Anda di halaman 1dari 1

Reinata Jasmine Sephalovita Emilly

1914211019
PPN A
Tugas Ekonomi Mikro

Pertanyaan 1:
Contoh yang jelas nyata di lapangan adalah pasar ubi kayu di tingkat pabrik dimana ribuan
petani menjual ubi kayunya ke satu pabrik besar, apa yang terjadi petani terpaksa menerima
harga yang lebih rendah dari seharusnya dengan potongan harga dan rafaksi kotoran yang
cukup besar? Coba Jelaskan!

Jawab :
Pada pasar ubi kayu di tingkat pabrik, terdapat ribuan petani menjual ubi kayunya ke satu
pabrik besar, petani terpaksa menerima harga yang lebih rendah dari seharusnya dengan
potongan harga dan rafaksi kotoran yang cukup besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pabrik bertindak semena - mena atas kebutuhan pabrik untuk memperoleh ubi yang
berkualitas, tetapi dengan harga yang murah untuk memaksimalkan keuntungannya. Namun,
pada posisi ini petani jelas sangat dirugikan dimana harga beli yang diberikan pabrik tidak
sesuai dengan modal usaha petani memproduksi ubi kayu tersebut. Hal ini dikarenakan
pabrik berprilaku sebagai Price Maker dan petani tidak dapat bertindak apapun karena pabrik
menjadi satu satunya pasar dimana tidak ada pasar lain bagi petani untuk menjual ubi kayu
hasil produksinya.

Pertanyaan 2:
Sebutkan satu contoh perusahaan yang melakukan praktik eksploitasi monopsonistik di
Lampung atau Indonesia dan jelaskan buktinya!

Jawab :
Pasar monopsoni adalah bentuk pasar di mana terdapat satu konsumen (biasanya pelaku usaha)
yang menjadi pembeli tunggal dan mengendalikan pasar komoditas. Pasar monopsoni adalah
kebalikan dari pasar monopoli yang didominasi oleh satu penjual besar. Pasar monopsoni dikatakan
hampir serupa dengan pasar monopoli. Hanya saja, pasar ini dilihat dari sisi pembeli. Monopsoni
menunjuk pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Kondisi ini lebih
sering terdapat di kalangan produsen dan jarang di kalangan konsumen. Salah satu contoh
perusahaan yang melakukan praktik eksploitasi monopsonistik di Indonesia adalah sebuah pabrik
teh bernama PT Sariwangi Agricultural Estate Agency, di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Pabrik ini
berdiri lama sejak tahun 1962. Untuk menghasilkan produk teh yang bermutu, perusahaan ini
membeli teh langsung dari para petani. Lantas, perusahaan ini melakukan pendekatan secara
monopsoni terhadap petani teh di wilayah tertentu. Artinya, perusahaan itu sendirilah yang
menentukan harga teh. Dalam kasus ini, tampak bahwa harga produk ditentukan oleh pihak pembeli
(petani). Kedudukan perusahaan teh sebagai Price Maker dalam hal pembelian tersebut, tidak bisa
berlaku dalam penjualan. Perusahaan teh tadi tidak bisa begitu saja menentukan harga jual
produknya, mengingat masih ada perusahaan lain seperti PT Teh Bendera Indonesia, PT Tatamulia
Nusantara Indah, dll. yang meluncurkan produk teh sejenis.

Anda mungkin juga menyukai