Anda di halaman 1dari 13

ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN YANG BERUBAH

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dan

Tanggung Jawab Sosial dengan dosen Affandi ISS, SE., MM.

Di susun oleh :

DIMAS ILHAM JAFAR 10090314015

MANAJEMEN A

2016

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang "Etika Bisnis dan Lingkungan yang
Berubah" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Namun


berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari dosen mata kuliah Etika Bisnis
dan Tanggung Jawab Sosial serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Saya berharap
dengan penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun
sendiri dan bagi para pembaca umumnya.
Dalam kesempatan ini kami dengan ikhlas menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Bapak Affandi ISS, SE., MM. selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dan
Tanggung Jawab Sosial yang telah membimbing penyusun dengan penuh
tanggung jawab sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Bandung, 28 Oktober 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Etika bisnis memiliki definisi yang hampir sama dengan etika

profesi, namun secara lebih rinci. Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak

etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan

suatu perusahaan. Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang

diperhatikan antara lain: pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab

sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat,

menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari 5K

(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi), mampu

mengatakan yang benar itu benar. Dengan adanya moral dan etika dalam

dunia bisnis, serta kesaran semua pihak untuk melaksanakannya, hal tersebut

dapat dikurangi serta mampu menghadapi era globalisasi. Sehingga akan

menciptakan lingkungan bisnis yang berubah. dalam permasalahan ini akan

dijelaskan dengan rinci mengenai etika bisnis dan lingkungan yang berubah.
1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka kami merumuskan tiga

masalah pokok sebagai berikut :

1. Apa itu masalah lingkungan ?

2. Bagaimana lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika

itu?

3. Apa itu sensivitas moral ?

4. Bagaimana harapan baru untuk bisnis itu sendiri?

5. Apa itu pendekatan satkeholders?

2.3. Tujuan Pembuatan Makalah

Berdasarkan pada beberapa perumusan masalah yang telah

disusun, maka tujuannya sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui masalah lingkungan untuk kegiatan bisnis

2. Dapat mengetahui lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku

etika

3. Mengetahui sensivitas moral bisnis

4. Dapat mengetahui harapan baru untuk bisnis

5. Dapat mengetahui pendekatan stakeholders


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Masalah Lingkungan

Tidak ada yang membangkitkan opini publik sebelumnya mengenai sifat

dari perilaku perusahaan yang lebih baik dari kesadaran bahwa kesejahteraan fisik

publik dan kesejahteraan sebagai pekerja sedang terancam oleh aktivitas

perusahaan. awalnya, kekhawatiran mengenai polusi berpusat pada cerobong asap

yang menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Namun perusahaan -

perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak mempunyai solusi teknik mengenai

pencemaran tersebut. Setelah ancaman jangka pendek dan jangka panjang

terhadap keselamatan pribadi di pahami, masyarakat di pimpin oleh kelompok

mulai menekan perusahaan maupun pemerintah secara langsung untuk

meningkatkan standar keamanan emisi perusahaan.

2.2. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas

bisnis dalam suatu lembanga organisasi atau perubahan. Faktor – faktor yang

mempengaruhi lingkungan bisnis adalah :

1. Lingkungan internal

Segala sesuatu didalam organisasi atau perusahaan yang akan

mempengaruhi organisasi atau perusahaan tersebut.


2. Lingkungan Eksternal

Segala sesuatu di luar batas-batas organisasi atau perusahaan yang

mempengaruhi organisasi atau perusahaan.

Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi

bisnis yang semakin komperatif menimbulkan pesaingan yang semakin tajam, ini

di tandai dengan semakin banyaknya perusahaan milik pemerintah atau swasta

yang didirikan baik itu perusahaan berskala besar, perusahaan menengah, maupun

perusahaan berskala kecil.

Tujuan dari sebuah bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan

menghasilkan uang.Untukmelakukan itu, penting bahwa semua karyawan di

papan dan bahwa kinerja mereka dan perilaku berkontribusi pada kesuksesan

perusahaan.Perilaku karyawan, bagaimanapun, dapat dipengaruhi oleh faktor

eksternal di luar bisnis.Pemilik usaha kecil perlu menyadari faktor-faktor dan

untuk melihat perubahan perilaku karyawan yang dapat sinyal masalah, antara

lain:

 Budaya Organisasi

Keseluruhan budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri

dengan rekan kerja, pelanggan dan pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja,

budaya organisasi mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana

pertumbuhan perusahaan dan otonomi / pemberdayaan yang diberikan kepada

karyawan. “Nada di atas” sering digunakan untuk menggambarkan budaya

organisasi perusahaan. Nada positif dapat membantu karyawan menjadi lebih


produktif dan bahagia. Sebuah nada negatif dapat menyebabkan ketidakpuasan

karyawan, absen dan bahkan pencurian atau vandalisme.

 Ekonomi Lokal

Melihat seorang karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan

perekonomian setempat. Jika pekerjaan yang banyak dan ekonomi booming,

karyawan secara keseluruhan lebih bahagia dan perilaku mereka dan kinerja

cermin itu. Di sisi lain, saat-saat yang sulit dan pengangguran yang tinggi,

karyawan dapat menjadi takut dan cemas tentang memegang pekerjaan

mereka.Kecemasan ini mengarah pada kinerja yang lebih rendah dan

penyimpangan dalam penilaian. Dalam beberapa karyawan, bagaimanapun, rasa

takut kehilangan pekerjaan dapat menjadi faktor pendorong untuk melakukan

yang lebih baik.

 Reputasi Perusahaan dalam Komunitas

Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat

lokal dapat mempengaruhi perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa

perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti

itu. Ini adalah kasus hidup sampai harapan. Namun, jika perusahaan dipandang

sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan lebih cenderung

untuk menunjukkan perilaku serupa karena pelanggan dan pemasok berharap

bahwa dari mereka.


 Persaingan di Industri

Tingkat daya saing dalam suatu industri dapat berdampak etika dari kedua

manajemen dan karyawan, terutama dalam situasi di mana kompensasi didasarkan

pada pendapatan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif, perilaku etis

terhadap pelanggan dan pemasok dapat menyelinap ke bawah sebagai karyawan

berebut untuk membawa lebih banyak pekerjaan. Dalam industri yang stabil di

mana menarik pelanggan baru tidak masalah, karyawan tidak termotivasi untuk

meletakkan etika internal mereka menyisihkan untuk mengejar uang.

2.4 Sensivitas Moral

Bukti tekanan publik untuk kejujuran lebih dan kesetaraan mudah

diamati. keinginan untuk mencapai kesetaraan dalam pekerjaan telah

menghasilkan undang - undang, peraturan, kepatuhan kondisi dalam kontrak, dan

program tindakan afimatif perusahaan. program kesetaraan upah mulai muncul

untuk menyesuaikan kesenjangan yang ada antara skala gaji untuk pria dan

wanita. undang - undang konsumen telah diperketat. Semua ini adalah contoh

dimana tekanan publik telah membawa perubahan kelembagaan melalui legislatif

atau pengadilan untuk kejujuran yang lebih dan kesetaraan, serta berkurangnya

diskriminasi.
2.5 Harapan Baru untuk Bisnis

Perubahan - perubahan dalam harapan masyarakat telah memicu sebuah

evolusi dalam mandate untuk bisnis dan laba hanya dari Milton Firedman

telah diganti dengan pandangan bahwa bisnis ada untuk melayani masyarakat,

bukan sebaliknya.

Hal tersebut dapat menyatakan bahwa derajat perubahan terlalu kuat,

tetapi bahkan mereka akan mengakui bahwa hubungan bisnis untuk

masyarakat merupakan aspek yang saling bergantung satu sama lain, dimana

kesehatan jangka panjang merupakan salah satu aspek. Penilaian keberhasilan

masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka kerja

berorientasi pemangku kepentingan yang luas, termasuk apa yang telah

dicapai dan bagaimana mencapainya. Beberapa prinsip etika bisnis dalam

kegiatan bisnis suatu perusahaan. prinsip otonomi adalah sikap dan

kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan

kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

orang bisnis otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang

menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.

Prinsip kedua adalah prinsip kejujuran. kejujuran relevan dalam

pemenuhan syarat - syarat perjanjian dan kontrak. Prinsip ketiga adalah

prinsip keadilan. Menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis dalam

relasi internal maupun eksternal perlu dilakukan sesuai dengan haknya masing

- masing. Kemudian Keempat adalah prinsip saling menguntungkan yaitu

dalam bisnis yang kompetitif prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis
haruslah melahirkan suatu win - win situation. Kelima, prinsip integritas

moral. prinsip ini merupakan tuntunan dan dorongan dari dalam diri pelaku

perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.

2.6 Pendekatan Stakeholder

Berdasarkan prinsip - prinsip etika bisnis, dapat dikatakan bahwa dalam

bisnis modern ini orang dituntut untuk bersaing secara etis. Pendekatan

stakeholder merupakan sebuah pendekatan baru yang banyak digunakan,

khususnya dalam etika bisnis, belakangan ini dengan mencoba

mengintegrasikan kepentingan bisnis di satu pihak dan tuntunan etika di pihak

lain. Dalam hal ini, pendekatan stakeholder adalah cara mengamati dan

menjelaskan secara analitis bagaimana unsur dipengaruhi dan mempengaruhi

keputisan dan tindakan bisnis. pendekatan ini memetakan hubungan yang

terjalin dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja

yang mempunyai kepentingan dan terlibat dalam kegiatan bisnis.

Dasar pemikirannya adalah bahwa semua pihak yang punya

kepentingan dalam suatu kegiatan bisnis terlibat di dalamnya karena ingin

memperoleh keuntungan, maka hak dan kepentingan mereka harus

diperhatikan dan dijamin. Pada akhirnya pendekatan stakeholder menuntut

agar bisnis apa pun perlu dijalankan secara baik dan etis justru demi menjamin

kepentigan semua pihak yang terkait dalam bisnis tersebut. Pada umunya ada

dua kelompok Stakholder yaitu kelompok primer dan sekunder. kelompok

primer terdiri dari pemilik modal atau saham, konsumen dan lain sebagainya.
sedangkan kelompok sekunder adalah pemerintah setempat, kelompok sosial,

meduia masa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan bisnis bukan lagi kegiatan yang

menakutkan dengan melakukan berbagai cara untuk memenangkan bisnis. Bisnis

saat ini adalah bisnis yang menjungjung norma - norma atau prinsip etika yang

dijalankan dalam kegiatan bisnis. Ketika para pebisnis sudah menjalankan etika

maka bisnis suatu perusahaan atau organisasi akan diterima masyarakat dan

tentunya bisnisnya akan berjalan lancar bagi para pelaku bisnis.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes, sukrisno & Ardana, I Cenik. 2009. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan

Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.

Brooks, Leonard J dan Paul Dunn.2008.Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta. Salemba

Empat

Keraf, A. Sonny. 2005. Etika Bisnis. Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai