Anda di halaman 1dari 9

Physio Journal.

Program Fisioterapi pada Kondisi Pasca Rekonstruksi Anterior Cruciate


Ligament (ACL) Fase I: A Case Report

Indriastuti *1, Arif Pristianto2


1,2
Program Studi Profesi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

*
E-mail: arif.pristianto@ums.ac.id

ARTIK EL INF O AB STRAK


Kata Kunci: Rekonstruksi Anterior Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament (ACL)
Cruciate Ligament; Cryotherapy; merupakan prosedur pembedahan dengan
Transcutaneous Electrical Nerve mencangkokkan ACL menggunakan jaringan tendon
Stimuation; Terapi Latihan (graft). Tindakan ini dilakukan untuk mengembalikan
stabilitas pada lutut dan fiksasi sendi pasca cedera
ACL. Kondisi pasca rekonstruksi ACL menyebabkan
adanya komplikatif sehingga terjadi nyeri, oedema,
penurunanan lingkup gerak sendi, kelemahan otot.
Pelaksanaan program fisioterapi pada kasus ini
bertujuan untuk mengetahui pengauh pemberian
intervensi fisioterapi berupa cryotherapy,
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS),
Range of Motion (ROM) exercise dan strengthening
exercise dalam mengurangi oedema, mengurangi
nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan
meningkatkan kekuatan otot pada sendi lutut pasca
rekonstruksi ACL. Metode penelitian ini dilakukan
secara langsung kepada 1 responden dengan kondisi
pasca rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament (ACL)
fase 1 dengan pemberian terapi sebanyak 3 kali sesi
terapi. Setelah dilakukan terapi sebanyak tiga sesi
didapatkan hasil penurunan nyeri, penurunan oedema,
peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan
kekuatan otot. Kesimpulan yang didapat bahwa
program fisioterapi komprehensif pada kasus pasca
rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament fase 1
terbukti mampu mengurangi keluhan nyeri, oedema,
meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan
kekuatan otot.

PENDAHULUAN

Cedera olahraga adalah cedera yang (Musahl & Karlsson, 2019). Sebanyak 38
disebabkan oleh kegiatan olahraga sampai 78 orang dari 100.000 orang setiap
berkaitan dengan sistem integument, otot tahun berkaitan dengan kasus cedera ACL
dan rangka. Cedera saat olahraga dapat dan 61% hingga 89% atlet berhasil kembali
dibagi menjadi dua penyebab yang pertama berolahraga pasca rekonstruksi ACL (Gans
cedera akut (trauma) kedua cedera yang et al., 2018).
disebabkan karena overuse (pemakaian Anterior Cruciate Ligament (ACL)
berlebih) (Maralisa & Lesmana, 2020). 60 merupakan bagian ligamen pada lutut yang
% cedera olahraga sering terjadi pada mempunyai fungsi utama yaitu sebagai
bagian ekstremitas bawah antara lain stabilisasi lutut dalam mencegah
adalah kerobekan ligament pada area lutut pergerakan tulang tibia bergeser ke depan
bagian depan dengan tingkat kejadian dan mengontrol gerakan saat rotasi lutut
sebesar 16%, Anterior Cruciate Ligament (Filbay & Grindem, 2019). Ruptur adalah
(ACL) menjadi ligamen yang sering robeknya jaringan yang diakibatkan oleh
mengalami cedera pada lutut terutama pada trauma. Robekan pada Anterior Cruciate
olahraga sepak bola, futsal, basket dan gym Ligament disebabkan oleh trauma langsung

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

maupun trauma tidak langsung pada lutut. sebelum lanjut ke fase berikutnya (Paschos
Trauma langsung terjadi karena benturan & Howell, 2016).
langsung pada lutut saat pergerakan lutut ke Menurut Wright et al. (2015),
lateral atau ke anterior sehingga rehabilitasi fase 1 paska rekonstruksi
menyebabkan robeknya ligamen. Trauma Anterior Cruciate Ligament adalah dengan
tidak langsung disebabkan karena modalitas fisioterapi dan terapi latihan yang
pendaratan dalam keadaan hiperektensi bertujuan untuk mencegah komplikasi,
setelah melakukan lompatan bersamaan mengurangi nyeri, penurunan bengkak,
gerakan rotasi pada tekanan valgus meningkatkan kekuatan otot,
(Domnick et al., 2016). meningkatkan lingkup gerak sendi pasca
Rupture Anterior Cruciate Ligament rekonstruksi ACL. Modalitas dan
dapat dibagi menjadi tiga derajad yaitu intervensi dalam mencapai target
derajad I (mild sprain, 1%-10% fibers penanganan kasus pasca rekonstruksi ACL
rusak) serat ligamen meregang tanpa fase 1 dapat diberikan berupa:
adanya robekan dan terjadi sedikit 1.1. Cryotherapy (kompres es)
pembengkakan. Derajad II (moderate Cryotherapy merupakan terapi yang
sprain, 11%-50% fibers rusak) terjadi digunakan untuk cedera akut yang berguna
robekan sebagian disertai pembengkakan untuk mengurangi nyeri dan bengkak
dan ketidakstabilan sendi. Derajad III sehingga akan membantu peningkatan
(severed sprai,n 51-100% fibers rusak) ROM. Metode cryothreapy dilakukan
ligament telah robek total dan lutut terasa setelah pasien melakukan latihan dengan
tidak stabil (Kiapour & Murray, 2014). tujuan melarutkan asam lemak yang timbul
Penanganan kasus cedera Anterior sesudah latihan (Waterman et al., 2012).
Cruciate Ligament (ACL) dapat dilakukan Posisikan pasien supine lying, letakkan
dengan prosedur konservatif dan kompres es di atas lutut pasien kemudian
rekonstruksi. Penanganan pada cedera ACL balut dengan handuk. Kompres es
konservatif dilakukan ketika robekan ACL dilakukan selama 15 menit.
termasuk dalam grade II yang tidak 1.2. Transcutaneous Electrical Nerve
menimbulkan gejala ketidakstabilan. Kasus Stimulation (TENS)
robekan di atas 50% dengan adanya Transcutaneous Electrical Nerve
keluhan ketidakstabilan maka dapat Stimulation adalah intervensi fisioterapi
dilakukan tindakan rekonstruksi. yang bekerja dengan memblok nyeri di
Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament sekitar bagian cedera menggunakan tenaga
merupakan prosedur pembedahan dengan listrik kekuatan rendah yang dialirkan
mengganti ligament ACL menggunakan melalui elektroda yang ditempelkan pada
jaringan tendon (graft) untuk area nyeri. Arus listrik pada TENS dapat
mengembalikan stabilitas lutut dan fiksasi menstimulus sel neuron sensory dengan
pada sendi dengan menggunakan diameter luas agar masuk ke dalam gerbang
rekonstruksi arthroscopy ACL (Maralisa & disubtansia gelatinosa untuk mencegah sel
Lesmana, 2020). nociceptor yang berdiameter lebih kecil
Kondisi pasca rekonstruksi Anterior untuk menyampaikan informasi ke otak
Cruciate Ligament (ACL) menyebabkan sehingga rangsangan nyeri tidak disalurkan
adanya masalah komplikatif sehingga ke otak dan nyeri dapat berkurang (Santoso
terjadi nyeri, oedema, penurunanan LGS, & Lesmana, 2018). Pengaplikasian TENS
penurunan kekuatan otot (atrofi otot) dapat dilakukan dengan menempelkan
(Thomas et al., 2017). Pasca rekonstruksi panel yang bermuatan positif (+) dan
ACL rehabilitasi sangat penting untuk negative (-) pada arah horizontal dan
mengembalikan performa atlet sebelum vertikal dari titik nyeri pada area lutut
kembali berolahraga, biasanya dibutuhkan sehingga kedua elektroda yang
waktu sekitar 6 bulan yang terbagi menjadi dihubungkan pada bagian nyeri akan dialiri
4 fase untuk kembali ke aktivitas normal. implus listrik yang akan menjalar pada
Kasus pasca rekonstruksi ACL fase 1 serabut saraf sehingga rangsangan nyeri
dimulai setelah rekonstruksi hari pertama berkurang (Arovah, 2010).
berlangsung hingga dua sampai empat 1.3. Range Of Motion (ROM) exercise
minggu pertama pasca rekonstruksi

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

Range Of Motion exercise adalah latihan Strengthening dapat menyebabkan


dengan menggunakan prinsip dasar dengan peningkatan jumlah serabut otot (myosin
menggerakan sendi yang kaku berfungsi dan filament actin yang penting dalam
untuk memperbaiki tingkat kemampuan proses kontraksi otot) dan sarkomer
mobilitas sendi dan jaringan lunak sehingga sehingga saat terjadi pembentukan serabut
mampu meningkatkan tonus otot dan masa otot baru yang dapat meningkatkan
otot untuk meminimalkan kontraktur. kekuatan otot (Thomas et al., 2017).
Latihan ROM dapat dilakukan dengan Latihan strengthening yang dapat diberikan
gerakan aktif maupun pasif. Kontraindikasi yaitu quaridriset exercise, hamstringset
ROM exercise dilakukan dengan exercise, ankle theraband exercise, for way
memperhatikan ketepatan sehingga dapat hip exercise, clamshell)
mencegah timbulnya peradangan (Gasibat a. Quadriset exercise
& Jahan, 2018). Latihan aktif dan pasif Quadriceps exercise adalah latihan
sebagai pencegahan terjadinya disfungsi isomentrik yang dilakukan untuk
pada sendi, melindungi lingkup gerak sendi meningkatkan aktivasi otot quadriceps
dan melancarkan aliran darah secara yang menyebabkan kontraksi otot sehingga
maksimal yang berdampak pada myofibril mengalami peningkatan densitas
berkurangnya nyeri pada pasien kapiler dan protein. Hal ini berdampak pada
(Pramudiana & Pristianto, 2022). Bentuk terlatihnya otot sehingga terjadi
Latihan ROM pasca rekonstruksi Anterior peningkatan aktivasi kelompok otot
Cruciate Ligament yang diberikan berupa: quadriceps pada sendi knee saat gerakan
a. Mobilisasi patella ekstensi. Latihan ini dilakukan dengan
Latihan mobilisasi patella adalah latihan aktivasi pada kelompok otot quadriceps
yang dilakukan untuk mengurangi nyeri pasca operasi ACL yang dilakukan pada
dan jaringan parut pada sekitar lutut serta posisi duduk bersandar dengan meluruskan
meningkatkan ROM saat menekuk lutut. tungkai, beri bantalan di bawah paha
Latihan ini dilakukan secara pasif dengan kemudian minta pasien untuk menekan
posisi supine lying luruskan tungkai, maksimal bantalan ke bawah sehingga otot
kemudian gerakan patella kearah quadriceps berkontraksi (Millett, 2010).
horizontal (kanan-kiri) dan vertical (naik- b. Hamstringset exercise
turun) secara maksimal (Prentice, 2014). Hamstring exercise dilakukan untuk
b. Heel Slide meningkatkan kekuatan otot hamstring
Latihan heel slide merupakan latihan pasca ACL rekontruksi. Latihan ini
yang dilakukan untuk meningkatkan ROM menyebabkan peningkatan motor unit
sendi lutut. Gerakan ini dilakukan dengan recruitment yang mengaktivasi badan golgi
posisi pasien tidur terlentang dan tungkai sehingga otot bekerja maksimal saat
lurus kemudian gerakan fleksi secara kontraksi otot sehingga terjadi peningkatan
perlahan-lahan sampai batas toleransi komponen serabut otot hamstring.
pasien (rasa nyeri) (Millett, 2010). Gerakan dilakukan dengan posisi duduk
1.4. Strengthening excrcise bersandar dengan posisi tungkai fleksi knee
Strengthening excrcise yaitu latihan 90 minta pasien untuk menekan tumit ke
yang digunakan untuk meningkatkan bawah tarik ke belakang secara maksimal
kekuatan otot pasca rekontruksi Anterior sehingga otot hamstring berkontraksi
Cruciate Ligament (ACL) secara isometrik (Millett, 2010).
dan isotonik melalui kontraksi otot. Latihan c. For way hip exercise
ini dapat mempercepat laju metebolisme, Latihan for way hip exercise pasca
peningkatan kepadatan tulang, membangun rekonstruksi ACL berfungsi untuk
kembali jaringan otot yang hilang. Pasca penguatan otot hip. Latihan ini mampu
operasi ACL mengakibatkan melemahnya meningkatkan jumlah sarkomer karena
otot pada sendi lutut terutama pada terjadi peningkatan actual protein
kelompok otot quadriceps (Maralisa & kontraktil otot dalam pembentukan sel-sel
Lesmana, 2020). otot, kontraksi otot yang semakin kuat
Latihan penguatan sangat penting berpengaruh pada besarnya remodeling
untuk activasi otot pada lutut yang lemah serabut otot sehingga volume otot
paska rekonstruksi ACL. Latihan meningkat (Adhya et al., 2014). Posisikan

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

pasien supine lying dengan kaki lurus tanggal 11 Desember 2021 sampai 24
kemudian minta pasien untuk menggerakan Desember 2021. Keluhan yang muncul
fleksi hip, ekstensi hip posisi prone lying, pada pasien pasca rekonstruksi ACL antara
abduksi hip posisi slide lying dan adduksi lain oedema, nyeri, penurunan ROM dan
hip posisi supine lying. penurunan kekuatan otot. Pemberian
d. Ankle Theraband exercise intervensi fisioterapi berupa Cryotherapy,
Latihan ankle theraband merupakan Transelectrical Nerve Stimalation (TENS),
latihan dengan menggunakan theraband Range of Motion exercise (mobilisasi
resistance dilakukan secara aktif dan pasif. patella dan heel slide), strengthening
Latihan ini berfungsi untuk pemulihan exercise (quaridriset exercise, hamstringset
pasca operasi dengan tujuan meningkatkan exercise, ankle theraband exercise, for way
kekuatan otot ankle (m. tibialis anterior, m. hip exercise, clamshell). Pengukuran pada
gastrocnemius, m. peroneus). oedema menggunakan pengukuran secara
e. Calm Shell exercise antropometri dengan metline. Pengukuran
Latihan calm shell adalah latihan volumentric test and girth adalah
yang dilakukan untuk penguatan otot pengukuran dengan membandingkan antara
gluteus dengan posisi pasien slide lying sisi yang bengkak dengan sisi yang sehat.
kemudian fleksi knee 90, tempatkan Nyeri dapat diukur dengan menggunakan
resistance band melingkar pada paha skala Numeric Rating Scale (NRS) yang
mintalah pasien untuk meregangkan lutut berdasarkan pada intensitas nyeri dari
kearah luar dan turunankan perlahaan. angka 0 sampai 10. Angka 0 yang berarti
tidak ada nyeri. Angka 1 sampai 3 nyeri
METODE DAN BAHAN ringan sedangkan angka 4 sampai 6 nyeri
Metode penelitian ini menggunakan sedang dan angka 7 sampai 10 nyeri berat
studi case report yang dilaksanakan di (Dhuairi et al., 2021). Pengukuran Lingkup
Bintang Physio Klinik Bandung pada Gerak Sendi (LGS) dengan goniometer
pasien Sdr. A usia 21 tahun dengan untuk mengukur gerakan pada knee.
diagnosa medis pasca rekontruksi Anterior Kekuatan otot dapat menggunakan
Cruciate Ligamen. Pasien telah menjalani pengukuran Manual Muscle Testing
program fisioterapi sebanyak tiga kali pada (MMT). Pengukuran ini dapat dilakukan
setiap sesi terapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Evaluasi penurunan oedema

Tabel 1. Hasil pengukuran oedema pada knee


Terapi Axis dari Knee Knee Selisih
tuberositas tibia Dextra Sinistra (cm)
30 cm ke (cm) (cm)
proximal
T0 0 cm 28 31,2 3,2
10 cm 31 32,6 1,6
20 cm 38,8 35,1 3,7
30 cm 46,7 43,1 3,6
T1 0 cm 28 31 3
10 cm 31 32,8 1,8
20 cm 38,8 35,1 3,7
30 cm 46,6 43,3 3,4
T2 0 cm 28,7 31,2 2,8
10 cm 30,8 32,4 1,6
20 cm 40,2 36,7 3,5
30 cm 46,4 43,2 3,2
T3 0 cm 28 30,6 2,6
10 cm 30,8 31,9 1,1
20 cm 41 37,8 3,2
30 cm 45,4 42,5 2,9

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

Keluhan yang muncul pada pasien terbentuknya cairan oedema dan produksi
pasca rekonstruksi Anteror Cruciate cairan limfe yang dapat melepasankan
Ligament antara lain oedema yang mediator inflamasi melalui penurunan
disebabkan akibat luka pada incisi setelah permeabilitas dinding pembuluh darah
operasi athroscopy. Sebelum dilakukan sehingga terjadi penurunan oedema.
kompres es didapatkan hasil T0 dari Hal ini sesuai hasil pemeriksaan
tuberositas tibia pada titik 0 cm dengan antropometri pada lingkar segmen knee
selisih 3,2 cm dari titik 10 cm selisih 1,6 sinistra pada T3 dimulai dari 30 cm
dari titik 20 cm selisih 3,7 kemudian dari proksimal os tuberositas tibia pada titik 0
titik 30 cm selisih 3,6. Terapis memberikan cm selisih dari 3 cm menurun menjadi 2,6
kompres es yang efektif menurunkan cm, dari titik 10 cm selisih dari 1,8 cm
oedema pasca rekonstruksi ACL. Menurut menurun menjadi 1,1 cm, dari titik 20 cm
Waterman et al. (2012), penanganan selisih dari 3,7 cm menjadi 3,2 cm dan
fisioterapi untuk mengurangi bengkak kembali menurun dari titik 30 cm selisih
dengan cryotherapy menggunakan kompres dari 3,4 cm menjadi 2,9 cm. Hasil
es selama 15 menit pada bagian lutut yang pengukuran oedema setelah pemberian
mengalami oedema disebabkan karena intervensi cryotherapy menjukkan adanya
masih terdapat peradangan pada bagian penurunan oedema. Penurunan oedema
lutut pasca rekonstruksi ACL. Pemberian dipengaruhi oleh edukasi terapis kepada
kompres es dapat menimbulkan rangsangan pasien untuk melakukan kompres es setiap
dingin pada jaringan kulit bersamaan dua kali sehari untuk mempercepat
dengan penurunanan metabolisme jaringan penurunan oedema.
yang dapat menimbulkan vasokontriksi
lokal sehingga menyebabkan penurunan

Evaluasi Penurunan Nyeri

10
Nyeri pada Knee Sinistra 8
8 7
6 5 5
4
4 3 3 3 3
Nilai NRS

2 2 2
2
0

Gambar 1. Evaluasi penurunan nyeri

Hasil pemeriksaan pada pasien ini dapat menurunkan nyeri pasca rekonstruksi
terdapat nyeri pada lutut sebelah kiri ACL.
disebabkan dari bekas incisi artroscopy. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
Nyeri pasca rekonstruksi ACL terjadi diperoleh pada knee sinistra dengan
karena serabut saraf yang kecil menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
mengirimkan stimulus pada serabut saraf mendapatkan hasil yaitu pemeriksaan pada
sensorik untuk dikirim ke otak sehingga T0 dan T1 nyeri diam nilainya 3 belum
menimbulkan nyeri yang menyebabkan terdapat perubahan karena kulit pasien yang
proses perbaikan area incisi terganggu. masih terdapat luka bekas incisi yang belum
Pemberian modalitas fisioterapi berupa mengering masih terdapat nyeri sesaat saat
Transcutaneous Electrical Nerve gerakan diam. Pada T2 dan T3 nilai 2, belum
Stimuation (TENS) pada setiap sesi terapi terdapat perubahan karena pasien masih
merasakan nyeri ketika diam. Untuk nyeri

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

tekan dari T0 nilai 5 mengalami penurunan pasca rekontsruksi ACL sesuai dengan
nyeri disetiap sesi terapi dari T1 nilai 4 dan mekanisme segmental yaitu dengan
T2 nilai 3 turun menjadi T3 nilai 2, stimulus melalui kulit yang berkerja dengan
kemudian pada nyeri gerak dari T0 nilai 8, cara penutupan gerbang transmisi nyeri.
berubah mejadi 7 pada T1 kemudian turun Mekanisme TENS pasca rekonstruksi ACL
pada T2 menjadi nilai 5 dan kembali turun dalam mengurangi nyeri dengan
pada T3 menjadi nilai 3. Penurunan nyeri merangsang sel neuron sensory untuk
pada pasien disebabkan karena bekas incisi masuk kedalam di substansia gelatinosa
mulai mengering dan bantuan dari obat anti dan membatasi sel nosiseptor untuk
nyeri yang dikonsumsi pasien seperti menyampaikan informasi ke otak sehingga
meloxicam sehingga terjadi penurunan rangsangan nyeri terhambat masuk ke otak
nyeri. yang membuat tertutupnya jalan pengiriman
Penurunan nyeri dipengaruhi oleh pesan nyeri ke otak sehingga terjadi
pemberian modalitas fisioterapi berupa peningkatan peredaran darah pada lutut
Transcutaneous Electrical Nerve nyeri sehingga menyebabkan penurunan
Stimulation (TENS). Pemberian TENS nyeri pada lutut pasien paska rekonstruksi
menggunakan frekuensi tinggi 90 hingga ACL (Amin et al., 2018).
130 Hz bertujuan untuk mereduksi nyeri

Evaluasi peningkatan Lingkup Gerak


Sendi

Gambar 2. Evaluasi peningkatan LGS

Pasien pasien ini didapatkan adanya pasien untuk melakukan latihan ROM
keterbatasan LGS paska rekonstruksi ACL secara teratur.
disebabkan oleh adanya nyeri dan oedema Pemberian terapi latihan dengan
pada area incisi pada knee sinistra. Latihan mobilisasi patella dan heel slide mampu
yang dilakukan berupa mobilisasi patella meningkatkan LGS karena efek dari latihan
dan heel slide. Hasil pemeriksaan LGS mobilisasi patella dan heel slide yang
dengan goniometer pada knee sinsitra T0 mampu meningkatkan cardiac output yang
nilai S: 0-0-80 terjadi kenaikan LGS pada berperan dalam memperlancar metabolisme
sendi knee sinistra T1 menjadi S: 0-0-90 sehingga dapat menurunkan oedema.
pada T2 naik menjadi S: 0-0-100 Oedema yang mengalami penurunan akan
kemudian pada pemeriksaan T3 menjadi S: membentuk zat nociceptor menjadi
0-0-105, dari hasil pemerikasaan LGS berkurang sehingga menyebabkan nyeri
maka terdapat peningkatan lingkup gerak berkurang. Saat nyeri dan oedema
sendi pasca ACL rekontruksi. Adanya berkurang makan akan menyebabkan
peningkatan LGS disebabkan penurunan peningkatan lingkup gerak sendi (Santoso
nyeri dan oedema sehingga pasien dapat et al., 2018).
melakukan latihan dengan maksimal dan Terapi latihan yang dilakukan pasien
didukung dari edukasi terapis kepada berupa latihan Range of Motion (ROM)
paska rekonstruksi ACL bertujuan untuk

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

peningkatan lingkup gerak sendi, kontraktur. Latihan heel slide dan


meningkatkan massa otot, tonus otot dan mobilisasi patella dilakukan untuk
menjaga mobilitas sendi dan meningkatkan ROM lutut pasien pasca
meminimalkan penurunan dalam elastisitas rekonstruksi ACL (Fakuda et al., 2013).
jaringan di sekitar sendi dan pembentukan
3.4. Evaluasi Peningkatan kekuatan otot

Gambar. 3 Evaluasi peningkatan kekuatan otot

Peningkatan kekuatan otot dapat mekanoreseptor Anterior Cruciate Ligament,


dilakukan dengan terapi latihan. Pada kasus atrofi serat otot dan defisit aktivasi nerve.
pasien pasca Anterior Cruciate Ligament Latihan strengthening sedini mungkin
(ACL) rekonstruksi didapatkan keluhan dilakukan pasca rekonstruksi ACL. Latihan
penurunan kekuatan otot yang disebabkan strengthening mengaktifkan kerja otot dan
pasca rekonstruksi ACL. Terapis memperlancar metabolisme sehingga dapat
memberikan terapi latihan Strengthening memperlancar aliran darah dengan membawa
exercise berupa Quadricepset untuk nutrisi ke seluruh tubuh. Tentunya hal ini
meningkatkan kelompok otot quadriceps, termasuk ke otot sehingga beregenerasi
Hamstringset untuk meningkatkan dengan sempurna. Terpenuhi kebutuhan
kekuatan otot hamstring, ankle theraband energi pada otot mampu meningkatkan
untuk meningkatkan kekuatan otot ankle kekuatan otot di sekitar sendi lutut. Hal ini
dan clamshell untuk meningkatkan dapat melatih kelompok otot quadriceps dan
kekuatan otot gluteus medius. Hasil yang otot di sekitar sendi lutut yang mengalami
diperoleh pada pemeriksaan kekuatan otot kelemahan paska rekonstruksi ACL (Faxon
dengan MMT pada knee sinistra gerakan et al., 2018).
fleksi dan ekstensi pada T0 dan T1 nilai 3 Hasil yang diperoleh pada T3 terjadi
belum terdapat perubahan karena pasien peningkatan nilai MMT pada grup otot
belum mampu melakukan latihan secara penggerak knee sinistra dengan nilai 5. Nilai
maksimal disebabkan masih merasakan ini merupakan nilai maksimal dari
nyeri berat saat latihan. kemampuan otot yang dihitung
Pasca rekonstruksi ACL akan menggunakan skala MMT. Peningkatan
menyebabkan penurunana kekuatan otot, kekuatan otot disebabkan oleh penurunan
pemberian terapi latihan berupa stengthening nyeri sehingga pasien mampu melakukan
exercise dengan prinsip mengaktivasi dan latihan strengthening dengan maksimal.
mengkontraksikan otot menyebabkan Resiko timbulnya penurunan kekuatan otot
peningkatkan kekuatan otot anggota gerak kemungkinan akan terjadi sehingga terapis
bawah di sekitar area cedera yang memberikan edukasi untuk pasien rutin
sebelumnya tidak aktif atau melemah pasca melakukan latihan secara teratur.
rekonstruksi khususnya pada kelompok otot
quadriceps yang menyebabkan KESIMPULAN DAN SARAN
ketidakstabilan fungsional dan perubahan Penelitian yang dilakukan kepada
fisiologis seperti hilangnya umpan balik dari pasien dengan diagnosa medis paska

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament Best Practice and Research: Clinical


(ACL) di Bintang Physio Klinik Bandung Rheumatology, 33(1), 33–47. DOI:
didapatkan perbaikan yang signifikan. https://doi.org/10.1016/j.berh.2019.0
Pemberian program fisioterapi berupa 1.018
cryotherapy, Transcutaneous Electrical Fukuda, T. Y., Fingerhut, D., Moreira, V.
Nerve Stimulation (TENS), Range of Motion C., Camarini, P. M. F., Scodeller, N.
(ROM) exercise dan strengthening exercise F., Duarte, A., Martinelli, M., & Bryk,
yang dilakukan 3 kali sesi terapi didapatkan F. F. (2013). Open Kinetic Chain
hasil berupa nyeri yang mengalami Exercises in a Restricted Range of
penurunan, adanya penurunan oedema, Motion after Anterior Cruciate
peningkatan pada lingkup gerak sendi dan Ligament Reconstruction: A
meningkatnya kekuatan otot pada pasien randomized controlled clinical trial.
pasca ACL rekonstruksi pada fase 1. American Journal of Sports Medicine,
41(4), 788–794. DOI
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1177/03635465134
Adhya, B., Dhillon, M. S., & Dhillon, H. S. 76482
(2014). Rehabilitation Techniques Gans, I., Retzky, J. S., Jones, L. C., &
after Anterior Cruciate Ligament Tanaka, M. J. (2018). Epidemiology
(ACL) Reconstruction the Indian of Recurrent Anterior Cruciate
Approach. Indian Journal of Ligament Injuries in National
Physiotherapy & Occupational Collegiate Athletic Association
Therapy, 8(2). DOI: 10.5958/j.0973- Sports: The Injury Surveillance
5674.8.2.092 Program, 2004-2014. Orthopaedic
Amin, A. A., Amanati, S., & Novalda, W. Journal of Sports Medicine, 6(6), 1–7.
(2018). Pengaruh Terapi Latihan, DOI:
Transcutaneous Electrical Nerve https://doi.org/10.1177/23259671187
Stimulation dan Kinesiology Taping 77823
pada Post Rekontruksi Anterior Gasibat, Q. & Jahan, A. M. (2018). Pre and
Cruciatum Ligament. Jurnal post-operative rehabilitation of
Fisioterapi dan Rehabilitasi, 2(2). anterior cruciate ligament
DOI: reconstruction in young athletes.
https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v2i2. International Journal of Orthopaedics
39 Sciences, 3(1), 819-828. DOI:
Arovah, N, I. (2010). Dasar-Dasar https://doi.org/10.22271/ortho.2017.v
Fisioterapi pada Cedera Olahraga, 3.i1l.118
Yogyakarta: FIK UNY. Kiapour, A. M., & Murray, M. M. (2014).
Domnick, C., Raschke, M., & Herbort, M. Basic science of anterior cruciate
(2016). Biomechanics of the ligament injury and repair. Bone and
Anterior Cruciate Ligament: Joint Research, 3(2), 20–31. DOI:
Physiology, Rupture and https://doi.org/10.1302/2046-
Reconstruction Techniques. World 3758.32.2000241
Journal of Orthopaedic, 7(2), 82- Maralisa, A. D. & Lesmana, S. I. (2020).
93. DOI: 10.5312/wjo.v7.i2.82 Penatalaksanaan Fisioterapi
Faxon, J. L., Sanni, A. A., & McCully, K. Rekontruksi ACL Knee Dextra
K. (2018). Hamstrings and Hamstring Graft. Indonesian Journal
Quadriceps Muscles Function in of Physiotherapy Research and
Subjects with Prior ACL Education, 1(1), 4–17.
Reconstruction Surgery. Journal of https://journal.aptifi.org/index.php/ijo
Functional Morphology and pre/article/view/22/2
Kinesiology, 3(4). DOI: Millett, P. J. (2010). ACL Recontruction
https://doi.org/10.3390/jfmk3040056 Rehabilitation Protocol. Sports
Filbay, S. R. & Grindem, H. (2019). Medicine and Orthopedic Surgery.
Evidence-based Recommendations Musahl, V. & Karlsson, J. (2019). Anterior
for the Management of Anterior Cruciate Ligament Tear. New England
Cruciate Ligament (ACL) Rupture. Journal of Medicine, 380(24), 2341–

Volume 1, Nomor 2, September 2021.


Physio Journal.

2348. DOI: Reconstruction Rehabilitation:


https://doi.org/10.1056/nejmcp18059 MOON Guidelines. Sports Health,
31 7(3), 239–243. DOI:
Paschos, N. K. & Howell, S. M. (2016). 10.1177/1941738113517855
Anterior Cruciate Ligament
Reconstruction: Principles of
treatment. EFORT Open Reviews,
1(11), 398–408. DOI:
https://doi.org/10.1302/2058-
5241.1.160032
Pramudiana, N., & Pristianto, A. (2022).
Comprehensive Physiotherapy
Management in Post Coronary Artery
Bypass Grafting Et Causa Coronary
Artery Disease Involving 3 Vessels
(CAD3VD) Case: Case Report.
FISIOMU: Physiotherapy Evidences,
3(1), 8–15. DOI:
https://doi.org/10.23917/fisiomu.v3i1
.12960
Prentice, W. E. (2014). Principles of
Athletic Traning: A Competency-
Based Approach. USA: McGraw-Hill
Companies
Santoso, I., Sari, I. D. K., Noviana, M., &
Pahlawi, R. (2018). Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Post Op Rekonstruksi
Anterior Cruciate Ligament Sinistra
Grade III Akibat Ruptur Di RSPAD
Gatot Soebroto. Jurnal Vokasi
Indonesia, 6(1), 66–80. DOI:
http://dx.doi.org/10.7454/jvi.v6i1.117
Thomas, A. C., Wojtys, E. M., Brandon, C.,
Palmieri-Smith, R. M. (2017). Muscle
Atrophy Contributes to
Quadriceps Weakness after ACL
Reconstruction. Journal of Science
and Medicine in Sport, 19(1), 7-11.
DOI: 10.1016/j.jsams.2014.12.009
Waterman, B., Walker, J. J., Swaims, C.,
Shortt, M., Todd, M. S., Machen, S.
M., & Owens, B. D. (2012). The
Efficacy of Combined Cryotherapy
and Compression Compared with
Cryotherapy Alone following
Anterior Cruciate Ligament
Reconstruction. The Journal of Knee
Surgery, 25(2), 155–160. DOI:
https://doi.org/10.1055/s-0031-
1299650
Wright, R. W., Haas, A. K., Anderson, J.,
Calabrese, G., Cavanaugh, J., Hewett,
T. E., Lorring, D., McKenzie, C.,
Preston, E., & Williams. (2015).
Anterior Cruciate Ligament

Volume 1, Nomor 2, September 2021.

Anda mungkin juga menyukai