronik tersebut digunakan untuk dibagikan

dengan pengguna layanan.

2. Infrastructure/Facilities (Infrastruktur/Fasilitas)

a. Memberi staf ruang khusus, perabot, hardware, dan software untuk

menyelesaikan misi yang disetujui oleh staf, administrasi, dan staf

bagian teknologi.

b. Perbarui peralatan, fasilitas, dan perangkat lunak sesuai dengan

kebutuhan untuk menjaga keberhasilan. Mempertimbangkan evolusi

yang berkelanjutan dari teknologi.

c. Memperhatikan kesadaran infrastruktur dan kapabilitias untuk

pengguna ketika merencanakan kapabilitas perpustakaan dan memilih

perangkat lunak referensi virtual.

25

Universitas Sumatera Utara


d. Mempertimbangkan penggunaan software pendukung oleh pengguna

dan staf referensi penyandang disabilitas. Beberapa opsi termasuk

memilih perangkat lunak yang sesuai dengan Bagian 508 dari Undang-

Undang Rehabilitasi (“Nondiscrimination under Federal grants and

programs: Electronic and information technology,” Title 29 U.S. Code,

Pt. 794d 2004 ed.), perangkat lunak dengan opsi non-teks seperti Voive-

over-IP, atau menyediakan teks di situs web yang mengarahkan

pembaca layar ke formulir email atau informasi kontak alternatif.

3. Finance (Keuangan)

a. Termasuk dalam alokasi khusus anggaran perpustakaan untuk personel,

hardware, software, konektivitas, perabot, pelatihan, publikasi, dan

ruang untuk mendukung layanan ini.

b. Termasuk pengganggaran biaya awal sampai berjalannya layanan

referensi dari sumber pendanaan internal atau hibah.

4. Marketing (Pemasaran)

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pemasaran

sebagai bagian dari perencanaan dan operasi layanan yang sedang

berlangsung.

b. Menentukan target audiens atau audiens untuk layanan referensi virtual

dan pasar yang tepat untuk audiens. Termasuk target anggota audiens

dalam perencanaan dan evaluasi pemasaran.

c. Menetapkan anggaran untuk pemasaran dan menetapkan publisitas

sebagi tanggung jawab kepada anggota staf atau anggota.

26

Universitas Sumatera Utara


d. Secara rutin mengevaluasi dan memperbarui pemasaran untuk menjaga

pesan dari layanan ini tetap baru, menjangkau pengguna baru, dan

mempublikasikan perkembangan atau metode akses baru untuk layanan

ini.

5. Asessment (Penilaian)

a. Merencanakan penilaian berkala tentang efektivitas program virtual

oleh staf perpustakaan dan administasi.

b. Menilai layanan referensi virtual dalam hubungannya dengan layanan

referensi lain lembaga.

c. Penilaian harus mencakup matriks dan metode yang berlaku di seluruh

layanan referensi (misalnya, jumlah penggunaan, pengguna, demografi,

dll) serta fitur unik untuk media, seperti ulasan transkip.

d. Pertimbangkan pedoman lain untuk menilai referensi seperti RUSA

“Measuring and Asessing Refrence Service and Resource: A guide”

e. Penilaian harus membahas peningkatan kualitas layanan untuk

pengguna serta peluang pengembangan profesional untuk staf referensi.

f. Menggunakan evaluasi untuk meningkatkan layanan sesuai dengan

kebutuhan melalui penyesuaian staf, tingkat layanan, parameter

layanan, pelatihan, atau perbaikan lain seperti yang ditunjukan oleh

hasil evaluasi dan penilaian.

g. Menindaklanjuti dengan komitmen untuk menerapkan penyesuaian

yang di perlukan saat identifikasi dalam proses penilaian.

27

Universitas Sumatera Utara


Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dari kelima indikator

management of service yaitu integration of virtual reference service,

infrastructure/facilities, finance, marketing dan assesment yang dibuat oleh

RUSA, ini bisa dijadikan standar sebagai evaluasi layanan referensi virtual di

perpustakaan dengan mengikuti poin poin yang diberikan setiap indikator apakah

layanan referensi virtual tersebut telah memenuhi standar yang telah di tetapkan

oleh RUSA.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan peneliti sebagai bahan acuan serta

perbandingan, peneliti mencoba mencari beberapa dokumen yang berhubungan

dengan topik dan tema penelitian. Adapun pangkalan data yang digunakan adalah

Proquest, Science direct dan Google scholar. Penggunaan layanan referensi

virtual di Indonesia masih sedikit dilakukan oleh perpustakaan, sehingga dalam

pencarian dokumen yang berhubungan dengan layanan referensi virtual memiliki

keterbatasan. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang penulis temukan dan

rangkum.

1. Virtual reference service evaluation: Adherence to RUSA behavioral

guidelines and IFLA digital reference guidelines.

Penelitian ini dilakukan oleh Shachaf, P., & Horowitz, S. M. pada 2008,

studi ini mengevaluasi dan membandingkan tingkat kepatuhan terhadap

dua set pedoman profesional yang diterbitkan oeh Federasi Internasional

Asosiasi Perpsutakaan (IFLA) dan Reference and User Services

Association. Temukan yang dihasilkan menunjukan yaitu : 1. Ternyata

28

Universitas Sumatera Utara


tingkat kepatuhan yang rendah yang dilakukan perpustakaan terhadap

kedua set pedoman tersebut, 2. Institusional menggunakan pedoman yang

berbeda untuk menetapkan standar di perpustakaan mereka, 3. Tidak ada

korelasi antara kepuasan pengguna dan kepatuhan terhadap salah satu set

pedoman. Studi tentang efektivitas referensi virtual jarang menggunakan

kedua standar ini untuk mengukur keberhasilan referensi.

Penelitian ini memberikan implikasi untuk penelitian kedepannya,

meggunakan standar profesional yang ideal, karena pedoman profesional

ini ditetapkan sebagai standar untuk memastikan kualitas layanan.

2. Improving the virtual reference experience: How closely do academic

libraries adhere to RUSA guidelines?

Penelitian ini dilakukan oleh Platt, J. dan Benson, P. pada 2010. Studi ini

bertujuan untuk mengevaluasi layanan referensi virtual perpustakaan

akademik dan mengukur kepatuhan terhadap pedoman RUSA. Penelitian

ini menunjukan hasil bahwa di perpustakaan yang mereka teliti

pustakawan nya memiliki cara sendiri untuk menjawab pertanyaan dari

pengguna tanpa mengikuti pedoman yang diberikan oleh RUSA. Dari hasil

evaluasi 50% pengguna merasa intruksi pemanfaatan sumber daya yang

diberikan pustakawan kepada mereka tidak maksimal, dan 55%

pustakawan tidak menyarankan pengunjung agar datang ke perpustakaan,

dimana seharusnya layana referensi virtual ini bisa menjadikan promosi

terhadap layanan yang ada di perpustakaan. Untuk itu para peneliti

29

Universitas Sumatera Utara


berpendapat bahwa perlunya memanfaatkan pedoman RUSA agar layanan

referensi bisa lebih di tingkatkan.

3. Evaluation of digital reference services in academic libraries in

Namibia.

Penelitian ini dilakukan oleh Wilhemn Uutoni di perpustakaan universitas

di Namibia, pada 2014. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi layanan

referensi digital, dua aspek yang dievaluasi yaitu sumberdaya dan model

elemen referensi virtual. Studi ini mengungkapkan bahwa perpustakaan ini

tidak mengikuti pedoman standar yang dibuat oleh IFLA dan RUSA.

Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa permasalahan utama dalam

referensi virtual di Perpustakaan Universitas Namibia yaitu kurangnya

kemampuan pengguna dalam mengakses berbagai layanan yang ada di

perpustakaan.

30

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Menurut Agustinova (2015,10) “penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang lebih

menekankan pada aspek pemahaman yang mendalam terhadap suatu fenomena”.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011,73) penelitian deksriptif

kualitatif:

“Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan


menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah
maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
karakteristik, kualitas, perlakuan, manipulasi atau pengubahan
variabel yang diteliti, namun menggambarkan kondisi dengan apa
adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu
sendiri yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi”

Berdasarkan kedua pendapat diatas bahwa penelitian kualitatif pendekatan

deskriptif yaitu penelitian yang meggambarkan fenomena atau kejadian yang

sebenarnya terjadi di lapangan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara

dan dokumentasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di layanan referensi Perpustakaan

Universitas Medan Area yang beralamat di Jalan Kolam Nomor 1 Medan Estate/

Jalan Gedung PBSI, Medan, Sumatera Utara.

31

Universitas Sumatera Utara


3.3 Jenis dan Sumber data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung

peneliti dari hasil wawancara, pengamatan berupa kata-kata, tindakan,

sikap dan pemahaman dari pustakawan bagian layanan referensi virtual di

Perpustakaan Universitas Medan Area.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer dalam penelitian

ini. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu buku, jurnal dan

dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana penulis

melihat dan mengamati secara visual keadaan di lapangan. Observasi pada

penelitian ini dengan cara mengamati langsung bagian referensi virtual di

Perpustakaan Universitas Medan Area.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap tiga orang informan di Perpustakaan

Universitas Medan Area yang khusus menangani bagian layanan referensi

virtual. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara semistruktur,

wawancara menggunakan model ini lebih bebas daripada wawancara

32

Universitas Sumatera Utara


struktur, tujuan wawancara ini untuk menemukan permasalahan secara

lebih luas.

3. Studi Dokumentasi

Studi kepustakaan yang dilakukan dalam peneltian ini adalah dengan cara

mengumpulkan berbagai informasi dan data yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan diteliti melalui buku, jurnal, artikel dan bahan

pustaka lainnya baik dalam bentuk cetak maupun online.

3.5 Informan

Informan yang dimakud dalam penelitian ini adalah orang yang memberi

informasi serta dianggap mengerti permasalahan yang diteliti. Penelitian ini

menggunkaan teknik purposive sampling dalam pemilihan informan. Purposive

sampling yaitu tenik pengambilan sampel dalam penelitian dengan dengan

pertimbangan tertentu. Informan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu petugas

yang berkompeten di bidang layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas

Medan Area.

Tabel 3.1: Informan Penelitian

Kode Pendidikan Bidang Tugas


II S1 Ilmu Perpustakaan Ask Librarian Web Live Chat
I2 S1 Ilmu Perpustakaan Ask Librarian Whatsapp
I3 S1 Ilmu Perpustakaan Ask Librarian Whatsapp

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data (Afrizal,2017:134). Alat yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

33

Universitas Sumatera Utara


1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan oleh informan untuk menggali informasi. Pedoman

wawancara dibuat dengan menggunakan pedoman Reference and User

Services Association (RUSA) “Guidelines for Implementing and

Maintaining Virtual Reference Services” dengan fokus terhadap

manajemen layanan.

2. Alat rekaman

Alat rekaman diperlukan untuk merekam hasil wawancara, hal ini

dilakukan karena peneliti memiliki kemampuan terbatas untuk mengingat

dan mencatat semua yang dikatakan oleh informan.

3.7 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk memahamai data yang

dilakukan dengan cara menganalisis serta menelaah seluruh data yang

dikumpulkan mulai dari observasi, wawancara, dan sumber lainnya. Setelah data

tersebut dianalisis dan ditelaah maka dapat ditarik kesimpulan dan dapat

disajikan.

Menurut Sugiyono (2014,91) “analisis data dalam penelitian kualitatif

terdiri beberapa alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi data

dan penarikan kesimpulan”.

1. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok,

kompleks, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya

34

Universitas Sumatera Utara


dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data pada penelitian ini penulis

mengelompokkan hasil wawancara sesuai dengan kategori berdasarkan

pedoman wawancara yang telah penulis tetapkan yang membahas tentang

Management of Service layanan referensi vitual meliputi Integration of

Virtual Reference Service, Infrastructure/Facilities, Finance, Marketing

dan Assesment.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dalam bentuk teks

naratif. Dalam penyajian data peneliti akan melakukan penyederhanaan

informasi agar mempermudah pemahaman tentang informasi yang besar

jumlahnya.

3. Verifikasi data dan Penarikan Kesimpulan

Setelah tahap reduksi dan penyajian data maka akan dilakukan verifikasi

dari kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.

Pada tahp verifikasi data dan penarikan kesimpulan peneliti akan

melakukan proses interprestasi data-data yang telah dikumpulkan dengan

metode wawancara dan dokumentasi.

3.8 Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data untuk menguji

keabsahan datanya. Metode triangulasi data adalah teknik yang dilakukann

dengan cara meminta keterangan lebih lanjut. Menurut Moleong (2007,330),

“triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain”. Proses triangulasi harus dilalui oleh seorang peneliti di

35

Universitas Sumatera Utara


samping proses lainnnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas informasi

yang diperoleh untuk kemudian disususn dalam suatu penelitian. Triangulasi

dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan yang lebih dari satu orang.

Tenik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Triangulasi Data

Triangulasi data dalam penelitian ini menggunakan berbagai sumber data

seperti hasil wawancara, hasil observasi, log percakapan melalui email dan

whatsapp yang diperoleh peneliti. Selain itu penulis juga mengumpulkan

berbagai berbagi informasi data yang berhubungan dengan penelitian

melaui buku, jurnal maupun artikel.

2. Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah penggunaan sejumlah teori atau perspektif dalam

menafsir seperangkat data. Pada penelitian ini, berbagai teori telah

dikumpulkan pada Bab II melalui berbagai macam sumber seperti buku,

jurnal, artikel yang membahas tentang layanan referensi virtual.

3. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda, misalnya data yang diperoleh dengan

wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan dokumentasi. Peneliti

melakukan analisa dari berbagai wawancara dan hasil observasi yang

dilakukan langsung oleh peneliti terhadap staf layanan referensi virtual di

Perpustakaan Universitas Medan Area.

36

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas Medan Area disebut

dengan nama “Ask Librarian”. Ask librarian dibuat karena perkembangan

teknologi informasi yang semakin meningkat salah satunya internet. Internet

merupakan jaringan telekomunikasi yang berbasis secara online yang dapat

memberikan informasi seacara cepat dan tepat. Hal ini mempengaruhi pola pikir

pengguna untuk memperoleh informasi dengan mudah tanpa harus datang ke

perpustakaan.

Perpustakaan Universitas Medan Area memanfaatkan kemajuan teknologi

internet salah satunya yaitu dengan layanan ask librarian. Ask librarian di

Perpustakaan Universitas Medan Area ada 2 jenis yaitu ask librarian Web Live

Chat dan Ask Librarian Whatsapp. Ask librarian web live chat pertama kali dibuat

pada April 2018 sedangkan ask librarian whatsapp dibuat pada Oktober 2018.

Ask librarian web live chat dapat dimanfaatkan dengan cara mengunjungi website

Perpustakaan Universitas Medan Area dengan alamat

https://perpustakaan.uma.ac.id//, sementara itu untuk ask librarian whatsapp

pengguna dapat menginvite nomor handphone atau dapat juga mengklik link di

website Perpustakaan Universitas Medan Area dengan nama Ask librarian via wa.

Pengguna dapat memanfaatkan layanan ask librarian ini dengan cara

bertanya hal-hal yang berkaitan dengan perpustakan atau hal lainnya. Moto

perpustakaan Universitas Medan Area yaitu Prima, Akurat dan Aksesibel karena

37

Universitas Sumatera Utara


dari itu pihak perpustakaan siap membantu memenuhi kebutuhan informasi

pengguna. Adanya layanan referensi virtual, pengguna dapat berkomunikasi

dengan pustakawan dan pustakawan akan berusaha menjawab pertanyaan dari

pengguna dengan cepat dan tepat.

4.2 Katagori

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal

analisis sebagai acuan dan pedoman. Peneliti memahami transkip wawancara dan

memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan

beberapa katagori dan berdasarkan ruang lingkup yang peneliti buat sebelumnya

yaitu:

4.2.1 Integrasi Layanan Referensi Virtual

Mengintegrasikan layanan referensi virtual di perpustakaan di perguruan

tinggi merupakan suatu tantangan bagi para pustakawan dimana ada berbagai

macam karakteristik pengguna yang berbeda. Beberapa hal perlu dipersiapkan

untuk mengintegrasi layanan maya tersebut kepada pengguna ulai dari

mengintegrasikan dengan layanan referensi tatap muka, memastikan kualitas

layanan, memenuhi kebutuhan pemustaka yang akan dilayani dengan menjangkau

mode komunikasi yang ada pada saat ini, sampai dengan penerapan kebijakan-

kebijakan tertentu agar layanan referensi virtual bisa berjalan dalam jangka waktu

yang panjang.

38

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.1 Layanan Referensi Virtual Pengembangan dari Layanan Referensi

Tatap Muka

Sebelum mengembangkan layanan referensi virtual seharusnya

perpustakaan memiliki layanan referensi tatap muka. Layanan referensi virtual

diberikan kepada pengguna dengan tujuan memiliki sasaran yang sama, seperti

halnya layanan referensi tatap muka. Apakah Perpustakaan Universitas Medan

Area memiliki layanan referensi tatap muka? hal ini dapat diketahui dari jawaban

informan-informan berikut:

I1: “iya ada, nih dia formulirnya yang kami gunakan di layanan
referensi tatap muka (sambil menunjukan formulir yang ada di meja
kerja)”
I2: “Iya, layanan referensi tatap muka sudah dimulai pada tahun 2017,
dimana layanan tersebut masih berbentuk formulirnya seperempat dari
kertas ukuran A4, dimana disediakan kolom pertanyaan dan jawaban.
Nah disitu pastilah tatap muka si pemustaka dan pustakawan bagian
layanan referensi tersebut”

Perpustakaan Universitas Medan Area memiliki layanan referensi tatp

muka. Layanan referensi tatap muka di Perpustakaan Universitas Medan Area

dibuat pada tahun 2017 dengan media yang digunakan yaitu berupa formulir

berbentuk seperempat ukuran kertas A4. Di kertas A4 tersebut berisi tanggal,

identitas pengguna, jenis pertanyaan, kolom pertanyaan, kolom jawaban dan tanda

tangan pustakawan referensi yang menjawab pertanyaan dari pengguna. Jenis

pertanyaan di formulir referensi tatap muka dibagi 2 yaitu referensi dan umum,

hal ini berarti pengguna tidak hanya bisa mengajukan pertanyaan referensi kepada

pustakawan tetapi juga mengajukan pertanyaan umum.

39

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.2 Layanan Referensi Virtual Didukung dengan Memastikan Kualitas

Layanan

Perpustakaan Universitas Medan Area mengintegrasikan layanan referensi

virtual didukung dengan memastikan kualitas layanan bagi pengguna agar

kebutuhan informasi mereka terpenuhi dengan cara memberikan sarana dan

prasarana yang mendukung untuk menjawab pertanyaan pengguna, seperti

handphone khusus, komputer dan koneksi internet yang memadai berikut jawaban

dari informan:

I1; “iya pasti di dukung, mulai dari kualitas penyampaiannya, standar


membalas pesan, standar memberikan jawaban. Selain itu sarana dan
prasarana juga termasuk di dukung, seperti komputer, handphone
khusus untuk layanan referensi virtual”
I2: “Kualitas layanan itu karena adanya sarana dan prasarana
pendukung, nah di dalam layanan referensi virtual ini tentu ada yang
namanya kalau elektronik ada daya tampung, daya tampung itulah
yang disebut website. Di website itulah kita buat layanan ask librarian,
bagaimana itu supaya baik tentu dengan adanya bandwith sampai 50
mb/second itu uda lumayan kencang di swasta. Kemudian selain dari
pada itu bagaimana lagi supaya lebih baik, kalau nggak salah di tahun
2018 kita beli handphone tipikal 32GB, berharap menampung semua
data-data yang dibutuhkan untuk melakukan layanan ask libraian ini
dengan waktu 24 jam, tapi ya namanya manusia jika pertanyaan
diajukan tengah malam ya pagi harinya baru kami jawab.”

Dari pendapat informan diatas diketahui Perpustakaan Universitas Medan

Area memiliki handphone khusus yang digunakan layanan ask librarian whatsapp

dengan kapasitas 32 GB. Kapasitas 32 GB tersebut diharap dapat menampung

data-data untuk layanan referensi virtual. Selain memiliki handphone khusus,

Perpustakaan Universitas Medan Area juga memiliki bandwith dengan kapasitas

50 mbps yang cukup baik untuk ukuran perpustakaan perguruan tinggi swasta

dalam menstransfer data antara server dan client.

40

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.3 Layanan Referensi Virtual Menjangkau Semua Mode Komunikasi

Selain memastikan kualitas layanan, layanan referensi virtual harus dibuat

dengan tujuan menjangkau mode komunikasi yang ada pada saat ini.

Perpustakaan Universitas Medan Area sudah menjangkau mode komunikasi

tersebut, dimana mode komunikasi saat ini lebih ke menggunakan media digital.

Berikut pernyataan yang mendukung dari informan:

I1: “Sejauh ini menjangkau, semenjak ada layanan ini mereka tertarik
untuk memanfaatkannya dalam waktu yang singkat. Misalnya bulan ini
kita buat layanan ini, bulan ini juga langsung ada yang gunakan.
Berarti secara gak langsung mereka (pengguna) interest, kenapa?
Media yang mereka gunakan mungkin mumpuni untuk menjangkau kita,
paling gampang kan mode komunikasi saat ini melalui media
handphone, mereka bisa mengirimkan pertanyaan lewat handphone,
langsung dari genggaman mereka saat itu juga, kalau pustakawan
online langsung dijawab dan lagsung dapat jawabannya. Jadi, secara
kualitas kita menjangkau”
I2: “Kami memenuhi karena mode saat ini kan lebih ke digital,
handphone dan website kan sudah digital”.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak hanya

menjangkau mode komunikasi yang digunakan pada saat ini, pengguna juga

langsung tertarik saat menggunakan layanan referensi virtual karena bersifat real-

time sehingga pertanyaan yang ditanyakan langsung bisa dijawab. Penggunaan

handphone sebagai media perantara layanan referensi membuat pengguna merasa

lebih mudah berinteraksi atau bertanya kepada pustakawan karena mendapatkan

informasi langsung melalui genggaman mereka.

4.2.1.4 Tujuan dan Dasar Operasional Layanan Referensi Virtual Diketahui

Seluruh Pustakawan

Salah satu hal yang harus di perhatikan dalam mengintegrasikan layanan

referensi virtual adalah pengetahuan seluruh pustakawan tentang tujuan dan dasar

41

Universitas Sumatera Utara


operasional didirikan layanan referensi virtual ini. Pustakawan di Perpustakaan

Universitas Medan Area berjumlah 13 orang, 3 diantaranya menangani layanan

ask librarian. Namun apakah seluruh pustakawan mengetahui tujuan didirikan

layanan referensi virtual ini, berikut penejelasan informan.

I1: “Secara umum mungkin pustakawan lain disini memahami, tapi


memang belum diadakan rapat detail mengenai pemanfaatan layanan
referensi virtual. Jadi, model perpustakaan UMA ini dek, kalau dia
menciptakan inovasi atau kreativitas langsung dibuat, nggak usah
tunggu harus rapat. Buat dulu, berjalan baru disosialisasikan. Seperti
sekarang ini mahasiswa perlu ada yang menjawab langsung
pertanyaan mereka tentang perpustakaan, kesulitan mereka tentang
mencari informasi yang cepat maka dari itu perlu dibuat ask librarian.
Secara umum semua pustakawan mengetahui ada layanan referensi
virtual, tapi belum tantu semua tahu standar-standar yang digunakan
dalam layanan ini seperti menjawab pesan, hanya petugas khusus ask
librarian yang tahu”
I3: “iya mereka tau, walaupun tidak sepaham kami yang bertugas di
layanan referensi ini”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui dalam mendirikan suatu inovasi di

Perpustakaan Universitas Medan Area tidak harus melakukan rapat, mereka

melihat apa yang dibutuhkan oleh pengguna saat ini dan mereka langsung

membuat inovasi tersebut. Setelah inovasi tersebut berjalan baru disosialisaikan.

Seluruh pustakawan mengetahui tujuan didirikannya layanan referensi virtual ini,

tetapi tidak semua mengetahui standar yang digunakan dalam layanan.

4.2.1.5 Layanan Referensi Virtual Memiliki Prosedur dalam Memberikan

Rujukan kepada Pengguna

Prosedur dalam memberikan rujukan sangat berguna bagi pustakawan

untuk menyajikan rujukan kepada pengguna serta bagaimana cara

menginformasikan atau mengkomunikasikan rujukan dengan cara yang sistematis

agar memperoleh jawaban yang cepat dan tepat. Berikut jawaban informan saat

42

Universitas Sumatera Utara


ditanya mengenai apakah pihak Perpustakaan Universitas Medan Area memiliki

prosedur dalam memberikan rujukan? Berikut jawaban informan:

I1: “Ada prosedurnya, tapi tidak tertulis. Hanya standar lisan, niatnya
cepat dan berjalan”
I2: “Masih yang lama, masih yang referensi tatap muka yang digital
hanya sebatas prosedur lisan”

Dalam menentukan standar atau prosedur dalam memberikan rujukan

kepada pengguna Perpustakaan Universitas Medan Area belum memiliki standar

tertulis, mereka hanya menggunakan prosedur atau standar lisan yang tujuan nya

agar cepat dan berjalan. Prosedur tertulis dalam penyampaian rujukan kepada

pengguna hanya ada di layanan referensi tatap muka.

4.2.1.6 Pembatasan Lisensi Sumber Daya Elekronik Layanan Referensi

Virtual

Penggunaan layanan referensi virtual identik dengan penggunaan sumber

rujukan elektronik. Pemberitahuan tentang pembatasan lisensi sumber daya

elektronik harus dilakukan kepada pemgguna agar pengguna paham bagaimana

menggunakan sumber elektronik di perpustakaan secara bijak. Perpustakaan

Universitas Medan Area tidak membatasi akses sumber daya elektronik yang

digunakan. Berikut pernyataan informan:

I1: “Sejauh ini nggak ada batasan penggunaan akses sumber daya
elektronik”
I2: “Bebas, nggak ada”

Berdasarkan jawaban dari informan I1 dan I2 dapat diketahui bahwa ketika

pustakawan memberikan rujukan yang dari sumber elektronik seperti jurnal, e-

book dan database online mereka tidak ada membatasi akses sumber elektronik

tersebut. Mereka memperbolehkan pengguna mengakses jurnal elektronik tanpa

43

Universitas Sumatera Utara


batas, hal ini dapat mengakibatkan pemutusan akses jurnal dengan terpaksa

karena sudah melebihi kapasitas download perhari.

4.2.2 Infrastruktur/Fasilitas

Infrastruktur/fasilitas layanan referensi virtual merupakan segala sesuatu

perlengkapan dan peralatan yang mendukung untuk menunjang jalannya layanan

referensi virtual. Pustakawan tidak akan bisa bekerja secara optimal dalam

melayani pengguna yang ingin menggunakan layanan referensi virtual jika

infrastruktur/fasilitas pada layanan ini tidak memadai. Selain itu,

infrastruktur/fasilitas yang memadai juga memudahkan pengguna untuk

menggunakan layanan referensi virtual.

4.2.2.1 Ruangan Khusus, Hardware dan Software Layanan Referensi Virtual

Ruangan khusus, perangkat keras, perangkat lunak dan pemilihan software

yang baik juga dapat mempengaruh kualitas layanan. Apakah

infrastruktur/fasilitasi layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas

Medan Area pada bagian ruangan, hardware dan software sudah memadai, dapat

diketahui dari jawaban informan berikut:

I1: “Iya, semua sudah dipersiapkan seperti jaringan wifi, itu kan sudah
termasuk ya”
I3: “Ruangan khusus nggak ada, tapi peralatan penunjang ada seperti
handphone khusus ask librarian, komputer, kuota, wifi”

Dari jawaban informan diatas dapat disimpulkan bahwa ada

infrastruktur/fasilitas yang kurang dalam layanan referensi virtual di Perpustakaan

Universitas Medan Area yaitu tidak ada ruangan khusus yang digunakan, dalam

melayani pengguna pustakawan yang bertugas di bagian layanan referensi virtual

44

Universitas Sumatera Utara


bekerja di ruangan yang tergabung dengan layanan lainnya. Namun peralatan

penunjang disediakan, seperti handphone dan komputer.

Moto dari ask librarian Perpustakaan Universitas Medan Area 24/7

realtime, handphone khusus ask librarian whatsapp tersebut dibawa pulang

kerumah oleh pustakawan yang bertugas di ask librarian whatsapp. Pustakawan

harus siap ketika ada pertanyaan dari pengguna kapanpun dan dimanapun berada.

Selain menyediakan handphone khusus Perpustakaan Universitas Medan Area

menggunakan komputer untuk melayani layanan referensi virtual, namun

komputer tersebut tidak bersifat khusus seperti handphone yang hanya digunakan

untuk ask librarian whatsapp. Komputer yang digunakan dalam layanan referensi

virtual juga digunakan pustakawan untuk menyelesaikan tugas-tugas lainnya.

4.2.2.2 Memperbaharui Peralatan, Fasilitas dan Perangkat Lunak Layanan

Referensi Virtual

Setelah mempersiapkan infrastruktur/fasilitas tentunya layanan referensi

virtual harus melakukan pembaharuan peralatan atau teknologi agar layanan terus

berkembang. Berikut jawaban informan saat ditanya tentang hal tersebut:

I1: “Iya, kalau di whatsapp selalu kita update aplikasi, kalau di web
live chat kita selalu update fitur, untuk saat ini kita pakai web live chat
yang versi gratis tapi kedepannya kita ada rencana akan memakai yang
berbayar”
I3: “Iya ada, kalau dari abang ya karena khusus menangani ask
librarian via whatsapp, handphone itu terus di upgrade dan kuota pasti
selalu terpenuhi, inikan handphonenya abang bawa pulang, jadi
kadang abang juga jawabnya dari rumah jadi kuota harus selalu ada
kalau habis diisi”

Berdasarkan pernyataan diatas pihak perpustakaan melakukan

pembaharuan dengan cara mengupdate layanan atau aplikasi yang digunakan

45

Universitas Sumatera Utara


seperti whatsapp dan web live chat. Pihak perpustakaan juga ingin menggunakan

layanan web live chat yang berbayar agar layanan referensi virtual semakin

berkembang. Untuk saat ini perpustakaan masih menggunakan web live chat versi

gratis untuk meminimalisir biaya.

4.2.2.3 Memperhatikan Kapabilitas Pengguna dalam Pemilihan Software

Layanan Referensi Virtual

Pemilihan software yang memperhatikan kapabilitas pengguna merupakan

suatu elemen penting dalam penyediaan insfrastruktur/fasilitas layanan referensi

virtual, software yang sesuai kapabilitas pengguna dapat meningkatkan daya guna

pemakaiannya. Namun pihak Perpustakaan Universitas Medan Area lebih

memilih penggunaan aplikasi daripada software yang sesuai kapabilitas pengguna.

Aplikasi yang dipilih perpustakaan Universitas Medan Area untuk layanan

referensi virtualnya yaitu whatsapp dan web live chat “Zendeks”. Hal ini sesuai

dengan pernyataan informan sebagai berikut:

I1: kita lebih ke aplikasi ya bukan software, kita pilih aplikasi yang saat
ini pengguna benar-benar paham dan gampang menggunakannya.
Salah satu contohnya whatsapp dan web live chat yang namanya
Zendesk. Whatsapp kami pilih karena saat ini aplikasi chat yang paling
sering dan banyak digunakan, Sementara Zendesk banyak keunggulan
daripada aplikasi sejenisnya Zendesk ada versi yang gratis dan
berbayar, selain itu zendesk ada versi androidnya jadi walau
pertanyaan pengguna yang masuk lewat web pustakawan bisa
membalas nya di android”
I2:“iya itu uda pasti karena semakin meningkatnya daya guna layanan
referensi virtual, maka perpustakaan wajib mengkaji kembali
kelayakan sarana dan teknologi referensi virtual”

Dari jawaban informan tersebut diketahui mengapa perpustakaan

Universitas Medan Area lebih memilih aplikasi whatsapp dan web live chat

“Zendesk” untuk layanan referensi virtual mereka. Whatsapp merupakan aplikasi

46

Universitas Sumatera Utara


chat yang paling sering dan banyak digunakan pengguna saat ini, pengguna

whatsapp pada tahun 2019 mencapai 1,5 milyar. Aplikasi web live chat

“Zendesk” dipilih karena aplikasi web live chat ini memiliki keunggulan daripada

aplikasi sejenisnya. Zendesk merupakan aplikasi web live chat yang bisa

digunakan gratis dan berbayar. Aplikasi ini juga memilki versi android nya, jadi

ketika pengguna mengirim pesan melalui web pustakawan dapat membalasnya

menggunakan android.

Gambar 4.1: Layanan Referensi Virtual pada Perpustakaan UMA

Gambaran layanan referensi virtual web live chat “Zendesk” ketika online

dan gambaran profil layanan referensi virtual di whatsapp. Ask librarian whatsapp

tersedia selama 24 jam, sementara ask librarian web live chat tersedia selama jam

perpustakan buka. Aplikasi web live chat “Zendesk” ketika online memiliki

gambar berwarna biru dan bertuliskan “W’re Online – Ask Now”, pada saat

layanan online pengguna dapat langsung bertanya kepada pustakawan dengan

mengetik atau mengisi kolom pertanyaan yang bertuliskan “ketik pesan Anda

47

Universitas Sumatera Utara


disini”. Sedangkan jika web live chat offline pertanyaan yang diajukan tidak

langsung dijawab oleh pustakawan, berikut tampilan layanan web live chat ketika

offlinne.

Gambar 4.2: Layanan web live chat ketika offline

Ketika layanan web live chat offline maka tampilannya berubah seperti

yang diatas, jika pengguna ingin bertanya kepada pustakawan ketika .jam

perpustakaan sudah tutup pengguna bisa mengirimkan pertanyaannya dengan cara

memasukkan email pengguna lalu keesokan harinya pustakawan akan

mengirimkan jawaban melalui email yang dikirim.

4.2.2.4 Menyediakan Software atau Fasilitas bagi Kaum Disabilitas

Perpustakaan sebagai salah penyedia informasi dituntut untuk mampu

menyediakan layanan secara tepat dan prima. Layanan referensi virtual akan

berjalan lancar bagi pengguna jika didukung dengan fasilitas yang memadai. Lalu

bagaimana fasilitas layanan referensi virtual untuk para pengguna yang

48

Universitas Sumatera Utara


menyandang disabilitas, apakah Perpustakaan Universitas Medan Area

menyediakan fasilitas atau software untuk kaum disabilitas, berikut jawaban dari

informan.

I2: “belum, sama sekali belum”


I3:“belum ada, karena fokusnya kan kepada anggota perpustakaan,
setahu kami disini belum ada angggota perpustakaan penyandang
disabilitas”

Perpustakaan Universitas Medan Area belum menyediakan fasilitas atau

software khusus untuk kaum disabilitas, hal ini dikarenakan mereka fokus

menyediakan layanan referensi virtual ini kepada anggota perpustakaan dan

menurut informasi dari informan tidak ada penyandang disabilitas di lingkungan

civitas akademik Universitas Medan Area.

Jadi dapat dinyatakan bahwa infrastruktur/fasilitas layanan referensi

virtual di Perpustakaan Universitas Medan Area sudah cukup baik. Walaupun

belum ada ruangan khusus dan belum adanya fasilitas atau software khusus untuk

kaum disabilitas, namun peralatan penunjang sudah diberikan seperti handphone,

wifi, kuota dan komputer, perpustakaan juga selalu memperhatikan kapabilitas

pengguna dalam memilih aplikasi serta melakukan pembaharuan teknologi dan

aplikasi.

4.2.3 Keuangan

Keuangan yang dimaksud dalam referensi virtual yaitu merupakan total

biaya yang dipersiapkan untuk menyediakan layanan dengan ketentuan jangka

waktu yang panjang. Mengetahui biaya untuk suatu layanan yang ada di

perpustakaan sangat penting saat mengembangkan anggaran dan dalam membuat

keputusan manajerial terkait dengan alokasi sumber daya.

49

Universitas Sumatera Utara


4.2.3.1 Alokasi Anggaran Khusus Layanan Referensi Virtual

Biaya dari awal harus dipersiapkan untuk infrastruktur, pelatihan khusus,

atau kompensasi staf. Selanjutnya harus ada perencanaan biaya yang alokasi

anggarannya tepat. Untuk mengetahui apakah ada biaya awal dan anggaran

khusus layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan Area, berikut

jawaban dari informan:

I2: “Jelas ada, tiap bulan ada anggaran terutama itu untuk
maintenance, pulsa, dan biaya operator”
I3:“Ada, jadi anggarannya itu diberikan setiap bulan untuk petugas
yang melayani ask librarian”

Dari jawaban informan diatas dapat diketahu bahwa layanan referensi

virtual Universitas Medan Area memiliki anggaran khusus yang dialokasikan

setiap bulannya. Anggaran tersebut digunakan untuk maintenance, kuota, operator

serta biaya staf yang bertugas di layanan referensi virtual tersebut.

4.2.3.2 Biaya Awal Layanan Referensi Virtual

Perpustakaan Universitas Medan Area tidak memiliki biaya awal dalam

mempersiapkan layanan referensi virtual, berikut jawaban informan:

I2: “Baru dimulai pada tahun 2019”


I3: “Ada tapi bukan dari awal, dari tahun 2019 ada anggaran
khususnya”
Menurut infomasi anggaran/biaya baru ada pada awal 2019, padahal

layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan Area telah ada sejak

pertengahan 2018. Pada saat itu pihak perpustakaan tidak memikirkan biaya awal

dalam menerapkan layanan referensi virtual ini, mereka melihat bagaimana

kebutuhan pengguna saat ini dan mereka langsung berinovasi dengan membuat

layanan ini.

50

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Pemasaran

Salah bentuk pemasaran yaitu promosi. Promosi merupakan bentuk

komunikasi dengan menyampaikan pesan-pesan atau informasi yang bersifat

ajakan untuk menggunakan produk atau layanan. Promosi layanan perpustakaan

dengan cara yang tepat dapat berpotensi mendatangkan pengguna dalam

menggunakan layanan yang ada. Promosi bisa dilakukan dengan berbagai macam

bentuk seperti menggunakan media cetak maupun media elektronik.

4.2.4.1 Melakukan Pemasaran Layanan Referensi Virtual

Layanan referensi virtual harus di promosikan agar pengguna tahu bahwa

perpustakaan memiliki layanan yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan

informasi pengguna. Bagaimana perpustakaan Universitas Medan Area

mempromosikan layanan referensi virtual mereka, berikut jawabannya:

I1: “Pemasaran atau promosi yang dilakukan di sini melalui website


ada satu mengenai artikel tentang layanan ini, di social media seperti
facebook, twitter sama instagram. Instagram yang paling sering kita
promosikan, karena di setiap postingan instagram kita kasih post credit
untuk mempromosikan layanan ini, seperti ini (menunjukan post credit
yang dimaksud di handphone informan). Kata-katanya seperti ini
“Jangan lupa jika ada pertanyaan seputar perpustakaan langsung saja
klik http://bit.ly/asklibrarianuma”, nanti kamu screnshot aja”
I2: “Ada di social media contohnya facebook, twitter, instagram, di
youtube dan website juga dipromosikan. Jargon kita dalam promosikan
layanan ini yaitu “Ask All of Things About Library”.
I3: “Abang itu bikinnya di sosial media, ya seperti di ig, wa, twitter emm
selain itu kalau ada pkkmb kami juga mensosialisasikannya tapi nggak
secara khusus cuma sekedarnya aja”.

Perpustakaan Universitas Medan Area mempromosikan layanan referensi

virtual dengan berbagai macam cara yaitu:

51

Universitas Sumatera Utara


1. Menggunakan Media Sosial

Pemasaran layanan referensi virtual Perpustakaan Universitas Medan Area

dilakukan melalui media sosial di internet seperti Facebook, Twitter, dan

Instagram. Salah satu contohnya di setiap postingan Instagram

Perpustakaan Universitas Medan Area pihak perpustakaan selalu

memberikan post credit yang kalimatnya seperti berikut “Jangan lupa jika

ada pertanyaan seputar perpustakaan langsung saja klik

http://bit.ly/asklibrarianuma”.

2. Menggunakan Youtube

Selain untuk promosi layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas

Medan Area, Youtube tersebut juga digunakan untuk tutorial pengguna

dalam menggunakan layanan ask librarian. Untuk menarik perhatian

pengguna menggunakan layanan ini jargon yang digunakan di Youtube

yaitu “Tanyakan Apapun tentang Perpustakaan (Ask All of Things About

Library)”.

3. Menggunakan Website

Perpustakaan Universitas Medan Area memanfaatkan website dengan

membuat artikel tentang layanan referensi virtual sebagai promosinya.

Artikel ini membahas tentang sejarah layanan ini dibuat dan cara

menggunakan layana referensi virtual ini. Saat ini sudah ada dua artikel

yang dimuat oleh pustakawan Perpustakaan Universitas Medan Area di

website. Artikel tersebut berjudul “Ask A Librarian Universitas Medan

52

Universitas Sumatera Utara


Area” dan “Manfaatkan Layanan “Ask A Librarian” dari Perpustakaan

Universitas Medan Area”

4. Menggunakan Sosialisasi Singkat

Bentuk promosi melalui sosialisasi singkat untuk layanan referensi virtual

dilaksanakan pada masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Medan

Area atau biasa yang disebut PMB. Sosialisasi singkat ini merupakan

rangkaian kegiatan dari layanan pendidikan pengguna (user eduaction

service).

4.2.4.2 Menentukan Target Audiens Layanan Referensi Virtual

Tidak hanya menentukan bagaimana cara mempromosikan layanan

referensi virtual kepada pengguna, perpustakaan juga perlu menentukan siapa

yang menjadi target audiens untuk layanan promosi referensi virtual yang

digunakan. Target audiens berguna agar layanan referensi yang diberikan tepat

sasaran sesuai dengan tujuan dari layanan referensi virtual. Berikut jawaban dari

informan mengenai bagaimana menetukan target audiens layanan referensi virtual

di Perpustakaan Universitas Medan Area:

I1: “Kita fokus ke semua anggota perpustakaan, bahkan kita juga


menyediakan layanan dari luar, ada kok yang gunain layanan ask
librarian dari luar yang tanya karena sudah online”
I2: “Salah satunya di layanan sirkulasi mahasiswa sering menanyakan
bagaimana cara memanfaatkan perpustakaan kita ini secara online,
jadi kami menyarankan untuk mengakses wa ask librarian ini. Jadi
secara tidak langsung target audiens kita itu mahasiswa UMA”
I3: “target audiens nya sih anggota perpustakaan, tapi gadak batasan
kalau orang luar gunain layanan ini ya kita menerima”

Target audiens untuk mempromosikan dan menggunakan layanan

referensi virtual adalah anggota Perpustakaan Universitas Medan Area, ketika

53

Universitas Sumatera Utara


mahasiswa mengajukan pertanyaan di layanan sirkulasi bagaimana memanfaatkan

layanan perpustakaan secara online disana pustakawan berkesempatan langsung

mempromosikan layanan referensi virtual tersebut agar lebih dikenal. Tidak hanya

anggota perpustakaan yang akan dilayani, pihak luar juga bisa menggunakan

layanan referensi virtual.

4.2.4.3 Menetapkan Anggaran Biaya Pemasaran Layanan Referensi Virtual

Dalam melakukan promosi perpustakaan harus berani mengeluarkan biaya

agar pesan yang disampaikan lebih cepat dan tepat sasaran. Jawaban informan

ketika ditanya apakah Perpustakaan Universitas Medan Area memiliki biaya

untuk promosi yaitu sebagai berikut:

I2: Ada, tetapi tidak secara khusus, anggaran promosi layanan referensi
virtual digabungkan dengan promosi lainnya.
I3: “setau abang ada”

Layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas Medan Area belum

memiliki anggaran khusus untuk kegiatan promosi yang dilakukan, anggaran yang

diberikan perpustakaan digabungkan dengan anggaran untuk mempromosikan

layanan lainnya.

4.2.4.4 Evaluasi dan Pembaharuan Pemasaran Layanan Referensi Virtual

Menurut standar manajemen layanan dari RUSA promosi juga harus

dievaluasi dan dilakukan pembaharuan agar pesan yang disampaikan pengguna

tidak kadaluarsa, sehingga pengguna terus menggunakan layanan ini. Berikut

pernyataan dari informan:

I2: “Tentu ada, jadi kita selalau update tentang pembaharuan promosi
paling tidak 3 hari sekali harus ada status atau kiriman di berbagai
sosial media mengenai layanan referensi virtual ini. Nah kalau evaluasi
kita liatnya dari persentase penggunaan, kalau semakin berkurang

54

Universitas Sumatera Utara


yang gunain berarti promosi kita kurang, disitu kita harus mengupdate
ulang kembali promosi yang ada atau membuat promosi terbaru
tentang layanan referensi virtual ini”
I3: “Ada, karena kita kan sering update gitu”

Promosi layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas Medan Area

melakukan pembaharuan dengan cara mengupdate kiriman atau status yang di

buat di berbagai media sosial minimal 3 hari sekali. Selain melakukan

pembaharuan pihak perpustakaan juga melakukan evaluasi terhadap promosi,

evaluasi yang dilakukan yaitu dengan cara melihat persentase jumlah pengguna

terhadap layanan ini, jika pengguna berkurang perpustakaan wajib mengupdate

kembali promosi dan membuat promosi terbaru tentang layanan referensi virtual.

Secara keseluruhan menurut peneliti pemasaran yang dilakukan pihak

Perpustakaan Universitas Medan Area sudah baik, beberapa panduan manajamen

layanan tentang pemasaran menurut RUSA telah diterapkan disini.

4.2.5 Penilaian

Penilaian penting dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana

layanan telah berhasil dan berpengaruh bagi perpustakaan. Perpustakaan

Universitas Medan Area perlu melakukan penilaian terhadap layanan referensi

virtual karena hasil dari penilaian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui

keefektifan layanan, memperbaiki kinerja staf dan lainnya.

4.2.5.1 Merencanakan Penilaian Secara Berkala Layanan Referensi Virtual

Sebaiknya penilaian dilakukan secara berkala agar memberikan hasil yang

maksimal untuk mengukur layanan. Pernyataan informan tentang bagaimana

penilaian dilakukan terhadap layanan referensi virtual yaitu:

55

Universitas Sumatera Utara


I1:“Untuk sejauh ini kita hanya menggunakan laporan bulanan, di
laporan bulanan itu masih kita lampirkan ada berapa yang
menggunakan layanan, itu bang adly yang buat. Evaluasi dari
penilaiannya kalau sedikit yang menggunakan lebih ditingkatkan
promosi dan lebih dikenalkan.”
I2: “Yes, salah satu bentuk evaluasinya adalah rapat bulanan. Rapat
bulanan yang dimaksud adalah membahas semua program yang
berlangsung, apa kendala dan bagaimana cara mengatasinya”
I3: “Ada sih, yang abang tau kemaren itu ada laporan bulanan. Setiap
laporan bulanan perkembangan layanan referensi virtual itu ask
librarian dilaporkan, dievaluasi ya dinilai”

Penilaian berkala yang dilakukan Perpustakaan Univeristas Medan Area

yaitu dengan menggunakan laporan bulanan, hasil dari penilaian tersebut

membahas tentang program yang sedang berjalan, kendala yang dihadapi dan cara

mengatasi kendala yang ada.

4.2.5.2 Melakukan Penilaian terhadap Perpustakaan Lain

Dalam menilai sebuah layanan perlu melakukan pengataman terhadap

perkembangan dari perpustakaan lain, begitu juga dengan layanan referensi

virtual. Perkembangan perpustakaan lain membuat suatu perpustakaan lebih

terpacu untuk melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan. Apakah

pihak Perpustakaan Universitas Medan Area melakukan penilaian atau

pengamatan terhadap perpustakan lain dalam mengembangkan layanan referensi

virtual mereka, berikut jawaban yang dijeaskan oleh informan I1 dan I2 :

I1: “Iya, kita selalu mengembangkan ide-ide itu dari perpustakaan lain.
Dasar dari pengembangan layanan referensi virtual ask librarian ini
pernah dari perpustakaan telkom mereka menggunakan layanan ask
librarian tapi email, jadi kami mulai mengembangkan yang bisa
digunakan untuk itu, jadi kami cari munculah ask libraian web live
chat, whatsapp”.
I2: “Iya, demi kualitas layanan perpustakaan UMA yang lebih baik
maka benar dilakukan pengamatan terhadap layanan referensi virtual
perpustakaan lain guna meningkatkan daya layanan dan kualitas
layanan yang dimiliki oleh perpustakaan UMA”

56

Universitas Sumatera Utara


Dari jawaban informan-informan diatas dapat diketahui bahwa

pengembangan ide menggunakan layanan referensi virtual dengan nama ask

librarian via wa dan ask librarian via web live chat merupakan pengamatan yang

dilakukan perpustakan Universitas Medan Area terhadap perpustakaan lain yaitu

perpustakaan Telkom, pada saat itu perpustakaan Telkom menggunakan ask

librarian via email.

4.2.5.3 Memilih Metode dalam Melakukan Penilaian Layanan Referensi

Virtual

Melakukan penilaian terhadap layanan referensi virtual merupakan suatu

kegiatan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah layanan sudah mencapai

target berdasarkan kirteria tertentu. Penilaian terhadap layanan referensi virtual

seharusnya menggunakan metode, seeperti menggunakan metode jumlah

penggunaan, pengguna, atau demografi. Penggunaan metode tertentu dapat

mempermudah perpustakaan dalam mengolah informasi tentang pencapaian

layanan tersebut. Berikut jawaban informan saat mengenai metode yang

digunakan dalam penilaian layanan referensi virtual:

I1:“iya, itulah nanti jadi catatan kami seperti, penggunanya


siapa?,berapa jumlah yang menggunakan?,kapan digunakan?, ya..
menggunakan metode kita lebih ke metode jumlah penggunaan”
I2:“iya penilaian lebih kepada jumlah penggunaan sebenarnya,
demografi enggak terlalu penting karena sudah online”
I3:“Ya ada sih emang, dari laporan bulanan itu lah, fokusnya di berapa
jumlah penggunaan”

Berdasarkan penjelasan diatas oleh informan metode jumlah penggunaan

merupakan fokus dari metode penilaian yang digunakan layanan referensi virtual.

Dalam hal ini seharusnya perpustakaan menggunakan lebih banyak metode seperti

57

Universitas Sumatera Utara


jenis pertanyaan yang sering ditanyakan, siapa saja pengguna, waktu respon serta

berapa pertanyaan yang berhasil terjawab. Kalau saja itu diterapkan hasil

penilaian yang dilakukan perpustakaan akan lebih maksimal.

4.2.5.4 Memiliki Pedoman Khusus untuk Melakukan Penilaian Layanan

Referensi Virtual

Pedoman merupakan hal-hal dasar yang dipergunakan untuk menentukan

atau melaksanakan sesuatu. Melakukan penilaian terhadap layanan referensi

virtual di perpustakaan sebaiknya memiliki pedoman khusus agar saat melakukan

penilaian mereka sudah mengetahui hal-hal apa saja yang akan diukur, sehingga

hasil penilaian lebih tepat dan akurat. Apakah Perpustakaan Universitas Medan

Area memiliki pedoman khusus untuk melakukan penilaian terhadap layanan

referensi virtual mereka? Berikut penjelasan informan tentang hal tersebut:

I1: “Untuk saat ini belum ada ya, untuk kedepannya kami ada rencana
menggunakan metode sederhana saja 5W+1H”
I2:“Belum ada hanya menggunakan metode sederhana yang diatas tadi
jumlah penggunaan”

Berdasarkan pernyataan informan I1 dan I2 Perpustakaan Universitas

Medan Area belum memiliki pedoman khusus untuk melakukan penilaian

terhadap layanan referensi virtual mereka, namun kedepannya mereka ingin

menggunakan pedoman sederhana menggunakan 5W+1H.

4.2.5.5 Penilaian Digunakan untuk Peningkatan Kualitas Layanan bagi

Pengguna dan Pengembangan Staf

Setelah melakukan penilaian diharapkan hasil dari penilaian tersebut akan

digunakan untuk meningkatkan kualitas pengguna dan pengembangan staf

menjadi profesional, berikut keterangan yang diberikan informan:

58

Universitas Sumatera Utara


I1: “Ya, niat kita kedepan semua pustakawan yang berada di fakultas
mereka menjadi petugas ask librarian dan profesional dengan standar-
standar yang ada”
I1: “Tentu itu lah gunanya penilaian untuk membahas peningkatan
kualitas pengguna dan kualitas staf”
Dari penjelasan informan I1 diharapkan setelah dilakukan penilaian semua

pustakawan yang berada di fakultas untuk kedepannya bisa menjadi petugas

layanan referensi virtual yang profesional dengan mengikuti standar yang ada

ditetapkan. Seperti hal yang diketahui sebelumnya dari seluruh pustakawan yann

ada di Perpustakaan Universitas Medan Area hanya 3 orang yang bertugas di

layanan referensi virtual.

4.2.5.6 Berkomitmen untuk Menerapkan Penyesuaian dari Penilaian yang

telah Dilakukan

Pihak perpustakaan harus berkomitmen untuk menerapkan penyesuaian

yang diperlukan ketika identifikasi dalam proses penilaian.

I1: “Ya, karena kita selalu ingin meningkatkan kualitas layanan yang
telah kita buat agar pengguna selalu puas dengan layanan yang kita
berikan”
I2: “Ya jelas, karena perpustakaan kita ini tagline nya Prima, didalam
prima artinya segala sesuatu bentuk layanan itu kualitasnya mesti
selalu diperbaharui selalu dimantapkan”

Berdasarkan beberapa hal diatas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan

berkomitmen untuk menerapkan penyesuaian terhadap penilaian yang telah

dilakukan. Seperti tagline dari Perpustakaan Universitas Medan Area sendiri yaitu

Prima, Akurat dan Aksesibel didalam prima itu artinya segala sesuatu layanan itu

kualitasnya harus selalu diperbaharui dan dikembangkan. Atas dasar itu

59

Universitas Sumatera Utara


perpustakaan akan selalu meningkatkan kualitas layanan yang ada, agar pengguna

selalu merasa puas dengan layanan yang diberikan.

4.2.6 Transkip Log Percakapan

Transkip log percakapan ini dibuat untuk mengetahui tipe pertanyaan yang

sering diajukan dari layanan layanan referensi virtual di perpusatakaan Universitas

Medan Area.

4.2.6.1 Transkip Log Percakapan Ask librarian Whatsapp

Berdasarkan log percakapaan yang diperoleh peneliti dari informan ada 33

pertanyaan yang masuk melalui whatsapp dalam jangka waktu Oktober 2018

sampai Maret 2019. Ketika pengguna mengirim pertanyaan ke layanan ask

librarian whatsapp tersebut pengguna langsung disambut dengan balasan sabagai

berikut “Selamat Datang di layanan Ask Librarian Perpustaaan Universitas Medan

Area. Tanyakan segala sesuatu tentang perpustakaan dan pemanfaatan

perpustakaan dan kami akan segera membantu anda”, dan selanjutnya pustakawan

akan menjawab pertanyaan dari pengguna.

Dari 33 log percakapan melalui whatsapp yang diperoleh peneliti dari

informan, dapat dibuat tabel pengklasifikasian tipe pertanyaan yang masuk

sebagai berikut:

Tabel 4.1: Klasifikasi Tipe Pertanyaan melalui Whatsapp

Tipe Pertanyaan Referensi Jumlah


Directional 11
Ready Reference 20
Specific Search 1
Research 1
Total 33

60

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil olahan peneliti data dapat digambarkan dalam bentuk

persentase sebagai berikut:

3% 3%

33% Directional
Ready Reference
Specific Search
Research
61%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa tipe pertanyaan referensi

yang sering diajukan yaitu ready reference sebesar 20 pertanyaan (61%), kedua

yaitu directional sebesar 11 pertanyaan (33%), dan tipe pertanyaan specific search

dan research memiliki jumlah pertanyaan yang sama yaitu masing-masing hanya

1 pertanyaan (3%). Contoh dari pertanyaan ready reference yang sering

ditanyakan yaitu tentang penggunaan fasilitas perpustakaan Univeristas Medan

Area seperti bagaimana cara mengakses repository UMA, bagaimana mengakses

jurnal online dan bagaimana cara mengakses e-book.

4.2.6.2 Transkip Log Percakapan Ask librarian Web Live Chat

Berdasarkan log percakapaan yang diperoleh peneliti dari informan ada 29

pertanyaan yang masuk melalui web live chat dalam jangka waktu April 2018

sampai Maret 2019. Ketika pertanyaan pengguna masuk melalui web live chat

online pertanyaan tersebut dapat langsung dijawab oleh pustakawan, namun

61

Universitas Sumatera Utara


ketika offline maka jawaban akan dikirim loleh pustakawan ke email pengguna.

Jawaban yang dikirimkan tidak bersifat real-time, ada waktu jeda yang

dibutuhkan pustakawan untuk membalas pesan ketika layanan tidak online.

Dari 29 log percakapan melalui web live chat yang diperoleh peneliti dari

informan, dapat dibuat tabel pengklasifikasian tipe pertanyaan yang masuk

sebagai berikut:

Tabel 4.2: Klasifikasi Tipe Pertanyaan melalui Web Live Chat

Tipe Pertanyaan Referensi Jumlah


Directional 5
Ready Reference 18
Specific Search 2
Research 1
Saran 3
Total 29

Berdasarkan hasil olahan peneliti data dapat digambarkan dalam bentuk

persentase sebagai berikut:

10%
4% 17%

7% Directional
Ready Reference
Specific Search
Research
Saran
62%

62

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa tipe pertanyaan referensi

yang sering diajukan yaitu ready reference sebesar 18 pertanyaan (62%), kedua

yaitu directional sebesar 5 pertanyaan (17%), ketiga yaitu saran, didalam ask

librarian web live chat ternyata pengguna tidak hanya mengirimkan pertanyaan

tetapi ada juga yang memberi saran seputar perpustakaan sebesar 3 saran (10%),

keempat yaitu specific search sebesar 2 pertanyaan (7%) dan terakhir research

sebesar 1 pertanyaan (4%). Contoh pertanyaan ready reference yang sering

ditanyakan kepada pustakawan di ask librarian web live chat yaitu hampir sama

dengan pertanyaan di ask librarian whatsapp yaitu tentang penggunaan fasilitas

perpustakaan Universitas Medan Area.

63

Universitas Sumatera Utara


4.3 Rangkuman Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, melalui proses analisis

data yang menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka peneliti

memperoleh beberapa katagori yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3: Rangkuman Hasil Wawancara:

No Katagori Hasil Wawancara

1. Integrasi Layanan Sebelum menggunakan layanan referensi virtual


Referensi Virtual perpustakaan UMA menggunakan layanan
referensi tatap muka.
Kualitas layanan didukung dengan standar dari
perpustakaan UMA dan sarana prasarana yang
memadai.
Mode komunikasi yang dijangkau perpustakaan
UMA yaitu mode komunikasi digital
Seluruh staf mengetahui tujuan didirikan layanan
referensi virtual, tetapi tidak semua memahami
dalam menggunakannya.
Tidak ada prosedur tertulis dalam standar memberi
rujukan kepada pengguna.
Tidak ada pembatasan akses rujukan yang bersifat
elektronik.
2. Infrastruktur/Fasilitas Tidak ada ruangan khusus untuk referensi virtual.
Pembaharuan teknologi dilakukan dnegan cara
mengupdate aplikasi atau fitur.
Aplikasi yang dipilih sesuai kapabilitas pengguna
yaitu whatsapp dan web live chat “Zendesk”
Belum ada software atau fasilitas untuk kaum
disabilitas.
3. Keuangan Layanan referensi virtual memiliki anggaran
khusus yang diberikan tiap bulan oleh
perpustakaan.
Tidak ada anggaran awal dalam mendirikan
layanan referensi virtual, anggaran dimulai pada
awal tahun 2019.

64

Universitas Sumatera Utara


4. Pemasaran Pemasaran dilakukan melalui sosial media
(instagram, facebook, twitter, whatsapp, youtube),
website dan sosialisasi singkat.
Target audiens adalah anggota perpustakaan UMA
Tidak ada anggaran khusus dalam pemasaran
layanan referensi virtual, anggaran digabung
dengan layanan lainnya.
Pembaharuan atau evaluasi layanan referensi
virtual dilakukan dengan cara mengupdate kembali
promosi yang telah dibuat atau membuat promosi
terbaru.
5. Penilaian Penilaian dilakukan secara berkala yaitu setiap
bulan.
Perpustakaan melakukan pengamatan terhadap
perpustakaan Telkom untuk mengembangkan
layanan referensi virtual.
Metode untuk penilaian yaitu menggunakan
metode persentase penggunaan.
Belum ada prosedur khusus yang dibuat untuk
melakukan penilaian.
Penilaian bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan dan pengembangan kualitas staf yang
lebih profesional.
Pihak perpustakaan komitmen untuk menerapkan
penyesuaian yang diperlukan ketika diidentifikasi
dalam proses penilaian.

6 Transkip Log
Percakapan
a. Ask Librarain Wa Tipe pertanyaan referensi diajukan yaitu :
 ready reference 20 pertanyaan (61%)
 directional 11 pertanyaan (33%)
 specific search 1 pertanyaan (3%)
 research 1 pertanyaan (3%)

65

Universitas Sumatera Utara


b. Ask Librarian Tipe pertanyaan referensi diajukan yaitu :
Web Live Chat  ready reference 18 pertanyaan (62%),
 directional sebesar 5 pertanyaan (17%)
 Saran 3 saran (10%),
 specific search sebesar 2 pertanyaan (7%)
 research sebesar 1 pertanyaan (4%).

66

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas Medan

Area belum sepenuhnya menerapkan pedoman Guidelines for Implementing and

Maintaining Virtual Reference Services dari Reference User Services Association

(RUSA) yang berfokus terhadap manajemen layanan. Namun secara keseluruhan

sudah berjalan baik, hal ini dapat dilihat secara garis besar perpustakaan telah

menerapkan poin-poin standar yang ditetapkan RUSA yaitu:

1. Integrasi layanan referensi virtual Perpustakaan UMA ada 2 poin belum

terlaksana seperti tidak ada prosedur tertulis dalam standar memberi

rujukan kepada pengguna dan tidak ada pembatasan akses rujukan yang

bersifat elektronik.

2. Infrastruktur dan fasilitas layanan referensi virtual di Perpustakaan UMA

tidak memiliki ruangan khusus namun sarana dan fasilitas penunjang

sudah cukup terpenuhi. Tidak ada software atau fasilitas untuk kaum

disabilitas karena fokus layanan ini yaitu anggota Perpustakaan UMA

yang tidak ada pengguna kaum disabilitas.

3. Biaya/anggaran layanan referensi virtual Perpustakaan UMA diberikan

setiap bulannya untuk maintenance, pulsa, dan biaya operator tetapi tidak

ada anggaran awal dalam mendirikan layanan referensi virtual.

67

Universitas Sumatera Utara


4. Pemasaran layanan referensi virtual dilakukan dengan melakukan

promosi melalui sosial media (instagram, facebook, twitter, whatsapp,

youtube), website dan sosialisasi singkat. Tidak ada anggaran khusus

dalam kegiatan promosi.

5. Penilaian layanan referensi virtual di Perpustakaan UMA dilakukan setiap

bulan. Penilaian tersebut dilakukan untuk meningkatkan jumlah

penggunaan dan kualitas staf. Tidak ada pedoman khusus yang digunakan

perpustakaan UMA untuk melakukan penilaian.

5.2 Saran

1. Masalah dalam integrasi layanan referensi virtual sebaiknya pustakawan

menyediakan formulir untuk prosedur bagaimana menggunakan layanan

referensi virtual, agar pertanyaan pengguna dapat dikelompokkan sesuai

dengan tipe pertanyaan oleh pustakawan.

2. Masalah dalam infrastruktur/fasilitas sebaiknya perpustakaan

menyediakam ruangan khusus untuk layanan referensi virtual ini agar

pustakawan lebih fokus dalam menjawab pertanyaan pengguna.

3. Masalah dalam pemasaran sebaiknya perpustakaan menyediakan promosi

layanan referensi virtual dengan sosialisai khusus untuk pengguna agar

anggota perpustakan lebih banyak memanfaatkan layanan ini.

4. Masalah penilain sebaiknya perpustakaan memiliki pedoman khusus

untuk menilai layanan referensi virtual agar apa yang menjadi target

layanan ini terarah dengan jelas.

68

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Afnoto, Mega Yudhi. 2017. Sistem Informasi Data Alumni Politeknik


Muhammadiyah Pekalongan Berbasis Web. Surya Informatika. Vol. 4, No.
1.

Afrizal. 2017. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok:
Rajawali Press.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Calpulis.

Ajick. 2009. Analisis koleksi Perpustakaan : Seleksi, Penyiangan dan Evaluasi.


<http://pustaka.uns.ac.id/?menu=new&option=detail&nid=218>(Diakses 30
Maret 2019)

Ansari, Mohd Shoaib. 2016.Using Whatsapp For Service Providing In Libraries


And Information Centres. Journal of Library and Information Science. Vol.
03, No.1.

Anwar, Nuril dan Imam Riadi. 2017. Analisis Investigasi Forensik WhatsApp
Messenger Smartphone Terhadap WhatsApp Berbasis Web. Jurnal Ilmu
Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI). Vol. 3, No. 1.

Arya, Harsh Bardhan dan Dr. J. K. Mishra. 2012. Virtual Reference Services:
Tools and Techniques. Journal of Library & Information Science. Vol. 2,
No. 1.

Chandwani, A. 2006. An overview of Digital Reference Services. eprints.rclis.org.


http://eprints.rclis.org/14295/1/DIGITAL_REFERENCE_SERVICES.pdf

Ekwelem, vincent onyeacholam mr, Helen N. Okpala Mrs, Josephine C. Igbokwe


Mrs and Chukwunaza N. Ekwelem Mr. 2018. Evaluation of Online
Reference Services: Reflections from Nigeria Academic Libraries. Library
Philosophy and Practice (e-journal). 1777.

Handini, Aprilia Yusli. 2018. Inovasi Layanan Referensi Perpustakaan Berbasis


Live Chat (Studi Pada Website Upt Perpustakaan Universitas Negeri
Malang). Universitas Negeri Malang.
Husna, Hanisatul dan Elva Rahmah. 2015. Evaluasi Layanan Referensi di Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Sumatera Barat. Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 04, No.1.

69

Universitas Sumatera Utara


Hussien, F. R. M., & Mokhtar, W. N. H. W. 2018. The Effectiveness of Reference
Services and Users’ Satisfaction in the Academic Library. International
Journal of Academic Research in Progressive Education and Development,
Vol. 7, No. 3.

Idaho Commision for Libraries. 2010. ABLE Course 9 :Reference Interview.


Types of Questions.

Khobragade and Shalini R. Lihitkar . 2015. Virtual Reference Service in Libraries


of IIM in India: A User Survey . International Research: Journal of Library
and Information Science. Vol. 5, No. 3.

Khobragade, Amol Dewaji and Shalini R. Lihitkar. 2016. Evaluation of Virtual


Reference Service Provided by IIT Libraries: A Survey. DESIDOC Journal
of Library & Information Technology. Vol.36, No. 1.

Kristyanto, Dian. 2015. Refereence Agent : Mengoptimalkan Pustakawan Dalam


Menghidupkan Kembali Layanan Referensi. Pustakaloka. Vol. 7, No. 1.

Lihitkar, Shalini R. 2010. Establishing Virtual Reference Service. DESIDOC


Journal of Library & Imformation Technology. Vol. 31, No. 1.

Luo, Lili and Viscount B. Buer. 2015. Reference service evaluation at an African
academic library: the user perspective. Library Review. Vol. 64, No. 8-9.

Maryvon Côté, Svetlana Kochkina, Tara Mawhinney. 2016. Do you want to chat?
Reevaluating Organization of Virtual Reference Service at an Academic
Library. American Library Association. Vol. 56, No. 1.

Mc Clure, Charles R., R. David Lankes, Melissa Gross, dan Beverly Choltco-
Devlin. 2001. Statistic, Measures, and Quality Standards for Assessing
Digital Reference Library Services : Guidelines and Procedures. Syracuse:
Syracuse Univeristy.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


RosdakaryaOffset, Bandung.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Noviyanti K, St.Rukmini Adikarini, Muhammad Nizwar dan Mukarramah Yusuf.


2014. Pengembangan Aplikasi Live Chat dengan Menggunakan Webrt
Sebagai Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Media
Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning). Jurnal Tugas Akhir Teknik
Informatika Universitas Hasanuddin.
http://cot.uhas.ac.id/library/librarian/pdf/76JURNAL.pdf

70

Universitas Sumatera Utara


Platt, J. dan Benson, P. 2010. Improving the Virtual Reference Experience: How
Closely Do Academic Libraries Adhere to RUSA Guidelines?. Journal of
Library & Information Services in Distance Learning . Vol. 04, No. 01.

Qumariah, Nur Astutik dan Rusdiyah Ciptaning Dwi Kusuma. 2015. Analisis
transaksi e-mail dalam layanan referensi virtual. Record And Library
journal. Vol 1, No. 2.

Reference And User Association. 2017. Guidelines For Implementing And


Maintaining Virtual Reference Services. Approved By RUSA Board. HTTP//
Rusa.Ala.Org/Updates/

Restanti, Anisa Sri. 2015. Layanan Referensi Virtual : Sebuah Strategi Jasa
Layanan Referensi Di Perpustakaan. Visi Pustaka. Vol.17, No. 1.

Sankar Pa & Dr. Kavitha E.S. 2016. Ask Librarian to Whatsapp Librarian :
Reengineering of Traditional Library Services. International Journal of
Information Sources and Services.
https://www.researchgate.net/publication/304466788_Ask_Librarian_to_W
hatsapp_Librarian_Reengineering_of_Traditional_Library_Services
.
Sachs, Diana. 2005. Ask a Librarian: Florida's Virtual Reference Service.
Community & Junior College Libraries. Vol. 12, No. 4

Shachaf, P., & Horowitz, S. M. 2008. Virtual reference service evaluation:


Adherence to RUSA behavioral guidelines and IFLA digital reference
guidelines. Library & Information Science Research. Vol. 30, No.02
.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman. 2018. Strategi Pengembangan Layanan Perpustakaan dalam


menggunakan media sosial di perguruan tinggi. Jurnal Iqra’. Vol.12, No.
02.

Wicaksono, Arief. 2016. SMS Referensi di Perpsutakaan Nasional Indonesia :


Proyek Penelitian Pilot. Record And Library Journal. Vol. 2, N0. 2.

Wicaksono, Hendro. 2013. Layanan Referensi Berbasis Web Yang Aksesibel bagi
Semua Orang. Visi Pustaka. Vol.15, NO. 2.

Wilhemn Uutoni. 2014. Evalution of digital reference services in academic


libraries in Namibia. Master’s Thesis In Library and Information Science
Swedish School of Library and Information Science. Namibia University.

71

Universitas Sumatera Utara


Wulandari,Desi. 2019. Layanan Referensi di Era Informasi: Menjalankan fungsi
pendidik pada perpustakan perguruan tinggi.
https://www.researchgate.net/publication/265454150_LAYANAN_REFER
ENSI_DI_ERA_INFORMASI_MENJALANKAN_FUNGSI_PENDIDIK_
PADA_PERPUSTAKAAN_PERGURUAN_TINGGI

72

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1: PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara berdasarkan Management of Service RUSA

“Guidelines for Implementing and Maintaining Virtual Reference Services”

a. Integration of Virtual Reference Service

1. Apakah sebelumnya Perpustakaan Universitas Medan Area memiliki

layanan referensi tatap muka sebelum mengembangkan layanan

referensi virtual?

2. Apakah layanan referensi virtual di Perpustakaan Universitas Medan

Area didukung dengan memastikan kualitas layanan secara langsung,

telepon dan virtual?

3. Apakah layanan referensi virtual di takaan Universitas Medan Area

menjangkau semua mode komunikasi yang digunakan pengguna saat

ini?

4. Apakah selain staf yang bertugas sebagai layanan referensi virtual,

petugas lainnya mengetahui tujuan dari didirikannya layanan referensi

virtual ini?

5. Apakah ada prosedur yang digunakan staf untuk memberikan rujukan

kepada pengguna?

6. Apakah ada pemberitahuan kepada pengguna untuk batasan

penggunaan akses sumber daya elektronik.

73

Universitas Sumatera Utara


b. Infrastructure/Facilities

1. Apakah Perpustakaan Universitas Medan Area memberikan ruangan

khusus, hardware, serta peralatan lainnya yang menunjang jalannya

layanan referensi virtual ini?

2. Apakah ada pembaharuan peralatan atau teknologi yang dilakukan

untuk menjaga agar layanan referensi virtual terus berkembang?

3. Apakah pihak perpustakaan memperhatikan kapabilitas pengguna

dalam pemilihan software referensi virtual?

4. Apakah sebelumnya ada pertimbangan penggunana sofware khusus

atau peralatan khusus dalam membangun layanan referensi virtual ini

untuk kaum disabilitas?

c. Finance

1. Apakah ada anggaran khusus yang dibuat perpustakaan untuk layaann

referensi virtual ini?

2. Apakah ada penganggaran biaya awal sampai berjalannya layanan

referensi virtual?

d. Marketing

1. Bagaimana pemasaran layanan referensi virtual yang dilakukan oleh

Perpustakaan Universitas Medan Area?

2. Bagaimana cara Perpustakaan Universitas Medan Area menentukan

target audiens untuk layanan referensi virtual?

3. Apakah ada anggaran untuk pemasaran layanan referensi virtual?

74

Universitas Sumatera Utara


4. Apakah ada evaluasi dan perbaharuan pemasaran layanan referensi

virtual agar layanan referensi tetap dikenal pengguna?

e. Asessment

1. Apakah pihak Perpustakaan Universitas Medan Area ada merencanakan

penilaian terhadap layanan ini secara berkala?

2. Apakah Perpustakaan Universitas Medan Area melakukan pengamatan

terhadap layanan referensi virtual perpustakaan lain untuk menilai

layanan referensi vitrtual?

3. Bagaimana cara Perpustakaan Universitas Medan Area melakukan

penilaian terhadap layanan referensi virtual, apakah menggunaan

metode tertentu (misalnya, jumlah penggunaan, pengguna, demografi,

dll) ?

4. Apakah ada pedoman yang digunakan Perpustakaan Universitas Medan

Area untuk melakukan penilaian?

5. Apakah dalam melakukan penilaian, Perpustakaan Universitas Medan

Area membahas peningkatan kualitas layanan untuk pengguna serta

peluang pengembangan profesional untuk staf?

6. Apakah Perpustakaan Universitas Medan Area menggunakan evaluasi

untuk meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan kebutuhan?

7. Apakah Perpustakaan Universitas Medan Area komitmen untuk

menerapkan penyesuaian yang diperlukan ketika diidentifikasi dalam

proses penilaian?

75

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2: Transkip Wawancara

Informan 1: I1

a. Integration of Virtual Reference Service

1. Apakah sebelumnya perpustakaan Universitas Medan Area memiliki

layanan referensi tatap muka sebelum mengembangkan layanan

referensi virtual?

“iya ada, nih dia formulirnya yang kami gunakan di layanan referensi

tatap muka (sambil menunjukan formulir yang ada di meja kerja)”

2. Apakah layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan

Area didukung dengan memastikan kualitas layanan secara langsung,

telepon dan virtual?

“iya pasti di dukung, mulai dari kualitas penyampaiannya, standar

membalas pesan, standar memberikan jawaban. Selain itu sarana dan

prasarana juga termasuk di dukung, seperti komputer, handphone

khusus untuk layanan referensi virtual.

3. Apakah layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan

Area menjangkau semua mode komunikasi yang digunakan pengguna

saat ini?

“Sejauh ini menjangkau, semenjak ada layanan ini mereka tertarik

untuk memanfaatkannya dalam waktu yang singkat. Misalnya bulan ini

kita buat layanan ini, bulan ini juga langsung ada yang gunakan. Berarti

secara gak langsung mereka (pengguna) interest, kenapa? Media yang

mereka gunakan mungkin mumpuni untuk menjangkau kita, paling

76

Universitas Sumatera Utara


gampang kan mode komunikasi saat ini melalui media handphone,

mereka bisa mengirimkan pertanyaan lewat handphone, langsung dari

genggaman mereka saat itu juga, kalau pustakawan online langsung

dijawab dan lagsung dapat jawabannya. Jadi, secara kualitas kita

menjangkau”

4. Apakah selain staf yang bertugas sebagai layanan referensi virtual,

petugas lainnya mengetahui tujuan dari didirikannya layanan referensi

virtual ini?

“Secara umum mungkin pustakawan lain disini memahami, tapi

memang belum diadakan rapat detail mengenai pemanfaatan layanan

referensi virtual. Jadi, model perpustakaan UMA ini dek, kalau dia

menciptakan inovasi atau kreativitas langsung dibuat, nggak usah

tunggu harus rapat. Buat dulu, berjalan baru disosialisasikan. Seperti

sekarang ini mahasiswa perlu ada yang menjawab langsung pertanyaan

mereka tentang perpustakaan, kesulitan mereka tentang mencari

informasi yang cepat maka dari itu perlu dibuat ask librarian. Secara

umum semua pustakawan mengetahui ada layanan referensi virtual, tapi

belum tantu semua tahu standar-standar yang digunakan dalam layanan

ini seperti menjawab pesan, hanya petugas khusus ask librarian yang

tahu”

5. Apakah ada prosedur yang digunakan staf untuk memberikan rujukan

kepada pengguna?

77

Universitas Sumatera Utara


“Ada prosedurnya, tapi tidak tertulis. Hanya standar lisan, niatnya cepat

dan berjalan”

6. Apakah ada pemberitahuan kepada pengguna untuk batasan

penggunaan akses sumber daya elektronik ?

“Sejauh ini nggak ada batasan penggunaan akses sumber daya

elektronik”

b. Infrastructure/Facilities

1. Apakah pihak perpustakaan Universitas Medan Area memberikan

ruangan khusus, hardware, serta peralatan lainnya yang menunjang

jalannya layanan referensi virtual ini?

“Iya, semua sudah dipersiapkan seperti jaringan wifi, itu kan sudah

termasuk ya”

2. Apakah ada pembaharuan peralatan atau teknologi yang dilakukan

perpustakaan Universitas Medan Area untuk menjaga agar layanan

referensi virtual terus berkembang?

“Iya, kalau di whatsapp selalu kita update aplikasi, kalau di web live

chat kita selalu update fitur, untuk saat ini kita pakai web live chat yang

versi gratis tapi kedepannya kita ada rencana akan memakai yang

berbayar”

3. Apakah pihak perpustakaan perpustakaan Universitas Medan Area

memperhatikan kapabilitas pengguna dalam pemilihan software yang

digunakan referensi virtual?

78

Universitas Sumatera Utara


“kita lebih ke aplikasi ya bukan software, kita pilih aplikasi yang saat

ini pengguna benar-benar paham dan gampang menggunakannya. Salah

satu contohnya whatsapp dan web live chat yang namanya Zendesk.

Whatsapp kami pilih karena saat ini aplikasi chat yang paling sering

dan banyak digunakan, Sementara Zendesk banyak keunggulan

daripada aplikasi sejenisnya Zendesk ada versi yang gratis dan

berbayar, selain itu zendesk ada versi androidnya jadi walau pertanyaan

pengguna yang masuk lewat web pustakawan bisa membalas nya di

android”

5. Apakah sebelumnya ada pertimbangan penggunana sofware khusus

atau peralatan khusus dalam membangun layanan referensi virtual ini

untuk kaum disabilitas?

“Enggak, belum ada”

c. Finance

1. Apakah ada anggaran khusus yang dibuat perpustakaan Universitas

Medan Area untuk layanan referensi virtual ini?

“Ada”

2. Apakah ada anggaran biaya awal sampai berjalannya layanan referensi

virtual?

“Tentu ada”

d. Marketing

1. Bagaimana pemasaran layanan referensi virtual yang dilakukan oleh

perpustakaan Universitas Medan Area?

79

Universitas Sumatera Utara


“Pemasaran atau promosi yang dilakukan di sini melalui website ada satu

mengenai artikel tentang layanan ini, di social media seperti facebook,

twitter sama instagram. Instagram yang paling sering kita promosikan,

karena di setiap postingan instagram kita kasih post credit untuk

mempromosikan layanan ini, seperti ini (menunjukan post credit yang

dimaksud di handphone informan). Kata-katanya seperti ini “Jangan

lupa jika ada pertanyaan seputar perpustakaan langsung saja klik

http://bit.ly/asklibrarianuma”, nanti kamu screnshot aja.

4. Bagaimana cara perpustakaan Universitas Medan Area menentukan

target audiens untuk layanan referensi virtual?

“Kita fokus ke semua anggota perpustakaan, bahkan kita juga

menyediakan layanan dari luar, ada kok yang gunain layanan ask

librarian dari luar yang tanya karena sudah online”

5. Apakah ada anggaran untuk pemasaran layanan referensi virtual?

“Emm saya kurang tau untuk anggaran pemasaran, kamu tanya aja ke

bang adly nanti ya”

6. Apakah ada evaluasi dan perbaharuan pemasaran layanan referensi

virtual agar layanan referensi tetap dikenal pengguna?

“ini juga kamu tanya ke bg adly aja ya!.

e. Asessment

1. Apakah perpustakaan Universitas Medan Area ada merencanakan

penilaian terhadap layanan referensi virtual secara berkala?

80

Universitas Sumatera Utara


“Untuk sejauh ini kita hanya menggunakan laporan bulanan, di laporan

bulanan itu masih kita lampirkan ada berapa yang menggunakan

layanan, itu bang adly yang buat. Evaluasi dari penilaiannya kalau

sedikit yang menggunakan lebih ditingkatkan promosi dan lebih

dikenalkan.”

2. Apakah perpustakaan Universitas Medan Area melakukan pengamatan

terhadap layanan referensi virtual perpustakaan lain untuk menilai

layanan referensi virtual?

“Iya, kita selalu mengembangkan ide-ide itu dari perpustakaan lain.

Dasar dari pengembangan layanan referensi virtual ask librarian ini

pernah dari perpustakaan telkom mereka menggunakan layanan ask

librarian tapi email, jadi kami mulai mengembangkan yang bisa

digunakan untuk itu, jadi kami cari munculah ask libraian web live chat,

whatsapp”.

3. Bagaimana cara perpustakaan melakukan penilaian terhadap layanan

referensi virtual, apakah menggunaan metode tertentu (misalnya,

jumlah penggunaan, pengguna, demografi, dll) ?

“iya, itulah nanti jadi catatan kami seperti, penggunanya siapa?,berapa

jumlah yang menggunakan?,kapan digunakan?, ya.. menggunakan

metode jumlah penggunaan”

4. Apakah ada pedoman yang digunakan perpustakaan untuk melakukan

penilaian?

81

Universitas Sumatera Utara


“Untuk saat ini belum ada ya, untuk kedepannya kami ada rencana

menggunakan metode sederhana saja 5W+1H”

5. Apakah dalam melakukan penilaian, perpustakaan membahas

peningkatan kualitas untuk pengguna serta peluang untuk

pengembangan staf yang lebih profesional?

“Ya, niat kita kedepan semua pustakawan yang berada di fakultas

mereka menjadi petugas ask librarian dan profesional dengan standar-

standar yang ada, kapan? Tunggu penilaian dari layanan ini”

6. Apakah pihak perpustakaan menggunakan evaluasi untuk

meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan kebutuhan?

“Ya pasti”

7. Apakah pihak perpustakaan komitmen untuk menerapkan penyesuaian

yang diperlukan ketika diidentifikasi dalam proses penilaian?

“Ya, karena kita selalu ingin meningkatkan kualitas layanan yang telah

kita buat agar pengguna selalu puas dengan layanan yang kita berikan”

82

Universitas Sumatera Utara


Informan 2: I2

a. Integration of Virtual Reference Service

1. Apakah sebelumnya perpustakaan Universitas Medan Area memiliki

layanan referensi tatap muka sebelum mengembangkan layanan

referensi virtual?

“Iya, layanan referensi tatap muka sudah dimulai pada tahun 2017,

dimana layanan tersebut masih berbentuk formulirnya seperempat dari

kertas ukuran A4, dimana disediakan kolom pertanyaan dan jawaban.

Nah disitu pastilah tatap muka si pemustaka dan pustakawan bagian

layanan referensi tersebut”

2. Apakah layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan

Area didukung dengan memastikan kualitas layanan secara langsung,

telepon dan virtual?

“Kualitas layanan itu karena adanya sarana dan prasarana pendukung,

nah di dalam layanan referensi virtual ini tentu ada yang namanya kalau

elektroni ada daya tampung, daya tampung itulah yang disebut website.

Di website itulah kita buat layanan ask librarian, bagaimana itu supaya

baik tentu dengan adanya bandwith sampai 50 mb/second itu uda

lumayan kencang di swasta. Kemudian selain dari pada itu bagaimana

lagi supaya lebih baik, kalau nggak salah di tahun 2018 kita beli

handphone tipikal 32GB, berharap menampung semua data-data yang

dibutuhkan untuk melakukan layanan ask libraian ini dengan waktu 24

83

Universitas Sumatera Utara


jam, tapi ya namanya manusia jika pertanyaan diajukan tengah malam

ya pagi harinya baru kami jawab.”

3. Apakah layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan

Area menjangkau semua mode komunikasi yang digunakan pengguna

saat ini?

“Kami memenuhi karena mode saat ini kan lebih ke digital, handphone

dan website kan sudah digital”.

4. Apakah selain staf yang bertugas sebagai layanan referensi virtual,

petugas lainnya mengetahui tujuan dari didirikannya layanan referensi

virtual ini?

“Sangat jelas, karena 11 dari 13 pustawakan mendapatkan sertifikat

kompetensi bidang sirkulasi dan referensi ”

5. Apakah ada prosedur yang digunakan staf untuk memberikan rujukan

kepada pengguna?

“Masih yang lama, masih yang referensi tatap muka yang digital hanya

sebatas prosedur lisan”

6. Apakah ada pemberitahuan kepada pengguna untuk batasan

penggunaan akses sumber daya elektronik ?

“Bebas, nggak ada”

b. Infrastructure/Facilities

1. Apakah pihak perpustakaan Universitas Medan Area memberikan

ruangan khusus, hardware, serta peralatan lainnya yang menunjang

jalannya layanan referensi virtual ini?

84

Universitas Sumatera Utara


“Ada”

2. Apakah ada pembaharuan peralatan atau teknologi yang dilakukan

perpustakaan Universitas Medan Area untuk menjaga agar layanan

referensi virtual terus berkembang?

“Iya, kalau handphone yang terbaru tapi pc ya masih yang lama”

f.Apakah pihak perpustakaan perpustakaan Universitas Medan Area

memperhatikan kapabilitas pengguna dalam pemilihan software

referensi virtual?

“iya itu uda pasti karena semakin meningkatnya daya guna layanan

referensi virtual, maka perpustakaan wajib mengkaji kembali kelayakan

sarana dan teknologi referensi virtual”

g. Apakah sebelumnya ada pertimbangan penggunana sofware khusus

atau peralatan khusus dalam membangun layanan referensi virtual ini

untuk kaum disabilitas?

“belum, sama sekali belum”

c. Finance

1. Apakah ada anggaran khusus yang dibuat perpustakaan Universitas

Medan Area untuk layanan referensi virtual ini?

“Jelas ada, tiap bulan ada anggaran terutama itu untuk maintenance,

pulsa, dan biaya operator”

2. Apakah ada ganggaran biaya awal sampai berjalannya layanan referensi

virtual?

“Baru dimulai pada tahun 2019”

85

Universitas Sumatera Utara


d. Marketing

1. Bagaimana pemasaran layanan referensi virtual yang dilakukan oleh

perpustakaan Universitas Medan Area?

2. “Ada di social media contohnya facebook, twitter, instagram, di

youtube dan website juga dipromosikan. Jargon kita dalam promosikan

layanan ini yaitu “Ask All of Things About Library”.

3. Bagaimana cara perpustakaan Universitas Medan Area menentukan

target audiens untuk layanan referensi virtual?

“Salah satunya di layanan sirkulasi mahasiswa sering menanyakan

bagaimana cara memanfaatkan perpustakaan kita ini secara online, jadi

kami menyarankan untuk mengakses wa ask librarian ini. Jadi secara

tidak langsung target audiens kita itu mahasiswa UMA”

3. Apakah ada anggaran untuk pemasaran layanan referensi virtual?

“Ada”

4. Apakah ada evaluasi dan perbaharuan pemasaran layanan referensi

virtual agar layanan referensi tetap dikenal pengguna?

“Tentu ada, jadi kita selalau update tentang pembaharuan promosi

paling tidak 3 hari sekali harus ada status atau kiriman di berbagai

sosial media mengenai layanan referensi virtual ini. Nah kalau evaluasi

kita liatnya dari persentase penggunaan, kalau semakin berkurang yang

gunain berarti promosi kita kurang, disitu kita harus mengupdate ulang

kembali promosi yang ada atau membuat promosi terbaru tentang

layanan referensi virtual ini”

86

Universitas Sumatera Utara


e. Asessment

1. Apakah perpustakaan Universitas Medan Area ada merencanakan

penilaian/evaluasi terhadap layanan referensi virtual secara berkala?

“Yes, salah satu bentuk evaluasinya adalah rapat bulanan. Rapat

bulanan yang dimaksud adalah membahas semua program yang

berlangsung, apa kendala dan bagaimana cara mengatasinya”

2. Apakah perpustakaan Universitas Medan Area melakukan pengamatan

terhadap layanan referensi virtual perpustakaan lain untuk menilai

layanan referensi virtual ini?

“Iya, demi kualitas layanan perpustakaan UMA yang lebih baik maka

benar dilakukan pengamatan terhadap layanan referensi virtual

perpustakaan lain guna meningkatkan daya layanan dan kualitas

layanan yang dimiliki oleh perpustakaan UMA”

3. Bagaimana cara perpustakaan melakukan penilaian terhadap layanan

referensi virtual, apakah menggunaan metode tertentu (misalnya,

jumlah penggunaan, pengguna, demografi, dll) ?

“iya penilaian lebih kepada jumlah penggunaan sebenarnya, demografi

enggak terlalu penting karena sudah online”

4. Apakah ada pedoman yang digunakan perpustakaan untuk melakukan

penilaian?

“Belum ada hanya menggunkan metode sederhana yang diatas tadi

jumlah penggunaan”

87

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah dalam melakukan penilaian, perpustakaan membahas

peningkatan kualitas untuk pengguna serta peluang untuk

pengembangan staf yang lebih profesional?

“tentu itu lah gunanya penilaian untuk membahas peningkatan kualitas

pengguna dan kualitas staf”

6. Apakah pihak perpustakaan menggunakan evaluasi untuk

meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan kebutuhan?

“Ya tentu pasti”

7. Apakah pihak perpustakaan komitmen untuk menerapkan penyesuaian

yang diperlukan ketika diidentifikasi dalam proses penilaian?

“Ya jelas, karena perpustakaan kita ini take line nya Prima, didalam

prima artinya segala sesuatu bentuk layanan itu kualitasnya mesti selalu

diperbaharui selalu dimantapkan”

88

Universitas Sumatera Utara


Informan 3: I3

a. Integration of Virtual Reference Service

1. Apakah sebelumnya perpustakaan Universitas Medan Area memiliki

layanan referensi tatap muka sebelum mengembangkan layanan

referensi virtual?

“Ya sebelum dikembangkan layanan referensi virtual ya dsini pakai

layanan referensi tatap muka”

2. Apakah layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan

Area didukung dengan memastikan kualitas layanan secara langsung,

telepon dan virtual?

“iya, secara langsung mahasiswa ya langsung datang ke perpustakaan,

secara telepon yang dari handphone, seacara virtual ada itu yang dari

web live chat dan wa”

3. Apakah layanan referensi virtual di perpustakaan Universitas Medan

Area menjangkau semua mode komunikasi yang digunakan pengguna

saat ini?

“iya, karena saat ini kan mahasiswa cenderung menggunkan mode

komunikasi media digital ya, jadi menurut kami sudah menjangkau”

4. Apakah selain staf yang bertugas sebagai layanan referensi virtual,

petugas lainnya mengetahui tujuan dari didirikannya layanan referensi

virtual ini?

“iya mereka tau, walaupun tidak sepaham kami yang bertugas di

layanan referensi ini”

89

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah ada prosedur yang digunakan staf untuk memberikan rujukan

kepada pengguna?

“Ada tapi tidak dengan SOP, secara lisan aja”

6. Apakah ada pemberitahuan kepada pengguna untuk batasan

penggunaan akses sumber daya elektronik ?

“Nggak ada, bebas”

b. Infrastructure/Facilities

1. Apakah pihak perpustakaan Universitas Medan Area memberikan

ruangan khusus, hardware, serta peralatan lainnya yang menunjang

jalannya layanan referensi virtual ini?

“Ruangan khusus nggak ada, tapi peralatan penunjang ada seperti

handphone khusus ask librarian, kuota, wifi”

2. Apakah ada pembaharuan peralatan atau teknologi yang dilakukan

perpustakaan Universitas Medan Area untuk menjaga agar layanan

referensi virtual terus berkembang?

“Iya ada, kalau dari abang ya karena khusus menangani ask librarian

via whatsapp, handphone itu terus di upgrade dan kuota pasti selalu

terpenuhi, inikan handphonenya abang bawa pulang, jadi kadang abang

juga jawabnya dari rumah jadi kuota harus selalu ada kalau habis diisi”

3. Apakah pihak perpustakaan Universitas Medan Area memperhatikan

kapabilitas pengguna dalam pemilihan software referensi virtual?

“iya pasti, kami selalu memperhatikan kapabilitas pengguna”

90

Universitas Sumatera Utara


4. Apakah sebelumnya ada pertimbangan penggunana sofware khusus

atau peralatan khusus dalam membangun layanan referensi virtual ini

untuk kaum disabilitas?

“belum ada, karena fokusnya kan kepada anggota perpustakaan, setahu

kami disini belum ada angggota perpustakaan penyandang disabilitas”

c. Finance

1. Apakah ada anggaran khusus yang dibuat perpustakaan Universitas

Medan Area untuk layanan referensi virtual ini?

“Ada, jadi anggarannya itu diberikan setiap bulan untuk petugas yang

melayani ask librarian”

2. Apakah ada anggaran biaya awal sampai berjalannya layanan referensi

virtual?

“Ada tapi bukan dari awal, dari tahun 2019 ada anggran khususnya”

d. Marketing

1. Bagaimana pemasaran layanan referensi virtual yang dilakukan oleh

perpustakaan Universitas Medan Area?

“Abang itu bikinnya di sosial media, ya seperti di ig, wa, emm selain itu

kalau ada pkkmb kami juga mensosialisasikannya tapi nggak secara

khusus cuma sekedarnya aja”.

2. Bagaimana cara perpustakaan Universitas Medan Area menentukan

target audiens untuk layanan referensi virtual?

“target audiens nya sih anggota perpustakaan, tapi gadak batasan kalau

orang luar gunain layanan ini ya kita menerima”

91

Universitas Sumatera Utara


3. Apakah ada anggaran untuk pemasaran layanan referensi virtual?

“setau abang ada”

4. Apakah ada evaluasi dan perbaharuan pemasaran layanan referensi

virtual agar layanan referensi tetap dikenal pengguna?

“Ada, karena kita kan sering update gitu”

e. Asessment

1. Apakah perpustakaan Universitas Medan Area ada merencanakan

penilaian/evaluasi terhadap layanan referensi virtual secara berkala?

“Ada sih, yang abang tau kemaren itu ada laporan bulanan. Setiap

laporan bulanan perkembangan layanan referensi virtual itu ask

librarian dilaporkan, dievaluasi ya dinilai”

2. Apakah perpustakaan Universitas Medan Area melakukan pengamatan

terhadap layanan referensi virtual perpustakaan lain untuk menilai

layanan referensi virtual sendiri?

“Ada dek, pasti kita liat juga kan perpustakaan lain biar makin

berkembang gitu layanan kita”

3. Bagaimana cara perpustakaan melakukan penilaian terhadap layanan

referensi virtual, apakah menggunaan metode tertentu (misalnya,

jumlah penggunaan, pengguna, demografi, dll) ?

“Ya ada sih emang, dari laporan bulanan itu lah, fokusnya di berapa

jumlah pengguna”

4. Apakah ada pedoman yang digunakan perpustakaan untuk melakukan

penilaian?

92

Universitas Sumatera Utara


“Pedoman khusus nggak ada kita pake”

5. Apakah dalam melakukan penilaian, perpustakaan membahas

peningkatan kualitas untuk pengguna serta peluang untuk

pengembangan staf yang lebih profesional?

“Ya, jadi gimana caranya kita dapat meningkatkan layanan ini dari hasil

evaluasi yang ada”

6. Apakah pihak perpustakaan menggunakan evaluasi untuk

meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan kebutuhan?

“Ya jelas, apa yang dibutuhkan, apa yang bisa ditingkatkan dan apa

yang kurang terhadap layanan ini di penilaian kan nanti kita bisa tau ”

8. Apakah pihak perpustakaan komitmen untuk menerapkan penyesuaian

yang diperlukan ketika diidentifikasi dalam proses penilaian?

“Kalau dibilang berkomitmen enggak sih, tapi ya emang harus

dilakukan penilaian kalau gadak penilaian ya kita mana tau apa yang

harus ditingkatkan”

93

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3: GAMBAR PENELITIAN

Formulir Layanan Referensi Tatap Muka

Handphone Khusus Aks Librarian

94

Universitas Sumatera Utara


Komputer Ask Librarian

Contoh promosi di media sosial

95

Universitas Sumatera Utara


Contoh promosi di Youtube

Contoh Promosi di Website

96

Universitas Sumatera Utara


Contoh Promosi Sosialisasi Singkat
Sumber: Perpustakaanuma.ac.id

Contoh Log Percakapan Whatsapp

97

Universitas Sumatera Utara


Contoh Log Percakapan Web Live Chat

98

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai