training for quadriceps rehabilitation following anterior cruciate ligament reconstruction: a randomized controlled trial Indah Suci Nurhidayah J130205025 Introduction Anterior Cruciate Ligament (ACL) mempunyai peran dasar sebagai stabilisasi pasif dari sendi lutut. Ruptur ACL sering terjadi pada orang dewasa muda yang aktif secara fisik, terutama atlet profesional, amatir dan recreational athletes. Prosedur standard untuk menangani kasus ruptur ACL adalah bedah rekonstruksi. Meskipun, setelah rekonstruksi biasanya terjadi hilangnya massa otot yang cukup besar dan aktivasi volunteer otot paha menjadi terhambat sehingga pada kelemahan otot quadriceps yang nyata pada fase awal rehabilitasi. Strength training adalah tahap fundamental dalam program rehabilitasi setelah rekonstruksi ACL. Pembebanan eksentrik selama rehabilitasi ACL telah dilakukan pada cycle ergometers, mesin gym konvensional (beban konstan) misalnya leg press dan dinamometer isokinetik (baik dalam open atau close kinetic chain). Dinamometer isokinetik memungkinkan kinerja latihan dengan intensitas maksimal dan kecepatan sudut konstan sepanjang rentang gerak sendi menggunakan kekuatan maksimal individu dan meminimalkan risiko pembebanan di atas beban pasien. Oleh karena itu, latihan isokinetik digunakan untuk mengoptimalkan penguatan otot Tujuan Untuk membandingkan efek latihan eksentrik konvensional dan latihan eksentrik isokinetik pada massa otot quadriceps, kekuatan, dan kinerja fungsional pada reacreational athlete Subjek penelitian Kriteria Inklusi : o Usia 18-40 tahun recreational athletes o Terlibat dalam latihan olahraga sistematis dengan frekuensi min. 1x/minggu o IMT 18,5-24,9 kg/m2 o Ruptur ACL unilateral Kriteria ekslusi : o Re-injury o Kejadian cidera lebih dari 90 hari o Cidera bercampur dengan ligament/meniskal injury o Bercampur dengan patellofemoral pain syndrome o Cidera otot dalan 6 bulan sebelumnya o Kondisi yang membatasi pernapasan atau kardiovaskular o Konsumsi steroid anabolik atau suplemen nutrisi yang dirancang untuk mendapatkan massa otot Metode Penelitian Penelitian ini merupakan assessor blinded, randomized control trial. Seluruh peserta diacak kemudian dibagi menjadi 2 kelompok; conventional group (CG) dan Isokinetic Group (IG). Penelitian dilakukan selama 6 minggu Isoknetic Group Conventional Group Latihan isokinetik konsentrik Peserta melakukan conventional menggunakan Biodex TM Multi eccentrik training menggunakan Dinamometer komputerisasi extensor chair. Durasi latihan, frekuensi Dilakukan selama 6 minggu dengan mingguan dan volume sama dengan frekuensi 2x/minggu. Interveal 72 jam Isokinetic Group. Fase konsentrik (dari antar sesi. Dalam setiap sesi peserta 90° hingga 30° fleksi lutut) dilakukan melakukan 3 siklus (siklus 1 : minggu 1- oleh peneliti. Pada posisi ini, peserta 3) atau 4 set (siklus 2: minggu4-6) dari diminta untuk melakukan kontraksi 10 kontraksi eksentrik ekstensor lutut. ekstensor lutut dan kembali lagi ke fleksi Intensitas max, interval rest: 1 menit 90°. Setiap gerakan dipandu setelah peneliti secara pasif menggunakan metronome selama 2 memposisikan lutut partisipan dalam detik. Beban latihan pertama sekitar posisi fleksi 30 (0°= ekstensi lutut 80%, beban ditingkatkan secara penuh), partisipan didorong untuk progresif selama latihan. melakukan kontraksi eksentrik maksimal otot-otot eksentrik lutut untuk menahan gerakan fleksi lutut yang dilakukan oleh dinamometer sampai lutut fleksi 90°, pada kecepatan sudut konstan 60°/s. Hasil Penelitian Hasil Penelitian Dari 30 peserta (15 per kelompok) menunjukkan isokinetik grup memiliki efek yang lebih besar daripada conventional group. Isokinetik grup meningkat signifikan dibanding konvensional grup untuk semua pengukuran massa otot. Tidak ada perbedaan pada kedua grup consentric peak torque & lysholm score. Setelah latihan, hasil score single leg hop menunjukkan IG lebih tinggi dari CG ( CG:163,1± 31,8 ; IG : 168,0 ± 28,1). Latihan isokinetik meningkatkan hipertropi otot dan lebih baik dalam meningkatkan kekuatan dibandingkan dengan latihan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan latihan open kinetic chain sebagai intervensi yang aman dan efektif untuk rehabilitasi otot quadriceps post rekonstruksi ACL. Latihan isokinetik eksentrik menghasilkan respon yang lebih besar dibanding dengan konvensional eksentrik pada massa otot quadriceps dan kekuatan pada atlet rekreasional yang menjalani rekonstruksi ACL. THANKYOU