Anda di halaman 1dari 3

77

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Putusan

Pengadilan Agama Banyumas Nomor:443/Pdt.G/2019/PA.Bms mengenai

pembatalan perkawinan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pertimbangan hukum Hakim dalam membatalkan perkawinan ini

didasarkan pada 2 hal yang pertama, sesuai dengan ketentuan Pasal 71

huruf (f) Kompilasi Hukum Islam yakni, suatu perkawinan dapat

dibatalkan apabila didalamnya terkandung unsur paksaan. Unsur

paksaan tersebut dibuktikan bahwa Pemohon dan Termohon dipaksa

untuk tetap menikah oleh kedua orang tua kedua belah pihak sehingga

perkawinan tersebut tetap dilaksankan meskipun kedua calon mempelai

sebetulnya menolak untuk menikah. Akibat dari keterpaksaan,

menyebabkan Pemohon meninggalkan rumah Termohon tepat 1 hari

setelah perkawinan dilaksanakan. Kedua, dalam mengajukan

permohonan pembatalan perkawinan terdapat jangka waktu untuk

mengajukan yaitu selama 6 bulan setelah perkawinan tersebut

dilaksanakan sesuai ketentuan Pasal 27 ayat (3) UU No. 1 tahun 1974

Jo Pasal 72 ayat (3) Kompilasi Hukum Islam, perkawinan antara

Pemohon dan Termohon baru berlangsung selama 3 bulan maka

permohonan pembatalan perkawinan Pemohon masih dalam tempo

yang dibolehkan Undang-undang. Menurut Peneliti Hakim dalam


78

memberikan pertimbangan hukum harus menyertakan Pasal 6 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yang

menyatakan bahwa perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua

calon mempelai yang merupakan syarat materiil suatu perkawinan.

2. Akibat Hukum Pembatalan Perkawinan Terhadap Suami Isteri pada

perkawinan ini.

a. Perkawinan yang telah dilakukan tersebut tidak memenuhi syarat

suatu persetujuan, yakni para pihak yang melangsungkan

perkawinan tidak ada kesepakat yang sah, yang mana kesepakatan

merupakan salah satu syarat subyektif suatu persetujuan yang sah

sesuai Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan, maka perkawinan dapat dibatalkan setelah

adanya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum

tetap.

b. Akibat hukum pembatalan perkawinan terhadap harta bersama.

Pada perkawinan ini tidak menimbulkan harta bersama oleh karena

itu harta bawaan dari masing-masing pihak sebagai hadiah atau

warisan tetap dibawah penguasaan masing-masing sepanjang para

pihak tidak menentukan lain.

B. Saran

Bagi Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangan hukum harus

lebih cermat dan teliti, dan Kepada masyarakat khususnya orang tua
79

hendaknya berhati-hati dalam mengambil sikap, jangan memaksakan

perkawinan anaknya hanya untuk mencapai tujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai