Anda di halaman 1dari 143

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MOLA


HIDATIDOSA DI RUANGAN GYNEKOLOGI-ONKOLOGI
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

LADY PERMATA SARI


NIM: 143110251

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017

1
Poltekkes Kemenkes Padang
2

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MOLA


HIDATIDOSA DI RUANGAN GYNEKOLOGI-ONKOLOGI
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan ke Program Studi D III Keperawatan Politeknik Kesehatan


Kemenkes Padang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan

LADY PERMATA SARI


NIM: 143110251

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


3

Poltekkes Kemenkes Padang


4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tentang “ Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Mola hidatidosa di Ruang Rawat Inap Kebidanan
Gynekologi-Onkologi di RSUP DR. M. Djamil Padang”. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari Ns. Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing
I dan Ns. Zolla Amely Ilda, S.kep, M.Kep selaku dosen pembimbing II yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tanpa bantuan dari Ibu sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementrian Kesehatan RI Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan kementrian Kesehatan RI padang.
3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Padang.
4. Ibu/Bapak Staf Dosen Program Studi Keperawatan Padang Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang yang telah memberikan bekal
ilmu untuk penulis.
5. Pihak RSUP dr .M. Djamil Padang yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang penulis perlukan;
6. Teristimewa kepada papa, mama, uda rendy yang telah memberikan
bantuan, semangat dan mendengarkan keluh kesah selama pembuatan KTI
ini.
7. Spesial untuk sahabat tercinta fisqi, sintya, safda, jiji, yaya yang selama 3
tahun ini bersama, susah senang hingga kita berhasil bersama-sama meraih
gelar Amd.Kep.

Poltekkes Kemenkes Padang


5

8. Spesial kepada Aldo Afmo Septian yang telah menemani, mendengarkan


keluh kesah dan yang selalu memberikan semangat selama pembuatan KTI
ini. Semoga cepat menyusul juga wisuda nya.
9. Terimakasih kepada teman satu pembimbing fisqi dan andri yang telah
banyak membantu dan memberikan semangat dan selalu bersama-sama
melalui pembuatan proposal hingga KTI ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Padang, 19 Juni 2017

Penulis

Poltekkes Kemenkes Padang


6

Poltekkes Kemenkes Padang


7

Poltekkes Kemenkes Padang


8

Poltekkes Kemenkes Padang


9

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017
Lady Permata sari
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Mola hidatidosa di Ruangan
Gynekologi-Onkologi RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017
Isi : xi + 64 Halaman + 8 Lampiran
ABSTRAK
Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan perkembangan dan pertumbuhan
janinnya tidak berkembang sempurna dan dapat menyebabkan keganasan
sehingga menjadi kariokarsinoma. Angka kejadian mola hidatidosa di sumantera
barat pada tahun 2010 ada 100 kejadian. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien mola hidatidosa di ruangan Gynekologi-Onkolgi
RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain studi kasus.
Penelitian dilakukan di IRNA Kebidanan Ruang Gynekologi-Onkologi RSUP Dr.
M Djamil Padang dari tanggal 05 Juni-11 Juni 2017. Populasi semua pasien
dengan mola hidatidosa, sampel diambil 2 partisipan dengan teknik purposive
sampling. Alat dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format
tahapan asuhan keperawatan. Cara pengumpulan data dengan teknik observasi,
pengukuran, wawancara dan studi dokumentasi. Rencana analisis data yang telah
didapatkan akan dinarasikan dan dibandingkan dengan teori sesuai dengan proses
keperawatan.
Hasil pengkajian didapatkan Ny. A dan Ny. Y mengeluh keluar darah kemaluan,
nyeri perut bagian bawah, penurunan nafsu makan karena mual. Diagnosa yang
diangkat kekurangan volume cairan dan elektrolit, nyeri akut, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ansietas. Rencana keperawatan sesuai dengan
NIC meliputi pengontrolan perdarahan, pengontrolan nyeri, pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan cairan. Hasil evaluasi yang didapatkan perubahan pada
pasien Ny. A ditemukan pada hari rawatan ke 5 dan Ny. Y didapatkan perubahan
seperti perdarahan pervaginam berkurang, nafsu makan meningkat pada hari
rawatan ke-5
Disarankan kepada Kepala Ruangan kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang agar
dilaksanakan pelatihan secara berkala kepada petugas ruangan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan mola hidatidosa agar lebih meningkatnya
kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Kata Kunci : Mola hidatidosa, Asuhan Keperawatan
Daftar Pustaka : 26 (2007-2016)

Poltekkes Kemenkes Padang


10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
LEMBAR ORSINILITAS............................................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................... vi
ABSTRAK..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x
DAFTAR SKEMA........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTRAR LAMPIRAN............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6


A. Konsep Mola hidatidosa .................................................................... 6
1. Pengertian Mola hidatidosa.......................................................... 6
2. Etiologi......................................................................................... 7
3. Klasifikasi..................................................................................... 8
4. Manifestasi klinis ......................................................................... 10
5. Patofisiologi ................................................................................. 11
6. WOC............................................................................................. 13
7. Pemeriksaan penunjang ............................................................... 14
8. Penatalaksanaan ........................................................................... 14
9. Pemeriksaan tindak lanjut ............................................................ 16
10. Komplikasi .................................................................................. 16
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kasus Mola hidatidosa.............. 17
1. Pengkajian.................................................................................... 17
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan........................................ 19
3. Perencanaan Keperawatan............................................................ 20
4. Implementasi Keperawatan.......................................................... 28
5. Evaluasi Keperawatan.................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 29


A. Desain Penelitian................................................................................ 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 29
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 29
D. Jenis-jenis Data................................................................................... 30

Poltekkes Kemenkes Padang


11

E. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data............................................. 30


F. Cara Pengumpulan Data..................................................................... 30
G. Prosedur Pengumpulan Data.............................................................. 32
H. Prosedur Penelitian............................................................................. 33
I. Rencana Analisis................................................................................ 35

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS.............................. 36


A. Deskripsi Kasus.................................................................................. 36
B. Pembahasan Kasus............................................................................. 48

BAB V............................................................................................................ 62
A. Kesimpulan......................................................................................... 62
B. Saran................................................................................................... 64

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Poltekkes Kemenkes Padang


12

DAFTAR GAMBAR

2.1 Mola hidatidosa Komplit.......................................................................... 9

2.2 Mola hidatidosa Parsial............................................................................ 10

Poltekkes Kemenkes Padang


13

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 WOC Mola Hidatidosa ................................................................ 13

DAFTAR TABEL

Poltekkes Kemenkes Padang


14

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan Untuk Pasien Mola hidatidosa ............ 20

Tabel 4.1 Pengkajian ..................................................................................... 36

Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan.................................................................. 41

Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan.................................................................. 42

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan............................................................ 44

Tabel 4.8 Evaluasi Keperawatan.................................................................... 46

DAFTAR LAMPIRAN

Poltekkes Kemenkes Padang


15

Lampiran1 : Inform Consent

Lampiran2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran3 : Surat Selesai Melakukan Penelitian

Lampiran4 : Ganchart

Lampiran5 : Jadwal Bimbingan Proposal

Lampiran 6 : Jadwal Bimbingan KTI

Lampiran 7 : Asuhan Keperawatan pada Ny. A

Lampiran 8 : Asuhan Keperawatan pada Ny. Y

BAB 1
PENDAHULUAN

Poltekkes Kemenkes Padang


16

A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat merupakan kehamilan yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan janin secara normal didalam rahim.
Namun ada beberapa keadaan dimana pertumbuhan dan perkembangan
janinnya tidak berkembang dengan baik, apabila terjadi kegagalan
kehamilan tergantung pada tahap dan bentuk gangguannya. Kegagalan ini
bisa berupa abortus, kehamilan ektopik, prematuritas, kehamilan janin
dalam rahim, atau kelainan kongenital. Semuanya merupakan kegagalan
fungsi reproduksi, juga termasuk trofoblas (Martadisoebrata, 2010).

Penyakit trofoblas merupakan penyakit yang mengenai sel-sel trofoblas.


Sel trofoblas banyak ditemukan pada wanita hamil. Sel trofoblas juga
dapat ditemukan diluar kehamilan berupa teratoma dari ovarium, karena
itu penyakit trofoblas dalam kehamilan disebut Gestational Trophoblastic
Disease (Martasdisoebrata, 2010). Penyakit trofoblas, pada hakekatnya
merupakan kegagalan reproduksi. Pada penyakit trofoblas dikenal dengan
nama mola hidatidosa atau hamil anggur (Prawirohardjo, 2010).

Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan yang perkembangan dan


pertumbuhan janinnya tidak berkembang menjadi janin yang sempurna,
melainkan berkembang menjadi keadaan patologik yang terjadi pada
minggu pertama kehamilan. Sel telur yang seharusnya berkembang
menjadi janin justru terhenti perkembangan nya, yang terus berkembang
justru sel-sel trofoblas yaitu berupa degenerasi hidropik dari jonjot korion
sehingga menyerupai gelembung-gelembung berisi cairan, mirip anggur.
Ukuran gelembung ini pun bervariasi. Ada yang berdiameter 1 milimeter
sampai 1-2 sentimeter. Jika dilihat dari mikroskop, ditemukan edema
stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili, dan proliferasi sel-sel
trofoblas ( jumlah sel nya bertambah ) (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Sastrawinarta (2007), faktor resiko dari penyakit mola hidatidosa


ini adalah umur, genetik,status gizi ibu. Mola hidatidosa lebih banyak
ditemukan pada wanita hamil berumur dibawah 20 tahun dan diatas 35
tahun, dan mola hidatidosa juga sering ditemui pada ibu hamil yang
kekurangan protein.

Poltekkes Kemenkes Padang


17

Dampak mola hidatidosa dapat timbul secara fisik maupun psikologis.


Secara fisik mola hidatidosa bisa menyebabkan perdarahan hebat yang
dapat mengakibatkan kekurangan volume cairan hingga syok,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akibat mual
muntah. Jika tidak cepat ditindak lanjuti maka akan sangat berbahaya bagi
kesehatan pasien, karna penyebaran sel sel trofoblas akan semakin cepat
dan meningkat sehingga dapat menyebabkan kanker dan bisa menyebar ke
jaringan/organ lain. Dampak secara psikologis bisa menyebabkan
kesedihan pada keluarga terutama pada ibu dan keluarga yang masih
mengharapakan anak. Serta pada ibu jika dilakukan tindakakn proses
pengangkatan rahim maka ibu tidak bisa hamil kembali. (Mochtar,2010).
Oleh karena itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi dampak
fisik dan psikologis pada pasien mola hidatidosa.

Mengingat dampak dan banyak nya kasus mola hidatidosa perawat


mempunyai peran dalam melakukan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi (Potter & Perry, 2009). Pengkajian
keperawatan, data dapat diperoleh dari riwayat kesehatan, keluhan utama
pasien, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Untuk tindakan
keperawatannya perawat dapat melakukan tindakan secara mandiri dan
kolaborasi. Secara mandiri perawat dapat melakukan teknik non
farmakologi untuk mengatasi nyeri, memberikan penyuluhan tentang mola
hidatidosa, memberikan motivasi kepada ibu. Secara kolaborasi perawat
dapat berkolaborasi dengan tim medis lainnya untuk mengatasi perdarahan
pada pasien mola dengan pemberian obat anti perdarahan, manajemen
cairan untuk mengatasai kekurangan volume cairan, manajemen nutrisi
untuk menjaga keseimbangan nutrisi (Mochtar, 2010).

Riset World Health Organization (WHO) 2010 di negara-negara barat


kasus mola hidatidosa dilaporkan 1:200 atau 2000 kehamilan. Sedangkan
di negara berkembang 1:100 atau 600 kehamilan. Biasanya kasus mola
lebih sering ditemukan pada umur reproduktif (Kemenkes RI, 2010).
Jumlah kejadian komplikasi maternal menurut Riskesdas, 2010 angka

Poltekkes Kemenkes Padang


18

kejadian mola hidatidosa ada di provinsi DKI jakarta (345 kejadian) Jawa
Barat (268 kejadian) Jawa Tengah (182 kejadian) dan Sumatera Barat (100
kejadian).

Hasil penelitian yang dilakukan Damongilala mengenai profil mola


hidatidosa di RSUP Prof. Dr.R.D.Kandou Manado, 2011 diperoleh
sebanyak 39 kasus mola hidatidosa. Kasus mola hidatidosa terbanyak pada
kelompok usia 20-29 tahun dengan jumlah penderita 17 orang (43,6).
Sedangkan berdasarkan data yang diambil dari RSUP dr Kariadi jumlah
pasien mola hidatidosa pada tahun 2007 sebanyak 19 penderita, pada
tahun 2008 terjadi penurunan sebanyak 17 penderita, dan pada tahun 2009
sebanyak 29 penderita. Dari data tersebut setelah dilakukan survei dari
catatan rekam medik sebanyak 10 penderita mola hidatidosa pada tahun
2007, terdapat 60% penderita yang terjadi pada ibu berumur diatas 35
tahun, sebanyak 30% penderita yang terjadi pada umur 20 tahun serta 10
% penderita terjadi pada umur 20 sampai 35 tahun. dari data tersebut 80%
terjadi pada keluarga dengan sosial ekonomi rendah.

Hasil studi pendahuluan awal yang dilakukan oleh penulis di RSUP dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 8 Februari 2017 didapatkan data bahwa setiap
bulan nya ada pasien mola hidatidosa dan ada terjadi peningkatan, pada
bulan Desember 2016 ada sebanyak lima orang pasien. Pada bulan Januari
2017 sebanyak enam orang pasien. Awal bulan Februari 2017 didapatkan
tiga orang pasien dengan mola hidatidosa. Dari data yang didapatkan dua
diantaranya pasien berusia 28 dan 43 tahun di Ruang Rawat Inap
Kebidanan Gynekologi dan Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan ke salah satu pasien, pasien
mengatakan ia baru menyadari bahwa kehamilannya tidak normal di usia
kehamilan 4 bulan. Selama hamil ia sering mengalami mual, pusing yang
berlebihan, disertai dengan nyeri perut dan perdarahan pervaginam.
Selama hamil pasien juga mengatakan tidak ada merasakan perkembangan
janinnya. Saat pengkajian pasien mengatakan selama dirawat di rumah
sakit ia hanya mendapatkan tindakan medis saja, seperti pemberian obat,
dan akan dilakukan tindakan kuretase. Pasien juga mengatakan ia kurang

Poltekkes Kemenkes Padang


19

mengetahui tentang mola hidatidosa, ia juga tidak pernah mendapatkan


informasi tentang penyakit mola hidatidosa dari petugas kesehatan.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik mengadakan


penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan
Mola hidatidosa” di ruangan Rawat Inap Kebidanan Gynekologi dan
Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil
dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017 ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini untuk menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M.
Djamil Padang tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada ibu hamil dengan Mola
hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
b. Mampu mendiskripsikan diagnosis keperawatan pada ibu hamil
dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada ibu hamil
dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
d. Mampu mendiskrpsikan implementasi keperawatan pada ibu hamil
dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2017
e. Mampu mendiskripsikan evaluasi tindakan keperawatan pada ibu
hamil dengan Mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun
2017
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa dan dapat

Poltekkes Kemenkes Padang


20

memberikan masukan bagi penelitian berikutnya untuk menambah


pengetahuan dan data dasar dalam penelitian selanjutnya
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam
meningkatkan penerapan asuhan keperawatan ibu hamil dengan mola
hidatidosa
3. Bagi Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Padang
Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan konstribusi laporan
kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dalam bidang atau
profesi keperawatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Mola hidatidosa
1. Pengertian
Hamil mola adalah suatu kehamilan di mana setelah fertilisasi hasil
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili
koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan
berkembang menjadi lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak
dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti
rangkaian buah anggur (Saifuddin, 2009).

Mola hidatidosa adalah plasenta vili orialis yang berkembang tidak


sempurna dengan gambaran adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler
sehingga menunjukkan berbagai ukuran trofoblas trofoblas profileratif tidak
normal. Mola hidatidosa terdiri dari mola hidatidosa komplit dan mola
hidatidosa parsial, perbedaan antara keduanya adalah berdasarkan
morfologi, gambaran klinik patologi, dan sitogenik (Anwar, 2011).

Mola hidatidosa atau yang disebut juga dengan hamil anggur adalah suatu
bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas (yaitu bagian dari tepi sel telur
yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) atau merupakan suatu hasil
pembuahan yang gagal. Jadi dalam proses kehamilannya mengalami hal
yang berbeda dengan kehamilan normal, dimana hasil pembuahan sel
sperma dan sel telur gagal terbentuk dan berubah menjadi gelembung-
gelembung semakin banyak bahkan bisa berkembang secara cepat. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar HCG (dengan pemeriksaan GM
titrasi) atau dapat dilihat dari hasil laboratorium beta sub unit HGG pada ibu
hamil tinggi. Pemeriksaan USG kandungan akan terlihat keadaan kehamilan
yang kosong tanpa janin dan tampak gambaran seperti badai salju dalam
bahasa medis disebut “snow storm” (Sukarni, 2014).

2. Etiologi

6
PoltekkesKemenkes Padang
7

Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa adalah


pembengkakan vili (degenerasi pada hidrofibik) dan poliferasi trofoblas.
Faktor yang dapat menyebabkan mola hidatidosa antara lain :
a. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan. Spermatozoa memasuki ovum yang telah
kehilangan nukleusnya atau ada serum memasuki ovum tersebut
sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan dalam pembuahan
b. Imunoselektif dari trofoblas, yaitu dengan kematian fetus, pembuluh
darah pada stoma vili menjadi jarang dan stroma vili menjadi sembab
dan akhirnya terjadi hyperplasia sel-sel trofoblast
c. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, dalam masa kehamilan keperluan
zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi
yang rendah maka untuk memenuhi gizi yang diperlukan tubuh kurang
sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan janinnya
d. Paritas tinggi, ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola
hidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi. Secara
genetic yang dapat diidentifikasi dan penggunaan stimulan drulasi
seperti menotropiris (pergonal).
e. Kekurangan protein, protein adalah zat untuk membangun jaringan
bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, rahim. Keperluan
akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan
protein dalam makanan mengakibatkan akan lahir lebih kecil dari
normal.

Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas, infeksi mikroba dapat
mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya mikroba
dalam tubuh manusia tidak selalu akan menimbulkan penyakit. Hal ini
sangat tergantung dari jumlah mikroba yang masuk virulensinya serta daya

tahan tubuh (Mochtar, 2010). Faktor lainnya yang diketahui adalah sosial
ekonomi rendah, keguguran sebelumnya, neoplasma trofoblastik gestasional
sebelumnya, dan usia yang sangat ekstrim pada masa subur. Efek usia yang
sangat jelas terlihat adalah pada wanita yang berusia lebih dari 45 tahun,

Poltekkes Kemenkes Padang


8

ketika frekuensi lesi yang terjadi adalah 10 kali lipat dari pada lesi yang
dapat terjadi pada wanita yang berusi 20-40 tahun (Reeder, 2011).

Menurut Sukarni, 2014 faktor lain yang mempengaruhi wanita untuk


kehamilan mola yaitu berkaitan dengan genetika dan riwayat reproduksi.
Berikut faktor resiko untuk kehamilan mola hidatidosa :

a. Riwayat kehamilan mola hidatidosa sebelumnya


Wanita yang pernah mengalami kehamilan mola hidatidosa memiliki
resiko 2 kali lipat dibandingkan dengan yang belum pernah mengalami
kehamilan mola hidatidosa.
b. Riwayat genetik
Terdapat penelitian yang membuktikan bahwa kehamilan mola
hidatidosa memiliki penyebab genetik terkait dengan mutasi gen
c. Faktor makanan
Asupan rendah karotene dan rendah lemak hewani dikaitkan
peningkatan resiko kehamilan mola hidatidosa sempurna, termasuk juga
kekurangan vitamin A.

3. Klasifikasi
Klasifikasi atau pengelompokan mola hidatidosa menurut Sastrawinata,
2007 :
a. Mola hidatidosa komplet (MHK)
Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio, tali pusat,
atau membrane. Kematian terjadi sebelum berkembangnya sirkulasi
plasenta. Vili korionik berubah menjadi vesikel hidropik yang jernih
yang menggantung bergerombol pada pedikulus kecil, dan memeberi
tampilan seperti seikat anggur. Ukuran vesikel bervariasi, dari yang sulit
dilihat sampai yang berdiameter beberapa sentimeter.
Pada kehamilan normal, trofoblas meluruhkan desidua untuk
menambahkan hasil konsepsi. Hal ini berarti bahwa mola yang sedang
berkembang dapat bepenetrasi ke tempat implantasi. Miometrium dapat
terlibat, begitu pula dengan vena walaupun jarang terjadi ruptur uterus
dengan perdarahan massif merupakan salah satu akibat yang dapat
terjadi.
Secara sitogenik umumnya bersifat diploid 46XX, sebagai hasil
pembuahan satu ovum, tidak berinti atau intinya tidak aktif, dibuahi oleh

Poltekkes Kemenkes Padang


9

sperma yang mengandung 23X kromosom, yang kemudian mengadakan


duplikasi menjadi 46XX. Jadi, umunya MHK bersifat homozigot, wanita
dan berasal dari bapak (Andogenetik ). ( gambar 2.1 )

Gambar 2.1 Mola Hidatidosa Komplit

Kadang pembuahan terjadi oleh dua buah sperma 23X dan 23Y
(dispermi)
sehingga terjadi 46XX atau 46 XY. Disini, MKH bersifat heterozigot,
tetapi tetap androgenetik dan bisa terjadi, walaupun sangat jarang
terjadi hamil kembar dizigotik, yang terdiri dari satu bayi normal dan
satu lagi MHK.
b. Mola hidatidosa parsial (MHP)
Tanda-tanda adanya suatu embrio, kantong janin, atau kantong amnion
dapat ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8 atau ke-9.
Hiperplasia trofoblas hanya terjadi pada lapisan sinsitotrofoblas tunggal
dan tidak menyebar luas dibandingkan dengan mola komplet. Kariotip
umunya adalah triploid sebagai hasil pembuahan satu ovum oleh dua
sperma (dispermi).Bisa berupa 69 XXX, 69 XXY, atau 69 XYY.
Pada MHP, embrio biasanya mati sebelum trimester pertama. Walaupun
pernah dilaporkan adanya MHP dengan bayi aterm. Secara histologi,
membedakan antara mola parsial dan keguguran laten merupakan hal
yang sulit dilakukan. Hal ini memiliki signifikan klinis karena
walaupun resiko ibu untuk menderita koriokarsinoma dari mola parsial
hanya sedikit, tetapi pemeriksaan tindak lanjut tetap menjadi hal yang
sangat penting. Seperti pada MHK, tetapi disini masih ditemukan
embrio yang biasanya mati pada masa dini. Degenerasi hidropik dan
vili bersifat setempat, dan yang mengalami hiperplasi hanya sinsito
trofoblas saja. Gambaran yang khas adalah crinkling atau scalloping
dari vili dan stromal trophoblastic inclusions( gambar 2.2 )

Poltekkes Kemenkes Padang


10

Gambar 2.2 Mola hidatidosa Parsial

4. Manifestasi Klinis
Menurut Winknjosastro, 2007 gejala mola tidak berbeda dengan kehamilan
biasa, yaitu mual, muntah, pusing dan lain-lain, hanya saja derajat
keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya, perkembangannya lebih cepat,
sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari pada umur kehamilan.
Ada pula kasus kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar walau
jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan
trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya
dying mole.
Pada pasien mola biasa nya akan terjadi :
a. Nyeri/kram perut
b. Muka pucat/keuning-kuningan
c. Perdarahan tidak teratur
d. Keluar jaringan mola
e. Keluar secret pervaginam
f. Muntah-muntah
g. Pembesaran uterus dan uterus lembek
h. Balotemen tidak teraba
i. Fundus uteri lebih tinggi dari kehamilan normal
j. Gerakan janin tidak terasa
k. Terdengar bunyi dan bising yang khas
l. Penurunan berat badan yang khas

5. Patofistologi
Jonjot-jonjot tumbuh berganda dan mengandung cairan merupakan kista-
kista anggur, biasanya didalamnya tidak berisi embrio. Secara
histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta
dengan bayi normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola adalah: satu
janin tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola
besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai berdiameter lebih dari 1
cm. Mola parliasis adalah bila dijumpai janin dan gelembung-gelembung
mola.
Secara mikroskopik terlihat :

Poltekkes Kemenkes Padang


11

a. Proliferasi dan trofoblas


b. Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban
c. Terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.
Sel-sel langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dan
adanya sel sinsial giantik. Pada kasus mola banyak kita jumpai
ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih ( 25-
60%). Kista lutein akan berangsur-angsur mengecil dan kemudian
hilang setelah mola hidatidosa sembuh (Mochtar, 2010).

Sel telur seharusnya berkembang menjadi janini justru terhenti


perkembangannya karena tidak ada buah kehamilan atau degenerasi
sistem aliran darah terhadap kehamilan pada usia 3-4 minggu. Pada
fase ini sel seharusnya mengalami nidasi tetapi karena adanya
poliferasi dari trofoblas atau pembengkakan vili atau degenerasi
hidrifilik dari stroma vili dan hilangnya pembuluh darah stroma vili
maka nidasi tidak terjadi. Selain itu sel trofoblas juga mengeluarkan
hormon HCG yang akan mengeluarkan rasa mual dan muntah. Pada
mola hidatidosa juga terjadi perdarahan pervaginam, ini dikarenakan
poliferasi trofoblas yang berlebihan, pengeluaran darah ini kadang
disertai juga dengan gelembuung vilus yang dapat memastikan
dignosis mola hidatidosa (Purwaningsih,2010)

Poltekkes Kemenkes Padang


12

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Purwaningsih, 2010 ada beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan pada pasien mola hidatidosa dengan
1. HCG : nilai HCG meningkat dari normal nya.
Nilai HCG normal pada ibu hamil dalam berbagai tingkatan usia
kehamilan berdasarkan haid terakhir :
a. 3 minggu : 5-50 mlU/ml
b. 4 minggu : 5-426 mlU/ml
c. 5 minggu : 18-7,340 mlU/ml
d. 6 minggu : 1.080-56,500 mlU/ml
e. 7-8 minggu : 7,650-229,000 mlU/ml
f. 9-12 minggu : 25,700-288,000 mlU/ml
g. 13-16 minggu : 13,300-254,000 mlU/ml
h. 17-24 minggu : 4,060-165,400 mlU/ml
i. 25-40 minggu : 3,640-117,000 mlU/ml
j. Tidak hamil : <5.0 mlU/ml
k. Post-menopause : < 9.5 mlU/ml
2. Pemeriksaan rontgen : Tidak ditemukan kerangka bayi
3. Pemeriksaan USG : Tidak ada gambaran janin dan denyu
jantung janin
4. Uji sonde : Pada hamil mola, sonde mudah masuk,
sedangkan pada kehamilan biasa, ada tahanan dari janin.

7. Penatalaksanaan
Karena mola hidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dan tidak jarang
disertai penyulit yang membahayakan jiwa, pada prinsipnya harus segera
dikeluarkan.
Terapi mola hidatidosa terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Perbaikan keadaan umum
Adalah transfusi darah untuk mengatasi syok hipovolemik atau anemi,
pengobatan terhadap penyulit, seperti pre eklampsi berat atau
tirotoksikosis.
Perbaikan keadaan umum pada pasien mola hidatidosa, yaitu :
1) Koreksi dehidrasi

Poltekkes Kemenkes Padang


13

2) Transfusi darah bila ada anemia ( Hb 8 ggr % atau kurang )


3) Bila ada gejala pre eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati
sesuai dengan protokol penangan dibagian obstetrik dan
gynekologi
4) Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsultasikan ke bagian
penyakit dalam.
b. Pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretase dan histerektomi
1) Kuretase pada pasien mola hidatidosa :
a) Dilakukan setelah pemeriksaan persiapan selesai (pemeriksaan
darah rutin, kadar beta HCG dan foto toraks) kecuali bila
jaringan mola sudah keluar spontan
b) Bila kanalis servikalis belum terbuka maka dilakukan
pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam
kemudian
c) Sebelum melakukan kuretase, sediakan darah 500 cc dan
pasang infuse dengan tetasan oksitosin 10 IU dalam 500 cc
dektrose 5%.
d) Kuretase dilakukan 2 kali dengan interval minimal 1 minggu
e) Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium PA
2) Histerektomi. Syarat melakukan histerektomi adalah :
Tindakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur
dan cukup mempunyai anak. Alasan untuk melakukan histerektomi
adalah karena umur tua dan paritas tinggi merupan faktor
predisposisi untuk terjadinya keganasan. Batasan yang dipakai
adalah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga (Saifuddin, 2011).
c. Evakuasi
Pada umumnya evakuasi jaringan mola dilakukan dengan kuret
vakum, kemudian sisanya dibersihkan dengan kuret tajam.Tindakan
kuret hanya dilakukan satu kali.Kuret ulangan dilakukan hanya bila
ada indikasi (Martaadisoebrata, 2007). Segerakan lakukan evakuasi
jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NS atau RL dengan kecepatan 40-
60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan
hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara
cepat) (Saifuddin, 2014).
8. Pemeriksaan Tindak Lanjut

Poltekkes Kemenkes Padang


14

Menurut Sujiyatini, 2009 pemeriksaan tindak lanjut pada pasien mola


hidatidosa meliputi :
a. Lama pengawasan 1-2 tahun
b. Selama pengawasan, pasien dianjurkan untuk memakasi alat
kontrasepsi kondom, pil kombinasi atau diafragma. Pemeriksaan fisik
dilakukan setiap kali pasien datang untuk kontrol
c. Pemeriksaan kadar beta HCG dilakukan setiap minggu sampai
ditemukan kadarnya yang normal 3 kali berturut-turut
d. Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai ditemukan
kadarnya yang normal 6 kali berturut-turut
e. Bila telah terjadi remisi spontan (kadar beta HCG, pemeriksaan fisik,
dan foto toraks semuanya normal) setelah 1 tahun maka pasien tersebut
dapat berhenti menggunakan kontrasepsi dan dapat hamil kembali
f. Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat dan
pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda-tanda metastasis
maka pasien harus dievaluasi dan dimulai pemberian kemoterapi.

9. Komplikasi
a. Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong dapat
akibat fatal
b. Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
c. Infeksi sekunder
d. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan
e. Menjadi ganas (PTG) pada kira-kira 18-20% kasus, akan menjadi mola
destruens atau kariokarsinoma. (Mochtar, 2010).

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kasus Mola hidatidosa


1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Seperti : nama, umur, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, alamat
b) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan nyeri atau kram perut
disertai dengan perdarahan pervaginam, keluar secret pervaginam,
muntah-muntah
2. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya keluhan pasien akan mengalami perdarahan pervaginam
diluar siklus haidnya, terjadi pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan
3. Riwayat kesehatan dahulu

Poltekkes Kemenkes Padang


15

Kaji jumlah paritas ibu, paritas lebih dari 3 perlu diwaspadai karena
semakin banyak anak keadaan rahim ibu akan semakin melemah.
ibu multipara cenderung beresiko terjadinya kehamilan mola
hidatidosa karena trauma kelahiran.
4. Status obstetri ginekologi

a. Usia saat hamil , sering terjadi pada usia produktif 25 – 45


tahun, berdampak bagi psikososial, terutama keluarga yang
masih mengharapkan anak.
b. Riwayat persalinan yang lalu, Apakah klien melakukan proses
persalinan di petugas kesehatan atau di dukun, melakukan
persalinan secara normal atau operasi.
c. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD.
d. Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang
menyengat. Kemungkinan adanya infeksi.
2. Riwayat kesehatan keluarga
Hal yang perlu dikaji kesehatan suami, apakah suami mengalami
infeksi system urogenetalia, dapat menular pada istri dan dapat
mengakibatkan infeksi pada celvix.

a) Pola aktivitas sehari – hari


1. Pola nutrisi
Biasanya pada klien mola hidatidosa terjadi penurunan nafsu
makan, karena pasien biasanya akan mengalami mual dan muntah
akibat peningkatan kadar hCG dalam tubuh.
2. Eliminasi
Biasanya pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap
konstipasi itu diakibatkan karena penurunan peristaltik usus,
imobilisasi, obat nyeri, adanya intake makanan dan cairan yang
kurang. Sehingga tidak ada rangsangan dalam pengeluaran feces.
Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun <
1500ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.

3. Personal hygiene

Poltekkes Kemenkes Padang


16

Biasanya akibat banyak nya perdarahan yang dialami pasien akan


mengalami kelemahan fisik, pasien akan mengalami pusing dan
dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut mlakukan aktivitas,
karena kemungkinan akan timbul nya nyeri, sehingga dalam
personal hygiene tergantung pada orang lain.

4. Pola aktivitas (istirahat tidur)


Biasanya terjadi gangguan istirahat, nyeri akibat luka post op atau
setelah kuratese

b) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Biasanya keadaan umum kllien akan tampak pucat, lemah, lesu,
dan tampak mual atau muntah
2. Pemeriksaan kepala dan leher
Biasanya muka dan mata pucat, conjungtiva anemis

3. Pemeriksaan leher dan thorak


Tanda-tanda mola hidatidosa tidak dapat di identifikasikan melalui
leher dan thorax

4. Pemeriksaan abdomen
Biasanya hampir 50 % pasien mola hidatidosa uterus lebih besar
dari yang diperkirakan dari lama nya amenore.Pada 25% pasien
uterus lebih kecil dari yang diperkirakan.Bunyi jantung janin tidak
ada. (Prawirohardjo, 2010)

5. Pemeriksaan genetalia
Biasanya sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan
genetalia eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan pervaginam.

6. Pemeriksaan ekstremitas

Poltekkes Kemenkes Padang


17

Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akral


dingin akibat syok serta tanda-tanda cyanosis perifer pada tangan
dan kaki.

c) Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan HCG
2. Pemeriksaan USG
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam
2. Nyeri berhubungan dengan perdarahan, proses penjalaran penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual
sekunder akibat peningkatan kadar HCG
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai darah ke otak dan suplai nutrisi ke jaringan
5. Resiko infeksi
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan fungsi peran
(Nanda, 2017).

Poltekkes Kemenkes Padang


3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015-2017), NIC-NOC (2016)

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kekurangan volume NOC:Setelah dilakukan Manajemen cairan
cairan berhubungan tindakan 1. Jaga intake atau asupan yang akurat dengan catat output
dengan perdarahan keperawatan, pasien
pervaginam pasien 2. Monitor status hidrasi ( misalnya, membran mukosa
menunjukkan lembab,denyut nadi adekuat)
Defenisi : penurunan keseimbangan 3. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi
cairan intravaskuler, cairan dengan cairan ( misalnya penurunan hematokrit )
intertisial, dan atau kriteria hasil : 4. Monitor tanda-tanda vital pasien
intarselular. Ini mengacu 1. Tekanan darah 5. Monitor makanan atau cairan yang dikonsumsi dan hitung
pada dehidrasi, kehilangan dalam rentang asupan kalori harian
cairan saja tanpa normal ( 110-130 6. Berikan terapi IV
perubahan kadar natrium mmHg) 7. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam
2. Keseimbangan pemberian makan dengan baik
Batasan karakteristik : intake dan output Pencegahan perdarahan
1) Kelemahan dalam 24 jam tidak 1. Catat nilai hemoglobin dan hemtokrit sebelum dan setelah
2) Kulit kering terganggu pasien kehilangan darah sesuai indikasi
3) Membran mukosa 3. Hematokrit dalam 2. Monitor tanda dan gejala perdarahan menetap ( contoh :
kering rentang normal cek smua sekresi darah yang terlihat jelas maupun yang
4) Peningkatan ( 37-43%) tersembunyi )
hematokrit 4. Turgor kulit baik 3. Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin
5) Penurunan tekanan 5. Membran mukosa time (PT), Partial Thromboplastin Time (PTT), fibrinogen,
darah lembab degradasi fibrin, dan trombosit hitung dengan cepat.
6) Penurunan turgor 4. Monitor tanda-tanda vital
kulit 5. Pertahankan agar pasien tetap tirah baring jika terjadi
perdarahan aktif

6
PoltekkesKemenkes Padang
19

6. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang


kaya vitamin K

Nyeri akut berhubungan NOC : setelah dilakukan Manajemen nyeri


dengan perdarahan, tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang
proses perjalanan keperawatan meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
penyakit paseien mampu dan berat nya nyeri
mengontorl nyeri 2. Pastikan perawatan analgetik bagi pasien dilakukan
Defenisi : pengalaman dengan kriteria dengan pemantauan yang ketat
sensori dan emosional hasil : 3. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
tidak menyenangkan yang 1. Nyeri terkontrol 4. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
muncul akibat kerusakan 2. Mampu berapa lama nyeri akan dirasakan, mengantisipasi dari
jaringan aktual atau memutuskan ketidaknyamanan akibat prosedur
potensial atau yang tindakan untuk 5. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
digambarkan sebagai memberikan 6. Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam
kerusakan ; awitan yang kenyaman ( misalnya, farmakologi, non farmakologi, interpersonal )
tiba-tiba atau lambat dari 3. Mampu menerima untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai dengan
intensitas ringan hingga infomasi yang kebutuhan
berat dengan akhir yang disediakan ntuk 7. Evaluasi ke efektifan dari tindakan pengontorl nyeri yang
dapat diantisipasi atau mengurangi nyeri dipakai selama pengkajian nyeri yang dilakukan
diprediksi 4. Mampu mengambil
tindakan untuk
Batasan Karakteristik : mengurangi nyeri
1) Kspresi wajah
nyeri ( mis, mata
kurang bercahaya,
meringis )
2) Fokus pada diri
sendiri

i
20

3) Keluhan tentang
intensitas
menggunakan
standar skala nyeri
( mis, skala Wong-
Baker FACES )
4) Keluhan tentang
karakteristik nyeri
dengan
menggunakan
standar instrumen
nyeri
5) Laporan tentang
perilaku
nyeri/perubahan
aktivitas
6) Mengekspresikan
prilaku ( mis,
gelisah, merengek,
menangis,waspada
)
7) Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
8) Sikap melindungi
area nyeri.
Ketidakseimbangan NOC:Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari tindakan 1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
kebutuhan tubuh keperawatan, untuk memenuhi persyaratan gizi

i
21

berhubungan dengan pasien mampu 2) Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut
penurunan asupan oral, menunjukkan sebelum makan
mual sekunder akibat keseimbangan 3) Monitor kalori dan asupan makanan
peningkatan kadar hCG nutrisi tidak 4) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan
terganggu dengan berat badan
kriteria hasil : 5) Berikan arahan bila diperlukan
1. Nafsu Makan :
Definisi: Indikator : Monitor Nutrisi
Asupan nutrisi tidak a. Keinginan untuk 1. Timbang berat badan pasien
cukup untuk memenuhi makan tidak 2. Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan
kebutuhan metabolik. terganggu 3. Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
Batasan Karakteristik: b. Rangsangan untuk 4. Monitor tugor kulit dan mobilitas
a) Bising usus hiperaktif makan tidak 5. Monitor adanya mual muntah
b) Cepat kenyang terganggu 6. Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan jaringan
setelah makan 2. Status Nutrisi : konjungtiva yang kering
c) Kurang informasi Asupan makanan 7. Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
d) Kurang minat pada & cairan
makanan Indikator :
e) Membran mukosa a. Asupan
pucat makanan
f) Nyeri andomen secara oral
g) Penurunan berat tidak terganggu
badan dengan asupan b. Asupan cairan
makanan adekuat secara oral
tidak terganggu

Intoleransi aktivitas NOC:Setelah dilakukan Peningkatan mekanika tubuh


berhubungan dengan tindakan 1. Kaji komitmen pasien untuk berjalan dan menggunakan
ketidakseimbangan keperawatan, postur tubuh yang benar

i
22

antara suplai darah ke pasien mampu 2. Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi yang sama
otak dan suplai nutrisi menunjukkan dalam jangka waktu yang lama
ke jaringan toleransi terhadap 3. Instruksikan pasien untuk menggerakakn kaki terlebih dahulu
aktivitas dengan kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri
Defenisi : kriteria hasil : 4. Edukasi pasien/kelurga tentang frekuensi dan jumlah
Ketidakcakupan energi 1. Frekuennsi pengulangan dari setiap latihan
psikologis atau fisiologis nadi saat
untuk mempertahankan beraktivitas Piningkatan Latihan
atau menyelesaikan tidak terganggu 1. Gali hambatan untuk melakukan latihan
aktivitas kehidupan (80-100 2. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan atau kebutuhan
sehari-hari yang harus kali/menit) untuk melakukan latihan
atau yang ingin dilakukan 2. Tekanan darah 3. Dukung individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
sistolik dalam 4. Lakukan latihan bersama individu, jika diperlukan
Batasan Karakteristik beraktivitas 5. Libatkan keluarga/orang yang memberikan perawatan dalam
1) Dispnea setelah tidak terganggu merencanakan dan meningkatkan program latihan
beraktivitas (110-140 6. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi, dan intensitas
2) Ketidaknyamanan mmHg) prodram latihan yang diinginkan
setelah beraktivitas 3. Tekanan darah 7. Monitor respon individu terhadaap program latihan
3) Keletihan diastolik dalam 8. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang dilakukan
4) Respon tekanan darah beraktivitas individu
abnormal terhadap tidak terganggu
aktivitas (75-85 mmHg)
4. Frekuensi
pernapasan
ketika
beraktivitas
tidak terganggu
(12-20
kali/menit)

i
23

Risiko infeksi NOC:Setelah dilakukan Kontrol infeksi


tindakan 1. Cucitangansetiapsebelumdansesudahtindakankeperawata
Definisi: Rentan keperawatan, n
mengalami invasi dan pasien mampu 2. Tingkatkan intake nutrisi
multiplikasi organisme mengontrol 3. Monitor tandadangejalainfeksisistemikdan lokal
patogenik yang dapat infeksi , dengan 4. Inspeksikulitdanmembranemukosaterhadapkemerahan,
mengganggu kesehatan. kriteria hasil : panas, drainase
1. Mampu 5. Monitor adanyaluka
mengidentifikasi 6. Dorongmasukancairan
faktor risiko 7. Dorongistirahat
infeksi 8. Ajarkanpasiendankeluargatandadangejalainfeksi
2. Mengetahui
konsekuensi
terkait infeksi
3. Mampu
mengidentifikasi
tanda dan gejala
infeksi
4. Mempu
menunjukan
mencuci tangan
untuk
pencegahan
infeksi
5. Tidak ada
kemerahan
6. Tidak ada
demam

i
24

7. Tidak ada
hipotermia
8. Tidak ada
kestabilan suhu
9. Tidak ada
kehilangan nafsu
makan
10. Tidak ada
malaise

Ansietas berhubungan NOC:Setelah dilakukan Terapi Relaksasi :


dengan perubahan tindakan 1. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi dimasa lalu yang
fungsi peran keperawatan, sudah memberikan manfaat
Definisi :Perasaan tidak pasien 2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang
nyaman atau kekhawatiran menunjukkan dipilih
yang samar disertai respon cemas berkurang 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan
autonom (sumber sering dengan tanda- lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, jika
kali tidak spesifik atau tanda vital dalam memungkinkan
tidak diketahui oleh rentang normal 4. Dapatkan perilaku yang menunjukan terjadinya relaksasi,
individu) perasaan takut dengan kriteria misalnya bernapas dalam, menguap, pernapasan perut, atau
yang disebabkan oleh hasil : banyangan yang menyenangkan
antisipasi terhadap 5. Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
bahaya. Perasaan ini 1. Suhu tubuh dalam 6. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien
merupakan isyarat rentang normal Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi
kewaspadaan yang 2. Tingkat
memperingatkan bahaya pernapasan dalam
yang akan terjadi dan rentang normal
memampukan individu 3. Tekanan darah

i
25

melakukan tindakan untuk sistolik dalam


menghadapi ancaman rentang normal
4. Tekanan darah
Batasan Karakteristik diastolik dalam
Perilaku rentang normal
1. Penurunan 5. Tekanan nadi
produktivitas dalam rentang
2. Mengekspresikan normal
kekhawatiran akibat 6. Kedalaman
perubahan dalam inspirasi dalam
peristiwa hidup rentang normal
3. Gelisah
4. Insomnia
5. Kontak mata buruk
6. Resah

Afektif
1. Gelisah
2. Distress
3. Ketakutan
4. Perasaan tidak
adekuat
5. Marah
6. Menyesal
7. Perasaan takut
8. Khawatir

Fisiologis
1. Wajah tegang

i
26

2. Peningkatan
keringat
3. Gemetar/tremor
4. Suara bergetar

Sumber : NANDA International, (2015-2017), NIC-NOC (2016)

i
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Perry & Potter (2009) implementasi merupakan tahap keempat dari
proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan. Perencanaan keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis
yang tepat. Tindakan keperawatan diharapkan dapat mencapai tujuan dan
hasil yang diinginkan untuk mendukung dan mengingatkan status kesehatan
klien. Tindakan keperawatan merupakan bentuk penanganan yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan klinis yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil perawatan klien. Proses tindakan
keperawatan memerlukan pengkajian ulang terhadap klien. Saat melakukan
tindakan keperawatan, perawat akan berfokus untuk melakukan tindakan
pencegahan terjadinya perdarahan, atau mengupayakan agar klien tidak
mengalami kekurangan volume cairan. Bisa dilakukan dengan melakukan
transfusi darah, pemenuhan cairan melalu infus. Serta pemantauan tanda-tanda
vital pasien (Purwaningsih, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses kontiniu yang terjadi saat perawat melakukan
kontak dengan pasien. Setelah melaksanakan tindakan keperawatan,
kumpulkan data subjectif dan objektif dari klien, keluarga, dan anggota tim
kesehatan. Selain itu perawat juga dapat meninjau ulang pengetahuan tentang
status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil yang
diharapkan. Proses evaluasi keperawatan dari data yang didapatkan
diharapkan pada pasien mola hidatidosa tidak terjadi lagi perdarahan, klien
tidak anemis, tanda-tanda vital dalam batas normal (Purwaningsih, 2010). Jika
hasil telah terpenuhi, berarti tujuan untuk klien juga telah terpenuhi.
Bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan setelah dilakukan asuhan
keperawatan (Perry & Potter, 2009)

BAB III
METODE PENELITIAN

36 Poltekkes kemenkes Padang


37

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk
studi kasus dimana penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan bagaimana
gambaran asuhan keperawatan pada pasien. Dimulai dengan melakukan
pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan, merumuskan intervensi
keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi
keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil
Padang.

B. Waktu danTempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Kebidanan Gynekologi dan
Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang. Waktu penelitian di mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Juni tahun 2017. (Lampiran 3). Waktu untuk
melakukan studi kasus ada selama 2 minggu dan rencana akan dilakukan pada
bulan Mei.

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono, 2013). Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil
yang mengalami mola hidatidosa pada bulan Desember tahun 2016
sebanyak 5 orang, Januari 2017 sebanyak 6 orang, dan awal Februari tahun
2017 sebanyak 3 orang di RSUP dr. M. Djamil Padang. Maka total
populasi adalah 14 orang.
2. Sampel
Sampel adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi
(Saryono, 2013). Pemilihan partisipan mengacu pada teknik purposive
sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Nursalam, 2013).
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling 2 pasien dengan kriteria inklusi.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi

Poltekkes Kemenkes Padang


38

1) - Partisipan 1 dan keluarga bersedia menjadi responden


- Partisipan 2 dan keluarga bersedia menjadi responden
2) Partisipan 1 dan partisipan 2 dengan masalah mola hidatidosa
3) Pasien yang berdomisili di Kota Padang
4) Partisipan dengan hari rawatan 5 hari
D. Jenis-Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien seperti
pengkajian kepada pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan
pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah,data penunjang (hasil labor dan
diagnostik), dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang akan diperoleh
langsung dari keluarga, rekam medis dan Ruangan Rawat Inap Gynekologi
dan Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang

E. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data


Alat atau instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah format tahapan
proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi. Format yang
akan digunakan adalah format pengkajian Gynekologi dan Onkologi
(Lampiran 4).

F. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi,
dan dokumentasi. Menurut Dinarti, dkk (2009) pelaksanaan dokumentasi
proses keperawatan ada 5 tahap yaitu sebagai berikut :
1. Pengkajian
Bentuk yang umumnya dipakai dalam format pengkajian sebagai berikut:
a. Format tanya jawab
Format tanya jawab biasanya pertanyaan-pertanyaan bersifat umum
(identitas pasien seperti nama, jumlah anggota keluarga, ataupun
riwayat kesehatan seperti penyakit yang pernah diderita), ataupun
yang lebih pribadi (seperti status keuangan, spiritual, seksual). Pola
aktifitas sehari-hari (seperti kebiasaan makan, pekerjaan pasien).
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan dilakukan secara terus menerus selama proses
keperawatan diberikan, sehingga data ini adalah data yang up to date.
Data ini biasa dicatat dalam format tertentu yang disebut dengan
flowsheet. Format flow sheet memungkinkan agar perawat dapat

Poltekkes Kemenkes Padang


39

memantau perubahan kondisi pasien di periode yang berbeda, ditinjau


dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
c. Pengkajian ulang
Pengkajian ulang dilakukan setelah intervensi dilakukan. Pengkajian
ini dapat ditulis pada format catatan keperawatan. (Format terlampir)
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan dapat ditegakkan jika data-data yang telah ada
dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosa keperawatan sebagai
berikut:
a. Analisa data
Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya
(Format Terlampir ). Data pasien diklasifikasikan menjadi dua yaitu
data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang
didapat dari perkataan pasien, biasanya apa yang dikeluhkan dan data
objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan dari hasil
pengamatan dan pemeriksaan fisik.
b. Menegakkan diagnosis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah
PES (problem + etiologi + sympton).
3. Perencanaan keperawatan
Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen menurut NANDA
2015-2017 sebagai berikut:
a. Diagnosis yang diprioritaskan
b. Tujuan dan kriteria hasil
c. Intervensi
(Format Terlampir)
4. Implementasi
Implementasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
b. Diagnosis keperawatan.
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
d. Tanda tangan perawat pelaksana.
(Format terlampir)
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan.
c. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Poltekkes Kemenkes Padang


40

Teknik pengumpulan data menggunakan multi sumber bukti (triangulasi)


artinya teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik
berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Penulis akan menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak (Sugiyono, 2014).
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Melakukan observasi keadaan umum pasien, mengobservasi jumlah
perdarahan pervaginam, mengobservasi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
cairan pasien.
Menurut Susan Stainback dalam buku Sugiyono (2014), menyatakan
bahwa dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif
dalam aktivitas mereka.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Wawancara digunakan apabila penulis ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga
apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam (Sugiyono, 2014). Pertanyaan yang akan ditanyakan saat
dilakukan wawancara fokus terhadap masalah yang diteliti seperti, apakah
ibu sudah pernah mendapatkan informasi tentang mola hidatidosa
Melakukan anamnesa riwayat kehamilan, riwayat antenatal . Wawancara
sebagai salah satu syarat untuk melengkapi pengkajian asuhan
keperawatan, menggali bagaimana keadaan pasien, menggali pengetahuan
pasien tentang penyakitnya.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik responden.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam asuhan keperawatan ini meliputi
pemeriksaan status fisiologi dan pemeriksaan head to toe. Hasil

Poltekkes Kemenkes Padang


41

pemeriksaan yang didapat biasa nya terdapat perdarahan pervaginam,


pembesaran uterus
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar. Dalam penelitian ini mengunakan dokumen dari
rumah sakit dan catatan perkembangan pasien, medical record, hasil USG,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan darah.

H. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Administrasi
Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah :
a. Penulis mengurus perizinan pengambilan data untuk
mendapatkan surat rekomendasi penelitian dari Poltekkes
Kemenkes Padang.
b. Penulis menyerahkan surat rekomendasi untuk mengurus
perizinan untuk pengambilan data penelitian ke RSUP dr. M.
Djamil Padang
c. Mengurus perizinan ke direktur melalui Diklat RSUP dr. M.
Djamil Padang
d. Mengurus perizinan ke Kepala Instalasi Keperawatan Ruang
Ginekologi dan Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang
e. Mengurus perizinan ke Kepala Ruang Gynekologi dan
Onkologi RSUP dr. M.Djamil Padang
f. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang pada pasien
mola hidatidosa. Pemilihan sampel dilakukan dengan
berkoordinasi dengan petugas ruangan dalam menentukan data
sampel
g. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang
tujuan penelitian
h. Responden dan keluarga memberikan persetujuan untuk
dijadikan responden dalam penelitian
i. Responden dan keluarga di berikan kesempatan untuk bertanya
j. Responden / keluarga menandatangani informed consent.
Penulis meminta kontrak waktu kepada responden untuk
melakukan asuhan keperawatan dan pamit.

2. Prosedur Asuhan keperawatan yang dilakukan peneliti adalah:


a. Penulis melakukan pengkajian kepada responden / keluarga
menggunakan metode wawancara observasi dan pemeriksaan fisik

Poltekkes Kemenkes Padang


42

b. Penulis merumuskan diagnosis keperawatan yang muncul pada


responden
c. Penulis membuat perencanaan asuhan keperwatan yang akan
diberikan kepada responden
d. Penulis melakukan tindakan keperawatan pada responden
e. Penulis mengevalusi tindakan keperawatan yang telah dilakukan
pada responden
f. Penulis mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang telah
diberikan pada responden mulai dari melakukan pengkajian sampai
pada evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
g. Penulis melakukan terminasi dengan responden/keluarga.

I. Rencana Analisis
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan
teori keperawatan pada paseien dengan mola hidatidosa . Data yang telah
didapat dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
penegakkan diagnosis, merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan mola
hidatidosa. Analisa yang dilakukan adalah untuk menentukan apakah ada
kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi pasien.

BAB IV
DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus
1. Pengkajian
Ny. A (partisipan I) berumur 52 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 05 Juni 2017 pukul 11.15 WIB melalui Poliklinik

Poltekkes Kemenkes Padang


43

Kebidanan. Peneliti melakukan studi kasus terhadap Ny. A dari tanggal


05-10 Juni 2017, Ny. A dirawat diruang kemuning 4.
Ny. Y (partisipan II) berumur 31 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 06 Juni 2017 pukul 08.40 WIB melalui IGD RSUP
Dr. M. Djamil Padang atas rujukan RS Yarsi. Peneliti melakukan studi
kasus terhadap Ny. Y dari tanggal 06-11 Juni 2017, Ny. Y dirawat diruang
kemuning 3.

Tabel 4.1
Pengkajian

Partisipan 1 Partisipan 2
Identitas pasien Identitas pasien
Ny.A berusia 52 tahun, pendidikan terakhir Ny.Y berusia 31 tahun, pendidikan terakhir
SMU, tidak bekerja, agama islam, alamat : SMU, pekerjaan ibu rumah tangga, agama
Bandes batu kasek pengambiran, Lubuk islam, alamat palapuh RT 002 RW 007 Air
begalung Padang pacah, Koto Tangah Padang
Diagnosa dan Informasi Medik yang Diagnosa dan Informasi Medik yang
Penting Waktu Penting Waktu
Tanggal masuk Ny.A yaitu 05 Juni 2017 Tanggal masuk Ny.Y yaitu 06 Juni 2017
Diagnosa Medik Ny. A yaitu Mola Diagnosa Medik Ny. Y yaitu Mola
hidatidosa invasif hidatidosa invasif

Keluhan utama Keluhan utama


Ny.A masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang Ny.Y masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang
pada tanggal 05 Juni 2017 pukul 11.15 pada tanggal 06Juni 2017 pukul 08.40 WIB
WIB melalui Poliklinik Kebidanan dengan melalui IGD RSUP DR. M. Djamil Padang
keluhan nyeri perut bagian bawah dan dengan keluhan usia kehamilan sudah 5
keluar darah dari kemaluan sejak 6 hari bulan namun suara detak jantung janin tidak
yang lalu. Ny. A mengatakan dalam sehari ada, dan keluar darah darah vagina sejak
mengganti pembalut sebanyak 5 kali. usia kehamilan 2 bulan, diserta nyeri perut
bagian bawah. Ny. Y mengatakan keluar
darah dari kemaluan sedikit-sedikit tapi
terus menerus

Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian pada Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal
tanggal 05 Juni 2017 jam 15.00 WIB, 06 Juni 2017 jam 14.30 WIB, Ny.Y kurang
Ny.A mengatakan nyeri perut bagian nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah
bawah, tidak ada nafsu makan, badan lelah, pasien mengatakan sering mengalami
terasa lemah dan mudah lelah, keluar sakit perut bagaian bawah, menjalar ke ari-
darah dari kemaluan jika banyak ari.
beraktifitas.

Poltekkes Kemenkes Padang


44

Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan dahulu


Ny.A mengatakan belum pernah menderita Ny.Ymengatakan saat masih gadis dulu haid
sakit ini sebelumnya. nya sering tidak teratur, kadang pernah
dalam 1 bulan klien haid 2 kali.
Klien mengatakan pernah dirawat
sebelumnya saat melahirkan anak pertama
karna SC

Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarga


Ny.A mengatakan tidak ada anggota Ny.Y mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang mempunyai sakit seperti ini keluarga yang mengalami sakit yang sama
dan tidak ada dan juga penyakit keturunan dan yang memiliki sakit keturunan seperti
seperti kanker, hipertensi, dibaetes melitus. kanker, hipertensi dan lain-lain.

Riwayat haid/status ginekologi Riwayat haid/status ginekologi


Ny.A mengatakan pertama kali datang haid Ny.Y mengatakan pasien pertama kali
pada berumur 12 tahun, siklus teratur, datang haid umur 14 tahun, siklus tidak
lama nya haid 5-6 hari. haid banyak pada teratur, haid banyak pada hari pertama haid,
hari pertama dan kedua,klien mengatakan warna merah, bau khas, disminorrhe ada
3 kali ganti pembalut dalam sehari saat pada saat hari pertama haid, nyeri masih bisa
haid. warna merah, bau khas, dismenorrhe ditahan, pasien mengatakan pernah dalam 1
ada pada saat hari pertama haid nyeri haid bulan halangan 2 kali.
masih bisa ditahan. Sekarang pasien sudah
mengalami menaupose.

Riwayat obstetri Riwayat obstetri


Ny.A mengatakan hamil pertama pada Ny.Y mengatakan hamil pertama pada umur
umur 23 tahun dan memiliki 4 orang anak, 25 tahun dan memiliki anak 1 orang. Ny.S
selama hamil mengalami siklus yang mengatakan melahirkan anak pertamanya
normal. Ny.A mengatakan melahirkan secara secara seksio sesarea (sc) dirumah
secara normal dan tidak pernah mengalami sakit. Ny.Y mengatakan masa nifas selama 2
keguguran dan persalin ditolong oleh minggu. Anak pertamanya ASI Eklusif dan
bidan. Ny.A mengatakan masa nifas menyusui sampai umur 2 tahun
selama 2 minggu dan menyusui selama 2
tahun.

Data keluarga berencana Data keluarga berencana


Ny.A mengatakan tidak pernah ikut KB Ny.Y mengatakan pernah mengikuti KB
yaitu suntik 3 bulan

Data psikologis Data psikologis


Ny.A mengatakan cemas dengan keadaan Ny.Y mengatakan ia takut tidak bisa
nya dan takut tidak bisa sembuh. sembuh dan tidak bisa hamil kembali,
pasien mengatakan ia dan suami masih
mengharapkan anak

Data spiritual Data spiritual


Ny.A mengatakan menjalankan sholat 5 Ny.Y mengatakan menjalankan sholat 5

Poltekkes Kemenkes Padang


45

kali sehari dan mengaji. Ny.A tampak kali sehari dan mengaji. Ny.Y tampak
melakukan ibadah. melakukan ibadah

Data sosial-ekonomi Data sosial-ekonomi


Ny.A mengatakan berobat menggunakan Ny.Y mengatakan berobat menggunakan
BPJS BPJS

ADL ADL
Dapat menolong diri sendiri : Dapat menolong diri sendiri :
Ny.A mengatakan tidak bisa melakukan Ny.Y mengatakan pasien tidak bisa
aktivitas secara mandiri harus dengan melakukan aktivitas secara mandiri harus
bantuan yang minimum. dengan bantuan yang minimum

Nutrisi : Nutrisi :
Ny.A memiliki kebiasaan makan 3 kali Ny.Y memiliki kebiasaan makan 3 kali
sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + lauk
lauk pauk + sayuran + buah. pola makan pauk + sayuran + buah. pola makan teratur,
teratur, tetapi selama di rawat di rumah tetapi selama di rawat di rumah sakit pasien
sakit nafsu makan klien berkurang, klien hanya menghabiskan seperempat porsi dari
sering tidak menghabiskan diit yang diit yang diberikian oleh rumah sakit.
diberikan. Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali
sehari.
Pola tidur
Pola tidur pasien sebelum sakit tidak Pola tidur
mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± Pola tidur pasien sebelum sakit tidak
10 jam tetapi setelah sakit pasienhanya mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± 8
tidur 6-7 jam sehari jam tetapi setelah sakit pasien mengatkan
sulit tidur karena sakit, klien hanya tidur 4-5
BAB & BAK jam sehari
Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit
lebih5-7 kali sehari, dengan jumlah lebih BAB & BAK
kurang 500 cc, warna normal, saat pasien Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit
sakit BAK 3 kali sehari dengan jumlah lebih5-7 kali sehari, dengan jumlah lebih
kira-kira 400 cc, kebiasaan BAB pasien kurang 500 cc, warna normal, saat pasien
sebelum sakit2 kali sehari, jumlah tidak sakit BAK 3 kali sehari dengan jumlah kira-
dapat ditentukan, warna kuning dengan kira 400 cc, kebiasaan BAB pasien sebelum
konsistensi padat, saat pasien sakit BAB 1 sakit2 kali sehari, jumlah tidak dapat
kali sehari ditentukan, warna kuning dengan
konsistensi padat, saat pasien sakit BAB 1
Personal hygiene : kali sehari
Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok
gigi 2 kali sehari pagi dan malam saat mau Personal Hygiene
tidur, selama di rumah sakit pasien Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok
mengatakan mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore, selama di
gigi 2 kali sehari pagi dan malam rumah sakit pasien mengatakan mandi 1 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

Pemeriksaan fisik

Poltekkes Kemenkes Padang


46

Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Pemeriksaan fisik


tanggal 05 Juni 2017 jam 15.15 WIB, Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada
didapatkan hasilkesadaran Compos tanggal 06 Juni 2017 jam 14.30 WIB,
mentis, pasien tampak lemah, TD 100/60 didapatkan hasil keseadaran compos mentis,
mmHg (Normal 120/80 mmHg) , S 36,6 pasien tampak lemah, TD 90/80 mmHg
ºC (Normal 36-37,5 ºC), nadi 84 x/i , (Normal 120/80 mmHg), S 37,1 ºC (Normal
20x/i, hasil pengukuran : berat badan 56 36-37,5 ºC) , N79x/i (Normal 60-100 x/i), P
kg, tinggi badan 157 cm, 18 x/i, hasil pengukuran : berat badan 53 kg,
tinggi badan 153 cm
Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk
simetris, rambut bewarna hitam, ada Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk
sebagian yg sudah tumbuh uban, tampak simetris, rambut berwarna hampir
bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah seluruhnya warna putih, tampak bersih,
rontok. Mata simetris kiri dan kanan, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
konjungtiva anemis kiri dan kanan,sklera Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva
tidak ikterik, reflek cahaya positif kiri dan anemis kiri dan kanan,sklera tidak ikterik,
kanan, reflek pupil sama kiri dan kanan,. reflek cahaya positif kiri dan kanan, reflek
Pernafasan cuping hidung tidak ada serta pupil sama kiri dan kanan,. Pernafasan
tidak ada kelainan pada hidung. cuping hidung tidak ada serta tidak ada
Mukosabibir tampak kering dan tidak ada kelainan pada hidung. Mukosabibir tampak
kelainan. Telinga simetris kiri dan kanan, kering dan tidak ada kelainan. Telinga
tidak teraba kelenjar getah bening. simetris kiri dan kanan, tidak teraba kelenjar
getah bening.
Pemeriksaaan toraks, simetris kiri kanan,
normochest, retraksi dinding dada tidak Pemeriksaaan toraks, simetris kiri kanan,
ada, premitus kiri kanan sama. normochest, retraksi dinding dada tidak ada,
Pemeriksaan jantung ditemukan iktus premitus kiri kanan sama. Pemeriksaan
cordis tidak terlihat, teraba di RIC 5 jantung ditemukan iktus cordis tidak
midklafikula, irama teratur/regular. terlihat, teraba di RIC 5 midklafikula, irama
Pemeriksaan payudara ditemukan simetris teratur/regular. Pemeriksaan payudara
kiri dan kanan, kulit sekitar payudara ditemukan simetris kiri dan kanan, kulit
tidak seperti kulit jeruk, tidak ada bekas sekitar payudara tidak seperti kulit jeruk,
luka, aerola mamae tampak berwarna tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak
kecoklatan, papila mamae tampak berwarna kecoklatan, papila mamae tampak
kecoklatan dan puting tidak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
lecet/terbenam tidak ada teraba benjolan tidak ada teraba benjolan pada kedua
pada kedua payudara payudara

Pada pemeriksaan abdomen perut terasa Pada pemeriksaan abdomen TFU 2 jari
lembek, tidak ada terasa bagian janin, ada dibawah pusat, tidak teraba pergerakan janin
nyeri tekan yang menjalar ke pingggang terdapat nyeri tekan, skala nyeri 5 bising
dan ari-ari, skala nyeri 4. bising usus 13x/i usus 17x/i, bunyi detak jantung janin tidak
hepar dan limpa tidak teraba. terdengar hepar dan limpa tidak teraba.

Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan
sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %, sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %,
kulit turgor agak kering, CRT kembali kulit turgor agak kering, CRT kembali lebih
dalam dua detik, akral teraba hangat. Pada dari dua detik. Pada ekstremitas bawah

Poltekkes Kemenkes Padang


47

ekstremitas bawah turgor kulit agak turgor kulit agak kering, tidak ada udema,
kering, tidak ada udema, CRT kembali Genitalia tampak kotor dan ada perdarahan
dalam dua detik. Genitalia vulva tampak pervaginam sekitar 70 CC
kotor, ada perdarahan pervaginam sekitar
40 CC

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hematologi
05 Juni 2017
Hemoglobin : 8.3 g/dl 06 Juni 2017
Leukosit : 12.540 /m Hemoglobin : 6,1 g/dl
Trombosit : 427.000 /mm3 Leukosit : 11.940/mm3
Hematokrit : 56 % Trombosit : 301.000/mm3
Hematokrit : 61 %
07 Juni 2017
Hemoglobin : 9,5 g/dl 08 Juni 2017
Leukosit : 7.240 /mm3 Hemoglobin : 8,9 g/dl
Trombosit : 78.000 /mm3 Leukosit : 13.650/ mm3
Hematokrit : 39 % Trombosit : 301.000/mm3
Hematokrit : 42 %
USG : tidak ada gambaran janin HCG : 1,16 ml

10 juni 2017
Hemoglobin : 12,3 g/dl
Leukosit : 8.560/mm3
Trombosit : 352.000/ mm3
Hematokrit :41 %
Program terapi dokter
1. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20 Program terapi dokter
tetes/menit 1. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20
2. Transfusi PRC 3 kolf , 32 tetes/menit tetes/menit
3. Vit K 2 x 1 amp 2. Vit K 2 x 1 amp
06 Juni 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2
kolf 32 tetes/menit
8 Juni 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1
kolf

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil pengkajiaan yang dilakukan terhadap Ny. A dan Ny.Y
didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

Tabel 4.2
Diagnosis Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Padang


48

Diagnosis Keperawatan
Ny. A Ny. Y
Penulis mengangkat diagnosis pertama Penulis mengangkat diagnosis pertama yang
yang ditemukan tanggal 05 Juni 2017 data ditemukan tanggal 06 Juni 2017 dengan data
subjektif Ny.A mengatakan badan terasa subjektif Ny.Ymengatakan badan terasa
lemah, keluar darah dari kemalaluan sejak
lemah, pasien mengatakan perdarahan
6 hari yang lalu. Data objektif Ny.A
tampak lemah, tampak pucat, turgor kulit pervaginam masih banyak data objektif Ny.Y
tidak elastis, mukosa bibir kering Hb (8,3 tampak lemah, tampak pucat, turgor kulit
g/dl), Ht 56 %, tekanan darah 100/80 tidak elastis, mukosa bibir kering, Hb 6,1
mmHg, perdarahan pervaginam sekitar 50 gr/dl, Ht 61 %, tekanan darah 90/80 mmHg,
CC. Jadi masalah yang muncul dari data perdarahan pervaginam sekitar 70 CC. Jadi
tersebut adalah resiko syok berhubungan masalah yang muncul dari data tersebut
dengan hipovolemia.
resiko syok berhubungan dengan
Penulis mengangkat diagnosiskedua yang hipovolemia.
ditemukan tanggal 05 Juni 2017 dengan
data subjektif Ny. Amengatakan perut Penulis mengangkat diagnosis kedua yang
bagian bawah terasa nyeri, nyeri seperti ditemukan tanggal 06 juni 2017 dengan data
ditusuk-tusuk, nyeri bertambah jika subjektif Ny. Y mengatakan tubuh terasa
melakukan aktifitas dan daridata objektif lemah, kadang terasa pusing. Data objektif
didapatkan pasien tampak meringis, ada didapatkan pasien tampak lemah, pasien
nyeri tekan, pasien tampak berhtai-hati tampak pucat, CRT kembali lebih dari 2
saat bergerak, skala nyeri 6. Jadi masalah detik, Hb (6,1 g/dl). Jadi masalah yang
yang muncul dari data tersebut adalah muncul dari data tersebut adalah
nyeri akut berhubungan dengan proses ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
penjalaran penyakit berhubungan dengan kurangnya suplai O2
kesel dan jaringan.
Penulis mengangkat diagnosis ketiga yang
ditemukan tanggal 05 Juni 2017 dengan Penulis mengangkat diagnosisketiga yang
data subjektif Ny.A mengatakan tidak ditemukan tanggal 06 Juni 2017 dengan data
nafsu makan, pasien mengatakan mual subjektif Ny.Ymengatakan nyeri perut
dan muntah, pasien mengatakan hanya
bagian bawah, nyeri bertambah jika
bisa menghabiskan 4-5 sendok makan saja
dari porsi diit yang diberikan rumah sakit, melakukan aktfitas, nyeri seperti ditusuk-
konjungtiva anemis, Hb 8,3 gr/dl. Jadi tusuk dan dari data objektif didapatkan
masalah yang muncul dari data tersebut pasien tampak meringis, pasien tampak
adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang berhati-hati saat bergeak, pasien tampak
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan memegangi perutnya, skala nyeri 5. Jadi
penurunan asupan oral. masalah yang muncul dari data tersebut
adalah nyeri akut berhubungan dengan
proses penjalaran penyakit.

Penulis mengangkat diagnosiskeempat yang


ditemukan tanggal 06 Juni 2017 dengan data
subjektif Ny.Ymengatakan tidak nafsu

Poltekkes Kemenkes Padang


49

makan, dan tidak mau makan karena terasa


mual, dan daridata objektif didapatkan
Pasien tampak pucat, pasien hanya
menghabisnya ¼ porsi diit yang diberikan,
pasien tampak lemah, konjungtiva anemis,
Hb 6,1 g/dl. Jadi masalah yang muncul dari
data tersebut adalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan
penyebab intake nutrisi tidak adekuat.

Penulis mengangkat diagnosis kelima yang


ditemukan pada tanggal 06 Juni 2017 dengan
data subjektif Ny. Y mengatakan cemas
dengan kondisi kesehatannya saat ini, pasien
tampak gelisah, pasien mengatakan sulit
tidur karna gelisah dan dari data objektif
didapatkan pasien tampak gelisah dan
khawatir,pasien selalu bertanya tentang
perkembangan kondisi nya, pasien tampak
sering melamun. Jadi masalah yang muncul
dari data data tersebut adalah ansietas
berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.

3. Intervensi keperawatan
Setelah didapatkan beberapa diagnosis keperawatan seperti yang ada pada
tabel diatas, maka peneliti dapat merumuskantindakan yang akan
dilakukan terhadap diagnosa dari Ny.A dan Ny.Y sebagai berikut :

Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Padang


50

Intervensi Keperawatan
Ny.A Ny. Y
Rencana tindakan keperawatan untuk Rencana tindakan keperawatan untuk
diagnosis pertama yaitu resiko syok diagnosis pertama yaitu resiko syok
berhubungan dengan hipovolemia setelah berhubungan dengan hipovolemia setelah
dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam,
jam, pasien mampu mempertahankan pasien mampu mempertahankan menunjukkan
menunjukkan kesimbangan cairan kesimbangan cairan dengan kriteria hasil
dengan kriteria hasil :tidak ada :tidak ada penurunan tekanan darah, tidak
penurunan tekanan darah, tidak terjadi terjadi perdarahan, tanda-tanda vital dalam
perdarahan, tanda-tanda vital dalam batas batas normal, Hb dalam rentang normal, tidak
normal, Hb dalam rentang normal, tidak ada mukosa yang pucat. Dengan NIC monitor
ada mukosa yang pucat. Dengan NIC terjadinya kehilangan cairan seperti
monitor terjadinya kehilangan cairan perdarahan, muntah, pasang dan pertahan kan
seperti perdarahan, muntah, pasang dan IV, pemberian PRC, monitor TTV, monitor
pertahan kan IV, pemberian PRC, reaksi pemberian transfusi.
monitor TTV, monitor reaksi pemberian
transfusi. Diagnosis kedua yaitu ketidak efektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
Diagnosis kedua yaitu nyeri akut kurangnya suplai O2 ke jaringan dan sel
berhubungan dengan perdarahan, proses setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x
perjalanan penyakit diharapkan setelah 24 jam, pasien akral hangat, TTV dalam
dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 rentang normal,tidak terjadi penurunan Hb.
jam, pasien mampu mengontrol nyeri Dengan NIC manajemen asam basa,
dengan kriteria hasil nyeri terkontrol, manajemen sensasi perifer
mampu menerima informasi yang
disediakan untuk mengurangi nyeri, Diagnosis ketiga yaitu nyeri akut
mampu mengambil tindakan untuk berhubungan dengan proses penjalaran
mengurangi nyeri. Dengan NIC yaitu penyakit diharapkan setelah dilakukan
melakukan pengkajian nyeri secara tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien
komprehensif meliputi lokasi, mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil
durasi,frekuensi, kualitas nyeri, nyeri terkontrol, mampu menerima informasi
memberikan informasi mengenai nyeri, yang disediakan untuk mengurangi nyeri,
penyebab nyeri, megajarkan pasien cara mampu mengambil tindakan untuk
mengatasi nyeri dengan teknik nafas mengurangi nyeri. Dengan NIC melakukan
dalam. pengkajian nyeri secara komprehensif
meliputi lokasi, durasi,frekuensi, kualitas
Diagnosis ketiga yaitu nyeri, memberikan informasi mengenai nyeri,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari penyebab nyeri, megajarkan pasien cara
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mengatasi nyeri dengan teknik nafas dalam
penurunan asupan oral diharapkan
setelah dilakukan tindakan keperawatan Diagnosis keempat yaituketidakseimbangan
5 x 24 jam nafsu makan pasien membaik nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dan menunjukkan kesimbangan nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan
tidak terganggu dengan kriteria hasil oraldiharapkan setelah dilakukan tindakan
pasien berkeinginan untuk makan,energi keperawatan 5 x 24 jamnafsu makan
untuk makan meningkat, intake makan meningkat, hasrat/keinginan untuk makan

Poltekkes Kemenkes Padang


51

adekuat dan intake cairan adekuat. meningkat, energi untuk makan meningkat,
Dengan NIC yaitu tentukan status gizi intake makanan adekuat, intake nutrisi
pasien dan kemampuan pasien untuk adekuat dan intake cairan adekuat. Dengan
memenuhi kebutuhan gizi, identifikasi NIC manajemen nutrisi yaitu tentukan status
adanya alergi makan., kolaborasi dengan gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
ahli gizi tentang diet yang dibutuhkan, memenuhi kebutuhan gizi, identifikasi adanya
ciptakan lingkungan yang optimal pada alergi. instruksikan pasien mengenai
saat mengkonsumsi makan ( misalnya : kebutuhan nutrisi (diet), kolaborasi dengan
bersih, santai, dan bebas dari bau yang ahli gizi tentang diet yang dibutuhkan,
menyegat), monitor kalori dan asupan ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
makanan, monitor kecendrungan mengkonsumsi makan ( misalnya : bersih,
penurunan berat badan, monitor ada nya santai, dan bebas dari bau yang menyegat),
mual dn muntah, monitor adanya warna lakukan dan bantu pasien terkait perawatan
pucat, kemerahan dan jaringan mulut sebelum makan, monitor kalori dan
konjungtiva anemis. asupan makanan, monitor kecendrungan
penurunan berat badan.

Diagnosis kelima yaitu ansietas berhubungan


dengan perubahan status kesehatan
diharapkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan 5 x 24 jam pasien tidak merasa
cemas lagi, tidak gelisah, dan mampu
menerima keadaan kondisi kesehatannya.
Dengan NIC yaitu menciptakan suasana yang
nyaman, tenang untuk pasien, minta pasien
untuk rileks, mendorong keluarga untuk tetap
memberi semangat dan dukungan kepada
pasien.

4. Implementasi Keperawatan
Setelah dirumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap Ny.A
dan Ny.Y, implementasi yang telah dilakukan oleh perawat ruangan yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Implementasi Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Padang


52

Implementasi Keperawatan
Ny. A Ny.Y
Implementasi keperawatan pada Implementasi keperawatan pada diagnosis
diagnosisresiko syok berhubungan resiko syok berhubungan dengan hipovolemia
dengan hipovolemia dilakukan selama 6 dilakukan selama 5 hariyaitu dengan
hari yaitu memonitor status hidrasi manajemen jalan nafas yaitu memonitor status
(misal, membran mukosa lembab, hidrasi (misal, membran mukosa lembab,
denyut nadi adekuat), memonitor tanda- denyut nadi adekuat), memonitor tanda-tanda
tanda vital, monitor hasil laboratorium vital, monitor hasil laboratorium (Hb, Ht ),
(Hb, Ht ), memberikan IVFD Nacl 0,9 % memberikan IVFD Nacl 0,9 % 20 tetes/ menit,
20 tetes/ menit, pemberian transfusi PRC pemberian transfusi PRC.

Implementasi keperawatan pada Implementasi tindakan keperawatan untuk


diagnosis nyeri akut berhubungan diagnosis ketidakefektifan perfusi jaringan
dengan proses perjalanan penyakit perifer dilakukan selama 5 hari yaitu dengan
dilakukan selama 6 hari yaitu dengan manajemen sensori perifer, mengukur tekanan
melakukan pengkajian nyeri secara darah pasien, monitor adanya tromboplebtis,
komprehensif meliputi lokasi nyeri, instruksikana keluarga utuk mengobservasi
durasi nyeri, frekuensi nyeri, kualitas kulit jika ada laserasi.
nyeri, megajarkan teknik nafas dalam
unutk mengatasi nyeri, memantau tanda- Implementasi tindakan keperawatan untuk
tanda vital pasien, kolaborasi dengan diagnosisnyeri akut berhubungan dengan
dokter pemberian obat anti nyeri. proses perjalanan penyakit dilakukan selama 6
hari yaitu dengan melakukan pengkajian nyeri
Implementasi tindakan keperawatan secara komprehensif meliputi lokasi nyeri,
untuk diagnosis ketidakseimbangan durasi nyeri, frekuensi nyeri, kualitas nyeri,
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh megajarkan teknik nafas dalam unutk
berhubungan dengan penurunan asupan mengatasi nyeri, memantau tanda-tanda vital
oral dilakukan selama 6 hari yaitu pasien, kolaborasi dengan dokter pemberian
mengidentifikasi adanya alergi makanan, obat anti nyeri.
kolaborasi dengan ahli gizi tentang diit
yang dibutuhkan, menganjurkan pasien Implementasi tindakan keperawatan untuk
untuk banyak mengkonsumsi makanan diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang
yang banyak mengandung vit K seperti dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kacang-kacangan dan sayuran hijau, penurunan asupan oral dilakukan selama 6 hari
monitor tanda-tanda vital, monitor yaitu mengidentifikasi adanya alergi makanan,
penurunan berat badan yang khas lebih kolaborasi dengan ahli gizi tentang diit yang
dari 20 %, monitor Hb,Ht, pemberian dibutuhkan, menganjurkan pasien untuk
transfusi PRC, pasien terpasang IVFD banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
Nacl 0,9 % 20 tetes/menit mengandung vit K seperti kacang-kacangan
dan sayuran hijau, monitor tanda-tanda vital,
monitor penurunan berat badan yang khas
lebih dari 20 %, monitor Hb,Ht, pemberian
transfusi PRC, IVFD Nacl 0,9 % 20
tetes/menit

Implementasi keperawatan untuk diagnosis


ansietas berhubungan dengan penurunan status

Poltekkes Kemenkes Padang


53

kesehatan yaitu menciptakan suasana


lingkungan yang nyaman, dan aman bagi
pasien, minta pasien untuk rileks, anjurkan
keluarga untuk selalu memberikan semangat
dan motivasi untuk pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan terhadap Ny.A dan
Ny.Ydidapatkan perkembangan pasien yaitu :

Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan
Ny. A Ny.Y
Evaluasi keperawatan pada Ny. A Evaluasi keperawatan pa da Ny. A dengan
dengan diagnosa resiko syok diagnosa resiko syok berhubungan dengan
berhubungan dengan hipovolemia hipovolemia dengan metoda SOAP memperoleh
dengan metoda SOAP memperoleh hasil data subjektif berbeda pada hari pertama
hasil data subjektif berbeda pada hari dengan hari kelima. Pada hari pertama sampai
pertama dengan hari keenam. Pada hari ketiga pasien mengatakan masih keluar
hari pertama sampai hari ketiga pasien darah dari kemaluan, kepala terasa pusing, badan
mengatakan masih keluar darah dari terasa lemah, data objektif didapatkan pasien
kemaluan, kepala terasa pusing, badan tampak lemah, pasien tampak pucat, turgor kulit
terasa lemah, data objektif didapatkan tidak elastis, membran mukosa kering, mukosa
pasien tampak lemah, pasien tampak bibir kering, pasien masih terpasang IVFD NaCl
pucat, turgor kulit tidak elastis, 0,9% 20 tetes/menitdi tangan kiri, keluar darah
membran mukosa kering, mukosa dari kemaluan sekitar 70 CC. Namun pada hari
bibir kering, pasien masih terpasang keempat dan kelima pasien mengatakan keluar
IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menitdi darah dari kemaluan sudah berkurang, hanya
tangan kiri, keluar darah dari sedikit saja, kepala masih sedikit pusing, data
kemaluan sekitar 50-70 CC. Namun objektif didapatkan pasien tampak tidak pucat
pada hari keempat dan kelimapasien lagi, pasien masih terpsang IVFD Nacl 0,9 %
mengatakan keluar darah dari ditangan kiri, perdarahan pervaginam sekitar 10
kemaluan sudah berkurang, hanya CC, tekanan darah 110/90 mmHg pemeriksaan
sedikit saja, kepala masih sedikit laboratorium hematologi pada tanggal 08 Juni
pusing, data objektif didapatkan 2017 Hb ( 8,9 gr/dl), Ht (27%), trombosit
pasien tampak tidak pucat lagi, pasien (301.000) pada tanggal 10 Juni Hb (12,3 gr/dl),
masih terpsang IVFD Nacl 0,9 % Ht (41%). Hasil analisa bahwa masalah teratasi
ditangan kiri, perdarahan pervaginam sebagian perdarahan pervaginam, nilai Hb sudah
sekitar 10-20 CC, tekanan darah mulai meningkat dan Ht dalam rentang normal
120/80 mmHg pemeriksaan dan untuk menindak lanjuti hal tersebut telah
laboratorium hematologi pada diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi
tanggal 07 Juni 2017 Hb ( 9,5 gr/dl), seperti memonitor status hidrasi, memonitor
Ht (42 %), trombosit (78.000). Hasil perdarahan.

Poltekkes Kemenkes Padang


54

analisa bahwa masalah teratasi


sebagian perdarahan pervaginam, nilai Pada diagnosis keperawatan ketidakefektifan
Hb sudah mulai meningkat dan Ht perfusi jaringan perifer didapatkan evalusai
dalam rentang normal dan untuk masalag kesehatan teratasi pada hari keempat
menindak lanjuti hal tersebut telah dengan metoda SOAP memperoleh hasil data
diambil keputusan untuk melanjutkan subjektif pada hari ke pertama-ketiga pasien
intervensi mengatakan masih pusing, badan terasa lemah.
Namun pada hari keempat pasien mengatakan
Pada diagnosis keperawatan nyeri pusing sudah mulai berkurang, badan tidak lemah
akut berhubungan dengan proses lagi tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 97 x/i.
perjalan penyakit didapatkan evaluasi
masalah kesehatan teratasi pada hari Pada diagnosis keperawatan nyeri akut
keempat dengan metoda SOAP berhubungan dengan proses perjalan penyakit
memperoleh hasildata subjektif pada didapatkan evaluasi masalah kesehatan teratasi
hari pertama- ketiga pasien pada hari keempat dengan metoda SOAP
mengatakan masih nyeri pada perut memperoleh hasil data subjektif pada hari
bagian bawah, nyeri bertambah jika pertama- ketiga pasien mengatakan masih nyeri
beraktivitas, data objektif pasein pada perut bagian bawah, nyeri bertambah jika
tampak lemah, pasien tampak berhati- beraktivitas, data objektif pasein tampak lemah,
hati ketika bergerak, skala nyeri 6. pasien tampak berhati-hati ketika bergerak, skala
Namun pada hari keempat dan kelima nyeri 5. Namun pada hari keempat dan kelima
pasien dengan mengatakan nyeri pasien dengan mengatakan nyeri sudah
sudah berkurang, pasien mengatakan berkurang, pasien mengatakan selalu melakukan
selalu melakukan teknik nafas dalam teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri,
untuk mengurangi nyeri, tekanan tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 98 x/i. Hasil
darah 120/80 mmHg. Nadi 88 x/i. analisa bahwa masalah teratasi sebagian nyeri
Hasil analisa bahwa masalah teratasi akut pasien melaporkan bahwa nyeri sudah mulai
sebagian nyeri akut pasien berkurang, tekanan darah dalam batas normal
melaporkan bahwa nyeri sudah mulai untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil
berkurang, tekanan darah dalam batas keputusan untuk melanjutkan intervensi
normal untuk menindak lanjuti hal
tersebut telah diambil keputusan Pada diagnosis keperawatan ketidakseimbangan
untuk melanjutkan intervensi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi tidak adekuat didapatkan
Pada diagnosis keperawatan evaluasi keperawatan teratasi pada hari kelima,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari pasien mengatakan sudah nafsu ada nafsu makan,
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ada mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin
penurunan asupan oral evaluasi K seperti sayuran hijau data objektif pasien
keperawatan sudah teratasi pada hari tampak sudah menghabiskan porsi diit yang
kelima, pasien mengatakan sudah diberikan, pasien tampak sudah mulai
mulai nafsu makan, sudah makan bersemnagat, konjungtiva tidak anemis.
sedikit-sedikit, data objektif pasien
tampak sudah menghabis kan porsi Pada diagnosis keperawatan ansietas
makan nya, pasien suda tidak mual berhubungan dengan perubahan status kesehatan
lagi, konjungtiva tidak anemis. teratasi pada hari kelima data subjektif pasien
Intervensi dihentikan pada hari kelima mengatakan sudah sudah tidak gelisah lagi,
pasien dapat menerima status kesehatannya data
objektif pasien tampak sudah ulai tenang, pasien

Poltekkes Kemenkes Padang


55

mampu memahami tentang penyakit nya.

Poltekkes Kemenkes Padang


B. PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny.A berusia 52 tahun dan Ny. Y
berusia 31 tahun dengan mola hidatidosa di RSUP dr. M. Djamil Padang di
Ruangan Rawat Inap Kebidanan Gyneklogi-Onkologi, maka pada BAB ini
peneliti akan membahas perbedaan atau kesenjangan antara asuhan keperawatan
pada pasien mola hidatidosa. Pembahasan ini sesuai dengan tahapan asuhan
keperawatan yang dimulai dari proses pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, pengidentifikasian intervensi keperawatan, pelaksanaan
implementasi dan proses evaluasi.

1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan peneliti tanggal 05 Juni 2016 didapatkan Ny.
A berusia 52 tahun, sudah memilki 4 orang anak, melahirkan secara normal.
Pada saat pengkajian Ny. A mengatakan nyeri pada area perut bagian bawah
dengan skala nyeri 5, tidak nafsu makan, terasa mual serta adanya keluar
darah dari kemaluan sejak 6 hari yang lalu Ny. A tampak lemah, mukosa bibir
kering, wajah tampak pucat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada
abdomen ada nyeri tekan, perut terasa lembek, tidak teraba ada bagian janin,
ada nyeri tekan, tekanan darah 100/80 mmHg, Hasil pemeriksaan USG
didapatkan tidak ada gambaran janin, terlihat bayangan badai salju. Hasil
pemeriksaan laboratorium Hb (8,3 g/dl) Ht 56 %. Sedangkan pada Ny. Y
pasien mengatakan sudah tidak ada haid sejak 5 bulan yang lalu, keluar darah
dari kemaluan sejak usia kehamilan 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat, konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering, wajah tampak pucat, turgor kulit tidak elastis, bunyi detak jantung
janin tidak ada. Hasil pemeriksaan Laboratorium Hb (6,1 g/dl) Ht (61%),
tekanan darah 90/80 mmHg

Menurut teori Winknjosastro (2007) yang menyebutkan bahwa


manifestasi/gejala klinik mola hidatidosa meliputi terjadinya perdarahan

36 Poltekkes kemenkes Padang


57

pervaginam, mual dan muntah, pembesaran uterus dan uterus lembek, fundus
uteri lebih tinggi dari kehamilan normal, gerakan janin tidak terasa. Pada
pemeriksaan auskultasi penderita mola hidatidosa tidak terdengar bunyi
denyut jantung janin. Pada pemeriksaan USG terlihat bayangan badai salju
dan tidak terlihat gambaran janin. Pada pemeriksaan hb akan terjadi
penurunan hb karna terjadi perdarahan pervaginam (Kurniawati, 2009). Sel
trofoblas mengeluarkan hormon HCG yang akan mengeluarkan rasa mual dan
muntah (Purwaningsih , 2010).

Menurut peneliti tentang hasil penelitian dan teori diatas tidak ada perbedaan
antara kasus dengan teori dan penelitian terdahulu. Pada kasus Ny. A sesuai
dengan teori, pada pasien mola hidatidosa salah satu tanda-gejala nya adalah
perdarahan pervaginam disertai dengan nyeri perut bagian bawah. Sedangkan
pada Ny. Y juga mengalami perdarahan pervaginam sejak 2 bulan yang lalu
dan nyeri perut bagian bawah. Perdarahan pervaginam terjadi akibat jaringan
mola terpisah dari desidua sehingga menyebabkan perdarahan, dan pada
pasien mola hidatidosa biasa nya akan mengalami perdarahan hebat hingga
menyebabkan anemia. Dari data dapat terlihat bahwa kedua partisipan
mengalami penurunan Hb.
Nyeri perut disertai perdarahan pervaginam memungkinkan bahwa
penumpukan darah menyebabkan pendesakan bagian organ tubuh lain yang
peka nyeri. Selain itu pasien mola juga mengalami mual dan muntah yang
diakibatkan dari peningkatan hormon HCG dalam tubuh.

Pada hasil pengkajian juga didapatkan perbedaan usia Ny. A 52 tahun sudah
memiliki 4 orang anak, sedangkan Ny. Y 31 tahun baru memiliki 1 orang
anak.

Menurut teori Purwaningsih (2010)`faktor-faktor yang menyebabkan mola


hidatidosa adalah faktor ovum, keadaan sosio- ekonomi rendah, jumlah paritas

Poltekkes Kemenkes Padang


58

tinggi. Faktor resiko terjadinya mola yaitu pada remaja awal atau usia
perimenopause amat sangat beresiko. Wanita yang berusia lebih dari 40 tahun
memiliki resiko 7 kali dibanding wanita yang lebih muda hal ini dikaitkan
dengan kualitas sel telur yang kurang baik pada wanita usia ini.
Menurut peneliti tentang hasil penelitian dan teori diatas ada perbedaan yaitu
tidak semua yang beresiko terkena mola hidatidosa pada usia remaja awal atau
perimenopause saja, dari anamnesis dilakukan pada pasien Ny. Y , pasien ini
masih masuk wanita usia produktif 21-35 tahun. Faktor lain nya bisa karna
keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi

2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan teori (NANDA, 2015-2017), diagnosis keperawatan untuk mola
hidatidosa ada 6 yaitu: kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan pervaginam, nyeri akut berhubungan dengan proses perjalanan
penyakit, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan asupan oral, akibat peningkatan kadar HCG,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
darah ke otak dan suplai nutrisi ke jaringan, resiko infeksi, ansietas
berhubungan dengan perubahan fungsi peran.

Menetapkan diagnosis berdasarkan masalah utama dan kebutuhan klien yang


didapatkan dari hasil pengkajian klien. Dalam menetapkan diagnosis terdapat
dua diagnosis keperawatan yang tidak diangkat yaitu intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
resiko infeksi, karena tidak ada data-data yang mendukung untuk menegakkan
diagnosis yang sesuai dengan diagnosis intoleransi aktivitas dan resiko
infeksi. Dan juga ada perbedaan diagnosis yang ditemukan pada pengkajian
dari data-data pasien, yaitu resiko syok berhubungan dengan hipovolemia,
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai O2 ke sel
dan jaringan kurang.

Poltekkes Kemenkes Padang


59

Diagnosis risiko infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme tidak


ditemukan karena tidak ada data-data yang mendukung untuk menengakkan
diagnosis risiko infeksi, dari teori menemukan diagnosis risiko infeksi karena
pada pasien mola hidatidosa yang telah mengalami tindakan invasif seperti
kuretase atau histerektomi akan beresiko terkena infeksi akibat luka post
operasi, dan dapat di dukung dengan data-dat peningkatan suhu tubuh,
sedangkan dari yang peneliti temui dilapangan yaitu pasien mola hidatidosa
invasif yang belum mendapatakan tindakan yg invasif seperti kuretase dan
histerektomi, dan dari data juga tidak ditemukan kenaikan suhu tubuh pasien.

Sesuai dengan hasil pengkajian di lapangan, peneliti menemukan tiga


diagnosa keperawatan pada pasien I dan lima diagnosa keperawatan pada
pasien II, yaitu: pada pasien I menemukan diagnosa pertama yaitu resiko syok
berhubungan dengan hipovolemia, nyeri akut berhubungan dengan proses
penjalaran penyakit, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan asupan oral. Diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan hasil pengkajian kepada pasien yaitu pasien mengeluh perdarahan
pervaginam, , konjungtiva anemis, pasien tampak pucat, turgor kulit tidak
elastis, mukosa bibir kering, peningkatan Ht 56 %, Hb 8,3 gr/dl.

Teori menjelaskan pada pasien mola hidatidosa salah satu tanda dan gejala nya
adalah perdarahan pervaginam, jika perdarahan tidak cepat diatasi maka bisa
menyebabkan kekurang sel darah merah pada pasien dan bisa menyebabkan
anemia hingga syok apabila tidak ditindak lanjuti dengan cepat.

Diagnosis kedua pada pasien I yaitu nyeri akut berhubungan dengan proses
perjalanan penyakit. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
pasien yang mengatakan bahwa perut bagian bawahnya terasa nyeri, nyeri

Poltekkes Kemenkes Padang


60

seperti ditusuk-tusuk, sementara data mendukung tekanan darah pasien :


100/80 mmHg, pasien tampak meringis, skala nyeri 6.

Pada teori menjelaskan pasien mola hidatidosa mengalami pertumbuhan sel-


sel jaringan trofoblas yang semakin lama akan semakin meningkat, sehingga
menyebabkan pembesaran pada uterus, dan akan ada penekanan pada uterus
dan organ-organ lain sehingga menyababkan nyeri.

Diagnosis ketiga ditemukan pada pasien I yaitu ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral.
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang
mengatakan tidak ada nafsu makan, pasien mengatakan mual dan muntah,
didukung dengan data-data pasien tampak lemah, pasien tidak menghabiskan
diit yang diberikan rumah sakit, pasien tampak mual, pasien tampak pucat, Hb
(8,3 g/dl)

Teori menjelaskan tanda dan gejalah dari mola hidatidosa adalah penurunan
nafsu makan karena mual dan muntah. Ini diakibatkan karena terjadinya
peningkatan sel trofoblass dalam tubuh, sel trofoblas akan mengeluarkan
hormon HCG dan terjadi peningkatan hormon HCG yang dapat menimbulkan
rasa mual dan muntah.

Pasien II menemukan 5 diagnosa keperawatan yaitu, resiko syok berhubungan


dengan hipovolemia, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan suplai O2 ke sel dan jaring berkurang, nyeri akut berhubungan dengan
proses penjalaran penyakit, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral, ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan. diagnosa pertama resiko syok
berhubungan dengan hipovolemia. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian pasien yang mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak usia

Poltekkes Kemenkes Padang


61

kehamilan 2 bulan, wajah pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, turgor


kulit tidak elastis, Hb 6,1 gr/dl, Ht 61 %, tekanan darah 90/80 mmHg.

Teori menjelaskan pada pasien mola hidatidosa salah satu tanda dan gejala nya
adalah perdarahan pervaginam, jika perdarahan tidak cepat diatasi maka bisa
menyebabkan kekurang sel darah merah pada pasien dan bisa menyebabkan
anemia hingga syok apabila tidak ditindak lanjuti dengan cepat.

Diagnosa kedua ditemukan pada pasien II yaitu ketidakefektifan perfusi


jaringan perifer berhubungan dengan suplai O2 ke sel dan jaringan berkurang.
Diaganosa ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang
mengatakan badan terasa lemah, kepala terasa pusing. Sementara data yang
mendukung lainnya tekanan darah 90/80 mmHg, wajah pasien tampak pucat,
CRT kembali lebih dari 2 detik.

Diagnosa ketiga ditemukan pada pasien II yaitu nyeri akut berhubungan


dengan proses perjalana penyakit. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian pasien yang mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri, nyeri
bertambah jika melakukan aktifitas, aktivitas banyak dibantu oleh keluarga.
sementara data mendukung lainya tekanan darah 90/80 mmHg, wajah pasien
tampak meringis, pasien tampak berhati-hati saat bergerak, skala nyeri 5 .

Diagnosa keempat ditemukan pada pasien II yaitu ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral.
Diagnosa ini diangkat berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang
mengatakan tidak nafsu makan, terasa mual dan muntah, badan terasa lemah,
sementara data yang mendukung pasien tampak lemah, pasien tampak hanya
mengahabiskan ¼ porsi dari diit yang diberikan, pasien tampak mual, pasien
tampak pucat, konjungtiva anemis.

Poltekkes Kemenkes Padang


62

Teori menjelaskan tanda dan gejalah dari mola hidatidosa adalah penurunan
nafsu makan karena mual dan muntah. Ini diakibatkan karena terjadinya
peningkatan sel trofoblass dalam tubuh, sel trofoblas akan mengeluarkan
hormon HCG dan terjadi peningkatan hormon HCG yang dapat menimbulkan
rasa mual dan muntah.

Diagnosa kelima ditemukan pada pasien II yaitu Ansietas berhubungan


dengan perubahan status kesehatan. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian pada pasien Ibu mengatakan cemas tidak bisa sehat kembali, dan
cemas tidak bisa hamil kembali. Pasien mengatakan ia dan suami masih
mengharapkan anak.

Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab mola hidatidosa adalah faktor ovum:


spermatozoa memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua
serum memasuki ovum tersebut sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan
dalam pembuahan, keadaan sosial-ekonomi yang renah, jumlah paritas yang
tinggi : ibu multipara cenderung beresiko terjadi mola hidatidosa karena
trauma kelahiran atau penyimpangan transmis secara genetik yang dapat
diidentifikasikan dan penggunaan stimulan drulasi seperti klomifen atau
menotropiris (pergonal), kekurangan protein : prottein adalah zat untuk
membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan
janin, rahim.

Perbedaan antara diagnosa yang ditemukan Ny. A dan Ny. Y adalah pada Ny.
Y ditemukan diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, sementara pada Ny. A tidak ditemukan diagnosa ansietas. Ketidak
efektifan perfusi jaringan perifer tidak ditemukan pada Ny. A sedangkan pada
Ny. Y didapatkan data yang menunjang untuk tegak nya diagnosa
ketidakefektifan perusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai O2 ke sel
dan jaringan berkurang.

Poltekkes Kemenkes Padang


63

Menurut analisi peneliti terjadi perbedaan tersebut, tergantung pada pola


koping individu masing-masing, Ny. A usia 52 tahun sudah memliki 4 orang
anak, sedangkan Ny. Y masih berusia 31 tahun baru memiliki 1 orang anak,
dan masih mengharapkan anak. Ini sangat berdampak bagi psikologis pasien,
karena terjadinya perubahan satatu kesehatan dan ke khawatiran tidak bisa
hamil lagi.

Berdasarkan lima diagnosis diatas, yang menjadi diagnosis prioritas yaitu


resiko syok berhubungan dengan hipovolemia. Jadi, karena Ny. A dan Ny. Y
mengalami permasalahan yang sama yaitu perdarahan pervaginam didukung
dengan data-data pasien tampak pucat, turgor kulit tidak baik, Hb untuk Ny. A
8,3 gr/dl, Ht 56% dan untuk Ny. Y Hb (6,1 gr/dl), Ht (61%) terjadi penuruna
kadar Hb yang dapat mengakibatkan syok dan penuruna tekan darah pada Ny.
A TD 100/60 mmHg dan pada Ny. Y TD 90/80 mmHg.

Faktor pendukung tegaknya diagnosa yaitu terdapat kaitan antara problem,


etiologi, dan symptom sehingga memudahkan penulis menegakkan diagnosa.
Faktor penghambat yaitu penulis masih belum dapat menegakkan diagnosa
tanpa melihat buku sumber, untuk mengatasi masalah ini penulis
menggunakan beberapa buku panduan saat menegakkan diagnosa.

3. Rencana Keperawatan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan penerapan asuhan
keperawatan Ny. A dan Ny. Y sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan.
Perencanaan keperawatan telah disusun sesuai dengan teori Bulecheck, G. M.,
Butcher, H. K., Dochterman, J. M., dan Wagner, C. (2013) dalam Nursing
Interventions Classification (NIC) Sixth Edition, sebagai berikut:

Poltekkes Kemenkes Padang


64

Diagnosis pertama yaitu resiko syok berhubungan dengan hipovolemia


kriteria hasil : tekanan darah dalam rentang normal (110-130 mmHg),
hematokrit dalam rentang normal (37-43%), turgor kulit baik, membran
mukosa lembab. Rencana keperawatan yaitu : manajemen cairan, menjaga
intake dan asupan yang akurat, monitor hasil laboratorium, untuk pencegahan
perdarahan, monitor tanda dan gejala perdarahan menetap, monitor tanda-
tanda vital.

Diagnosis kedua yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan


dengan suplai O2 ke sel dan jaringan berkurang direncanakan agar pasien
tidak mengalami kelemahan lagi, Hb dalam rentang normal, CRT kembali
kurang dari 2 detik, tekana darah dalam rentang normal.

Diagnosis ketiga yaitu nyeri akut berhubungan dengan proses perjalanan


penyakit direncanakan agar pasien mampu mengatasi nyeri kriteria hasil :
pasien tidak mengeluh nyeri, pasien mampu menerima informasi yang
disediakan untuk mengurangi nyeri, mampu mengambil tindakan untuk
mengatasi nyeri, tanda-tanda vital dalam rentang normal. Rencana
keperawatan yaitu : melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang
meliputi lokasi nyeri, karakteristik nyeri, durasi nyeri, frekuensi nyeri,
mengajarkan teknik nafas dalam untuk mengatasi nyeri.

Diagnosa keempat yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral dilakukan agar kebutuhan
nutrisi dan cairan pasien terpenuhi dengan kriteria hasil : nafsu makan pasien
meningkat, asupan makan secara oral tidak terganggu, keinginan untuk makan
tidak terganggu. Rencana tindakan keperawatan yaitu : mengkaji apakah ada
alergi makanan, menganjurkan pasien untuk meningkatkan makan makanan
yang banyak mengandung vitamin K seperti sayuran hijau dan kacang-
kacangan, menimbang berat badan, memonitor mual dan muntah

Poltekkes Kemenkes Padang


65

Diagnosa kelima yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan status


kesehatandengan tujuan agar pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam
rentang normal dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam rentang normal,
tingkat pernapasan dalam rentang normal, tekanan darah sistolik dalam
rentang normal, tekanan darah diastolik dalam rentang normal. Rencana
tindakan keperawatan : Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi
dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, minta klien
untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi, tunjukan dan praktekan
teknik relaksasi pada pasien.

Dalam penelitian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada
penyusunan rencana tindakan dalam memperiotaskan masalah, merumuskan
masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan.

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada kasus Ny. A dan Ny. Y
berdasarkan rencana intervensi yang sudah disusun, adalah sebagai berikut
a. Pada tahap implementasi keperawatan penulis melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi. Implementasi keperawatan pada
diagnosis resiko syok berhubungan dengan hipovolemia keperawatan yang
dilakukan peneliti sudah sesuai dengan intervensi, dari 6 rencana tindakan,
semuanya dapat terlaksana oleh peneliti.

b. Implementasi keperawatan pada diagnosis nyeri akut berhubungan dengan


proses penjalaran penyakit tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti
sesuai dengan rencana intervensi, dari 2 intervensi, rencana tindakan,
semuanya dapat terlaksana oleh peneliti.

c. Implementasi keperawatan pada ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral tindakan

Poltekkes Kemenkes Padang


66

keperawatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan rencana intervensi,


dari 4 intervensi rencana tidakan, semuanya dapat terlaksana oleh peneliti.

d. Implementasi keperawatan pada diagnosis ansietas berhubungan dengan


perubahan status kesehatan, tindakan yang sudah dilakukan peneliti sesuai
dengan rencana intervensi, dari 3 rencana tindakan, semuanya dapat
terlaksana oleh peneliti.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I dengan


masalah keperawatan yang pertama yaitu resiko syok berhubungan
dengan hipovolemia pada kunjungan keempat pasien mengatakan keluar
darah dari kemaluan sudah mulai berkurang, badan sudah tidak lemah
lagi. Sementara data yang terlihat Hb pasien meningkat dari 8,3 gr/dl
menjadi 9,5 gr/dl, Ht sudah dalam rentang normal 39 % Pasien sudah
tidak tampak pucat, membran mukosa lembab, tekana darah 120/80
mmHG.

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima


Ny. A, tidak ada penurunan kadar Hemoglobin (Hb), hal ini sudah sesuai
dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada Ny. A menunjukkan
perkembangan terhadap masalah kekurangan cairan dan elektrolit secara
bertahap sampai hari kunjungan kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu
mengatasi kekurangan volume cairan dan elektrolit tidak ada perdarahan
pervaginam, tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb) peningkatn hemtokrit
(Ht), membran mukosa lembab.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Ny. A dengan masalah


keperawatan kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan proses
penjalaran penyakit yaitu pada kunjungan keempat, Ny. A mengatakan

Poltekkes Kemenkes Padang


67

nyeri sudah berkurang, badan masih terasa letih, Ny. A mengatakan ada
melakukan teknik nafas dalam unutk mengatasi nyeri sementara Ny. A
tampak tidak meringis lagi, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 x/i,
pernafasan 18 x/i, suhu 36,8 °C

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan keempat


Ny. A dapat mengatasi nyeri akut hal ini sudah sesuai dengan kriteria hasil
yang ditetapkan pada Ny. A menunjukkan perkembangan terhadap
masalah nyeri akut berhubungan dengan proses perjalanan penyakit secara
bertahap sampai hari kunjungan kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu
mengurangi nyeri yang dirasakan pasien

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I dengan


masalah keperawatan ketiga yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral pada
kunjungan kelima Ny. A mengatakan sudah ada nafsu makan, sudah bisa
menghabiskan diit yang diberikan rumah sakit pada kunjungan kelima
Ny. A Hb pasien meningkat dari 8,3 gr/dl menjadi 9,5 gr/dl, konjungtiva
tidak anemis, pasien tampak tidak mual.

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima


Ny. A dapat mengatasi kurangnya asupan nutrisi dan cairan dalam tubuh
terhadap masalah mual dan muntah secara bertahap sampai kunjungan
kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil
evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
dan kebutuhan cairan pasien.

Implementasi dan evaluasi keperawatan pada partisipan II dengan


masalah keperawatan pertama yaitu resiko syok berhubungan dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


68

hipovolemia pada kunjungan kelima Ny. Y mengatakan keluar darah dari


kemaluan sudah sedikit, pasien mengatakan ia sering mengkonsumsi
sayuran hijau, pasien mengatakan ia tidak merasa lemah. Hb pasien
meningkat dari 6,1 gr/dl menjadi 12,3 gr/dl, Ht dalam rentang normla
42% pasien sudah tidak tampak pucat.

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima


Ny. Y dapat mengatasi resiko syok berhubungan dengan hipovolemia,
tidak ada penurunan kadar Hemoglobin (Hb),penigkatan Hematokrit (Ht)
hal ini sudah sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.pada Ny. Y
menunjukkan perkembangan terhadap masalah kekurangan volume cairan
dan elektrolit sampai hari kunjungan kelima. Hal ini sejalan dengan teori
yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah
mampu mengatasi kehilangan darah, Tidak ada perdarahan pervaginam,
tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb), Ht dalam rentang normal.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan II dengan


diagnosa keperawatan kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan proses
perjalanan penyakit pada kunjungan keempat Ny. Y mengatakan nyeri
sudah berkurang, badan tidak lemah, Ny. Y mengatakan sudah melakukan
teknik nafas dalam saat terasa nyeri.

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima


Ny. Y dapat mengatasi Nyeri dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada
Ny. Y menunjukkan perkembangan terhadap masalah nyeri akut
berhubungan dengan proses perjalanan penyakit sampai hari kunjungan
kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil
evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu mengurangi nyeri.

Poltekkes Kemenkes Padang


69

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan II dengan


masalah keperawatan ketiga yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurnan asupan oral, pada
kunjungan keempat Ny. Y mengatakan sudah tidak merasa mual, nafsu
makan sudah ada, makan sedikit tapi sering.

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima


Ny. Y dapat mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada Ny. Y
menunjukkan perkembangan terhadap masalah ketidakseimbangan nutrisi
berhubungan dengan penurunan asupan oral secara bertahap sampai
kunjungan kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa
hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu meningkatkan asupan
nutrisi dan cairan pasien.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan II yaitu


masalah keperawatan keempat Ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan pada kunjungan ketiga Ny. Y mengatakan sudah tidak
cemas lagi, ibu mengatakan sudah rileks, dengan tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 82 x/i, pernapasan 20 x/i. Sedangkan pada kunjungan kelima
Ny. Y terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas dalam, Ibu terlihat
sudah tampak rileks, dengan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/i,
napas 20 x/i.

Berdasarkan NIC-NOC (2015), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima


Ibu.M dan dapat menunjukan tanda-tanda vital dalam rentang normal
dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/i, napas 20 x/i. Sesuai
yang ditetapkan pada Ny. Y, hal ini sejalan dengan teori yang
menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu
menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.

Poltekkes Kemenkes Padang


70

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Poltekkes Kemenkes Padang


71

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada


pasien mola hidatidosa di Ruang rawan Inap Kebidana Gynekologi-
Onkologi di RSUP dr. M. Djamil Padang, peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada Ny. A dan Ny.Y didapatkan hasil yang sama dengan
teori yaitu pada pengkajian peneliti mendapatkan data bahwa Ny. A dan Ny.
Y mengalami perdarahan pervaginam, disertai nyeri perut bagian bawah, dan
penurunan nafsu makan, wajah tampak pucat, konjungtiva anemis, turgor
kulit tidak elastis. Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. A didapatkan Hb (8,3
gr/dl) Ht (56 %) sedangkan Ny. Y didapatkan Hb (6,1 gr/dl) Ht (61 %). Dari
dua partisian tersebut dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) dan
terjadi peninigkatan hematokrit (Ht) disertai dengan data-data wajah tampak
pucat, konjungtiva anemis, turgor kulit tidak elastis yang menimbulkan
masalah resiko syok berhubungan dengan hipovolemia.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada teori pada Ny. A
terdapat 6 diagnosa keperawatan, seperti kekurangan volume cairan
dan elektrolit, nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, intoleransi aktivitas, resiko infeksi, ansietas namun
pada kasus ini namun pada kasus NY. A didapatkan diagnosa resiko
syok berhubungan dengan hipovolemia, nyeri akut,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada teori pada Ny. Y terdapat 6
diagnosa keperawatan, seperti kekurangan volume cairan dan
elektrolit, nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, intoleransi aktivitas, resiko infeksi, ansietas, namun pada
kasus ini diagnosa keperawatan yang muncul 5 diagnosa diantaranya
resiko syok berhubungan dengan hipovolemia, ketidakefektifan
jaringan perfusi perifer berhubungan dengan suplai O2 ke sel dan

Poltekkes Kemenkes Padang


72

jaringan berkurang , nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh, ansietas.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada Ny. A dan Ny. Y yang direncanakan
tergantung kepada masalah keperawatan yang ditemukan. Pada
masalah resiko syok berhubungan dengan hipovolemia intervensi yang
direncanakan sama dengan teori yang telah dikemukakan, begitu pula dengan
masalah nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
ansietas yang telah direncanakan.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan pada resiko syok berhubungan dengan
hipovolemia, nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, ansietas disesuaikan dengan rencana tindakan
yang telah peneliti susun. Implementasi keperawatan dilakukan pada
tanggal 05 Juni - 11 Juni 2017 terhadap Ny. A dan Ny. Y.
5. Evaluasi keperawatan
Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari dalam bentuk SOAP.
Evaluasi yang dilakukan dari tanggal 05 Juni - 11 Juni 2017 dengan metode
SOAP untuk mengetahui keefektifan dari tindakan keperawatan yang
dilakukan. Pada Ny. A dan NY. Y masalah resiko syok berhubungan dengan
hipovolemia teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan. Hasil evaluasi pada
masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer sebagian teratasi intervensi
dilanjutkan. Hasil evaluasi pada masalah nyeri akut berhubungan dengan
proses perjalanan penyakit teratasi sebagian intervensi dilanjutkan. Hasil
evaluasi pada masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral masalah teratasi intervensi
dihentikan. Pada Ny. Y masalah ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatanmasalah teratasi intervensi dihentikan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:

Poltekkes Kemenkes Padang


73

1. Bagi Kepala Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang


Melalui pimpinan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan yang
optimal kepada pasien khususnya dengan pasien mola hidatidosa
2. Bagi Perawat Ruang Rawat Inap Kebidanan Gynekologi-Onkologi
Studi kasus yang peneliti lakukan pada pasien dengan mola hidatidosa dapat
menjadi acuan bagi perawat di ruang Rawat Inap Kebidana Gynekologi-
Onkologi RSUP dr. M. Djamil Padang dalam melakukan asuhan keperawatan
secara profesional dan komprehensif terutama pada saat memonitor jumlah
perdarahan pervaginam, memberikan informasi atau penyuluhan terkait
penyakit diruangan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian komprehensif dan mengambil
diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan dan elektrolit secara
tepat menurut pengkajian yang didapatkan, melaksanakan tindakan
keperawatan dengan lebih dahulu memahami masalah dengan baik, dan
mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan berdasarkan
kepeda teori.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan mola hidatidosa dengan memperhatikan jumlah perdarahan
pervaginam, memantau status nutrisi dan cairan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Poltekkes Kemenkes Padang


74

Anwar, M. 2011. Ilmu kandungan Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.
Niersing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Macomedia

Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.
Niersing Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Macomedia

Cunningham, Macdonald PC.2007. Obstetri William ( William’s Obstetri ) Edisi


XVIII Jakarta : EGC

Damongilala S, Tendean HMM, Loho M. Profil Mola Hidatidosa Di BLU RSUP


Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic. 2015;3:683- 6
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=431777&val=1001&title=PROFIL%20PENDERITA%20MOLA
%20HIDATIDOSA%20DI%20RSUP%20Prof.dr.R.D.%20KANDOU
%20MANADO diakses tanggal 09 Februari 2017 jam 17.00 WIB

Dinarti, dkk.2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: CV Trans Info Medika

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Ringkasan Eksekutif Riset Kesehatan Dasar.


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas%202013.pdf diakses tanggal 12 Februari 2017 jam
21.00 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi.2010.Laporan Tahunan 2010

Herdman, H, Kamitsuru, S. 2015. Diagnosis KeperawaatannDefenisi dan Klasifikasi


2015-2017. Jakarta : EGC

Kemenkes RI.2010. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010. Jakarta

Martaadisoebrata, D. 2005. Pedoman Pengelolaan Penyakit Trofoblas Gestasional.


Jakarta: EGC

Nursalam. 2015. Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba


Medika

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Purwaningsih, W. 2010. Asuhan Keprawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika

Poltekkes Kemenkes Padang


75

Perry & Potter (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika

Reeder, Martin, Koniak-Griffin. 2011. keperawatan maternitas Edisi 18 Jakarta :


EGC

Mochtar, R. 2010. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi 2.


Jakarta : EGC

Saifuddin, Abdul Bari dan Gulardi Hanifa Wiknjosastro. 2009. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Edisi 1. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari dan Trijatmo Rachimhadhi. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sastrawinata, S. 2007. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 2. Jakarta :


EGC

Saryono & Mekar Dewi Anggraeni. 2016. Mettodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Sukarni, I. 2014. Patologi kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus resiko tinggi
Yogyakarta : Nuha Medika

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Taber, B. 2008. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Winknjosastro, SP.OG, Prof.Dr.Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Poltekkes Kemenkes Padang


76

Poltekkes Kemenkes Padang


77

Poltekkes Kemenkes Padang


78

Poltekkes Kemenkes Padang


79

Poltekkes Kemenkes Padang


80

Poltekkes Kemenkes Padang


81

FORMAT PENGKAJIAN GINEKOLOGI-ONKOLOGI

1 Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 52 tahun / 14 Agustus 1965
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam

Alamat Rumah : Bandes batu kasek pengambiran, Lubuk begalung


Padang.

2 Suami
Nama : Tn. B
Umur : 56 tahun / 23 januari 1961
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat : Tn. B ( Suami )
yang mudah dihubungi

3 Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk


Tanggal Masuk : 05 Juni 2017 Jam 11.15 WIB
No. Medical Record : 96.90.63
Ruang Rawat : Kemuning 4
Diagnosa Medik : Mola hidatidosa invasif
Yang mengirim/merujuk : Poli Klinik Kebidanan
Alasan masuk :Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah serta
keluar darah kemaluan sejak 6 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit

4 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Poltekkes Kemenkes Padang


82

1) Keluhan utama masuk


Ny.A masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 05 Juni 2017 pukul
11.15 WIB melalui Poliklinik Kebidanan dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah dan keluar darah dari kemaluan sejak 6 hari yang lalu.

2) Keluhan saat ini (waktu pengkajian) :


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 05 Juni 2017 jam 15.00
WIB, Ny.A mengatakan nyeri perut bagian bawah, tidak ada nafsu
makan, badan terasa lemah dan mudah lelah, keluar darah dari kemaluan
jika banyak beraktifitas.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny.A mengatakan belum pernah menderita sakit ini sebelumnya.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny.A mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit seperti
ini dan tidak ada dan juga penyakit keturunan seperti kanker, hipertensi,
dibaetes melitus.

d. Riwayat Haid/Status Ginekologi (JELASKAN)


1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus : Teratur
3) Warna : merah
4) Bau : bau khas
5) Dismenorrhe : Pasien mengatakan mengeluhkan nyeri haid pada hari
pertama, nyeri haidnya masih bisa di tahan
6) Keluhan lain : tidak ada

e. Riwayat Obstetri (JELASKAN)


1) Riwayat kehamilan
Pasien mengatakan Pasien hamil pertama pada umur 23 tahun. Pasien
memiliki anak 4 orang. Pasien selama hamil mengalami siklus yang
normal.

2) Riwayat persalinan

Poltekkes Kemenkes Padang


83

Pasien mengatakan melahirkan secara normal dan tidak pernah


mengalami keguguran. Persalin ditolong oleh bidan

3) Riwayat nifas dan menyusui


Pasien mengatakan masa nifas selama 2 minggu. Menyusui selama 2
Tahun

f. Data Keluarga Berencana (JELASKAN)


1) Pernah ikut KB/tidak
Pasien mengatakan tidak pernah ikut KB

5 Data Psikologis (JELASKAN)


Pasien mengatakan cemas dan takt tidak bisa sembuh

6 Data Spritual (JELASKAN)


Pasien mengatakan menjalankan sholat 5 kali sehari dan mengaji. Pasien tampak
melakukan ibadah

7 Data Sosial Ekonomi (JELASKAN)


Pasien mengatakan berobat menggunakan BPJS

8 Aktivitas Sehari-hari sebelum sakit dan perbandingan dengan selama di


rawat (JELASKAN)
1) Dapat menolong diri sendiri
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
Selama di rawat di rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara
mandiri.

2) Ditolong dengan bantuan minimum


Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit di bantu oleh anaknya dan
suaminya untuk menolong aktivitas seperti makan, minum, bantu untuk
berdiri dan duduk serta membantu ke kamar mandi.

3) Ditolong dengan bantuan maksimum


Pasien tidak dibantu dengan bantuan maksimum

4) Makan / minum

Poltekkes Kemenkes Padang


84

Makan
Sehat : pasien mengatakan 3 x sehari dengan posri yang cukup lengkap
dengan sayur dan lauknya

Sakit : pasien mengatakan selama di rawat nafsu makan karena terasa mual
dan muntah

Minum

Sehat : Minum : 6-7 kali sehari ( minum air putih )

Sakit : Minum 6-7 kali sehari ( minum air putih )

5) Istirahat dan pola tidur


Sehat : - Siang : jarang tidur siang

- Malam : 7-8 jam sehari ( nyenyak )


Sakit : - Siang : jarang tidur siang

- Malam : 6-7 jam sehari ( nyenyak )


6) Personal hygiene
Sehat : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore
Sakit : mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

7) Eliminasi (BAB dan BAK)


Sehat :- BAK : 4-6 kali sehari, warna bening, bau khas

- BAB : 1 kali sehari


Sakit : - BAK : 4-6 kali sehari

- BAB : 1 kali sehari


Keluhan : tidak ada

9 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) Tekanan darah : 120/80 mmHg
3) Suhu : 36,6 oC
4) Nadi : 84 x/menit

Poltekkes Kemenkes Padang


85

5) Pernafasan : 20 x/menit
6) BB : 56 Kg
7) TB : 157 Cm

b. Kepala dan rambut


Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hampir seluruhnya warna putih,
tampak bersih, tidak ada ketombe dan rontok.
Keluhan : tidak ada

c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar kantus
mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran
Keluhan : tidak ada

d. Muka
1) Mata
Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya positif, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, reflek pupil positif, isokor.

2) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada,
penciuman normal

3) Mulut dan gigi


mulut tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada sianosis, gusi
didapatkan tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, mukosa mulut agak
pucat

Keluhan : bibir pecah-pecah

e. Leher
bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Keluhan : tidak ada

f. Thoraks
Paru-paru

Poltekkes Kemenkes Padang


86

Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan kanan,
retraksi dinding dada tidak ada
Palpasi : fremitus kiri kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictis cordis teraba di RIC V midklafikula
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
Keluhan : tidak ada

g. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit
jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan,
papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara
Keluhan : tidak ada

h. Abdomen
Inspeksi : tidak ada line alba/nigra
Auskultasi : bising usus 13x/i
Palapasi : tidak teraba bagian janin, perut terasa lembek, hepar dan limpa
tidak teraba, ada nyeri tekan
Perkusi : thympani
Keluhan : nyeri tekan

i. Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada edema pada kedua tangan, CRT < 2 detik,
terpasang infus sebelah kiri dengan cairan NaCl 0,9 % 20 tts/menit
Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki
Kekuatan otot
555 / 555
555 / 555
Keluhan : tidak ada

j. Genitalia
1) Kebersihan
tampak kotor

2) Pengeluaran pervaginam

Poltekkes Kemenkes Padang


87

Perdarahan pervaginam sekitar 40 CC

Keluhan : keluar darah semakin banyak jika banyak beraktifitas

10 Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 8,3 g/dL 12-16
Leukosit 12.540 /mm3 5.000-10000
05 Juni 2017
Trombosit 42.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 56 % 37-43
Hemoglobin 9,5 g/dL 12-16
Leukosit 7.240 /mm3 5.000-10000
07 Juni 2017
Trombosit 78.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 39 % 37-43

11 Program Terapi Dokter


3. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit
4. Transfusi PRC 3 kolf , 32 tetes/menit
5. Vit K 2 x 1 amp

Padang, 05 Juni 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


88

( Lady Permata Sari )

NIM :143110251

ANALISIS DATA

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 96.90.63

N
Data Penyebab Masalah
O
1 DS : hipovolemia Resiko syok
1. Klien mengatakan badan
terasa lemah
2. Klien mengatakan sudah
6 hari keluar darah drai
kemaluan
DO :
1. Wajah klien tampak
pucat
2. Klien tampak lemah
3. Turgor kulit tidak elastis
4. Mukosa bibir kering
5. Hb : 8,3 gr/dl
6. Hematokrit : 56%
Tekanan darah : 120/80
mmHg
2 DS : Proses penjalaran Nyeri akut
1. Pasien mengatakan penyakit
perut bagian bawah
terasa nyeri
2. Nyeri seperti ditusuk-
tusuk
3. Nyeri bertambah jika

Poltekkes Kemenkes Padang


89

melakukan aktifitas
DO :
1. Klien tampak meringis
2. Ada nyeri tekan di perut
3. Klien tampak berhati-
hati saat beregerak

3 DS: Penurunan asupan Ketidakseimbanga


1. Pasien mengatakan tidak oral n nutrisi kurang
nafsu makan dari kebutuhan
2. Pasien mengatakan mual tubuh
muntah
3. Pasien mengatakan
hanya mengabiskan 4-5
sendok makan saja dari
porsi diit yang di berikan
rumah sakit
DO :
1. Pasien tampak mual
muntah
2. Pasien tampak lemah
3. Pasien hanya
menghabiskan 5 sendok
makan saja dari porsi
diit yang diberikan
rumah sakit
4. Konjungtiva anemis

DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 96.90.63

N Tanggal Tanggal Tanda


Diagnosis Keperawatan
o Muncul Teratasi Tangan
1 Resiko Syok berhubungan dengan 05 Juni 08 Juni
hipovolemia

Poltekkes Kemenkes Padang


90

2017 2017

2 Nyeri akut berhubungan dengan 05 Juni 08 Juni


proses penjalaran penyakit
2017 2017
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 05 Juni 10 Juni
dari kebutuhan tubuh berhubungan
2017 2017
dengan penurunan asupan oral

Poltekkes Kemenkes Padang


RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 96.90.63

N Rencana Keperawatan
Diagnosis Keperawatan
o NOC NIC
1 Resiko Syok Sesetelah dilakukan asuhan keperawatan a. Pencegahan syok
berhubungan dengan diharapkan pasien terhindar dari risiko 1. Monitor adanya respon kompensasi awal
hipovolemia syok dengan kriteria hasil : syok
a. Keparahan syok : hipovolemik 2. Monitor kemungkinan penyebab
1. Tidak ada penurunan nadi hilangnya cairan (misalnya drainase
2. Tidak ada penurunan tekanan darah nasogastrik, muntah, hematemesis,
3. Tidak ada nyeri dada hematokesia)
4. Tidak ada pucat 3. Monitor status sirkulasi
5. Tidak pernafasan dangkal 4. Monitor terhadap tanda dan gejala asites
6. Tidak ada akral dingin dan nyeri abdomen
7. Tidak ada penurunan tingkat kesadaran 5. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai
kebutuhan
b. Keparahan kehilangan darah 6. Berikan PRC, FFP atau platelet sesuai
1. Tidak ada kehilangan darah dari anus kebutuhan
2. Tidak ada hematemesis 7. Anjurkan pasien dan keluarga
3. Tidak ada hemoptysis mengetahui tanda/gejala syok
4. Tidak ada kulit dan merman mukosa yang 8. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai
pucat langlah-langkah timbulnya syok
5. Tidak ada kecemasan

36 Poltekkes kemenkes Padang


92

Tidak ada penurunan Hb dan Ht b. Manajemen syok


1. Monitor TTV dan output urin
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Monitor adanya gejala gagal nafas
4. Monitor EKG
5. Ambil gas darah arteri
6. Berikan profilaksis DVT, dan profilaksis
terkait stress ulcers
7. Berikan dukungan emosi pada pasien
dan keluarga

c.
Pemberian produk darah
1.
Kaji riwayat transfusi
2.
Cek kembali produk darah
3.
Cek kembali pasien dengan benar dan
kecocokan dengan produk darah
4. Monitor area IV terkait phlebitis dan
infeksi
5. Intruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala terhadap tranfusi
6. Monitor reaksi transfusi
Berikan saline setelah tranfusi
2 Nyeri akut setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
berhubungan dengan paseien mampu mengontorl nyeri 8. Lakukan pengkajian nyeri secara
perdarahan, proses dengan kriteria hasil : komprehensif yang meliputi lokasi,
perjalanan penyakit 5. Nyeri terkontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
6. Mampu memutuskan tindakan kualitas, dan berat nya nyeri
untuk memberikan kenyaman 9. Pastikan perawatan analgetik bagi
7. Mampu menerima infomasi yang pasien dilakukan dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


93

disediakan ntuk mengurangi nyeri pemantauan yang ketat


Mampu mengambil tindakan untuk 10. Gali pengetahuan dan kepercayaan
mengurangi nyeri pasien mengenai nyeri
11. Berikan informasi mengenai nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan,
mengantisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur
12. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
nyeri
13. Pilih dan implementasikan tindakan
yang beragam ( misalnya,
farmakologi, non farmakologi,
interpersonal ) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan
14. Evaluasi ke efektifan dari tindakan
pengontorl nyeri yang dipakai
selama pengkajian nyeri yang
dilakukan

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari keperawatan, pasien mampu 6) Tentukan jumlah kalori dan jenis
kebutuhan tubuh menunjukkan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan untuk
berhubungan dengan nutrisi tidak terganggu dengan memenuhi persyaratan gizi
penurunan asupan oral, kriteria hasil : 7) Lakukan atau bantu pasien terkait
mual sekunder akibat 3. Nafsu Makan : dengan perawatan mulut sebelum
peningkatan kadar hCG Indikator : makan
c. Keinginan untuk makan tidak 8) Monitor kalori dan asupan makanan

Poltekkes Kemenkes Padang


94

terganggu 9) Monitor kecendrungan terjadinya


d. Rangsangan untuk makan tidak penurunan dan kenaikan berat badan
terganggu 10) Berikan arahan bila diperlukan
4. Status Nutrisi : Asupan
makanan & cairan Monitor Nutrisi
Indikator : 8. Timbang berat badan pasien
c. Asupan makanan secara oral 9. Monitor kecendrungan turun dan
tidak terganggu naiknya berat badan
d. Asupan cairan secara oral 10. Identifikasi pertumbuhan berat
tidak terganggu badan terakhir
11. Monitor tugor kulit dan mobilitas
12. Monitor adanya mual muntah
13. Monitor adanya (warna) pucat,
kemerahan dan jaringan konjungtiva
yang kering
Lakukan pemeriksaan laboratorium
(Hb, Ht )

Poltekkes Kemenkes Padang


95

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 96.90.63

Hari /
Tanda
tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Tangan
/ jam
Senin / Resiko syok Hari pertama 05 Juni 2017 Jam 17.00 WIB
berhubungan dengan S
05 Juni
hipovolemia 1. Monitor kemungkinan penyebab - Pasien mengatakan badan terasa
2017 / hilangnya cairan (misal perdarahan, lemah
muntah) - Pasien mengatakan masih ada
jam
2. Monitor status sirkulasi keluar darah kemaluan
15.15 3. Pasang dan pertahankan akes IV
sesuai kebutuhan O
WIB
4. memberikan PRC - Pasien tampak lemah
5. monitor reaksi transfusi - Pasien tampka pucat
- Turgor kulit tidak elastis
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
- Perdarahan pervaginam sekitar 40
CC
- Mukosa bibir kering
- TD : 100/80 mmHg, Nadi : 73 x/i
- Hb : 8,3 g/dl
- Ht : 28 %

Poltekkes Kemenkes Padang


96

A: mola hidatidosa invasif


P: Intervensi dilanjutkan0,9 %
- Memantau TTV
- Monitor perdarahan
- Anjurkan makan makanan yang
kaya vitamin K

Hari kedua 06 Juni 2017 S:


- Pasien mengatakan bada masih
1. Monitor kemungkinan penyebab terasa lemah
hilangnya cairan (misal perdarahan, - Pasien mengatakan masih
muntah) keluar darah vagina
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan pusing
3. Pasang dan pertahankan akes IV O :
sesuai kebutuhan - Pasien tampak pucat
4. memberikan PRC - Membran mukosa kering
5. monitor reaksi transfusi - Perdarahan pervaginam sekitar
40 CC
- TD : 110/80 mmHg
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9
%
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memantau TTV
- Monitor perdarahan
- Anjurkan makan makanan yang
kaya vitamin K
- Rencana transfusi PRC
Hari ketiga 07 Juni 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


97

S:
1. Monitor kemungkinan penyebab - Pasien mengatakan badan
hilangnya cairan (misal perdarahan, masih terasa lemah
muntah) - Pasien mengatakan kepala
2. Monitor status sirkulasi terasa pusing
3. Pasang dan pertahankan akes IV - Pasien mengatakan keluar
sesuai kebutuhan darah dari kemaluan sudah
4. memberikan PRC berkurang
5. monitor reaksi transfusi O:
- Klien tampak lemah
- Klien masih tampak pucat
- Perdarahan pervaginam sekitar
20 CC
- TD : 110/ 90 mmHg, Nadi : 83
x/i, Suhu : 36,8 ° C, pernafasan :
23 x/i
- Hb : 9,5 g/dl
- Hematoktrit : 42 %
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memantau ttv
- Memantau jumlah perdarahan
Hari keempat 08 Juni 2017 - Memantau keadaan umum
pasien
1. Monitor kemungkinan penyebab
hilangnya cairan (misal perdarahan,
muntah) S:
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan masih
3. Pasang dan pertahankan akes IV lemah

Poltekkes Kemenkes Padang


98

sesuai kebutuhan - Pasien mengatakan keluar


4. memberikan PRC darah dari kemaluan sudah
5. monitor reaksi transfusi berkurang
O:
- Pasien masih tampak pucat
- Mukosa bibir masih kering
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9
% 20 tetes/ menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Hari kelima 09 Juni 2014 - Monitor jumlah perdarahan
- Monitor tanda-tanda vital
- Manganjurkan pasien makan
1. Monitor kemungkinan penyebab makanan yang kaya vitamin K
hilangnya cairan (misal perdarahan,
muntah)
2. Monitor status sirkulasi S:
3. Pasang dan pertahankan akes IV - Pasien mengatakan keluar
sesuai kebutuhan darah dari kemaluan hanya
4. memberikan PRC sedikit
5. monitor reaksi transfusi - Pasien mengatakan sudah tidak
pusing lagi
- Badan tidak lemas lagi
O:
- Pasien masih tampak agak
sedikit pucat
- Perdarahan pervaginam sedikit
- TD : 120/80 mmHg, nadi : 98 x/i
pernafasan 18 x/i, suhu : 36,7 °C

Poltekkes Kemenkes Padang


99

05 Juni - Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9


%
2016
A : masalah teratasi sebagian
16.00 P : intervensi dilanjutkan
- Monitor keadaan umum pasien
- Monitor TTV pasien
- Monitor jumlah perdarahan.
Nyeri akut Hari pertama 05 Juni 2017 S:
1. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan nyeri perut
durasi nyeri ) bagian bawah
2. Mengajarkan teknik nafas dalam - Pasien mengatakan nyeri bertambah
untuk mengatasi nyeri jika beraktifitas
3. Menmantau Tanda tanda vital - Pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
O:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak berhati-hati
- Nadi : 102 x/i, TD : 120/80 mmHg
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaanya
- Ajarkan teknik nafas dalam \

Hari kedua 06 Juni 2017 S:


1. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan perut masih
durasi nyeri ) terasa nyeri

Poltekkes Kemenkes Padang


100

2. Mengajarkan teknik nafas dalam - Pasien mengatakan nyeri bertambah


untuk mengatasi nyeri jika beraktifitas
3. Memantau Tanda tanda vital O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak berhati-hati jik
berkatifitas
- Skala nyeri 5
- TD : 120/90 mmHg
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Memantau tanda-tanda vital pasien
- Mengajarkan teknik nafas dalam

Hari ketiga 07 Juni 2017 S:


1. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan masih nyeri
durasi nyeri ) bagian perut nya
2. Mengajarkan teknik nafas dalam - Pasien mmengatakan nyeri seperti
untuk mengatasi nyeri ditusuk-tusuk
3. Memantau Tanda tanda vital - Pasien mengatakan aktifitas masih
banyak dibantu keluarga
O:
- Pasien tampak masih lemah
- Pasien masih tampak kesakitan
- Pasien tampak berhati- hati
- Saat pengkajian pasien tampak
kurang fokus
- TD 130/80 mmHg, Nadi : 103 x/i
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Poltekkes Kemenkes Padang


101

Hari keempat 08 Juni 2017 S:


1. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan masih nyeri tapi
durasi nyeri ) kadang- kadang
2. Mengajarkan teknik nafas dalam - Pasien mengatakan nyeri seperti
untuk mengatasi nyeri ditusuk-tusuk
3. Memantau Tanda tanda vital - Pasien mengatakan nyeri bertambah
jika beraktivitas
O:
- Pasien tampak masih berhati-hati
saat bergerak
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 4
- TD : 120/80 mmHg Nadi 93 x/i
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Monior Tanda-tanda vital
- Kolaborasi pemberian obat anti
nyeri
- Ajarkan teknik nafas dalam

Hari kelima 09 Juni 2017 S:


- Pasien mengatakan nyeri sudah
mulai berkurang
- Pasien mengatakan ada melakukan
teknik nafas dalam saat terasa nyeri
O:
- Skala nyeri 3
- Pasien tampak tidak meringis lagi

Poltekkes Kemenkes Padang


102

- TD : 120/80 mmHg
- Wajah tidak tegang lagi
- Pasien tampak melakukan teknik
nafas dalam
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Ketidakseimbangan Hari pertama 05 Juni 2016 S:


nutrisi kurang dari 1. Memonitor jumlah kalori dan intake - Pasien mengatakan masih kurang
kebutuhan tubuh nutrisi nafsu makan
berhubungan dengan 2. Monitor adanya penurunan berat badan - pasien masih mengeluh mual
kurang asupan 3. Memonitor untuk mual dan muntah
makanan 4. Monitor turgor kulit O:
- Pasien seringkali tidak
menghabiskan makanannya ,
makanan yang habis hanya 4-5
sendok saja dari yang disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan

Poltekkes Kemenkes Padang


103

- Monitor mual dan muntah

Hari kedua 06 Juni 2017 S:


1. Memonitor jumlah kalori dan intake - Pasien mengatakan masih tidak
nutrisi nafsu makan
2. Monitor adanya penurunan berat - pasien mengeluh mual
badan - pasien mengatakan tidak suka
3. Memonitor untuk mual dan muntah dengan lauk yang diberikan rumah
4. Monitor turgor kulit sakit

O:
- Pasien seringkali tidak
menghabiskan makanannya ,
makanan yang habis hanya 4-5
sendok saja dari yang disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
- Kolaborasi dengan ahli gizi

Poltekkes Kemenkes Padang


104

tentang diit pasien

S:
Hari ketiga 08 Juni 2017 - Pasien mengatakan masih tidak
1. Memonitor jumlah kalori dan intake nafsu makan
nutrisi - pasien mengeluh mual
2. Monitor adanya penurunan berat - pasien mengatakan kalau makan
badan banyak perut semakin mual
3. Memonitor untuk mual dan muntah O:
4. Monitor turgor kulit - Pasien seringkali tidak
menghabiskan makanannya ,
makanan yang habis hanya 4-5
sendok saja dari yang disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah

S:
Hari keempat 09 Juni 2017 - Pasien mengatakan sudah mau
makan tapi sedikit-sedikit

Poltekkes Kemenkes Padang


105

1. Memonitor jumlah kalori dan - pasien masih mengeluh mual jika


intake makan banyak
nutrisi O:
2. Monitor adanya penurunan berat - pasien tampak mua makan sedikit
badan demi sedikit
3. Memonitor untuk mual dan - Pasien masih tampak lemas
muntah - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
4. Monitor turgor kulit tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- TD : 120/80 mmHg,

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan munta

S:
- Pasien mengatakan sudah mau
Hari kelima 10 juni 2017 makan tapi sedikit-sedikit
1. Memonitor jumlah kalori dan - pasien mengatan mual sudah
intake berkurang
nutrisi O:
2. Monitor adanya penurunan berat - pasien tampak sudah
badan mengahbiskan ½ dari porsi makan
3. Memonitor untuk mual dan nya
muntah - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit

Poltekkes Kemenkes Padang


106

4. Monitor turgor kulit - Konjungtiva anemis


- TD : 120/80 mmHg,

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya mual dan
muntah

Poltekkes Kemenkes Padang


FORMAT PENGKAJIAN GINEKOLOGI-ONKOLOGI

12 Identitas Pasien
Nama : Ny.Y
Umur : 32 tahun / 04 November 1985
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam

Alamat Rumah : palapuh RT 002 RW 007 Air pacah, Koto tangah


Padang

13 Suami
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat : Tn. S (Suami)
yang mudah dihubungi

14 Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk


Tanggal Masuk : 06 Juni 2017 Jam 08.40 WIB
No. Medical Record : 96.95.54
Ruang Rawat : Kemuning 3
Diagnosa Medik : mola hidatidosa invasif
Yang mengirim/merujuk : RS Yarsi Padang
Alasan masuk : usia kehamilan sudah 5 bulan, namun bunyi detak
jantung janin tidak ada, keluar darah dari kemaluan
sejak usia kehamilan 2 bulan.

15 1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama masuk
Ny.Y masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 06 Juni 2017
pukul 08.40 WIB melalui IGD RSUP DR. M. Djamil Padang dengan

36 Poltekkes kemenkes Padang


108

keluhan usia kehamilan sudah 5 bulan namun suara detak jantung janin
tidak ada, dan keluar darah darah vagina sejak usia kehamilan 2 bulan,
diserta nyeri perut bagian bawah.

2) Keluhan saat ini (waktu pengkajian) :


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Juni 2017 jam 14.30
WIB, Ny.Y kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah lelah,
terjadi penurunan berat badan, pasien mengatakan sering mengalami sakit
perut bagaian bawah, menjalar ke ari-ari.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny.Y mengatakan saat masih gadis dulu haid nya sering tidak teratur, kadang
pernah dalam 1 bulan klien haid 2 kali.
Klien mengatakan pernah dirawat sebelumnya saat melahirkan anak pertama
karna SC

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny.Y mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang
sama dan yang memiliki sakit keturunan seperti kanker, hipertensi dan lain-
lain.

d. Riwayat Haid/Status Ginekologi (JELASKAN)


7) Menarche : 14 tahun
8) Siklus : Tidak teratur
9) Banyak : Pasien mengatakan selama haid ganti pembalut 3- 4 x
sehari.
10) Warna : merah
11) Bau : bau khas
12) Dismenorrhe : Pasien mengatakan mengeluhkan nyeri haid pada hari
pertama, nyeri haidnya masih bisa di tahan.
13) Keluhan lain : pasien mengatakan pernag dalam 1 bulan ia haid 2
kali
e. Riwayat Obstetri (JELASKAN)
4) Riwayat kehamilan
Pasien mengatakan pasien hamil pertama pada umur 25 tahun. Pasien
memiliki anak 1 orang.

Poltekkes Kemenkes Padang


109

5) Riwayat persalinan
Pasien mengatakan melahirkan anak pertamanya secara \\seksio sesarea
(sc) dirumah sakit.

6) Riwayat nifas dan menyusui


Pasien mengatakan masa nifas selama 6 minggu. Anak pertamanya ASI
Eklusif dan menyusui sampai umur 2 tahun.

g. Data Keluarga Berencana (JELASKAN)


2) Pernah ikut KB/tidak
Pasien mengatakan pernah mengikuti KB yaitu suntik 3 bulan.

16 2. Data Psikologis (JELASKAN)


Pasien mengatakan ia takut tidak bisa sembuh kembali, dan takut tidak bisa hamil
lagi, pasien mengatakan ia dan suami masih mengharapkan anak.

17 3. Data Spritual (JELASKAN)


Pasien mengatakan menjalankan sholat 5 kali sehari dan mengaji. Pasien tampak
melakukan ibadah

18 4. Data Sosial Ekonomi (JELASKAN)


Pasien mengatakan berobat menggunakan BPJS

19 5. Aktivitas Sehari-hari sebelum sakit dan perbandingan dengan selama di


rawat (JELASKAN)
8) Dapat menolong diri sendiri
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
Selama di rawat di rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara
mandiri.

9) Ditolong dengan bantuan minimum


Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit di bantu oleh suaminya
untuk menolong aktivitas seperti makan, minum, bantu untuk berdiri dan
duduk serta membantu ke kamar mandi.

10) Ditolong dengan bantuan maksimum

Poltekkes Kemenkes Padang


110

Pasien tidak dibantu dengan bantuan maksimum

11) Makan / minum


Sehat :- makan : 3 kali sehari ( nasi + lauk pauk + sayuran ), porsi makan
habis

- Minum : 7-8 kali sehari ( minum air putih )


Sakit : - makan 3 kali sehari ( nasi + lauk pauk + sayuran + buah-buahan ),
tidak pernah habis

- Minum 5-6 kali sehari ( minum air putih )


12) Istirahat dan pola tidur
Sehat : - Siang : 2-3 jam sehari ( nyenyak )

- Malam : 7-8 jam sehari ( nyenyak )


Sakit : - Siang : 1-2 jam sehari ( kurang nyenyak )

- Malam : 4-5 jam sehari ( kurang yenyak )


13) Personal hygiene
Sehat : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore
Sakit : mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

14) Eliminasi (BAB dan BAK)


Sehat :- BAK : 5-7 kali sehari, warna bening, bau khas

- BAB : 1 kali sehari


Sakit : - BAK : 4-5 kali sehari

- BAB : 1 kali sehari


Keluhan : tidak ada

20 6. Pemeriksaan Fisik
k. Keadaan umum : Lemah
8) Kesadaran : Compos Mentis
9) Tekanan darah : 100/60 mmHg
10) Suhu : 37,1 oC

Poltekkes Kemenkes Padang


111

11) Nadi : 79 x/menit


12) Pernafasan : 20 x/menit
13) BB : 53 Kg
14) TB : 153 Cm
l. Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, rambut berwarna warna hitam, tampak bersih, tidak
ada ketombe dan rontok.
Keluhan : tidak ada

m. Telinga
Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar kantus
mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran.
Keluhan : tidak ada

n. Muka
4) Mata
Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya +/+, Konjungtiva anemis +/+,
Sklera Ikterik +/+, reflek pupil +/+, isokor.

5) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada,
penciuman normal

6) Mulut dan gigi


mulut tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada sianosis, gusi
didapatkan tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, mukosa mulut agak
pucat

Keluhan : mulut dan lidah terasa kebas, bibir pcah-pecah

o. Leher
bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Keluhan : tidak ada

p. Thoraks

Poltekkes Kemenkes Padang


112

Paru-paru

Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus kiri kanan sama


Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictis cordis teraba di RIC V
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
Keluhan : tidak ada

q. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit
jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan,
papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara
Keluhan : tidak ada

r. Abdomen
Inspeksi : pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
Pada pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat.
Auskultasi : bising usus 17x/i, bunyi detak jantung janin tidak
Palapasi : tidak teraba pergerakan janin terdapat nyeri tekan, ada, hepar dan
limpa tidak teraba, ada nyeri tekan
Perkusi : thympani
Keluhan : nyeri tekan pada abdomen

s. Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada bekas garukan, tidak ada edema pada kedua
tangan, terdapat ruam pada kulit, CRT < 2 detik, terpasang infus sebelah kiri
dengan cairan NaCl 0,9 % 20 tts/menit
Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki
Kekuatan otot
555 / 555
555 / 555
Keluhan : tidak ada

t. Genitalia
3) Kebersihan

Poltekkes Kemenkes Padang


113

tampak kotor

4) Pengeluaran pervaginam
Pasien mengatakan keluar darah kemaluan sejak usia kehamilan 2 bulan,
bau khas, warna merah kecoklatan

Keluhan : nyeri perut

21 7. Data Penunjang
b. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 6,1 g/dL 12-16
Leukosit 11.940 /mm3 5.000-10000
05 Juni 2017
Trombosit 301.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 24 % 37-43
Hemoglobin 8,9 g/dL 12-16
Leukosit 13.650 /mm3 5.000-10000
08 Juni 2017
Trombosit 301.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 27% % 37-43
Hemoglobin 10,5 g/dL 12-16
10 Juni 2017 Leukosit 7.550 /mm3 5.000-10000
Trombosit 180.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 35 % 37-43

22 8. Program Terapi Dokter


6. Obat oral
- Dexamethasone 2 ampul 5 mg/ml
- Vitamin K 2x1 amp
- Methylprednisolone 3 x 1 tab
7. Obat paranteral :
IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit
06 Juni 2017

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2 kolf 32 tetes/menit


07 Juni 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


114

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf 32 tetes/menit

Padang, 05 Juni 2017

( Lady Permata Sari )

NIM :143110251

Poltekkes Kemenkes Padang


115

ANALISIS DATA

Nama Pasien : Ny. Y

No. MR : 96.95.54

N
Data Penyebab Masalah
O
1 DS : Hipovolemi Resiko syok
1. Klien mengatakan badan
terasa lemah
2. Klien mengatakan
perdarahan pervaginam
masih banyak
DO :
1. Wajah klien tampak
pucat
2. Klien tampak lemah
3. Turgor kulit tidak elastis
4. Mukosa bibir kering
7. Hb : 6,1 gr/dl
8. Hematokrit : 24%
9. Tekanan darah : 90/80
mmHg
10. Perdarahan pervaginam
sekitar 70 CC
2 Ketidakefektifan Kurangnya suplai
DS : perfusi jaringan O2 ke sel dan
- Pasien mengatakan tubuh perifer jaringan
terasa lemah

Poltekkes Kemenkes Padang


116

- pasien mengatakan
kadang terasa pusing
DO :
- Pasien tampak lemah
- CRT > 2 dtk
- Hb : 6,1 g/dl
Akral teraba hangat

3 DS : Proses Nyeri akut


1. Pasien mengatakan
penjalaran
perut nyeri bagian bawah
2. Pasien mengatakan nyeri penyakit
bertambah bila
melakukan aktivita s
3. Pasien mengatakan nyeri
seperti ditusu-tusuk
DO :
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak berhati-
hati saat bergerak
3. Klien tampak selalu
memegangi perut nya.

4 DS : Penurunan Ketodakseimbanga
1. Pasien mengatakan tidak asupan oral n nutrisi kurang
nafsu makan dari kebutuhan
2. Pasien mengatakan mual tubuh
muntah
3. Pasien mengatakan mulut
terasa kebas
4. Pasien mengatakan hanya
mengabiskan ¼ porsi dari
diit yang di berikan rumah
sakit
DO :
1. Pasien tampak mual
muntah
2. Pasien tampak lemah
3. Pasien hanya
menghabiskan ¼ porsi
dari diit yang diberikan
rumah sakit

Poltekkes Kemenkes Padang


117

5 DS : Perubahan status Ansietas


1. Pasien mengatakan kesehatan
cemas dengan kondisi
nya saat ini
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien mengatakan sulit
tidur karna cemas
DO :
1. Pasien tampak gelisah
2. Pasien selalu bertanya
tentang perkembangan
kondisi nya
pasien tampak sering
melamun

DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. Y

No. MR : 96.95.54

N Tanggal Tanggal Tanda


Diagnosis Keperawatan
o Muncul Teratasi Tangan
1 Resiko syok berhubungan dengan 06 Juni 09 Juni
hipovolemia
2017 2017

2 Ketidakefektifan perfusi jaringan 06 Juni 09 Juni


perifer 2017 17 2017

3 Nyeri akut berhubungan dengan 06 Juni 09 Juni


proses penjalaran penyakit
2017 2017
4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 06 Juni 11 Juni
dari kebutuhan tubuh berhubungan
2017 2017
dengan penurunan asupan oral
5 Ansietas berhubungan dengan 06 Juni 11 Juni
penurunan asupan oral
2017 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


118

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. Y

No. MR : 96.95.54

Rencana Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
NOC NIC
1. Risiko syok berhubungan Sesetelah dilakukan asuhan keperawatan d. Pencegahan syok
dengan hipovolemia diharapkan pasien terhindar dari risiko 9. Monitor adanya respon kompensasi awal
syok dengan kriteria hasil : syok
c. Keparahan syok : hipovolemik 10. Monitor kemungkinan penyebab
8. Tidak ada penurunan nadi hilangnya cairan (misalnya drainase
9. Tidak ada penurunan tekanan darah nasogastrik, muntah, hematemesis,
10. Tidak ada nyeri dada hematokesia)
11. Tidak ada pucat 11. Monitor status sirkulasi
12. Tidak pernafasan dangkal 12. Monitor terhadap tanda dan gejala
13. Tidak ada akral dingin asites dan nyeri abdomen
14. Tidak ada penurunan tingkat
13. Pasang dan pertahankan akes IV
kesadaran sesuai kebutuhan
14. Berikan PRC, FFP atau platelet
d. Keparahan kehilangan darah sesuai kebutuhan
6. Tidak ada kehilangan darah dari anus 15. Anjurkan pasien dan keluarga
7. Tidak ada hematemesis mengetahui tanda/gejala syok
8. Tidak ada hemoptysis 16. Anjurkan pasien dan keluarga
9. Tidak ada kulit dan merman mukosa yang mengenai langlah-langkah timbulnya
pucat syok

Poltekkes Kemenkes Padang


119

10. Tidak ada kecemasan


Tidak ada penurunan Hb dan Ht e. Manajemen syok
8. Monitor TTV dan output urin
9. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
10. Monitor adanya gejala gagal nafas
11. Monitor EKG
12. Ambil gas darah arteri
13. Berikan profilaksis DVT, dan
profilaksis terkait stress ulcers
14. Berikan dukungan emosi pada pasien
dan keluarga
f. Pemberian produk darah
7. Kaji riwayat transfusi
8. Cek kembali produk darah
9. Cek kembali pasien dengan benar dan
kecocokan dengan produk darah
10. Monitor area IV terkait phlebitis dan
infeksi
11. Intruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala terhadap tranfusi
12. Monitor reaksi transfusi
Berikan saline setelah tranfusi
2. Ketidakefektifan perfusi Sesetelah dilakukan asuhan keperawatan a. Manajemen asam basa
jaringan perifer diharapkan perfusi jaringan perifer efektif 1. Pertahankan kepatenan akses selang IV
berhubungan dengan dengan kriteria hasil: 2. Monitor gas darah arteri
suplai O2 ke sel dan a. Status sirkulasi 3. Monitor adanya kegagalan pernafasan
jaringan kurang 1. Tekanan darah systole dan diastole dalam 4. Monitor status hemodinamik
batas normal 5. Monitor kehilangan asam misalnya

Poltekkes Kemenkes Padang


120

2. Nadi dalam batas normal muntah, pengeluaran NGT


3. Kekuatan nadi tidak lemah 6. Monitor status neurologi
4. Saturasi oksigen normal 7. Berikan terapi oksigen dengan tepat
5. CRT <3 detik
6. Tidak ada hipotensi ortostatik b. Perawatan sirkulasi
7. Tidak ada kelelahan 1. Lakukan penilaian sirkulasi perifer (nadi,
8. Tidak ada pucat edema, CRT ,warna dan suhu
ekstermitas)
b. Perfusi jaringan: perifer 2. Berikan agen inotropik yang sesuai
1. Pengisian kapiler normal 3. Berikan tranfusi darah yang sesuai
2. Akral di ekstermitas normal 4. Monitor nilai elektrolit, BUN, dan
3. Kekuatan denyut nadi karotis normal kreatinin
4. Tidak ada nyeri diujung ekstermitas
5. Tidak ada mati rasa c.
Manajemen sensasi perifer
6. Tidak ada kram dan kelemahan otot Monitor sensasi panas dan dingin
1.
7. Tidak ada kerusakan kulit Monitor adanya parasthesia
2.
Intruksikan
3. pasien dan keluarga
memeriksa adanya kerusakan kulit
c. Pengetahuan : proses penyakit 4. Monitor tromboemboli dan
1. Mengetahui factor penyebab dan yang tromboplebitis pada vena
berkontribusi
2. Mengetahui komplikasi dari penyakit
Mengetahui efek fisiologis dan psikososial
terhadap penderita

Poltekkes Kemenkes Padang


121

3. Nyeri akut berhubungan setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri


dengan perdarahan, paseien mampu mengontorl nyeri 15. Lakukan pengkajian nyeri secara
proses perjalanan dengan kriteria hasil : komprehensif yang meliputi lokasi,
penyakit 8. Nyeri terkontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
9. Mampu memutuskan tindakan kualitas, dan berat nya nyeri
untuk memberikan kenyaman 16. Pastikan perawatan analgetik bagi
10. Mampu menerima infomasi yang pasien dilakukan dengan pemantauan
disediakan ntuk mengurangi nyeri yang ketat
Mampu mengambil tindakan untuk 17. Gali pengetahuan dan kepercayaan
mengurangi nyeri pasien mengenai nyeri
18. Berikan informasi mengenai nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan, mengantisipasi
dari ketidaknyamanan akibat
prosedur
19. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
nyeri
20. Pilih dan implementasikan tindakan
yang beragam ( misalnya,
farmakologi, non farmakologi,
interpersonal ) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan
21. Evaluasi ke efektifan dari tindakan
pengontorl nyeri yang dipakai selama
pengkajian nyeri yang dilakukan

Poltekkes Kemenkes Padang


122

11. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari pasien mampu menunjukkan 11) Tentukan jumlah kalori dan jenis
kebutuhan tubuh keseimbangan nutrisi tidak nutrisi yang dibutuhkan untuk
berhubungan dengan terganggu dengan kriteria hasil : memenuhi persyaratan gizi
penurunan asupan oral, 5. Nafsu Makan : 12) Lakukan atau bantu pasien terkait
mual sekunder akibat Indikator : dengan perawatan mulut sebelum makan
peningkatan kadar hCG e. Keinginan untuk makan tidak 13) Monitor kalori dan asupan makanan
terganggu 14) Monitor kecendrungan terjadinya
f. Rangsangan untuk makan tidak penurunan dan kenaikan berat badan
terganggu 15) Berikan arahan bila diperlukan
6. Status Nutrisi : Asupan
makanan & cairan Monitor Nutrisi
Indikator : 14. Timbang berat badan pasien
e. Asupan makanan secara oral 15. Monitor kecendrungan turun dan
tidak terganggu naiknya berat badan
f. Asupan cairan secara oral tidak 16. Identifikasi pertumbuhan berat
terganggu badan terakhir
17. Monitor tugor kulit dan mobilitas
18. Monitor adanya mual muntah
19. Monitor adanya (warna) pucat,
kemerahan dan jaringan konjungtiva
yang kering
Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb,
Ht )

Poltekkes Kemenkes Padang


123

12. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi :


dengan perubahan status keperawatan, pasien menunjukkan 7. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi
kesehatan cemas berkurang dengan tanda-tanda dimasa lalu yang sudah memberikan
vital dalam rentang normal dengan manfaat
kriteria hasil : 8. Berikan deskripsi detail terkait intervensi
relaksasi yang dipilih
7. Suhu tubuh dalam rentang normal 9. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
8. Tingkat pernapasan dalam rentang tanpa distraksi dengan lampu yang redup
normal dan suhu lingkungan yang nyaman, jika
9. Tekanan darah sistolik dalam memungkinkan
rentang normal 10. Dapatkan perilaku yang menunjukan
10. Tekanan darah diastolik dalam terjadinya relaksasi, misalnya bernapas
rentang normal dalam, menguap, pernapasan perut, atau
11. Tekanan nadi dalam rentang banyangan yang menyenangkan
normal 11. Minta klien untuk rileks dan
12. Kedalaman inspirasi dalam merasakan sensasi yang terjadi
rentang normal 12. Tunjukan dan praktekan teknik
relaksasi pada pasien
Evaluasi dan dokumentasikan respon
terhadap terapi relaksasi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. Y

Poltekkes Kemenkes Padang


124

No. MR : 96.95.54

Hari /
tanggal / Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
jam
Senin / Resiko Syok berhubungan Hari pertama 06 Juni 2017 Jam 16.00 WIB
dengan hipovolemia S
06 Juni
6. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya - Pasien mengatakan badan terasa
2017 / cairan (misal perdarahan, muntah) lemah
7. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan masih ada keluar
jam
8. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai darah kemaluan
15.15 kebutuhan
9. memberikan PRC O
WIB
10. monitor reaksi transfusi - Pasien tampak lemah
- Pasien tampka pucat
- Turgor kulit tidak elastis
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
- Perdarahan pervaginam sekitar 70 CC
- Mukosa bibir kering
- TD : 90/80 mmHg, Nadi : 79 x/i
- Hb : 6,1 g/dl

A: mola hidatidosa invasif


P: Intervensi dilanjutkan0,9 %
- Memantau TTV

Poltekkes Kemenkes Padang


125

- Monitor perdarahan
- Anjurkan makan makanan yang
Hari kedua 07 Juni 2017 kaya vitamin K
- Pasien rencana transfusi PRC 1 kolf
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya
cairan (misal perdarahan, muntah) S:
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan bada masih
3. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai terasa lemah
kebutuhan - Pasien mengatakan masih keluar
4. memberikan PRC darah vagina
5. monitor reaksi transfusi - Pasien mengatakan pusing
O:
- Pasien tampak pucat
- Membran mukosa kering
- Perdarahan pervaginam sekitar 60
CC
- TD : 110/80 mmHg
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memantau TTV
- Monitor perdarahan
- Anjurkan makan makanan yang
kaya vitamin K
- Rencana transfusi PRC
Hari ketiga 08 Juni 2017
S:
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya - Pasien mengatakan badan masih

Poltekkes Kemenkes Padang


126

cairan (misal perdarahan, muntah) terasa lemah


2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan kepala terasa
3. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai pusing
kebutuhan - Pasien mengatakan keluar darah
4. memberikan PRC dari kemaluan sudah berkurang
5. monitor reaksi transfusi O:
- Klien tampak lemah
- Klien masih tampak pucat
- Perdarahan pervaginam sekitar 40
CC
- TD : 110/ 90 mmHg, Nadi : 73 x/i,
Suhu : 36,8 ° C, pernafasan : 20 x/i
- Hb : 6,1 g/dl
- Hematoktrit : 61 %
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memantau ttv
Hari keempat 09 Juni 2017 - Memantau jumlah perdarahan
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya - Memantau keadaan umum pasien
cairan (misal perdarahan, muntah)
2. Monitor status sirkulasi S:
3. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai - Pasien mengatakan masih lemah
kebutuhan - Pasien mengatakan keluar darah
4. memberikan PRC dari kemaluan sudah berkurang
5. monitor reaksi transfusi O:
- Pasien masih tampak pucat
- Mukosa bibir masih kering
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %

Poltekkes Kemenkes Padang


127

20 tetes/ menit
- Hb 9,5 gr/dl
- Ht 42 %
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Monitor jumlah perdarahan
- Monitor tanda-tanda vital
- Manganjurkan pasien makan
Hari kelima 10 Juni 2014
makanan yang kaya vitamin K
1. Monitor kemungkinan penyebab hilangnya
cairan (misal perdarahan, muntah) S:
2. Monitor status sirkulasi - Pasien mengatakan keluar darah
3. Pasang dan pertahankan akes IV sesuai dari kemaluan hanya sedikit
kebutuhan - Pasien mengatakan sudah tidak
4. memberikan PRC pusing lagi
5. monitor reaksi transfusi - Badan tidak lemas lagi
- Pasien mengatakan kemaren
malam siap transfusi PRC 1 kolf
O:
- Pasien masih tampak agak sedikit
pucat
- Perdarahan pervaginam sedikit
- TD : 120/80 mmHg, nadi : 98 x/i
pernafasan 18 x/i, suhu : 36,7 °C
- Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %
- Hb (12,3 gr/dl) Ht (41 %)
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Poltekkes Kemenkes Padang


128

05 Juni - Monitor keadaan umum pasien


- Monitor TTV pasien
2016
- Monitor jumlah perdarahan.
16.00 Ketidakefektifan perfusi 1. memonitor status hemodinamik S:
jaringan perifer 2. menilai CRT - Pasien mengatakan tubuh terasa
berhubungan dengan lemah
kurangnya suplai O2 ke sel - pasien mengatakan kadang terasa
dan jaringan pusing
O:
- Pasien tampak lemah
- CRT > 2 dtk
- Hb : 6,1 g/dl
- Akral teraba hangat
A: A : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor CRT
- Monitor Hb pasien
Nyeri akut
Hari pertama 06 Juni 2017 S:
4. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan nyeri perut bagian
durasi nyeri ) bawah
5. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk - Pasien mengatakan nyeri bertambah
mengatasi nyeri jika beraktifitas
6. Menmantau Tanda tanda vital - Pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
O:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak meringis

Poltekkes Kemenkes Padang


129

- Pasien tampak berhati-hati


- Nadi : 102 x/i, TD : 120/80 mmHg
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaanya
- Ajarkan teknik nafas dalam

Hari kedua 07 Juni 2017 S:


4. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan perut masih terasa
durasi nyeri ) nyeri
5. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk - Pasien mengatakan nyeri bertambah
mengatasi nyeri jika beraktifitas
6. Memantau Tanda tanda vital O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak berhati-hati jik
berkatifitas
- Skala nyeri 5
- TD : 120/90 mmHg
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Memantau tanda-tanda vital pasien
- Mengajarkan teknik nafas dalam

Hari ketiga 08 Juni 2017 S:


4. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan masih nyeri bagian
durasi nyeri ) perut nya

Poltekkes Kemenkes Padang


130

5. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk - Pasien mmengatakan nyeri seperti


mengatasi nyeri ditusuk-tusuk
6. Memantau Tanda tanda vital - Pasien mengatakan aktifitas masih
banyak dibantu keluarga
O:
- Pasien tampak masih lemah
- Pasien masih tampak kesakitan
- Pasien tampak berhati- hati
- Saat pengkajian pasien tampak kurang
fokus
- TD 130/80 mmHg, Nadi : 103 x/i
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Hari keempat 09 Juni 2017 S:


4. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan masih nyeri tapi
durasi nyeri ) kadang- kadang
5. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk - Pasien mengatakan nyeri seperti
mengatasi nyeri ditusuk-tusuk
6. Memantau Tanda tanda vital - Pasien mengatakan nyeri bertambah
jika beraktivitas
O:
- Pasien tampak masih berhati-hati saat
bergerak
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 4
- TD : 120/80 mmHg Nadi 93 x/i

Poltekkes Kemenkes Padang


131

A : masalah belum teratasi


P : intervensi dilanjutkan
- Monior Tanda-tanda vital
- Kolaborasi pemberian obat anti nyeri
- Ajarkan teknik nafas dalam

Hari kelima 10 Juni 2017 S:


1. Melakukan pengkajian nyeri (lokasi, - Pasien mengatakan nyeri sudah mulai
durasi nyeri ) berkurang
2. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk - Pasien mengatakan ada melakukan
mengatasi nyeri teknik nafas dalam saat terasa nyeri
3. Memantau Tanda tanda vital O:
- Skala nyeri 3
- Pasien tampak tidak meringis lagi
- TD : 120/80 mmHg
- Wajah tidak tegang lagi
- Pasien tampak melakukan teknik nafas
dalam
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Ketidakseimbangan Hari pertama 06 Juni 2016 S:


nutrisi kurang dari 5. Memonitor jumlah kalori dan intake - Pasien mengatakan masih kurang
kebutuhan tubuh nutrisi nafsu makan
berhubungan dengan 6. Monitor adanya penurunan berat badan - pasien masih mengeluh mual
kurang asupan makanan 7. Memonitor untuk mual dan muntah
8. Monitor turgor kulit O:

Poltekkes Kemenkes Padang


132

- Pasien seringkali tidak menghabiskan


makanannya , makanan yang habis
hanya 4-5 sendok saja dari yang
disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah

Hari kedua 07 Juni 2017 S:


5. Memonitor jumlah kalori dan intake - Pasien mengatakan masih tidak nafsu
nutrisi makan
6. Monitor adanya penurunan berat badan - pasien mengeluh mual
7. Memonitor untuk mual dan muntah - pasien mengatakan tidak suka dengan
8. Monitor turgor kulit lauk yang diberikan rumah sakit

O:
- Pasien seringkali tidak menghabiskan
makanannya , makanan yang habis
hanya 4-5 sendok saja dari yang

Poltekkes Kemenkes Padang


133

disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
diit pasien

Hari ketiga 09 Juni 2017 S:


5. Memonitor jumlah kalori dan intake - Pasien mengatakan masih tidak nafsu
nutrisi makan
6. Monitor adanya penurunan berat badan - pasien mengeluh mual
7. Memonitor untuk mual dan muntah - pasien mengatakan kalau makan
8. Monitor turgor kulit banyak perut semakin mual
O:
- Pasien seringkali tidak menghabiskan
makanannya , makanan yang habis
hanya 4-5 sendok saja dari yang

Poltekkes Kemenkes Padang


134

disajikan
- Pasien tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak mual

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan muntah
Hari keempat 10 Juni 2017
5. Memonitor jumlah kalori dan intake S:
nutrisi - Pasien mengatakan sudah mau makan
6. Monitor adanya penurunan berat badan tapi sedikit-sedikit
7. Memonitor untuk mual dan muntah - pasien masih mengeluh mual jika
8. Monitor turgor kulit makan banyak
O:
- pasien tampak mua makan sedikit
demi sedikit
- Pasien masih tampak lemas
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- TD : 120/80 mmHg,

Poltekkes Kemenkes Padang


135

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor mual dan munta
Hari kelima 11 juni 2017
5. Memonitor jumlah kalori dan intake S:
nutrisi - Pasien mengatakan sudah mau makan
6. Monitor adanya penurunan berat badan tapi sedikit-sedikit
7. Memonitor untuk mual dan muntah - pasien mengatan mual sudah
8. Monitor turgor kulit berkurang
O:
- pasien tampak sudah mengahbiskan ½
dari porsi makan nya
- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
tetes/menit
- Konjungtiva anemis
- TD : 120/80 mmHg,

A : masalah teratasi sebagian


Ansietas berhubungan
P : Intervensi dilanjutkan
dengan perubahan status
- Monitor intake nutrisi
kesehatan
- Monitor adanya mual dan muntah
Hari peratama 06 Juni 2017
S:

Poltekkes Kemenkes Padang


136

1. Menciptakan lingkungan yang tenang, - Pasien mengatakan ia cemas


nyaman dengan kondisi kesehatannya
2. Minta pasien untuk rileks - Pasien mengatakan sulit tidur karna
3. Ajarkan teknik relaksasi memikirkan status kesehatannya
4. Anjurkan keluarga untuk memberikan - Pasien mengatakan takut tidak bisa
dukungan sama motivas kepada pasien hamil lagi
O:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sering melamun
- Tekanan darah 90/80 mmHg
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Minta pasien untuk rileks
- Ajarkan pasien teknik relaksasi
(teknik nafas dalam)

Hari kedua 07 Juni 2017 S:


1. Menciptakan lingkungan yang tenang, - Pasien mengatakan ia cemas
nyaman dengan kondisi kesehatannya
2. Minta pasien untuk rileks - Pasien mengatakan takut tidak bisa
3. Ajarkan teknik relaksasi hamil lagi
4. Anjurkan keluarga untuk memberikan O:
dukungan sama motivas kepada pasien - Pasien tampak gelisah
- Pasien sering bertanya tentang
status kesehatannya
- Tekanan darah 110/80 mmHg
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Poltekkes Kemenkes Padang


137

- Minta pasien untuk rileks


- Ajarkan pasien teknik relaksasi
(teknik nafas dalam)

Hari ketiga 08 Juni 2017 S:


1. Menciptakan lingkungan yang tenang, - Pasien mengatakan sudah tidak
nyaman cemas lagi
2. Minta pasien untuk rileks - Pasien mengatakan sudah
3. Ajarkan teknik relaksasi mendapatkan info dari dokter
4. Anjurkan keluarga untuk memberikan O:
dukungan sama motivas kepada pasien - Pasien tampak tidak gelisah lagi
- Pasien tampak tenang dan bisa
menerima kondisi nya
- TD : 120/80 mmHg, nadi 88 x/i
pernafasan 20 x/i
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Poltekkes Kemenkes Padang

Anda mungkin juga menyukai