Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Strata Satu pada Fakultas
Kedokteran Universitas Riau
Oleh:
AYESHA BELITANIA GAMMAYANTI
NIM. 1708155066
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
GAMBARAN KARSINOMA SKUAMOSA PENIS DENGAN TATALAKSANA
RADIOTERAPI DI RSUD ARIFIN ACHMAD 2014-2019
Skripsi
Oleh :
AYESHA BELITANIA GAMMAYANTI
NIM. 1708155066
Disetujui oleh:
Pembimbing
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua baik yang di ikuti
NIM : 17081155066
Tanda Tangan :
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Riau, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NIM : 1708155066
Fakultas : Kedokteran
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini
Universitas Riau berhak menyimpan, mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, mempublikasikan tugas akhir saya tanpa
meminta izin saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemillik Hak Cipta.
iv
SKRIPSI
Data Mahasiswa
Nama : Ayesha Belitania Gammayanti
NIM : 1708155066
Tempat/Tanggal lahir : Pekanbaru, 30 Juni 1999
Masuk FK Unri : 2017
Nama Penasehat Akademik : dr. Maya Savira, M.Kes
Jenis Penelitian : Deskriptif retrospektif
Mengetahui,
v
ABSTRACT
PROVINCE 2014-2019
by:
Squamous cell carcinoma (SCC) of the penis is rare cancer that originates from
epithelial cells in the inner prepuce or glans of the penis. This study aims to
study using secondary data from medical records and radiotherapy for squamous
carcinoma patients at Arifin Achmad Hospital, Riau Province from 2014 to 2019.
The results showed that there were 28 penile squamous cell carcinoma patients
where 3 of them were treated with radiotherapy at Arifin Achmad Hospital, Riau
squamous carcinoma based on the largest age group was the age range of 45-60
years old (100%) with the largest tribe being Batak (66.6%), with enlarged
inguinal lymph nodes (100%). Mostly, they were in stage 4 (100%) with total
vi
ABSTRAK
Oleh:
AYESHA BELITANIA GAMMAYANTI
Karsinoma sel skuamosa (KSS) penis merupakan keganasan yang jarang yang
berasal dari sel epitel di preputium bagian dalam atau glans penis.. Penelitian
ini bertujuan Untuk melihat bagaimana gambaran tatalaksana radioterapi pada pasien
karsinoma skuamosa penis di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 2014 -
2019. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang
berasal dari rekam medis dan radioterapi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 28
pasien karsinoma skuamosa penis dan yang dilakukan tatalaksana radioterapi
sebanyak 3 pasien di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 2014 – 2019.
Gambaran tatalaksana radioterapi pada karsinoma skuamosa penis berdasarkan
kelompok usia terbanyak adalah rentang usia 45-60 tahun (100%), dengan ras
terbanyak adalah batak (66,6%), dengan pembesaran kelenjar getah bening (100%).
Stadium terbanyak adalah 4 (100%), tatalaksana terbanyak adalah penektomi total
(100%), dengan gejala klinis terbanyak adalah nyeri, luka, dan gatal disekitar
kemaluan.
vii
KATA PENGANTAR
Maha Kuasa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
3. dr. Dita Kartika Sari, M.Biomed sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.
4. Dr. dr. Tubagus Odih RW, SpBA selaku Tim supervisi yang telah
memberikan masukan dan nasehat kepada penulis.
viii
6. Sahabat seperjuangan, Herlin Widya Ayuning, Alsadila Nurshafiera, Nur
Aina Isna Dewi, teman sepenelitian payung dan teman-teman Angkatan
2017. Terima kasih atas motivasi, do’a dan bantuan yang diberikan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Kepada sahabat-sahabatku yang selalu ada, Sarah Karina Putri, Feby Dwi
Putri, Syahfitri Dwi Yansi, Annisa Fatma Zafasia, Rofifah Nabilah, Aldira
Akbar Shadewa Hard, Delima Xena Harahap, Devia Anwar Ramadhani,
Maudy Aulia Putri, Alya Azma Fazira, Khairy Alfadhillah, Yaya Raisya,
Raihanna Elke Qory, Mhd Feri Desfri, dll. Terimakasih atas segala
bantuan dan motivasi yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan
skipsi ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ..................................................................................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
x
3.9 Etika Penelitian..................................................................................... 32
3.10 Alur Penelitian ................................................................................. 33
3.11 Definisi Operasional ....................................................................... 34
LAMPIRAN ................................................................................................ 55
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
urologi oleh Yuwinanda dan Zuhirman (2011) yang dilakukan di RSUD Arifin
kasus(16,7).1 Pada periode 2013 -2017 di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
diemukan 20 pasien kanker penis dengan karakteristiknya adalah usia tua, separuh
pasien adalah suku Batak, lokasi kanker penisnya berada pada batang penis, gejala
grade Gl pada tumor primer, stage II, X-ray thorax dan USG abdomen sebagai
risiko pada pasien-pasien kanker penis di rumah sakit ini adalah berasal dari kota
yang berasal dari sel epitel di preputium bagian dalam atau glans penis.4
penelitian dan uji klinis agar dapat dibuat standar dalam penatalaksanaan
keganasan ini.6 Manifestasi paling sering terjadi pada karsinoma penis adalah
adanya lesi yang terlihat dan teraba pada penis, yang juga disertai nyeri, adanya
sekret, perdarahan, atau bau yang busuk apabila pasien menunda pengobatan. Lesi
tersebut dapat berupa nodul atau ulkus dan dapat dikaburkan oleh fimosis. Pasien
dapat memiliki tanda penyakit yang lebih lanjut, seperti nodul yang teraba dengan
gejala konstitusional.5
1
2
Keganasan pada penis 95% berasal dari sel epitel skuamosa dan kemudian
kondisi pre-maligna yang berisiko tinggi berkembang menjadi KSS.5 KSS penis
dapat dibagi menjadi beberapa subtipe. Subtipe yang paling umum termasuk SCC
biasa (48-65%).7 Setiap subtipe memiliki fitur histologis yang berbeda. Analisis
pengion karena dapat membentuk ion (partikel bermuatan listrik) dan menyimpan
energi ke sel-sel jaringan yang melewatinya. Energi yang tersimpan ini bisa
kematian sel kanker.10,11 Terapi radiasi dapat mencapai efek sampingnya dengan
Saat ini belum ada publikasi tentang tatalaksana kanker penis dengan
periode 2014-2019.
penektomi total atau penektomi parsial, dan diseksi kelenjar getah bening
1. Bagi Peneliti
penelitian kedokteran.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
epitel jaringan penis. Permukaan mukosa penis berawal dari orificium preputium
hingga meatus uretra dan terdiri dari tiga epitel : permukaan bagian dalam, sulkus
koronaria dan glans. Dan kanker penis terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa
yang timbul dari salah satu dari ketiga epitel ini. Karsinoma sel skuamosa (KSS)
yang berasal dari preputium sangat jarang terjadi. Diluar dari KSS ini, ada
penyakit yang sedikit sulit diagnosis. Diagnosis sering tertunda karena banyak
pasien yang cenderung mengabaikan lesi asimtomatik di awal dan bahkan mencari
penanganan medis ketika sudah terjadi stadium lanjut, dan pendekatan bedah
2.1.2 Epidemiologi
melainkan lebih sering terjadi di negara berkembang. Kejadian kasus kanker penis
tertinggi di dunia telah tercatat di Brasil dengan rata-rata 2,9-6,8 per 100.000 pria,
yang mana prevalensi tertinggi dipegang oleh Orang Kaukasia yang tidak
disirkumsisi dan juga yang berekonomi rendah. 6 The American Cancer Society
memperkirakan bahwa pada tahun 2018, ada 2.320 kasus kanker penis didiagnosis
di Amerika serikat, dengan 380 kasus kematian. 13 Angka kematian ini 17% ini
5
6
yang memiliki kanker prostat meninggal karena penyakit ini. Indonesia termasuk
sulit untuk mengetahui kejadian dari kasus kanker penis. Suku Batak merupakan
sehingga menyebabkan angka kejadian kanker penis semakin tinggi pada suku
ini.12
(60%) kasus. Menurut Badan Pusat Statistik, terdapat 29,61% kasus penduduk
tertinggi yaitu sebanyak 25%. Hal ini berkemungkinan disebabkan oleh sarana
dan prasarana yang memadai sehingga pasien dapat dengan mudah melakukan
perawatan ke RS Arifin Achmad Provinsi Riau. Selain itu Kota Pekanbaru juga
Faktor yang secara signifikan terkait dengan presentasi lanjut adalah pria
yang berusia lebih dari 55 tahun, adanya penyakit penyerta, dan pasien yang tidak
usia 40-50 tahun dengan persentase 26.1%, mayoritas dari kasus ini memiliki
riwayat tidak disirkumsisi dengan persentase 47.8% dengan letak lesi primer pada
glans penis dengan persentase 18.8%, kombinasi dari glans penis-shaft penis
sebanyak 34.8%.17
7
diantaranya adalah pria yang tidak disirkumsisi, merokok, dan lansia. Sirkumsisi
telah terbukti sebagai tindakan profilaksis yang efektif untuk kanker penis. Data
dari sebagian besar menunjukkan bahwa kanker penis hampir tidak pernah terjadi
pada individu yang disirkumsisi pada periode neonatal. Penyakit ini lebih sering
dijumpai saat sirkumsisi yang ditunda hingga masa pubertas. Pria yang tidak
kulit penis (preputium) yang menempel pada bagian kepala penis dan dapat
pada perkembangan tumor ini melalui akumulasi smegma dan iritan lainnya di
sulkus balanopreputial, dan juga dikaitkan dengan insiden infeksi bakteri dan
Bahan kimia karsinogenik, radikal bebas, dan berbagai kandungan pada rokok
yang masuk ke dalam tubuh dapat merusakan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan
bahwa perokok memiliki nilai 4,5 kali mengalami peningkatan kanker penis.
Penelitian Harish & Ravi melaporkan bahwa resiko bagi mereka yang merokok
lebih dari 10 batang perhari adalah 2,14%. Kombinasi mengunyah tembakau dan
diderita oleh pria usia 60 tahun ke atas dan akan meningkat seiring bertambahnya
usia dikarenakan terjadinya akumulasi kerusakan sel DNA dari waktu ke waktu.
8
Kehieginisan alat kelamin juga harus dijaga agar kuman atau virus tidak
berkembang.13
KSS penis telah dibuktikan kondisi terkait dengan jumlah pasangan seksual.
kanker serviks. Infeksi HPV lebih sering terjadi pada karsinoma in situ (70% -
100% kasus) dibandingkan bentuk invasif (30%-60%). Jenis HPV paling banyak
terjadi dalam pengembangan KSS penis adalah HPV-16 dengan 69% kasus.13
Kutil pada kelamin juga disebabkan oleh jenis HPV resiko rendah, namun riwayat
ini juga dikaitkan dengan peningkatan resiko KSS penis 3% hingga bisa lima kali
lipat.15 Kondisi ini berkemungkinan terjadi pada sebagian kasus karena kutil
kelamin sering terjadi pada individu yang mengalami kebiasaan seksual yang
beresiko, yang membuat mereka beresiko lebih besar untuk terinfeksi oleh jenis
HPV lain.15
9
2.1.4 Klasifikasi
Stadium
2. Stadium I
3. Stadium II
pembuluh darah.14
4. Stadium III
Dibagi menjadi tahap IIIa dan tahap IIIb. Pada tahap IIIa, kanker
juga telah menyebar ke pembuluh getah bening atau pembuluh darah. Pada
tahap IIIb, kanker telah menyebar ke lebih dari satu kelenjar getah bening
di salah satu sisi selangkangan atau ke kelenjar getah bening pada kedua
preputium.14
5. Stadium IV
paha atau panggul, atau pada satu atau lebih kelenjar getah bening di
Karsinoma penis menurut WHO, frekuensi relatif, dan rata-rata kematian akibat
kanker.
2.1.5 Patologi
sel skuamosa, sedangkan sekitar setengahnya berasal dari epitel yang tidak
berkeratin. Pada KSS penis, ada beberapa subtipe histologis yang tiap subtipe nya
karsinoma penis. Ada sekitar sepertiga dari kasus dihubungkan dengan infeksi
HPV.15 Serotipe dari HPV yang sering diidentifikasi adalah HPV 16, 18, 31, 33,
45, 56, dan 65. Kanker penis yang berhubungan dengan HPV dapat dibedakan
dari jenis yang tidak berhubungan dengan HPV dengan cara PCR atau
terkait dengan lichen sclerosus atau peradangan pada preputium yang berkaitan
dengan phimosis.15
supressor tumor (2q, 6p, 8q, 9p, 12q, 17p13) biasanya akan diamati dan bahkan
lebih sering terjadi metastasis pada kelenjar getah bening. Yang paling sering
adalah hilangnya alel didaerah 9p21 dan 17p, yang masing-masingnya akan
mengkode gen supressor tumor p16 dan p53. 4 Inaktivasi p16 dan p53 juga
dipengaruhi oleh onkogen HPV E6 dan E7. Hipermetilasi promotor p16 dan LOH
serta perubahan dari gen supressor tumor lainnya (KAI1, nm23HI) yang
Gejala paling awal pada penyakit ini yang sering muncul adalah adanya
dan bisul yang tidak bisa disembuhkan. Gambaran paling umum pada kanker
penis adalah terdapatnya lesi yang terlihat dan dapat teraba pada penis, disertai
busuk apabila penundaan pengobatan pada pasien. Lesi dapat berupa nodul atau
13
ulkus yang disamarkan oleh fimosis. Nodul teraba dengan gejala konstitusional
juga dapat terjadi pada pasien yang memiliki tanda penyakit yang lebih lanjut.14
2.1.7 Diagnosis
Kanker penis dapat disembuhkan lebih dari 80% kasus jika penyakit ini
nodus inguinalis normal harus dilihat sesuai faktor resiko patologis. Salah
metastasis dari kelenjar getah bening. Dari pemeriksaan fisik harus dicatat
jumlah nodus yang teraba pada setiap sisi dan perhatikan jika nodus
3. Metastatis Jauh
positif PET/CT adalah pilihan terbaik.20 Tidak ada penanda tumor khusus
untuk kanker penis. Namun antigen SCC (SCC Ag) meningkat <25% pada
Perawatan pada kasus lesi kanker primer ini bertujuan untuk mengangkat
digunakan pengawetan organ.22 Belum ada studi kontrol secara acak yang dapat
bias. Namun, pengawetan penis tampak lebih unggul dalam hasil fungsional dan
kosmetik. Ini merupakan pengobatan metode utama untuk pria dengan kanker
penis lokal.23
non-bedah. Pengobatan pada tumor primer dan nodus regional dapat dilakukan
dengan semua jaringan ganas dengan margin bedah negatif wajib dihilangkan.
Pasien harus diberi konseling tentang semua modalitas pengobatan yang sesuai.
Pengobatan lokal untuk kanker penis yang kecil dan terlokalisasi dapat dilakukan
fluorouracil (5-FU) dapat menjadi pengobatan lini pertama yang efektif. Mereka
memiliki toksisitas dan efek samping yang umumnya rendah, tetapi mempunyai
kekambuhan yang tinggi, perlu pengawasan yang ketat dan jangka panjang pada
pasien. Jika pengobatan ini gagal, maka sebaiknya tidak perlu untuk diulang.4
dari drainase anatomis. Kelenjar getah bening inguinalis superfisial dan profunda
metastasis limfatik, yang bisa unilateral atau bilateral.23 Semua nodul inguinal
dapat terlihat terletak di zona inguinal superior dan sentral, sedangkan sebagian
17
besar berada di zona superior medial.4 Drainase limfatik tidak ada yang dapat
terlihat dari penis ke dua dari daerah inferior dari selangkangan dan tidak ada
drainase langsung untuk kelenjar panggul yang dapat digambarkan. Temuan ini
2.1.9 Prognosis
KSS penis yang telah medapatkani penektomi total atau parsial harus dijadwalkan
bening klinis dan hasil patologis dari tumor primernya. Menurut penelitian oleh
Lopes dkk. Menganalisa dari rekam medis 145 pria yang didiagnosis kanker penis
dengan adanya metastasis dari kelenjar getah bening, sedangkan untuk stadium
patologis tumor primer, stadium klinis kelenjar getah bening (cN), variabel
patologis dan derajat dari histologis lain yang hasil penilaiannya tidak sesuai
secara statistik dalam analisis univariat. Namun yang jadi prediktor independen
dari kelenjar getah bening dalam analisis regresi logistik hanya embolisasi
perubahan dari kualitas hidup pasien, antara lain: disfungsi seksual, masalah pada
berkemih dan perubahan dari kosmetik pada penis yang dapat mempengaruhi
yang nyata dalam beberapa dari kebiasaan seksual, seperti adanya stimulasi
manual. Dan juga salah satu studi besar tentang pengobatan laser CO2 pada pasien
kanker penis dengan 224 kasus pasien menginformasikan bahwa tidak terjadi
masalah dengan kemampuan dari ereksi pasien atau terganggunya fungsi seksual
Fungsi Ereksi) pada 7/10 pasien melaporkan bahwa semua pasien dapat aktif
kembali setelah waktu 3-5 bulan. 7/7 pasien mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan sensasi di ujung penis setelah dilakukannya operasi atau bahkan lebih
baik, dan mereka dapat kembali mengalami ereksi setelah 2-3 minggu pasca
operasi.17
19
2.2 Radioterapi
2.2.1 Definisi
pengobatan penyakit onkologis melalui dari radiasi pengion. 10 Terapi ini juga
disebut terapi radiasi yang menggunakan radiasi dengan dosis tinggi untuk
mematikan sel kanker dan mengecilkan ukuran tumor. Radiasi dengan dosis
rendah dapat digunakan sebagai rontgen guna melihat dan mengambil gambar
tubuh bagian dalam.25 Radiasi ialah perpindahan energi dari sumber radiasi
dengan medium lain, dan transmisi ini dapat berupa partikel (radiasi partikel)
Energi yang tersimpan ini bisa membunuh sel kanker atau menyebabkan
umumnya digunakan kombinasi dengan pembedahan, bisa pre operasi atau pasca
selama, atau setelah rangkaian dari radioterapi. 11 Radiasi dari pengobatan ini juga
mempengaruhi dari jaringan normal dan juga tumor, bila mencapai rasio dari efek
tumor dengan probabilitas toksisitas yang tidak dapat diterima. Jumlah toleransi
kontrol dari penyimpangan adalah kurang dari 5%. Radioterapi juga termasuk dari
salah satu modalitas pengobatan kanker yang lebih menghemat biaya, selain dari
investasi modal awal dan substansial dalam fasilitas dan peralatan. Namun,
bersamaan kemoterapi.26
21
dan rasa nyeri, gejala dikarenakan adanya kompresi saraf, sumsum tulang
intensitas yang sedang (8-10 Gy) hingga tercapai rerata pereda nyeri yang
Berdasarkan jarak antara sumber radiasi terhadap target yang akan diberi
radiasi diletakkan pada target radiasi atau sedekat mungkin dengan target radiasi
sumber radiasi dan target radiasi dijarakkan dengan panjang tertentu seperti
Pesawat terapi Co-60, pesawat Linear Accelerator (LINAC), Gamma Knife dan
Cyber knife. Terapi kanker tidak hanya memberikan hal yang positif juga dapat
memberikan dampak negatif, oleh karena itu nilai dosis yang diberikan harus
sesuai dan tidak boleh melebihi batas yang telah diatur. Secara umum pemberian
dosis radiasi dilakukan 5 kali dalam seminggu, dengan dosis radiasi rata-rata
antara 1,8 Gy-2 Gy dalam satu hari penyinaran. Pemberian dosis radiasi sangat
bergantung pada jenis kanker, tujuan pengobatan dan sebagainya. Untuk sejumlah
22
kanker diberikan sebanyak 25-30 kali penyinaran atau dengan jumlah total dosis
terlebih dahulu agar tidak merusak sel normal yang berada dekat pada sel kanker,
oleh sebab itu harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu agar ketepatan dosis yang
akan diberikan sama dengan dosis yang akan diterima sehingga aman bagi pasien
dan juga jaringan normal sekitar sel kanker. 39 Instrumentasi dari pesawat terapi
Co-60 menggunakan sumber Co-60 yang memancarkan sinar gamma dan dapat
menghancurkan sel genetik, sehingga sel kanker tidak dapat membelah ataupun
tumbuh lagi. Penggunaan pesawat terapi Co-60 untuk mematikan sel kanker harus
sesuai dengan kebutuhannya. Jika pemberian dosis radiasi yang diterima oleh
kanker tidak tepat, maka sel normal yang ada disekitar kanker akan ikut menerima
kanker, distribusi dosis radiasi, laju dosis radiasi, fraksi penyinaran, lama
sehingga perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu agar dosis radiasi yang
yang letaknya jauh di dalam tubuh. Sinar radiasi eksternal dapat diterapkan
dapat memancarkan sinar gamma; sinar-x benergi tinggi atau photons yang
ion yang lebih berat dengan dipercepat oleh jenis akselerator lainnya. 28,29
yang diberi pada sel kanker yang abnormal dan menimalisir paparan radiasi pada
sel normal yang berada dekat dengan sel kanker atau berada pada jalur radiasi,
meskipun sedikitnya radiasi dapat merusak sel normal maupun sel kanker. 38 NCI
kejadian yang tidak diinginkan atau juga disebut Common Terminology Criteria
for Adverse Events (CTCAE). Ada beberapa tingkat skala penilaian untuk setiap
Tingkat 3: Parah, atau yang relevan secara medis namun tidak mengancam
beberapa jenis komplikasi pada SSP oleh karena radioterapi antara lain
diberikannya dosis tinggi, dan pada anak dapat terjadi sindrom mengantuk,
tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang dewasa setelah
lesi vaskuler berat. Namun komplikasi ini jarang terjadi karena keamanan
jaringan sehat yang berada dekat dengan sel kanker. Kulit di daerah yang
25
buang air kecil. Daerah itu mungkin juga akan membengkak untuk
penis menjadi lebih gelap atau kurang elastis, dan akan terlihat seperti
lebih serius meliputi: (1) Kulit atau jaringan ujung penis bisa mati
meyebabkan terjadinya masalah saat buang air kecil, dan (3) Terjadinya
fistula yang mungkin terbentuk di antara uretra dan kulit yang dapat
diarahkan pada ujung penis, sehingga ereksi tidak boleh terpengaruh. Efek
26
samping lain yang mungkin timbul adalah radiasi ke panggul dan kelenjar
Target utama dari terapi radiasi ini adalah kerusakan molekul DNA pada
jaringan target. Umumnya, ada 2 jenis mekanisme kerusakan DNA akibat radiasi
partikel yang terjadi karena energi kinetik partikel langsung merusak struktur dari
radikal bebas yang akan berinteraksi dengan DNA dan menyebabkan kerusakan. 10
Kerusakan ini dapat berupa single strand breaks (SSB) dan double strand breaks
(DSB). Kerusakan pada salah satu untai DNA (SSB) masih dapat diperbaiki oleh
sel.19,18
1. Apoptosis
2. Autofagi
ditemukan pada sel saat gagal mengalami apoptosis dan autofagi termasuk
3. Nekrosis
enzim lisosomal yang menyerang sel. Nekrosis juga sering diamati pada
sel tumor dan dapat terjadi karena kerusakan DNA akibat radiasi meskipun
pasca radiasi.34,35
4. Senescence
5. Kematian mitosis
Proses ini terjadi ketika sel sedang mengalami mitosis yang tidak
tepat akibat kerusakan DNA yang tidak diperbaiki, hal ini sering terjadi
setelah proses irradiasi. Dalam hal ini kematian sel didefinisikan sebagai
a. Kerangka Teori
Peradangan
Kronis pada
Infeksi HPV Penis Faktor Resiko
Hilangnya Heterozygocites
(LOH:Loss of Heterozygocytes)
Karsinoma Penis
b. Kerangka Konsep
Karsinoma
Skuamosa Penis
Tatalaksana
Radioterapi
External Beam
Radiotherapy
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
2014-2019.
3.2.2 Sampel
Bagian Urologi, Radioterapi, dan Rekam Medis di RSUD Arifin Achmad Provinsi
30
31
Waktu pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan pada pasien yang
1. Usia
2. Ras
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Stadium
6. Tatalaksana Operatif
7. Gejala Klinis
8. Komplikasi
yang ingin diketahui kemudian diolah secara manual serta disajikan secara
32
deskriptif dalam bentuk diagram dan tabel distribusi frekuensi untuk menarik
1. Editing
2. Coding
3. Entry Data
karsinoma skuamosa penis di RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau periode 2014-
2019. Hasil dari anasisis data dapat disajikan secara deskriptif dalam bentuk
Penelitian ini akan telah dinyatakan lulus kaji etik dengan Nomor:
Riau.
Analisis data
Karsinoma Skuamosa Penis Merupakan suatu penyakit keganasan yang Rekam medis Ordinal Histopatologi
berasal dari lapisan epitel jaringan penis.
Usia Kelompok usia penderita kanker penis Rekam medis Nominal <45 th
46-55 th
56-65 th
>65 th3
Ras Kelompok ras penderita kanker penis Rekam medis Nominal Minang
Melayu
Jawa
Batak3
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada kanker penis Rekam medis Nominal Benjolan, bisul, nyeri,
sekret, dan lesi.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang laboraturium dan Rekam medis Ordinal Hb: 14-18
pemeriksaan radiologi pada pasien kanker Ureum: 0,5-1,3 mg/dL
penis. Kreatinin: 20-40 mg
CT Scan Pelvis
Stadium Merupakan derajat stadium kanker penis Rekam medis Ordinal Stadium 0, Stadium 1,
Stadium 2, Stadium 3, dan
Stadium 4.15
35
Tatalaksana Merupakan tatalaksana pada kanker penis Rekam medis Nominal Penektomi total
Penektomi parsial
Diseksi kelenjar getah
bening inguinal
Gejala Klinis Merupakan cabang pengobatan yang Rekam Medis Ordinal Nyeri, luka, dan gatal
berkaitan dengan pengobatan penyakit disekitar kemaluan.
onkologis melalui radiasi pengion.10
Komplikasi Merupakan komplikasi yang terjadi setelah Rekam medis Ordinal Disuria, uretra stenosis,
tatalaksana dari radioterapi pada kanker fistula, gangguan ereksi,
penis. fatigue, mual, dan diare.44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
berdasarkan kelompok usia di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 2014-
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
Achmad 2014-2019.
Total 3 100
skuamosa penis yang ditatalaksana radioterapi usia terbanyak ialah usia >45 tahun
36
37
2014-2019
berdasarkan ras di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2014-2019 dapat
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
Total 3 100
Tabel 4.2 terlihat bahwa kasus karsinoma skuamosa penis berdasarkan ras
yang terbanyak ialah suku Batak berjumlah 2 kasus (66,6%), sedangkan melayu 1
(33,3%).
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
Total 3 100
Total 3 100
2. Ureum
Normal 0 0
Abnormal 3 100
Total 3 100
3. Kreatinin
Normal 0 0
Abnormal 3 100
Total 3 100
4. CT-Scan Pelvis
Normal 0 0
Abnormal 3 100
Total 100
Dari Tabel 4.4 terlihat pada pasien karsinoma skuamosa penis sebanyak 2
tahun 2014-2019
penis berdasarkan stadium di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2014-
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
periode 2014-2019
Total 3 100
tahun 2014-2019
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
Total 3 100
Dari Tabel 4.6 terlihat semua pasien (100%) karsinoma skuamosa penis
penis berdasarkan gejala klinis di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
Tabel 4.7.1 Jumlah dosis penyinaran radiasi pada pasien karsinoma skuamosa
Pada Tabel 4.7.1 dapat terlihat pasien 1 mendapatkan dosis total dari
(6300 cGy), dan pasien kedua mendapatkan dosis total dari penyinaran radiasi
tahun 2014-2019
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi pasien karsinoma skuamosa penis yang menjalani
Total 2 66,6
PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah dari 3 kasus (100%) karsinoma
2017–2020, karsinoma skuamosa penis terjadi pada kelompok usia >45 tahun
tahun sebanyak 2 kasus (66,6%). Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh
pada selang usia 46-55 tahun sebanyak 22 kasus (62,5%).3 Dilaporkan pula oleh
penelitian dari Tranggono dan Prayoga (2015) yang mendapatkan usia terbanyak
mengatakan faktor yang secara signifikan terkait dengan presentasi lanjut adalah
pria yang berusia dari 45-55 tahun, adanya penyakit penyerta, dan pasien yang
kanker penis menyerang terutama pria yang lebih tua antara usia 50 dan 70 tahun,
meskipun pasien di bawah usia 35 tahun tidak jarang terjadi di Brasil. 49 Hal ini
berbanding lurus dengan peningkatan usia. Faktor resiko akan meningkat seiring
waktu ke waktu.13
Ras
44
45
(33,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian Zuhirman (2019) menemukan insidensi
terbanyak pada ras Batak adalah sebanyak 12 kasus (60%).3 Suku Batak
pada suku ini.12 Menurut jurnal American Cancer Society (2018) pria yang
disunat saat masih anak-anak memiliki kemungkinan yang jauh lebih rendah
untuk terkena kanker penis dibandingkan mereka yang tidak. Faktanya, beberapa
ahli mengatakan bahwa sunat saat masih bayi mencegah kanker ini. Efek
13
perlindungan yang sama tidak terlihat jika penyunatan dilakukan saat dewasa.
yang kuat dari sunat dini pada kanker penis invasif dengan rasio odds (OR) 0,33.
Pemeriksaan Fisik
kasus (100%) yang mengalami pembesaran kelenjar getah bening. Hal ini sejalan
dengan penelitian Reza dan Umbas (2014) yang melaporkan nodus limfatikus
positif sebanyak 76%. Kelenjar getah bening yang teraba dapat mencurigakan
adanya metastasis dari kelenjar getah bening. Dari pemeriksaan fisik harus dicatat
jumlah nodus yang teraba pada setiap sisi dan perhatikan jika nodus tersebut
getah bening inguinalis adalah tempat pertama metastasis pada karsinoma penis.
Adanya metastasis kelenjar getah bening inguinalis adalah salah satu yang paling
46
signifikan. faktor prognostik untuk pasien dengan kanker penis. 46 Begitu juga
penis biasanya ditandai dengan penyebaran kelenjar getah bening regional dalam
hidup.47
Pemeriksaan Penunjang
sebanyak 2 pasien (66,6%) tampak abnormal pada CT-Scan Pelvis. Hal ini untuk
menunjukkan apakah ada berperngaruh dalam fungsi ginjal pada pasien atau tidak.
dilakukan untuk menilai kelenjar getah bening yang berada di panggul. Pencitraan
nodul yang bermetastatis pada pasien dengan kelenjar getah bening di inguinal
yang teraba.4
47
Stadium
didapatkan seluruh kasus adalah stadium 4. Hal ini sejalan dengan penelitian
dekat penis seperti prostat, dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening
di paha atau panggul, atau pada satu atau lebih kelenjar getah bening di panggul,
Tatalaksana
didapatkan yang terbanyak adalah penektomi total sebanyak 3 kasus (100%). Hal
primer kanker penis paling banyak dilakukan dengan penektomi total pada 13
penektomi total.48
48
Tatalaksana Radioterapi
tatalaksana radioterapi. Hal yang diteliti adalah gejala klinis dan prognosis dari
pasien karsinoma skuamosa penis. Didapatkan 3 pasien yang mengalami nyeri dan
luka besar di sekitar kemaluan, sedangkan 2 pasien yang mengalami gatal setelah
Radioterapi sekarang sudah menjadi pilihan sentral dan penting dari program
pengobatan efektif dari kanker di seluruh dunia. Pengobatan ini digunakan untuk
kekambuhan di area yang diobati) atau menghilangkan gejala pada kanker yang
sebanyak 12 pasien mengalami disuria dan memiliki luka erosi yang cukup besar
Komplikasi
tatalaksan radioterapi. Hal ini sejalan dengan penelitian Tranggono dan Umbas
(2015) yang mengatakan bahwa komplikasi yang sering terjadi adalah stenosis
stenosis meatus (10-35%) dan buang air kecil yang tidak dapat dihindari. 4
Kelemahan utama dari radioterapi ini adalah dapat merusak jaringan sehat yang
berada dekat dengan sel kanker. Kulit di daerah yang dirawat sering terjadi
akanmerasakan sensasi terbakar saat buang air kecil. Daerah itu mungkin juga
6.1 Kesimpulan
adalah sebanyak 3 kasus (100%), dengan usia terbanyak <45 tahun, dan
total.
50
51
6.2 Saran
Bagi pihak rumah sakit diharapkan agar pencatatan data rekam medis di
52
53
55
56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Identitas Diri
NIM : 1708155066
Agama : Islam
Ayah : H. Ansarullah, SH
B. PENDIDIKAN
57