Anda di halaman 1dari 3

SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI


(P-6 )

KAJIAN MIKROSKOPI SIMPLISIA RADIX

Aldy Muberok (19020200115)


M. Riyan Fambudi (19020201139)
Mahathir Maulana Al-Falah (19020200113)
S1 Farmasi 2019

ABSTRAK
Radix adalah bagian pokok yang nomor tiga (disamping batangdan daun) bagi tumbuhan yang
tumbuhnya telah merupakan kormus. Akar mempunyai sifat-sifat diantaranya merupakan bagian
tumbuhan yangbiasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi(geotrop)
atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.Tidak berbuku-buku, tidak
beruas, dan tidak mendukung daun-daun atausisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.warnanya
tidak hijau, biasanyakeputih-putihan atau kekuning-kuningan. Tumbuh terus pada
ujungnya,tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan denganbatang.dan
bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untukmenembus tanah. Secara umum,
tanaman tinggat tinggi mempunyai empat bagianpenting akar, yaitu akar utama atau akar primer,
akar lateral atau akarsekunder atau akar cabang, rambut atau bulu akar, dan tudung akar.
Kata kunci : Radix, Akar, Tumbuhan, Batang, Daun.
Pendahuluan
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan biasanyatumbuh di dalam tanah (namun
ada pula yang di udara misalnya padaanggrek epifit), dengan arah tumbuh ke pusat bumi atau
menuju ke air danmeninggalkan cahaya. Berbeda dengan batang, maka akar tidak berbuku,tidak
beruas, dan tidak mendukung daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus pada
ujungnya, bentuknya sering kali meruncing danwarnanya biasanya keputihan atau kekuningan
(Oemarjati, 2007).Jaringan penyusun akar adalah: epidermis merupakan lapisanterluar, korteks
dan silinder pusat. Jaringan penyusun akar tumbuhanyang mengadakan pertumbuhan sekunder
berbeda dengan akar yangtidak mengadakan pertumbuhan sekunder. Akar yang
mengadakanpertumbuhan sekunder karena aktifitas kambium, menyebabkanterbentuknya
jaringan- jaringan sekunder sehingga terjadi perubahanstruktur di bagian stele (Ningsih, 2015).
Metodologi
 Alat : mikroskop, object glass, cover glass, pipet tetes, batang
pengaduk.
 Bahan : serbuk Glycyrrhizae Radix, serbuk Rhei Radix, serbuk Musae
Radix, serbuk Panacis Radix.
 Uji Mikroskopi
a) Glycyrrhizae Radix : butir amilum. Serabut xylem dengan Kristal
kalsium oksalat bentuk prisma. Serabut xylem dengan penebalan noktah.
Parenkim dengan Kristal kalsium oksalat.
b) Rhei Radix : butir amilum. Kristal kalsium oksalat bentuk roset
(besar). Serabut xylem dengan penebalan jala. Parenkim korteks.
c) Musae Radix : parenkim bernoktah. Hablur bentuk ratida. Sel
sekresi. Endodermis. Jaringan gabus. Parenkim xylem. Trakea.
d) Panacis Radix : bunga karang. Epidermis. Butir amilum. Parenkim.
Parenkim bersel batu. Sel batu.

Hasil dan Pembahasan


a) Glycyrrhizae Radix
Diketahui terdapat butir amilum dan hablur kalsium okslat pada Glycyrrhizae Radix.
b) Rhei Radix

Diketahui terdapat jaringan gabus dan butir pati pada Rhei Radix.

c) Musae Radix
Diketahui terdapat hablur kalsium oksalat pada Musae Radix.
d) Panacis Radix
Diketahui terdapat butir amilum dan parenkim sel batu pada Panacis Radix.

Kesimpulan
a) Glycyrrhizae Radix memiliki ciri khas terdapat butir amilum. Serabut xylem dengan
Kristal kalsium oksalat bentuk prisma. Serabut xylem dengan penebalan noktah.
b) Rhei Radix memiliki ciri khas terdapat butir amilum. Kristal kalsium oksalat bentuk roset
(besar). Serabut xylem dengan penebalan jala. Parenkim korteks.
c) Musae Radix memiliki ciri khas terdapat parenkim bernoktah. Hablur bentuk ratida. Sel
sekresi. Endodermis. Jaringan gabus. Parenkim xylem. Trakea.
d) Panacis Radix memiliki ciri khas terdapat bunga karang. Epidermis. Butir amilum.
Parenkim. Parenkim bersel batu. Sel batu.
Pustaka
Ronald, Ross Watson. (2008). Botanical Medicine in Clinical Practice. Cambridge: CABI
American Office.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1978). Materia Medika Indonesia Jilid I Cetakan
Ke-1. Jakarta: Direktorat Jenderal PO.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat. Jakarta : Puspa swara
Campbell, N.A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai