Lady Permata Sari
Lady Permata Sari
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
1
Poltekkes Kemenkes Padang
2
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tentang “ Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Mola hidatidosa di Ruang Rawat Inap Kebidanan
Gynekologi-Onkologi di RSUP DR. M. Djamil Padang”. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari Ns. Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing
I dan Ns. Zolla Amely Ilda, S.kep, M.Kep selaku dosen pembimbing II yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tanpa bantuan dari Ibu sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada:
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
LEMBAR ORSINILITAS............................................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................... vi
ABSTRAK..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x
DAFTAR SKEMA........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTRAR LAMPIRAN............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
BAB V............................................................................................................ 62
A. Kesimpulan......................................................................................... 62
B. Saran................................................................................................... 64
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran4 : Ganchart
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat merupakan kehamilan yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan janin secara normal didalam rahim.
Namun ada beberapa keadaan dimana pertumbuhan dan perkembangan
janinnya tidak berkembang dengan baik, apabila terjadi kegagalan
kehamilan tergantung pada tahap dan bentuk gangguannya. Kegagalan ini
bisa berupa abortus, kehamilan ektopik, prematuritas, kehamilan janin
dalam rahim, atau kelainan kongenital. Semuanya merupakan kegagalan
fungsi reproduksi, juga termasuk trofoblas (Martadisoebrata, 2010).
kejadian mola hidatidosa ada di provinsi DKI jakarta (345 kejadian) Jawa
Barat (268 kejadian) Jawa Tengah (182 kejadian) dan Sumatera Barat (100
kejadian).
Hasil studi pendahuluan awal yang dilakukan oleh penulis di RSUP dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 8 Februari 2017 didapatkan data bahwa setiap
bulan nya ada pasien mola hidatidosa dan ada terjadi peningkatan, pada
bulan Desember 2016 ada sebanyak lima orang pasien. Pada bulan Januari
2017 sebanyak enam orang pasien. Awal bulan Februari 2017 didapatkan
tiga orang pasien dengan mola hidatidosa. Dari data yang didapatkan dua
diantaranya pasien berusia 28 dan 43 tahun di Ruang Rawat Inap
Kebidanan Gynekologi dan Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan ke salah satu pasien, pasien
mengatakan ia baru menyadari bahwa kehamilannya tidak normal di usia
kehamilan 4 bulan. Selama hamil ia sering mengalami mual, pusing yang
berlebihan, disertai dengan nyeri perut dan perdarahan pervaginam.
Selama hamil pasien juga mengatakan tidak ada merasakan perkembangan
janinnya. Saat pengkajian pasien mengatakan selama dirawat di rumah
sakit ia hanya mendapatkan tindakan medis saja, seperti pemberian obat,
dan akan dilakukan tindakan kuretase. Pasien juga mengatakan ia kurang
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil
dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini untuk menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M.
Djamil Padang tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada ibu hamil dengan Mola
hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
b. Mampu mendiskripsikan diagnosis keperawatan pada ibu hamil
dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada ibu hamil
dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
d. Mampu mendiskrpsikan implementasi keperawatan pada ibu hamil
dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
e. Mampu mendiskripsikan evaluasi tindakan keperawatan pada ibu
hamil dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun
2017
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa dan dapat
Mola hidatidosa atau yang disebut juga dengan hamil anggur adalah suatu
bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas (yaitu bagian dari tepi sel telur
yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) atau merupakan suatu hasil
pembuahan yang gagal. Jadi dalam proses kehamilannya mengalami hal
yang berbeda dengan kehamilan normal, dimana hasil pembuahan sel
sperma dan sel telur gagal terbentuk dan berubah menjadi gelembung-
gelembung semakin banyak bahkan bisa berkembang secara cepat. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar HCG (dengan pemeriksaan GM
titrasi) atau dapat dilihat dari hasil laboratorium beta sub unit HGG pada ibu
hamil tinggi. Pemeriksaan USG kandungan akan terlihat keadaan kehamilan
yang kosong tanpa janin dan tampak gambaran seperti badai salju dalam
bahasa medis disebut “snow storm” (Sukarni, 2014).
2. Etiologi
6
PoltekkesKemenkes Padang
7
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas, infeksi mikroba dapat
mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya mikroba
dalam tubuh manusia tidak selalu akan menimbulkan penyakit. Hal ini
sangat tergantung dari jumlah mikroba yang masuk virulensinya serta daya
tahan tubuh (Mochtar, 2010). Faktor lainnya yang diketahui adalah sosial
ekonomi rendah, keguguran sebelumnya, neoplasma trofoblastik gestasional
sebelumnya, dan usia yang sangat ekstrim pada masa subur. Efek usia yang
sangat jelas terlihat adalah pada wanita yang berusia lebih dari 45 tahun,
ketika frekuensi lesi yang terjadi adalah 10 kali lipat dari pada lesi yang
dapat terjadi pada wanita yang berusi 20-40 tahun (Reeder, 2011).
3. Klasifikasi
Klasifikasi atau pengelompokan mola hidatidosa menurut Sastrawinata,
2007 :
a. Mola hidatidosa komplet (MHK)
Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio, tali pusat,
atau membrane. Kematian terjadi sebelum berkembangnya sirkulasi
plasenta. Vili korionik berubah menjadi vesikel hidropik yang jernih
yang menggantung bergerombol pada pedikulus kecil, dan memeberi
tampilan seperti seikat anggur. Ukuran vesikel bervariasi, dari yang sulit
dilihat sampai yang berdiameter beberapa sentimeter.
Pada kehamilan normal, trofoblas meluruhkan desidua untuk
menambahkan hasil konsepsi. Hal ini berarti bahwa mola yang sedang
berkembang dapat bepenetrasi ke tempat implantasi. Miometrium dapat
terlibat, begitu pula dengan vena walaupun jarang terjadi ruptur uterus
dengan perdarahan massif merupakan salah satu akibat yang dapat
terjadi.
Secara sitogenik umumnya bersifat diploid 46XX, sebagai hasil
pembuahan satu ovum, tidak berinti atau intinya tidak aktif, dibuahi oleh
Kadang pembuahan terjadi oleh dua buah sperma 23X dan 23Y
(dispermi)
sehingga terjadi 46XX atau 46 XY. Disini, MKH bersifat heterozigot,
tetapi tetap androgenetik dan bisa terjadi, walaupun sangat jarang
terjadi hamil kembar dizigotik, yang terdiri dari satu bayi normal dan
satu lagi MHK.
b. Mola hidatidosa parsial (MHP)
Tanda-tanda adanya suatu embrio, kantong janin, atau kantong amnion
dapat ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8 atau ke-9.
Hiperplasia trofoblas hanya terjadi pada lapisan sinsitotrofoblas tunggal
dan tidak menyebar luas dibandingkan dengan mola komplet. Kariotip
umunya adalah triploid sebagai hasil pembuahan satu ovum oleh dua
sperma (dispermi).Bisa berupa 69 XXX, 69 XXY, atau 69 XYY.
Pada MHP, embrio biasanya mati sebelum trimester pertama. Walaupun
pernah dilaporkan adanya MHP dengan bayi aterm. Secara histologi,
membedakan antara mola parsial dan keguguran laten merupakan hal
yang sulit dilakukan. Hal ini memiliki signifikan klinis karena
walaupun resiko ibu untuk menderita koriokarsinoma dari mola parsial
hanya sedikit, tetapi pemeriksaan tindak lanjut tetap menjadi hal yang
sangat penting. Seperti pada MHK, tetapi disini masih ditemukan
embrio yang biasanya mati pada masa dini. Degenerasi hidropik dan
vili bersifat setempat, dan yang mengalami hiperplasi hanya sinsito
trofoblas saja. Gambaran yang khas adalah crinkling atau scalloping
dari vili dan stromal trophoblastic inclusions( gambar 2.2 )
4. Manifestasi Klinis
Menurut Winknjosastro, 2007 gejala mola tidak berbeda dengan kehamilan
biasa, yaitu mual, muntah, pusing dan lain-lain, hanya saja derajat
keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya, perkembangannya lebih cepat,
sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari pada umur kehamilan.
Ada pula kasus kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar walau
jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan
trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya
dying mole.
Pada pasien mola biasa nya akan terjadi :
a. Nyeri/kram perut
b. Muka pucat/keuning-kuningan
c. Perdarahan tidak teratur
d. Keluar jaringan mola
e. Keluar secret pervaginam
f. Muntah-muntah
g. Pembesaran uterus dan uterus lembek
h. Balotemen tidak teraba
i. Fundus uteri lebih tinggi dari kehamilan normal
j. Gerakan janin tidak terasa
k. Terdengar bunyi dan bising yang khas
l. Penurunan berat badan yang khas
5. Patofistologi
Jonjot-jonjot tumbuh berganda dan mengandung cairan merupakan kista-
kista anggur, biasanya didalamnya tidak berisi embrio. Secara
histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta
dengan bayi normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola adalah: satu
janin tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola
besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai berdiameter lebih dari 1
cm. Mola parliasis adalah bila dijumpai janin dan gelembung-gelembung
mola.
Secara mikroskopik terlihat :
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Purwaningsih, 2010 ada beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan pada pasien mola hidatidosa dengan
1. HCG : nilai HCG meningkat dari normal nya.
Nilai HCG normal pada ibu hamil dalam berbagai tingkatan usia
kehamilan berdasarkan haid terakhir :
a. 3 minggu : 5-50 mlU/ml
b. 4 minggu : 5-426 mlU/ml
c. 5 minggu : 18-7,340 mlU/ml
d. 6 minggu : 1.080-56,500 mlU/ml
e. 7-8 minggu : 7,650-229,000 mlU/ml
f. 9-12 minggu : 25,700-288,000 mlU/ml
g. 13-16 minggu : 13,300-254,000 mlU/ml
h. 17-24 minggu : 4,060-165,400 mlU/ml
i. 25-40 minggu : 3,640-117,000 mlU/ml
j. Tidak hamil : <5.0 mlU/ml
k. Post-menopause : < 9.5 mlU/ml
2. Pemeriksaan rontgen : Tidak ditemukan kerangka bayi
3. Pemeriksaan USG : Tidak ada gambaran janin dan denyu
jantung janin
4. Uji sonde : Pada hamil mola, sonde mudah masuk,
sedangkan pada kehamilan biasa, ada tahanan dari janin.
7. Penatalaksanaan
Karena mola hidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dan tidak jarang
disertai penyulit yang membahayakan jiwa, pada prinsipnya harus segera
dikeluarkan.
Terapi mola hidatidosa terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Perbaikan keadaan umum
Adalah transfusi darah untuk mengatasi syok hipovolemik atau anemi,
pengobatan terhadap penyulit, seperti pre eklampsi berat atau
tirotoksikosis.
Perbaikan keadaan umum pada pasien mola hidatidosa, yaitu :
1) Koreksi dehidrasi
9. Komplikasi
a. Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong dapat
akibat fatal
b. Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
c. Infeksi sekunder
d. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan
e. Menjadi ganas (PTG) pada kira-kira 18-20% kasus, akan menjadi mola
destruens atau kariokarsinoma. (Mochtar, 2010).
Kaji jumlah paritas ibu, paritas lebih dari 3 perlu diwaspadai karena
semakin banyak anak keadaan rahim ibu akan semakin melemah.
ibu multipara cenderung beresiko terjadinya kehamilan mola
hidatidosa karena trauma kelahiran.
4. Status obstetri ginekologi
3. Personal hygiene
b) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Biasanya keadaan umum kllien akan tampak pucat, lemah, lesu,
dan tampak mual atau muntah
2. Pemeriksaan kepala dan leher
Biasanya muka dan mata pucat, conjungtiva anemis
4. Pemeriksaan abdomen
Biasanya hampir 50 % pasien mola hidatidosa uterus lebih besar
dari yang diperkirakan dari lama nya amenore.Pada 25% pasien
uterus lebih kecil dari yang diperkirakan.Bunyi jantung janin tidak
ada. (Prawirohardjo, 2010)
5. Pemeriksaan genetalia
Biasanya sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan
genetalia eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan pervaginam.
6. Pemeriksaan ekstremitas
c) Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan HCG
2. Pemeriksaan USG
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam
2. Nyeri berhubungan dengan perdarahan, proses penjalaran penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual
sekunder akibat peningkatan kadar HCG
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai darah ke otak dan suplai nutrisi ke jaringan
5. Resiko infeksi
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan fungsi peran
(Nanda, 2017).
6
PoltekkesKemenkes Padang
19
i
20
3) Keluhan tentang
intensitas
menggunakan
standar skala nyeri
( mis, skala Wong-
Baker FACES )
4) Keluhan tentang
karakteristik nyeri
dengan
menggunakan
standar instrumen
nyeri
5) Laporan tentang
perilaku
nyeri/perubahan
aktivitas
6) Mengekspresikan
prilaku ( mis,
gelisah, merengek,
menangis,waspada
)
7) Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
8) Sikap melindungi
area nyeri.
Ketidakseimbangan NOC:Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari tindakan 1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
kebutuhan tubuh keperawatan, untuk memenuhi persyaratan gizi
i
21
berhubungan dengan pasien mampu 2) Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut
penurunan asupan oral, menunjukkan sebelum makan
mual sekunder akibat keseimbangan 3) Monitor kalori dan asupan makanan
peningkatan kadar hCG nutrisi tidak 4) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan
terganggu dengan berat badan
kriteria hasil : 5) Berikan arahan bila diperlukan
1. Nafsu Makan :
Definisi: Indikator : Monitor Nutrisi
Asupan nutrisi tidak a. Keinginan untuk 1. Timbang berat badan pasien
cukup untuk memenuhi makan tidak 2. Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan
kebutuhan metabolik. terganggu 3. Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
Batasan Karakteristik: b. Rangsangan untuk 4. Monitor tugor kulit dan mobilitas
a) Bising usus hiperaktif makan tidak 5. Monitor adanya mual muntah
b) Cepat kenyang terganggu 6. Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan jaringan
setelah makan 2. Status Nutrisi : konjungtiva yang kering
c) Kurang informasi Asupan makanan 7. Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
d) Kurang minat pada & cairan
makanan Indikator :
e) Membran mukosa a. Asupan
pucat makanan
f) Nyeri andomen secara oral
g) Penurunan berat tidak terganggu
badan dengan asupan b. Asupan cairan
makanan adekuat secara oral
tidak terganggu
i
22
antara suplai darah ke pasien mampu 2. Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi yang sama
otak dan suplai nutrisi menunjukkan dalam jangka waktu yang lama
ke jaringan toleransi terhadap 3. Instruksikan pasien untuk menggerakakn kaki terlebih dahulu
aktivitas dengan kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri
Defenisi : kriteria hasil : 4. Edukasi pasien/kelurga tentang frekuensi dan jumlah
Ketidakcakupan energi 1. Frekuennsi pengulangan dari setiap latihan
psikologis atau fisiologis nadi saat
untuk mempertahankan beraktivitas Piningkatan Latihan
atau menyelesaikan tidak terganggu 1. Gali hambatan untuk melakukan latihan
aktivitas kehidupan (80-100 2. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan atau kebutuhan
sehari-hari yang harus kali/menit) untuk melakukan latihan
atau yang ingin dilakukan 2. Tekanan darah 3. Dukung individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
sistolik dalam 4. Lakukan latihan bersama individu, jika diperlukan
Batasan Karakteristik beraktivitas 5. Libatkan keluarga/orang yang memberikan perawatan dalam
1) Dispnea setelah tidak terganggu merencanakan dan meningkatkan program latihan
beraktivitas (110-140 6. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi, dan intensitas
2) Ketidaknyamanan mmHg) prodram latihan yang diinginkan
setelah beraktivitas 3. Tekanan darah 7. Monitor respon individu terhadaap program latihan
3) Keletihan diastolik dalam 8. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang dilakukan
4) Respon tekanan darah beraktivitas individu
abnormal terhadap tidak terganggu
aktivitas (75-85 mmHg)
4. Frekuensi
pernapasan
ketika
beraktivitas
tidak terganggu
(12-20
kali/menit)
i
23
i
24
7. Tidak ada
hipotermia
8. Tidak ada
kestabilan suhu
9. Tidak ada
kehilangan nafsu
makan
10. Tidak ada
malaise
i
25
Afektif
1. Gelisah
2. Distress
3. Ketakutan
4. Perasaan tidak
adekuat
5. Marah
6. Menyesal
7. Perasaan takut
8. Khawatir
Fisiologis
1. Wajah tegang
i
26
2. Peningkatan
keringat
3. Gemetar/tremor
4. Suara bergetar
i
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Perry & Potter (2009) implementasi merupakan tahap keempat dari
proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan. Perencanaan keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis
yang tepat. Tindakan keperawatan diharapkan dapat mencapai tujuan dan
hasil yang diinginkan untuk mendukung dan mengingatkan status kesehatan
klien. Tindakan keperawatan merupakan bentuk penanganan yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan klinis yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil perawatan klien. Proses tindakan
keperawatan memerlukan pengkajian ulang terhadap klien. Saat melakukan
tindakan keperawatan, perawat akan berfokus untuk melakukan tindakan
pencegahan terjadinya perdarahan, atau mengupayakan agar klien tidak
mengalami kekurangan volume cairan. Bisa dilakukan dengan melakukan
transfusi darah, pemenuhan cairan melalu infus. Serta pemantauan tanda-tanda
vital pasien (Purwaningsih, 2010).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses kontiniu yang terjadi saat perawat melakukan
kontak dengan pasien. Setelah melaksanakan tindakan keperawatan,
kumpulkan data subjectif dan objektif dari klien, keluarga, dan anggota tim
kesehatan. Selain itu perawat juga dapat meninjau ulang pengetahuan tentang
status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil yang
diharapkan. Proses evaluasi keperawatan dari data yang didapatkan
diharapkan pada pasien mola hidatidosa tidak terjadi lagi perdarahan, klien
tidak anemis, tanda-tanda vital dalam batas normal (Purwaningsih, 2010). Jika
hasil telah terpenuhi, berarti tujuan untuk klien juga telah terpenuhi.
Bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan setelah dilakukan asuhan
keperawatan (Perry & Potter, 2009)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk
studi kasus dimana penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan bagaimana
gambaran asuhan keperawatan pada pasien. Dimulai dengan melakukan
pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan, merumuskan intervensi
keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi
keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil
Padang.
H. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Administrasi
Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah :
a. Penulis mengurus perizinan pengambilan data untuk
mendapatkan surat rekomendasi penelitian dari Poltekkes
Kemenkes Padang.
b. Penulis menyerahkan surat rekomendasi untuk mengurus
perizinan untuk pengambilan data penelitian ke RSUP dr. M.
Djamil Padang
c. Mengurus perizinan ke direktur melalui Diklat RSUP dr. M.
Djamil Padang
d. Mengurus perizinan ke Kepala Instalasi Keperawatan Ruang
Ginekologi dan Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang
e. Mengurus perizinan ke Kepala Ruang Gynekologi dan
Onkologi RSUP dr. M.Djamil Padang
f. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang pada pasien
mola hidatidosa. Pemilihan sampel dilakukan dengan
berkoordinasi dengan petugas ruangan dalam menentukan data
sampel
g. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang
tujuan penelitian
h. Responden dan keluarga memberikan persetujuan untuk
dijadikan responden dalam penelitian
i. Responden dan keluarga di berikan kesempatan untuk bertanya
j. Responden / keluarga menandatangani informed consent.
Penulis meminta kontrak waktu kepada responden untuk
melakukan asuhan keperawatan dan pamit.
I. Rencana Analisis
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan
teori keperawatan pada paseien dengan mola hidatidosa . Data yang telah
didapat dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
penegakkan diagnosis, merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan mola
hidatidosa. Analisa yang dilakukan adalah untuk menentukan apakah ada
kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi pasien.
BAB IV
DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus
1. Pengkajian
Ny. A (partisipan I) berumur 52 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 05 Juni 2017 pukul 11.15 WIB melalui Poliklinik
Tabel 4.1
Pengkajian
Partisipan 1 Partisipan 2
Identitas pasien Identitas pasien
Ny.A berusia 52 tahun, pendidikan terakhir Ny.Y berusia 31 tahun, pendidikan terakhir
SMU, tidak bekerja, agama islam, alamat : SMU, pekerjaan ibu rumah tangga, agama
Bandes batu kasek pengambiran, Lubuk islam, alamat palapuh RT 002 RW 007 Air
begalung Padang pacah, Koto Tangah Padang
Diagnosa dan Informasi Medik yang Diagnosa dan Informasi Medik yang
Penting Waktu Penting Waktu
Tanggal masuk Ny.A yaitu 05 Juni 2017 Tanggal masuk Ny.Y yaitu 06 Juni 2017
Diagnosa Medik Ny. A yaitu Mola Diagnosa Medik Ny. Y yaitu Mola
hidatidosa invasif hidatidosa invasif
kali sehari dan mengaji. Ny.A tampak kali sehari dan mengaji. Ny.Y tampak
melakukan ibadah. melakukan ibadah
ADL ADL
Dapat menolong diri sendiri : Dapat menolong diri sendiri :
Ny.A mengatakan tidak bisa melakukan Ny.Y mengatakan pasien tidak bisa
aktivitas secara mandiri harus dengan melakukan aktivitas secara mandiri harus
bantuan yang minimum. dengan bantuan yang minimum
Nutrisi : Nutrisi :
Ny.A memiliki kebiasaan makan 3 kali Ny.Y memiliki kebiasaan makan 3 kali
sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + lauk
lauk pauk + sayuran + buah. pola makan pauk + sayuran + buah. pola makan teratur,
teratur, tetapi selama di rawat di rumah tetapi selama di rawat di rumah sakit pasien
sakit nafsu makan klien berkurang, klien hanya menghabiskan seperempat porsi dari
sering tidak menghabiskan diit yang diit yang diberikian oleh rumah sakit.
diberikan. Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali
sehari.
Pola tidur
Pola tidur pasien sebelum sakit tidak Pola tidur
mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± Pola tidur pasien sebelum sakit tidak
10 jam tetapi setelah sakit pasienhanya mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± 8
tidur 6-7 jam sehari jam tetapi setelah sakit pasien mengatkan
sulit tidur karena sakit, klien hanya tidur 4-5
BAB & BAK jam sehari
Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit
lebih5-7 kali sehari, dengan jumlah lebih BAB & BAK
kurang 500 cc, warna normal, saat pasien Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit
sakit BAK 3 kali sehari dengan jumlah lebih5-7 kali sehari, dengan jumlah lebih
kira-kira 400 cc, kebiasaan BAB pasien kurang 500 cc, warna normal, saat pasien
sebelum sakit2 kali sehari, jumlah tidak sakit BAK 3 kali sehari dengan jumlah kira-
dapat ditentukan, warna kuning dengan kira 400 cc, kebiasaan BAB pasien sebelum
konsistensi padat, saat pasien sakit BAB 1 sakit2 kali sehari, jumlah tidak dapat
kali sehari ditentukan, warna kuning dengan
konsistensi padat, saat pasien sakit BAB 1
Personal hygiene : kali sehari
Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok
gigi 2 kali sehari pagi dan malam saat mau Personal Hygiene
tidur, selama di rumah sakit pasien Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok
mengatakan mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore, selama di
gigi 2 kali sehari pagi dan malam rumah sakit pasien mengatakan mandi 1 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan abdomen perut terasa Pada pemeriksaan abdomen TFU 2 jari
lembek, tidak ada terasa bagian janin, ada dibawah pusat, tidak teraba pergerakan janin
nyeri tekan yang menjalar ke pingggang terdapat nyeri tekan, skala nyeri 5 bising
dan ari-ari, skala nyeri 4. bising usus 13x/i usus 17x/i, bunyi detak jantung janin tidak
hepar dan limpa tidak teraba. terdengar hepar dan limpa tidak teraba.
Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan
sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %, sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %,
kulit turgor agak kering, CRT kembali kulit turgor agak kering, CRT kembali lebih
dalam dua detik, akral teraba hangat. Pada dari dua detik. Pada ekstremitas bawah
ekstremitas bawah turgor kulit agak turgor kulit agak kering, tidak ada udema,
kering, tidak ada udema, CRT kembali Genitalia tampak kotor dan ada perdarahan
dalam dua detik. Genitalia vulva tampak pervaginam sekitar 70 CC
kotor, ada perdarahan pervaginam sekitar
40 CC
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hematologi
05 Juni 2017
Hemoglobin : 8.3 g/dl 06 Juni 2017
Leukosit : 12.540 /m Hemoglobin : 6,1 g/dl
Trombosit : 427.000 /mm3 Leukosit : 11.940/mm3
Hematokrit : 56 % Trombosit : 301.000/mm3
Hematokrit : 61 %
07 Juni 2017
Hemoglobin : 9,5 g/dl 08 Juni 2017
Leukosit : 7.240 /mm3 Hemoglobin : 8,9 g/dl
Trombosit : 78.000 /mm3 Leukosit : 13.650/ mm3
Hematokrit : 39 % Trombosit : 301.000/mm3
Hematokrit : 42 %
USG : tidak ada gambaran janin HCG : 1,16 ml
10 juni 2017
Hemoglobin : 12,3 g/dl
Leukosit : 8.560/mm3
Trombosit : 352.000/ mm3
Hematokrit :41 %
Program terapi dokter
1. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20 Program terapi dokter
tetes/menit 1. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20
2. Transfusi PRC 3 kolf , 32 tetes/menit tetes/menit
3. Vit K 2 x 1 amp 2. Vit K 2 x 1 amp
06 Juni 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2
kolf 32 tetes/menit
8 Juni 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1
kolf
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil pengkajiaan yang dilakukan terhadap Ny. A dan Ny.Y
didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Ny. A Ny. Y
Penulis mengangkat diagnosis pertama Penulis mengangkat diagnosis pertama yang
yang ditemukan tanggal 05 Juni 2017 data ditemukan tanggal 06 Juni 2017 dengan data
subjektif Ny.A mengatakan badan terasa subjektif Ny.Ymengatakan badan terasa
lemah, keluar darah dari kemalaluan sejak
lemah, pasien mengatakan perdarahan
6 hari yang lalu. Data objektif Ny.A
tampak lemah, tampak pucat, turgor kulit pervaginam masih banyak data objektif Ny.Y
tidak elastis, mukosa bibir kering Hb (8,3 tampak lemah, tampak pucat, turgor kulit
g/dl), Ht 56 %, tekanan darah 100/80 tidak elastis, mukosa bibir kering, Hb 6,1
mmHg, perdarahan pervaginam sekitar 50 gr/dl, Ht 61 %, tekanan darah 90/80 mmHg,
CC. Jadi masalah yang muncul dari data perdarahan pervaginam sekitar 70 CC. Jadi
tersebut adalah resiko syok berhubungan masalah yang muncul dari data tersebut
dengan hipovolemia.
resiko syok berhubungan dengan
Penulis mengangkat diagnosiskedua yang hipovolemia.
ditemukan tanggal 05 Juni 2017 dengan
data subjektif Ny. Amengatakan perut Penulis mengangkat diagnosis kedua yang
bagian bawah terasa nyeri, nyeri seperti ditemukan tanggal 06 juni 2017 dengan data
ditusuk-tusuk, nyeri bertambah jika subjektif Ny. Y mengatakan tubuh terasa
melakukan aktifitas dan daridata objektif lemah, kadang terasa pusing. Data objektif
didapatkan pasien tampak meringis, ada didapatkan pasien tampak lemah, pasien
nyeri tekan, pasien tampak berhtai-hati tampak pucat, CRT kembali lebih dari 2
saat bergerak, skala nyeri 6. Jadi masalah detik, Hb (6,1 g/dl). Jadi masalah yang
yang muncul dari data tersebut adalah muncul dari data tersebut adalah
nyeri akut berhubungan dengan proses ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
penjalaran penyakit berhubungan dengan kurangnya suplai O2
kesel dan jaringan.
Penulis mengangkat diagnosis ketiga yang
ditemukan tanggal 05 Juni 2017 dengan Penulis mengangkat diagnosisketiga yang
data subjektif Ny.A mengatakan tidak ditemukan tanggal 06 Juni 2017 dengan data
nafsu makan, pasien mengatakan mual subjektif Ny.Ymengatakan nyeri perut
dan muntah, pasien mengatakan hanya
bagian bawah, nyeri bertambah jika
bisa menghabiskan 4-5 sendok makan saja
dari porsi diit yang diberikan rumah sakit, melakukan aktfitas, nyeri seperti ditusuk-
konjungtiva anemis, Hb 8,3 gr/dl. Jadi tusuk dan dari data objektif didapatkan
masalah yang muncul dari data tersebut pasien tampak meringis, pasien tampak
adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang berhati-hati saat bergeak, pasien tampak
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan memegangi perutnya, skala nyeri 5. Jadi
penurunan asupan oral. masalah yang muncul dari data tersebut
adalah nyeri akut berhubungan dengan
proses penjalaran penyakit.
3. Intervensi keperawatan
Setelah didapatkan beberapa diagnosis keperawatan seperti yang ada pada
tabel diatas, maka peneliti dapat merumuskantindakan yang akan
dilakukan terhadap diagnosa dari Ny.A dan Ny.Y sebagai berikut :
Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Ny.A Ny. Y
Rencana tindakan keperawatan untuk Rencana tindakan keperawatan untuk
diagnosis pertama yaitu resiko syok diagnosis pertama yaitu resiko syok
berhubungan dengan hipovolemia setelah berhubungan dengan hipovolemia setelah
dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam,
jam, pasien mampu mempertahankan pasien mampu mempertahankan menunjukkan
menunjukkan kesimbangan cairan kesimbangan cairan dengan kriteria hasil
dengan kriteria hasil :tidak ada :tidak ada penurunan tekanan darah, tidak
penurunan tekanan darah, tidak terjadi terjadi perdarahan, tanda-tanda vital dalam
perdarahan, tanda-tanda vital dalam batas batas normal, Hb dalam rentang normal, tidak
normal, Hb dalam rentang normal, tidak ada mukosa yang pucat. Dengan NIC monitor
ada mukosa yang pucat. Dengan NIC terjadinya kehilangan cairan seperti
monitor terjadinya kehilangan cairan perdarahan, muntah, pasang dan pertahan kan
seperti perdarahan, muntah, pasang dan IV, pemberian PRC, monitor TTV, monitor
pertahan kan IV, pemberian PRC, reaksi pemberian transfusi.
monitor TTV, monitor reaksi pemberian
transfusi. Diagnosis kedua yaitu ketidak efektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
Diagnosis kedua yaitu nyeri akut kurangnya suplai O2 ke jaringan dan sel
berhubungan dengan perdarahan, proses setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x
perjalanan penyakit diharapkan setelah 24 jam, pasien akral hangat, TTV dalam
dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 rentang normal,tidak terjadi penurunan Hb.
jam, pasien mampu mengontrol nyeri Dengan NIC manajemen asam basa,
dengan kriteria hasil nyeri terkontrol, manajemen sensasi perifer
mampu menerima informasi yang
disediakan untuk mengurangi nyeri, Diagnosis ketiga yaitu nyeri akut
mampu mengambil tindakan untuk berhubungan dengan proses penjalaran
mengurangi nyeri. Dengan NIC yaitu penyakit diharapkan setelah dilakukan
melakukan pengkajian nyeri secara tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien
komprehensif meliputi lokasi, mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil
durasi,frekuensi, kualitas nyeri, nyeri terkontrol, mampu menerima informasi
memberikan informasi mengenai nyeri, yang disediakan untuk mengurangi nyeri,
penyebab nyeri, megajarkan pasien cara mampu mengambil tindakan untuk
mengatasi nyeri dengan teknik nafas mengurangi nyeri. Dengan NIC melakukan
dalam. pengkajian nyeri secara komprehensif
meliputi lokasi, durasi,frekuensi, kualitas
Diagnosis ketiga yaitu nyeri, memberikan informasi mengenai nyeri,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari penyebab nyeri, megajarkan pasien cara
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mengatasi nyeri dengan teknik nafas dalam
penurunan asupan oral diharapkan
setelah dilakukan tindakan keperawatan Diagnosis keempat yaituketidakseimbangan
5 x 24 jam nafsu makan pasien membaik nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dan menunjukkan kesimbangan nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan
tidak terganggu dengan kriteria hasil oraldiharapkan setelah dilakukan tindakan
pasien berkeinginan untuk makan,energi keperawatan 5 x 24 jamnafsu makan
untuk makan meningkat, intake makan meningkat, hasrat/keinginan untuk makan
adekuat dan intake cairan adekuat. meningkat, energi untuk makan meningkat,
Dengan NIC yaitu tentukan status gizi intake makanan adekuat, intake nutrisi
pasien dan kemampuan pasien untuk adekuat dan intake cairan adekuat. Dengan
memenuhi kebutuhan gizi, identifikasi NIC manajemen nutrisi yaitu tentukan status
adanya alergi makan., kolaborasi dengan gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
ahli gizi tentang diet yang dibutuhkan, memenuhi kebutuhan gizi, identifikasi adanya
ciptakan lingkungan yang optimal pada alergi. instruksikan pasien mengenai
saat mengkonsumsi makan ( misalnya : kebutuhan nutrisi (diet), kolaborasi dengan
bersih, santai, dan bebas dari bau yang ahli gizi tentang diet yang dibutuhkan,
menyegat), monitor kalori dan asupan ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
makanan, monitor kecendrungan mengkonsumsi makan ( misalnya : bersih,
penurunan berat badan, monitor ada nya santai, dan bebas dari bau yang menyegat),
mual dn muntah, monitor adanya warna lakukan dan bantu pasien terkait perawatan
pucat, kemerahan dan jaringan mulut sebelum makan, monitor kalori dan
konjungtiva anemis. asupan makanan, monitor kecendrungan
penurunan berat badan.
4. Implementasi Keperawatan
Setelah dirumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap Ny.A
dan Ny.Y, implementasi yang telah dilakukan oleh perawat ruangan yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Ny. A Ny.Y
Implementasi keperawatan pada Implementasi keperawatan pada diagnosis
diagnosisresiko syok berhubungan resiko syok berhubungan dengan hipovolemia
dengan hipovolemia dilakukan selama 6 dilakukan selama 5 hariyaitu dengan
hari yaitu memonitor status hidrasi manajemen jalan nafas yaitu memonitor status
(misal, membran mukosa lembab, hidrasi (misal, membran mukosa lembab,
denyut nadi adekuat), memonitor tanda- denyut nadi adekuat), memonitor tanda-tanda
tanda vital, monitor hasil laboratorium vital, monitor hasil laboratorium (Hb, Ht ),
(Hb, Ht ), memberikan IVFD Nacl 0,9 % memberikan IVFD Nacl 0,9 % 20 tetes/ menit,
20 tetes/ menit, pemberian transfusi PRC pemberian transfusi PRC.
5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan terhadap Ny.A dan
Ny.Ydidapatkan perkembangan pasien yaitu :
Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Ny. A Ny.Y
Evaluasi keperawatan pada Ny. A Evaluasi keperawatan pa da Ny. A dengan
dengan diagnosa resiko syok diagnosa resiko syok berhubungan dengan
berhubungan dengan hipovolemia hipovolemia dengan metoda SOAP memperoleh
dengan metoda SOAP memperoleh hasil data subjektif berbeda pada hari pertama
hasil data subjektif berbeda pada hari dengan hari kelima. Pada hari pertama sampai
pertama dengan hari keenam. Pada hari ketiga pasien mengatakan masih keluar
hari pertama sampai hari ketiga pasien darah dari kemaluan, kepala terasa pusing, badan
mengatakan masih keluar darah dari terasa lemah, data objektif didapatkan pasien
kemaluan, kepala terasa pusing, badan tampak lemah, pasien tampak pucat, turgor kulit
terasa lemah, data objektif didapatkan tidak elastis, membran mukosa kering, mukosa
pasien tampak lemah, pasien tampak bibir kering, pasien masih terpasang IVFD NaCl
pucat, turgor kulit tidak elastis, 0,9% 20 tetes/menitdi tangan kiri, keluar darah
membran mukosa kering, mukosa dari kemaluan sekitar 70 CC. Namun pada hari
bibir kering, pasien masih terpasang keempat dan kelima pasien mengatakan keluar
IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menitdi darah dari kemaluan sudah berkurang, hanya
tangan kiri, keluar darah dari sedikit saja, kepala masih sedikit pusing, data
kemaluan sekitar 50-70 CC. Namun objektif didapatkan pasien tampak tidak pucat
pada hari keempat dan kelimapasien lagi, pasien masih terpsang IVFD Nacl 0,9 %
mengatakan keluar darah dari ditangan kiri, perdarahan pervaginam sekitar 10
kemaluan sudah berkurang, hanya CC, tekanan darah 110/90 mmHg pemeriksaan
sedikit saja, kepala masih sedikit laboratorium hematologi pada tanggal 08 Juni
pusing, data objektif didapatkan 2017 Hb ( 8,9 gr/dl), Ht (27%), trombosit
pasien tampak tidak pucat lagi, pasien (301.000) pada tanggal 10 Juni Hb (12,3 gr/dl),
masih terpsang IVFD Nacl 0,9 % Ht (41%). Hasil analisa bahwa masalah teratasi
ditangan kiri, perdarahan pervaginam sebagian perdarahan pervaginam, nilai Hb sudah
sekitar 10-20 CC, tekanan darah mulai meningkat dan Ht dalam rentang normal
120/80 mmHg pemeriksaan dan untuk menindak lanjuti hal tersebut telah
laboratorium hematologi pada diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi
tanggal 07 Juni 2017 Hb ( 9,5 gr/dl), seperti memonitor status hidrasi, memonitor
Ht (42 %), trombosit (78.000). Hasil perdarahan.
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan peneliti tanggal 05 Juni 2016 didapatkan Ny.
A berusia 52 tahun, sudah memilki 4 orang anak, melahirkan secara normal.
Pada saat pengkajian Ny. A mengatakan nyeri pada area perut bagian bawah
dengan skala nyeri 5, tidak nafsu makan, terasa mual serta adanya keluar
darah dari kemaluan sejak 6 hari yang lalu Ny. A tampak lemah, mukosa bibir
kering, wajah tampak pucat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada
abdomen ada nyeri tekan, perut terasa lembek, tidak teraba ada bagian janin,
ada nyeri tekan, tekanan darah 100/80 mmHg, Hasil pemeriksaan USG
didapatkan tidak ada gambaran janin, terlihat bayangan badai salju. Hasil
pemeriksaan laboratorium Hb (8,3 g/dl) Ht 56 %. Sedangkan pada Ny. Y
pasien mengatakan sudah tidak ada haid sejak 5 bulan yang lalu, keluar darah
dari kemaluan sejak usia kehamilan 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat, konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering, wajah tampak pucat, turgor kulit tidak elastis, bunyi detak jantung
janin tidak ada. Hasil pemeriksaan Laboratorium Hb (6,1 g/dl) Ht (61%),
tekanan darah 90/80 mmHg
pervaginam, mual dan muntah, pembesaran uterus dan uterus lembek, fundus
uteri lebih tinggi dari kehamilan normal, gerakan janin tidak terasa. Pada
pemeriksaan auskultasi penderita mola hidatidosa tidak terdengar bunyi
denyut jantung janin. Pada pemeriksaan USG terlihat bayangan badai salju
dan tidak terlihat gambaran janin. Pada pemeriksaan hb akan terjadi
penurunan hb karna terjadi perdarahan pervaginam (Kurniawati, 2009). Sel
trofoblas mengeluarkan hormon HCG yang akan mengeluarkan rasa mual dan
muntah (Purwaningsih , 2010).
Menurut peneliti tentang hasil penelitian dan teori diatas tidak ada perbedaan
antara kasus dengan teori dan penelitian terdahulu. Pada kasus Ny. A sesuai
dengan teori, pada pasien mola hidatidosa salah satu tanda-gejala nya adalah
perdarahan pervaginam disertai dengan nyeri perut bagian bawah. Sedangkan
pada Ny. Y juga mengalami perdarahan pervaginam sejak 2 bulan yang lalu
dan nyeri perut bagian bawah. Perdarahan pervaginam terjadi akibat jaringan
mola terpisah dari desidua sehingga menyebabkan perdarahan, dan pada
pasien mola hidatidosa biasa nya akan mengalami perdarahan hebat hingga
menyebabkan anemia. Dari data dapat terlihat bahwa kedua partisipan
mengalami penurunan Hb.
Nyeri perut disertai perdarahan pervaginam memungkinkan bahwa
penumpukan darah menyebabkan pendesakan bagian organ tubuh lain yang
peka nyeri. Selain itu pasien mola juga mengalami mual dan muntah yang
diakibatkan dari peningkatan hormon HCG dalam tubuh.
Pada hasil pengkajian juga didapatkan perbedaan usia Ny. A 52 tahun sudah
memiliki 4 orang anak, sedangkan Ny. Y 31 tahun baru memiliki 1 orang
anak.
tinggi. Faktor resiko terjadinya mola yaitu pada remaja awal atau usia
perimenopause amat sangat beresiko. Wanita yang berusia lebih dari 40 tahun
memiliki resiko 7 kali dibanding wanita yang lebih muda hal ini dikaitkan
dengan kualitas sel telur yang kurang baik pada wanita usia ini.
Menurut peneliti tentang hasil penelitian dan teori diatas ada perbedaan yaitu
tidak semua yang beresiko terkena mola hidatidosa pada usia remaja awal atau
perimenopause saja, dari anamnesis dilakukan pada pasien Ny. Y , pasien ini
masih masuk wanita usia produktif 21-35 tahun. Faktor lain nya bisa karna
keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan teori (NANDA, 2015-2017), diagnosis keperawatan untuk mola
hidatidosa ada 6 yaitu: kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan pervaginam, nyeri akut berhubungan dengan proses perjalanan
penyakit, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan asupan oral, akibat peningkatan kadar HCG,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
darah ke otak dan suplai nutrisi ke jaringan, resiko infeksi, ansietas
berhubungan dengan perubahan fungsi peran.
Teori menjelaskan pada pasien mola hidatidosa salah satu tanda dan gejala nya
adalah perdarahan pervaginam, jika perdarahan tidak cepat diatasi maka bisa
menyebabkan kekurang sel darah merah pada pasien dan bisa menyebabkan
anemia hingga syok apabila tidak ditindak lanjuti dengan cepat.
Diagnosis kedua pada pasien I yaitu nyeri akut berhubungan dengan proses
perjalanan penyakit. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
pasien yang mengatakan bahwa perut bagian bawahnya terasa nyeri, nyeri
Teori menjelaskan tanda dan gejalah dari mola hidatidosa adalah penurunan
nafsu makan karena mual dan muntah. Ini diakibatkan karena terjadinya
peningkatan sel trofoblass dalam tubuh, sel trofoblas akan mengeluarkan
hormon HCG dan terjadi peningkatan hormon HCG yang dapat menimbulkan
rasa mual dan muntah.
Teori menjelaskan pada pasien mola hidatidosa salah satu tanda dan gejala nya
adalah perdarahan pervaginam, jika perdarahan tidak cepat diatasi maka bisa
menyebabkan kekurang sel darah merah pada pasien dan bisa menyebabkan
anemia hingga syok apabila tidak ditindak lanjuti dengan cepat.
Teori menjelaskan tanda dan gejalah dari mola hidatidosa adalah penurunan
nafsu makan karena mual dan muntah. Ini diakibatkan karena terjadinya
peningkatan sel trofoblass dalam tubuh, sel trofoblas akan mengeluarkan
hormon HCG dan terjadi peningkatan hormon HCG yang dapat menimbulkan
rasa mual dan muntah.
Perbedaan antara diagnosa yang ditemukan Ny. A dan Ny. Y adalah pada Ny.
Y ditemukan diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, sementara pada Ny. A tidak ditemukan diagnosa ansietas. Ketidak
efektifan perfusi jaringan perifer tidak ditemukan pada Ny. A sedangkan pada
Ny. Y didapatkan data yang menunjang untuk tegak nya diagnosa
ketidakefektifan perusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai O2 ke sel
dan jaringan berkurang.
3. Rencana Keperawatan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan penerapan asuhan
keperawatan Ny. A dan Ny. Y sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan.
Perencanaan keperawatan telah disusun sesuai dengan teori Bulecheck, G. M.,
Butcher, H. K., Dochterman, J. M., dan Wagner, C. (2013) dalam Nursing
Interventions Classification (NIC) Sixth Edition, sebagai berikut:
Dalam penelitian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada
penyusunan rencana tindakan dalam memperiotaskan masalah, merumuskan
masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan.
nyeri sudah berkurang, badan masih terasa letih, Ny. A mengatakan ada
melakukan teknik nafas dalam unutk mengatasi nyeri sementara Ny. A
tampak tidak meringis lagi, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 x/i,
pernafasan 18 x/i, suhu 36,8 °C
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.
Niersing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Macomedia
Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.
Niersing Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Macomedia
Saifuddin, Abdul Bari dan Gulardi Hanifa Wiknjosastro. 2009. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Edisi 1. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, Abdul Bari dan Trijatmo Rachimhadhi. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saryono & Mekar Dewi Anggraeni. 2016. Mettodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Sukarni, I. 2014. Patologi kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus resiko tinggi
Yogyakarta : Nuha Medika
Taber, B. 2008. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
1 Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 52 tahun / 14 Agustus 1965
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
2 Suami
Nama : Tn. B
Umur : 56 tahun / 23 januari 1961
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat : Tn. B ( Suami )
yang mudah dihubungi
4 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
2) Riwayat persalinan
4) Makan / minum
Makan
Sehat : pasien mengatakan 3 x sehari dengan posri yang cukup lengkap
dengan sayur dan lauknya
Sakit : pasien mengatakan selama di rawat nafsu makan karena terasa mual
dan muntah
Minum
9 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) Tekanan darah : 120/80 mmHg
3) Suhu : 36,6 oC
4) Nadi : 84 x/menit
5) Pernafasan : 20 x/menit
6) BB : 56 Kg
7) TB : 157 Cm
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar kantus
mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran
Keluhan : tidak ada
d. Muka
1) Mata
Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya positif, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, reflek pupil positif, isokor.
2) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada,
penciuman normal
e. Leher
bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Keluhan : tidak ada
f. Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan kanan,
retraksi dinding dada tidak ada
Palpasi : fremitus kiri kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictis cordis teraba di RIC V midklafikula
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
Keluhan : tidak ada
g. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit
jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan,
papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara
Keluhan : tidak ada
h. Abdomen
Inspeksi : tidak ada line alba/nigra
Auskultasi : bising usus 13x/i
Palapasi : tidak teraba bagian janin, perut terasa lembek, hepar dan limpa
tidak teraba, ada nyeri tekan
Perkusi : thympani
Keluhan : nyeri tekan
i. Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada edema pada kedua tangan, CRT < 2 detik,
terpasang infus sebelah kiri dengan cairan NaCl 0,9 % 20 tts/menit
Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki
Kekuatan otot
555 / 555
555 / 555
Keluhan : tidak ada
j. Genitalia
1) Kebersihan
tampak kotor
2) Pengeluaran pervaginam
10 Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 8,3 g/dL 12-16
Leukosit 12.540 /mm3 5.000-10000
05 Juni 2017
Trombosit 42.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 56 % 37-43
Hemoglobin 9,5 g/dL 12-16
Leukosit 7.240 /mm3 5.000-10000
07 Juni 2017
Trombosit 78.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 39 % 37-43
NIM :143110251
ANALISIS DATA
No. MR : 96.90.63
N
Data Penyebab Masalah
O
1 DS : hipovolemia Resiko syok
1. Klien mengatakan badan
terasa lemah
2. Klien mengatakan sudah
6 hari keluar darah drai
kemaluan
DO :
1. Wajah klien tampak
pucat
2. Klien tampak lemah
3. Turgor kulit tidak elastis
4. Mukosa bibir kering
5. Hb : 8,3 gr/dl
6. Hematokrit : 56%
Tekanan darah : 120/80
mmHg
2 DS : Proses penjalaran Nyeri akut
1. Pasien mengatakan penyakit
perut bagian bawah
terasa nyeri
2. Nyeri seperti ditusuk-
tusuk
3. Nyeri bertambah jika
melakukan aktifitas
DO :
1. Klien tampak meringis
2. Ada nyeri tekan di perut
3. Klien tampak berhati-
hati saat beregerak
No. MR : 96.90.63
2017 2017
No. MR : 96.90.63
N Rencana Keperawatan
Diagnosis Keperawatan
o NOC NIC
1 Resiko Syok Sesetelah dilakukan asuhan keperawatan a. Pencegahan syok
berhubungan dengan diharapkan pasien terhindar dari risiko 1. Monitor adanya respon kompensasi awal
hipovolemia syok dengan kriteria hasil : syok
a. Keparahan syok : hipovolemik 2. Monitor kemungkinan penyebab
1. Tidak ada penurunan nadi hilangnya cairan (misalnya drainase
2. Tidak ada penurunan tekanan darah nasogastrik, muntah, hematemesis,
3. Tidak ada nyeri dada hematokesia)
4. Tidak ada pucat 3. Monitor status sirkulasi
5. Tidak pernafasan dangkal 4. Monitor terhadap tanda dan gejala asites
6. Tidak ada akral dingin dan nyeri abdomen
7. Tidak ada penurunan tingkat kesadaran 5. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai
kebutuhan
b. Keparahan kehilangan darah 6. Berikan PRC, FFP atau platelet sesuai
1. Tidak ada kehilangan darah dari anus kebutuhan
2. Tidak ada hematemesis 7. Anjurkan pasien dan keluarga
3. Tidak ada hemoptysis mengetahui tanda/gejala syok
4. Tidak ada kulit dan merman mukosa yang 8. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai
pucat langlah-langkah timbulnya syok
5. Tidak ada kecemasan
c.
Pemberian produk darah
1.
Kaji riwayat transfusi
2.
Cek kembali produk darah
3.
Cek kembali pasien dengan benar dan
kecocokan dengan produk darah
4. Monitor area IV terkait phlebitis dan
infeksi
5. Intruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala terhadap tranfusi
6. Monitor reaksi transfusi
Berikan saline setelah tranfusi
2 Nyeri akut setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
berhubungan dengan paseien mampu mengontorl nyeri 8. Lakukan pengkajian nyeri secara
perdarahan, proses dengan kriteria hasil : komprehensif yang meliputi lokasi,
perjalanan penyakit 5. Nyeri terkontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
6. Mampu memutuskan tindakan kualitas, dan berat nya nyeri
untuk memberikan kenyaman 9. Pastikan perawatan analgetik bagi
7. Mampu menerima infomasi yang pasien dilakukan dengan
No. MR : 96.90.63
Hari /
Tanda
tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Tangan
/ jam
Senin / Resiko syok Hari pertama 05 Juni 2017 Jam 17.00 WIB
berhubungan dengan S
05 Juni
hipovolemia 1. Monitor kemungkinan penyebab - Pasien mengatakan badan terasa
2017 / hilangnya cairan (misal perdarahan, lemah
muntah) - Pasien mengatakan masih ada
jam
2. Monitor status sirkulasi keluar darah kemaluan
15.15 3. Pasang dan pertahankan akes IV
sesuai kebutuhan O
WIB
4. memberikan PRC - Pasien tampak lemah
5. monitor reaksi transfusi - Pasien tampka pucat
- Turgor kulit tidak elastis
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
- Perdarahan pervaginam sekitar 40
CC
- Mukosa bibir kering
- TD : 100/80 mmHg, Nadi : 73 x/i
- Hb : 8,3 g/dl
- Ht : 28 %
S:
1. Monitor kemungkinan penyebab - Pasien mengatakan badan
hilangnya cairan (misal perdarahan, masih terasa lemah
muntah) - Pasien mengatakan kepala
2. Monitor status sirkulasi terasa pusing
3. Pasang dan pertahankan akes IV - Pasien mengatakan keluar
sesuai kebutuhan darah dari kemaluan sudah
4. memberikan PRC berkurang
5. monitor reaksi transfusi O:
- Klien tampak lemah
- Klien masih tampak pucat
- Perdarahan pervaginam sekitar
20 CC
- TD : 110/ 90 mmHg, Nadi : 83
x/i, Suhu : 36,8 ° C, pernafasan :
23 x/i
- Hb : 9,5 g/dl
- Hematoktrit : 42 %
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memantau ttv
- Memantau jumlah perdarahan
Hari keempat 08 Juni 2017 - Memantau keadaan umum
pasien
1. Monitor kemungkinan penyebab
hilangnya cairan (misal perdarahan,
muntah) S:
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan masih
3. Pasang dan pertahankan akes IV lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Wajah tidak tegang lagi
- Pasien tampak melakukan teknik
nafas dalam
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
O:
- Pasien seringkali tidak
menghabiskan makanannya ,
makanan yang habis hanya 4-5
sendok saja dari yang disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
- Kolaborasi dengan ahli gizi
S:
Hari ketiga 08 Juni 2017 - Pasien mengatakan masih tidak
1. Memonitor jumlah kalori dan intake nafsu makan
nutrisi - pasien mengeluh mual
2. Monitor adanya penurunan berat - pasien mengatakan kalau makan
badan banyak perut semakin mual
3. Memonitor untuk mual dan muntah O:
4. Monitor turgor kulit - Pasien seringkali tidak
menghabiskan makanannya ,
makanan yang habis hanya 4-5
sendok saja dari yang disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
S:
Hari keempat 09 Juni 2017 - Pasien mengatakan sudah mau
makan tapi sedikit-sedikit
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan munta
S:
- Pasien mengatakan sudah mau
Hari kelima 10 juni 2017 makan tapi sedikit-sedikit
1. Memonitor jumlah kalori dan - pasien mengatan mual sudah
intake berkurang
nutrisi O:
2. Monitor adanya penurunan berat - pasien tampak sudah
badan mengahbiskan ½ dari porsi makan
3. Memonitor untuk mual dan nya
muntah - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya mual dan
muntah
12 Identitas Pasien
Nama : Ny.Y
Umur : 32 tahun / 04 November 1985
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
13 Suami
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat : Tn. S (Suami)
yang mudah dihubungi
15 1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama masuk
Ny.Y masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 06 Juni 2017
pukul 08.40 WIB melalui IGD RSUP DR. M. Djamil Padang dengan
keluhan usia kehamilan sudah 5 bulan namun suara detak jantung janin
tidak ada, dan keluar darah darah vagina sejak usia kehamilan 2 bulan,
diserta nyeri perut bagian bawah.
5) Riwayat persalinan
Pasien mengatakan melahirkan anak pertamanya secara \\seksio sesarea
(sc) dirumah sakit.
20 6. Pemeriksaan Fisik
k. Keadaan umum : Lemah
8) Kesadaran : Compos Mentis
9) Tekanan darah : 100/60 mmHg
10) Suhu : 37,1 oC
m. Telinga
Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar kantus
mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran.
Keluhan : tidak ada
n. Muka
4) Mata
Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya +/+, Konjungtiva anemis +/+,
Sklera Ikterik +/+, reflek pupil +/+, isokor.
5) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada,
penciuman normal
o. Leher
bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Keluhan : tidak ada
p. Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan kanan
q. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit
jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan,
papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara
Keluhan : tidak ada
r. Abdomen
Inspeksi : pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
Pada pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat.
Auskultasi : bising usus 17x/i, bunyi detak jantung janin tidak
Palapasi : tidak teraba pergerakan janin terdapat nyeri tekan, ada, hepar dan
limpa tidak teraba, ada nyeri tekan
Perkusi : thympani
Keluhan : nyeri tekan pada abdomen
s. Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada bekas garukan, tidak ada edema pada kedua
tangan, terdapat ruam pada kulit, CRT < 2 detik, terpasang infus sebelah kiri
dengan cairan NaCl 0,9 % 20 tts/menit
Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki
Kekuatan otot
555 / 555
555 / 555
Keluhan : tidak ada
t. Genitalia
3) Kebersihan
tampak kotor
4) Pengeluaran pervaginam
Pasien mengatakan keluar darah kemaluan sejak usia kehamilan 2 bulan,
bau khas, warna merah kecoklatan
21 7. Data Penunjang
b. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 6,1 g/dL 12-16
Leukosit 11.940 /mm3 5.000-10000
05 Juni 2017
Trombosit 301.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 24 % 37-43
Hemoglobin 8,9 g/dL 12-16
Leukosit 13.650 /mm3 5.000-10000
08 Juni 2017
Trombosit 301.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 27% % 37-43
Hemoglobin 10,5 g/dL 12-16
10 Juni 2017 Leukosit 7.550 /mm3 5.000-10000
Trombosit 180.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 35 % 37-43
NIM :143110251
ANALISIS DATA
No. MR : 96.95.54
N
Data Penyebab Masalah
O
1 DS : Hipovolemi Resiko syok
1. Klien mengatakan badan
terasa lemah
2. Klien mengatakan
perdarahan pervaginam
masih banyak
DO :
1. Wajah klien tampak
pucat
2. Klien tampak lemah
3. Turgor kulit tidak elastis
4. Mukosa bibir kering
7. Hb : 6,1 gr/dl
8. Hematokrit : 24%
9. Tekanan darah : 90/80
mmHg
10. Perdarahan pervaginam
sekitar 70 CC
2 Ketidakefektifan Kurangnya suplai
DS : perfusi jaringan O2 ke sel dan
- Pasien mengatakan tubuh perifer jaringan
terasa lemah
- pasien mengatakan
kadang terasa pusing
DO :
- Pasien tampak lemah
- CRT > 2 dtk
- Hb : 6,1 g/dl
Akral teraba hangat
4 DS : Penurunan Ketodakseimbanga
1. Pasien mengatakan tidak asupan oral n nutrisi kurang
nafsu makan dari kebutuhan
2. Pasien mengatakan mual tubuh
muntah
3. Pasien mengatakan mulut
terasa kebas
4. Pasien mengatakan hanya
mengabiskan ¼ porsi dari
diit yang di berikan rumah
sakit
DO :
1. Pasien tampak mual
muntah
2. Pasien tampak lemah
3. Pasien hanya
menghabiskan ¼ porsi
dari diit yang diberikan
rumah sakit
No. MR : 96.95.54
RENCANA KEPERAWATAN
No. MR : 96.95.54
Rencana Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
NOC NIC
1. Risiko syok berhubungan Sesetelah dilakukan asuhan keperawatan d. Pencegahan syok
dengan hipovolemia diharapkan pasien terhindar dari risiko 9. Monitor adanya respon kompensasi awal
syok dengan kriteria hasil : syok
c. Keparahan syok : hipovolemik 10. Monitor kemungkinan penyebab
8. Tidak ada penurunan nadi hilangnya cairan (misalnya drainase
9. Tidak ada penurunan tekanan darah nasogastrik, muntah, hematemesis,
10. Tidak ada nyeri dada hematokesia)
11. Tidak ada pucat 11. Monitor status sirkulasi
12. Tidak pernafasan dangkal 12. Monitor terhadap tanda dan gejala
13. Tidak ada akral dingin asites dan nyeri abdomen
14. Tidak ada penurunan tingkat
13. Pasang dan pertahankan akes IV
kesadaran sesuai kebutuhan
14. Berikan PRC, FFP atau platelet
d. Keparahan kehilangan darah sesuai kebutuhan
6. Tidak ada kehilangan darah dari anus 15. Anjurkan pasien dan keluarga
7. Tidak ada hematemesis mengetahui tanda/gejala syok
8. Tidak ada hemoptysis 16. Anjurkan pasien dan keluarga
9. Tidak ada kulit dan merman mukosa yang mengenai langlah-langkah timbulnya
pucat syok
No. MR : 96.95.54
Hari /
tanggal / Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
jam
Senin / Resiko Syok berhubungan Hari pertama 06 Juni 2017 Jam 16.00 WIB
dengan hipovolemia S
06 Juni
6. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya - Pasien mengatakan badan terasa
2017 / cairan (misal perdarahan, muntah) lemah
7. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan masih ada keluar
jam
8. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai darah kemaluan
15.15 kebutuhan
9. memberikan PRC O
WIB
10. monitor reaksi transfusi - Pasien tampak lemah
- Pasien tampka pucat
- Turgor kulit tidak elastis
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
- Perdarahan pervaginam sekitar 70 CC
- Mukosa bibir kering
- TD : 90/80 mmHg, Nadi : 79 x/i
- Hb : 6,1 g/dl
- Monitor perdarahan
- Anjurkan makan makanan yang
Hari kedua 07 Juni 2017 kaya vitamin K
- Pasien rencana transfusi PRC 1 kolf
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya
cairan (misal perdarahan, muntah) S:
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan bada masih
3. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai terasa lemah
kebutuhan - Pasien mengatakan masih keluar
4. memberikan PRC darah vagina
5. monitor reaksi transfusi - Pasien mengatakan pusing
O:
- Pasien tampak pucat
- Membran mukosa kering
- Perdarahan pervaginam sekitar 60
CC
- TD : 110/80 mmHg
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memantau TTV
- Monitor perdarahan
- Anjurkan makan makanan yang
kaya vitamin K
- Rencana transfusi PRC
Hari ketiga 08 Juni 2017
S:
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya - Pasien mengatakan badan masih
20 tetes/ menit
- Hb 9,5 gr/dl
- Ht 42 %
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Monitor jumlah perdarahan
- Monitor tanda-tanda vital
- Manganjurkan pasien makan
Hari kelima 10 Juni 2014
makanan yang kaya vitamin K
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya
cairan (misal perdarahan, muntah) S:
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan keluar darah
3. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai dari kemaluan hanya sedikit
kebutuhan - Pasien mengatakan sudah tidak
4. memberikan PRC pusing lagi
5. monitor reaksi transfusi - Badan tidak lemas lagi
- Pasien mengatakan kemaren
malam siap transfusi PRC 1 kolf
O:
- Pasien masih tampak agak sedikit
pucat
- Perdarahan pervaginam sedikit
- TD : 120/80 mmHg, nadi : 98 x/i
pernafasan 18 x/i, suhu : 36,7 °C
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
- Hb (12,3 gr/dl) Ht (41 %)
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
O:
- Pasien seringkali tidak menghabiskan
makanannya , makanan yang habis
hanya 4-5 sendok saja dari yang
disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
diit pasien
disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
Hari keempat 10 Juni 2017
5. Memonitor jumlah kalori dan intake S:
nutrisi - Pasien mengatakan sudah mau makan
6. Monitor adanya penurunan berat badan tapi sedikit-sedikit
7. Memonitor untuk mual dan muntah - pasien masih mengeluh mual jika
8. Monitor turgor kulit makan banyak
O:
- pasien tampak mua makan sedikit
demi sedikit
- Pasien masih tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- TD : 120/80 mmHg,
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan munta
Hari kelima 11 juni 2017
5. Memonitor jumlah kalori dan intake S:
nutrisi - Pasien mengatakan sudah mau makan
6. Monitor adanya penurunan berat badan tapi sedikit-sedikit
7. Memonitor untuk mual dan muntah - pasien mengatan mual sudah
8. Monitor turgor kulit berkurang
O:
- pasien tampak sudah mengahbiskan ½
dari porsi makan nya
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- TD : 120/80 mmHg,