Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM E-PLANNING PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH OLEH BADAN PERENCANAAN DANPEMBANGUNAN DAERAH


KOTA BANJAR

oleh:
EGIS TEKTONA GRANDIS
NIM 3504140017

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena kurang efisiensinya program e-planning yang
diterapkan di BAPPEDA Kota Banjar; Dari sisi kepuasan, banyak keluhan dari pegawai
BAPPEDA; Pada aspek keadaptasian, masih ada program kegiatan yang belum terakomodasi pada
program di e-planning tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas sistem e-
planning program pembangunan daerah di BAPPEDA Kota Banjar; mengetahui hambatan-
hambatan dalam penerapan sistem e-planning di BAPPEDA Kota Banjar; dan mengetahui upaya-
upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan sistem e-planning
di BAPPEDA Kota Banjar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif. Sumber data sebanyak 5 orang. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Teori untuk mengukur efektivitas
menggunakan teori Gibson et al dalam Tangkilisan (2005:141).Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Efektifitas sistem e-planning program
pembangunan daerah di BAPPEDA Kota Banjar menunjukkan bahwa sebagian besar
ketercapaian pengusulan program kegiatan dari setiap OPD sudah dilakukan dengan baik.
Keefektifitasan tersebut tampak bahwa keuntungan usulan sistem e-planning terkunci dan
terdokumentasikan berupa softcopy, mobilitas pegawai yang hemat waktu dalam meng-input data
sehingga adanya pengurangan biaya. Hal ini cukup direspon dengan baik oleh pegawai dari
masing-masing OPD, karena adanya pertanggungjawaban mengintegrasikan antara program yang
diusulkan dengan alokasi anggaran, sehingga adanya kesinergiasan antara sistem aplikasi lama
dengan e-planning yakni berfungsi sama mengusulkan program prioritas. Sementara
keefektifitasan yang dianggap belum baik tampak terjadi pada keluhan pegawai dalam
mengaplikasikan sistem e-planning, selain itu antara keinginan penerima usulan program sistem e-
planning harus mengacu pada alokasi kegiatan anggaran yang ada. 2) Efektifitas hambatan-
hambatan dalam menerapkan sistem e-planning di BAPPEDA Kota Banjar antara lain: terhambat
dengan kekurangmampuan pegawai OPD dalam menerapkan sistem e-planning. Hal tersebut
mengakibatkan kurang terintegrasinya e-planning sebagai lanjutan dari SIMDA, Patroman sistem,
dan Kresna sistem. 3) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
efektivitas penerapan sistem e- Planning di Bappeda Kota Banjar dilakukan dengan memberikan
pemahaman, pensosialisasian, dan latihan kepada OPD dalam menerapkan sistem e-planning
dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas OPD dalam mengintegrasikan sistem sebelumnya
yakni SIMDA, Patroman sistem, dan Kresna sistem.

Kata Kunci: Efektivitas, Sistem e-planning, Badan Perencanaan dan Pembanguan Daerah Kota
Banjar.

A. PENDAHULUAN pemanfaatan data dan informasi secara optimal,


Teknologi informasi dan komunikasi yang daerah perlu membangun sistem informasi
telah berkembang sedemikian pesat merupakan perencanaan pembangunan daerah”. Hal tersebut
peluang bagi pengaksesaan, pengelolaan, dan menjadi konsekuensi logis untuk pengembangan
pendayagunaan informasi secara cepat dan akurat suatu sistem informasi dalam ranah perencanaan
sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pembangunan daerah.
pembangunan suatu daerah. Sesuai dengan Selama ini sistem teknologi informasi
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun selalu dikenal sebagai sebuah aktivitas yang
2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, sangat menyerap teknologi canggih,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana membutuhkan biaya yang besar dan sangat susah
pembangunan daerah, dalam pasal 30 ayat 1, diimplementasikan secara cepat dan tepat. Semua
tertuang amanat “Dalam rangka pengelolaan dan ini merupakan sebuah pernyataan yang selalu

103
didengungkan oleh para penghalang dari Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
perkembangan teknologi ini. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Sehubungan telah diberlakukannya E-Planning yang berisi tentang menu-
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang menu RPJMD selama 5 tahunan bersama
Pemerintah Daerah, maka hak dan Rencana Kerja Tahunan (RKPD) yang
tanggungjawab pemerintah daerah makin tinggi dimanifestasikan kedalam Renstra dan Renja
baik itu dalam pengelolaan sumber daya alam, SKPD yang disertai dengan laporan-laporan yang
manusia, dan potensi yang ada. Agar dapat digunakan dalam penyusunan dokumen SKPD
melaksanakan hak dan tanggung jawab tersebut dan Pemerintah Daerah.
secara efisien dan efektif, maka organisasi Kota Banjar merupakan salah satu daerah
pemerintah daerah harus dapat membuat yang telah menerapkan sistem e-planning sebagai
kebijakan-kebijakan yang strategis dan salah satu inovasi pemerintahan yang penerapnya
operasional pemerintah secara efisien dan efektif di mulai pada tahun 2017.Hal ini bertujuan untuk
dengan berlandaskan pada prisnsip good meningkatkan efektifitas dalam pelaksanaan
governance. program pembangunan daerah.
Adapun beberapa permasalahan yang Berdasarkan hasil dari penjajagan, peneliti
sering dialami oleh SKPD dalam penyusunan menemukan beberapa masalah dalam penerapan
rencana yaitu SKPD kesulitan dalam menyusun sistem e-planning oleh Badan Perencanaan dan
dokumen rencana dikarenakan kurangnya Pembangunan Daerah Kota Banjar dengan
pengetahuan perencanaan dibidang aturan indikasi-indikasi, sebagai berikut:.
tentang penyusunan dokumen perencanaan, 1. Kurang efisiensinya program e-planning
dukungan data capaian/realisasi kinerja dan yang diterapkan di BAPPEDA Kota Banjar.
anggaran, kesulitan dalam menganalisis capaian Hal ini karena dengan adanya program e-
kinerja baik antar waktu, antar wilayah, serta planning dirasa adanya waktu yang kurang
relevansi sehingga sasaran program dan kegiatan hemat untuk menyinkronkan pengelolaan
belum mencapai seperti apa yang diharapkan keuangan, dimana sebelumnya sudah ada di
sebagaimana tertera dalam visi dan misi SIMDa (Sistem informasi Keuangan
organisasi dalam dokumen Renstra SKPD. Daerah). Pengelolaan tersebut termasuk di
Kemudian permasalahan lainnya adalah dalamnya penomoran rekening program dan
adanya penyesuaian terhadap target rencana kegiatan.
setiap tahun dalam renstra yang sering kali 2. Dari sisi kepuasan, pada program e-Planing,
menjadi permasalahan tentang apa perlu tidaknya banyak keluhan dari pegawai BAPPEDA
mengadakan perubahan atau penyesuaian. Hal ini terutama dengan program kegiatan
tentunya menyulitkan dalam menyusun anggaran penomoran rekening pada program yang
prioritas dalam rangka efektivitas dan efisiensi baru membutuhkan waktu sehingga adanya
anggaran, untuk melakukan hal ini membutuhkan kelambanan dalam pemrosesannya. Di
sinkronisasi, verifikasi, validasi serta integrasi samping hal tersebut adanya perbedaan
data beserta alternatif rumusan-rumusan action antara kegiatannya penomoran dengan
plan menuju percepatan serta ketepatan program SIMDa (Sistem informasi
pencapaian tujuan organisasi baik jangka pendek, Keuangan Daerah).
jangka menengah maupun jangka panjang. 3. Pada aspek keadaptasian, masih ada
Maka dengan itu pemerintah melakukan program kegiatan yang belum terakomodasi
suatu inovasi yang berkaitan dengan inovasi pada program di e-planning tersebut. Hal
teknologi yaitu Aplikasi SIPPD (Sistem tersebut berdampak pada kualitas produk
Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah) yang dihasilkan BAPPEDA Kota Banjar
atau biasa juga disebut e-planning adalah dalam memenuhi harapan SKPD Kota
aplikasi yang menginovasi proses Musrenbang Banjar.
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Forum SKPD, Berdasarkan permasalahan-permasalahan
Musrenbang RKPD, RKPD hingga KUA-PPAS di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
menjadi lebih transparan, cepat, terintegrasi, penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan
konsisten dan sesuai dengan aturan yang berlaku Sistem E-Planning Program Pembangunan
dan diharapkan dapat menjadi tools dalam Daerah Oleh Badan Perencanaan dan
membantu percepatan penyelesaian dokumen Pembangunan Daerah Kota Banjar”. Adapun
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, masalahnya adalah sebagai berikut:
aturan ini sebagaimana diatur dalam Pemendagri
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata

104
1. Bagaimana efektivitas sistem e-planning pemborosan, waktu terulang, biaya
program pembangunan daerah di BAPPEDA per orang, dan sebagainya. Efisiensi
Kota Banjar? diukur berdasarkan rasio antara
2. Apa saja hambatan-hambatan dalam keluaran dengan biaya atau waktu
penerapan sistem e-planning di BAPPEDA yang digunakan.
Kota Banjar? 3. Kepuasan, Kepuasan mengacu pada
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan keberhasilan organisasi dalam
untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam memenuhi kebutuhan karyawan
penerapan sistem e-planning di BAPPEDA anggotanya. Ukuran kepuasan
Kota Banjar? meliputi sikap karyawan, penggantian
karyawan, absensi, kelambanan,
B. LANDASAN TEORI keluhan, kesejahteraan, dan
Efektivitas mempunyai kaitan dengan sebagainya.
efisiensi namun keduanya tidak dapat disamakan 4. Keadaptasian, Keadaptasian mengacu
karena antara efektivitas dan efisiensi memiliki kepada tanggapan organisasi terhadap
arti yang berbeda, walaupun dalam berbagai perubahan eksternal dan internal.
penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata Perubahan-perubahan eksternal
efektivitas. Efektivitas merupakan suatu seperti persaingan, keinginan,
pengukuran dalam pencapainya suatu target, pelanggan, kualitas produk dan
sasaran atau tujuan yang telah direncanakan sebagainya merupakan adaptasi
sebelumnya. Hal ini sama dengan apa yang terhadap lingkungan.
dikemukakan oleh Saxena (dalam Indrawijaya 5. Kelangsungan hidup. Kelangsungan
2010:176) bahwa: hidup mengacu pada tanggung jawab
Efektivitas adalah suatu ukuran yang organisasi/perusahaan dalam
menyatakan seberapa jauh target (kualitas, memperbesar kapasitasnya dan
kuantitas, waktu) telah dicapai. Makin potensinya untuk berkembang.
besar target yang dicapai, maka semakin
tinggi tingkat efektivitas. Konsep ini Terkait sistem dikemukakan bahwa ada
orientasinya lebih tertuju pada keluaran. tujuh dimensi. Hal ini sebagaimana dikemukakan
Masalah penggunaan masukan tidak oleh Hanif Al Fatta (2009:5) mengemukakan,
menjadi isu dalam konsep ini. Pada bahwa karakteristik sistem sebagai berikut:
umumnya organisasi pemerintah (yang 1. Komponen-Komponen. Komponen-
tidak mencari laba) berorientasi ke komponen atau elemen-elemen sistem
pencapaian efektivitas. dapat berupa suatu subsistem atau
bagian-bagian dari sistem.
Gibson (dalam Tika 2012:129-130) 2. Batasan (Boundry). Penggambaran dari
mengemukakan kriteria efektivitas terdiri dari suatu elemen atau unsur mana yang
lima unsur, yaitu sebagai berikut: termasuk di dalam sistem dan mana
1. Produksi, produksi sebagai kriteria yang di luar sistem.
efektivitas mengacu pada ukuran 3. Lingkungan (enviroment). Segala
keluaran utama organisasi. Ukuran sesuatu di luar sistem, lingkungan yang
produksi mencakup keuntungan, menyediakan asumsi, kendala, dan
penjualan, pangsa pasar, dokumen input terhadap suatu sistem.
yang diproses, rekanan yang dilayani 4. Masukan (input). Sumber daya (data,
dan sebagainya. Ukuran ini bahan baku, peralatan, energi) dari
berhubungan secara langsung dengan lingkungan yang dikonsumsi dan
yang dikonsumsi oleh pelanggan dan dimanipulasi oleh suatu sistem.
rekanan organisasi yang 5. Keluaran (output). Sumber daya atau
bersangkutan. produk (informasi, laporan, dokumen,
2. Efisiensi, Efisiensi sebagai kriteria tampilan layar komputer, barang jadi)
efektivitas mengacu pada ukuran yang disediakan untuk lingkungan
penggunaan sumberdaya yang langka sistem oleh kegiatan dalam suatu
oleh organisasi. Efisiensi adalah sistem.
perbandingan antara keluaran dan 6. Penghubung (interface). Tempat
masukan. Ukuran efisiensi terdiri dari dimana komponen atau sistem dan
keuntungan dan modal, biaya per unit,

105
lingkungannya bertemu dan D. PEMBAHASAN
berinteraksi. 1. Efektivitas Sistem E-Planning Program
7. Penyimpanan (storage). Area yang Pembangunan Daerah di Bappeda Kota
dikuasai dan digunakan untuk Banjar
penyimpanan sementara dan tetap dari Terkait efektivitas penerapan sistem e-
nformasi, energi, bahan baku, dan planning program pembangunan daerah di Badan
sebagainya. Penyimpanan merupakan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota
suatu media penyangga di antara Banjar, penulis dapat menguraikan
komponen tersebut bekerja dengan pembahasannya sebagai berikut:
berbagai tingkatan yang ada dan 1. Produksi
memungkinkan komponen yang Berdasarkan dua dimensi terkait produksi
berbeda dari berbagi data yang sama. yang terdiri dari dimensi sistem e-planning yang
diterapkan BAPPEDA Kota Banjar dapat
Sistem e-Planning adalah Sebuah alat memberikan keuntungan dan dimensi kemudahan
penyusunan RKPD, KUA PPAS, KUA/PPAS bagi SKPD di Kota Banjar, dapat diketahui
Perubahan, RKPD Perubahan bahwa pada dasarnya a) Sistem e-planning sudah
Kabupaten/Provinsi agar dapat terselesaikan memberikan keuntungan yakni program kegiatan
dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan yang diusulkan dari setiap OPD akan terkunci
arahan yang terkandung dalam Pemendagri dan lebih terjamin, baik pada sistem SIMDA,
Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Patroman Sistem ataupun program sistem
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 KRISNA; b) Pada aspek kemudahan
Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, menggunakan e-planning dalam memberikan
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana bagi OPD Kota Banjar dalam pendokumentasian
Pembangunan Daerah. program kerja yang diusulkan oleh masing-
masing OPD dalam bentuk softcopy akan
C. METODE PENELITIAN dikonversi menjadi bentuk PDF.
Penelitian yang digunakan pada penelitian Adanya produksi yang diperoleh
ini metode deskriptif survey dengan dipandang bahwa e-planning dapat memberikan
memperhatikan kondisi objek yang alamiah. keuntungan bagi OPD dalam mengusulkan
Deskripsi survey termasuk penelitian jenis program sehingga dapat mengubah suatu keadaan
kualitatif. Sebagaimana pendapat Sugiyono secara efektif sehingga dapat dipergunakan untuk
(2014: 15) bahwa: kebutuhan pegawai dengan lebih baik.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, Menurut Harsono (1994:4) bahwa “Produksi
digunakan untuk meneliti pada kondisi adalah setiap usaha manusia / kegiatan yang
objek yang alamiah dimana peneliti adalah membawa benda ke dalam suatu keadaan
sebagai instrumen kunci, pengambilan sehingga dapat dipergunakan untuk kebutuhan
sampel sumber data dilakukan secara manusia dengan lebih baik”.
purposif, teknik pengumpulan dengan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
triangulasi, analisis data bersifat bahwa produksi yang dihasilkan dari adanya e-
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian planning yang dapat memberikan keuntungan
kualitatif lebih menekankan makna bagi setiap OPD akan terkunci dan lebih terjamin
daripada generalisasi. dalam aplikasi e-planning. Selain itu sudah
memberikan kemudahan yakni
Fenomena yang diselidiki pada penelitian pendokumentasian program kerja yang diusulkan
ini dilakukan melalui metode survey, selanjutnya oleh masing-masing OPD diubah menjadi dalam
hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif. bentuk PDF. Secara tidak langsung produksi ini
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan dapat memberikan kebutuhan bagi manusia
bahwa metode yang digunakan pada penelitian secara lebih baik.
ini berjenis deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. 2. Efisiensi
Berdasarkan dua dimensi terkait efisiensi
yang terdiri dari dimensi sistem e-planning pada
Bappeda Kota Banjar sebagai bentuk upaya
penghematan waktu dan dimensi tenaga dalam
proses perencanaan pembangunan, yang dapat

106
diketahui bahwa: a) aspek penghematan waktu, Bappeda Kota Banjar dapat mengurangi
pegawai tidak perlu melakukan mobilitas lebih pemborosan biaya bahwa pengiriman program
dalam menyampaikan dokumen ke Bappeda usulan yang disampaikan melalui sistem e-
karena hanya perlu menginput data yang planning dari OPD ke Bappeda Kota Banjar
dilakukan di masing-masing OPD, tidak seperti hanya dalam bentuk softcopy.
halnya dengan menggunakan metode manual, 3. Kepuasan
yang mengharuskan adanya mobilitas pegawai Berdasarkan dua dimensi terkait kepuasan
dalam menyetorkan hardcopy. Keefisienan yang terdiri dari dimensi penerimaan sikap
lainnya yakni pegawai tidak harus menunggu jam pegawai Bappeda dan dimensi keluhan-keluhan
kerja Bappeda, karena ketika program usulan yang dirasakan pegawai Bappeda terkait
sudah terinput secara otomatis, maka program penerapan e-planning di Kota Banjar, dapat
usulan dari OPD dapat terinput dengan diketahui bahwa: a) penerimaan sikap pegawai
sendirinya; dan; b) sistem e-planning yang tampak menerima dengan adanya e-planning
diterapkan oleh Bappeda Kota Banjar dapat karena dengan sistem tersebut, pegawai tidak
meminimalisir pemborosan biaya dalam proses perlu melakukan mobilitas lebih dalam
perencanaan pembangunan diketahui bahwa menyampaikan dokumen ke Bappeda, karena
pengiriman program usulan yang disampaikan hanya perlu meng-input data yang dilakukan di
melalui sistem e-planning dari masing-masing masing-masing OPD; dan b)dimensi keluhan-
OPD ke Bappeda hanya dalam bentuk softcopy. keluhan yang dirasakan pegawai Bappeda terkait
Adanya keefisiensian dari sistem e- penerapan e-planning di Kota Banjar diperoleh
planning yang dihasilkan dari Bappeda Kota informasi bahwa pegawai BAPPEDA Kota
Banjar, dapat dikatakan bahwa program e- Banjar perlu pembelajaran agar dapat
planning termasuk sesuai dengan yang mengaplikasikan sistem e-planning baik dari
direncanakan. Sebagaimana dikemukakan oleh perangkat halus ataupun perangkat keras agar
Simanjuntak dan Muklis (2012: 17) berpendapat tidak adanya keluhan yang dirasakan.
bahwa “efisiensi yang direncanakan, dengan cara Adanya kepuasan yang dihasilkan dari
produksi dengan biaya murah, tetapi dengan tetap sistem e-planning Bappeda Kota Banjar, dapat
sesuai harapan, baik mutu dan barang yang diketahui bahwa sikap pegawai Bappeda sangat
diproduksi maupun pelayanannya”. menerima dalam menggunakan sistem e-
Sebagaimana di dalam Bab I Ketentuan planning, karena diperolehnya keuntungan dan
Umum, Peraturan Menteri Dalam Negeri kemudahan dalam menerapkan sistem tersebut,
Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 namun disamping hal tersebut perlu adanya
Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian pembelajaran bagi pegawai dalam menggunakan
Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara e-planning agar tidak adanya keluhan yang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang dirasakan dalam mengoperasikannya.Hal ini
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah menunjukkan bahwa efisiensi terdiri dari
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah keuntungan berdasarkan rasio antara output dan
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana input yang digunakan. Sebagaimana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana dikemukakan oleh Gibson (Tika, 2012:129-130)
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan mengemukakan kriteria efektivitas terdiri dari
Rencana Kerja Pemerintah Daerah bahwa lima unsur, yaitu sebagai berikut:
“Keluaran (output) adalah suatu produk akhir Efisiensi sebagai kriteria efektivitas
berupa barang atau jasa dari serangkaian proses mengacu pada ukuran penggunaan
atas sumber daya pembangunan agar hasil sumberdaya yang langka oleh organisasi.
(outcome) dapat terwujud”. Efisiensi adalah perbandingan antara
Berdasarkan hasil penelitian dan teori keluaran dan masukan. Ukuran efisiensi
mengenai efisiensi menunjukkan bahwa efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya
yang dihasilkan dari adanya e-planning berupa per unit, pemborosan, waktu terulang,
penghematan waktu dan pengurangan biaya per orang, dan sebagainya. Efisiensi
pemborosan biaya diketahui bahwa tidak perlu diukur berdasarkan rasio antara keluaran
adanya mobilitas pegawai OPD dalam dengan biaya atau waktu yang digunakan.
menyampaikan dokumen hardcopyke Bappeda
karena hanya perlu menginput dari masing- Berdasarkan hasil penelitian dan teori
masing OPD. Keefisienan lainnya, user OPD mengenai kepuasan menunjukkan bahwa
tidak harus menunggu jam kerja Bappeda dalam kepuasan yang dihasilkan dari adanya e-
menginput data; dan b) sistem e-planning pada planning, berupa keuntungan yang diindikasikan

107
dengan adanya output yakni sikap pegawai tidak 5. Kelangsungan Hidup
perlu melakukan mobilitas lebih banyak dalam Berdasarkan hasil penelitian terhadap dua
menyampaikan dokumen atau program usulan ke dimensi pada aspek kelangsungan hidup yang
Bappeda kota Banjar. Untuk aspek input yakni terdiri dari dimensi pertanggungjawaban untuk
sikap pegawai Bappeda perlu pembelajaran mengembangkan sistem e-planningdan dimensi
dalam mengaplikasikan sistem e-planning. e-planning sebagai program yang mampu
4. Keadaptasian mendukung pembangunan daerah di Kota Banjar
Berdasarkan dua dimensi terkait secara berkelanjutan, dapat diketahui bahwa; a)
keadaptasian yang terdiri dari dimensi kualitas bentuk pertanggungjawabannya, sistem e-
produk yang dihasilkan dari adanya e-planning planning dijadikan sebagai aplikasi pendamping
dan keadaptasian di dalam mewujudkan SIMDA sistem dan PATROMAN sistem. Ketiga
keinginan dari penerima maupun pengguna sistem tersebut digunakan agar terintegrasi antara
sistem e-planning, dapat diketahui bahwa;a) program yang diusulkan dengan alokasi anggaran
kualitas produk yang dihasilkan yaitu sudah yang ada; b) sistem e-planning dapat membantu
terdokumentasikannya program usulan yang program perencanaan pembangunan daerah di
sudah disetujui ataupun belum disetujui. Hal itu Kota Banjar dapat diketahui bahwa antara sistem
menunjukkan sudah diperolehnya kemudahan aplikasi lama yakni SIMDA dengan aplikasi
oleh masing-masing OPD di Kota Banjar. b) program baru yakni e-planning dapat
Pada aspek mewujudkan keinginan dari penerima disinergikan yakni berfungsi sama untuk
maupun pengguna sistem e-planning diketahui mengusulkan program prioritas.Kemudahan
bahwa usulan program sebagai bentuk tersebut tentunya agar dapat mendukung proses
permintaan dari OPD hanya memilih program pembangunan daerah, maka masing-masing OPD
berdasarkan alokasi kegiatan yang ada. Kegiatan telah diberikan kemudahan.
komunikasi dilakukan Bappeda sebagai bentuk Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan
agar OPD menginginkan terjadinya kesinergisan hidup yang diperoleh dari adanya sistem e-
antara anggaran dan program yang diusulkan. planning sudah adanya pembangunan daerah
Hal ini menunjukkan bahwa keadaptasian yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
berupa kualitas produk dan perwujudan masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut
keinginan penerima program, sudah lebih mudah sebagai bentuk tuntutan Peraturan Menteri Dalam
di dalam pendokumentasian serta Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun
tersinergikannya antara program yang diusulkan 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan,
dengan alokasi anggaran yang ada. Hal ini Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
menunjukkan bahwa organisasi sudah tanggap Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
terhadap perubahan eksternal dan internal dengan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
mekanisme penerapan sistem e-planning. Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan
Sebagaimana dikemukakan oleh Gibson (Tika, Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
2012: 129-130) mengemukakan kriteria Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
efektivitas terdiri dari lima unsur, yaitu sebagai Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
berikut: Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Keadaptasian, Keadaptasian mengacu Pemerintah Daerah pasal 6 nomor 5 “yaitu setiap
kepada tanggapan organisasi terhadap kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan
perubahan eksternal dan internal. pembangunan Daerah harus dapat
Perubahan-perubahan eksternal seperti dipertanggungjawabkan kepada masyarakat”.
persaingan, keinginan, pelanggan, kualitas Serta pada aspek sistem e-planning dapat
produk dan sebagainya merupakan membantu program perencanaan pembangunan
adaptasi terhadap lingkungan. daerah di Kota Banjar dalam menyelaraskan
kemudahan mengusulkan program prioritas. Hal
Berdasarkan hasil penelitian dan teori ini sebagaimana pada Pasal 96 Peraturan Menteri
mengenai keadaptasian menunjukkan bahwa Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
keadaptasian yang dihasilkan dari adanya e- Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan,
planning, berupa kualitas produk yang dihasilkan Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
seperti adanya pendokumentasian program Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
usulan oleh Bappeda serta perwujudan tersebut Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
yakni program yang diusulkan dapat disesuaikan Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
dengan alokasi anggaran yang ada. Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka

108
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka kemudahan bagi SKPD Kota Banjar,
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja menunjukkan bahwa:
Pemerintah Daerah bahwa: 1. Belum terbiasanya user menggunakan
Penyelarasan program dan kegiatan sistem e-planning secara terprosedur, karena
pembangunan Daerah kabupaten/kota adanya waktu deadline untuk penutupan
dengan sasaran dan prioritas pembangunan pengajuan usulan kegiatan program.
Daerah provinsi sebagaimana dimaksud Hambatan lain yaitu, ketika waktu
dalam Pasal 95 ayat (2) huruf d berupa pengusulan program telah ditutup, tetap saja
program dan kegiatan Daerah adanya tarik ulur antara kebijakan legislatif
kabupaten/kota yang diselaraskan dengan dan yudikatif dalam menyusulkan program
program Daerah provinsi melalui APBD kegiatan, tentu hal tersebut dapat
provinsi untuk dibahas dan disepakati diasumsikan adanya kepentingan anggota
dalam Musrenbang RKPD provinsi. DPRD Kota.
2. Pendokumentasian program usulan kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dan teori dengan menggunakan e-planning seolah-
mengenai kelangsungan hidup menunjukkan olah terasa tergesa-gesa oleh sebagian besar
bahwa yang dihasilkan dari adanya e-planning pegawai OPD, karena adanya batasan waktu
berupa bentuk pertanggungjawaban kepada dan penekanan dari setiap waktu pengajuan
masyarakat dihasilkan berupa produk sistem e- programnya. Hal ini berbeda dengan metode
planning yaitu pembangunan daerah. Sementara konvensional, dimana program tidak diburu
untuk sistem e-planning dapat membantu waktu. Hambatan lain belum lagi jika
program pembangunan daerah di Kota Banjar gangguan fasilitas jaringan internet yang
yakni sistem e-planning dapat membantu berdampak pada pengoperasian program e-
program perencanaan pembangunan daerah planning terganggu.
dalam menyelaraskan kemudahan mengusulkan Berdasarkan hasil penelitian terkait
program prioritas. hambatan pada efektivitas penerapan e-planning
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan aspek produksi diketahui bahwa belum
bahwa efektivitas sistem e-planning program terbiasanya penerapan e-planning secara
pembangunan daerah di BAPPEDA Kota Banjar terprosedur, karena pendokumenan terkadang
yakni terdokumentasikannya program prioritas terganggu dengan jaringan internet.
dari setiap usulan OPD secara hemat dan
mobilitas yang mudah. Selain hal tersebut adanya 2. Efisiensi
penyelarasan pagu anggaran dengan program Berdasarkan hasil penelitian terkait
pembangunan fisik sebagai bentuk hambatan pada efektivitas penerapan e-planning
pertanggungjawaban BAPPEDA. pada aspek efisiensi yang terdiri dari; a) e-
2. Hambatan-hambatan dalam Penerapan planning yang diterapkan oleh Bappeda untuk
Sistem E-Planning di Bappeda Kota menghemat waktu dalam proses perencanaan
Banjar pembangunan daerah; dan b) sistem e-planning
Sistem E-Planning di Bappeda Kota yang diterapkan Bappeda Kota Banjar yang dapat
Banjar akan kurang efektif jika dalam meminimalisir pemborosan biaya, menunjukkan
penerapannya masih ditemukan hambatan- bahwa:
hambatan. Untuk mengetahui hambatan- 1. Usulan program yang belum selesai dari
hambatan dalam penerapan sistem e-planning OPD akan terhambat dengan adanya batasan
program pembangunan daerah di Badan waktu yang sudah ditentukan oleh aturan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota perundang-undangan. Karena batas limit
Banjar adalah: waktu pengajuan e-planning lebih cepat
1. Produksi dibanding dengan limit waktu yang
Berdasarkan hasil penelitian terkait digunakan dengan pengusulan program
hambatan pada efektivitas penerapan e-planning manual.
pada aspek produksi yang terdiri dari: a) 2. Kegiatan program yang diusulkan ketika
hambatan pada sistem e-planning yang sistem sudah mencapai batas waktu
diterapkan BAPPEDA Kota Banjar dapat pengusulan, maka e-planning sudah tidak
memberikan keuntungan bagi SKPD di Kota bisa menerima. Penyebabnya terjadi karena
Banjar dan b) hambatan pada Proses adanya dari aspek sarana dan prasarana atau
pendokumenan melalui e-planning yang perangkat IT dan pengguna itu sendiri dalam
diterapkan BAPPEDA Kota Banjar memberikan meng-input data.

109
Berdasarkan hasil penelitian terkait Berdasarkan hasil penelitian terkait
hambatan pada efektivitas penerapan e-planning hambatan pada efektivitas penerapan e-planning
aspek efisiensi diketahui bahwa batasan waktu aspek keadaptasian diketahui bahwa
penutupan pengusulan e-planning program pendokumentasian e-planning hanya
pembangunan lebih cepat dibanding menghasilkan data softcopy. Selain hal tersebut
menggunakan manual, sehingga program yang setiap usulan kegiatan, tidak sesuai dengan
diusulkan tidak bisa diterima, ketika sistem sudah kebutuhan pengajuan program pembangunan
ditutup. Hal itu berdasar karena pengusulan daerah
waktu telah diatur dalam peraturan perundang- 5. Kelangsungan Hidup
undangan. Berdasarkan hasil penelitian terkait
3. Kepuasan hambatan pada efektivitas penerapan e-planning
Berdasarkan hasil penelitian terkait pada aspek kelangsungan hidup yang terdiri dari:
hambatan pada efektivitas penerapan e-planning a) hambatan pertanggungjawaban bagi
pada aspek kepuasan yang terdiri dari; a) BAPPEDA dalam memperbesar potensinya
penerimaan sikap pegawai BAPPEDA terhadap untuk mengembangkan sistem e-planning di Kota
sistem e-planning Kota Banjar; b) keluhan- Banjar; b) Sistem e-planning dapat membantu
keluhan yang dirasakan pegawai BAPPEDA program perencanaan pembangunan daerah di
Terkait Penerapan e-planning di Kota Banjar, Kota Banjar secara berkelanjutan, menunjukkan
menunjukkan bahwa: bahwa:
1. Kurang pahamnya atau dirasa sulitnya 1. Sistem e-planning masih terganggu karena
penggunaan e-planning oleh user, belum sepenuhnya terintegrasi dan tersinergi
mengakibatkan sikap pegawai perlu belajar dengan Patroman sistem dan e-budgeting.
lagi dalam menguasai e-planning. 2. Sistem e-planning masih kurang terintegrasi
2. Ketika sistem sudah memasuki pentutupan dengan sistem aplikasi patroman sistem. Hal
penerimaan data usulan program, maka OPD tersebut tentunya menjadi hambatan yang
tidak akan dapat meng-input data sebelum mengakibatkan keterbatasan alokasi
pembukaan usulan program yang akan anggaran yang dibutuhkan sesuai dengan
datang. yang diusulkan dari program OPD dari hasil
Berdasarkan hasil penelitian terkait Musrenbangdus, Musrenbangdes, dan
hambatan pada efektivitas penerapan e-planning Musrenbang-Kecamatan.
aspek kepuasan diketahui bahwa OPD kurang Inti dari pada hambatan efektivitas
memahami penggunaan e-planning, sehingga penerapan e-planning yang diterapkan di Kota
perlu pelatihan untuk menguasainya, salah Banjar ini terhambat dengan kekurangpahaman
satunya ketika sistem penerimaan data usulan stakeholders dalam menerapkan sistem e-
program ditutup, maka OPD tidak dapat meng- planning. Kurangnya pemahaman pegawai OPD
input data. dalam menggunakan e-planning mengakibatkan
4. Keadaptasian kurang terintegrasinya e-planning antara SIMDA,
Berdasarkan hasil penelitian terkait Patroman, dan Kresna Sistem, akibat lainnya
hambatan pada efektivitas penerapan e-planning program yang diusulkan kurang sesuai dengan
pada aspek keadaptasian yang terdiri dari: a) pagu anggaran yang ada. Hal ini menunjukkan
hambatan pada kualitas produk yang dihasilkan bahwa hambatan efektivitas terjadi karena adanya
BAPPEDA Kota Banjar memenuhi harapan faktor perorangan, kelompok, dan organisasi. Hal
SKPD Kota Banjar; dan b) hambatan BAPPEDA ini sebagaimana dikemukakan Robbins (2008:29)
dapat mengetahui dan mewujudkan keinginan mendefinisikan bahwa efektivitas organisasi
pengguna atau penerima sistem e-planning, adalah tingkat pencapaian organisasi yang
menunjukkan bahwa: dipengaruhi oleh perorangan, kelompok dan
1. Di dalam pendokumentasian program di struktur dalam organisasi.
Bappeda dan OPD perlu dilakukan lagi Adanya hambatan penerapan e-planning
secara manual sehingga kualitas produk dapat dijadikan untuk wadah Sistem Informasi
dipandang belum maksimal karena sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (e-planning)
komputerisasi hanya menghasilkan data adalah sebuah alat penyusunan RKPD, KUA
software. PPAS, KUA/PPAS Perubahan, RKPD Perubahan
2. Tidak setiap usulan kegiatan sesuai dengan Kabupaten/Provinsi agar dapat terselesaikan
keinginan atau kebutuhan masyarakat. Hal dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan
tersebut karena harus mengacu pada arahan yang terkandung dalam Permendagri
Undang-undang. Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

110
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 2. Efisiensi
Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana mengatasi hambatan pada efektivitas penerapan
Pembangunan Daerah. Sehingga dengan adanya e-planning pada aspek efisiensi yang terdiri dari;
alat bantu e-planning, BAPPEDA dapat a) e-planning yang diterapkan oleh Bappeda
memaksimalkan sistem yang mampu menyajikan untuk menghemat waktu dalam proses
analisa yang sangat informatif bagi para perencanaan pembangunan daerah; dan b) sistem
pemangku kepentingan yang ada di Bappeda dan e-planning yang diterapkan Bappeda Kota Banjar
OPD. yang dapat meminimalisir pemborosan biaya,
3. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk menunjukkan bahwa:
Mengatasi Hambatan-Hambatan dalam 1. Bappeda menginformasikan kepada setiap
Penerapan Sistem e- Planning di Organisasi Perangkat Daerah yang ada di
BAPPEDA Kota Banjar Kota Banjar agar di dalam mengusulkan
Upaya yang dilakukan karena ditemukan program harus tepat waktu dan dapat
hambatan pada aspek efektivitas penerapan diterima diterima oleh user BAPPEDA Kota
sistem e-planning di Badan Perencanaan dan Banjar
Pembangunan Daerah Kota Banjar. Permasalahan 2. Adanya peningkatan kapasitas sumber daya
tersebut berawal karena ditemukannya hambatan manusia pegawai yang ada di OPD, dengan
pada keefektifitasan Penerapan Sistem e- diadakannya pelatihan-pelatihan. Selain hal
Planning di Bappeda Kota Banjar. Untuk lebih tersebut untuk mengurangi pemborosan,
jelas berikut ini penulis membahas upaya yang maka dilakukan dengan mengusulkan
dilakukan untuk mengatasi hambatan pada program yang dipilih atau disetujui, tentunya
efektivitas penerapan e-planningdi BAPPEDA usulan program yang pertama masuk ke
Kota Banjar berikut ini: sistem e-planning lebih awal.
1. Produksi Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pada
mengatasi hambatan pada efektivitas penerapan efektivitas penerapan e-planning aspek efisiensi
e-planning pada aspek produksi yang terdiri dari: menunjukkan bahwa BAPPEDA
a) sistem e-planning yang diterapkan BAPPEDA menginformasikan kepada OPD, usulan program
Kota Banjar dapat memberikan keuntungan bagi awal dan tepat waktu, agar programnya dapat
SKPD di Kota Banjar dan b) hambatan pada diterima dan mengurangi pemborosan
Proses pendokumenan melalui e-planning yang 3. Kepuasan
diterapkan BAPPEDA Kota Banjar memberikan Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya
kemudahan bagi SKPD Kota Banjar, mengatasi hambatan pada efektivitas penerapan
menunjukkan bahwa: e-planning pada aspek kepuasan yang terdiri dari;
1. Pegawai Bappeda memanggil para pegawai a) penerimaan sikap pegawai BAPPEDA
yang berasal dari Organisasi Perangkat terhadap sistem e-planning Kota Banjar; b)
Daerah Kota Banjar, biasanya untuk touch keluhan-keluhan yang dirasakan pegawai
klinik. Jika ada yang merasa kesulitan- BAPPEDA Terkait Penerapan e-planning di
kesulitan di dalam meng-input data. Kota Banjar, menunjukkan bahwa:
2. Adanya kegiatan mensosialisasikan kepada 1. Pegawai atau user yang ada di Organisasi
u yang ada di Organisasi Perangkat Daerah Perangkat Daerah meningkatkan
Kota Banjar untuk segera kemampuan kapasitas dalam menggunakan
mendokumentasikan program usulan e-planning dengan melakukan pembelajaran
program kegiatan, agar usulan kegiatan yang lagi di dalam mengoperasikan sistem e-
diajukan dijadikan skala prioritas. planning.
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya 2. Bappeda sebagai administrator pusat yang
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pada ada di Kota Banjar, intensif dalam mengecek
efektivitas penerapan e-planning aspek produksi user yang ada di OPD serta semelihat berapa
menunjukkan bahwa BAPPEDA memanggil persentase program yang diajukan OPD
OPD untuk mensosialisasikan dan pelatihan kepada Bappeda.
berkaitan dengan pendokumentasian e-planning, Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya
sehingga usulan program pembangunan daerah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pada
menjadi skala prioritas. efektivitas penerapan e-planning aspek kepuasan
menunjukkan bahwa Bappeda dan OPD perlu
meningkatkan kapasitas dalam menggunakan e-

111
planning dengan melakukan pelatihan. Bappeda dan PATROMAN sistem dengan sistem e-
mengecek sistem user OPD dan melihat planning. Selain itu agar terjadi kelanjutan
persentase program pembangunan daerah yang antara program yang diajukan dengan
diajukan OPD. anggaran yang tersedia.
4. Keadaptasian Inti dari pada upaya-upaya yang dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
mengatasi hambatan pada efektivitas penerapan efektivitas penerapan sistem e- Planning di
e-planning pada aspek keadaptasian yang terdiri Bappeda Kota Banjar dilakukan melalui
dari: a) hambatan pada kualitas produk yang pemberian pemahaman, pensosialisasian, dan
dihasilkan BAPPEDA Kota Banjar memenuhi latihan kepada OPD dalam menerapkan sistem e-
harapan SKPD Kota Banjar; dan b) hambatan planning dengan tujuan untuk meningkatkan
BAPPEDA dapat mengetahui dan mewujudkan kapasitas bagi OPD dalam mengintegrasikan
keinginan pengguna atau penerima sistem e- sistem sebelumnya yakni SIMDA, Patroman
planning, menunjukkan bahwa: sistem, dan Kresna sistem. Sehingga adanya
1. Adanya pendokumentasian program usulan implikasi yang terwujud yakni memerhatikan
oleh masing-masing OPD, yang selanjutnya faktor waktu pelaksanaan dan tercapai program
OPD mengarsipkan dokumentasi arsip secara tepat. Hal ini sebagaimana dikemukakan
sebelum program tersebut diusulkan melalui oleh Starawaji (2009) mengatakan bahwa:
sistem e-planning ke Bapppeda. Pendekatan sasaran, pendekatan ini
2. Adanya sosialisasi kepada OPD agar mencoba mengukur sejauhmana suatu
mengetahui peraturan yang sebenarnya lembaga berhasil merealisasikan sasaran
bahwa program usulan dari masing-masing yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran
OPD harus disesuaikan dengan yang telah dalam pengukuran efektivitas dimulai
ditentukan pada Peraturan Menteri Dalam dengan identifikasi sasaran tersebut. Selain
Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun tercapainya tujuan, efektivitas juga selalu
2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, memerhatikan faktor waktu pelaksanaan.
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Oleh karena itu dalam efektivitas selalu
Daerah, baik dari banyak anggaran ataupun terkandung unsur waktu pelaksanaan.
jenis pekerjaan. Tujuan tercapai dengan waktu yang tepat
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya maka program tersebut efektif.
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pada
efektivitas penerapan e-planning aspek Adanya e-planning dapat dijadikan untuk
keadaptasian, menunjukkan bahwa OPD wadah Sistem Informasi Perencanaan
mendokumentasikan secara manual sebelum Pembangunan Daerah (e-planning) adalah alat
program softcopy diusulkan melalui sistem e- penyusunan RKPD, KUA PPAS, KUA/PPAS
planning ke Bapppeda. Sosialisasi kepada OPD Perubahan, RKPD Perubahan
agar mengetahui peraturan penggunaan e- Kabupaten/Provinsi agar dapat terselesaikan
planning. dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan
5. Kelangsungan Hidup arahan yang terkandung dalam Permendagri
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
mengatasi hambatan pada efektivitas penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
e-planning pada aspek kelangsungan hidup yang Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
terdiri dari: a) BAPPEDA Kota Banjar dapat Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
bertanggung jawab memperbesar potensinya Pembangunan Daerah. Sehingga dengan adanya
untuk mengembangkan sistem e-planning di Kota alat bantu e-planning, Bappeda dapat
Banjar; b) Sistem e-planning dapat membantu memaksimalkan sistem dan sistem juga mampu
program perencanaan pembangunan daerah di menyajikan analisa yang sangat informatif bagi
Kota Banjar secara berkelanjutan, menunjukkan para pemangku kepentingan yang ada di Bappeda
bahwa: ataupun OPD.
1. Dilakukan secara integrasi antara sistem
penganggaran yang terlebih dahulu lahir E. KESIMPULAN DAN SARAN
yakni SIMDA, patroman sistem, kresna 1. Simpulan
sistem, dengan babak yang berbeda yakni Berdasarkan hasil penelitian mengenai
sistem e-planning. efektivitas penerapan sistem e-planning program
2. Mengupayakan semaksimal mungkin untuk pembangunan daerah oleh Badan Perencanaan
dapat terintegrasi antara SIMDA, KRESNA,

112
dan Pembangunan Daerah Kota Banjar, maka menerapkan sistem aplikasi e-planning
dapat penulis simpulkan sebagai berikut: harus dapat mempertahankan kemampuan
1. Efektifitas sistem e-planning program tersebut serta memberikan pengetahuannya
pembangunan daerah di BAPPEDA Kota kepada pegawai lain yang belum mampu
Banjar menunjukkan bahwa sebagian besar menerapkan sistem aplikasi e-planning.
ketercapaian pengusulan program kegiatan 2. Penulis memberikan saran kepada pegawai
dari setiap OPD sudah dilakukan dengan di Bappeda dan OPD yang belum mampu
baik. Keefektifitasan tersebut tampak bahwa dan memahami penerapan sistem e-planning
keuntungan usulan sistem e-planning untuk belajar banyak kepada pegawai lain
terkunci dan terdokumentasikan yang sudah memahami, agar hambatan yang
berupasoftcopy, mobilitas pegawai yang terjadi dapat terminimalisasi.
hemat waktu dalam meng-input data 3. Penulis memberikan saran kepada pegawai
sehingga adanya pengurangan biaya. Hal ini yang ada di Bappeda atau OPD yang sudah
cukup direspon dengan baik oleh mampu menerapkan sistem e-planning agar
pegawaidari masing-masing OPD, karena memberikan sosialisasi dan latihan kepada
adanya pertanggungjawaban OPD lain yang belum memahami sistem
mengintegrasikan antara program yang aplikasi e-planning.
diusulkan dengan alokasi anggaran,
sehingga adanya kesinergisan antara sistem 6. DAFTAR PUSTAKA
aplikasi lama dengan e-planning yakni Buku:
berfungsi sama mengusulkan program
prioritas. Sementara indikator yang dianggap Gibson, James L. et al. 1996. Organisasi:
belum baik tampak terjadi pada keluhan Perilaku, Struktur, Proses Diterjemahkan
pegawai dalam mengaplikasikan sistem e- oleh Ninuk Adriani. Jakarta: Binarupa
planning, selain itu antara keinginan Aksara.
penerima usulan program sistem e-planning Hanif Alfata. 2009. Analisis Perncangan Sistem
harus mengacupada alokasi kegiatan Informasi untuk Keunggulan Bersaing
anggaran yang ada. Perusahaan dan Organisasi Modern.
2. Hambatan-hambatan dalam menerapkan Yogyakarta: Andi
sistem e-planning di BAPPEDA Kota Indrawijaya, Adam Ibrahim . 2000. Perilaku
Banjar antara lain: terhambat dengan Organisasi. Jakarta: Sinar Baru.
kekurangmampuan dan kekurangpahaman Simanjutak, Timbul Hamanongan dan Imam
pegawai OPD dalam menerapkan sistem e- Muklis.2012. Dimensi Ekonomi
planning, serta kurang terintegrasinya e- Perpajakan dalam Pembangunan
planning antara SIMDA, Patroman, dan Ekonomi. Bogor: Raih Asa Sukses
Kresna Sistem. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administratif
3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.
mengatasi hambatan-hambatan dalam Bandung: Alfabeta.
efektivitas penerapan sistem e- Planning di Tika, Pabundu. 2016. Budaya Organisasi dan
Bappeda Kota Banjar dilakukan dengan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Jakarta:
memberikan pemahaman, Cetakan Pertama. PT Bumi Aksara
pensosialisasian,dan latihan kepada OPD
dalam menerapkan sistem e-planning Dokumen:
dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
OPD dalam mengintegrasikan sistem Pemerintah Daerah
sebelumnya yakni SIMDA, Patroman Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
sistem, dan Kresna sistem. Pemerintah Daerah
Pemendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
2. Saran-saran Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
memberikan saran-saran sebagai berikut: Rencana Pembangunan Daerah.
1. Penulis memberikan saran kepada pegawai
di Bappeda dan OPD yang sudah mampu

113

Anda mungkin juga menyukai