Dim BPSDM - Edit 29 April
Dim BPSDM - Edit 29 April
2. Keterbatasan anggaran
Kebutuhan untuk menyelenggaran diklat untuk meningkatan kapasitas dan keahlian
ASN Sekretariat Jenderal DPD RI sangat tinggi namun anggaran sangat minim untuk
memenuhi seluruh kebutuhan diklat ASN Sekretariat Jenderal DPD RI. Maka belum
dapat memenuhi 20 Jam Pelajaran sesuai dengan PP 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Adapun kegiatan yang membutuhkan dukungan anggaran antara lain:
a. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Pejabat Eselon I yang belum mengikuti Diklatpim: 3 orang (DIPA LAN)
Pejabat Eselon II yang belum mengikuti Diklatpim: 4 orang (Rp.
30.260.000/org)
Pejabat Eselon III yang belum mengikuti Diklatpim: 18 orang (Rp.
22.150.000/org)
Pejabat Eselon IV yang belum mengikuti Diklatpim: 56 orang (Rp.
20.230.000/org)
Total Anggaran yang diperlukan: Rp. 1.652.620.000
Existing anggaran yang dialokasikan tahun 2021: Rp. 89.500.000 (sudah
dialokasikan untuk Diklat PKA 4 orang pejabat eselon 3)
Pejabat/ status
Pegawai Total Sudah Belum assessment
assessment
Eselon 2 8 6 2
Eselon 3 51 30 21
Eselon 4 108 21 87
Staf 321 - -
3. Belum disahkannya Peraturan Sekretaris Jenderal yang mengatur mengenai ijin belajar
dan tugas belajar
Antusiasme Tinggi dari PNS Sekretariat Jenderal DPD RI untuk terus meningkatkan
kemampuan akademik yaitu dengan belajar ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sarjana,
Pasca Sarjana dan Doktorat namun karena Persesjen Ijin Belajar dan Tugas Belajar
belum disahkan maka hal ini menjadi kendala dan faktor untuk berpikir untuk
melanjutkan atau tidak untuk ijin dan tugas belajar.
4. Belum tersedia sistem yang terintegrasi dengan Bagian AKK terkait histori diklat yang
telah diikuti pegawai
Subbagian Pengembangan Kapasitas SDM belum memiliki sistem untuk melihat
masing-masing data pensiun, daftar riwayat pendidikan serta data kapasitas dan
Keahlian ASN Sekretariat Jenderal DPD RI sehingga diklat yang dilakukan selama ini
adalah berdasarkan permintaaan unit-unit terkait.
6. Belum terbangun hubungan relasi (networking) dengan K/L selain dengan Sekretariat
Negara Republik Indonesia terkait kerjasama pendidikan dan pelatihan di luar negeri.
7. Belum tersedia portal khusus jabatan fungsional yang mencakup pengelolaan jabatan
fungsional sebagai penunjang dukungan penyelenggaraan DUPAK online.
9. Kebutuhan untuk segera dibentuk tim penilai instansi bagi Jabatan Fungsional Analis
Kebijakan, sebagaimana Surat Edaran Lembaga Administrasi Negara Nomor:
18/K.I/HKM.023/2019 tentang Pembentukan Tim Penilai Instansi dan Tim Penilai
Daerah Angka Kredit Jabatan Fungsional Analis Kebijakan.
10. Kebutuhan untuk segera disusun kebijakan internal terkait jabatan fungsional
auditor Sekretariat Jenderal DPD RI telah mengajukan permohonan auditor kepada
BPKP dengan formasi: 1 Auditor Madya,3 Auditor Muda dan 9 Auditor Pertama.
11. Terdapat pegawai yang belum dapat dilantik ke dalam jabatan fungsional Pranata
Laboratorium Kesehatan Pertama atas nama Nurcahya Aswindo, S.KM. karena
ketidaksesuaian dengan Kualifikasi pendidikan yang disyaratkan pada jabatan
fungsional dimaksud.