Anda di halaman 1dari 10

CONTOH SWOT ANALISYS Created by Irfan

A. Identifikasi Masalah
Langkah pertama kali dilakukan adalah melakukan pemilihan misi dari beberapa
misi organisasi Badan Diklat Provinsi Gorontalo yang telah ditetapkan, dimana terdapat
tiga misi Badan Diklat Provinsi Gorontalo yakni:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan administrasi dan pelaksanaan di
bidang program, keuangan, sarana prasarana, umum dan kepegawaian.
2. Mewujudkan Pengembangan Kompetensi ASN yang berkualitas.
3. Menjamin pengelolaan penyelenggaraan kediklatan yang sesuai standar.
Pemilihan misi ini didapatkan dengan menganalisis misi organisasi Badan Diklat
Provinsi Gorontalo melalui tiga kriteria sebagai berikut: 1) Urgency, yakni seberapa
mendesak misi tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah dari misi tersebut;
2). Seriousness, yakni seberapa serius misi tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang timbul dari misi
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah dari misi
itu tidak dipecahkan; 3). Growth, yakni seberapa besar kemungkinan-kemungkinannya
misi tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah dari misi tersebut
akan makin memburuk jika dibiarkan.
Adapun hasil pemilihan misi yang dilakukan dengan Teknik USG dapat dilihat pada
matriks sebagai berikut:

NO MISI U S G TOTAL
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
administrasi dan pelaksanaan di bidang program, 5 4 4 13
keuangan, sarana prasarana, umum dan kepegawaian.
2. Mewujudkan Pengembangan Kompetensi ASN yang
5 5 5 15
berkualitas.
3. Menjamin pengelolaan penyelenggaraan kediklatan
5 4 3 12
yang sesuai standar.
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil).
Berdasarkan analisis USG di atas, maka misi Badan Diklat Provinsi Gorontalo yang
terpiih untuk segera perlu dicarikan pemecahannya adalah pada misi mewujudkan
pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas. Dengan demikian dapat dirumuskan
misi prioritas adalah: “Meningkatkan pengembangan kompetensi ASN di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Gorontalo” serta sasaran misi prioritasnya ditetapkan: “Tercapainya
pengembangan kompetensi ASN di Lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo”.
Langkah selanjutnya dilakukan adalah dengan mengidentifikasi isu-isu maupun
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan misi prioritas yakni pengembangan
kompetensi ASN. Adapun permasalahan yang paling menonjol adalah permasalahan
kurangnya ketersediaan anggaran dalam pengembangan kompetensi ASN, sementara
pemerintah memiliki kewajiban memenuhi hak pengembangan kompetensi ASN
minimal 20 JP (jam pembelajaran) pertahun.

B. Langkah-Langkah Analisis SWOT


1) Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan.
Dalam rangka penentuan strategi guna penyelesaian masalah prioritas di atas, maka
perlu diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh, baik internal (S dan W) maupun
eksternal (O dan T) sebagaimana tabel berikut:

FAKTOR INTERNAL
2) NO STRENGTH
Penilaian (KEKUATAN)
Faktor-Faktor Keberhasilan. NO WEAKNESES (KELEMAHAN)
S1 Tersedianya Sarana dan W1 Sumber Daya Manusia yang Masih
Prasarana diklat. Kurang
S2 Adanya Akreditasi W2 Minimnya Anggaran Pelaksanaan
menyelenggarakan diklat. Diklat
S3 Adanya Tenaga Pengajar/ W3 Belum Terjalin Koordinasi Antar
Widyaiswara Bidang
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY (PELUANG) TREATH (ANCAMAN)
O1 Dukungan Kebijakan Pemerintah T1 Ketidak pedulian Tim Anggaran
Provinsi. terhadap penyelenggaraan diklat.
O2 Potensi PAD dari diklat dengan T2 Kebijakan pengembangan SDM lebih
pola kontribusi. bertumpu pada model klasikal
O3 Adanya Kebutuhan OPD dalam T3 OPD lain melaksanakan diklat
Pengembangan kompetensi
Adapun langkah langkah yang dilakukan untuk menilai faktor – faktor
keberhasilan tersebut yaitu :
a) Penentuan nilai Urgensi ( NU)
Untuk penentuan nilai urgensi dari setiap faktor – faktor internal dan
eksternal maka dilakukan teknik analisis dengan mengkomparasi faktor – faktor
internal dan ekternal tersebut diatas sehingga akan didapat nilai persentase
bobot faktor (BF %) unsur – unsur , sebagaimana tabel berikut :

NU/N BF
NO Faktor internal 1 2 3 4 5 6
F (%)
Tersedianya Sarana dan
1 1 1 1 5 6 3 20
Prasarana diklat.
Adanya Akreditasi
2 1 2 2 5 2 3 20
menyelenggarakan diklat.
Adanya Tenaga Pengajar/
3 1 2 3 5 3 2 13
Widyaiswara
Sumber Daya Manusia yang
4 1 2 3 4 6 1 7
Masih Kurang
Minimnya Anggaran
5 5 5 5 4 6 3 20
Pelaksanaan Diklat
Belum Terjalin Koordinasi
6 6 2 3 6 6 3 20
Antar Bidang
Jumlah 15
NU/N BF
Faktor Eksternal 1 2 3 4 5 6
F (%)
Dukungan Kebijakan
1 1 3 4 5 6 1 7
Pemerintah Provinsi.
Potensi PAD dari diklat dengan
2 1 2 2 5 6 2 13
pola kontribusi.
Adanya Kebutuhan OPD dalam
3 3 2 4 3 6 2 13
Pengembangan kompetensi
Ketidak pedulian Tim Anggaran
4 terhadap penyelenggaraan 4 2 4 5 6 2 13
diklat.
Kebijakan pengembangan
5 SDM lebih bertumpu pada 5 5 3 5 5 4 27
model klasikal
6 OPD lain melaksanakan diklat 6 6 6 6 5 4 27
Jumlah 15

Sedangkan untuk menentukan nilai dukungan dari unsur – unsur


internal dan ekternal sama dengan nilai urgensinya yang telah dikomparasi
unsur – unsur internal dan eksternal, sehingga didapat persentase bobot
dukungan dengan mengalikan bobot nilai faktor (BF %) dengan nilai
dukungan (ND) sebagaimana tabel dibawah ini:

NO Faktor internal ND BF (%) NBD


1 Tersedianya Sarana dan Prasarana diklat. 3 20 0.60
Adanya Akreditasi menyelenggarakan
2 3 20 0.60
diklat.
3 Adanya Tenaga Pengajar/ Widyaiswara 2 13 0.27
4 Sumber Daya Manusia yang Masih Kurang 1 7 0. 7
5 Minimnya Anggaran Pelaksanaan Diklat 3 20 0.6
6 Belum Terjalin Koordinasi Antar Bidang 3 20 0.6

Faktor Eksternal NU/NF BF (%) NBD


7 Dukungan Kebijakan Pemerintah Provinsi. 1 7 0.07
Potensi PAD dari diklat dengan pola
8 2 13 0.27
kontribusi.
Adanya Kebutuhan OPD dalam
9 2 13 0.27
Pengembangan kompetensi
Ketidak pedulian Tim Anggaran terhadap
10 2 13 0.27
penyelenggaraan diklat.
Kebijakan pengembangan SDM lebih
11 4 27 1.07
bertumpu pada model klasikal
12 OPD lain melaksanakan diklat 4 27 1.07
Untuk lebih jelasnya hasil penilaian faktor keberhasilan sebagaimana tabel berikut :

NILAI KETERKAITAN (NK) NRK NBK TNB FKK


N
NO FAKTOR INTERNAL NU BF% NBD 1
D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
  KEKUATAN (S)                                        
1. Tersedianya Sarana dan Prasarana diklat. 3 20% 3 0.60   3 3 5 5 3 2 5 4 2 1 2 3 0.6
1.18 2
2. Adanya Akreditasi menyelenggarakan diklat. 3 20% 3 0.60 3   5 5 5 5 5 5 3 5 2 2 4 0.8
1.36 1
3. Adanya Tenaga Pengajar/ Widyaiswara 3 20% 3 0.60 3 5   5 4 4 5 5 5 2 2 2 3 0.4
0.68 3
  3.22  
  KELEMAHAN (W)              
                         
4. Sumber Daya Manusia yang Masih Kurang 2 13% 2 0.27 5 5 5
  5 5 5 3 5 5 5 5 4 0.3 0.33 3
5. Minimnya Anggaran Pengawasan dan Pengendalian 2 13% 2 0.27 5 5 4
5   5 3 5 4 5 5 4 4 0.7 1.33 1
6. Belum Terjalin Koordinasi Antar Bidang 2 13% 2 0.27 3 5 4
5 5   2 3 5 5 4 5 3 0.7 1.29 2
                 
                      2.95  
NILAI KETERKAITAN (NK) NRK NBK TNB FKK
N
  FAKTOR EKSTERNAL NU BF% NBD 1
D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
  PELUANG (O) ND     NBD                                
7. Dukungan Kebijakan Pemerintah Provinsi. 1 7% 1 0.07 2 5 5 5 3 2   5 5 5 4 4 3 0.2 0.30 3
8. Potensi PAD dari diklat dengan pola kontribusi. 1 7% 1 0.07 5 5 5 3 5 3 5   5 5 2 3 3 0.4 0.70 2
9. Adanya Kebutuhan OPD dalam Pengembangan
3 20% 3 0.60 4 3 5 5 4 5 5 5   5 3 5 4 0.5 0.78 1
kompetensi
1.78  
  ANCAMAN (T)                                        
10. Ketidak pedulian Tim Anggaran terhadap
4 27% 4 1.07 2 5 2 5 5 5 5 5 5   5 5 4 0.5 0.78 3
penyelenggaraan diklat.
11. Kebijakan pengembangan SDM lebih bertumpu pada
3 20% 3 0.60 1 2 2 5 5 4 4 2 3 5   5 3 0.8 1.92 2
model klasikal
12. OPD lain melaksanakan diklat 3 20% 3 0.60 2 2 2 5 4 5 4 3 5 5 5   3 0.9 1.99 1
      4.68  
Untuk mendapatkan faktor kunci keberhasilan didapatkan dari hasil ranking
nilai bobot total (TNB) faktor – faktor internal dan eksternal dan diambil masing –
masing faktor yang urutan 1 dan 2 untuk masing – masing faktor internal dan
eksternal sebagaimana tabel dibawah ini :
FAKTOR INTERNAL
NO KEKUATAN (STREGHT) NO KELEMAHAN (WEAKNESSES)
Adanya Akreditasi Minimnya Anggaran Pelaksanaan
S1 W1
menyelenggarakan diklat Diklat
Tersedianya Sarana dan Belum Terjalin Koordinasi Antar
S2 W2
Prasarana diklat Bidang
FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITES) ANCAMAN (TREATHS)
Adanya Kebutuhan OPD dalam OPD lain melaksanakan diklat
O1 T1
Pengembangan kompetensi
Potensi PAD dari diklat dengan Kebijakan pengembangan SDM lebih
O2 T2
pola kontribusi. bertumpu pada model klasikal

Berdasarkan tabel di atas dilakukan evaluasi terhadap faktor – faktor internal


dan eksternal untuk menentukan faktor kunci keberhasilan, dimana didapat nilai
bobot masing – masing faktor setelah dihitung nilai keterkaitan dari masing – masing
faktor sebagai berikut :
 TNB kekuatan (strength) = 1.18 + 1.36 + 0.68 = 3.22
 TNB kelemahan (weaknesses) = 0.33 + 1.33 + 1.29 = 2.95
 TNB peluang (opportunites) = 0.30 + 0.70 + 0,78 = 1.78
 TNB ancaman (treaths) = 0.38 + 1.92 + 1.99 = 4.68
Selisih antara faktor kekuatan (strength) dengan faktor kelemahan
(weaknesses) dari faktor internal organisasi dan silisih antara faktor peluang
(opportunites) dan faktor ancaman (treaths) dari faktor eksternal organisasi yakni
sebagai berikut :
 Selisih faktor internal : kekuatan – kelemahan = 3.22 – 2.95 = 0.27
 Selisih faktor eksternal : peluang – ancaman = 1.78 – 4.68 = -2.90
Berdasarkan data perhitungan diatas, maka didapatlah posisi kunci
keberhasilan organisasi terletak pada faktor kekuatan (strength) dan faktor ancaman
(treaths) yakni berada pada kuadran II, sebagaimana dapat dilihat pada peta
kekuatan organisasi sebagai berikut :
PETA POSISI KEKUATAN ORGANISASI  
   
   
  3,22  
Mengindikasikan kondisi
  organisasi memiliki kekuatan  
  internal yg cukup baik, tetapi  
daya tarik bidang kegiatan
  lemah serta peluang  
  pengembangan kegiatan juga  
  relatif kecil  
   
  1,62  
   
   
   
  - 2.90  
   
  4.68 1,78
   
   
   
   
   
   
  2,95  
                         

3) Perumusan Tujuan dan Sasaran.


a) Tujuan
Berdasarkan faktor kunci keberhasilan dan peta posisi kekuatan organisasi di atas,
dirumuskan tujuan sebagaimana tabel pemilihan tujuan sebagaimana berikut:
Faktor Kekuatan Kunci (FKK) Alternatif Tujuan U S G TN
Kekuatan Kunci Ancaman Kunci
Meningkatkan
Adanya Akreditasi Penyelenggaraan
OPD lain
menyelenggarakan diklat untuk 5 5 4 14
melaksanakan diklat
diklat mengurangi OPD lain
melaksanakan diklat
Kebijakan Meningkatkan jumlah
Tersedianya Sarana diklat non klasikal
pengembangan SDM
dan Prasarana untuk mengurangi 5 5 5 15
lebih bertumpu pada
diklat diklat model klasikal
model klasikal

b) Sasaran
Berdasarkan rumusan tujuan yang terpilih di atas, maka dilakukan pemilihan sasaran
sebagaimana tabel berikut:

TUJUAN Alternatif SASARAN U S G TN


Meningkatkan 1. Meningkatnya jumlah diklat
jumlah diklat non 5 5 5 15
non klasikal.
klasikal untuk
mengurangi diklat 2. Berkurangnya diklat model
5 4 4 13
model klasikal klasikal

Berdasarkan analisis di atas, maka terpilih sasaran prioritasnya adalah: Meningkatnya


jumlah diklat non klasikal.

4) Formulasi Strategi.
Pemilihan strategi dilakukan dengan strategi fokus sebagaimana matriks berikut:

STREGTH WEAKNESSES
FAKTOR
INTERNAL
Adanya Akreditasi Minimnya Anggaran
S1 W1
menyelenggarakan diklat Pelaksanaan Diklat

FAKTOR Tersedianya Sarana dan


Belum Terjalin Koordinasi
S2 Prasarana untuk W2
EKSTERNAL Antar Bidang
penyelenggaraan diklat

OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)


Adanya Kebutuhan OPD
O
dalam Pengembangan
1
kompetensi
0 Potensi PAD dari diklat
2 dengan pola kontribusi.
THREATS STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Tingkatkan penyelenggaraan
T OPD lain melaksanakan diklat untuk mengurangi
1 diklat jumlah OPD lain
melaksanakan diklat
Tingkatkan jumlah
Kebijakan pengembangan
T penyelenggaraan diklat non
SDM lebih bertumpu pada
2 klasikal untuk mengurangi
model klasikal
diklat model klasikal
5) Pemilihan Alternatif Kegiatan.
Dari hasil formulasi strategi selanjutnya dipilih dan ditetapkan alternative kegiatan
terbaik dengan menerapkan teori tapisan Mc. Namara berikut:

Total
No. Alternatif Strategi Efektivitas Kemudahan Biaya Ket
Nilai
1. Tingkatkan penyelenggaraan
diklat untuk mengurangi jumlah 5 4 2 11
OPD lain melaksanakan diklat.
2. Tingkatkan jumlah
penyelenggaraan diklat non
5 5 5 15
klasikal untuk mengurangi diklat
model klasikal.

Berdasarkan analisis teori tapisan di atas, maka terpilih alternative strategi yaitu:
Tingkatkan jumlah penyelenggaraan diklat non klasikal untuk mengurangi diklat model
klasikal.

C. Rekomendasi Penyelesaian
Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, maka ditetapkan rencana strategi adalah
dengan meningkatkan penyelenggaraan diklat-diklat non klasikal. Agar rencana strategi
ini dapat diimplementasikan, maka perlu dilakukan penjabaran strategi kedalam
program dan kegiatan sebagaimana tabel berikut:

KEGIATA
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM
N
meningkatkan Meningkatnya Tingkatkan Peningkatan Peningkata Diklat
penyelenggaraa penyelenggaraa penyelenggaraa penyelenggaraa n jumlah Teknis
n diklat-diklat n diklat-diklat n diklat-diklat n diklat-diklat diklat non berbasis
non klasikal non klasikal non klasikal non klasikal klasikal e-learning
Coaching
dan
Mentorin
g
Program
magang

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan tiga kegiatan yang dirasakan penting untuk
dilakukan mengingat dalam rangka pemenuhan 20 JP pengembangan kompetensi ASN
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo saat ini dihadapkan oleh masalah
kurangnya anggaran pengembangan kompetensi ASN.
Oleh karena itu, penyelenggaraan diklat non klasikal dapat ditempuh dengan 3
(tiga) alternatif kegiatan yakni: melaksanakan diklat teknis secara e-learning,
melaksanakan coaching dan mentoring, dan melaksanakan program magang.
Adapun untuk menentukan alternatif terbaik dari tiga alternatif tersebut maka
dilakukan dengan metode USG sebagai berikut:

NO ALTERNATIF U S G TOTAL
1. Melaksanakan diklat teknis secara e-learning. 5 4 5 14
2. Melaksanakan coaching. 5 4 4 13
3. Melaksanakan mentoring. 5 4 3 12
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang,
2=kecil, 1=sangat kecil).

Berdasarkan metode USG di atas, maka dapat ditentukan alternatif kegiatan


dalam rangka mengatasi persoalan keterbatasan anggaran pengembangan kompetensi
ASN yakni dengan melaksanakan diklat teknis secara e-learning.

Anda mungkin juga menyukai