Anda di halaman 1dari 13

AKTUALISASI PELAYANAN PUBLIK DALAM GOOD GOVERNANCE DI

DINAS PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN


TENAGA KERJA (DPMPTSPNAKER) KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Robby Kurniawan
Program Studi Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Islam Kuantan Singingi
Jl. Gatot Subroto KM 7, Kebun Nenas, Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau 29566

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan public dalam konsep Good
Governance di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan
pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Kuantan Singingi.Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai aktualisasi pelayanan
publik dalam Good Governance di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi. Fokus pada penelitian ini tentang
terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu Observasi,
Wawancara dan Documentasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data
deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Aktualisasi pelayanan publik
dalam Good Governance pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja (DPMPTSPNAKER) Kabupaten Kuantan Singingi belum optimal
dalam menjalankan prinsip-prinsip Good Governance.
Kata Kunci : Aktualisasi, Pelayanan Publik, Good Governance
ACTUALIZATION OF PUBLIC SERVICES IN GOOD GOVERNANCE IN THE
INTEGRATED INVESTMENT SERVICE OF THE DOOR AND LABOR SERVICE
(DPMPTSPNAKER) KUANTAN SINGINGI REGENCY

Robby Kurniawan
Study Program State Administration
Faculty of Social Science
Islamic University of Kuantan Singingi
Jl. Gatot Subroto KM 7, Kebun Nenas, Teluk Kuantan, Kuantan Singingi Regency,
Riau 29566

ABSTRACT

This study aims to determine public service in the concept of Good Governance in the
Investment Service Integrated Service of One Door and Labor in KuantanSingingi
Regency. This research is an empirical study conducted at the Investment Office of the
One Stop Integrated Services and Workforce of KuantanSingingi Regency. Researchers
used descriptive qualitative research methods, this study aims to describe the
actualization of public services in Good Governance at the One Stop Investment Services
Office and the KuantanSingingi Workforce. The focus of this research is on the creation
of good governance in the Investment Office of the One Stop Services and Workforce of
KuantanSingingi Regency. This research uses several data collection methods, namely
Observation, Interview and Documentation. Data analysis in this research is descriptive
data analysis. Based on the results of research that has been carried out Actualization of
public services in Good Governance at the Investment Office of the Integrated Service
One Door and Labor (DPMPTSPNAKER) KuantanSingingi Regency has not been
optimal in carrying out the principles of Good Governance.

Keywords: Actualization, Public Service, Good Governance

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Pemerintahan dibentuk dengan serta transformasi sistem pemerintahan


maksud untuk membangun peradaban dari yang sentralistik ke desentralistik.
dan menjaga sistem ketertiban sosial Perkembangan organisasi dalam
sehingga masyarakat bisa menjalani beberapa dekade terakhir menunjukan
kehidupan secara wajar dalam konteks peningkatan yang signifikan, hal ini
kehidupan bernegara. Dalam disebabkan dengan oleh berkembangnya
perkembangannya, konsep pemerintahan perubahan dinamika yang ada dalam
mengalami transformasi paradigma dari masyarakat terkait dengan kompleksnya
yang serba negara ke orientasi pasar sinergi antara bidang sosial, politik,
(market or public interest), dari budaya dan ekonomi sehingga
pemerintahan yang kuat, besar dan keberadaan organisasi menjadi
otoritarian ke orientasi small and less komponen yang sangat dominan sebagai
government, egalitarian dan demokratis, pencerminan suatu masyarakat
modern.Pada dasarnya organisasi kepentingan publik. Sebaliknya,
dibentuk untuk mempermudah tugas dari masyarakat yang sebelumnya
manusia karena sebagai individu ditempatkan sebagai penerima manfaat
manusia tidak dapat serta merta (beneficiaries), mulai menyadari
menyelesaikan segala sesuatu dengan kedudukannya sebagai pemilik
usaha sendiri. kepentingan yang juga berfungsi sebagai
Pemerintah adalah salah satu dari pelaku.
elemen suatu negara yang mempunyai Sehubungan dengan itu, sebuah
fungsi memformulasikan, konsep baru yang semula diperkenalkan
mengekpresikan, merealisasikan, lembaga-lembaga donor internasional,
keinginan rakyat yang oleh Beloff dn yaitu konsep tata kepemerintahan yang
Peele dijabarkan menjadi tujuh fungsi baik (good governance), sekarang
pemerintah yaitu : a) Devense, b) Law menjadi salah satu kata kunci dalam
and order; c) Taxation; c) Provision of wacana untuk membenahi sistem
welfare service; d) Protection of penyelenggaraan pemerintahan di
individuals; e) Regulating the economi; Indonesia. Konsep ini pertama diusulkan
f) Prvision of certain economic service oleh Bank Dunia (World Bank), United
and; g) Development of humen and Nations Development Program (UNDP),
phisycal resouces. Asian Development Bank (ADB), dan
Fungsi-fungsi pemerintah tersebut kemudian banyak pakar di negaranegara
disalurkan lewat kebijakan publik dan berkembang bekerja keras untuk
program-program pemerintah yang mewujudkan gagasan-gagasan baik
kesemuanya termasuk kedalam tugas menyangkut tata-pemerintahan tersebut
administrasi publik. Penyelenggaraan berdasarkan kondisi lokal dengan
pemerintahan yang baik adalah landasan mengutamakan unsur-unsur kearifan
bagi penyusunan dan penerapan lokal.
kebijakan negara yang demokratis dalam Lahirnya good governance pada
era globalisasi. Fenomena demokrasi era awal Tahun 1990-an, oleh Organisasi
ditandai dengan menguatnya kontrol Internasional khususnya yang bergerak
masyarakat terhadap penyelenggaraan dalam bidang bantuan keuangan dan
pemerintahan, sementara fenomena pembangunan, telah menerapkan konsep
globalisasi ditandai dengan saling baru sebagai sarat untuk mendapatkan
ketergantungan antara bangsa, terutama bantuan keuangan dan bantuan bagi
dalam pengelolaan sumber-sumber daya negera-negara yang membutuhkan.
ekonomi dan aktivitas dunia usaha. Diterapkannya konsep good governance
Kedua fenomena tersebut, baik sebagai syarat oleh lembaga-lembaga
demokratisasi maupun globalisasi, donor misalnya PBB, Bank Dunia
menuntut redefinisi peran pelaku-pelaku maupu IMF dalam memberikan bantuan
penyelenggaraan pemerintahan. pinjaman modal menurut Kjoer dan
Pemerintah sebelumnya memegang kuat Klavs Kinnerup dilatar belakangi oleh
kendali pemerintahan, cepat atau lambat tiga faktor yaitu : pertama pengalaman
mengalami pergeseran peran dari posisi yang yang dimiliki oleh lembaga-
yang serba mengatur dan mendikte ke lemabaga donor dalam
posisi sebagai fasilitator. Dunia usaha mengimplementasikan program
dan pemilik modal, yang sebelumnya peningkatan struktural (Structural
berupaya mengurangi otoritas negara Adjusment Programmes) bahwa
yang dinilai cenderung menghambat memperkuat kapasitas dari lembaga-
aktivitas bisnis, harus mulai menyadari lemabaga pemerintah adalah sangat
pentingnya regulasi yang melindungi diperlukan untuk menciptakan
pertumbuhan yang stabil; kedua setelah menjembatani perbedaan-perbedaan di
berahirnya perang dingin dan jatuhnya antara warga dan kelompok masyarakat.
sistem ekonomi dan politik negara Konseptualisasi good governance
komunis yang menunjukan bahwa terlalu lebih menekankan pada terwujudnya
besar jumlahnya aparatur negara dan demokrasi, karena itu penyelenggaraan
tidak efisien dari aparatur negara tersebut negara yang demokratis menjadi syarat
bisa berimbas pada kegagalan ekonomi; mutlak bagi terwujudnya good
ketiga, perkembangan ekonomi yang luar govemance, yang berdasarkan pada
biasa terhadap negara jepang si aktif adanya tanggungjawab, transparansi, dan
negara sangat berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat. Idealnya, ketiga
perkembangan ekonomi. hal itu akan ada pada diri setiap aktor
Ketiga faktor tersebut dijadikan institusional dimaksud dengan
dasar oleh masing-masing organisasi memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan
internasional tersebut dalam mengartikan dan nilai moral yang menjiwai setiap
good governance, sehingga batasan langkah governance. Good governance
mengenai good governance masih belum menunjuk pada pengertian bahwa
baku. Beberapa organisasi kekuasaan tidak lagi sematamata dimiliki
mengindikasikan konsep good atau menjadi urusan pemerintah, tetapi
governance sebagai referensi makro menekankan pada pelaksanaan fungsi
ekonomi sedangkan organisasi pemerintahan secara bersama-sama oleh
internasional yang lain menjadikan hak pemerintah, masyarakat madani, dan
azasi manusia dan negara hukum sebagai pihak swasta.
batasan negara konsep good governance. Dalam pembahasan sederhana,
Perbedaan konsep mengenai good governance berarti proses pembuatan
governance menurut Jan Wouters dan kebijakan dan proses implementasinya.
Cedric Ryngaert sebagai berikut “The Kata governance dapat digunakan dalam
broadening of its fields of application is berbagai konteks: pemerintahan
attributable to the fact that the good korporasi, pemerintahan internasional,
governance discourse has moved beyond pemerintahan nasional dan pemerintahan
its stricly macro-economic core.” lokal. Fokus analisis atas pelaku Good
Berdasarkan pendapat ini bahwa Governance terdiri atas, pertama, negara,
batasan-batasan tentang good yang dijabarkan dalam eksekutif,
governance telah berkembang legislatif dan yudikatif serta militer.
sedemikian pesat sehingga bukan hanya Kedua, masyarakat sipil, terdiri atas
tentang makro ekonomi saja tetapi lebih LSM, ormas, media massa, asosiasi
luas lagi yaitu hak asasi manusia dan berdasarkan profesionalitas, kelompok-
negara hukum. kelompok agama dll. Dan ketiga, pasar
Tata kepemerintahan yang baik ekonomi. Ketiga pelaku Good
dalam dokumen United Nations Governance saling berinteraksi dan
Development Program (UNDP) adalah saling mempengaruhi satu sama lain
penggunaan wewenang ekonomi, politik sesuai dengan kapasitasnya masing-
dan administrasi guna mengelola urusan- masing. Untuk dapat dikatakan sebagai
urusan negara pada semua tingkat. Tata Good Governance, maka tidak boleh ada
pemerintahan mencakup seluruh satu pihak yang memegang kontrol
mekanisme, proses, dan lembaga- penuh atas semuanya, sehingga tercipta
lembaga di mana warga dan kelompok- keseimbangan antar ketiganya dengan
kelompok masyarakat mengutarakan memegang prinsip-prinsip dasar;
kepentingannya, menggunakan hak akuntabilitas, partisipasi dan
hukum, memenuhi kewajiban dan transparansi. Prinsip-prinsip tersebut
harus diterjemahkan ke dalam relasi langkah menuju demokratisasi, karena
antara negara, masyarakat sipil dan pasar Pemerintah lebih dekat dengan rakyat,
ekonomi. sehingga kehadiran pemerintah lebih
Good governance juga berarti dirasakan oleh rakyat dan keterlibatan
implementasi kebijakan sosial-politik rakyat dalam perencanaan, pelaksanaan
untuk kemaslahatan rakyat banyak, dan pengawasan pembangunan dan
bukan hanya untuk kemakmuran orang- pemerintahan semakin nyata. Secara
per-orang atau kelompok tertentu. sosial, desentralisasi akan mendorong
Fenomena demokrasi dan globalisasi masyarakat ke arah swakelola dengan
berdampak pada reformasi politik di memfungsikan pranata sosial yang
Indonesia, khususnya pada sistem merupakan modal sosial dalam
pemerintahan yang mengalami menyelesaikan permasalahan
transformasi dari sistem sentralistik masyarakat.
menjadi desentralistik. Sistem Secara ekonomi, desentralisasi
pemerintahan desentralistik menuntut diyakini dapat mencegah eksploitasi
adanya pendelegasian wewenang dari Pemerintah Pusat terhadap daerah, serta
Pemerintah ke Pemerintah Daerah, dan dapat menumbuhkan inovasi masyarakat
selanjutnya kebijakan desentralisasi ini dan mendorong motivasi masyarakat
dituangkan dalam Undang-Undang untuk lebih produktif. Secara
Nomor 22 tahun 1999 dan kemudian administrasi, desentralisasi akan mampu
direvisi menjadi Undang-undang Nomor meningkatkan kemampuan daerah dalam
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan melakukan perencanaan,
Daerah. Kebijakan desentralisasi dengan pengorganisasian, meningkatkan
wujud otonomi daerah bertujuan untuk akuntabilitas atau pertanggung jawaban
meningkatkan kesejahteraan rakyat publik.
melalui pemerataan pembangunan, Melihat rentetan masalah yang
peningkatkan daya saing daerah, menerpa tataran birokrasi dalam sektor
keadilan, keistimewaan dan kekhususan pelayanan publik khususnya di bidang
serta potensi dan keanekaragaman perizinan, dipandang perlu untuk
daerah dalam sistem Negara Kesatuan melakukan pembaharuan pembentukan
Republik Indonesia. lembaga yang bertugas melayani
Prinsip otonomi daerah merupakan kepentingan masyarakat dalam mengurus
otonomi seluas-luasnya dalam arti perizinan yang baik. Lembaga yang
daerah diberikan kewenangan untuk dimaksud adalah Dinas Penanaman
mengurus dan mengatur semua urusan Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
pemerintahan di luar yang menjadi dan Tenaga Kerja dengan dasar filosofis
urusan Pemerintah yang ditetapkan pembentukannya adalah penyederhanaan
dalam peraturan perundang-undangan sistem perizinan, perbaikan pelayanan
yang berlaku. Pemerintah daerah publik, pemberantasan korupsi, serta
memiliki kewenangan membuat untuk meningkatkan iklim investasi yang
kebijakan daerah dalam rangka baik. Pembentukan lembaga tersebut
pelayanan umum, peningkatan peran searah dengan semangat reformasi
serta, prakarsa, dan pemberdayaan birokrasi di dalam tubuh institusi guna
masyarakat yang bertujuan pada memperbaiki sistem pelayanan yang
peningkatan kesejahteraan rakyat. telah berjalan berikut dengan berbagai
Kebijakan otonomi daerah macam kekurangan dan ketidakteraturan
memiliki konsekuensi dalam sistem pelayanan yang sedemikian jauh
penyelenggaraan pemerintahan, yaitu dari harapan warga negara untuk
secara politik, desentralisasi merupakan mendapatkan kualitas pelayanan yang
tercermin dalam gagasan mengenai Penanaman Modal dibentuk
reformasi birokrasi tersebut. berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
Di Kabupaten Kuantan Singingi 03 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
pembentukan lembaga tersebut dimulai Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan
pada Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Singingi Nomor 05 Tahun 2008 tentang
diresmikan pada tanggal 28 Desember Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
2007, dengan Peraturan Bupati Kuantan Teknis Daerah Kabupaten Kuantan
Singingi Nomor 13 Tahun 2006 tentang Singingi. Dan pada saat sekarang
Unit Pelayanan Terpadu dan Keputusan lembaga tersebut bernama Dinas
Bupati Kuantan Singingi Nomor 190 Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Tahun 2007 Tentang Pedoman Unit Satu Pintu dan Tenaga Kerja dibentuk
Pelayanan Terpadu. Unit Pelayanan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4
Terpadu Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
dilaksanakan dengan pola pelayanan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
terpadu yang bukan merupakan Kuantan Singingi.
organisasi struktural, tetapi berbentuk Tugas pokok Dinas Penanaman
Unit Pelayanan Terpadu yang Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
memberikan pelayanan rekomendasi dan dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan
perizinan secara terpadu pada satu Singingi adalah membantu Bupati
tempat, dimana kewenangan masih melaksanakan Urusan Pemerintahan di
berada pada masing-masing satuan kerja Bidang Penanaman Modal Pelayanan
sesuai kewenangan yang diberikan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
Bupati, Tenaga (Pegawai) yang yang menjadi kewenangan daerah. Untuk
ditugaskan di Unit Pelayanan Terpadu melaksanakan tugas pokoknya, Dinas
dinilai dan usulkan oleh tim pembina dan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
pengawas kepada Bupati untuk Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten
ditetapkan dengan salah satu kriterianya Kuantan Singingi mempunyai fungsi :
adalah bahwa tenaga/ pegawai dimaksud 1. Perumusan program dan kebijakan di
adalah berasal dari unit kerja yang bidang penanaman modal pelayanan
selama ini melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu dan tenaga kerja;
rekomendasi dan perizinan. Unit 2. Pelaksanaan program dan kebijakan
Pelayanan Terpadu dipimpin seorang di bidang penanaman modal
koordinator yang berada dan pelayanan terpadu satu pintu dan
bertanggung jawab kepada Bupati tenaga kerja;
melalui Sekretaris Daerah. 3. Pelaksanaan administrasi pelayanan
di bidang penanaman modal
Dengan keluarnya Peraturan pelayanan terpadu satu pintu dan
Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang tenaga kerja;
Organisasi Perangkat Daerah, Unit 4. Pemberian dukungan atas
Pelayanan Terpadu (UPT) berubah penyelenggaraan pemerintahan
menjadi Kantor Pelayanan Perizinan daerah di bidang penanaman modal
Terpadu mulai Januari 2009 berdasarkan pelayanan terpadu satu pintu dan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tenaga kerja terpadu;
tentang Organisasi & Tata Ruang Kerja 5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten pelaksanaan tugas di bidang
Kuantan Singingi. penanaman modal pelayanan terpadu
Kemudian Kantor Pelayanan satu pintu dan tenaga kerja terpadu.
Perizinan Terpadu diubah menjadi Pelayanan yang menjadi tugas
Badan Pelayanan Terpadu dan dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja dilakukan seseorang atau kelompok
Kabupaten Kuantan Singingi adalah orang atau instansi tertentu untuk
pelayanan perizinan dan non perizinan. memberikan bantuan dan kemudahan
Untuk mengembangkan good kepada masyarakat dalam rangka
governance di dalam pelayanan publik, mencapai tujuan tertentu. Pelayanan
yaitu dengan cara meningkatkan publik ini menjadi semakin penting
kreativitas dan inovasi dalam karena senantiasa berhubungan dengan
pemerintah, di mulai dari tingkat khalayak ramai yang memiliki
individu, meningkat kepada kelompok keanekaragaman kepentingan dan tujuan.
dan kemudian menuju pada inovasi karena itu institusi pelayanan publik
organisasional. Tujuannya yaitu agar dapat dilakukan oleh pemerintah maupun
seluruh pihak di tempat kerja mampu non-pemerintah. Berikut adalah Tabel
mengembangkan keterampilan yang Indeks Kepuasan Masyarakat Pada
dapat mempermudah dalam melakukan DPMPTSPTK Kabupaten Kuantan
setiap pekerjaannya. Singingi :
Pelayanan publik juga selalu
dikaitkan dengan suatu kegiatan yang
Tabel 1.1 Indeks Kepuasan Masyarakat Pada DPMPTSPTK

Sumber : DPMPTSPTK Kabupaten Kuantan Singingi 2020


Berdasarkan Tabel 1.1 diatas Total Nilai dikarenakan belum terciptanya proses
Angka yang diperoleh menempati pelayanan public yang baik sesuai
Kategori Penilaian B dengan kesimpulan dengan konsep Good Governance.
pengolahan SKM tahun 2019 namun
belum optimal menjadi Kategori A
Rumusan masalah Tujuan penelitian ini mengandung
Berdasarkan uraian latar belakang makna apakah selama ini pelaksaan
masalah diatas, maka dapat dirumuskan otonomi yang dijalankan oleh
permasalahan “Bagaimana Aktualisasi pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu
Pelayanan Publik dalam Good melalui pembangunan sudah merata
Governance di Dinas Penanaman Modal sehingga segala aspek.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Manfaat Penelitian
Singingi ?” Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
Tujuan Penelitian mengetahui bagaimana Aktualisasi
Setelah melihat gejala-gelaja Pelayanan Publik dalam Good
diatas serta rumusan masalah yang telah Governance di Dinas Penanaman Modal
penulis ungkapkan sebelumnya, tujuan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
dari penelitian ini adalah untuk Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan
mengetahui bagaimanakah pelaksanaan Singingi.
otonomi daerah terhadap pembangunan
masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu.
KERANGKA PEMIKIRAN

Aktualisasi Pelayanan Publik dalam Good Governance di


Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi

Indikator pelayanan berdasarkan prinsip-prinsip Good


Governance menurut Riant Nugroho:

1. Partisipasi (Participation)
2. Daya Tanggap (Responsiveness)
3. Aturan Hukum (Rule of Law)
4. Transparansi (Transparency)
5. Konsensus (Concensus)
6. Keadilan (Equity)
7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness & Efficiency)
8. Akuntabilitas (Accountability)
9. Visi strategis (Stategic Vision)

Terciptanya Aktualisasi Pelayanan Publik dalam Good


Governance di Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan
Singingi dengan baik.

LANDASAN TEORI secara tertentu, yaitu fungsi dari pada


1. Teori Administrasi Negara setiap pejabat pemerintah administrasi
Administrasi Negara sebagai Fungsi negara pada semua tingkatan, eselon,
Pemerintah untuk mengurus atau atau tempat.Administrasi Negara sebagai
menangani urusan-urusan kenegaraan aparatur dan aparat pemerintah suatu
organisasi untukmengendalikan keadaan pelayanan secara professional dan lain
pemerintah negara. Sehingga sebagainya.
administrasi negara merupakan suatu Kata baik (good) dalam istilah
organisasi yang amat kompleks. Setiap kepemerintahan yang baik (Good
pejabat pemerintah mengepalai, Governance) mengandung dua
memimpin dan merangkap sebagai pemahaman. Pertama, nilai yang
“Administrator” dari pada suatu unit menjunjung tinggi keinginan atau
administrasi negara disesuaikan dengan kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang
kedudukan pejabat pemerintah yang dapat meningkatkan kemampuan
bersangkutan. rakyat dalam pencapaian tujuan
(nasional) kemandirian pembangunan
2. Teori Pelayanan Publik berkelanjutan dan keadilan sosial.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun Kedua, aspek fungsional dari
2009 tentang Pelayanan Publik pemerintah yang efektif dan efisien
memberikan definisi pelayanan publik dalam pelaksanaan tugasnya untuk
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan mencapai tujuan tersebut (Sedarmayanti,
dalam rangka pemenuhan kebutuhan 2004 : 42).
pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Metode Penelitian
negara dan penduduk atas barang, jasa, Dalam melakukan penelitian
dan/atau pelayanan administratif yang penulis menggunakan jenis penelitian
disediakan oleh penyelenggara deskriptif kualitatif. Metode kualitatif
pelayanan publik. adalah metode penelitian yang
Menurut Lewis dan Gilman bahwa digunakan untuk menggambarkan fakta
pelayanan publik adalah kepercayaan serta keterangan-keterangan yang ada di
publik. Pelayanan publik dilaksanakan lapangan, sedangkan deskriptif ialah sifat
secara bertanggung jawab dan sesuai data penelitian kualitatif yang wujud
dengan ketenuan dan peraturan yang ada. datanya berupa deskripsi objek
Nilai akuntabilitas pelayanan yang penelitian yaitu kata-kata,gambar, dan
diberikan dapat memberikan angka-angka yang tidak dihasilkan
kepercayaan kepada masyarakat tentang melalui pengolahan statistika.
pelayanan yang diberikan. Pertanggung
jawaban terhadap aspek yang dilayani
adalah bagian dari pemenuhan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
pelayanan publik untuk menjunjung 1. Partisipasi
tinggi kepercayaannya kepada Setiap pembuatan peraturan
masyarakat. (Hayat, 2017:21). dan atau kebijakan selalu melibatkan
unsur masyarakat (melalui wakil-
3. Konsep Good Governance wakilnya). Berdasarkan wawancara
Good Governance adalah salah satu peneliti dengan Plt. Kepala Dinas
tujuan penting dalam penyelenggaraan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
pemerintahan. Setiap lembaga atau Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten
instansi pemerintah saat ini berlomba- Kuantan Singingi Bapak Mardansyah,
lomba dalam melaksanakan S.Sos., MM pada tahun 2019 :
penyelenggaraan pelayanan untuk “Dalam pelaksanaan pelayanan
menjadi yang terbaik dengan capaian masalah perizinan dan non perizinan
Good Governance. Menjalankan pemerintah melibatkan semua unsur
program kerja sesuai dengan visi dan masyarakat melalui wakil dalam
misi pemerintah. Melaksanakan
meningkatkan iklim investasi di “Dalam pelayanan di dinas penanaman
kabupaten Kuantan Singingi” modal tentunya mempunyai aturan
Berdasarkan observasi peneliti hokum berupa peraturan baik pusat
masyarakat kabupaten Kuantan Singingi maupun daerah yang mengatur semua
kurang berpartisipasi dalam permasalahan tentang pelayanan secara
meningkatkan iklim investasi tersebut. umum maupun pelayanan tentang
Hal ini dikarenakan masyarakat tidak perizinan serta aturan tentang
peduli terhadap hal tersebut. organisasi maupun Standar Operasional
Prosedurnya. Dan sebagai birokrat kami
pasti melaksanakan pelayanan sesuai
2. Daya Tanggap
dengan peraturan yang berlaku.”
Lembaga publik harus mampu
merespon kebutuhan masyarakat, Berdasarkan observasi peneliti
terutama yang berkaitan dengan aturan hukum tentang pelayanan
kebutuhan dasar dan Hak Asasi memang sudah ada, namun dalam
Manusia. Berdasarkan wawancara pelasakanaannya belum dilaksanakan
peneliti dengan Plt. DPMPTSP sepenuhnya. Seperti masalah pelayanan
Kabupaten Kuantan Singingi Bapak yang masih banyak baik pegawai
Mardansyah, S.Sos., MM pada tahun maupun masyarakat yang melanggar
2019 : aturan tersebut. Sehingga aturan hukum
yang dibuat belum dilaksanakan
“ Kami telah tanggap dalam melayani
sepenuhnya baik dari pihak pemerintah
masyarakat yang mengurus masalah
maupun masyarakat.
perizinan dan non perizinan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) pelayanan dan sesuai dengan 4. Transparansi
Peraturan yang berlaku. “ Meningkatkan kepercayaan
timbal balik antara pemerintah dan
Berdasarkan observasi peneliti
masyarakat melalui penyediaan
pegawai di dinas tersebut tidak begitu
informasi dan penyediaan informasi dan
tanggap dalam melayani masyarakat,
menjamin kemudahan dalam
terkadang masyarakat tidak mengetahui
memperoleh informasi. Berdasarkan
alur mengenai perizinan dan yang lain
wawancara peneliti dengan Kepala
sebagainya sehingga masyarakat bingung
Bidang Pelayanan Perizinan dan Non
harus memulai dari mana. Namun
Perizinan DPMPTSP Kabupaten
pegawai tidak tanggap atau bahkan
Kuantan Singingi Bapak Hendra Sandi,
membiarkan masyarakat sebagai orang
S.Kom pada tahun 2019 mengatakan :
awam berbelit-belit yang bahkan
menjadikan pengurusan perizinan “Keterbukaan antara pemerintah
menjadi sulit dan bahkan lama. dengan masyarakat harus dilakukan,
karena hal tersebut dapat mengurangi
kecurigaan masyarakat terhadap apa
3. Aturan Hukum
yang dilakukan oleh para birokrat.
Harus ada perangkat hukum
Keterbukaan tersebut tidak hanya dapat
yang menindak para pelanggar,
dilihat secara langsung, tetapi juga
menjamin perlindungan HAM, tidak
melalui media elektronik berbasis
memihak, berlaku pada semua warga.
teknologi seperti adanya website dinas
Berdasarkan wawancara peneliti dengan
mengenai apapun tentang organisasi
Kepala Bidang Pelayanan Perizinan dan
terkait”
Non Perizinan DPMPTSP Kabupaten
Kuantan Singingi Bapak Hendra Sandi, Berdasarkan observasi peneliti di
S.Kom pada tahun 2019 mengatakan : lapangan masih kurangnya keterbukaan
pemerintah dalam memberikan wawancara peneliti dengan Kepala
informasi. Walaupun informasi bias Bidang Pelayanan Perizinan dan Non
dilihat melalui website, namun dinas Perizinan DPMPTSP Kabupaten
tersebut dalam websitenya tidak Kuantan Singingi Bapak Hendra Sandi,
memberikan informasi terbaru atau S.Kom pada tahun 2019 mengatakan :
informasi umum yang diperlukan “Dalam melaksanakan pelayanan kami
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa harus memberikan pelayanan yang
website tersebut juga tidak berfungsi seadil-adilnya kepada masyarakat tanpa
lagi, hanya sekedar dibuat namun tidak pandang bulu. Karena semua
difungsikan sebagaimana mestinya. masyarakat berhak mendapatkan
pelayanan yang maksimal dan baik
5. Konsensus sesuai dengan peraturan yang berlaku.”
Jika ada perbedaan kepentingan yang Berdasarkan observasi peneliti di
mendasar di dalam masyarakat, lapangan pelayanan yang diberikan dinas
penyelesaian harus mengutamakan cara tersebut masih memandang factor
musyawarah menjadi konsensus. kedekatan maupun hubungan
Berdasarkan wawancara peneliti dengan kekeluargaan yang menyebabkan
Kepala Seksi Pendaftaran DPMPTSP pelayanan yang diberikan kepada
Kabupaten Kuantan Singingi Ibuk masyarakat tidak sama. Hal tersebut
Yuliati, ST pada tahun 2019 mengatakan disebabkan karena factor kekeluargaan
: tersebut.
“Jika terdapat permasalahan dalam
pelayanan atau yang lainnya, kami pihak 7. Efektivitas dan Efisiensi
pemerintah selalu menyelesaikannya Menjamin terselenggaranya
dengan cara musyawarah bersama pihak pelayanan kepada masyarakat dengan
terkai. Karena dengan hal tersebut dapat menggunakan sumber daya yang tersedia
memberikan ruang mediasi dalam secara optimal dan bertanggung jawab.
menyelesaikan permaslahan yang Berdasarkan wawancara peneliti dengan
terjadi, agar permasalahan menemui Kepala Bidang Pelayanan Perizinan dan
titik terang dan dapat terselesaikan Non Perizinan DPMPTSP Kabupaten
dengan baik.” Kuantan Singingi Bapak Hendra Sandi,
S.Kom pada tahun 2019 mengatakan :
Berdassarkan observasi peneliti
di lapangan musyarawah dilakukan oleh “Dalam melaksanakan pelayanan di
pihak dinas apabila telah terjadi bidang perizinan dan non perizinan
permasalahan yang besar dan tersebar di dinas kami telah melaksanakan tugas
masyarakat. Namun apabila dengan semaksimal mungkin sesuai
permasalahan tersebut dianggap sepele dengan Standar Operasional Prosedur
oleh pihak dinas, maka dalam (SOP) yang berlaku sehingga pelayanan
penyelesaian permasalahan tersebut tidak yang diberikan dapat tercapat secara
dengan musyawarah, melainkan dari satu efektif dan efisien.”
pihak saja. Berdasarkan observasi di
lapangan dinas penanaman modal
6. Keadilan tersebut belum dapat dikatakan efektif
Pemerintah harus menjamin bahwa dan efisien dalam menyelesaikan semua
semua pihak tanpa terkecuali, masalah perizinan di bidang apapun.
dilibatkan di dalam proses politik, Karena dapat dilihat pegawai cukup lama
tanpa ada satu pihak pun yang dalam menyelesaikan surat izin karena
dikesampingkan. Berdasarkan banyak factor yang menyebabkan hal
tersebut. Sehingga pekerjaan belum dilaksanakan kedepannya. Dan visi dan
terselesaikan secara efektif dan efisien. misi tersebut sudah terpampang jelas di
lobi kantor sehingga tau apa yang harus
dicapai”
8. Akuntabilitas
Suatu perwujudan kewajiban dari Kesimpulan
suatu instansi pemerintahan untuk Berdasarkan hasil penelitian
mempertanggungjawabkan keberhasilan yang telah dilakukan Aktualisasi
dan kegagalan. Berdasarkan wawancara pelayanan publik dalam Good
peneliti dengan Kepala Seksi Pendaftaran Governance pada Dinas Penanaman
DPMPTSP Kabupaten Kuantan Singingi Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Ibuk Yuliati, ST pada tahun 2019 dan Tenaga Kerja (DPMPTSPNAKER)
mengatakan : Kabupaten Kuantan Singingi belum
“Dalam melaksanakan tugas pegawai optimal dalam menjalankan prinsip-
tentunya bertanggung jawab karena prinsip Good Governance.
setiap tugas yang dikerjakannya harus
bertanggung jawab terhadap tugas yang Saran
diberikan.” Berdasarkan kesimpulan diatas
dapat kiranya peneliti memberi saran
Berdasarkan observasi di sebagai berikut :
lapangan dinas penanaman modal 1. Dinas terkait dalam melaksanakan
tersebut sudah bertanggung jawab dalam pelayanan public harus bisa
melaksanakan tugasnya, karena setiap mengoptimalkan penggunaan konsep
pekerjaan yang mereka laksanakan sudah Good Governance dengan
bertanggung jawab dengan apa yang meningkatkan transparansi kepada
dikerjakan. masyarakat terhadap informasi.
2. Pemerintah perlu meningkatkan
9. Visi strategis pendidikan dan pelatihan kepada
Wawasan ke depan, membangun Aparatur Sipil Negara (ASN)
daerah berdasarkan visi & strategis yang mengenai pelaksanaan pelayanan
jelas & mengikutsertakan warga dalam public menggunakan konsep Good
seluruh proses pembangunan, sehingga Governance tersebut agar dapat
warga bias memiliki dan ikut meningkatkan kemampuan para
bertanggung jawab terhadap kemajuan Aparatur Sipil Negara (ASN).
daerahnya. Kepala Seksi Pendaftaran 3. Aparatur Sipil Negara (ASN) juga
DPMPTSP Kabupaten Kuantan Singingi harus meningkatkan tentang
Ibuk Yuliati, ST pada tahun 2019 penggunaan teknologi berbasis
mengatakan : digital dalam pelayanan public. Hal
tersebut diharapkan pelayanan public
“Dinas penanaman modal sudah dapat berjalan dengan optimal
memiliki visi dan misi untuk
DAFTAR PUSTAKA B. Peraturan – Peraturan
A. Buku Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik
Nugroho,Riant.2017.Manajemen
Pelayanan Publik. Depok : Rajawali
Pers.
C. WEBSITE
https://dpmptsptk.kuansing.go.id/
Hardiyansyah,Kualitas Pelayanan Publik
Konsep,Dimensi, Indikator dan https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_laksan
Implementasinya, Gava Media,
a_pemerintahan_yang_baik
Yogyakarta, 2011.
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pe
Noorsyam,Djumara, dkk. 2010.
ngertian-prinsip-dan-penerapan-good-
Pengembangan Kebijakan dan
strategi Peningkatan Kualitas governance-di-indonesia-99
Pelayanan Publik.
https://www.academia.edu/23349118/Ak
Sumarsono, Sony. 2009. Teori dan tualisasi_Penerapan_Pelaksanaan_Good
Kebijakan Publik : Ekonomi Sumber
_Governance_di_Indonesia_Disampaika
Manusia. Yogyakarta: Graha ilmu
n_kepada_Yth
Syafiie, Inu Kencana dan Welasari.
http://neglasaritangerang.blogspot.com/2
2013. Ilmu Administrasi. Yogyakarta:
pustaka Pelajar. 012/11/pelayanan-publik-dalam-konsep-
good.html
.

Anda mungkin juga menyukai