Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Addison Disease
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Addison Disease
ADDISON DISEASE
MAKALAH
oleh
Kelompok 8
MAKALAH
oleh
c. Addisonian Crisis
Jika Addison’s disease tidak diobati, krisis addisonian dapat
terjadi karena stress fisik, seperti cidera, infeksi atau
penyakit.
1.5 Patofisiologi
Hipofungsi adrenokortikal menghasilkan penurunan level
mineralokortikoid (aldosteron), glukokortikoid (cortisol), dan androgen.
Penurunan aldosteron menyebabkan kebanyakan cairan dan
ketidakseimbangan elektrolit.Secara normal, aldosteron mendorong
penyerapan Sodium (Na+) dan mengeluarkan potassium (K+). Penurunan
aldosteron menyebabkan peningkatan ekskresi sodium, sehingga hasil dari
rantai dari peristiwa tersebut antara lain: ekskresi air meningkat, volume
ekstraseluler menjadi habis (dehidrasi), hipotensi, penurunan kardiak
output, dan jantung menjadi mengecil sebagai hasil berkurangnya beban
kerja. Akhirnya, hipotensi menjadi memberat dan aktivitas kardiovaskular
melemah, mengawali kolaps sirkulasi, shock, dan kematian. Meskipun
tubuh mengeluarkan sodium berlebih, dan menyebabkan penurunan
natrium, mempertahankan kelebihan potassium dan menyebabkan
peningkatan kalium. Level potassium lebih dari 7 mEq/L hasil pada
aritmia, memungkinkan terjadinya kardiak arrest.
Penurunan glukokortikoid menyebabkan meluasnya gangguan
metabolic.Ingat bahwa glukokortikoid memicu glukoneogenesis dan
memiliki efek anti-insulin.Sehingga, ketika glukokortikoid menurun,
glukoneogenesis menurun, sehingga hasilnya hipoglikemia dan penurunan
glikogen hati.Klien menjadi lemah, lelah, anorexia, penurunan BB, mual,
dan muntah.Gangguan emosional dapat terjadi, mulai dari gejala neurosis
ringan hingga depresi berat.Di samping itu, penurunan glukokortikoid
mengurangi resistensi terhadap stress.Pembedahan, kehamilan, luka,
infeksi, atau kehilangan garam karena diaphoresis berlebih dapat
menyebabkan krisi Addison (insufisiensi adrenal akut).Akhirnya,
penurunan kortisol menghasilkan kegagalan unruk menghambat sekresi
ACTH dari pituitary anterior.
MSH menstimulasi melanosit epidermal, yang menghasilkan melanin,
pigmen warna gelap.Penurunan sekresi ACTH menyebabkan peningkatan
pigmentasi kulit dan membrane mukosa.Sehingga klien dengan penyakit
Addison memiliki peningkatan level ACTH dan warna keperakan atau
kecokelatan pun muncul. Defisiensi androgen gagal untuk menghasilkan
beberapa macam gejala pada laki-laki karena testes meningkatan produksi
jumlah hormone seksual. Namun, pada perempuan tergantung pada
korteks adrenal untuk mensekresi androgen secara adekuat.Hormone-
hormon tersebut disekresi oleh korteks adrenal yang penting bagi
kehidupan. Orang dengan penyakit Addison yang tidak diobati akan
berakhir fatal.
Penyakit addison, atau insufisiensi adrenokortikal, terjadi bila fungsi
korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan
hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi otoimun atau idiopatik pada
kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit
Addison.Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua
kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar
tersebut.Tuberkolosis(TB) dan histoplamosis merupakan infeksi yang
paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar
adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses otoimun telah
menggantikan tuberkolosis sebagai penyebab penyakit Addison, namun
peningkatan insidens tuberkolosis yang terjadi akhir-akhir ini harus
mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam daftar
diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipopisis juga
akan menimbulkan insufiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks
adrenal.
Gejala Addison dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi
hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap
keadaan stres dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi
dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2 hingga 4 minggu
dapat menekan fungsi korteks adrenal, oleh sebab itu kemungkinan
penyakit Addison harus diantifasi pada pasien yang mendapat pengobatan
kostikosteroid.(Wicaksono, 2013).
Kerusakan Kerusakan
Komplikasi dari penyakit seperti TB
Putuitari kelenjer adrenal
Kasus
Ny.A datang bersama suaminya yaitu Tn.A ke RS Citra Husada berusia 35
tahun, datang dengan keadaan lemah. Klien mengatakan bahwa 2 hari
tidak enak makan dan merasa mual muntah dan terdapat nyeri pada
abdomen saat di tekan. Selain itu klien juga mengatakan bahwa dari
kemaren sering keluar masuk kamar mandi sekitar 5 kali dalam sehari.
Klien mengatakan bahwa tidak mampu untuk melakukan aktivitas apapun
sehingga hanya berbaring di tempat tidur. Klien juga telihat sangat kurus
dan menurut keluarga klien mengalami penurunan berat badan sebanyak
10 kg. Dari pemeriksaan fisik, bentuk dada simetris tidak terdapat cuping
hidung,tidak tampak ictus cordis, bising usus meningkat, terdapat
hiperpigmentasi pada kulit dan kulit terlihat kering dan bibir kering, TD :
90/70 mmHg, pada pemeriksaan ACTH dikategorikan insufisiensi adrenal
primer, pada serum elektrolit menurun dan terdapat peningkatan potassium
dan kalsium, ADH meningkat, pada pemeriksaan urin terdapat diuresis
dan klien oliguria. Klien tampak cyanosis. Pada AGD terdapat asidosis
metabolic. Klien pernah menderita tuberkulosis namun dari keluarganya
maupun keluarga suaminya belum pernah yang mengalami penyakit
tersebut. Dx medis : Addison Disease.
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Berdasarkan umur Addison penyakit dapat terjadi pada orang dari
segala usia, namun paling sering terjadi pada orang berusia 30-50
tahun. Berdasarkan seks Rasio laki-laki dan perempuan adalah 1 :
1,5-3,5
b. Riwayat Kesehatan
1) Diagnosa Medik : Addison Disease
2) Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa 2 hari tidak enak makan dan merasa mual
muntah dan terdapat nyeri pada abdomen saat di tekan. Selain itu
klien juga mengatakan bahwa dari kemarin sering keluar masuk
kamar mandi sekitar 5 kali dalam sehari. Klien mengatakan bahwa
tidak mampu untuk melakukan aktivitas apapun sehingga hanya
berbaring di tempat tidur.
6) Riwayat Psikososial
Ny. A terlihat bingung, apatis dan letargi pada saat datang ke
rumah sakit. Keluarga juga mengatakan bahwa Ny. A tidak bisa
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
c. Pengkajian Keperawatan
1) Aktivitas/istirahat
Gejala:
a) Lelah, nyeri/kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari)
b) Tidak mampu beraktivitas atau bekerja
Tanda:
a) Peningkatan denyut jantung/denyut nadi aktivitas yang minimal.
b) Penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.
c) Depresi, gangguan kosentrasi, penurunan inisiatif/ide.
d) Latergi.
2) Sirkulasi
Tanda:
a) Hipotensi termasuk hipotensi postural.
b) Takikardia, disritmia, suara jantung melemah.
c) Nadi perifer melemah.
d) Pengisisan kapiler memanjang.
e) Ekstermitas dingin, sianosis, dan pucat. Membran mukosa hitam
keabu-abuan (peningkatan pigmentasi).
3) Integritas ego
Gejala:
a) Adanya riwayat faktor stres yang baru dialami, termasuk sakit
fisik/pembedahan, perubahan gaya hidup.
b) Ketidakmampuan menghadapi stres.
Tanda: Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
4) Eleminasi
Gejala:
a) Diare sampai dengan adanya kontipasi
b) Kram abdomen.
c) Perubahan frekuensi dan karateristik urine.
Tanda: Diuresis yang diikuti dengan oliguria.
5) Makanan/cairan
Gejala:
a) Anoreksia berat (gejala utama), mual/muntah
b) Kekurangan zat garam
c) Berat badan menurun dengan cepat.
Tanda: Turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
6) Neurosensori
Gejala:
a) Pusing, sinkope (pingsan sejenak), gemetar.
b) Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti oleh diaforesis,
kelemahan otot.
c) Penurunan toleransi terhadap keadaan dingin atau stres.
Kesemutan/baal/lemah.
Tanda:
a) Disorentasi terhadap waktu, tempat, dan ruang (karna kadar
natrium rendah), latergi, kelemahan mental, peka rangsang, cemas,
koma (dalam keadaan krisis)
b) Parastesia, paralisis (gangguan fungsi motorik akibat lesi), astenia
(pada keadaan krisis).
c) Rasa kecap/penciuman berlebihan, ketajaman pendengaran
meningkat.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala:
a) Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala.
b) Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstermitas (pada keadaan
krisis).
8) Pernapasan
Gejala: Dipsnea
Tanda: Kecepatan pernapasan meningkat, takipnea, suara napas,
krakel, ronki (pada keadaan infeksi)
9) Keamanan
Gejala: Tidak toleran terhadap panas, cuaca (udara) panas.
Tanda:
a) Hiperpigmentasi kulit (coklat, kehitaman karena kena sinar
matahari atau hitam seperti perunggu) yang menyeluruh atau
berbintik-bintik.
b) Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan hipotermia
(keadaan krisis).
c) Otot menjadi kururs
d) Gangguan tidak mampu berjalan.
10) Seksualitas
Gejala:
a) Adanya riwayat menopouse dini, amenorea.
b) Hilangnya tanda-tanda seks sekunder (misal: berkurangnya
rambut-rambut pada tubuh terutama pada wanita.
c) Hilangnya libido.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Lemah
2) Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 ºC
Nadi : Takikardi 110x/menit
TD : 90/70 mmHg
RR : Takipnea 24x/menit
3) Kepala dan Wajah
Wajah pucat, tulang kepala normal, terdapat nyeri kepala karena
hipotensi
4) Mata
Simestris, konjungtiva merah muda, tidak terdapat lesi dan
benjolan, selera putih
5) Telinga
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
6) Hidung
Tidak ada lesi, bentuknya simetris, tidak ada gangguan penciuman
7) Mulut
Mukosa mulut kering, lidah terlihat pucat, tidak ada lesi pada gusi
8) Leher
I : tidak ada massa, tidak ada pembesaran vena jugularis
P :tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri tekan
9) Dada / Thorak
Pemeriksaan paru :
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi
otot bantu nafas(dipsneu), terdapat pergerakan cuping hidung
P : Terdapat pergesekan dada tinggi
P : Resonan
A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi
Pemeriksaan Jantung :
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus Cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra
P : Redup
A : Suara jantung melemah
10) Abdomen
I : Bentuk simetris
A : Bising usus meningkat
P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen
P : Timpani
11) Genatalia dan Sekitar Anus
Terdapat Hemoroid
12) Ekstremitas
Pasien tampak lemah, terdapat nyeri, penurunan tonus otot,
penurunan rentang gerak, kelemahan otot, atrofi otot
13) Kulit dan Kuku
I : kulit kering, telapak tangan dan kaki pucat
P : tidak ada nyeri tekan, turgor kering
14) Status dan neurologis
Gemetar, kesemutan, disorientasi waktu, letargi, kelelahan
mental, cemas, peka rangsangan
e. Terapi
1) Infus NaCl 0,9% 2000 cc/ 24 jam
2) Ceftriaxone 2x1 gram , IV
3) Dexamethasone 2 x1 amp, IV
4) Ranitidine 3x1 amp, IV
5) Novalgin 3x1 amp, IV
6) Neurobion 1x1 Amp, IM
7) Paracetamol 3 x 500 mg
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan a. Catat adanya kulit yang dingin a. Gejala hipoglikemia dengan
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam atau basah, perubahan tingkat timbulnya tanda tersebut
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi klien kesadaran, nadi yang cepat, dan mungkin perlu
berhubungan dengan kembali adekuat. nyeri kepala, dan pemberian glukosa dan
hipoglikemia Kriteria Hasil : sempoyongan. pemberian tambahan
a. Adanya peningkatan BB b. Berikan lingkungan yang glukokortikoid.
sesuai tujuan. nyaman untuk makan b. Lingkungan yang nyaman
b. BB ideal sesuai TB : (TB- misalnya bebas dari bau tidak dapat meningkatkan nafsu
100)-10%(TB-100). sedap, tidak terlalu ramai, makan dan memperbaiki
c. Mampu mengidentifikasi udara yang tidak nyaman. intake makanan.
kebutuhan nutrisi. c. Berikan informasi tentang c. Perencanaan menu yang
d. Tidak ada tanda-tanda mal menu pilihan. disukai dapat merangsang
nutrisi. d. Pertahankan status puasa nafsu makan dan
e. Tidak terjadi penurunan meningkatkan intake
BB yang berarti sesuai indikasi. makanan.
f. TTV dalam batas normal ( e. Lakukan pemeriksaan d. Mengistirahatkan
Nadi: 80-100x/menit, TD: terhadap kadar gula darah gastrointestinal,
120/80 mmHg, Suhu: 36- sesuai indikasi. mengurangi rasa tidak enak
370C, dan RR: 16- f. Kolaborasi dengan dan kehilangan cairan dan
24x/menit). memberikan glukosa IV dan elektrolit berhubungan
obat-obatan sesuai indikasi. dengan muntah.
e. Mengkaji kadar gula darah
dan kebutuhan terapi, jika
menurun sebaiknya
pemberian glukokortikoid
dikaji kembali
f. Memperbaiki hipoglikemia,
dan memberikan asupan
energy untuk fungsi seluler.
3 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan penyebab a. Pasien biasanya telah
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 kelemahan klien dan kaji mengalami penurunan
penurunan produksi jam, klien dapat beraktivitas tingkat kemampuan klien tenaga, kelelahan otot
energi metabolisme, secara normal. untuk beraktivitas. menjadi terus memburuk
perubahan kimia tubuh, Kriteria Hasil : b. Pantau TTV sebelum, selama, setiap hari.
ketidakseimbangan a. Saturasi oksigen dalam dan setelah aktivitas ; hentikan b. Kolapsnya sirkulasi dapat
cairan elektrolit dan batas normal saat aktivitas jika tanda–tanda vital terjadi sebagai akibat sterss
kelemahan otot. beraktivitas. tidak dalam rentang normal aktivitas jika curah jantung
b. Mampu menyeimbangkan bagi klien atau jika ada tanda– terus meningkat.
aktivitas dan istirahat. tanda bahwa aktivitas tidak c. Memastikan sumber
c. Menunjukkan dapat ditoleransi. -sumber energy yang
peningkatan tenaga dan c. Pantau asupan nutrisi. adekuat.
kemampuan. d. Rencanakan aktivitas bersama d. Mengurangi kelelahan dan
d. Berpartisipasi dalam pasien dan keluarga yang mencegah ketegangan pada
aktivitas. meningkatkan kemandirian jantung.
e. TTV dalam batas normal dan ketahanan. e. Untuk melatih otot-otot
(N: 80-100x/mnt, TD: e. Bantu klien untuk mengubah pada klien dan menghindari
120/80mmHg, S: 36- posisi secara berkala, adanya ulkus.
370C, RR 16-24 x/menit). bersandar, duduk, berdiri, dan
ambulasi sesuai toleransi.
4 Gangguan citra tubuh Pasien mampu a. Beri kesempatan pasien untuk a. Membina hubungan dan
berhubungan dengan mengungkapkan penerimaan mengungkapkn perasaan peningkatan keterbukaan
hiperpigmentasi terhadap keadaan diri sendiri tentang keadaannya, dengan pasien, membentuk
diungkapkan secara verbal. tunjukkan perhatian, bersikap dalam mengevaluasi berapa
Ditandai dengan : tidak menghakimi banyak masalah yang dapat
Pasien menunjukkan b. Dorong pasien untuk diubah oleh pasien.
kemampuan adaptasi membuat daftar bantuan b. Pasien tidak merasa
terhadap perubahan yang orang terdekat. sendirian dan merasa
ditandai pasien berpartisipasi c. Dorong pasien untuk berguna dalam
aktif dalam bekerja/ bermain/ membuat pilihan dan berhubungan dengan orang
berhubungan dengan orang berpartisipasi dalam lain.
lain. perawatan diri. c. Data membantu
d. Sarankan pasien untuk meningkatan tingkat
menggunakan ketrampilan kepercayaan diri,
management stres, misal: memperbaiki harga diri dan
teknik relaksasi, visualisasi meningkatkan perasaan
dan bimbingan imajinasi. terhadap pengendalian diri.
e. Sarankan untuk mengunjungi d. Meminimalkan perasaan
seseorang yang penyakitkan stres, frustasi, meningkatkn
telah terkontrol. kemampuan koping dan
f. Tindakan kolaborasi dengan: kemampuan untuk
rujuk ke pelayanan sosial, mengendalikan diri.
konseling dan kelompok e. Dapat menolong pasien
pendukung sesuai kebutuhan untuk melihat hasil dari
pengobatan yang telah
dilakukan.
f. Pendekatan komprehensif
dapat membantu memenuhi
kebutuhan pasien untuk
memelihara tingkah laku.
5 Disfungsi seksual b.d Pasien dapat menerima a. Bantu pasien untuk a. Mengungkapkan
penurunan perubahan struktur tubuh mengekspresikan perubahan permasalahan
libido/perubahan struktur terutama pada fungsi seksual fungsi tubuh termaksud organ b. Memberikan solusi atas
tubuh yang ditandai yang dialaminya dengan seksual. masalah klien.
dengan perubahan dalam kreteria hasil : b. Diskusikan beberapa pilihan c. Menambah pengetahuan
mencapai kepuasaan Mengekspresikan agar dicapai kenyamanan tentang penurunan fungsi
seksual kenyamanan (seperti posisi dalam seksual
Mengekspresikan melakukan hubungan seksual,
kepercayaan diri dan juga kapan dilakukannya
hubungan seksual, juga
suasana yang diinginkan
dalam hubungan)
c. Berikan pendidikan kesehatan
tentang penurunan fungsi
seksual.
Behrman & Kliegman, 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC
Harijanto, Robert. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
http://www.lifeextension.com/protocols/metabolic-health/adrenal-disorders/page-
03 (diakses pada tanggal 28 Oktober 2016)
http://dokumen.tips/documents/addison-disease-558495108b06d.html(diakses
pada tanggal 28 Oktober 2016)