Research Article
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
*Korespondensi: drks133@ums.ac.id
ABSTRAK
Cidera anterior cruciate ligament (ACL) merupakan rusaknya pada cruciate ligament yang
merupakan jaringan yang menghubungkan tulang femur dan tulang tibia. Cidera ACL sering terjadi
pada saat berolahraga atau bahkan saat melakukan kegiatan sehari-hari. Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengetahui efektifitas penatalaksanaan fisioterapi pada
kasus ACL. Problematika pasien yaitu mengalami nyeri gerak dan tekan, keterbatasan Range of
motion (ROM) lutut dan penurunan kekuatan otot. Penatalaksaan fisioterapi yang diberikan yaitu
electrical stimulation, active mobilization, active resisted exercise. Setelah dilakukan program
fisioterapi sebanyak 3 kali pertemuan diperoleh hasil adanya penurunan nyeri, peningkatan ROM
pada lutut. Pemberian electrical stimulation, active mobilization, active resisted exercise dapat
membantu menurunkan permasalahan pada post operative anterior cruciate ligament (ACL).
Kata kunci: Anterior cruciate ligament, active mobilization, active resisted exercise, electrical
stimulation, post operative
31
Volume 4, Nomor 1 (Juni 2022)
Research Article
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
dengan pengambilan graft dari tendon patella penurunan nyeri, peningkatan ROM, aktivasi
(Rhatomy et al., 2020). otot dan peningkatan proprioception.
Rekontruksi ACL apabila Intervensi yang diberikan antara lain
dikombinasikan dengan rehabilitasi pasca Transcutaneus electrical nerve stimulation
operasi dapat mengembalikan aktivitas pasien (TENS) dan exercise. TENS yang bertujuan
sama seperti sebelum terjadinya cidera (Saka, untuk membantu menurunkan nyeri dan
2014). Rekontruksi ACL dapat memperbaiki menurunkan bengkak dengan menggunakan
struktur ligamen sedangkan rehabilitasi pasca durasi 10 menit dengan intensitas 80-120 Hz
operasi sangat penting untuk memulihkan (Leemans et al., 2021). Sedangkan untuk
kembali fungsi dan dapat membantu exercise yang diberikan adalah hamstring
mengembalikan activity daily living (ADL) setting dengan 10 repetisi selama 2 set,
dan berolahraga dengan aman (Zarro et al., quadriceps setting 10 repetisi selama 2 set,
2021). gluteus setting menahan 3 menit selama 2 set,
heal slide 10 repetisi selama 2 set) slight right
METODE raise (SLR) 10 repetisi selama 3 set, dan
Penelitian ini menggunakan studi case mobilisasi patella. Latihan tersebut bertujuan
report dengan mengambil sampel secara mengaktivasi otot dan meningkatkan ROM
individu (Williams, 2011). Program dilakukan (Van Melick et al., 2016).
langsung kepada responden dengan kondisi Pada minggu kedua, tujuan dari
post operative ACL di klinik Sport Injury Life. latihan untuk meningkatkan ROM, aktivasi
Analisis dilakukan dengan pemberian program otot dan menurunkan nyeri. Intervensi yang
fisioterapi berupa latihan dan elektroterapi diberikan berupa kompres es dengan prosedur
(Keklicek & Uygur, 2018). aplikasi 10 menit sebeum dan sesudah latihan,
Keluhan yang muncul pada pasien TENS selama 10 menit intensitas 80-120 Hz,
menyebabkan penurunan kemampuan hamstring setting 10 repetisi selama 3 set,
fungsional antara lain seperti nyeri, penurunan quadriceps setting 10 repetisi selama 3 set,
Range of motion (ROM) dan penurunan gluteus setting dengan menahan 3 menit
kekuatan otot. Pemeriksaan nyeri selama 2 set, heal slide 10 repetisi selama 2
menggunakan skala Visual Analog Scale set, SLR dengan beban 2 kg 10 repetisi selama
(VAS). Skala ini menggambarkan secara 3 set dan calf raise 10 repetisi selama 3 set
visual tingkat nyeri yang dirasakan oleh (Dailey et al., 2020).
pasien dengan tampilan garis sepanjang 10 Pada minggu ketiga bertujuan untuk
cm. Tingkatan nilai VAS adalah 0 -<4 = nyeri meningkatkan kekuatan otot dan
ringan, 4 -<7 = nyeri sedang dan 7 –10 = proprioception. Intervensi yang diberikan
nyeri berat. Pengukuran ROM menggunakan berupa kompres es dengan prosedur aplikasi
goniometer dengan mengukur gerakan pada selama 10 menit sebeum dan sesudah latihan,
knee kanannya. Kekuatan otot dilakukan gait training 10 repetisi, wall squad 30 detik
pengukuran menggunakan manual muscle selama 10 repetisi, single leg balance selama 1
testing (MMT) pengukuran dilakukan setiap menit, step up and step down 10 repetisi
pasien melakukan terapi (Van Melick et al., selama 3 set, lunges 10 repetisi selama 2 set
2016). dan Romanian dead lift (RDL) 1 menit
Intervensi dilakukan selama 3 minggu. sebanyak 2 set (Van Melick et al., 2016).
Pada minggu pertama terapi bertujuan untuk
Berdasarkann hasil pemeriksaan
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan VAS mendapatkan hasil yaitu
Derajat Nyeri pemeriksaan pada T1 didapatkan nilai nyeri
Pemeriksaan nyeri pada lutut sebelah diam dengan nilai 2, T2 dengan nilai nyeri
kanan yang disebabkan bekas incisi. Nyeri tekan 1 dan T3 dengan nilai nyeri tekan 0.
yang terjadi pasca recontruksi ACL terjadi Nyeri tekan T1 hingga T3 terdapat penurunan
dikarenakan adanyanya serabut saraf sensorik nyeri setiap sesinya sedangkan untuk nyeri
yang mengirimka implus pada otak sehingga gerak dari T1 nilai 3 berubah menjadi nilai 2
otak mempersepsikan adanya nyeri. Pemberian pada T2 dan pada T3 kembali turun dengan
modalitas seperti TENS dapat menurunkan nilai 0 yang ditunjukkan oleh gambar 1.
nyeri pasca rekontruksi ACL.
32
Volume 4, Nomor 1 (Juni 2022)
Research Article
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
33
Volume 4, Nomor 1 (Juni 2022)
Research Article
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Setelah terjadi penurunan nyeri dan produksi kekuatan yang lebih besar (Lepley et
pembengkakan, penting untuk melakukan al., 2015).
program strengthening exercise untuk Latihan keseimbangan atau
mengembalikan fungsi neuromuscular dari proprioception juga memiliki efek yang positif
ekstensor lutut dan otot-otot sekitar untuk merasakan sensasi sendi dan kekuatan
(Buckthorpe et al., 2019). Strengthening otot. Latihan keseimbangan dapat dimulai
exercise salah satu metode yang digunakan diatas papan keseimbangan dimulai pada awal
untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasca operasi. Keseimbangan dapat dilakukan
pasien. Program latihan isometric (quadriceps sesuai dengan toleransi dari pasien (Saka,
setting, hamstring setiting dan gluteus setting) 2014).
selama program rehabilitasi ACL dimulai
dengan beban sedang hingga dengan intensitas KESIMPULAN
tinggi. Strengthening exercise dengan Penelitian pasca rekonstruksi ACL di
intensitas tinggi dapat meningkatkan masa otot Klinik Sport Injury Life terdapat hasil
dari pada exercise dengan intensitas rendah, intervensi yang signifikan. Pemberian program
namum harus di sesuaikan terkait dengan Cryotherapy, Transcutaneous Electrical Nerve
kondisi pasien (Buckthorpe et al., 2019). Stimulation (TENS), Range of Motion (ROM)
Pasca rekonstruksi ACL akan exercise dan strengthening exercise selama 3
menyebabkan penurunana kekuatan otot, kali sesi didapatkan hasil berupa penurunan
pemberian terapi latihan seperti stengthening nyeri, peningkatan pada ROM dan
exercise dengan prinsip mengaktivasi dan meningkatnya kekuatan otot. Kedepannya
mengkontraksikan otot menyebabkan peneliti menyarankan untuk memperhatikan
peningkatkan kekuatan otot di sekitar area alat ukur kekuatan otot agar tidak terjadi hasil
cedera yang sebelumnya melemah pasca yang bias. Alat ukut kekuatan otot seperti
rekonstruksi khususnya pada kelompok otot dynamometeri atau bahkan electromiografi
quadriceps yang menyebabkan ketidakstabilan dapat menjadi solusi yang baik pada penelitian
fungsional dan perubahan fisiologis seperti selanjutnya (Petterson et al., 2009).
hilangnya umpan balik dari mekanoreseptor
ACL, atrofi serat otot dan defisit aktivasi UCAPAN TERIMA KASIH
nerve. Latihan strengthening mengaktifkan Peneliti ingin menyampaikan terima
kerja otot dan memperlancar metabolisme kasih kepada Program Studi Fisioterapi,
sehingga dapat memperlancar aliran darah Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
dengan membawa nutrisi ke seluruh tubuh. Muhammadiyah Surakarta, dan Responden
Tentunya hal ini termasuk ke otot sehingga
yang mendukung dalam penelitian ini.
beregenerasi dengan sempurna. Terpenuhi
kebutuhan energi pada otot mampu
meningkatkan kekuatan otot di sekitar sendi DAFTAR PUSTAKA
lutut. Hal ini dapat melatih kelompok otot Buckthorpe, M., La Rosa, G., & Villa, F.
quadriceps dan otot di sekitar sendi lutut yang Della. (2019). Restoring Knee Extensor
mengalami kelemahan paska rekonstruksi Strength After Anterior Cruciate
ACL (Gokeler et al., 2014). Ligament Reconstruction: a Clinical
Eccentric exercise merupakan metode Commentary. International Journal of
latihan yang lebih efektif dibandingkan dengan Sports Physical Therapy, 14(1), 159–
latihan dengan tipe concentric dalam 172.
meningkatkan kekuatan pada otot quadruceps https://doi.org/10.26603/ijspt20190159
(Gokeler et al., 2014). Eccentric exercise Dailey, D. L., Vance, C. G. T., Rakel, B. A.,
mampu meningkatkan aktivasi otot quadriceps Zimmerman, M. B., Embree, J.,
melalui rekrutmen selektif serat otot Tipe II. Merriwether, E. N., Geasland, K. M.,
Mengingat bahwa serat Tipe II dianggap Chimenti, R., Williams, J. M., Golchha,
secara selektif menghambat pasca rekonstruksi M., Crofford, L. J., & Sluka, K. A.
ACL, tampaknya masuk akal bahwa eksentrik (2020). Transcutaneous Electrical Nerve
dapat meningkatkan kemampuan aktivasi pada Stimulation Reduces Movement-Evoked
bagian otot quadriceps yang dihambat, Pain and Fatigue: A Randomized,
menghasilkan peningkatan aktivasi dan Controlled Trial. In Arthritis and
Rheumatology (Vol. 72, Issue 5).
34
Volume 4, Nomor 1 (Juni 2022)
Research Article
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
35
Volume 4, Nomor 1 (Juni 2022)
Research Article
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
36