Anda di halaman 1dari 98

BAB III

METODE ENCHANCED OIL


OI L RECOVERY (EOR)

4.1.
4.1. Peng
Penger
erti
tian
an En
Enha
hanc
nce
e Oi!
Oi! Rec"
Rec"#e
#er$
r$
 Enchanced Oil Recovery (EOR
(EOR)) atau
atau pero
perole
leha
han
n miny
minyak
ak taha
tahap
p lanj
lanjut
ut
merupakan suatu metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan (recovery
(recovery)) produksi
hidrokarbon dari reservoir minyak apabila metode primary
metode primary recovery 
recovery  dan secondary
dan  secondary
recovery tidak
recovery tidak efisiensi lagi untuk menguras minyak. Atau cara memperoleh minyak 
dengan
dengan mengin
menginjek
jeksik
sikan
an suatu
suatu zat yang
yang berasa
berasall dari
dari energi
energi luar
luar reser
reservoir
voir sepert
sepertii
energi mekanik energi kimia dan energi termik.
!al yang paling utama dari semua metode EOR yaitu untuk meningkatkan
efisie
efisiensi
nsi volumetric sweep (makroskopi
(makroskopik)
k) dan efisiensi
efisiensi pengurasan
pengurasan (mikroskopi
(mikroskopik)
k)
apabila
apabila dibandingkan
dibandingkan dengan metode water flooding 
flooding . "alah satu mekanisme dalam
meningkatkan volumetric sweep yaitu
sweep yaitu dengan mengurangi mobility ratio antara
ratio antara fluida
yang mendorong dan fluida yang di dorong. "elain itu dengan menggunakan EOR 
dapat mengurangi jumlah minyak yang terjebak dikarenakan adanya tekanan kapiler 
dengan cara mengurangi
mengurangi interfacial tension antara
tension antara fluida yang mendorong dan fluida
yang didorong.
Ada dua hal yang menjadi latar belakang dilakukannya metode EORyaitu #
$. %akt
%aktor
or Ekst
Ekster
erna
nall
%aktor
%aktor ekster
eksternal
nal yaitu
yaitu hal&ha
hal&hall yang
yang tidak
tidak terkai
terkaitt dengan
dengan kondisi
kondisi
reserv
reservoir
oir misalny
misalnyaa kenaika
kenaikan
n harga
harga minyak
minyak dan mening
meningkat
katnya
nya permin
permintaa
taan
n
akan konsumsi bahan bakar fosil. "aat ini harga minyak terus meningkat
sedangkan di lain sisi produksi minyak dunia terus menurun.
'. %akt
%aktor
or nte
ntern
rnal
al
%aktor internal
internal yaitu hal&hal yang berkaitan
berkaitan dengan keadaan reservoir 
reservoir 
tertentu yang memungkinkan perolehan minyak dapat ditingkatkan setelah
kondisi primary
kondisi primary dan
 dan hal ini sangat berkaitan dengan kondisi fluida dan batuan
reservoir.
%.&. 'at"r'at"r $ang Me*+engar,hi E-eti#ita EOR 
"uatu metode EOR secara
secara umum dapat diaplikasik
diaplikasikan
an pada semua reservoir
reservoir
namun
namun yang
yang menj
menjadi
adi perti
pertimb
mbang
angan
an yaitu
yaitu apak
apakah
ah juml
jumlah
ah miny
minyak
ak yang
yang akan
akan
diterapkan EOR tersedia cukup banyak fluida injeksi mencukupi selama produksi
dan apakah fluida yang diinjeksikan sesuai dengan denga keadaan reservoir serta
apaka
apakah
h hasi
hasiln
lnya
ya akan
akan baik.
baik. aki
akin
n baik
baik suat
suatu
u EOR
EOR tamb
tambaha
ahan
n perol
peroleh
ehan
an yang
yang
dihasilkan
dihasilkan dibandingkan
dibandingkan dengan cara alamiahnya
alamiahnya semakin besar.
besar. *eberapa
*eberapa faktor 
faktor 
yang dirasakan penting dalam menentukan keberhasilan suatu metode EOR adalah #
$. %aktor&fakt
%aktor&faktor
or ditinjau
ditinjau dari kondisi
kondisi reservoir 
reservoir 
a. +edalaman
 b. +emiringan
c. ,ing
,ingka
katt homog
homogen
enit
itas
as
d. "ifa
"ifat&
t&si
sifa
fatt petro
petrofi
fisi
sik 

e. eka
ekani
nism
smee pend
pendor
oron
ong
g

'. %aktor&fakt
%aktor&faktor
or ditinja
ditinjau
u dari
dari kondisi
kondisi fluida
fluida reservoir 
reservoir 
a. -adangan minyak sisa
 b. "aturasi minyak sisa
c. iskositas minyak  

%.&.1. 'at"r'at"r Ditin/a, ari 0"nii Reer#"ir


+edalam
+edalaman
an kemir
kemiringa
ingan
n tingkat
tingkat homogen
homogenita
itas
s sifat&
sifat&sif
sifat
at petrof
petrofisi
isik
k dan
mekanisme pendorong merupakan kondisi Reservoir yang menentukan keberhasilan
suatu metode EOR. +elima faktor tersebut akan dibahas dalam sub bab berikut ini#

a. 0ea!a*an
%.&. 'at"r'at"r $ang Me*+engar,hi E-eti#ita EOR 
"uatu metode EOR secara
secara umum dapat diaplikasik
diaplikasikan
an pada semua reservoir
reservoir
namun
namun yang
yang menj
menjadi
adi perti
pertimb
mbang
angan
an yaitu
yaitu apak
apakah
ah juml
jumlah
ah miny
minyak
ak yang
yang akan
akan
diterapkan EOR tersedia cukup banyak fluida injeksi mencukupi selama produksi
dan apakah fluida yang diinjeksikan sesuai dengan denga keadaan reservoir serta
apaka
apakah
h hasi
hasiln
lnya
ya akan
akan baik.
baik. aki
akin
n baik
baik suat
suatu
u EOR
EOR tamb
tambaha
ahan
n perol
peroleh
ehan
an yang
yang
dihasilkan
dihasilkan dibandingkan
dibandingkan dengan cara alamiahnya
alamiahnya semakin besar.
besar. *eberapa
*eberapa faktor 
faktor 
yang dirasakan penting dalam menentukan keberhasilan suatu metode EOR adalah #
$. %aktor&fakt
%aktor&faktor
or ditinjau
ditinjau dari kondisi
kondisi reservoir 
reservoir 
a. +edalaman
 b. +emiringan
c. ,ing
,ingka
katt homog
homogen
enit
itas
as
d. "ifa
"ifat&
t&si
sifa
fatt petro
petrofi
fisi
sik 

e. eka
ekani
nism
smee pend
pendor
oron
ong
g

'. %aktor&fakt
%aktor&faktor
or ditinja
ditinjau
u dari
dari kondisi
kondisi fluida
fluida reservoir 
reservoir 
a. -adangan minyak sisa
 b. "aturasi minyak sisa
c. iskositas minyak  

%.&.1. 'at"r'at"r Ditin/a, ari 0"nii Reer#"ir


+edalam
+edalaman
an kemir
kemiringa
ingan
n tingkat
tingkat homogen
homogenita
itas
s sifat&
sifat&sif
sifat
at petrof
petrofisi
isik
k dan
mekanisme pendorong merupakan kondisi Reservoir yang menentukan keberhasilan
suatu metode EOR. +elima faktor tersebut akan dibahas dalam sub bab berikut ini#

a. 0ea!a*an
+edalam
+edalaman
an Reserv
Reservoir
oir merupa
merupakan
kan faktor
faktor yang penting
penting dalam
dalam menentu
menentukan
kan
keberhasilan suatu EOR dari segi teknik maupun ekonomis. "egi teknik menyatakan
 bah/a jika kedalaman dangkal maka tekanan injeksi yang
yan g dapat dikenakan terhadap
reserv
reservoir
oir juga
juga kecil
kecil karena
karena tekana
tekanan
n dibatas
dibatasii oleh
oleh tekanan
tekanan rekah.
rekah. "egi ekonomi
ekonomi
menyatakan bah/a jika kedalaman kecil maka biaya pemboran sumur baru akan
kecil selain itu biaya kompresor akan cukup kecil jika dilakukan injeksi gas.

. 0e*iringan
%aktor
%aktor kemir
kemiringa
ingan
n mempuny
mempunyai
ai arti
arti yang
yang penting
penting jika
jika perbed
perbedaan
aan densita
densitass
antara fluida pendesak dan fluida
fluida yang didesak cukup besar
besar misal pada injeksi
injeksi gas.
0engaruh kemiringan tidak terlalu besar jika kecepatan pendesakan sangat besar. Air 
merupakan fluida pendesak yang cenderung untuk maju lebih cepat di bagian ba/ah
sedangkan gas merupakan fluida pendesak yang cenderung untuk menyusul di bagian
atas.

c. Tingat H"*"genita Reer#"ir


,ingkat homogenitas reservoir sangat ditentukan oleh keseragaman ukuran
 pori keseragaman stratigrafi dan jenis batuan kontinuitas dan efek   skin 
skin  serta
 pengaruhnya terhadap daya injeksi. +ontinuitas sangat dipengaruhi oleh struktur atau
stratigra
stratigrafi
fi hal ini dapat diuji dengan uji interferensi
interferensi tekanan.
tekanan. Efek  skin dapat
 skin dapat diuji
dengan uji tekanan sumur injeksi.

. 2i-at
2i-at2
2i-a
i-att Petr
Petr"-
"-ii
ii 
 
*esaran&besa
*esaran&besaran
ran petrofisi
petrofisik
k yang mempengaruhi
mempengaruhi keberhasila
keberhasilan
n suatu metode
metode
EOR ialah#
• 0orositas (1)

2engan mengetahui data&data tentang ukuran butiran  grain


 (grain size)
size) atau
ukuran pori&porinya akan sangat membantu dalam proses pendesainan metode
EOR. +urva tekanan kapiler memiliki peranan penting dalam mekanisme
aliran fluida dan mekanisme saturasi minyak sisa juga memiliki hubungan
yang erat dengan distribusi ukuran butir atau ukuran pori&pori batuannya.
0orositas yang semakin besar akan menghasilkan cadangan sisa yang semakin
 besar pula hal ini akan membuat prospek EOR lebih baik.

• 0ermeabilitas (+)

0erm
0ermeab
eabil
ilit
itas
as yang
yang besa
besarr bias
biasany
anyaa lebi
lebih
h mengu
mengunt
ntung
ungka
kan
n untuk 
untuk 
dilaku
dilakukann
kannya
ya suatu
suatu metode
metode EOR.
EOR. 0enerap
0enerapan
an metode
metode EOR mungki
mungkin
n tidak 
tidak 
ekonomis lagi jika harga permeabilitas di atas suatu batas ambang tertentu
karena sebagian besar minyak sudah diproduksikan pada produksi alamiah
sebelumnya.

• 0ermeabilitas Relatif sebagai %ungsi dari "aturasi (+ r/


r/ dan + ro
ro)

+urv
+urva&
a&ku
kurv
rvaa perm
permea
eabi
bili
lita
tass rela
relati
tiff diin
diinte
tegr
gras
asik
ikan
an ke selu
seluru
ruh
h
 perhitungan aliran reservoir kurva aliran fraksional yang merupakan bagian
yang penting dari teori proses pendesakan dibuat berdasarkan permeabilitas
rela
relati
tif.
f.  End points dari
dari kurva
kurva permea
permeabil
bilit
itas
as relati
relatiff bisa
bisa digunak
digunakan
an untuk 
untuk 
menen
menentu
tukan
kan perb
perban
andi
dinga
ngan
n mobi
mobili
lity
ty end point
pointss yang
yang akan
akan memp
mempuny
unyai
ai
 pengaruh pada effisiensi pendesakan dan effisiensi penyapuannya.
0ermeabilitas relatif juga berpengaruh terhadap angka mobilitas dari fluida
yang akan diinjeksikan.

• ,ekanan
,ekanan +apiler (0c) dan +ebasahan *atuan (3)
,ekanan kapiler dan kebasahan batuan mempengaruhi besarnya
saturasi minyak sisa di reservoir.
e. Meani*e Pen"r"ng
0eranan mekanisme pendorong sangat penting yaitu adanya kekuatan4tenaga
yang mendorong fluida (minyak) di reservoir tersebut hingga naik ke permukaan.
isalnya jika suatu reservoir mempunyai pendorong air yang sangat kuat  (strong 
water drive) maka penerapan injeksi air atau injeksi kimia/i tidak memberikan
dampak yang berarti.

%.&.&. 'at"r'at"r Ditin/a, Dari 0"nii '!,ia Reer#"ir


-adangan minyak sisa saturasi minyak sisa dan viskositas minyak merupakan
kondisi fluida reservoir yang dapat menentukan keberhasilan suatu metode EOR.
+etiga faktor ini akan dibahas dalam sub bab berikut ini#

%.&.&.1. Caangan Min$a 2ia


-adangan minyak sisa suatu reservoir mempunyai hubungan langsung dengan
nilai ekonomi dari suatu penerapan metode EOR pada reservoir tersebut. -adangan
sisa semakin besar maka semakin besar kemungkinan bah/a suatu proyek EOR 
menguntungkan.

%.&.&.&.2at,rai Min$a 2ia


*esarnya saturasi minyak sisa menentukan tingkat kesulitan pendesakan yang
dilakukan oleh fluida injeksi. !arga saturasi minyak sisa semakin kecil maka semakin
kecil pula kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari EOR hal ini disebabkan
 pendesakan minyak memerlukan metode yang mahal dan jumlah minyak yang harus
menanggung biaya EOR semakin kecil.

%.&.&.%. Vi"ita Min$a 


iskositas minyak merupakan unsur penting dalam pemilihan metode EOR 
yang cocok dan juga dalam penentuan keberhasilan metode EOR tersebut. *esaran
yang menentukan efektivitas penyapuan adalah perbandingan mobilitas fluida
 pendesak (+ d45d) dengan minyak yang didesak (+ o45o). iskositas minyak semakin
kecil maka semakin kecil perbandingan mobilitasnya. 0erbandingan mobilitas
semakin kecil maka semakin baik efisiensi penyapuannya.

%.%. Met"eMet"e Enhance Oi! Rec"#er$

"ecara umum teknologi EOR sebagai upaya peningkatan pengurasan minyak 


dibagi menjadi empat kategori yaitu #

$. njeksi kimia/i (chemical floods)


• njeksi
• njeksi polimer 
• njeksi alkaline
'. njeksi thermal
•   Hot water floods
•  Steam floods
• 0embakaran di tempat (in-situ combustion)
6. njeksi microbial
7. njeksi tercampur (miscible displacement )
• njeksi gas -O'
• njeksi gas hidrokarbon
• njeksi gas nitrogen

%.%.1. In/ei 0i*ia3i


njeksi kimia merupakan salah satu metode EOR sebagai solusi untuk 
meningkatkan nilai recovery reservoir minyak dengan cara menginjeksi air yang telah
dicampur dengan zat 8 zat kimia. njeksi kimia/i terdiri dari #
9ambar 7.$. njeksi +imia/i $$)

%.%.1.1.   Surfactant  (Mice!!ar) '!""


 merupakan zat kimia (agents) yang sangat aktif apabila diinjeksikan ke suatu
media seperti air dan minyak (wetting dan non-wetting phases) dan akan mengurangi
interfacial tension dari kedua fluida tersebut. 2engan nilai interfacial tension rendah
dan nilai kapilaritas yang tinggi (tekanan kapiler rendah) menyebabkan rendahnya
nilai saturasi minyak residual.
"ifat dari surfactant   ini yaitu molekulnya mencari tempat diantara dua fluida
yang tidak bercampur dan  surfactant   menjadi pengikat antara dua fluida tersebut
menjadi emulsi. Surfactant   harus berbentuk micelle yaitu dapat mengikat air dan
minyak pada konsentrasi tertentu jika konsentrasinya kecil maka campuran
 surfactant  tersebut masih berbentuk monomor (belum aktif). :ntuk itu perlu
diketahui critical micelles concentration (--) agar campuran slug surfactant   dapat
menjadi micellar
"etelah minyak dapat bergerak maka diharapkan tidak ada lagi minyak yang
tertinggal. 0ada injeksi tidak perlu untuk terus menerus di injeksikan melainkan
diikuti dengan injeksi fluida pendesak lainnya seperti air yang dicampurkan dengan
 polymer  untuk meningkatkan efisiensi penyapuan dan selanjutnya diinjeksikan
dengan air.
2alam menginjeksi  surfactant  harus memperhatikan beberapa variable 8 
variable penting yang dapat mempengaruhi injeksi diantaranya #
a. Adsorbsi
Adsorpsi merupakan persoalan yang dihadapi saat menginjeksikan surfactant 
dimana terjadi gaya tarik 8 menarik antara molekul 8 molekul batuan reservoir dan
 surfactant . ekanisme terjadinya adsorpsi yaitu  surfactant  yang diinjeksikan ke
reservoir akan mempengaruhi tegangan antar permukaan minyak 8 air sekaligus
 bersinggungan dengan permukaan butiran batuan. 0ada saat terjadi persinggungan
molekul 8 molekul surfactant   akan ditarik oleh molekul 8 molekul batuan reservoir 
kemudian diendapkan pada permukaan batuan secara kontinyu sampai mencapai titik 
 jenuh. "ehingga akan menyebabkan kualitas surfactant  menurun.

 b. +onsentrasi "lug Surfactant 


+onsentrasi slug juga berpengaruh besar terhadap terjadinya adsorpsi batuan
reservoir pada  surfactant . akin besar konsentrasi  semakin besar adsorpsi yang
diakibatkan.

c. -lay
Adanya  clay pada reservoir dapat berpengaruh pada penurunan recovery
minyak dimana sifat clay yang menyukai air dan menyebabkan adsorpsi terjadi.
:ntuk reservoir dengan salinitas rendah peranan clay ini sangat dominan.

d. "alinitas
"alinitas air formasi berpengaruh terhadap penurunan tegangan permukaan
minyak 8 air oleh surfactant . :ntuk konsentrasi garam 8 garam tertentu (misalnya
 ;a-l) akan menyebabkan penurunan tegangan antar muka tidak efektif lagi untuk 
 surfactant . !al ini disebabkan ikatan kimia ;a-l mudah terurai begitupun dengan
ikatan kimia  surfactant . Apabila hal ini terjadi maka terjadi ikatan antar ion
membentuk !-l dan R"O6;a yang bukan merupakan zat aktif untuk menurunkan
tegangan antar permukaan minyak 8 air.
Ada banyak tipe dari surfactant   dengan beragam jenis komposisi kimia dan
struktur molekul seperti hydrocarbon portion (non polar) dan ionic portion (polar).
<ang sering digunakan pada injeksi ini yaitu jenis synthetic sulfonates  (petroleum
sulfonates) yang dimana anion ini terbuat dari berat jenis molekul  sulfonate
intermediate produk minyak atau crude oil .  !nionic ini menggantikan kationik yang
sangat resistan terhadap adsorpsi stabilitas dan biaya pembuatannya yang mahal.
"yarat 8 syarat dan batasan 8 batasan yang dapat digunakan dalam pemilihan
metode injeksi surfactant  dapat dirinci sebagai berikut #

" Oil #roperties


• $ravity '= 8 6>oA0
• iskositas $6 8 6> cp
• +omposisi minyak Ringan 8 enengah
• "aturasi minyak 6> 8 >6? pore volume

'. +arakteristik Reservoir 


• ,ipe formasi Sandstone
• +etebalan net  @ $= ft
• Rerata permeabilitas $= 8 7>= md
• +edalaman 6'>= 8 === ft
• ,emperatur B= 8 '== o%

%.%.1.&. Mice!!ar  Polymer  '!""

9ambar 7.'. njeksi 0olimer $$)


 %icellar-polymer floods merupakan kombinasi dari beberapa proses
 pendesakan. "etelah diinjeksikan ke reservoir yang mengakibatkan %, (interfacial 
tension) rendah dan mengurangi saturasi minyak residual selanjutnya  polymer 
diinjeksikan sebagai mobillty buffer  untuk meningkatkan nilai mobility ratio.
 #olymer  memiliki jutaan berat molekul dan digunakan untuk mengentalkan air 
dengan konsentrasi =.$ 8 $ ppm. *isa juga dengan konsentrasi polymer  mencapai $==
 8 $=== ppm (berdasarkan berat) maka akan meningkatkan viskositas fluida injeksi
secara signifikan.
0rinsip dasar dari injeksi  polymer  ini yaitu untuk meningkatkan efisiensi
 penyapuan secara volumetrik. 0enambahan  polymer  ke dalam air injeksi
dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fluida pendesak. njeksi  polymer   dapat
meningkatkan perolehan minyak cukup tinggi dibandingkan dengan injeksi air secara
konvensional.  #olymer   yang dilarutkan di dalam air akan mengentalkan air injeksi
sehingga mengurangi mobilitas air dan mencegah air menerobos minyak.
2alam mendesain  polymer floods termasuk memilih  & polymer&  konsentrasi
kimia jumlah slug dan nilai salinitas harus melalui serangkaian tes menggunakan
 sample core dan fluida reservoir agar dapat menentukan yang sesuai. +arena
kebanyakan sifat dari  polymer   mudah teradsorpsi oleh mineral formasi dan untuk 
mengurangi adsorpsi yang signifikan dilakukan hidrolisis dengan mereaksikan
dengan zat kimia tertentu (misalnya potassium hidroksida atau sodium carbonate).
"elain itu perlu diperhatikan stabilitas polymer  terhadap lingkungan reservoir karena
 polymer  ini dapat dengan mudah terdegradasi sehingga perlu dilakukan tes
laboratorium jangka pendek. 2egradasi  polymer  dapat dideteksi dari hilangnya
viskositas fluida injeksi terhadap /aktu. 0ada temperatur rendah reaksi aliran pelan
dan dapat tidak terdeteksi pada  shorts test 2egradasi  rate meningkat seiring
meningkatnya temperatur dengan reaksi kinetik kimia yang konstan.
"etelah tipe chemical ( polyacrylamides dan polysaccharides) dan konsentrasi
sudah ditentukan selanjutnya mengestimasi banyaknya  slug polymer  yang akan
digunakan. 2engan jumlah  slug yang optimal diharapkan bukan hanya cukup
mengatasi di reservoir melainkan juga mengurangi hilangnya zat kimia dengan fluida
yang diproduksi setelah breaktrough
"elain memaksimalkan pengurangan nilai saturasi minyak residual micellar-
 polymer flood sebaiknya dilakukan pada salinitas optimal. 0ada banyak kasus
salinitas merupakan air garam yang alamiah terdapat pada reservoir dengan nilai
salinitas yang beragam sehingga harus menggunakan  surfactant  yang memiliki
salinitas optimal yang lebih tinggi.
"yarat 8 syarat dan batasan 8 batasan yang dapat digunakan dalam pemilihan
metode injeksi surfactant  dapat dirinci sebagai berikut #
" Oil #roperties
• $ravity $> 8 7=oA0
• iskositas $= 8 $>= cp
• +omposisi minyak ,idak ditentukan
• "aturasi minyak C= 8 B=? pore volume

'. +arakteristik Reservoir 


• ,ipe formasi Sandstone
• +etebalan net  ,idak ditentukan
• Rerata permeabilitas $= 8 B== md
• +edalaman D === ft
• ,emperatur $7= 8 '== o%

%.%.1.%. A!a!ine '!""


0ada proses ini diinjeksikan sejumlah slug dari substansi anorganik 'high p!)
ke dalam reservoir. 2engan adanya anion O! (dari ionisasi injeksi dasar) dari
 beberapa reaksi kimia dengan komponen hidrokarbon acid dalam reservoir dapat
membentuk in&situ . !adirnya surfactant  dapat mengurangi %, dan juga mengurangi
saturasi minyak residual serta meningkatkan efisiensi pendesakan. *esarnya %,
tergantung dari konsentrasi alkaline dan salinitas air garam di reservoir.
aterial alkalin dapat mengubah /etabilitas batuan menjadi lebih water-wet 
yang mengakibatkan emulsi pada formasi didekat pendesakan a/al. +ondisi ini yang
meningkatkan laju performance dari proses pendesakan.
*esarnya in&situ surfactant  tergantung dari crude oil  alamiah konsentrasi dari
alkaline salinitas jumlah clay dan kapasitas pertukaran kation. A0  gravity dari
crude oil  relative rendah konsentrasi alkaline yang dinjeksikan harus optimum
sekitar =.=> 8 =.$=? jumlah clay pada formasi mengakibatkan pertukaran anion dan
kation sehingga menyebabkan pendesakan menjadi tidak optimal. Alkaline yang biasa
digunakan yaitu sodium hidroksida sodium ortosilikat sodium metasilikat ammonia
dan sodium karbonat.
Ada beberapa kriteria dalam memilih dan mendesain metode injeksi alkalin
ini yaitu #
• $ravity $> 8 6>oA0
• iskositas D '== cp
• "alinitas -ukup tinggi (sampai '==== ppm)

%.%.&. In/ei Ther*a! (Ther*a! '!"")


njeksi thermal adalah salah satu metode EOR dengan cara menginjeksikan
energi panas ke dalam reservoir sehingga meningkatkan temperature reservoir untuk 
mengurangi viskositas minyak. njeksi thermal  terbagi menjadi tiga subdivisi yaitu #

%.%.&.1. In/ei a+ (2tea* '!"")


:ap diinjeksikan ke dalam reservoir menyebabkan sebagian sifat fisik dan
kimia dari batuan dan fluida berubah. 0erubahan ini membuat proses pendesakan
lebih efisien di reservoir yang memiliki viskositas tinggi. Efek utama dari injeksi uap
ini yaitu meningkatkan suhu dan tekanan dari reservoir. ,emperatur yang tinggi
mengurangi viskositas minyak saturasi minyak residual dan meningkatkan saturasi
air irreducible. !al ini merupakan hasil dari mobilitas rasio pada proses pendesakan.
*esarnya tekanan meningkatkan nilai drawdown pada sumur produksi dan
menghasilkan laju produksi yang besar.
0ada dasarnya wet steam diinjeksikan secara terus menerus ke dalam reservoir 
untuk mendorong minyak sampai ke sumur produksi. +ualitas uap pada generator 
 berkisar C> 8 B>? tetapi apabila uap ini bertemu dengan pasir maka sejumlah panas
akan hilang.
9ambar 7.6. njeksi ,ermal $$)

+unci dari mekanisme injeksi uap ini yaitu pendesakan gravity-balanced   dari


reservoir yang menyebabkan tingginya efisiensi penyapuan volumetrik. %enomena ini
terjadi ketika fluida pendesak terdiri dari dua fasa yaitu uap dan li(uid   yang sangat
kontras perbedaan densitas.
"yarat 8 syarat dan batasan 8 batasan yang dapat digunakan dalam pemilihan
metode injeksi uap dapat dirinci sebagai berikut #
$. Oil 0roperties
• 9ravity B 8 $6.>oA0
• iskositas 7C== 8 '== === cp
• +omposisi minyak ,idak ditentukan
• "aturasi minyak 7= 8 ? pore volume

'. +arakteristik Reservoir 


• ,ipe formasi "andstone dengan High #orosity
• +etebalan net  @ '= ft
• Rerata permeabilitas @ '== md
• +edalaman D 7>== ft
• ,emperatur ,idak ditentukan

%.%.&.&. In/ei Air Pana (H"t 5ater '!"")


"uatu metode thermal recovery yang dimana air panas diinjeksi ke dalam
reservoir melalui sumur injeksi. njeksi air panas mengurangi viskositas dari crude
oil   sehingga memudahkan minyak bergerak ke sumur produksi. njeksi air panas
kurang efektif dari injeksi uap karena kandungan panas pada air lebih rendah dari
uap.
0ada injeksi air panas pendesakan tak berdimensi yang kehilangan panas di
sekitar formasi diabaikan tergantung dari reservoir yang homogen. Air panas yang
diinjeksikan mendingin apabila terkontak dengan fluida dan batuan pada kondisi
 steady  state
Air panas akan menjadi kompetitif di reservoir yang mengandung minyak 
relative ringan viskositas kecil jarak antar sumur luas atau bertekanan tinggi
sehingga kuantitas dari injeksi panas mengenai sejumlah permukaan pada suhu
rendah.

%.%.&.%. Pe*aaran Di Te*+at (In2it, C"*,iti"n)


0roses in-situ combusition atau lebih dikenal dengan nama underground 
combustion& fire flooding atau combustion drive  menggunakan udara (berasal dari
oksigen) untuk diinjeksikan ke dalam reservoir dan kemudian dibakar di dalam
reservoir untuk menghasilkan energi panas ditempat. !asil dari pembakaran ini yaitu
 panas uap dan gas buang sebagai substansi EOR untuk meningkatkan recovery
minyak. 0roses EOR ini diaplikasikan pada reservoir yang memiliki medium sampai
heavy gravity dimana pontensial primary dan secondary recoverynya rendah.
inyak dibakar di dalam reservoir secara spontan atau dibantu menggunakan
heater   ba/ah permukaan pra-heating dari injeksi udara atau injeksi secara spontan
membakar material bersamaan dengan udara.
9ambar 7.7. 0roses n&"itu -ombusition $$)

0roses in-situ combustion diklasifikasikan ke dalam  forward combustion


(dimana combustion front   bergerak searah dengan injeksi udara) dan backward   atau
reverse combustion  (dimana combustion front  bergerak berla/anan arah dengan
injeksi udara). +ebanyakan aplikasi di lapangan menggunakan cara pertama.
0roses pembakaran bisa kering atau basah. 0ada pembakaran kering hanya
udara yang diinjeksikan sedangkan pada pembakaran basah air diinjeksikan
 bersamaan denga udara. !al ini meningkatkan jumlah uap di dalam reservoir dan
membantu mencari beberapa panas (heat ) di belakang combustion front
0ertama minyak dibakar menghasilkan suhu tinggi menyebabkan komponen
ringan sampai intermediate minyak menguap di depan burning front . !al ini
meninggalkan residual berat (coke) atau pengendapan karbon pada zona pembakaran.
*agian ini sebenarnya yang harus dibakar dan biasanya menunjukkan massa dari
hidrokarbon per unit volume bulk   dari batuan reservoir. +andungan hidrokarbon dan
udara diperlukan untuk membakar coke tersebut dan tergantung dari komposisi
minyak porositas saturasi minyak dan kondisi saat pembakaran.
+omponen yang menguap 'steam) dihasilkan dari evaporasi air yang bergerak 
di depan sampai menjadi kondensat downstream dan bercampur dengan fluida asli
reservoir yang menghasilkan mengurangnya viskositas minyak.
Apabila kandungan hidrokarbon pada reservoir kecil metode in-situ
combustion  tidak dianjurkan karena tidak seimbang dengan pendesakan nantinya.
"elain itu terlalu banyak kandungan hidrokarbon membuat lambat jalannya
 pembakaran meningkatnya kebutuhan udara dan menurunkan net oil recovery.
*esarnya jumlah volume udara memerlukan injeksi tekanan yang tinggi konsumsi
energi dan investasi menjadi besar.
etode ini lebih diutamakan untuk kondisi reservoir dan minyak bumi
sebagai berikut #
" Oil #roperties
• $ravity $= 8 $oA0
• iskositas $'== 8 >=== cp
• +omposisi minyak "ebagian berupa aspal
• "aturasi minyak >= 8 C'? pore volume

'. +arakteristik Reservoir 


• ,ipe formasi Sandstone dengan High #orosity
• +etebalan net  @ $= ft
• Rerata permeabilitas @ >= md
• +edalaman D $$ >== ft
• ,emperatur $== 8 $6> o%

%.%.%. In/ei Mir"ia! (MEOR)


9agasan utama well stimulation dari metode microbial yaitu menginjeksikan
sejumlah  slug microbial   yang sudah diseleksi bersamaan dengan sejumlah nutrient
(susu atau sirup) dan beberapa additive yang akan menstimulasi mikroba untuk 
memba/anya ke sumur produksi. "umur ini kemudian ditutup untuk beberapa /aktu
sebagai /aktu inkubasi.
"elama /aktu inkubasi bakteria akan regenerasi dan menghasilkan beberapa
 produk (gas asam alkohol polimer surfaktan dan lain&lain) saat adanya aktifitas
metabolism dan reaksi di dalam reservoir. 0roduk dan perubahan di reservoir 
diakibatkan adanya aksi dari mikroba yang sangat berguna untuk produktifitas sumur 
dan oil recovery.
"iklus stimulasi sumur oleh mikroba terdiri dari #
• >=&$== liter mikroba yang dipelihara
• Fumlah sel $&$==  sel4ml
• >=&$== m6 nutrien (' & 7? /t concentration)
•  ;itrat dan phospat (=.=6 8 =.$? /t concentration)
• 0eriode inkubasi 6 8  bulan
• 0eriode produksi  & '7 bulan.

ikroba juga digunakan sebagai objek untuk mengisi zona high permeability
dan memakannya sebagai proses oil recovery. 0ada beberapa kasus tipe mikroba
spesial dengan ukuran yang kecil diinjeksikan ke ruang pori dengan sejumlah besar 
nutrient selanjutnya menstimulasi menunggu /aktu inkubasi. *akteria ini akan
tumbuh dan menutup ( plug ) ruang pori yang diisi. !al ini sangat berguna dalam
mengurangi efek air dan gas coning .
0arameter 8 parameter reservoir yang berdampak pada aktifitas mikroba yaitu#
• 2apat bertahan di dalam reservoir 
o
• "uhu reservoir dengan batas yang ijinkan sebesar 7= -
• ,ekanan reservoir dengan batas yang diijinkan 6= === k0a
• "alinitas air formasi dengan batas 6> === ppm
• 2apat mela/an mikroorganisme lain yang berada di dalam sistem.

*akteri dalam reservoir akan mempunyai pengaruh sebagai berikut#


• 0enyumbatan pori 0enyumbatan pori yaitu penyumbatan pada pore throat 
sehingga akan memperkecil porositas dan permeabilitas batuan. !al ini dapat
diakibatkan oleh adanya bakteri yang berspora atau dapat juga sebagai adanya
 pertumbuhan bakteri itu sendiri.
• 2egradasi hidrokarbon Fenis hidrokarbon sangat dipengaruhi oleh komposisi
dan ikatan kimia. Gobell ($>=) mengamati kemampuan mikroba dalam
mendegradasi hidrokarbon sebagai berikut#
a. !idrokarbon alifatik lebih mudah didegradasi dibanding dengan
hidrokarbon aromatik.
 b. Rantai panjang lebih mudah didegradasi dibanding dengan rantai pendek.
c. !idrokarbon tak jenuh lebih mudah didegradasi dibanding dengan
hidrokarbon jenuh.
d. !idrokarbon rantai bercabang lebih mudah didegradasi dibanding dengan
hidrokarbon rantai lurus.
• 0engasaman ( souring )  0roduksi asam oleh mikroba dihasilkan melalui proses
glikolisis atau proses fermentasi. 0roduksi asam ini dapat mengakibatkan terjadinya
 perubahan porositas dan permeabilitas. 0ermeabilitas pada reservoar karbonat akan
naik jika asam tersebut bereaksi dengan karbonat. Reaksi asam dengan karbonat
tersebut juga menghasilkan gas -O'. 9as -O' ini dapat mengakibatkan terjadinya oil 
 swelling  sehingga viskositas minyak akan turun.

%.%.4. In/ei Berca*+,r


0ada injeksi bercampur ini yang dinjeksi adalah sejumlah gas seperti gas
alami gas alami yang diperkaya campuran gas buang nitrogen dan -O'. %luida
yang diinjeksi ini tidak secara langsung bercampur saat kontak pertama dengan
reservoir minyak tetapi dengan tekanan reservoir yang cukup tinggi gas yang
diinjeksi akan bercampur secara dinamik dengan seluruh reservoir minyak.
*ercampurnya dua fluida artinya keduanya dapat bercampur semuanya secara
 proposional. Oleh sebab itu jika campuran  solvent  bercampur dengan reservoir
semuanya akan menjadi satu fasa dan mengalir bersama di reservoir sebagai satu
fluida. ni menyebabkan permeabilitas relative lebih tinggi dan saturasi minyak 
residual sangat rendah.
0ercampuran dapat terjadi antara solvent   yang diinjeksikan dengan reservoir 
minyak jika kondisi percampuran berbaur. +ondisi ini biasanya ditentukan oleh tes
laboratorium dan dapat diestimasi dari beberapa korelasi.
Ada dua jenis proses utama dari injeksi berca mpur ini yaitu #
• %irst -ontact iscible 0rocess
0roses dimana fluida yang diinjeksikan secara langsung bercampur dengan
reservoir minyak pada kondisi tekanan dan suhu reservoir. "alah satu contoh fluida
injeksi yang merupakan %- yaitu H09 yang memiliki ukuran primary slug  sebesar 
$= & $>? pore volume  (0). 0roses ini sangat efektif karena bercampurnya slug
( primary slug ) dengan fasa minyak. #rimary slug*oil interfaces  mendorong minyak 
agar bergerak di depan primary slug . +emudian primary slug   didorong dengan gas
kering yang dimana kedua fluida ini bercampur. "ayangnya  primary slug   akan
mejadi fasa residual yang terperangkap akibat dari proses ini.

• ultiple -ontact iscible 0rocess


0ada proses ini fluida tidak bercampur dengan reservoir pada saat  first 
contact 0roses ini tergantung dari komposisi fasa injeksi fasa minyak yang melalui
 berbagai kontak fasa dengan komponen massa transfer di dalam reservoir. 2i ba/ah
kondisi tekanan suhu dan komposisi kemudian akan menghasilkan pencampuran in-
 situ antara fluida pendorong dengan fluida yang didesak.
njeksi gas bercampur terbagi menjadi #

%.%.4.1. In/ei 6a CO &

etode peningkatan perolehan minyak dengan injeksi -O' dilakukan dengan


menginjeksikan sejumlah besar gas -O' ($>?  pore volume  atau lebih) ke dalam
reservoir. eskipun -O' ini benar&benar dapat baur dengan minyak bumi -O' juga
dapat mengekstraksi komponen ringan sampai menengah dari minyak. Apabila
tekanan cukup tinggi maka terjadi kondisi dapat baur dan minyak terdesak ke sumur&
sumur produksi.
0eningkatan perolehan minyak dengan injeksi -O' dimungkinkan dengan
terjadinya proses berikut #
• ,erbentuknya kondisi dapat baur (miscible).
• engembangnya minyak bumi ( swelling ).
• engurangi viskositas minyak.
• engurangi tegangan permukaan didekat daerah dapat baur.
0enjelasan injeksi -O' yang lebih spesifik akan dijelaskan di bab selanjutnya.

%.%.4.&. In/ei 6a Hir"ar"n (High Pre,re Nat,ra! 6a In/ecti"n)

etode ini dilaksanakan dengan menginjeksikan hidrokarbon ringan kedalam


reservoir sehingga dapat tercampur. Ada tiga macam metode yang biasa digunakan.
0ertama diinjeksikan >? ( pore volume) li(uefied petroleum gas  (H09) misalnya
 propanediikuti oleh gas alam atau air. +edua adalah metode yang disebut Iinjeksi gas
yang diperkayaJ yang terdiri atas $=&'=? ( pore volume)  gas alam yag diperkaya
dengan gas etana sampai dengan heksana (-'&-) diikuti oleh lean gas  (pada
umumnya metana) atau air. 9as gas pengaya ini terlarut kedalam minyak bumi.
etode yang ketiga adalah yang disebut Ipendorongan gas dengan tekanan tinggiJ
yaitu menginjeksikan lean gas dengan tekanan tinggi untuk melepaskan komponen&
komponen -'&- dari minyak bumi yang didesak.
etode injeksi hidrokarbon (dapat baur) dapat memproduksikan minyak 
dengan jalan #
• enyebabkan terbaurnya pendesak yang didesak.
• *ertambahnya volume minyak ( swelling )
• *erkurangnya viskositas minyak 

etode ini lebih diutamakan untuk kondisi reservoir dan minyak bumi
sebagai berikut #

$. Oil 0roperties #
• 9ravity '6 8 7$oA0
• iskositas D 6 cp
• +omposisi minyak   High ? -' 8 -C
• "aturasi minyak 6= 8 B=? pore volume

'. +arakteristik Reservoir 


• ,ipe formasi Sandstone atau karbonat
• +etebalan net  ,ipis dengan sedikit kemiringan
• Rerata permeabilitas ,idak ditentukan
• +edalaman @ 7=== ft
• ,emperatur ,idak ditentukan

0ersoalan yang sering dihadapi dari metode ini adalah #


• Rendahnya efisiensi penyapuan baik secara vertikal maupun horizontal
dikarenakan gejala Iviscous fingering J
• 2iperlukan fluida pendesak dengan jumlah banyak dan juga fluida ini mahal
harganya
• Solvent  kemungkinan terjebak direservoir dan tidak dapat diperoleh kembali

%.%.4.%. In/ei 6a Nitr"gen

etode peningkatan perolehan minyak menggunakan nitrogen dapat terjadi


sebagai akibat pendesakan gas dengan kondisi dapat baur tergantung pada tekanan
dan komposisi minyak.
9as nitrogen ini relatif murah harganya sehingga dapat digunakan dalam
 jumlah banyak secara ekonomis. *ahkan seringkali gas ini digunakan sebagai gas
 pengganti pada injeksi hidrokarbon atau karbondioksida setelah sejumlah material
tersebut diinjeksikan.
0engangkatan perolehan minyak diakibatkan oleh #
• ,erlepasnya komponen ringan dari minyak bumi dan terjadinya kondisi dapat
 baur jika tekanan cukup tinggi.
• 0endesakan minyak oleh gas nitrogen yang diinjeksikan.

etode ini lebih diutamakan untuk kriteria reservoir dan minyak bumi
sebagai berikut #

$. Oil 0roperties #
• 9ravity 6> 8 7BoA0
• iskositas D =.7 cp
• +omposisi minyak !igh ? -$ 8 -C
• "aturasi minyak 7= 8 C>? pore volume

$. +arakteristik Reservoir 
• ,ipe formasi "andstone atau karbonat
• +etebalan net  ,ipis dengan sedikit kemiringan
• Rerata permeabilitas ,idak ditentukan
• +edalaman @ === ft
• ,emperatur ,idak ditentukan

+ondisi dapat baur hanya bisa dicapai apabila minyak yang didesak adalah jenis
minyak ringan dan tekanan reservoir yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan
kedalaman yang cukup. Reservoir dengan kemiringan tajam lebih disukai untuk 
tercapainya stabilisasi pendesakan di ba/ah pengaruh gaya gravitasi.
2alam injeksi nitrogen ini ada beberapa masalah yang dihadapi yaitu#
• Rendahnya efisiensi penyapuan baik vertical maupun horizontal sebagai
akibat gejala Iviscous fingering J.
• asalah korosi.
• Apabila gas yang terproduksikan akan dijual maka gas nitrogen harus
dipisahkan dipermukaan

%.4. 0riteria 2creening EOR 


2ilihat dari kompleksnya proses EOR mustahil untuk menetukan prosedur 
dalam proses memilih dan mendisain EOR secara tepat pada reservoir. 2ibutuhkan
upaya yang besar untuk memilih optimasi mendesain dan menghitung secara
teknisi4ekonomis kemampuan proses EOR pada berbagai kondisi reservoir. :paya ini
dapat dikurangi dengan keberhasilan dari pengalaman berbagai macam industri pada
reservoir yang mirip. "elain itu adanya beberapa pedoman dasar dalam memilih
 proses EOR dari hasil seleksi yang tidak dapat diterapkan pada reservoir tertentu.
-ontoh dari metode eliminasi EOR meliputi #
$.  %iscible flood  pada reservoir minyak berat.
'.  High pressure miscible flood  pada shallow reservoir.
6. Steam flood   pada deep light oil reservoir atau reservoir tipis dengan rasio net 
to gross yang rendah.
7. +hemical flood  pada reservoir dengan kandungan clay salinitas dan
temperature yang tinggi.
>.  #olymer flood  pada reservoir dengan viskositas minyak yang sangat rendah.
.  ,n-situ combustion pada reservoir dengan A0  gravity minyak yang sangat
rendah atau sangat tinggi.
C. njeksi bakteria ukuran besar pada reservoir yang tight dengan ukuran pori
yang sangat kecil.

Hangkah 8 langkah dasar evaluasi sebelum mengimplementasi proses EOR 


terdiri dari #
$. 2eskripsi detail dari geologi dan reservoir.
'.  Review dari observasi tekanan dan performance produksi.
6. Estimasi primary recovery akhir infill drilling  dan potensi stimulasi sumur.
7. enentukan perlunya aplikasi secondary recovery dan EOR.
>. enetapkan berbagai limitasi pada beberapa metode EOR berdasarkan
karakteristik reservoir geologi kondisi lingkungan dan surface facililities.
. elakukan preliminary selection dari metode EOR yang mungkin dipilih dan
memperkirakan kenaikan recovery substansi yang diperlukan dan biaya
dengan menggunakan analogi pada reservoir lain.
C. enyeleksi limitasi dari satu atau dua kemungkinan metode EOR dan
 perlunya tes laboratorium maupun lapangan sebagai kunci parameter ukuran
yang mempengaruhi performance EOR dan material yang diperlukan.
B. erumuskan model geologi4simulasi secara detail dan menyaring simulasi
mana yang cocok dengan history matching  lapangan dan observasi
laboratorium. odel ini kemudian digunakan untuk menyediakan sensivity
analysis sebagai parameter dan peramalan dari jarak recovery  serta material
EOR yang diperlukan.
. Analisis ekonomi meliputi semua fasilitas yang dibutuhkan pemboran
material EOR lingkungan pertimbangan keselamatan dan persetujuan
kontrak. ,ahap ini juga meliputi diskusi dengan pihak terkait seperti partner 
 bisnis dan badan pemerintahan.
$=. emulai tes lapangan dengan ukuran yang kecil dan durasi singkat untuk 
menegaskan parameter operasional mengikuti pilot proects skala kecil ($ 8 
titik injeksi) dan mengkonfirmasi proses penggunaan parameter
 penyempurnaan desain dan performance parameter.
$$. emonitor  performance  dari  pilot proects  dari periode $ 8 6 tahun dan
menerapkan beberapa perubahan pada kondisi operasional untuk menguji efek 
dari perubahan performance EOR.
$'. emperbaharui semua model geologi4simulasi yang diperlukan untuk history
matching pilot performance dan menghitung desain optimum EOR material
yang dibutuhkan dan harapan oil recovery.
$6. ematangkan proect design dan selanjutnya proses memperoleh konstruksi
 surface facility dan pengeboran sumur.

%.7.& Para*eter O+erai"na!


2alam metode  primary recovery parameter&parameter operasional yang
mempengaruhi perolehan minyak termasuk tekanan alir dasar sumur kemampuan
untuk menangani produksi KOR dan 9OR yang tinggi spasi sumur dan tingkat
keberhasilan dalam mengontrol permasalahan sumur seperti drainage&sandling& dan
coning :ntuk reservoir yang menggunakan stimulasi oil recovery  juga dipengaruhi
oleh proses pendesainan kualitas dan jumlah material stimulasi yang digunakan
dengan control kualitas yang ditest oleh suatu  service company selama proses
stimulasi berlangsung.
"eperti yang telah disebutkanseluruh metode secondary recovery dan EOR 
 pada umumnya adalah menginjeksikan material tertentu untuk mendesak minyak dari
reservoirnya. #erformance proses pendesakan dipengaruhi oleh permeabilitas relative
aliran fluida yang dihubungkan dengan saturasinya. !arga minimum saturasi dimana
fluida yang berbeda dapat mengalir (residual saturation) juga akan menentukan
effisiensi pendesakan. +emudia selama proses pendesakan harga relative gaya
viscous dibandingkan dengan gaya gravitasi dan gaya kapiler juga ikut
mempengaruhi distribusi fluida.
*erdasarkan konsep di atas kemungkinan untuk mengidentifikasi 
 parameter&parameter yang mempengaruhi perolehan minyak untuk metode secondary
recovery dan EOR yaitu #
a. 0erbandingan mobilitas antara fluida pendesak dan yang didesak 
 b. 0erbandingan gaya kapiler dengan gaya viscous
c. 0erbandingan gaya gravitasi dengan gaya viscous
d. "aturasi minyak sisa
e. "aturasi air yang tersisa

2alam metode EOR seluruh factor diatas dapat dikontrol memalui tipe dari
 bahan injeksi serta perubahan temperature dan tekanan reservoir. 0erbandingan
mobilitas yang rendah akan lebih menguntungkan untuk pendesakan dan dalam
 penggunana  polymer   dan metode thermal serta beberapa metode pendesakan yang
lainnya. ,ekanan kapiler dapat dikurangi dengan menggunakan metode surfactant 
metode alkaline dan metode microbial. 0enggunaan laju injeksi yang optimum dapat
mengurangi efek negatif gaya gravitasi. 0engurangan saturasi minyak sisa yang
merupakan hal yang diinginkan dapat dicapai dengan metode miscible L  surfactant 
alkaline dan injeksi thermal. :ntuk suatu proses pendesakan peningkatan irreducible
water saturation akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan perolehan
minyak hal ini dapat tercapai melalui injeksi thermal.

%.7. 'at"r Per"!ehan Min$a 


0engaplikasian EOR pada lapangan minyak haruslah benar 8 benar 
memperhatikan potensi minyak yang dapat diperoleh dan karakteristik fisik ataupun
kimia dari reservoir. EOR dapat diimplementasikan apabila recovery minyak dapat
menutupi biaya dalam operasi EOR ini. "elain itu sifat fisik dan kimia dari reservoir 
mempengaruhi EOR karena tidak ada satu proses EOR yang akan cocok pada semua
reservoir sehingga perlu dilakukan pengembangan teknologi EOR. "elain itu agar 
mendapatkan recovery yang optimal perlu diketahui faktor perolehan minyak dari
segi efisiensi pendesakan makroskopik dan efisiensi pendesakan mikroskopik.

%.7.1. E-iieni Peneaan Mir""+i (ED)


Efisiensi pendesakan mikroskopik berhubungan dengan pendesakan dari
mobilisasi minyak pada ruang pori. E2 adalah ukuran efektivitas fluida pendesak 
dalam menggerakan minyak di dalam batuan dimana terdapat kontak antara fluida
 pendesak dan minyak. E2 merefleksikan ukuran dari saturasi minyak residual ("or)
 pada daerah yang terkontak dengan fluida pendesak.
2alam prakteknya efisiensi pendesakan merupakan fraksi minyak atau gas
yang dapat didesak setelah dilalui oleh front  dan zona transisinya.

0ada kasus pendesakan linier contohnya media berpori berbentuk silinder


kemudian semua pori&pori di belakang front dapat diisi oleh fluida pendesaknya
maka efisiensi volumetrik akan mencapai $==? dan hubungan umum yang
menunjukkan efisiensi pendesakan adalah sebagai berikut #
"oi − "or 
Ed =
"oi
MMMMMMMMMMMMMMMMMMM (6&$)

2imana #

Ed N efisiensi pendesakan fraksi

"oi N saturasi minyak mula (pada a/al pendesakan) fraksi

0ada prakteknya "or dan Ed  harganya akan tetap sampai pada bidang front
mencapai titik produksinya. 0ada saat dan sebelum breaktrough  terjadi efisiensi
 pendesakan ditunjukkan oleh 0ersamaan #

"oi − ("or ) *,
(Ed ) *, =
"oi
MMMMMMMMMMMMMMMM (6&')

!arga "or  akan berkurang dan Ed akan bertambah dengan terus berlalunya zona
transisi melalui sumur produksi sehingga setelah zona transisi ini berlalu akan
diperoleh harga "or   minimum yang merupakan harga saturasi minyak irreducible dan
efisiensi pendesakan mencapai harga maksimum sesuai dengan p ersamaan #

"oi − ("or ) min


(E d ) maO =
"oi
MMMMMMMMMMMMMM... (6&6)

%.7.&. E--iieni Pen$a+,an V"!,*etri 


2alam proses penginjeksian fluida fluida injeksi tidak berhubungan dengan
seluruh bagian reservoir. Effisiensi pernyerapan volumetric merupakan hasil dari
effisiensi luasan dan vertikal.

%.7.&.1 E-iieni Pen$a+,an Area!


Efisiensi penyapuan areal didefinisikan sebagai perbandingan antara luasan
reservoir yang kontak dengan fluida pendesak terhadap luas areal total atau fraksional
dari reservoir yang tersapu oleh fluida injeksi. Efisiensi penyapuan areal pada volume
 pori yang telah diinjeksi akan berkurang dengan naiknya perbandingan mobilitas.
0erbandingan mobilitas akan meningkat dengan naiknya volume yang telah
diinjeksikan sehingga harga akhir untuk efisiensi penyapuan areal akan diambil pada
harga volume pori yang telah diinjeksikan dihubungkan dengan limiting cut yang
ditentukan dalam produksi.
!al yang perlu dicatat adalah daerah harga efisiensi penyapuan yang
ditentukan dari korelasi tidak dapat menunjukkan beberapa anisotropi (variasi
 permeabilitas directional) atau heterogenitas. :ntuk kasus dimana terdapat faktor 
tersebut teknik simulasi reservoir harus dipakai untuk mendapatkan peramalan
efisiensi penyapuan areal yang memberikan hasil yang lebih baik.
0ada kebanyakan korelasi penyapuan areal perbandingan mobilitas dihitung
dengan memakai permeabilitas relatif end-point  biasanya dipakai mobilitas rasio
rata&rata. obilitas rasio didefinisikan sebagai perbandingan antara mobilitas total
fluida dibelakang front pendesakan dengan mobilitas total fluida di depan front
 pendesakan dirumuskan sebagai berikut #
(P  r$ + P  r' ) b
=
(P  r$ + P  r' ) a
 MMMMMMMMMMMMMMMMMM (6&7)
2imana #
• λr$ dan λr' adalah mobilitas relatif fluida pendesak dan fluida yang didesak.

• "ubskrip b dan a berturut&turut menunjukkan kondisi pada saturasi rata&rata di


 belakang front  dan saturasi a/al di depan front .
9ambar 7.>. "ketsa Effisiensi 0enyapuan Areal $')

%.7.&.&. E-iieni Pen$a+,an Vertia!


Efisiensi penyapuan vertikal adalah fraksi dari bagian vertikal pada reservoir 
yang tersapu oleh fluida injeksi. Efisiensi penyapuan vertikal dipengaruhi oleh
gravitasi dan heterogenitas lapisan reservoir. 0engaruh gravitasi disebabkan oleh
 perbedaan densitas antara fluida pendesak dengan fluida terdesak. Fadi pengaruh
gravitasi dapat terjadi di semua reservoir (homogen dan heterogen). 9as akan
mendahului minyak le/at bagian atas (overrides) dan air akan mendahului minyak 
 pada bagian ba/ah (underruns) karena itu terjadi breakthrough lebih a/al di bagian
atas dan ba/ah reservoir. "ecara teori stabilitas front pendesakan dan sudut ke arah
mana menghadap (terhadap arah aliran) berhubungan dengan laju penginjeksian
mobilitas fluida dan perbedaan densitas. 9ambar 7.. menunjukkan efisiensi
 penyapuan vertikal sebagai fungsi perbandingan mobilitas dan ;gh4H (perbandingan
 bilangan gravitas dikalikan ketebalan terhadap panjang). 0erbandingan mobilitas
yang tinggi dan bilangan gravitasi yang besar menunjukkan rendahnya efisiensi
 penyapuan vertikal pada saat breakthrough. Fika reservoir menunjukkan variasi
 permeabilitas dan porositas terhadap kedalaman heterogenitas lapisan flood front 
akan terpengaruh oleh variasi tersebut. %luida pendesak akan bergerak lebih cepat
dilapisan dengan permeabilitas yang tinggi dan breakthrough terjadi lebih a/al dalam
sumur produksi. 0erbandingan mobilitas yang tinggi dan heterogenitas yang besar 
akan menurunkan efisiensi penyapuan vertikal.

9ambar 7.. "ketsa Effisiensi 0enyapuan ertikal 7)

%.7.&.& E--iieni Per"!ehan T"ta!


Effisiensi perolehan total atau factor (R%) adalah fraksi dari cadangan minyak 
a/al (pada saat pertama kali dilakukan proses pendesakan) yang dapat didesak dan
diambil. R% merupakan hasil dari proses pendesakan dan effisiensi penyapuan
volumetric.
R% N Ea  EvMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM... (6&>)

BAB IV
METODE IN8E02I CO &

4.1. Pengertian In/ei CO &


njeksi -O'  yaitu metode menginjeksikan sejumlah gas -O'  murni untuk 
menggerakkan dan mendesak minyak. ,erjadi multiple kontak antara -O'  dan fasa
minyak intermediate sampai minyak dengan berat molekul yang besar untuk 
kemudian diekstraksi menjadi fasa kaya -O'. 2i ba/ah kondisi yang sesuai fasa
kaya -O' akan mencapai komposisi yang disebut miscible (bercampur) dengan
hidrokarbon asli di reservoir. +eadaan miscible atau mendekati miscible berada pada
 bagian muka ( front ) pendesak.
olume injeksi -O'  selama proses injeksi sebesar '>? volume pori. "uhu
kritis dari -O ' yaitu sebesar BC.B o% dan kebanyakan kasus fluida ini dinjeksi di atas
suhu kritis. iskositas -O ' saat kondisi injeksi sangat kecil sebesar =.= 8 =.$= cp
tergantung dari kondisi temperatur dan tekanan reservoir.

9ambar 7.$. 0roses njeksi -O' $$)


4.&. T,/,an In/ei CO&
etode injeksi bercampur terbagi atas injeksi gas hidrokarbon injeksi
nitrogen dan injeksi -O'. 2ari beberapa jenis fluida injeksi bercampur injeksi -O '
 jauh lebih baik dikarenakan triple point -O' relatif besar dan temperatur kritis lebih
rendah. "elain itu densitas dan viskositasnya tinggi serta faktor volume formasi
relatif kecil dibandingkan dengan udara nitrogen gas kering hidrokarbon. !al ini
dapat diilustrasikan dengan membandingkan sifat fisik dari berbagai gas dengan
kondisi temperature dan tekanan yang sama. -ontohnya pada temperature 6o- dan
tekanan '=C== +0a sehingga didapatkan #

,abel 7.$.
0erbandingan "ifat %isik *erbagai 9as 7)

9as 2ensitas %aktor olume %ormasi iskositas cp


kg4m6
+arbon 2ioksida >'> =.==6> =.=7'
:dara $B =.==7 =.='C
 ;itrogen $CB =.==7 =.='>
etana $$C =.==> =.=$B
 ;atural 9as $C6 =.==>$ =.='=

2engan membandingkan sifat dari tiap gas jelas bah/a -O'  lebih cocok 
sebagai fluida pendesak dengan alasan #
• 2ensitas yang tinggi dapat mengurangi efek gravitasi.
• 2engan rendahnya faktor volume formasi artinya hampir semua molekul ada

 pada volume reservoir.


• iskositas yang tinggi akan menghasilkan rasio mobilitas rendah.

Adapun tujuan dari injeksi -O' sama halnya dengan metode EOR lainnya
yaitu sebagai metode untuk meningkatkan recovery minyak dari reservoir dengan
cara mengurangi nilai %, sehingga memperkecil nilai dari saturasi minyak residual
("or).
njeksi -O' dapat optimal tergantung dari beberapa kriteria sifat fisik minyak 
dan karakteristik reservoirnya. Adapun kriterianya yaitu #

$. Oil #roperties #
• $ravity '' 8 6oA0
• iskositas $.> 8 $= cp
• +omposisi minyak   High ? -> 8 -$'
• "aturasi minyak '= 8 >>? pore volume

'. +arakteristik Reservoir 


• ,ipe formasi Sandstone atau karbonat
• +etebalan net  ,ebal
• Rerata permeabilitas ,idak ditentukan
• +edalaman @ '>== ft
• ,emperatur ,idak ditentukan
4.%. 2i-at 'ii CO&
-O' murni tidak ber/arna tidak berbau inert dan gas tidak mudah terbakar.
*erat molekul -O' pada kondisi standard yaitu 77.=$= g4mol dimana satu kali atau
setengah kali lebih besar dari udara. -O' dapat berupa solid   pada suhu dan tekanan
rendah tetapi kebanyakan tergantung dari suhu (9ambar 7.'.). 2engan meningkatnya
tekanan dan suhu fasa cair untuk pertama kalinya muncul bersama dengan solid dan
uap pada triple point. %asa cair dan uap -O' yang berada di triple point   kemudian
naik mencapai titik kritis pada kurva.

9ambar 7.'. 2iagram %asa -O' C)


2i ba/ah suhu kritis -O'  dapat berupa fasa cair atau gas di segala level
tekanan. 2i atas suhu kritis -O'  akan menjadi gas tanpa memperhatikan tekanan.
*agaimanapun pada tekanan superkritis yang tinggi uap akan menjadi dan bersifat
seperti cairan.
"elain itu ada beberapa sifat fisik -O' yang penting untuk menunjang
 performance dalam proses pendesakan bercampur.

4.%.1. Denita an 0"*+reii!ita


2ensitas dari pencampuran hidrokarbon dan -O' dapat dihitung dengan
menggunakan EO". Estimasi densitas fluida dapat dihitung berdasarkan basis
densitas rata 8 rata molekul dari komponen alami.
ZRT 
v=
 p
1
 ρ=
v
 X 1  X 2  X 3 1
+ + + …= MMMMMMMMMMMMMMM...
 ρ 1  ρ 2  ρ 3  ρmix

(7&$)

2imana #
Q$ N %raksi mol dari komponen i
$ N 2ensitas komponen i
mi N 2ensitas komponen yang bercampur 

asalahnya yaitu densitas fasa kondensat komponen -O' normalnya uap


atau fluida di atas titik kritis pada suhu dan tekanan campuran tidak dapat diprediksi
dengan mudah sehingga diperlukan data eksperimen yang tersedia. -ontohnya
eksperimen yang dilakukan Orr dan "ilva menggunakan peralatan multiple  contact 
dan slim tube dengan suhu 6'o- dan berbagai tekanan. 2engan mengasumsi system
yang terdiri dari tiga pseudokomponen # -O' -> sampai -$'  dan -$6S. 2an asumsi
 bah/a hidrokarbon memiliki ukuran densitas yang sama tiap fasa. ;amun -O'
memiliki densitas yang cukup besar di fasa li(uid dari pada di fasa uap. 2an pada
tekanan dimana terdapat dua fasa  li(uid   berada pada titik kesetimbangan densitas
-O' sangatlah berbeda pada masing 8 masing fasa.
9ambar 7.6. 2ensitas -O' sebagai %ungsi dari ,ekanan dan "uhu C)

9ambar 7.6. memperlihatkan bah/a densitas fluida meningkat terhadap


tekanan pada temperature di atas kondisi kritis. 2an kurva akan curam ketika
temperature di ba/ah daerah kritis. ,emperatur dan tekanan kritis dari -O '  yaitu
6$.=> o- dan C6. bar pada kondisi $.=$6 bar dan = o-.
"elain itu kompresibilitas fluida juga mempengaruhi injeksi -O'. 0ada
gambar 7.7. memperlihatkan kompresibilitas dari -O' natural gas dan campuran
-O' 8 etana sebagai fungsi dari tekanan pada beberapa temperatur yang berbeda.
+ompresibilitas dari -O' berbeda sekali dengan natural gas  dan campuran -O' 8 
metana. 0ada $== bar dan 7= o- di dapatkan berbagai kompresibilitas mulai dari =.'>
sampai =.7 dan =.B> untuk natural gas Artinya apabila dengan temperature yang
sangat rendah nilai kompresibilitas -O'  kecil dimana kompresibilitas berbanding
terbalik terhadap densitas.
9ambar 7.7. +ompresibilitas sebagai %ungsi dari ,ekanan dan ,emperatur C)

4.%.&. Vi"ita
Rasio mobilitas pada proses pendesakan merupakan fungsi dari viskositas
fluida pendesak dan fluida yang didesak. 0ada proses pendesakan bercampur
hubungan permeabilitas relative dengan fluida nonaTueous yang berbeda diasumsikan
sama.
 M = μd / μD MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM...

(7&')
2imana #
 N Rasio mobilitas
5d N iskositas fasa yang didesak 
52 N iskositas fasa pendesak.

iskositas dari crude oil  bervariasi mulai dangan viskositas lebih kecil dari air 
sampai viskositas lebih besar dari minyak berat. Apabila nilai viskositas solven (-O ')
yang diinjeksikan lebih kecil akan mengakibat rasio mobilitas tinggi dan tidak 
menguntungkan untuk proses pendesakan bercampur.
9ambar 7.>. iskositas -O' sebagai %ungsi ,ekanan dan ,emperatur $6)

4.%.%. 2"!,i!ita
2alam mendesain injeksi -O' perlu mengestimasi jumlah -O' yang terlarut
dalam fasa air. !ilangnya gas disebabkan solubilitas dalam air sangat signifikan. -O'
dapat larut dalam air tetapi berbeda halnya pada minyak solubilitas -O'  sangat
sensitive terhadap tekanan. Apabila tekanan sedikit di atas C= bar sebagian besar -O'
dapat terlarut di dalam air. "olubilitas -O' juga sangat sensitive terhadap
temperature apabila temperature naik maka solubilitas -O' akan menurun. "alinitas
 juga berpengaruh terhadap solubiltas -O' karena -O'  lebih soluble di  fresh water 
dari pada di brine.
9ambar 7.. "olubilitas -O' C)

4.4. Pr"e Micii!it$ (Berca*+,r)


2alam proses bercampur -O'  terhadap crude oil&  terjadi dua proses utama
yaitu first contact miscibility  (%-) dan multiple contact miscibility  (-). 0ada
- terjadi dua proses yaitu vaporizing  gas displacement   dan condensing gas
displacement

'irt C"ntact Micii!it$

etode yang secara langsung mencapai pendesakan bercampur dengan


menginjeksikan solvent dan bercampur dengan minyak seperti semua campuran
 berada pada satu fasa. :ntuk mencapai %- antara solvent dan minyak tekanan
harus lebih cricondenbar karena semua campuran solvent 8 minyak di atas tekanan ini
 pada fase tunggal. Fika solvent misalnya campuran propane 8 butane cair pada
tekanan dan temperature reservoir tekanan saturasi untuk campuran minyak dan
 pelarut akan bervariasi antara tekanan bubble 8 point. Apabila solvent berupa gas
 pada tekanan dan temperature reservoir perilaku fasa lebih rumit. 2alam hal ini
cricondenbar dapat terjadi pada campuran antara antara minyak murni dan pelarut
murni.
Fika gas alam atau -O' dipilih sebagai pelarut untuk menyapu reservoir
miscible slug  harus dibuat menjelang gas diinjeksikan untuk mencapai proses
 pendesakan bercampur. Slug mungkin bias berupa propana atau bahan bakar gas cair
dan slug harus benar&benar larut dengan minyak baik di bagian tepi muka sampai
keseluruhannya. olume slug yang disuntikkan harus cukup untuk bertahan selama
seluruh proses penyapuan. inimum kontak pertama tekanan larut (%-0) adalah
tekanan terendah di mana reservoir minyak dan gas injeksi yang larut dalam semua
rasio.

• M,!ti+!e C"ntact Micii!it$


0roses pendesakan - adalah salah satu kondisi bercampur yang
 bergenerasi dalam reservoir mele/ati perubahan komposisi in 8 situ yang dihasilkan
dari multiple  contact  dan transfer massa antara minyak dan fluida injeksi.
2alam menginjeksi solven guna mendesak minyak sebaiknya memperhatikan
kondisi reservoir agar mendapatkan injeksi yang optimal. Oleh sebab itu ternary
diagram sangat penting. 0ada gambar di ba/ah ini memperlihatkan pendesakan satu
dimensi. 0ada ternary diagram terdapat komponen ringan yang merupakan bagian
dari minyak. Apabila garis lurus dilution path berada diantara solvent   dan crude oil 
dan tidak memotong daerah dua fasa pendesakan akan terdiri dari fasa tunggal
hidrokarbon yang berubah pada komposisi dari crude  menjadi  solvent  undilution
melalui zona pencampuran solvent   8 minyak. .ilution path akan linear ketika hanya
 proses dispersi sebagai mekanisme pencampuran dimana tidak adanya air atau efek 
aliran fraksional yang berasosiasi dengan fasa tunggal hidrokarbon. 0endesakan yang
terjadi pada semua fasa hidrokarbon disebut  first  contact miscible dimana
komposisi  solvent   akan  first  contact miscible  dengan minyak pada pressure dan
temperature tertentu.
9ambar 7.>. "kematik 0roses %irst 8 -ontact iscible $6)

9ambar 7.. *erbagai +ondisi 0ada 0endesakan "olvent C)

Andaikata solvent  terdiri dari semua komponen ringan pendesakan bukan lagi


%- ketika dilution path mele/ati daerah dua fasa. Apabila solvent mele/ati dua
fasa maka akan terjadi - dimana - terbagi menjadi #

a. Va+"ri9ing 6a Dri#e


/aporizing gas drive adalah kasus khusus dari proses -. 0enguapan ini
terjadi pada komponen menengah dari reservoir minyak. 0roses vaporizing gas drive
dapat mendorong hampir semua minyak pada area yang terkontak. ;amun fraksi
reservoir yang terkontak mungkin rendah karena kondisi aliran dan heterogenitas
reservoir. 0roses ini membutuhkan tekanan tinggi pada antarmuka minyak 8 gas dan
reservoir minyak harus mengandung konsentrasi -' sampai -  tinggi terutama jika
gas hidrokarbon digunakan.
,ekanan yang diperlukan untuk mencapai miscibility dinamis dengan -O'
 biasanya lebih rendah daripada tekanan yang dibutuhkan untuk gas lainnya seperti
gas alam gas buang atau nitrogen. 2engan menggunakan -O' hidrokarbon molekul
 berat juga dapat diekstraksi. "emakin rendah tekanan dan tingginya ekstraksi fraksi
hidrokarbon merupakan keuntungan besar dari proses injeksi -O'.
9ambar 7.C. menunjukkan diagram terner untuk proses ini. 0endesakan bukan
merupakn %- karena jalan pengenceran (dilution path) mele/ati /ilayah dua fase.
:ntuk menjelaskan proses pada gambar kita harus membayangkan
serangkaian sel campuran yang me/akili media permeabel dalam pendesakan satu
dimensi. "el pertama a/alnya berisi minyak mentah kemudian yang lainnya
ditambahkan sejumlah pelarut (solvent) sehingga komposisi keseluruhan diberikan
oleh campuran. -ampuran pertama (titik pada garis dasi H$&9$ dimana melintasi
 solvent  crude line) akan dibagi menjadi dua bagian 9$ gas dan H$ liTuid yang
ditentukan oleh garis keseimbangan. 9$ gas memiliki mobilitas jauh lebih tinggi
daripada H$ liTuid dan bergerak ke dalam sel pencampuran kedua untuk membentuk 
campuran berikutnya. HiTuid H$ tetap di bagian belakang untuk campuran dengan
 pelarut lebih murni. 2alam sel kedua campuran terbagi menjadi 9' dan H' dan
seterusnya.
9ambar 7.C. 0roses ultiple -ontact 0ada aporizing 9as 2rive C)

0ada sel kedua seperti yang ditunjukkan pada gambar ini fase gas tidak akan
lagi membentuk dua fasa saat bercampur dengan minyak mentah. 2ari titik ini semua
komposisi pendesakan akan menjadi dilution path yang lurus antara minyak mentah
dan titik singgung kurva bimodal. 0endesakan akan menjadi %- dengan komposisi
solvent pada titik singgung. "ekarang proses  miscibility berkembang sejak solvent
telah diperkaya dengan komponen menengah untuk menjadi larut dengan minyak 
mentah. /aporizing gas drive terjadi di depan  slug solvent . 0roses ini disebut
vaporizing gas drive karena komponen menengah telah menguap dari minyak 
mentah.

. C"nening 6a Dri#e

+etika gas diinjeksikan ke dalam minyak minyak dan gas a/alnya tak 
 bercampur. %ultiple contact condesing drive akan terjadi ketika reservoir minyak di
sel tertentu bertemu dengan solvent baru. "ebuah miscible bank terbentuk melalui
kondensasi komponen menengah dari gas ke minyak. +emudian proses yang sama
dengan vaporizing gas akan berkembang dan minyak di belakang  front   menjadi
semakin ringan. +omposisi minyak berturut&turut terbentuk di belakang front akan
menempati volume yang lebih besar dalam pori&pori dari minyak asli karena terjadi
 swelling . !al ini kemudian akan mengarah untuk membentuk sebuah bank minyak 
yang mobile di belakang zona gas.

9ambar 7.B. ultiple -ontact 0ada -ondesing 9as 2rive C)

0roses ini ditunjukkan secara skematis pada gambar 7.B. dimana sel
 pencampuran pertama terbagi menjadi H$ liTuid dan gas 9$. 9$ gas bergerak ke sel
 pencampuran berikutnya dan H$ liTuid bercampur dengan  fresh solvent   untuk 
membentuk campuran berikutnya begitu seterusnya. 0roses pencampuran pada
akhirnya akan menghasilkan campuran fase tunggal. "ejak fase gas sudah mele/ati
sel pertama miscibility sekarang berkembang di belakang zona pencampuran solvent
 8 minyak sebagai hasil dari fase liTuid yang diperkaya komponen menengah. *agian
depan ( front ) zona pencampuran adalah /ilayah tak bercampur dikarenakan
 pengontakan terus 8 menerus pada fase gas 9$ 9' dan sebagainya. +arena
komponen menengah mengembun menjadi fase cair proses ini disebut condensing 
 gas drive.

4.7. Mini*,* Micii!it$ Pre,re CO&


*ercampurnya dua fluida berarti keduanya bercampur secara proposional.
Apabila diinjeksikan  solvent  maka  solvent   tersebut bercampur dengan minyak di
reservoir keduanya menjadi satu fasa dan mengalir bersama di reservoir sebagai satu
fluida. njeksi ini akan membuat permeabilitas relative tinggi saturasi minyak tersisa
lebih sedikit produktifitas lebih tinggi dan menghasilkan efisiensi pendesakan juga
tinggi.
+ondisi bercampur biasanya dapat diketahui dari hasil tes laboratorium tetapi
 juga dapat diketahui dari berbagai korelasi. +orelasi tersebut meliputi perhitungan
minimum miscibility pressure  (0) yang dimana memiliki efisiensi pendesakan
mencapai =? dengan $.= 8 $.' pore volume dari solvent  yang diinjeksikan.
0ada banyak kasus estimasi nilai 0 lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan rekah yang diberikan formasi. ,etapi ada beberapa juga kondisi bercampur 
didefinisikan sebagai tekanan minimum enrichment   di ba/ah tekanan rekah formasi.
2engan alasan bah/a apabila menginjeksi  solvent   sebesar $.= 8 $.' 0 secara
ekonomi cost nya akan lebih mahal.
2alam memprediksi 0 pendesakan -O' korelasi yang digunakan
 berdasarkan data eksperimen dari  slim  tube /alaupun kondisi dan definisi
eksperimen 0 tidaklah sama pada semua kasus.
!olm U Fosendal mengembangkan korelasi yang dimana 0 merupakan
fungsi dari temperature dan berat molekul ->S dan mengembangkan korelasi miscible
-O' terhadap densitas -O'.
<ellig U etcalfe kemudian mengembangkan korelasi dari !olm U Fosendal
korelasi yang sangat sederhana dilihat pada gambar 7.$$. 0 dikorelasikan sebagai
kurva tunggal sebagi fungsi dari temperature. Apabila bubble point pressure minyak 
lebih besar dari pada kurva 0 maka bubble point pressure  diambil dari 0.
 ;ilai ini sangat mungkin apabila dihubungkan dengan formasi dua fasa ketika
tekanannya berada di ba/ah bubble point pressure. +orelasi <ellig U etcalfe sangat
cocok untuk pendesakan -O' murni.
+emudian Fohnson U 0ollin U Alston mengembangkan korelasi yang
merupakan nilai -O' non&murni. Alston menerapkan korelasi 0 untuk -O' murni
yaitu #
 MwC 
¿
0.136
1,78  Xvol
5 +¿ ¿ (  )
 Xint   MMMM... (7&6)
¿
−4
 PCO 2=8.78 × 10 (T )1.06 ¿
2imana #
0co' N 0 untuk injeksi -O' murni
, N ,emperatur reservoir  
/->S N *erat molekul fraksi ->S pada minyak 
Qvol N %raksi mol dari komponen volatile minyak (-$ dan ;')
Qint N %raksi mol dari komponen intermediate (-' 8-7 -O' !'")

:ntuk minyak yang mendekati dengan fraksi volatile dan komposisi

0.136
 Xvol
intermediate factor koreksi (  )  hampir mendekati satu.
 Xint 
+etika injeksi -O' yang terkontaminasi dengan komponen lain akan
mempengaruhi nilai 0. Apabila ditambahkan -$ atau ;' sampai -O' maka nilai
0 akan meningkat. 2an bila ditambahkan -' -6 -7 atau !'" akan mengurangi
nilai 0. +emudian Alston mengembangkan korelasi berdasarkan temperature
 pseudocritical dari -O' non&murni sebagai #

T ' c m= ∑
=
 Xi . Tci− 459.7
i 1
 MMMMMMMMMMMMMM (7&7)

2imana #
,Vcm N *erat rata 8 rata pada temperature kritis
Qi N %raksi massa dari komponen i
,ci N ,emperatur kritis dari komponen i

:ntuk komponen -$ -6 -7 -O' dan ;' temperature kritis (,ci) merupakan
true critical   temperature. "edangkan untuk -' U !'" nilai true critical temperature
akan diganti dengan ,ci N >B> oR.
"etiap korelasi berpatokan hanya pada hasil eksperimen tiap crude oil   yang
diuji menghasilkan data yang berbeda dan apabila dibandingkan dengan korelasi yang
lain akan menghasilkan deviasi. "ehingga untuk mendapatkan nilai 0 yang
akurat harus dilakukan eksperimen menggunakan slim  tube apparatus.
+orelasi yang empiris juga berguna untuk mengindikasi kelakuan berbagai
 parameter yang mempengaruhi 0. "talkup !olm dan Fosendal menyimpulkan
 beberapa variable yang mempengaruhi nilai 0 yaitu #
$.  .inamic miscibility terjadi ketika densitas -O' cukup besar yaitu berupa gas
-O' padat atau cairan -O' larut dalam hidrokarbon -> 8 -6=. 0endesakan
 bercampur terjadi saat densitas -O' sebesar =.7 8 =.> g4cm6 tergantung dari
 jumlah total hidrokarbon -> 8 -6=.
'. ,emperatur reservoir merupakan variable yang sangat penting dalam
mempengaruhi 0 karena efek dari tekanan tertentu akan menghasilkan
densitas -O' yang diperlukan untuk pendesakan. ,emperatur yang tinggi
menghasilkan 0 yang tinggi pula.
6. ;ilai 0 berkebalikan dengan jumlah total hidrokarbon -> 8 -6=  dalam
crude oil . *esarnya jumlah hidrokarbon di dalam crude tersebut maka
menghasilkan nilai 0 rendah.
7. 0 juga dipengaruhi oleh distribusi berat molekul setiap individu
hidrokarbon -> 8 -6=. Rendahnya berat molekul menghasilkan nilai 0
yang rendah.
>.  .ynamic miscibility tidak terjadi pada hidrokarbon -' 8 -7.

4.:. Deain In/ei CO&


2alam mendesain injeksi bercampur secara umum dapat disimpulkan #
$. Rumuskan model koseptual reservoir dari data geologi dan data reservoir 
untuk digunakan dalam menyaring performa dan studi evaluasi.
'. 0ilih contoh dari batuan dan fluida reservoir serta lakukan uji laboratorium.
6. 0ilih solvent yang cocok (fluida pendesak) untuk menghasilkan kondisi
 bercampur dengan reservoir minyak. 0roses penyeleksian biasanya
 berdasarkan komposisi dan sifat karakteristik fasa minyak reservoir kelakuan
kondisi reservoir dan factor 8 factor dalam perbandingan solvent.
7. !itung kondisi minimum yang diperlukan untuk menghasilkan kondisi
 bercampur antara solvent dan minyak reservoir. Estimasi a/al dapat diperoleh
dari korelasi yang tersedia tetapi nilai akhir sebaiknya harus disesuaikan
dengan perhitungan laboratorium.
>. 0ilih  flood pattern yang tepat untuk mengimplementasi injeksi bercampur 
 pada lapangan. 0roses seleksi biasanya didasari dari jumlah performa
optimum efisiensi penyapuan areal dan vertical pada berbagai pattern
heterogeneity reservoir harga pengeboran sumur dan pattern sumur yang
sudah ada di lapangan.
. Estimasi recovery efficiency dari berbagai teknik implementasi dan rencana
 pengembangan untuk digunakan dalam evaluasi performa keekonomian.
C. 0erlunya mendesain fasilitas permukaan untuk meyediakan dan memaintain
laju injeksi dan kondisi 0.

BAB V
PEMBAHA2AN
2alam menginjeksi -O' dalam upaya peningkatan perolehan minyak sangat
 perlu untuk memperhatikan karakteristik dari reservoir tersebut baik dari segi sifat
fisik batuan atau pun fluida sampai karakteristik dari solvent yang akan diinjeksikan.

0ada dasarnya injeksi -O'  sangat efektif dibandingkan dengan injeksi gas
 bercampur lainnya dikarenakan temperature kritis jauh lebih rendah densitas dan
viskositasnya tinggi serta factor volume formasi relatif kecil dibandingkan dengan
gas injeksi bercampur lainnya.

2ilihat dari ternary diagram -O' sifat dari sistem -O ' 8 crude sangat berbeda
dari pada system methane 8 crude oil  dan nitrogen 8 crude oil . 2aerah dua fasa dari
system -O' 8 crude oil   lebih kecil /alaupun berada pada tekanan yang rendah dan
temperature yang tinggi. Oleh karena itu -O'  bersifat miscible  dengan komposisi
minyak pada tekanan tertentu dan temperature reservoir. +arena jumlahnya berlimpah
dan sangat mudah untuk ditangani kebanyakan disarankan menggunakan -O'
sebagai fluida pendesak yang miscible dibandingkan dengan gas pendesak yang
lainnya.
etode injeksi bercampur terbagi atas injeksi gas hidrokarbon injeksi
nitrogen dan injeksi -O'. 2ari beberapa jenis fluida injeksi bercampur injeksi -O '
 jauh lebih baik karena solubilitas -O' dapat meningkatkan swelling  dan karena -O'
 berupa gas yang nantinya mengurangi viskositas minyak sehingga minyak dapat naik 
ke permukaan selain itu injeksi -O' dapat mengekstraksi komponen berat hingga
mencapai -6=. 0roses baur dengan reservoir minyak dapat dicapai pada tekanan $== 8 
6== bar sehingga -O' ini jauh lebih efektif dibanding injeksi gas bercampur lainnya.
+arena nilai 0 -O' cukup kecil maka proses baur antara solvent dan reservoir 
minyak cepat terjadi sehingga dipredikasikan bah/a recovery yang dihasilkan juga
 besar.

"elain itu -O' juga memiliki kekurangan diantaranya yaitu injeksi -O'
dibatasi oleh /aktu karena sifat -O' berupa gas sehingga memiliki rasio mobilitas
yang tinggi. <ang semakin lama jumlah konsentrasi -O' di reservoir semakin
 berkurang dan mengakibatkan efisiensi pendesakan menurun. 2an apabila densitas
maupun viskositas dari -O' yang injeksikan kecil maka akan terjadi viscous
 fingering  dimana terjadi ketidakstabilan pendesakan oleh fluida yang memiliki
viskositas yang berbeda. Atau dengan kata lain reservoir minyak yang bersifat lebih
viscous didesak oleh -O'  yang kurang viscous akibat dari proses baur sebelumnya
dan akan mengurangi efisiensi penyapuan secara volumetrik. Akibat dari viscous
 fingering   nantinya akan mempercepat proses abandon sumur karena menghasilkan
nilai recovery minyak yang kecil.

Atas dasar di atas maka untuk mengoptimalkan kinerja dari injeksi -O '
dalam upaya meningkatkan cadangan minyak tersisa perlu dilakukan kombinasi
yaitu proses water alternating gas (KA9). ,ujuan dari injeksikannya air yaitu untuk 
mengurangi permeabilitas relative -O' dan juga mengurangi sifat mobilitas dari -O '
tersebut. +eberhasilan (optimum) dari KA9 ini tergantung dari karakteristik aliran
fraksi dan kecepatan relative antara solvent yang diinjeksikan dengan mobile  
connate water banks yang berada direservoir.

Oleh sebab itu perlu dilakukan uji laboratorium sebelum dipraktekkan di


lapangan. :ji laboratorium diperlukan untuk menentukan seberapa banyak (rasio)
-O' yang diinjeksikan berdasarkan hasil dari uji nilai 0 sebelumnya.

BAB VI
0E2IMPLAN

Anda mungkin juga menyukai