Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INGGRIS PROFESI

ATHMANS PRODUCTS LTD

Dosen pengampu:

Drs. Yon Rizal, M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 1

Weni Mariyana 1913031006

Ingga Arditha 1913031032

Nurul Sharina Alifiantoro 1913031054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang mana telah
memberikan kami karunia berupa kesehatan baik secara jasmani dan rohani
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yaitu “Makalah Bahasa Inggris
Profesi” dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Inggris Profesi juga seluruh pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini belum mencapai


kesempurnaan. Masih terdapat kekurangan dalam makalah ini atau mungkin tidak
terlalu sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki
makalah selanjutnya.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar dapat
mengasah ilmu dalam hal berbahasa dan dapat mengasah untuk berpikir lebih
kritis lagi terhadap permasalahan.

Bandar Lampung, 25 Maret 2021

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara mengenai bahasa Inggris, pastinya kita semua sudah diberi tau
sejak sekolah dasar bahwa bahasa inggris merupakan bahasa internasional,
yaitu bahasa yang digunakan oleh seluruh Negara di dunia untuk
berkomunikasi. Bahasa inggris menjadi bahasa dunia karena dianggap
sebagai bahasa yang relatif mudah untuk dipelajari. Bahasa inggris mulai
menjadi bahasa internasional ketika pada saat abad ke-18 dan 19 ketika
Inggris berjaya yang mempunyai banyak koloni-koloni diseluruh dunia.

Karena bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional, bahasa


inggris ini menjadi penting untuk kita pelajari. Dengan kita memiliki skill
berbahasa inggris, ini akan menjadi nilai tambah kita terutama dalam dunia
pekerjaan. Dalam dunia pekerjaan seperti di bidang jasa, pendidikan,
konsultan, profesi, dll. akan diperlukan penggunaan bahasa inggris.
Mahasiswa yang program studi nya menjurus pada pekerjaan tersebut
wajib untuk mempelajari bahasa inggris, termasuk Pendidikan Ekonomi.

Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, prospek pekerjaan tidak


sepenuhnya akan menjadi seorang guru atau dosen. Mungkin akan ada
sebagian mahasiswa yang akan mencoba melamar pekerjaan ke bidang
akuntansi, administrasi, perbankan, dll. Pekerjaan semacam itu pasti
memiliki relasi yang sangat luas dan mungkin kita akan bertemu dan
berinteraksi dengan turis luar negeri. Maka dari itu, makalah ini dibuat
guna memfokuskan menambah ilmu wawasan mahasiswa dalam bahasa
inggris terhadap prospek pekerjaannya di bidang ekonomi dengan cara
berdiskusi mengenai cerita Athmans Products LTD.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa hasil terjemahan dari cerita Athmans Products LTD menurut
kelompok satu?
1.2.2 Bagaimana pandangan kelompok satu mengenai cerita Athmans
Products LTD?
1.2.3 Apa hasil terjemahan dari pertanyaan cerita tersebut dan jawaban
menurut kelompok satu?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Untuk mengetahui hasil terjemahan cerita Athmans Products LTD
menurut kelompok satu
1.3.2 Untuk mengetahui pandangan kelompok satu mengenai cerita
Athmans Products LTD
1.3.3 Untuk mengetahui terjemahan pertanyaan dan jawaban menurut
kelompok satu
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hasil Terjemahan


Perusahaan Athmans
Pada tahun 1997, pada usia 25 tahun, Moho Athman memperoleh gelar
MBA dari Universitas Australia terkemuka. Ia dikirim untuk menempuh
studi bisnis di Australia oleh ayah dan pamannya guna mempersiapkan
dirinya untuk menempati posisi dalam bisnis keluarga, Athmans Products
Ltd, di Indonesia. Sekembalinya dari Australia, Moho diberi peran sebagai
manajer pemasaran dan ekspor. Terlepas dari kinerja Moho yang sangat
baik sebagai mahasiswa dan pengetahuannya tentang jenis karir yang akan
ia masuki, ia mengalami banyak frustrasi saat memasuki bisnis di
Indonesia. Kasus ini menggambarkan lingkungan di mana dia menemukan
dirinya dan mengeksplorasi dilemanya dalam mencoba menemukan
tindakan yang akan menjadi tindakan modern dan agresif yang sesuai
untuk dirinya sendiri, namun mengakomodasi pendekatan tradisional yang
telah menghasilkan kesuksesan dan reputasi bisnis keluarga.

Latar Belakang
Athmans Products Ltd memproduksi dan mengekspor produk tekstil dan
pakaian jadi. Perusahaan tersebut memiliki dua pabrik kecil dan lima depot
garmen. Ini telah menghasilkan keuntungan dan mengalami pertumbuhan,
terutama melalui ekspornya ke Eropa dan Amerika Utara. Keluarga
Athman memegang 60 persen saham melalui portofolio pribadi atau
perwalian amal yang dikendalikan oleh keluarga. Kepemilikan saham
dalam keluarga dibagi rata di antara berbagai anggota keluarga.

Enam anggota keluarga terlibat langsung dalam perusahaan. Empat adalah


direktur: dua lainnya, yang merupakan anggota keluarga yang lebih muda,
masih trainee. Tidak ada direktur kerja non-keluarga yang terlibat dalam
menjalankan bisnis. Dua direktur senior tersebut adalah Ali Athman (ayah
Moho) dan Hamid Athman (paman Moho). Ali Athman memegang posisi
CEO. Berbeda dengan saudaranya Hamid, Ali lebih toleran terhadap
tradisi barat. Hamid Athman adalah manajer senior yang bertanggung
jawab atas produksi dan operasi. Fatima Athman, sepupu Moho (putri
Hamid Athman) bertanggung jawab atas akuntansi dan administrasi. Dia
memperoleh gelar MBA (jurusan akuntansi) dari universitas terkemuka di
Amerika. Dia telah menduduki posisi itu selama dua tahun. Fatima berusia
25 tahun. Dia pekerja keras, teliti dan sangat energik. Tidak seperti Moho,
dia adalah pengikut yang ketat dari keyakinan Islam dan mematuhi nilai-
nilai keluarga di mana dia dibesarkan. Sebaliknya, paparan Moho ke dunia
barat telah membuatnya mendukung pandangan Islam yang lebih
akomodatif. Meskipun ia mematuhi prinsip-prinsip dasar agama, ia
menjunjung tinggi banyak aspek tradisi barat, termasuk teknik dan
keterampilan manajemen. Ayah Fatima dan Moho sering berbicara tentang
keuntungan bisnis dan suksesi yang signifikan yang akan dihasilkan oleh
pernikahan antara Moho dan Fatima.

Moho harus beroperasi dalam lingkungan bisnis yang rumit dengan tujuan
dan praktik yang bertentangan dari anggota keluarga dan staf non-
keluarga. Berdasarkan posisinya, dia terlibat erat dalam operasi internal
keluarga besar Athman dan kegiatan ekonominya. Berbagai macam
konflik keluarga antar generasi dan cabang keluarga mempengaruhi
aktivitasnya. Satu konflik tertentu dapat dilihat dari cara pengelolaan
perusahaan. Di mata Moho, pendekatan tersebut bersifat otoriter dan tidak
sejalan dengan semangat modernisme yang selama ini ia tekuni. Seiring
waktu, Moho menjadi semakin skeptis tentang kesesuaian dan efisiensi
perusahaan. Dia tidak setuju dengan pendekatan pamannya terhadap
manajemen dan sering gagal mendapatkan dukungan dari Fatima yang
cenderung untuk membongkar pandangan ayahnya tentang sebagian besar
masalah yang mempengaruhi bisnis
Selusin atau lebih teknisi yang mengelola tiga pabrik tekstil dirujuk secara
pribadi ke sebagai Oumals. Mereka menolak gaya interaksi patronal yang
dipaksakan oleh Athman kepada mereka dan merasa bahwa kedatangan
Moho akan berkontribusi untuk mengubah situasi yang berlaku. Mereka
menolak konsep diferensiasi di antara para pekerja selain atas dasar kinerja
produktif sebagai tidak sah (Moho setuju). Premis utama mereka adalah
bahwa gaji harus didasarkan pada pengakuan atas kemampuan dan kinerja
individu, dan bahwa penghargaan secara umum harus disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja individu.

Sejak Moho kembali dari Australia, dia merasa tidak nyaman dengan
organisasi bisnis dan ingin mengubahnya. Dua konsep yang dipelajari
Moho dalam mendapatkan gelar MBA membuatnya terkesan karena
memiliki relevansi untuk perusahaan keluarganya - 'manajemen dan kerja
tim yang berpartisipasi' dan 'pusat laba yang terdesentralisasi'. Kedua ide
tersebut telah membawa Moho ke dalam konflik dengan ayah dan
pamannya. Mereka berdua merasa bahwa rencana Moho tidak realistis dan
yang terpenting bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam yang
telah mereka terapkan di tingkat manajerial dan operasional.
Moho ingin memperkenalkan standar pekerjaan di tingkat pabrik. Dalam
benak Moho, standar akan meningkatkan kualitas yang pada gilirannya
akan membuat upaya pemasaran dan penjualannya jauh lebih mudah.
Dengan cara tradisional pendekatan teknik industri yang telah dia pelajari,
Moho menjelaskan bahwa urutan produksi harus dipecah menjadi tugas
komponen yang dapat dibedakan dengan jelas. Pekerja akan diinstruksikan
untuk berspesialisasi dalam penyelesaian pekerjaan ini, menggunakan
serangkaian gerakan standar. Untuk itu, Moho ingin menambahkan sistem
penilaian kinerja, menilai setiap karyawan berdasarkan pencapaiannya atas
jumlah yang ditetapkan serta standar kualitas.

Ide Moho semakin membuatnya tidak dipercaya di antara para tetua


keluarga. Dewan direksi harus mendiskusikan konflik yang meningkat
antara dia dan pamannya dan bahkan mempertimbangkan untuk
memindahkan Moho untuk bekerja lebih dekat di sisi operasi bisnis.
Alasan di balik langkah seperti itu adalah bahwa moho mungkin terlalu
muda dan tidak berpengalaman untuk posisi yang telah diberikan
kepadanya. Lebih lanjut, dirasakan bahwa dengan bekerja lebih dekat
dengan pamannya, dia akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
menghargai sisi positif dari pendekatan manajemen tradisional dan nilai-
nilai kekeluargaan.

2.2 Pandangan Mengenai Cerita Athmans Products LTD


Diceritakan ada perusahaan keluarga yaitu Perusahaan Athman.
Perusahaan ini merupakan perusahaan terbatas swasta. Lalu ada pemuda
berusia 25 tahun yang bernama Moho Athman yang sudah lulus kuliah
dari Universitas Aurstralia terkemuka dan sudah mendapat gelar MBA.
Moho berkuliah di luar negeri karena keinginan ayah nya yang bernama
Ali Athman (berposisi sebagai CEO) dan pamannya Hamid Athman
(berposisi sebagai manajer senior yang bertanggung jawab atas produksi
dan operasi) karena untuk mempersiapkan Moho untuk menduduki posisi
dalam usaha keluarganya. Akhirnya Moho ditempatkan di manajer
pemasaran dan ekspor. Ada juga Fatima Athman (anak Hamid Athman)
yang bertanggung jawab atas akuntansi dan administrasi.

Setelah berkuliah di Universitas Australia, pikiran Moho menjadi lebih


terbuka dalam hal pengelolaan perusahaan. Moho merasa cocok dengan
pendekatan modern. Karena perusahaan keluarga juga masih
menggunakan pendekatan secara tradisional, maka bagi Moho inilah
saatnya dia berkontribusi untuk melanjutkan kesuksesan perusahaan
keluarga dengan ingin pengelolaan perusahaan memakai pendekatan
modern namun masih mematuhi prinsip-prinsip dasar agama dan
mengakomodasi pendekatan tradisional yang telah menghasilkan
kesuksesan dan reputasi bisnis keluarga.
Namun tindakan Moho ini bertentangan dengan ayah juga pamannya.
Walaupun ayahnya toleran terhadap budaya barat, tetapi ayah Moho tetap
menggunakan pendekatan tradisional. Lain lagi dengan pamannya Moho,
ia benar-benar tidak toleran terhadap budaya barat dan tetap menjunjung
tinggi budaya tradisional yang kuat akan nilai agama dan nilai
kekeluargaan. Fatima yang berkuliah di luar negeri pun mendukung
ayahnya sendiri daripada Moho.

Menurut pendapat kelompok kami, permasalahan ini mesti membutuhkan


pihak ketiga untuk menyelesaikannya. Karena dilihat dari cerita, para tetua
(paman dan ayah Moho) benar-benar tidak ingin pengelolaan perusahaan
dicampuri ataupun tergantikan dengan pendekatan modern. Lalu Moho
pun belum terlalu bisa meyakinkan kepada paman dan ayahnya karena
kami melihat pada hasil terjemahan yang menyatakan “Mereka berdua
merasa bahwa rencana Moho tidak realistis dan yang terpenting,
bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam yang telah mereka
terapkan di tingkat manajerial dan operasional.”

Untuk pengelolaan ini, seharusnya bisa dibicarakan baik-baik dan bisa


meyakinkan para tetua dengan menjelaskan kelebihan dari pengelolaan
modern dan mengkaji lebih dalam lagi terhadap nilai agama dan nilai
kekeluargaan. Untuk Moho seharusnya lebih bersabar lagi untuk
menghadapi ayah dan pamannya, tidak bisa langsung mengubah sistem
pengelolaan begitu saja.

Dalam cerita ini, Moho merasa pendekatan tradisional tersebut bersifat


otoriter dan tidak sejalan dengan semangat modernisme yang selama ini ia
tekuni. Hal sama juga dirasakan oleh teknisi pada Perusahaan Athman,
dilihat dari hasil terjemahan ”Mereka menolak gaya interaksi patronal
yang dipaksakan oleh Athman kepada mereka dan merasa bahwa
kedatangan Moho akan berkontribusi untuk mengubah situasi yang
berlaku”. Gaya interaksi patronal seperti gaya seorang bos yang
memerintah begitu saja kepada bawahannya, dan disitu tertulis
dipaksakan.

2.3 Menjawab pertanyaan


1. Secara ringkas menguraikan masalah-masalah yang dihadapi Moho.
Seberapa umum masalah ini dan sejauh mana mereka mencerminkan
antagonisme klasik antara modernisme dan tradisi?
2. Bagaimana Moho dapat meyakinkan anggota keluarganya yang
berpengaruh tentang relevansi pendekatan manajemen yang ingin dia
perkenalkan?
3. Jika Anda moho, bagaimana Anda akan menyampaikan perubahan
yang diperlukan kepada para keluarga untuk memastikan kesuksesan?
4. Sering diperdebatkan bahwa pendekatan manajemen barat tidak dapat
digeneralisasikan dan tidak berlaku untuk semua konteks nasional.
sejauh mana hal ini tercermin dalam masalah yang dihadapi Moho?

Jawab:

1. Dalam permasalahan yang terjadi pada keluarga Moho sebenarnya


sudah sering terjadi di kalangan masyarakat. Apalagi para keluarga
yang menjalankan bisnis dan sudah dijalani turun-menurun. Jelas
bahwa hal tersebut pastinya akan selalu ada campur tangan para
pendahulu yang menjadikan unsur-unsur tradisi keluarga masih
tertanam dalam bisnis. Namun, dengan seiring adanya perkembangan
zaman dan hadirnya para penerus keluarga yang pastinya memiliki
pemikiran lebih modern dan terbuka tidak jarang akan menimbulkan
konflik terhadap perbedaan keyakinan tersebut. Hal ini dikarenakan
adanya pemikiran dari para pendahulu bahwa tradisi keluarga tidak
boleh dihilangkan apalagi digantikan oleh pemahaman modern yang
bagi mereka sangatlah buruk karena adanya pandangan kultur barat
tidak cocok dengan kultur tradisi keluarga. Sedangkan para penerus
keluarga yang memiliki pemikiran modern bahwa jika terus-menerus
menggunakan tradisi keluarga tidak akan menimbulkan impact yang
berarti terhadap kemajuan bisnis keluarga. Padahal jika dicermati
kembali, kedua pemahaman tersebut sebenarnya bisa disatukan
sehingga tidak akan meninggalkan tradisi keluarga namun masih bisa
mengikuti perkembangan zaman dan tentunya bisnis keluarga tidak
akan kalah saing di pasaran yang selalu mengikuti perkembangan
zaman.
2. Menurut kami dari cerita di atas, Moho harus menjelaskan terlebih
dahulu tentang ilmu yang dipelajari terkait keberlangsungan dari bisnis
tersebut dan melakukan analisis SWOT seperti Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman) terkait metode pendekatan manajemen barat yang
dilakukan. Dan menjelaskan bahwasanya Negara Indonesia ketika
berjalannya waktu bakal ada kemajuan terkait dengan teknologi, ketika
perusahaan tidak melakukan perubahan maka akan bisa tersaingi oleh
perusahaan lain dan Moho melakukan perbandingan terkait bisnis yang
dijalankan dengan pendekatan tradisonal dan pendekatan manajemen
barat tanpa menghilangkan ajaran agama yang dianutnya.
3. Jika kami berada di posisi Moho, kami akan memberikan pengertian
terlebih dahulu mengenai modernisasi dan tradisionalisasi terhadap
dunia bisnis. Seiring berkembangnya zaman pastinya akan
membutuhkan banyak perubahan dalam pengelolaan bisnis. Karena
dalam dunia bisnis sendiri kita diharuskan untuk mengikuti minat
konsumen yang tentunya dalam setiap waktunya akan selalu
mengalami perubahan minat. Dengan memberikan pengertian
mengenai perubahan-perubahan yang harus dilakukan, tentunya kami
harus mempersiapkan setidaknya contoh terkait permasalahan yang
sudah terjadi sebagai bukti bahwa dunia bisnis tidak mengharuskan
untuk terus berpatokan pada tradisi keluarga dan agama. Tetapi juga
perlu memperhatikan pandangan-pandangan modern.
4. Pendekatan manajemen barat tidak digunakan secara umum yang
digambarkan oleh konflik antara Maho dan pamannya. Adanya
kesenjangan sosial diantara posisi yang ditetuakan antara senior dan
junior. Adanya pemikiran Moho terkait pendekatan manajemen barat
menimbulkan konflik yang tidak terselesaikan. Terkait adanya
pendekatan manajemen barat tersebut urutan produksi dapat dipecah
menjadi tugas komponen yang dapat dibedakan dengan jelas. Pekerja
akan diinstruksikan untuk berspesialisasi dalam penyelesaian
pekerjaan ini, menggunakan serangkaian gerakan standar. Untuk itu,
Moho ingin menambahkan sistem penilaian kinerja, menilai setiap
karyawan berdasarkan pencapaiannya atas jumlah yang ditetapkan
serta standar kualitas sehingga membuat upaya pemasaran dan
penjualannya jauh lebih mudah. Ide Moho semakin membuatnya tidak
dipercaya di antara para tetua keluarga. Dewan direksi harus
mendiskusikan konflik yang meningkat antara dia dan pamannya dan
bahkan mempertimbangkan untuk memindahkan Moho untuk bekerja
lebih dekat di sisi operasi bisnis. Alasan di balik langkah seperti itu
adalah bahwa Moho mungkin terlalu muda dan tidak berpengalaman
untuk posisi yang telah diberikan kepadanya. Hal tersebut menjadi
tantangan untuk Moho karena keluarganya tidak mendukung konsep
yang Moho telah pelajari.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hal yang dapat di ambil dari kasus Moho adalah sebelum kita menjelaskan
kepada orang lain, maka kita harus menganalisis, memberikan inovasi dan
melakukan perbandingan serta adanya bukti yang nyata dapat
menyakinkan orang lain juga. Karena mengubah kegiatan yang tadinya
berkembang pesat, dan mengubahnya dengan kegiatan atau metode lain
yang tidak ada bukti nyatanya akan sulit meyakinkan, apalagi di lihat
dalam segi ekonomi.

Dengan kisah Maho yang telah kami bahas dalam matakuliah bahasa
inggris profesi ini, kami dapat memperoleh wawasan, berfikir kritis,
menganalisis dan memberikan solusi terkait konflik atau permasalahan
tersebut, terurama dari segi ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai