com* – *
Cara Membuat Ragi Tape.
Ragi merupakan starter untuk membuat tape ketan atau tape singkong. Ragi juga digunakan
untuk penambahan protein dalam pakan ternak bersama-sama tepung ikan (Widodo, 2011).
Pada ayam pedaging, bahan pakan tepung ikan atau bisa juga tepung kedelai dapat digantikan
dengan ragi, dengan nilai nitrogen dalam pakan yang seimbang (sebanding), demikian juga ayam
petelur.
Dalam beberapa hal, pertumbuhan ragi dalam bahan pakan dapat perbaikan bahan pakan dari sisi
mutu, baik dari aspek gizi maupun daya cerna, serta dapat meningkatkan daya simpannya (lebih
awet). Pemanfaatan ragi sebagai sumber protein dan vitamin bagi konsumsi manusia dan ternak
(Widodo, 2011).
Pada dasarnya, pembuatan ragi merupakan teknik dalam memperbanyak mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan tape. Perbanyakan ini dilakukan dalam suatu medium tertentu dan
setelah cukup banyak mikroba yang tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam
keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel maupun dalam bentuk sporanya. Penghentian
pertumbuhan mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya.
*Bahan-bahan:*
Tepung beras *1 kg*,
Lengkuas *25 gram*,
Bawang putih *2 siung*,
Ubi kayu *1 ons*,
Jeruk nipis *1 buah*,
Gula pasir *10 gram*,
1 liter *air bersih,
Ragi pasar *2 butir/kg *tepung beras, (sesuai namanya, ragi pasar bisa anda temui di pasar,
ragi ini digunakan sebagai starter). Kalau tidak pakai ragi pasar, maka beli starter (mikroba)
untuk pertumbuhannya.
Permasalahannya untuk mendapatkan starter mikroba cukup sulit. Oleh karena itu agar lebih
praktis disini kami menggunakan ragi pasar yang banyak dijual di pasar-pasar.
Untuk pembuatan ragi tape berikutnya kalau percobaan ini berhasil maka tidak perlu beli
ragi pasar lagi, cukup pakai ragi yang sudah jadi ini saja sebagai starternya.
*Peralatan:*
* Baskom kecil untuk mencampur semua bahan-bahan,
* Pisau untuk mengiris dan mengupas bahan,
* Tampah untuk menjemur ragi tape,
* Plastik transparan, untuk alas tampah,
* Cobek untuk menghaluskan bahan-bahan.
*Cara Pembuatan:*
Agar tahan lama, simpanlah ragi dalam wadah tertutup dengan kemasan aluminum foil, ini
mampu bertahan hingga 12 bulan*. Tapi jika menggunakan kemasan plastik saja, biasanya hanya
bisa bertahan hingga 3 bulan*.
Menurut Rahman dkk (2011), ragi padat dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan
kehilangan daya peragiannya jika disimpan dalam suhu 2°C* selama *4-5 minggu*. Ragi padat
harus selalu disimpan ditempat dingin (seperti lemari es).
Ragi yang telah rusak, tidak layak untuk dipakai dalam pembuatan makanan karena sudah tidak
dapat berfermentasi lagi. Menurut Anonima (2012) agar kondisinya tetap baik dan tidak
kehilangan daya peragiannya, ragi harus disimpan pada suhu *4,5°C* . Kondisi ragi akan
semakin buruk apabila disimpan pada udara yang panas karena akan meyerap panas dan
kemudian akan beremah.
Adanya remah merupakan pertanda bahwa dalam ragi telah terjadi fermentasi yang dikenal
dengan istilah */autolysis/* yang disebabkan oleh enzim dari ragi itu sendiri. Pada akhirnya ragi
akan berubah wujud menjadi massa yang sedikit lengket, berbau tidak enak, berwarna gelap
dan tidak bermanfaat lagi.