Anda di halaman 1dari 7

1. Neraca UD.

SABAR SUBUR

UD. SABAR SUBUR


NERACA
Per 31 Desember 2019
(dalam ribuan rupiah)

AKTIVA PASIVA

Kas 10.237 Utang Bank Pajak 21.045


Bank (Deposito) 4.362 Utang Dagang 175.868
Piutang Dagang 150.360 Utang Bank Jangka Pendek 362.613
Uang Muka Pembelian 2.576 Total Utang Lancar 559.526
Persediaan 898.716
Aktiva Lancar Lainnya 1.125 Utang Bank Jangka Panjang 252.500
Utang Jangka Panjang
Total Aktiva Lancar 1.067.376 0
Lainnya
Total Utang Jangka Panjang 252.500
Tanah 528.000 TOTAL UTANG 812.026
Bangunan 600.160
Kendaraan Bermotor 215.000 Modal 1.330.216
Peralatan 16.759 Laba Tahun Berjalan 215.500
Mesin-mesin 251.000 TOTAL MODAL 1.545.716
Akumulasi penyusutan
(320.111)
aktiva tetap
Total Aktiva Tetap 1.290.808

TOTAL AKTIVA 2.358.184 TOTAL PASIVA 2.357.742


2. Analisis Rasio Keuangan UD. HARAPAN INDAH

a. Rasio Likuiditas berupa Current Ratio (CR)

Current Ratio = Aset (Aktiva) Lancar / Utang Lancar


= 168.929 / 62.536
= 2,70130805
= 2,7 (dibulatkan)

Artinya, setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 2,7 aktiva lancar. Dan
dengan nilai current ratio sebesar 2,7 sudah dapat dikatakan baik. Jika current ratio
suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan tersebut punya kemampuan
yang baik dalam melunasi kewajibannya. Karena perbandingan aktivanya lebih besar
dibanding kewajiban yang dimiliki.
Namun selain itu, salah satu yang dapat dilakukan agar dapat melihat angka
current ratio tersebut baik atau tidak adalah dengan membandingkannya dengan
current ratio dari perusahaan lain yang sejenis dan masih dalam sektor yang sama.

b. Rasio Leverage berupa Debt Ratio atau Total Debt to Total Assets Ratio

Debt Ratio = Total Hutang / Total Aktiva


= 62.536 / 198.179
= 0,31555311
= 0,32 (dibulatkan)

Jadi rasio hutang atau debt ratio pada UD. Harapan indah adalah sebesar 0,32 kali.
Jika rasio hutang kurang dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai
melalui ekuitas. Apabila lebih besar dari 0,5 kali artinya aset perusahaan dibiayai dari
hutang.

c. Rasio Aktivitas berupa Receivables Turnover (RTO)

RTO = penjualan bersih / piutang


= 785.000 / 56.295
= 13,9444
= 13, 94 (dibulatkan)

Jadi rasio perputaran piutang RTO untuk UD. Harapan Indah dalam jangka waktu
satu tahun adalah 13,94 kali. Artinya nilai penjualan dalam satu tahun UD. Harapan
Indah adalah 13,94 kali dari nilai piutangnya.

3. Gabby baru saja mendapatkan pinjaman dari kantornya sebesar Rp.500.000.000,-,


sementara Gabby masih menyusun rencana penggunaannya, dia ingin
menginvestasikan uang tersebut selama 1 (satu) tahun. Gabby memiliki 3 alternatif pilihan
dalam menginvestasikan uang tersebut yaitu :

1. Deposito 12 bulan dengan bunga 8% per tahun


2. Membeli rumah/unit apartemen yang sudah ready stock, kemudian disewakan dengan
harga sewa Rp 25.000.000,- per tahun, dengan harapan unit apartemen tersebut bisa
dijual lagi pada akhir tahun dengan harga Rp.600.000.000,-.
3. Dibelikan emas murni batangan dan dijual kembali pada akhir tahun.

Pertanyaan :
Anda diminta membantu Gabby untuk memilih alternatif pilihan investasi yang paling
menguntungkan dari 3 alternatif pilihan tersebut, dengan menggunakan konsep Present
Value (PV). Serta jelaskan alasannya.

Catatan/Asumsi :
1. Deposito : 12 bulan dengan bunga 8% per tahun.
Untuk menganalisis/menghitung NPV Deposito, digunakan Discount Rate (r) sesuai
tingkat bunga tabungan, yaitu sebesar 4 %.
2. Investasi rumah/unit apartemen :
Dalam perhitungan/analisis NPV digunakan Discount Rate 12 % untuk
mengakomodasi tingkat risiko.
3. Investasi Emas murni :
 Dalam perhitungan/analisis NPV, digunakan Discount Rate 0 %, karena emas
meskipun berfungsi sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value), seolah-olah
emas tidak memberikan hasil/ nilai tambah.
 Menurut data dari Bullion Rates dan situs Logam Mulia, diinformasikan bahwa dari
Agustus 2010 hingga Agustus 2020 kenaikan harga emas per tahun secara rata-
rata adalah 11,8 %

Jawab:

1. NPV deposito
Bunga 8% per tahun, Discount rate (r) 4%

NPV = C0 + (C1 / (1 + r))

C0 = jumlah uang yang dinvestasikan


= - Rp 500.000.000 (negatif karena merupakan pengeluaran)
C1 = uang yang diterima di tahun ke-1
= Rp 500.000.000 + (8% x Rp 500.000.000)
= Rp 500.000.000 + Rp 40.000.000
= Rp 540.000.000

NPV deposito = C0 + (C1 / (1 + r))


= (- Rp 500.000.000) + (Rp 540.000.000 / (1 + 0,04))
= (- Rp 500.000.000) + Rp 519.230.769
= Rp 19.230.769

Jadi Net Present Value (NPV) deposito selama 1 tahun adalah Rp 19.230.769

2. NPV investasi rumah/unit apartemen

Harga sewa = Rp 25.000.000


C1 = Rp 600.000.000
Discount rate (r) = 12%

NPV = C0 + (C1 / (1 + r))


= (- Rp 500.000.000 + Rp 25.000.000) + (Rp 600.000.000 / (1 + 0,12))
= (- Rp 475.000.000) + Rp 535.714.286
= Rp 60.714.285,7

Jadi NPV investasi rumah/apartemen selama 1 tahun adalah Rp 60.714.285,7

3. NPV investasi emas murni

Discount rate (r) = 0%


Kenaikan emas per tahun rata-rata = 11,8%

NPV = C0 + (C1 / (1 + r))

C0 = jumlah uang yang dinvestasikan


= - Rp 500.000.000 (negatif karena merupakan pengeluaran)
C1 = uang yang diterima di tahun ke-1
= Rp 500.000.000 + (11,8% x Rp 500.000.000)
= Rp 500.000.000 + Rp 59.000.000
= Rp 559.000.000

NPV emas = C0 + (C1 / (1 + r))


= (- Rp 500.000.000) + (Rp 559.000.000 / (1 + 0,00))
= (- Rp 500.000.000) + Rp 559.000.000
= Rp 59.000.000

Jadi, dari ketiga alternatif pilihan investasi di atas dapat diketahui dari NPV
bahwa yang paling menguntungkan yang dapat dipilih oleh Gabby adalah investasi
rumah/unit apartemen yang sudah ready stock, kemudian disewakan dengan harga
sewa Rp 25.000.000,- per tahun, dengan harapan unit apartemen tersebut bisa
dijual lagi pada akhir tahun dengan harga Rp.600.000.000,-.

4. CV. Batik Keren bergerak di bidang usaha home industry garmen daster batik premium,
dengan data produksi sbb. :
 Kapasitas produksi = 20.000 daster batik.
 Harga jual satuan daster = Rp 50.000
 Total biaya tetap = Rp 100.000.000
 Total biaya variabel = Rp 200.000.000

Pertanyaan :
a. Berapa jumlah (unit) daster batik yang harus dijual agar CV. Batik Keren mendapatkan
titik impas (BEP), dan apa artinya ?
b. Berapa nilai rupiah total penjualan CV. Batik Keren agar mencapai titik impas (BEP),
dan apa artinya ?
c. Dari hasil analisis BEP tersebut, bagaimana caranya agar CV.Batik Keren
memperoleh keuntungan ?
Jawab:

a. Jumlah yang harus dijual untuk mendapatkan titik impas

BEP (unit) = biaya tetap / (harga per unit - biaya variabel per unit)

Biaya tetap = Rp 100.000.000


Harga per unit = Rp 50.000
Biaya variabel per unit = total biaya variabel / kapasitas produksi
= Rp 200.000.000 / 20.000
= Rp 10.000

BEP (unit) = biaya tetap / (harga per unit - biaya variabel per unit)
= 100.000.000 / (50.000 - 10.000)
= 100.000.000 / 40.000
= 2.500 unit

Artinya CV Batik Keren harus menjual 2.500 unit daster batik agar tidak mengalami
kerugian, tetapi jika hanya menjual 2.500 unit maka CV Batik Keren juga tidak akan
mendapatkan keuntungan.

b. Nilai rupiah total penjualan agar mencapai titik impas

BEP (rupiah) = harga jual per unit x BEP per unit


= Rp 50.000 x 2.500
= Rp 125.000.000

Artinya, agar CV. Batik Keren tidak mengalami kerugian maka nilai rupiah total
penjualan yang harus dicapai adalah minimal Rp 125.000.000

c. Cara agar CV. Batik Keren memperoleh keuntungan

Dari hasil analisis BEP tersebut, titik impas dapat diketahui dari jumlah unit dan nilai
rupiah. Dimana jumlah unit dapat diperoleh dari total biaya tetap dibagi dengan selisih
antara harga per unit dan biaya variabel per unit. Sementara untuk nilai rupiah dapat
diperoleh dari harga jual per unit dikali dengan BEP per unit. Sehingga BEP tersebut
merupakan salah satu cara agar CV. Batik Keren mendapatkan keuntungan. Dan agar
CV. Batik Keren memperoleh keuntungan maka harus melakukan penjualan daster
diatas 2.500 unit atau total penjualannya harus diatas Rp 125.000.000

Anda mungkin juga menyukai