Anda di halaman 1dari 7

ASET TETAP

Kelas 2F, 14 JUNI 2021, Trudy M.Nussy

Perolehan Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi:

1. Harga perolehan
2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dengan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

Contoh soal (1)

PT Atlas adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang penjualan peralatan rumah tangga.
Pada tanggal 5 Agustus 2015 perusahaan membeli sebuah kendaraan untuk kegiatan operasional
perusahaan dengan harga faktur Rp. 300.000.000. selaij membayar harga faktur, perusahaan masih
membayar tambahan biaya lain seperti:

1. Bea balik nama sebesar Rp. 5.000.000


2. Pajak sebesar Rp. 40.000.000
3. Beban asuransi sebesar Rp.15.000.000
4. Beban angkut sebesar Rp. 6.500.000
5. Beban uji coba sebesar Rp. 3.000.000

Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah harga perolehan kendaraan dan buatlah jurnal atas perolehan
kendaraan tanggal 5 Agustus 2015.

 Harga perolehan (biaya) kendaraan:


Harga faktur Rp. 300.000.000
Biaya balik nama kendaraan Rp. 5.000.000
Biaya pajak 40.000.000
Biaya asuransi 15.000.000
Biaya angkut 6.500.000
Biaya ujicoba 3.000.000 +
Rp. 69.500.000 +

Biaya (cost) kendaraan Rp. 369.500.000

 Jurnal atas perolehan kendaraan

5 Agst 2015 Aset tetap- kendaraan 369.500.000

Kas 369.500.000
(pembelian kendaraan secara tunai)
Contoh soal (2)

PT Surya adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang penjualan kendaraan bermotor. Pada
tanggal 11 April 2016, perusahaan membeli tanah, bangunan, dan peralatan dengan harga total Rp.
3.000.000.000 secara tunai. Berdasarkan penilaian pihak independen (appraisal), masing-masing aset
tersebut mempunyai harga pasar sebagai berikut:

Tanah Rp. 2.500.000.000


Bangunan 1.000.000.000
Peralatan 500.000.000 +
Rp. 4.000.000.000

Hitunglah harga perolehan untuk masing-masing aset dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 11
April 2016.

 Harga perolehan aset:

Tanah = 2.500.000.000 X 3.000.000.000 = 1.875.000.000


4.000.000.000
Bangunan = 1.000.000.000 X 3.000.000.000 = 750.000.000
4.000.000.000
Peralatan = 500.000.000 X 3.000.000.000 = 375.000.000
4.000.000.000
 Jurnal

11 April 2016 Tanah Rp.1.875.000.000


Bangunan 750.000.000
Peralatan 375.000.000
Kas 3.000.000.000
(Pembelian tanah, bangunan,peralatan secara tunai)

Depresiasi (Penyusutan) Aset Tetap

Contoh soal (3)


PT Jaya adalah perusahaan manufaktur khusus produk mainan anak-anak.pada tanggal 2 Januari
2016 perusahaan membeli sebuah mesin secara tunai dengan harga faktur Rp. 200.000.000.
Biaya – biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan mesin tersebut adalah:

Beban angkut Rp.10.000.000


Pajak 20.000.000
Beban pemasangan dan ujicoba 5.000.000
Beban asuransi 5.000.000
Mesin ditaksir mempunyai umur ekonomis hingga lima tahun serta mempunyai nilai residu
sebesar Rp. 10.000.000. selama lima tahun tersebut mesin menghasilkan produk untuk tiap-tiap
tahun sejumlah :

Tahun ke 1 = 20.000 unit


Tahun ke 2 = 25.000 unit
Tahun ke 3 = 30.000 unit
Tahun ke 4 = 28.000 unit
Tahun ke 5 = 26.000 unit

Berdasarkan informasi tersebut,


1. Hitunglah besarnya harga perolehan mesin dan buatlah jurnal atas perolehan mesin
tersebut
2. Hitunglah penyusutan dengan membuat tabel penyusutan selama lima tahun
menggunakan metode:
a. Garis lurus (straightline)
b. Jumlah angka tahun (sum of the years digit)
c. Saldo menurun berganda (double declining balance)
d. Unit produksi
3. Buatah jurnal penyusutan masing –masing metode

Penyelesaian

 Harga perolehan mesin =


Harga faktur Rp. 200.000.000
Beban angkut 10.000.000
Pajak 20.000.000
Beban pemasangan dan ujicoba 5.000.000
Beban asuransi 5.000.000 +
Rp. 240.000.000

2 jan 2016 Mesin Rp. 240.000.000


Kas Rp. 240.000.000
(pembelian mesin)

 Penyusutan Metode garis lurus

Penyusutan = harga perolehan – nilai residu = 240.000.000 – 10.000.000 = 46.000.000/tahun, atau


Masa manfaat 5 tahun

Penyusutan = tarif depresiasi X (harga perolehan – nilai residu)


= 100%/5 tahun X 240.000.000 – 10.000.000
= 20 % X 230.000.00
= 46.000.000/ tahun
*nilai residu=nilai sisa ; masa manfaat = umur ekonomis
Tabel Depresiasi-Metode Garis Lurus

Akhir Beban Depresiasi


Akumulasi depresiasi Nilai buku
tahun per tahun
240.000.000
2016 46.000.000 46.000.000 194.000.000
2017 46.000.000 92.000.000 148.000.000
2018 46.000.000 138.000.000 102.000.000
2019 46.000.000 184.000.000 56.000.000
2020 46.000.000 230.000.000 10.000.000

*akumulasi depresiasi tahun pertama, 2016 sama dengan nilai beban depresiasi pada tahun tersebut yaitu 46.000.00
*akumulasi depresiasi tahun ke 2, 2017 = beban depresiasi tahun 2016 + beban deprsesiasi 2017
*akumulasi depresiasi tahun ke 3, 2018 = beban depresiasi tahun 2016 + beban depresiasi tahun 2017 + beban depresiasi
tahun 2018 dst

*nilai buku akhir tahun = harga perolehan - akumulasi depresiasi pada tahun tersebut
*nilai buku akhir tahu 2016 = 240.000.000 – 46.000.000 = 194.000.000
*nilai buku akhir tahun 2017 = 240.000.000 – 92.000.000 = 148.000.000 dst
*nilai buku tahun ke 5, tahun 2020, sama dengan nilai residu/nilai sisa

Jurnal

31 Desember 2016 Beban depresiasi mesin Rp. 46.000.000


Akumulasi depresiasi mesin Rp.46.000.000
(depresiasi mesin tahun 2016)
31 Desember 2017 Beban depresiasi Mesin Rp. 46.000.000
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 46.000.000
(depresiasi mesin tahun 2017)

 Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun

Penyusutan tahun 2016 = 5 X (harga perolehan – nilai residu)


5+4+3+2+1
= 5/15 X 240.000.000 – 10.000.000
= 5/15 X 230.000.000
=76.666.667
Penyusutan tahun 2017 = 4 X (harga perolehan – nilai residu)
5+4+3+2+1
= 4/15 X 240.000.000 – 10.000.000
= 4/15 X 230.000.000
= 61.333.333
Penyusutan tahun 2018 = 3 X (harga perolehan – nilai residu)
5+4+3+2+1
= 3/15 X 240.000.000 – 10.000.000
= 3/15 X 230.000.000
= 46.000.000
Penyusutan tahun 2019 = 2 X (harga perolehan – nilai residu)
5+4+3+2+1
= 3/15 X 240.000.000 – 10.000.000
= 3/15 X 230.000.000
= 30.666.667
Penyusutan tahun 2020 = 1 X (harga perolehan – nilai residu)
5+4+3+2+1
= 4/15 X 240.000.000 – 10.000.000
= 4/15 X 230.000.000
= 15.333.333
*umur ekonomis 5 tahun sehingga tarif depresiasi tahun pertama, 2016 yaitu 5/5+4+3+2+1
*tarif depresiasi tahun ke 2, 2017 yaitu 4/15, tahun ke3,2018 tarif depresiasi yaitu 3/15 dst

Tabel Depresiasi-Metode Jumlah Angka Tahun

Akhir Beban Depresiasi


Akumulasi depresiasi Nilai buku
tahun per tahun
240.000.000
2016 76.666.667 76.666.667 163.333.333
2017 61.333.333 138.000.000 102.000.000
2018 46.000.000 184.000.000 56.000.000
2019 30.666.667 214.666.667 25.333.333
2020 15.333.333 230.000.000 10.000.000

Jurnal

31 Desember 2016 Beban depresiasi-mesin Rp.76.666.667


Akumulasi depresiasi mesin Rp. 76.666.667
(depresiasi mesin tahun 2016)
31 Desember 2017 Beban depresiasi –mesin Rp. 61.333.333
Akumulasi depresiasi-mesin Rp. 61.333.333
(depresiasi mesin tahun 2017)
31 Desember 2018 Beban depresiasi – mesin Rp. 46.000.000
Akumulasi depresiasi-mesin Rp. 46.000.000
(depresiasi tahun 2018)
 Depresiasi Metode Saldo Menurun Berganda (double declining balance)

Depresiasi = tarif depresiasi X nilai buku


= (2 x 20%) X nilai buku
*Tarif depresiasi pada metode ini sama dengan 2 kali tarif depresiasi pada metode garis lurus

Tabel Depresiasi-Saldo Menurun Berganda

Nilai buku Tarif Beban


Akhir Akumulasi
didepresiasi depresiasi Depresiasi per Nilai buku
tahun depresiasi
tahun
240.000.000
2016 240.000.000 40% 96.000.000 96.000.000 144.000.000
2017 144.000.000 40% 57.600.000 153.600.000 86.400.000
2018 86.400.000 40% 34.560.000 188.160.000 51.840.000
2019 51.840.000 40% 20.736.000 208.896.000 31.104.000
2020 31.104.000 40% 12.441.600 221.337.600 18.662.400

*beban depresiasi per tahun= nilai buku didepresiasi X tarif depresiasi

Jurnal

31 Desember 2016 Beban depresiasi-mesin Rp. 96.000.000


Akumulasi depresiasi mesin Rp. 96.000.000
(depresiasi mesin tahun 2016)
31 Desember 2017 Beban depresiasi –mesin Rp. 57.600.000
Akumulasi depresiasi-mesin Rp. 57.600.000
(depresiasi mesin tahun 2017)
31 Desember 2018 Beban depresiasi – mesin Rp. 34.560.000
Akumulasi depresiasi-mesin Rp. 34.560.000
(depresiasi mesin tahun 2018)

 Depresiasi Metode Unit Produksi

Depresiasi per unit produksi = Harga perolehan – nilai residu


Jumlah unit produksi
= 240.000.000 – 10.000.000
129.000 unit
= 1782,9 = Rp. 1783
*Tahun ke 1, 20.000 unit +tahun ke 2 , 25.000 unit+Tahun ke 3, 30.000 unit +Tahun ke 4, 28.000 unit + Tahun ke 5 , 26.000
unit = 129.000 unit

Depresiasi tahun pertama, 2016 = 20.000 unit X 1783 = 35.660.000


Depresiasi tahun kedua, 2017 = 25.000 unit X 1783 = 44.575.000
Depresiasi tahun ketiga, 2018 = 30.000 unit X 1783 = 53.490.000
Depresiasi tahun keempat, 2019 = 28.000 unit X 1783 = 49.924.000
Depresiasi tahun kelima, 2020 = 26.000 unit X 1783 = 46.358.000
31 Desember 2016 Beban depresiasi-mesin Rp. 35.660.000
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 35.660.000
(depresiasi mesin tahun 2016)
31 Desember 2017 Beban depresiasi –mesin Rp. 44.575.000
Akumulasi depresiasi-mesin Rp. 44.575.000
(depresiasi mesin tahun 2017)
31 Desember 2018 Beban depresiasi – mesin Rp. 53.490.000
Akumulasi depresiasi-mesin Rp. 53.490.000
(depresiasi mesin tahun 2018)

Tabel Depresiasi-Metode Unit Produksi

Akhir Beban Depresiasi


Akumulasi depresiasi Nilai buku
tahun per tahun
240.000.000
2016 35.660.000 35.660.000 204.340.000
2017 44.575.000 80.235.000 159.765.000
2018 53.490.000 133.725.000 106.275.000
2019 49.924.000 183.649.000 56.351.000
2020 46.358.000 230.007.000 9.993.000

Anda mungkin juga menyukai