Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai
konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta
memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda
akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi
Minimum dilaksanakan.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. P
enguasaan kompetensi literasi membaca dan
numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami
penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini
1
●
●
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
2
3
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu
akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan
terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya.
Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan
4
yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi
terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan
tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya.
5
6
7
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif.
Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik
capaian belajar pada mata pelajaran, namun p
elaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu
pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio,
visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang
utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi,
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi
kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
8
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran
berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
ada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah
satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan
hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang
lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga
memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.
9
●
●
10
●
●
11
●
●
12
●
●
13
06. S
egitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi
mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal p
eran asesmen yang pertama dan
utama bukan lah menentukan nilai murid.
14
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari p
roses pembelajaran
yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan
antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak
melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan
pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan
pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
Kurikulum: S
eperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan
cara belajar dan asesmen tertentu. P
engembangan kurikulum, selain mengacu pada
tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada h
asil asesmen dan refleksi praktik
pembelajaran.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca
laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas
15
2.
16