Anda di halaman 1dari 10

PUSAT JAJANAN SERBA ADA (PUJASERA)

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TEPIAN AIR

Muhammad Iqbal), Wahyu Hidayat2), Mira Dharma Susilawati3)


1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2) 3)
Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12.5 Pekanbaru Kode Pos 28293
email: Muhammad.iqbal1997@yahoo.com
ABSTRACT
Food Center Departement Stores (Food Court) in Rokan Hulu is the only one center of the
culinary tourism in Rokan Hulu. Culinary activities covered by the existing facilities in the
design that is supported by views freely toward the waterfront area, namely Sungai Batang
Lubuh. Through the concept of Eddies Flow design food court at the center of culinary
tourism in Rokan Hulu can realize the main function of the design to be the center of culinary
tourism in Rokan Hulu utilizing the potential of local wisdom in the surrounding waterfront
area to be the development of the design using the response and approach application of
Waterfront Architecture.
keywords : Rokan Hulu, Food Court, Waterfront Architecture.

1. PENDAHULUAN Pada tahun-tahun selanjutnya lebih


Rokan Hulu adalah salah satu banyak lagi bermunculan objek wisata
kabupaten di Provinsi Riau yang diberi baru yaitu Suligi Hill (Aliantan), Puncak
julukan Nagori Saribu Suluk karena Koto Ranan, Makam Raja Rambah,
memiliki banyak surau atau mushola. Benteng Tujuh Lapis, Rantau Benuang
Berdasarkan letak geografisnya, Sakti, Gua Sikapir dan lain-lainnya.
Kabupaten Rokan Hulu berada pada Menelaah dari potensi wisata
ketinggian antara 70-80 meter dari tersebut tidak ada ditemukan satupun
permukaan laut dan merupakan daerah wisata yang bergerak dengan fungsi
dengan iklim tropis. Kabupaten Rokan kuliner, maka untuk menunjang dan
Hulu terletak di Barat Laut Pulau menyokong pegembangan potensi wisata
Sumatera, Indonesia dengan memiliki luas yang sudah ada dibutuhkan terobosan
wilayah 7.449.85 Km2. Kabupaten Rokan wisata baru yaitu Wisata Kuliner. Wisata
Hulu memiliki wilayah yang terdiri dari Kuliner yang dimaksud adalah pujasera.
85% daratan dan 15% daerah perairan, Pujasera secara harfiah merupakan
rawa dan terdapat 3 (tiga) sungai besar akronim yang dilafalkan sebagai kata
yaitu Sungai Rokan Kiri, Sungai Sosah, dari pusat jajanan serba ada (Inggris: food
dan Sungai Rokan Kanan atau lebih court, atau Asia Pasifik; food hall )
dikenal dengan nama Sungai Batang merupakan tempat makan yang terdiri dari
Lubuh. gerai-gerai atau counters (kios-kios)
Kabupaten Rokan Hulu memiliki makanan yang menawarkan aneka menu
potensi wisata karena telah ada beberapa jajanan yang variatif.
objek wisata terkenal antara lain Air Panas Menurut Bessire dalam Tyas, (2017)
Hapanasan, Air Panas Suaman, Danau mengatakan bahwa kuliner berupa
Cibogas, Aek Martua dan Masjid Agung makanan dan minuman tradisional atau
Nasional Islamic Centre yang diresmikan khas daerah adalah warisan budaya yang
menjadi objek Wisata Islami pada tahun dapat menjadi identitas suatu daerah dan
2016 di Kabupaten Rokan Hulu. pembeda antar daerah. Maka dari itu,

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 1


kuliner yang terdiri dari makanan dan dari itu Attraction atau aspek keunikan
minuman khas Melayu Rokan Hulu pada daya tarik berupa alam. Maka aspek 4A
saat ini dibutuhkan sebagai identitas tersebutlah yang menjadi alasan utama
kabupaten dan daya tarik sebagai objek pemilihan lokasi perancangan di Pasir
Wisata Kuliner karena pada kenyataannya Pengaraian dan tapak perancangan di
makanan dan minuman khas melayu tepian Sungai Batang Lubuh sebagai area
Rokan Hulu seperti Kokek Asam Durian, tapak perancangan Pusat Jajanan Serba
Gulai Asam Podeh, Anyang Pakieh, Bubuo Ada (Pujasera) di Rokan Hulu dengan
Lomak, Sonop Pisang, Condol Boreh, Pendekatan Arsitektur Tepian Air.
Kukuo Mantimun dan lain-lainnya mulai Berdasarkan pertimbangan dari
ditinggalkan dikalangan masyarakat pemilihan tapak di tepian Sungai Batang
khususnya muda-mudi dan semakin Lubuh tersebut maka pendekatan
ditinggalkan dengan bermunculannya Arsitektur Tepian Air tentunya merupakan
pesaing dari rumah makan padang. Selain pendekatan yang dianggap sesuai dalam
itu, makan dan minum dengan duduk perancangan Pusat Jajanan Serba Ada
bersila merupakan tradisi yang sering (Pujasera) di Rokan Hulu ini. Arsitektur
dilakukan oleh masyarakat Melayu Rokan Tepian Air memiliki pendekatan
Hulu namun hal tersebut sudah tidak perancangan yang meliputi karakteristik
terlihat didepan umum karena rumah tertentu, elemen-elemen tertentu hingga
makan atau kios jajanan biasanya hanya aspek-aspek tertentu yang berkaitan
menyediakan kursi dan meja sebagai ruang dengan tapak perancangan di tepian air.
untuk makan maka dari itu perancangan Melaui pertimbangan penerapan
pujasera ini nantinya akan menyediakan tema Arsitektur Tepian Air dan dengan
ruang makan dengan duduk bersila sebagai merumuskan konsep yang tepat dalam
salah satu tanggapan perancangan pujasera perancangan Pusat Jajanan Serba Ada
yang dibutuhkan. (Pujasera) di Rokan Hulu dengan
Pusat Jajanan Serba Ada di Rokan Pendekatan Arsitekur Tepian Air ini
Hulu merupakan suatu destinasi objek merupakan salah satu tujuan dari
wisata yang dapat membawa atau menarik perancangan untuk mewujudkan
wisatawan lokal maupun mancanegara perancangan ini menjadi pusat Wisata
untuk datang melakukan agenda wisata, Kuliner di Kabupaten Rokan Hulu.
maka menurut Cooper dkk (1995) daya Berdasarkan latat belakang yang
tarik wisata harus memiliki aspek 4A sudah dibahas timbul permasalahan yang
(Attraction, Accessibility, Amenities dan akan dikaji dalam perancangan Pusat
Ancillary). Berdasarkan aspek 4A tersebut Jajanan Serba Ada (Pujasera) di Rokan
maka Pasir Pengaraian merupakan lokasi Hulu dengan Pendekatan Arsitektur Tepian
yang tepat untuk dipilih dalam Air ini sebagai berikut:
perancangan karena Pasir Pengaraian 1. Bagaimana merancang Pusat
adalah pusat Ibukota Kabupaten Rokan Jajanan Serba Ada (Pujasera) di
Hulu terkait kemudahan akses Rokan Hulu sebagai pusat Wisata
(Accessibility), fasilitas pendukung Kuliner di Rokan Hulu?
(Amenities) dan fasilitas umum 2. Bagaimana penerapan tema
(Ancillary). Selain itu, perancangan Arsitektur Tepian Air dalam
pujasera ini juga memiliki pertimbangan perancangan Pusat Jajanan Serba
sendiri dalam pemilihan tapak, seperti Ada di Rokan Hulu?
tapak di tepian Sungai Batang Lubuh yang 3. Bagaimana merumuskan konsep
mengalir melewati sebagian besar dari perancangan Pusat Jajanan Serba
Kabupaten Rokan Hulu dan merupakan Ada di Rokan Hulu yang sesuai
bagian dari Sungai Rokan yang terkenal dengan pendekatan Arsitektur
dikalangan masyarakat Rokan Hulu maka Tepian Air?

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 2


2. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan pengertian tersebut
2.1 Pujasera Arsitektur Tepian Air dapat didefinisikan
Pujasera secara harfiah merupakan juga sebagai perancangan atau penataan
akronim yang dilafalkan sebagai kata dan sebagainya terhadap suatu area atau
dari pusat jajanan serba ada (Inggris: food kawasan dinamis yang terletak berbatasan
court, atau Asia Pasifik: food hall ). langsung dengan tepian air dan memiliki
Terdapat beberapa definisi pujasera ikatan fisik maupun visual baik secara
menurut Sutedja (2006) sebagai berikut: langsung maupun tidak langsung dengan
1. Pujasera adalah akronim dari Pusat daerah perairan (laut, sungai, kali, danau
Jajanan Serba Ada maupun tepian air lainnya).
2. Pujasera merupakan tempat yang Menurut Breen (1994) dalam
menyediakan beragam makanan Prameswari (2018) membagi 4 (empat)
dan minuman. tipologi tepian air berdasarkan sifat dan
3. Pujasera merupakan tempat makan jenis aktifitasnya, yaitu:
yang terdiri dari gerai-gerai atau 1. Mixed-used Waterfront, dalam
kios-kios jajanan yang Mixed-Used Waterfront area tepian
dikelompokkan menjadi satu air difungsikan untuk menampung
bangunan maupun dalam berbagai aktifitas-aktifitas yang berbeda
bangunan dalam satu area yang karakter dan terintegrasi, semisal
terkoordinasi. permukiman, perkantoran,
4. Pujasera merupakan tempat untuk perniagaan, tempat kebudayaan,
makan atau sitting area dari dan sebagainya.
berbagai tingkatan tempat makan 2. Recreational Waterfront, dalam
umum (comunal eating area) yang Recreational Waterfront area
disediakan oleh masing-masing tepian air yang difungsikan untuk
gerai-gerai atau kios-kios jajajan. aktifitas rekreasi masyarakat
(Wisata).
3. Residental Waterfront, dalam
2.2 Arsitektur Tepian Air
Residental Waterfront area tepian
Menurut beberapa ahli tepian air
air yang difungsikan sebagai
dalam Puspitasari (2014) menjelaskan
permukiman,.
Aritektur Tepian Air dapat didefenisikan
4. Working Waterfront, dalam
sebagai berikut :
Working Waterfront area tepian air
1. Area atau kawasan yang dinamis
yang difungsikan untuk aktifitas
dari suatu kota yang merupakan
pekerjaan masyarakat setempat.
tempat terjadinya pertemuan antara
daratan dan perairan (Breen, 1994).
Selanjutnya setelah mengetahui
2. Tanah atau tepi sungai, pelabuhan
tipologi yang digunakan pada perancangan
atau hal yang seperti itu di sebuah
maka karakteristik pendekatan Arsitektur
kota dengan dermaganya. (Salim,
Tepian Air menjadi pertimbangan utama
1993).
dalam paradigma perancangan ini.
3. Daerah tepi laut, bagian kota yang
Sebagaimana yang sudah dijelaskan,
berbatasan dengan air, daerah
menurut Wijanarka (2008) terdapat 8
pelabuhan (Echols, 2003).
(delapan) karakteristik perancangan tata
4. Suatu lingkungan perkotaan yang
ruang tepian air, yaitu; (1) Fungsi
berada ditepi atau dekat wilayah
Perancangan; (2) Pola Jalan; (3) Figure
perairan, misalnya lokasi di area
Space; (4) Pola Massa Bnagunan; (5) Pola
pelabuhan besar di kota
Skyline; (6) Hubungan Air dan Daratan;
metropolitan (Wrenn, 1983).
(7) Arah Orientasi Massa Bangunan; (8)
Estetika Facade.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 3


Karakteristik-karakteristik tersebut 4. Konsep dan Tema Perancangan
akan menjadi pembeda perancangan antara Konsep dapat berkaitan dengan
perancangan tepian air dengan kekhasan ekologi, iklim, sejarah, sosial
perancangan non tepian air. Selain budaya atau kearifan lokal setempat
karakteristik menurut Indrawan dkk, 2017 agar tercipta sesuatu keterkaitan,
terdapat juga elemen pembeda keserasian atau keharmonisan tata
perancangan tepian air yang berfungsi bangunan dalam area tapak perancangan
untuk membedakan perancangan tepian air dengan pendekatan Arsitektur Tepian Air
dengan perancangan tepian air lainnya, yang hal ini juga berkaitan nantinya
yaitu terdiri dari 5 (lima) elemen sebai dengan menciptakan elemen-elemen
berikut: pembeda berupa aktifitas tertentu yang
1. Tanggapan Tepian Air. menggambarkan kearifan lokal setempat
2. Promenade/Esplanade. seperti mencuci kaki sebelum masuk ke
3. Sculpture/Landmar. dalam bangunan perancangan, duduk
4. Open Space. bercengkrama ketika makan sambil
5. Aktifitas. duduk bersila dan lain sebagainya yang
dapat diterapkan dalam perancangan
3. METODE PERANCANGAN pujasera.
3.1 Paradigma
Aspek-aspek tertentu yang terdapat 3.2 Strategi Perancangan
dalam pendekatan Arsitektur Tepian Air Strategi perancangan pada
menjadi pertimbangan dalam paradigma perancangan Pusat Jajanan Serba Ada
perancangan. Aspek-aspek ini dapat (Pujasera) di Rokan Hulu dengan
merangkum unsur karakteristik maupun
Pendekatan Arsitektur Tepian Air ini
elemen yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menurut Wrenn dalam Indrawan dkk, memiliki beberapa tahapan antara lain
(2017) perancangan tepian air terdapat 3 dimulai dengan survey, analisa tapak,
(tiga) aspek, yaitu: analisa fungsional, membuat program
1. Aspek Arsitektural ruang, penzoningan, konsep, sirkulasi,
Aspek ini terkait perumusan bentukan massa, sistem struktur, denah,
konsep yang sesuai dengan tema tepian lansekap dan fasad hingga mendapatkan
air, penerapan karakteristik dan elemen
hasil desain.
pembeda perancangan tepian air.

2. Aspek Keteknikan 3.3 Metode Pengumpulan Data


Pemahaman tentang sistem Metode pengumpulan data terbagi
bangunan yang tepat hingga penggunaan menjadi 2 jenis, Data primer yaitu metode
material yang tepat dalam perancangan pengamatan langsung terhadap obyek
tepian air. berupa survey lapangan dan dokumentasi,
sedangkan Data sekunder merupakan data
3. Aspek Sosial dan Budaya
Aspek ini merupakan penghubung yang diperoleh dari sumber-sumber ilmiah
antara karakteristik dan elemen berupa studi pustaka dan studi banding
perancangan tepian air berdasarkan guna untuk mencari referensi yang akurat
tinjauan karakteristik sosial dan budaya sebagai tolak ukur atau benang merah
atau kearifan lokal. Seperti karakteristik dalam perancangan Pusat Jajanan Serba
estetika fasad yang harus kontekstual
Ada (Pujasera) di Rokan Hulu dengan
kontekstual antara bangunan yang
terdapat di lingkungan sekitarnya. Pendekatan Arsitektur Tepian Air ini.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 4


Tabel 1. Tinjauan Lokasi Tapak Perancangan

UNSUR
NO TINJAUAN
TINJAUAN

1 Luas Lahan ± 2 ha
2 Kontur Relatif datar
3 KDB 60%
4 KDH Minimum 10%
5 KLB 32 meter (8 Lantai)
6 GSB 22 meter
7 GSS 5 meter

4.2 Kebutuhan Ruang


Kebutuhan ruang menggunakan
tolak ukur atau standar luasan yang umum
digunakan dalam perancangan, yaitu NAD
(Neufert Architect’s Data), BPDS
Gambar 1. Bagan Alur Perancangan (Building, Planning And Design
Standard), dan NMH (New Metric
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Handbook). Adapun dalam beberapa
Adapun hasil dan pembahasan kebutuhan ruang tertentu ditetapkan
perancangan Pusat Jajanan Serba Ada berdasarkan AS (Asumsi Penulis). Adapun
kebutuhan ruang tersebut telah dirangkum
(Pujasera) di Rokan Hulu dengan
dalam beberapa fasilitas yang dibutuhkan.
Pendekatan Arsitektur Tepian Air
ini.adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kebutuhan Ruang

4.1 Lokasi Perancangan


Lokasi perancangan berada di tepi
Sungai Batang Lubuh dan jalan protokol
yaitu Jalan Diponegoro, Ibu Kota Pasir
Pengaraian, Kecamatan Rambah,
Kabupaten Rokan Hulu dengan tinjauan
sebagai berikut:

Gambar 2. Lokasi Perancangan

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 5


4.3 Penzoningan perbedaan tekanan air. Oleh sebab itu,
Penzoningan tapak terbagi menjadi maka air dari arah arah yang berlawanan
beberapa zona, yaitu zona komersil dan menyamakan permukaan dengan tekanan
air yang terhambat tersebut sehingga
edukasi, zona rekreasi, zona RTH dan zona
terbentuklah gelombang eddies pada arus
parkir. sungai yang membentuk garis pembatas,
garis ini disebut eddies line atau ada yang
menyebutnya eddies fences. Garis-garis
pembatas tersebut memiliki putaran air
dengan bentuk pengulangan garis (line
repetition). Sifat pusaran air dan
pengulangan garis inilah yang akan
Gambar 3. Penzoningan diterapkan pada seluruh konsep
perancangan pujasera.
4.4 Konsep Eddies Flow atau pusaran air diambil
dengan satu titik pusat yang ditentukan
Eddies Flow atau gelombang sebagai lobby, lobby inilah yang menjadi
pusaran air yang menjadi konsep pusat dari pola perancangan secara
perancangan Pusat Jajanan Serba Ada di keseluruhan. Berdasarkan ketentuan
Rokan Hulu mengambil persamaan kearifan lokal sebagai tanggapan terhadap
pergerakan gelombang pusaran yang tema Arsitektur Tepian Air yang terkait
memusat menuju satu titik pusaran dalam estetika fasad Istana Kerajaan Rokan
hal ini diinginkan dalam perancangan dengan bentukan persegi, kaku dan
Eddies Flow dapat membawa dan sederhana maka pola pusaran air tersebut
mempertemukan wisatawan lokal maupun dibentuk bersegmen kaku untuk
mancanegara ke dalam satu-satunya pusat menemukan pola bangunan yang
wisata kuliner yang ada di Rokan Hulu.
kontekstual dengan Istana Kerajaan
Rokan. Selanjutnya sisa dari pola pusaran
air tetap dipertahankan menjadi area
taman.

Gambar 4. Konsep Eddies Flow

Eddies Flow terbentuk karena


adanya arus yang menabrak hambatan arus
sungai seperti batu atau benda-benda lain
yang terdapat pada arus sungai dan
selanjuntnya gelombang yang tidak dapat
melewati hambatan itu akan menimbulkan
kekosongan atau kekurangan air serta Gambar 5. Tranformasi Desain

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 6


4.5 Penerapan Tema b. Penggunaan Material Kearifan Lokal
Perancangan Pusat Jajanan Serba Penggunaan material lokal berupa
Ada (Pujasera) di Rokan Hulu merupakan tempurung olahan sebagai material dudukan
perancangan dengan menggunakan untuk ruang makan lesehan perancangan
penerapan tema Arsitektur Tepian Air Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di
khususnya yang tanggap dengan tepian Rokan Hulu dengan Pendekatan Arsitektur
Sungai Batang Lubuh yang dapat dilihat Tepian Air ini menjadi tanggapan terhadap
secara visual melalui 3 (tiga) elemen fisik tema Arsitektur Tepian Air dimana
bangunan, yaitu: tempurung merupakan sumber material yang
mudah dicara dilokasi perancangan karena
a. Estetika Fasad lokasi tapak sebagiannya merupakan bekas
Tanggapan terhadap kearifan lokal kebun kelapa dan berdekatan dengan kebun
menjadi tolak ukur dalam perancangan fasad kelapa milik masyarakat setempat.
bangunan, dimana bangunan membentuk
fasad rumah panggung menyerupai Istana
Rokan dengan penggunaan material beton
berwarna kayu yaitu coklat.

Gambar 8. Ruang Makan

Penggunaan dinding dengan material


kulit pohon kelapa sebagai elemen akustik
Gambar 6. Fasad Bagian Depan pada ruang rapat pengelola menjadi suatu
Bangunan perancangan ini memiliki tanggapan perancangan yang tanggap
gaya bangunan rumah panggung yang kearifan lokal, dimana material kulit pohon
tanggap dengan tepian air. Konsep Eddies kelapa ini terdapat pada area tepian air
Flow atau pusaran air sendiri diambil dari sebagai penerapan tema Arsitektur Tepian
kontekstual dimana pada aliran sungai Air. Kulit pohon kelapa menjadi lapisan dari
terdapat pusaran air yang merupakan bagian pola plasteran beton dengan dibentuk
dari Sungai Batang Lubuh itu sendiri. Selain sedemikian rupa seperti pada gambar
itu, penggunaan atap melayu yang berundak- dibawah ini menjadi bentukan yang bernilai
undak juga menjadi elemen fasad bangunan estetika pada interior Pusat Jajanan Serba
yang memperkuat suasana kearifan lokal Ada (Pujasera) di Rokan Hulu dengan
yaitu bangunan yang kontekstual dengan Pendekatan Arsitektur Tepian Air,
bangunan Istana Kerajaan Rokan. khususnya ruang rapat atau ruang yang
berkedap suara.

Gambar 7. Fasad Keseluruhan Bangunan Gambar 9. Ruang Rapat

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 7


c. Perancangan Area Tepian Air
Perancangan Pusat Jajanan Serba
Ada (Pujasera) di Rokan Hulu tanggap
terhada area tepian sungai batang lubuh
dimana area tepian air dikelola sebagai
area figure space atau ruang komersil
untuk menikmati pemandangan bahkan
bisa digunakan untuk memancing ikan
pada area tepian air tersebut. Gambar 12. Lobi Utama Denah Lantai 1
Ruang dalam terutama ruang
makan memiliki konsep repetition system
yaitu penyajian atau tipe pelayanan
makanan dan minuman dengan kombinasi
penggunaan Table Service dan Carry out
Service. Pembeli dapat memesan langsung
jajanannya dan memilih ruang makan yang
dia inginkan atau hanya dibungkus dan
dibawa pulang ke rumah.
Gambar 10. Area Tepian Air

Area tepian air juga dirancang


untuk tanggap terhadap kondisi malam
hari dimana digunakan lampu up light
sebagai cahaya buatan yang dapat
memberikan tambahan nilai estetika area
tepian air. Lampu ini juga menjadi
komponen yang memperkuat pola konsep
Eddies Flow yang mana berpusat pada satu
titik pusaran yaitu terlihat pada skylight Gambar 13. Kondisi Pembeli terhadap Penjual
yang didalamnya merupakan ruangan lobi
utama. Pembeli juga dapat langsung
menunggu di ruang makan yang
diinginkan dan penjual akan menghampiri
pembeli untuk memesan jajanan yang
diinginkan, dalam hal ini terjadi interaksi
yang berulang-ulang terjadi antara pembeli
dan penjual. Pada kondisi ini juga penjual
memiliki pelayan untuk berkeliling melihat
kondisi pembeli yang sudah mengangkat
tangan untuk memesan jajanan.

Gambar 11. Area Tepian Air pada Malam Hari

4.6 Konsep Ruang Dalam


Ruang dalam memiliki pola denah
perancangan dimana seluruh ruang akan
dibuat memusat dengan penggunaan pola
garis lurus ke satu ruang yaitu ruang lobby,
dan dianggap bahwasannya lobby menjadi
pusat awal aktifitas pada bangunan Gambar 14. Kondisi Penjual terhadap Pembeli
perancang pujasera ini.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 8


Pada perancangan pujasera ini 4.7.1 Akses dan Sirkulasi
selalu menanggapi aktifitas pengguna Sirkulasi didalam tapak, terbagi
difabel, sehingga terdapat ramp pada area menjadi sirkulasi kendaraan, pejalan kaki
teretentu yang ramah terhadap pengguna dan difabel. Sirkulasi kendaraan terdiri
difabel. dari kendaraan bus, mobil dan motor yang
dapat diakses dari Jalan Diponegoro.

Gambar 15. Kondisi Penjual terhadap Pembeli

4.7 Konsep Tapak


Pusaran air ditransformasikan
menjadi bangunan (Building Area) dengan
ketentuan kearifan lokal yang bersifat
bangunan persegi atau kaku dan sederhana
(terkait estetika fasad Istana Kerajaan
Rokan). Selanjutnya dilakukan simulasi
pada tanggapan terhadap tapak
perancangan untuk menemukan
pertimbangan sirkulasi, area parkir, taman,
promenade dan esplanade dimana seluruh
elemen perancangan tersebut memusat Gambar 17. Akses dan Sirkulasi
disatu titik yaitu lobi utama perancangan.
Berdasarkan analisis lokasi tapak
sebelumnya rencana perletakan tapak
berada di tengah tapak seperti pada gambar
di atas dan pencapaian tapak didapati
tanggapan rancangan sebagai berikut:
a. Akses pada garis petunjuk arah
berwarna kuning merupakan akses
pejalan kaki dari Jalan Diponegoro,
Masjid Taqwa, Pedistarian
Jembatan Sungai Batang Lubuh
dan dari Promenade tepian Sungai
Batang Lubuh
b. Akses pada garis petunjuk arah
berwarna biru untuk bus, warna
ungu untuk mobil, dan warna
merah untuk motor merupakan
Gambar 16. Lobi sebagai Pusat Tapak akses kendaraan yang hanya bisa
mengakses bangunan perancangan
dari Jalan Diponegoro.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 9


4.7.2 Vegetasi Indrawan, Rahmat Sepa., Herry Santosa,
Konsep vegetasi menggunakan dan Sri Utami. 2017. Pengembangan
vegetasi yang juga terdapat di area sekitar, Fasilitas Wisata Taman Hiburan
hal ini sebagai tanggap kearifan lokal dan Pantai Kenjeran Surabaya dengan
memanfaatkan potensialnya untuk Konsep Waterfront. Jurnal
dikembangkan dan dipopulerkan kembali Mahasiswa Jurusan Arsitektur. 5(2):
sebagai pengaruh atau tanggapan dari tema 1-13.
Arsitektur Tepian Air. Vegetasi peneduh Kusumawardani, Desy. 2016. Pusat
diterapkan dengan menggunakan Pohon Kuliner dan Oleh-Oleh D.I.
Kelapa, dan vegetasi pengarah diterapkan Yogyakarta. Elektronik Jurnal UAJY
disepanjang jalan kendaraan berupa Pohon (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
Ketapang dan vegetasi penambah estetika 1(1): 1-15
berupa taman bunga khas Rokan Hulu
antara lain Bunga Lili, Bunga Kamboja, Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 1.
Bunga Kembang Sepatu, Bunga Anggrek Jakarta : Erlangga.
Biru, dan Bunga Bakung. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 3.
Jakarta : Erlangga.
Prameswari, Yoga Putra. 2018. Waterfront
City Development di Kawasan
Sempadan Sungai: Studi Kasus
Sungai Wiso dan Kanal, Jepara.
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan.
3(1): 51-72.
Puspitasari, Rizkya Ayu. 2014. Integrasi
Tata Guna Lahan pada Kawasan
Waterfront Development (Studi
Kasus: Kanal Banjir Barat
Semarang). Tesis Pascasarjana.
Magister Teknik Arsitektur.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sleeper, Harold R. 2004. Building,
Gambar 18. Perletakan Vegetasi Planning And Design Standard. John
Wiley & Sons Inc. United States of
DAFTAR PUSTAKA America (U.S.A.).
Adler, David (Ed.). 1999. New Metric Sutedja, Tety R. 2006. Ayo Jadi Juragan
Handbook Planning and Design Usaha Rumah Makan. Jakarta: Tanda
Data Second Edition. Architectural Baca.
Press Oxford Auckland Boston Tyas, Agnes Siwi Purwaning. 2018.
Johannesburg Melbourne. New Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia.
Delhi. Jurnal Pariwisata Terapan. 1(1): 1-14
Cooper, John Fketcher, David Gilbert dan Wijanarka. 2008. Desain Tepi Sungai:
Stephen Wanhill. (1995). Tourism, Belajar dari Kawasan Tepi Sungai
Principles and Practice. London: Kahayan, Palangka Raya.
Logman. Yogyakarta: Ombak.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 10

Anda mungkin juga menyukai