Anda di halaman 1dari 16

 

ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM 


Kemendikbud, 9-13 Januari 2021 
Syaiful rahman, S. Pd., M.Pd. 
SMAN Plus Sukowono 

Tindak Lanjut Laporan hasil Asesmen Kompetensi 


Minimum 
 

01. Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan 


Kompetensi 

Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen 
Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai 
konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta 
memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda 
akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi 
Minimum dilaksanakan. 

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap 


Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, A
​ sesmen Kompetensi Minimum 
dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa 
kompetensi literasi membaca dan numerasi.  

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat 
penguasaan kompetensi siswanya. P
​ enguasaan kompetensi literasi membaca dan 
numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan​. Untuk lebih memahami 
penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini  

 

 

●  

●  

Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk 
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat 
kompetensi siswa​. Dengan demikian​ “​Teaching at the right level​”​ dapat diterapkan. 
 

 

Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan 


memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada 
suatu mata pelajaran​. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut 
ini A
​ KM dan Implikasinya pada Pembelajaran 

02. Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis 


Kompetensi dengan Berbasis Konten 

Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi 


dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran​. Sejalan 
dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan 
mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit p
​ erlu berubah 
dari pembelajaran yang b
​ erbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi.  

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, 


misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif.​ Kompetensi juga 
mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau 
bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin 
organisasi. 

Pada ​pembelajaran berbasis kompetensi,​ siswa diharapkan mampu ​mendemonstrasikan 


pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses 
pembelajaran.​ Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya 
pada ​tingkat penguasaan​. D
​ alam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa 
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga 
tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi 
berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan 
waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep 
dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin 
dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata. 

 

 

Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada f​ leksibilitasnya ​karena s


​ iswa 
dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri​. Ini mendukung siswa dengan 
latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait 
lainnya. T​antangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, 
kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi 
dan numerasi​. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan 
kompetensi siswa.  

03. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak 


Lanjut Pembelajaran 

Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi 
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu 
akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan 
terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. 
Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan 

 

 

yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi 
terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.  

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas 
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan 
tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya. 

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan 
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan 
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya.  

 

 

 

 

 

 

04. Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan 


Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum 

Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku 
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. 
Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik 
capaian belajar pada mata pelajaran, namun p
​ elaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan 
untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran​.​ Tentunya dengan 
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum. 

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata 
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: 
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan 
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya: 

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid 
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu 
pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, 
visual dan pendampingan khusus.  
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak 
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar 
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang 
utuh. 
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, 
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi 
kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.  

 

 

4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan 
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran 
berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi. 

Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat 


penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini ​AKM dan 
Implikasinya pada Pembelajaran 

05. Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada 


Mata Pelajaran 

ada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen 
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah 
satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan 
hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang 
lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja. 

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana 
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga 
memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran. 

 

 

●  

●  

 
10 
 

●  

●  

 
11 
 

●  

●  

 
12 
 

●  

●  

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi: 

 
13 
 

1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di M


​ odul Literasi dan 
Numerasi 
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di 
http://bit.ly/skgurubelajar021 

06. S
​ egitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran 

Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa 
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman 
belajar murid yang berkualitas? 

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran 
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi 
mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal p
​ eran asesmen yang pertama dan 
utama ​bukan lah menentukan nilai murid. 

 
14 
 

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari p
​ roses pembelajaran 
yang utuh​. Kerangka yang sering digunakan adalah ​segitiga belajar​ yang ​mengkaitkan 
antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran​. Segitiga belajar membantu kita tidak 
melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan 
pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan 
pengalaman belajar murid. 

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut: 

Kurikulum: S
​ eperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan 
cara belajar dan asesmen tertentu. P
​ engembangan kurikulum​, selain mengacu pada 
tantangan dunia nyata​, hendaknya mengacu pada h
​ asil asesmen dan refleksi praktik 
pembelajaran​. 

Pembelajaran:​ Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas 


berdasarkan kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai 
sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. P
​ embelajaran memadukan 
informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum​. Keseimbangan antara paduan 
tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal. 

Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan ​sejumlah informasi yang 


terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. ​Asesmen 
diagnosis​: asesmen di awal u
​ ntuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: 
asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian 
pembelajaran. ​Asesmen sumatif: a
​ sesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan 
kompetensi oleh murid. 

Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca 
laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas 

 
15 
 

pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul 


berikutnya. 

2.  

 
16 

Anda mungkin juga menyukai