Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INGGRIS PROFESI

Dosen Pengampu :
Drs. Yon Rizal, M.Si

Kelompok 2
Disusun Oleh :
Sariyati Maharani 1913031036
Yulia Hexa Kurnia 1953031002
Lettalei Lani br. Simaremare 1953031006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas “Bahasa Inggris Profesi”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini, Bapak
Drs. Yon Rizal, M. Si. dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca agar dapat mengasah ilmu dalam hal
berbahasa dan dapat mengasah untuk berpikir lebih kritis lagi terhadap
permasalahan.

Bandar Lampung, 26 Maret 2021

Penulis,
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Terjemahan Teks Bacaan......................................................................
2.2 Menjawab Pertanyaan...........................................................................
2.3 Pendapat Kelompok..............................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1. Untuk mengetahui cerita Athmans Products Ltd dalam Bahasa
Indonesia dan konflik yang melingkupinya.
1.2.2. Untuk mengetahui jawaban yang tepat menurut kelompok dua
mengenai pertanyaan yang tertera dalam bacaan Athmans Products
Ltd.
1.2.3. Untuk mengetahui pandangan dan pendapat kelompok dua tentang
Athmans Products Ltd.

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1. Bagaimana terjemahan dari cerita Athmans Products Ltd dan konflik
apa saja yang terjadi?
1.3.2. Apa jawaban dari pertanyaan mengenai Athamans Products Ltd
menurut kelompok dua?
1.3.3. Bagaimana pandangan dan pendapat kelompok dua mengenai cerita
Athamans Products Ltd?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Terjemahan Teks Bacaan


Produk Athmans Ltd.
Pada tahun 1997, di usia 25 tahun, Moho Athman memperoleh gelar
MBA dari Universitas terkemuka di Australia. Ia dikirim untuk menempuh
studi bisnis di Australia oleh Ayah dan Pamannya guna mempersiapkannya
untuk posisi dalam bisnis keluarga, Athmans Products Ltd, di Indonesia.
Sekembalinya dari Australia, Moho diberi wewenang sebagai manajer
pemasaran dan ekspor. Terlepas dari prestasi Moho yang sangat baik sebagai
mahasiswa dan pengetahuannya tentang jenis karir yang akan ia masuki, ia
mengalami banyak frustrasi setelah memasuki bisnis di Indonesia. Kasus ini
menggambarkan lingkungan di mana dia menemukan dirinya dan
mengeksplorasi dilemanya dalam mencoba menemukan tindakan yang akan
menjadi tindakan modern dan agresif yang sesuai untuk dirinya sendiri,
namun mengakomodasi pendekatan tradisional yang telah menghasilkan
kesuksesan dan reputasi bisnis keluarga.

Latar Belakang
Athmans Products Ltd memproduksi dan mengekspor produk tekstil
dan garmen. Perusahaan ini memiliki dua pabrik kecil dan lima depot garmen.
Perusahaan ini telah menghasilkan keuntungan dan mengalami pertumbuhan,
khususnya melalui ekspornya ke Eropa dan Amerika Utara. Keluarga Athman
memegang 60 persen saham melalui portofolio pribadi atau perwalian amal
yang dikendalikan oleh keluarga. Kepemilikan saham dalam keluarga dibagi
rata antar anggota keluarga.
Enam anggota keluarga terlibat langsung dalam perusahaan. Empat
adalah direktur; dua lainnya, yang merupakan anggota keluarga yang lebih
muda, masih menjadi trainee. Tidak ada direktur kerja non-keluarga yang
terlibat dalam menjalankan bisnis. Dua direktur senior tersebut adalah Ali
Athman (Ayah Moho) dan Hamid Athman (Paman Moho). Ali Athman
memegang posisi kepala eksekutif kantor. Berbeda dengan saudaranya
Hamid, Ali lebih toleran terhadap tradisi Barat. Hamid Athaman adalah
manajer senior yang bertanggung jawab atas produksi dan operasi. Fatimah
Athman, sepupu Moho (Putri Hamid Athman) bertanggung jawab atas
akuntansi dan administrasi. Ia memperoleh gelar MBA (jurusan Akuntansi)
dari Universitas terkemuka di Amerika. Ia telah berada di posisi ini selama
dua tahun. Fatima berusia 25 tahun. Ia pekerja keras, teliti dan sangat energik.
Tidak seperti Moho, ia adalah pengikut setia keyakinan Islam dan mematuhi
nilai-nilai keluarga di mana ia dibesarkan. Sebaliknya, keterpaparan Moho
terhadap dunia Barat telah membuatnya mendukung pandangan Islam yang

2
lebih akomodatif. Sementara ia mematuhi prinsip-prinsip dasar agama, ia juga
menjunjung tinggi banyak aspek tradisi Barat, termasuk teknik dan
keterampilan manajemen. Ayah Fatima dan Moho sering berbicara tentang
keuntungan bisnis dan suksesi signifikan yang akan dihasilkan oleh
pernikahan antara Moho dan Fatima.

... dan Modernisme


Moho harus bekerja dalam lingkungan bisnis yang rumit dengan
tujuan dan praktik yang bertentangan dengan anggota keluarga dan staf non-
keluarga. Berdasarkan posisinya, ia terlibat erat dalam operasi internal
keluarga besar Athman dan kegiatan ekonominya. Berbagai macam konflik
keluarga antar generasi dan cabang keluarga mempengaruhi aktivitasnya.
Salah satu konflik dapat dilihat dari cara pengelolaan perusahaan. Di mata
Moho, pendekatan tersebut bersifat otoriter dan tidak sejalan dengan
semangat modernisme yang selama ini ia tekuni. Seiring waktu, Moho
menjadi semakin skeptis tentang kesesuaian dan efisiensi pendekatan
manajemen yang dianut oleh apex (ikatan keluarga) perusahaan. Dia tidak
setuju dengan pendekatan Pamannya terhadap manajemen dan sering gagal
mendapatkan dukungan dari Fatima yang cenderung untuk mengungkapkan
pandangan ayahnya tentang sebagian besar masalah yang mempengaruhi
bisnis.

...dards
Selusin atau lebih teknisi yang mengelola tiga pabrik tekstil secara
pribadi disebut sebagai Oumals. Mereka menolak interaksi gaya patronal
yang dipaksakan oleh Athman kepada mereka dan merasa bahwa kedatangan
Moho akan berkontribusi untuk mengubah situasi yang berlaku. Mereka
menolak konsep diferensiasi di antara pekerja atas dasar kinerja produktif
sebagai tidak sah (Moho setuju). Premis utama mereka adalah pembayaran
harus didasarkan pada pengakuan atas kemampuan dan kinerja individu, dan
bahwa penghargaan secara umum harus disesuaikan untuk mencerminkan
norma individu.

.... untuk modernisasi


Sejak Moho kembali dari Australia, dia merasa tidak nyaman dengan
organisasi bisnis dan ingin mengubahnya. Dua konsep yang dipelajari Moho
dalam mendapatkan gelar MBA membuatnya terkesan karena memiliki
relevansi untuk perusahaan keluarganya — 'manajemen partisipatif dan kerja
tim' dan 'pusat laba terdesentralisasi'. Kedua ide tersebut telah membawa
Moho ke dalam konflik dengan ayah dan pamannya. Mereka berdua merasa
bahwa rencana Moho tidak realistis dan yang terpenting, bertentangan dengan

3
prinsip-prinsip dasar Islam yang telah mereka terapkan di tingkat manajerial
dan operasional.
Moho ingin memperkenalkan standar pekerjaan di tingkat pabrik.
Dalam benak Moho, standar akan meningkatkan kualitas yang akan membuat
upaya pemasaran dan penjualannya jauh lebih mudah. Dengan cara
pendekatan teknik industri tradisional yang telah dipelajarinya, Moho merasa
bahwa urutan produksi harus dipecah menjadi tugas-tugas komponen yang
dapat dibedakan. Pekerja akan diarahkan sesuai spesialisasi dalam
penyelesaian pekerjaan, menggunakan serangkaian standar. Untuk itu, Moho
ingin menambahkan sistem penilaian kinerja, menilai setiap karyawan
berdasarkan pencapaiannya atas kuantitas dan standar kualitas yang
ditetapkan.
Ide Moho semakin membuatnya tidak dipercaya oleh para tetua
keluarga. Dewan direksi harus mendiskusikan konflik yang semakin
meningkat antara dia dan pamannya dan bahkan mempertimbangkan untuk
memindahkan Moho untuk bekerja lebih dekat dengan sisi operasi bisnis.
Alasan di balik langkah tersebut mungkin karena Moho masih terlalu muda
dan tidak berpengalaman untuk posisi yang telah diberikan kepadanya.
Selanjutnya, dengan bekerja lebih dekat dengan pamannya, dia akan memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk menghargai sisi positif dari pendekatan
manajemen tradisional dan nilai-nilai keluarga.

2.2 Menjawab Pertanyaan


1. Secara singkat diuraikan masalah-masalah yang dihadapi Moho. Seberapa
umum masalah-masalah ini dan sejauh mana mereka mencerminkan
antagonisme klasik antara modernisme dan tradisi?
Jawaban :
Masalah-masalah yang diceritakan dalam kisah Moho dan keluarganya ini
cukup umum ditemukan. Hal ini sering terjadi terutama perbedaan
pendapat antara tetua yang sudah menjalankan bisnisnya dengan lancar
dan sukses selama bertahun-tahun secara tradisional dengan anggota
keluarga yang masih terbilang muda dan berpikiran lebih modern. Kedua
pendapatnya mungkin tidak sepenuhnya salah, hanya saja
penyampaiannya yang kurang tepat. Tetua yang memandang bahwa cara
modern dicap selalu bertentangan dengan norma tertentu dan
kesuksesannya yang tidak terjamin hingga mampu membuat kerugian.
Berbeda dengan anggota keluarga yang masih tergolong muda yang
berpikiran bahwa menggunakan cara lama terlihat kuno dan tidak sesuai
dengan dunia saat ini sehingga cara lama dinilai sudah tidak bisa
dilaksanakan lagi. Sebenarnya, kedua paham ini bisa bersatu dengan
melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keduanya hanya perlu

4
saling membuka diri dan menerima saran demi kemajuan perusahaan
mereka saja.
Para tetua keluarga Moho yang tidak bisa menerima rencana Moho yang
ingin membuat perusahaan keluarga ini menjadi lebih baik. Moho ingin
keluarganya lebih mengedepankan kerja tim dan laba yang didesentralisasi
dibandingkan dengan gaya patronal yang dapat diartikan sebagai gaya
majikan. Namun, para tetua belum bisa menerimanya karena berpikir
Moho masih terlalu muda untuk mengetahui gaya yang mereka laksanakan
selama ini. Moho dianggap tidak mengedepankan nilai-nilai agama dan
keluarga sehingga terjadi konflik.

2. Bagaimana Moho dapat meyakinkan anggota keluarganya yang


berpengaruh tentang relevansi pendekatan manajemen yang ingin ia
perkenalkan?
Jawaban :

3. Jika Anda adalah Moho, bagaimana anda akan menyampaikan perubahan


yang diperlukan kepada para tetua keluarga untuk memastikan
keberhasilan?
Jawaban:

4. Sering diperdebatkan bahwa pendekatan manajemen barat tidak dapat


digunakan secara umum dan tidak berlaku untuk semua konteks nasional.
Sejauh mana hal ini tercermin dalam masalah yang dihadapi oleh Moho?
Jawaban:

2.3 Pendapat Kelompok


Keluarga Athmans terutama Hamid Athmans yang terlalu intoleran dengan
budaya barat memandang semua hal yang berhubungan dengan dunia barat
tidak sesuai dengan pemikiran dan norma agama serta keluarganya.
Ketertutupan ini membuat konflik yang tak bisa dihindari dengan
keponakannya yaitu Moho Athmans. Moho yang berkuliah dan hidup di
Australia sedikit banyak sudah terpengaruh oleh budaya barat dan sistem
modernisasinya. Sekembalinya ia ke bisnis keluarga membuatnya
memandang berbagai hal tidak sesuai dengan apa yang sudah ia pelajari
selama di Australia. Dukungan dari para pekerja membuat tekatnya semakin
bulat hingga berusaha membuat ide-ide baru yang dianggap lebih sesuai.
Pemikiran Moho ini tentu saja ditolak oleh para tetua, hal ini lah yang
membuat Moho semakin skeptis terhadap budaya bisnis tradisional milik

5
keluarganya. Ia ditekan bahwa pemikirannya tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam agama dan keluarga. Merasa tertekan membuatnya semakin
menutup mata dan menganggap gaya bisnis keluarganya tidak sesuai dengan
dirinya.
Pertemuan pemikiran antara tetua Athmans dan Moho yang saling bertolak
belakang ini tentu saja membuat sebuah konflik yang tak terselesaikan. Kedua
pihak sama-sama menutup mata dan berpikir bahwa pemikiran mereka sama-
sama benar hingga tak menemukan sebuah jalan keluar.
Dan akhirnya dewan direksi memindahkan Moho untuk bekerja lebih dekat
dengan sisi operasi bisnis bersama pamannya. Dengan adanya keputusan ini
diharapkan Moho bisa mengambil sisi positif dari kegiatan bisnis tradisional
dan menerima nilai-nilai yang baik dari keluarganya. Sebenarnya tak hanya
dari sisi Moho yang dapat berubah menjadi lebih baik, dari sisi Pamannya
juga. Diharapkan kedua belah pihak dapat saling terbuka hingga bisnis
keluarga ini mampu berjalan dengan lebih baik dan sesuai tanpa merugikan
pihak manapun.

Anda mungkin juga menyukai