Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Pusat Peradaban Islam di Dunia”

TUGAS MATA KULIAH

“SEJARAH PERADABAN ISLAM”

Dosen Pengampu : M.Helmi,M.Pd

Disusun Oleh :

Ahmad Sultan Gaffar 0206203122

Sakinah Sihotang 0206203056

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

i
T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq
dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan
makalah tentang “Pusat – pusat Peradaban Islam” ini dapat terselesaikan.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawarisalah


kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan
sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai
kehidupan ini.

Makalah ini berisi ulasan-ulasan yang membahas tentang Pusat – Pusat Peradaban
islam yang berada di Mekkah, Madinah,Baghdad, Cairo,Damaskus, Isfahan,
Istanbul, Delhi, Andalus serta Samarkand ,Bukhara (Transoxania) dan Aceh.Dalam
kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Helmi, M.Pd selaku Dosen Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami gunakan dalam penulisan
Makalah ini
3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi
wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki.Untuk itu,
penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Binjai, 14 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

 Halaman Judul ……………………………………………………… i


 Prakata ……… ……………………………………………………… ii
 Daftar isi …………………………………………………………….. iii
 BAB I ( PENDAHULUAN )
 1.1 Latar Belakang ………………………………………….. 1
 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 1
 1.3 Tujuan …………………………………………………… 2
 BAB II (PEMBAHASAN)
 2.1 Mekkah Al Mukkaramah ………………………………. 3
 2.2 Madinah ………………………………………………… 3
 2.3 Baghdad (Irak) ………………………………………….. 5
 2.4 Cairo (Mesir) ……………………………………………. 7
 2.5 Damaskus………………………………………………… 9
 2.6 Isfahan (Persia) …………………………………………. 10
 2.7 Istanbul (Turki) …………………………………………. 11
 2.8 Delhi (India) …………………………………………….. 13
 2.9 Andalus (Spanyol) ……………………………………… 14
 2.10 Samarkand dan Bukhara (Transoxania) ………………… 15
 2.11 Aceh ……………………………………………………… 17
 BAB III ( PENUTUP )
 3.1 Kesimpulan ……………………………………………...... 19
 3.2 Saran dan Kritik …………………………………………... 19
 Daftar Pustaka ………………………………………………………… 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu bisa dijadikan sebagai
jas merah, sebenarnya maksud dari kata jas merah itu sendiri adalah “jangan
sampai melupakan sejarah”. Apalagi kita sebagai orang Islam dan menuntut ilmu
di Universitas Islam tentunya harus paham akan sejarah kebudayaan islam di
masa dahulu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibrah
dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Khususnya mengenai peradaban-
peradaban islam di masa lalu.

Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai Pusat–Pusat Peradaban


islam yang berada di Mekkah, Madinah,Baghdad, Cairo,Damaskus,
Isfahan, Istanbul, Delhi, Andalus serta Samarkand ,Bukhara (Transoxania)
dan Aceh. dan untuk lebih detailnya tentang Pusat-pusat Peradaban Islam ini akan
diuraikan dalam Bab Pembahasan.Namun, dengan segala keterbatasan tim
penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat
dengan metode literatur kajian pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan
dengan tema makalah yang kami buat dan berdasar pada diskusi yang kami
lakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk


menjelaskan secara rinci mengenai Pusat-pusat peradaban Islam yang ada di
Mekkah, Madinah,Baghdad, Cairo,Damaskus, Isfahan, Istanbul, Delhi,
Andalus serta Samarkand ,Bukhara (Transoxania) dan Aceh.

1
1.3 Tujuan
Pembahasan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pusat –
pusat peradaban Islam yang ada Mekkah, Madinah,Baghdad,
Cairo,Damaskus, Isfahan, Istanbul, Delhi, Andalus serta Samarkand
,Bukhara (Transoxania) dan Aceh.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekah Al-Mukarramah
Mekah Al-Mukarramah merupakan kota tempat lahirnya agama Islam,
dimana Nabi Muhammad SAW lahir dan memperoleh wahyu Al-quran dikota
Mekah. Mekah juga merupakan kota budaya Islam. Dimana kota Mekah
merupakan kota untuk menutut ilmu, baik pada masa Nabi Muhammad SAW,
Khulafahur rasyidin maupun masa Umayyah dan Abbasiyah, bahkan hingga
sekarang.
Awalnya mekah merupakan pusat peradaban jahiliah yang penuh dengan
paganisme. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan agama Islam yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW, kota mekah menjadi kota suci umat Islam. Dikota
ini juga terdapat Ka’bah di Masjidil Haram yang merupakan kiblat umat Islam
dalam shalat. Mekah juga menjadi pusat kajian ilmu-ilmu keagamaan, khususnya
menjadi pusat kajian ilmu hadist dan fiqih.
Dari madinah setelah posisi dan kekuatan Nabi Muhammad dan pengikutnya
menjadi besar, beliau merebut kembali kota Mekah dengan cara menaklukkan
kota itu secara damai, pada tahun 8 H (630 M) sehingga dikenal dengan Fathul
Mekkah, yaitu terbukanya kota mekah. Disamping sebagai kota suci, Mekah juga
menjadi kota budaya, lantaran kebudayaan Islam dikembangkan oleh nabi dikota
ini, disamping kota Madinah Al-Munawwarah.
Mekkah pada masa nabi muhammad lebih dititik beratkan pada menata
masyarakatnya pada aqidah. sedangkan untuk ilmu-ilmu lain banyak diterapkan di
Madinah. Mekkah menjadi pusat Keagamaan umat islam dunia. Mereka banyak
berdatangan ke Mekkah untuk Haji dan umroh. serta memperdalam ilmu
agamanya

2.2 Madinah Al-Munawwarah


Madinah Al-Munawwarah, awalnya kota ini bernama Yatsrib. Kota Madinah
menjadi pusat kebudayaan Islam setelah Nabi Muhammad berhijrah dari Mekah
ke Yatsrib. Setelah nabi hijrah ke Yatsrib, maka kota tersebut dijadikan pusat

3
jamaah kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibu kota negara Islam yang
segera didirikan oleh nabi, dengan diubah namanya menjadi Madinah.
Dari Madinah inilah nabi meneruskan perjuangan menyebarkan agama Islam.
Di Madinah selama 13 tahun nabi membina dan mengembangkan masyarakat
Islam. Bahkan di Madinah ini, nabi membangun sistem kehidupan bermasyarakat
Islam yang dicita-citakan. Ditengah-tengah kota Madinah, segera nabi
membangun masjid, yang menjadi pusat ibadah dan kebudayaan, bahkan
dijadikan markas besar negara Islam. Bagi negara yang baru dibangun itu, nabi
telah meletakkan dasar-dasarnya yang kuat, diantaranya yaitu ukhuwah Islamiyah,
persaudaraan Islam.
Nabi mempersaudarakan antara semua kaum muslimin yang berbeda-beda
suku dan bangsa, yang berlain-lainan warna kulit dan rupa, Al-Wahdatul
Islamiyah mengantikan Al-Wahdatul Qaumiyah, sehingga dengan demikian
mereka semua menjadi bersaudara dan sederajat. Madinah juga menjadi pusat
pemerintahan Islam pada masa Nabi Muhammad, dan kemudian masa khulafahur
rasyidin. Sejak masa pemerintahan dipegang oleh Muawiyah bin Abi Sufyan,
pusat pemerintahan dipindahkan ke Damaskus.
Dikota ini pula terdapat masjid nabi yang terkenal dengan nama Masjid
Nabawi. Disamping masjid dibangun ruangan tertutup untuk para fakir miskin
kaum muslimin. Masjid diberi pintu dua, yaitu pintu Aisyah dan pintu Atiqah.
Setelah perang Khaibar, nabi sendiri memperbesar masjid ini, kemudian berturut-
turut diperbesar lagi oleh Khalifah Umar bin Khathab, dan Khalifah Ustman bin
Afan.
Pada zaman Rasul dan Khulafaur rasyidin, Masjid Madinah menjadi kantor
besar yang didalamnya diurus segala urusan pemerintahan. Masjid tidak saja
menjadi tempat beribadah, tetapi juga menjadi pusat kehidupan politik, ekonomi,
dan sosial.
Dikota ini nabi dimakamkan. Kota Madinah merupakan kota suci umat Islam
setelah Mekah Al-Munawwarah. Dari kota ini lahir para ilmuwan muslim dan
para ulama yang menghiasi lembaran-lembaran sejarah umat Islam. Sebagaimana

4
kota Mekah, kota Madinah juga menjadi pusat kajian keilmuan keagamaan Islam,
khususnya ilmu hadist, ilmu fiqih, dan ilmu tafsir Al-quran.

2.3 Baghdad (Irak)


Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua, Al-manshur (754-
755) pada tahun 762 M. Setelah mencari-cari daerah yang strategis untuk ibu
kotanya, pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak
dipinggir kota Tigris. Al-manshur sangan cermat dan teliti dalam memilih lokasi
yang akan dijadikan ibu kota. Ia menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti
dan mempelajari lokasi. Bahkan, ada beberapa orang diantara mereka yang
diperintahkan beberapa hari ditempat itu disetiap musim yang berbeda, kemudian
para ahli tersebut melapaorkan kepadanya tentang keadaan udara, tanah dan
lingkungan. Setelah penelitian saksama itulah daerah ini ditetapkan sebagai ibu
kota dan pembangunan pun dimulai. Menurut cerita rakyat, dearah ini sebelumnya
adalah tempat peristirahatan Kisra Anusyriwan, raja Persia yang mashur, di
musim panas. Baghdad berarti “taman keadilan”. Taman itu lenyap bersama
hancurnya kerajaan Persia. Akan tetapi nama itu tetap menjadi kenangan rakyat.
Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan staf ahli bangunan yang
terdiri dari arsitektur-arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat,
dan lain-lain. Mereka didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang
berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini berbentuk bundar. Disekelilingnya
dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Disebelah luar dinding tembok
digali parit besar yang berfungsi sebagai saluaran air dan sekaligus sebagai
benteng. Ada empat buah pintu gerbang diseputar kota ini, disediakan untuk
setiap orang yang ingin memasuki kota. Keempat pintu gerbang itu adalah baba
al-Kufah terletak disebelah barat daya, Bab al-syam dibarat laut, Bab al-Barshrah
di tenggara, dan Bab al-Khurasan di timur laut. Diantara masing-masing pintu
gerbang ini, dibangun 28 menara sebagai tempat pengawal Negara yang bertugas
mengawasi keadaan diluar. Diatas setiap pintu gerbang dibangun suatu tempat
peristirahatan.

5
Sejak awal berdirinya, kota Baghdad sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam.diantara kota-kota dunia, Baghdad
merupakan Profesor masyarakat Islam. Al manshur memerintahkan penerjemahan
buku-buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing: India, Yunani lama,
Bizantium, Persia dan Syria. Para peminat ilmu dan kesusastraan segera
berbondong-bondong dating ke kota itu. Setelah masa Al manshur, kota Baghdad
menjadi lebih mashyur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan
peradaban dan kebudayaan Islam. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada
zaman pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809) dan anaknya Al-
Ma’mun (813-833 M). dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan
peradaban islam keseluruh dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan
aktifitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini. Baghdad pada saat itu
menjadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu
pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat yang
dipandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan diterjemahkan kedalam
bahasaArab.
Disamping itu banyak berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa
yang memenuhi kota itu. Perguruan Nizhamiyyah, didirikan oleh Nizham Al-
mulk, Perguruan Mustanshiriyah, didirikan 2 abad kemudian oleh Khalifah
Mustanshir Billah. Dalam bodang sastra, kota Bghdad terkenal dengan hasil karya
yang indah dan digemari orang. Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu
malam. Dikota ini lahir pula al-Khawarizm (ahli astronomi dan matematika,
penemu ilmu aljabar), al-Kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (Filosof, ahli
Fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof terbesar dan dijuluki dengan al-mu’allim
al-Tsani, guru kedua setelah aristoteles), tiga pendiri madzhab hokum Islam (Abu
Hanifah, Syafi’I, dan Ahmad Ibn Hambal), Al-Ghazali (Filosof, teolog, dan sufi
besar dalam Islam yang dijuluki denagn Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani
(pendiri tarekat qadiriyah), Ibn Muqaffa’ (sastraawn besar), dan lain-lain. Dalam
bidang ekonomi, perkembangannya sejalan dengan perkembangan polotiknya.

6
Pada masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, perdagangan dan industri
berkembang pesat. Didukung oleh tiga buah pelabuhan yang ramai dikunjungi
para khalifah dagang internasional (Cina, India, Asia tengah, Syria, Persia, Mesir,
dan negeri Afrika lainnya) Baghdad mendapat julukan Benteng Kesucian.
Disinilah istirahatnya Imam Musa Al-Kazhim (imam ketujuh Syiah), Abu hanifah
(pendiri mazhab Fiqh Hanafi), Syaikh Junaid, Syibli, dan Abdul Kadir Jailani
(pemimpin-pemimpin kaum Sufi). Kota ini juga muncul sebagai kota terindah dan
termegah didunia pada saat itu, sebelum dihancurlkan oleh tentara Mongol
dibawah pimpinan Hulagu Khan tahun 1258 M. mereka menghancurkan
perpustakaan yang merupakan gudang ilmu. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang
pula oleh pasukan Timur Lenk, dan tahun 1508 M oleh tentara kerajaan safawi.
Kota Baghdad sekarang tidak mencerminkan kemajuan Baghdad lama.

2.4 Kairo (Mesir)


Kota kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh panglima
perang dinasti fathimiah yang beraliran syiah, Jawhar Al-Siqili, atas perintah
Khalifah Fathimiah, Al-Mu’izz Lidinillah (953-975 M), sebagai kota kerajaan
dinasti tersebut. Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika utara, Sucilia dan Syria.
Berdirinya kota Kairo sebagai ibu kota kerajaan membuat Baghdad mendapat
saingan. Kemudian, Al-Siqili mendirikan mesjid Al-azhar, 17 Ramadhan 359 H.
Mesjid ini berkembang menjadi sebuah Universitas besar yang sampai sekarang
masih berdiri megah. Kota ini mengalami tiga masa kejayaan, yaitu pada masa
dinasti Fathimiah, di masa Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan dibawah Baybars dan
Al-Nashir pada masa dinasti Mamalik. Selama pemerintahan Muizz seni dan ilmu
mengalami kemajuan besar. Al-Muizz melaksanakan tiga kebijakan besar, yaitu
pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi, dan toleransi
beragama (juga aliran). Dalam bidang administrasi, ia mengangkat wazir
(menteri) untuk melaksanakan tugas kenegaraan. Dalam bidang ekonomi, ia
memberi gaji khusus kepada tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan
lainnya.

7
Dalam bidang agama, diadakan empat lembaga peradilan, dua untuk mazhab
Syiah dan dua untuk mazhab Sunni. Pada masa Al-Aziz Billah dan Hakim
Biamirillah, terdapat seorang mahaguru bernama Ibn Yunus yang menemukan
pendulum dan ukuran eaktu dengan ayunannya. Karyanya Zij al-Akbar al-Hakim
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Dia meninggal pada tahun 1009 M dan
penemuan-penemuannya diteruskan oleh Ibn Al-nabdi (1040) dan Hasan Ibn
Haitham, seorang astronom dan ahli optika. Pada masa pemerintahan Al-Hakim
(996-1021 M), didirikan bait al-Hikmah. Dilembaga ini banyak buku-buku.
Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian astronomi, kedokteran dan ajaran-
ajaran Islam terutama Syiah. Ketika jayanya, di Kairo terdapat lebih kurang
20.000 toko milik khalifah, penuh dengan barang-barang dari dalam dan luar
negeri. Khafilah-khafialah, tempat-tempat pemandian, dan sarana umum lainnya
banyak didirikan penguasa. Istana khalifah dihuni oleh 30.000 orang, 12.000
diantaranya adalah pembantu, 1000 pengawal berkuda.
Dinasti Fathimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh
Shalah Al-Din, seorang pahlawan Islam yang terkenal pada perang salib. Ia tetap
mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh Fathimiah tetapi
mengubah orientasi keagamaannya dari Syiah kepada Sunni. Ia juga mndirikan
lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama mesjid yang dilengkapi dengantempat
belajar teologi dan hokum. Karya-karya yang muncul pada saat itu dan
sesudahnya adalah kamus biografi, compendium sejarah, manual hukum dan
komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan dirumah-rumah sakit.
Prestasi yang lain adalah didirikannya sebuah rumah sakit bagi ornag yang cacat
pikiran. Setelah itu kekuasaan diambil alih oleh dinasti Mamamik. Dinasti ini
mampu mempertahankan pusat kekuasaannya dari serangan bengsa Mongol dan
mengalahkannya di Ayn Jalut dibawah pimpinan Baybars. Baybars dapat
dikatakan sebagai pendiri dinasti ini. Ia juga pahlawan Islam pada saat perang
salib. Pada masa itu, Kairo menjadi satu-satuya pusat peradaban Islam yang
selamat dari serangan Mongol. Oleh karenanya, Kairo menjadi pusat peradaban
dan kebudayaan Islam terpenting. Pada tahun 1261 M mengundang keturunan
Abbasiah untuk melanjutkan Khalifahnya di Kairo. Kemudian banyak bangunan

8
didirikan dengan arsitektur yang indah. Namun pada tahun 1517 M, dinasti
Mamalik dikalahkan oleh kerajaan Usmani yang berpusat di Turki dan sejak itu
Kairo hanya menjadi ibu kota provinsi dari keraj.

2.5 Damaskus Di Syiria


Damaskus pada zaman sebelum Islam adalah ibu kota kerajaan Romawi
Timur di Syiria. Damaskus merupakan kota lama yang dibangun kembali dalam
zaman daulah Bani Umayyah dan dijadikan ibu kota negara sejak pemerintahan
Muawiyah bin Abi Sufyan, Khalifah pertama Bani Umayyah.
Dikota damaskus banyak didirikan gedung-gedung yang indah, yang bernilai
seni, disamping kotanya sendiri dibangun sedemikian rupa teratur dan indahnya,
dengan jalan-jalannya yang lebih merimbun, kanal-kanal yang bersimpang siur
berfungsi sebagai jalan dan pengairan, taman-taman rekreasi yang menakjubkan.
Dikota Damaskus terdapat Masjid Damaskus yang megah dan agung, masjid ini
dibangun oleh Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik dengan arsiteknya Abu
Ubaidah bin Jarrah.
Untuk keperluan pembangunannya, Khalifah Al-Walid mendatangkan 12.000
orang tukang ahli dari Romawi, kecuali pembangunannya sendiri memiliki nilai
seni yang luar biasa, juga pilar-pilar dan dinding-dindingnya diukir dengan
ukiran-ukiran yang indah dan ditaburi dengan aneka batu yang bernilai tinggi.
Isfahan di Persia
Kota isfahan adalah ibu kota kerajaan Shafawi. Kota isfahan merupakan kota
tua didirikan oleh Yazdajird I (Buhtanashar) Raja Persia. Kota Isfahan dikuasai
Islam pada tahun 19 H/640 M pada masa Umar bin Khatab. Kota Isfahan sekarang
masuk dalam wilayah Iran.
Pada waktu Abbas I Sultan Safawiyah menjadikan Isfahan sebagai ibu kota
kerajaannya, kota ini menjadi kota yang luas dan indah. Kota ini terletak diatas
sungai Zandah, dan diatasnya membentang tiga buah jembatan yang megah dan
indah. Di kota ini berdiri bangunan-bangunan indah seperti istana, sekolah-
sekolah, masjid-masjid, menara, pasar, dan rumah-rumah dengan ukuran
arsitektur yang indah.

9
Pada tahun 625 H/1228 M terjadi pertempuran besar di Isfahan, ketika tentara
mongol datang menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan sebagai
salah satu bagian dari wilayah kekuasaan mongol itu. Ketika Timur Lenk
menyerbu negeri-negeri Islam pada tahun 790 H/1388 M, kota Isfahan ikut jatuh
dibawah kekuasaan Timur Lenk.
Setelah itu, kota Isfahan dikuasai oleh kerajaan Turki Usmani pada tahun
955 H/1548 M. Pada tahun 1134 H/1721 M terjadi pertempuran antara Husain
Syah, Raja Shafawi dengan Mahmud Al-Afghani, yang mengakhiri riwayat
Kerajaan Shafawi. Pada tahun 1141 H/1729 M, kota Isfahan berada dibawah
kekuasaan Nadir Syah.
Dikota ini berdiri bangunan-bangunanindah seperti istana, sekolah-sekolah,
masjid-masjid, menara, pasar, dan rumah-rumah dengan ukiran arsitektur yang
indah. Sultan Abbas I membangun Masjid Syah yang merupakan salah satu
masjid indah dan megah didunia.
aan Usmani tersebut.

2.6 Ishafan (Persia)


Isfahan ialah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota kerajaan
Safawi.Ardasir, raja Persia pernah membangun irigasi untuk pengaturan air dari
sungai Zandah, bernama Zirrin Rod, berarti sungai emas. Hingga sekarang
perekonomian negeri ini sangat bergantung kepada pertanian kapas, candu, dan
tembakau. Kota ini, sebelum barada dibawah kerajaan Safawi, sudah beberapa
kali mengalami pergantian penguasa: Diansti Samani tahun 301 H, kemudian
direbut oleh Mardawij tahun 316 H dan memerdekakan diri dari kekuasaan
Baghdad. Setelah itu jatuh ketangan penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H
direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa
Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ketangan penguasa Saljuk dan dijadikan sebagai
tempat tinggal sultan Maliksyah.
Pada tahun 625 H, terjadi pertempuran disini, ketika tentara-tentara Mongol
menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan sebagai salah satu bagian
dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri

10
Islam, kota ini ikut jatuh ketangannya tahun 790 H dan sekitar 7000 orang
penduduknya terbunuh.
Setelah itu kota ini dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955 H dan pada tahun
1134 H, terjadi pertempuran antara Husein Syah, Raja Safawi dengan Mahmud
Al-Afgani, yang mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada tahun 1141 H,
kota ini berada dibawah kekuasaan Nadir Syah. Ketika raja Safawi , Abbas I
menjadikan Isafan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini menjadi kota luas dan
ramai dengan penduduk. Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang
didirikan oleh Abbas I, merupakan salah stu mesjid terindah di dunia. Pintunya
dilapisi dengan perak. Di samping itu, ada lapangan dan tanaman yang terawat
baik dan menawan.

2.7 Istanbul (Turki)


Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani yang sebelumnya merupakan
ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstantinopel. Jauh sebelum
Turki Usmani dibawah sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan
Konstantinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Al-Khalifah Al-Rasyidah,
kemudian khalifah bani Umayah dan Khalifah bani Abbas berusaha kearah itu.
Namun, baru pada masa kerajaan Turki Usmani usaha itu berhasil. Setelah
Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai Ibu kota kerajaan Turki
Usmani, ia melakukan penataan hal-ihwal orang Kristen Yunani (Romawi).
Dalam penataan tersebut ia tetap memberikan kebebasan tehadap pihak gereja,
seperti yang dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai
dengan ajaran Islam yang menghormati keyakinan suatu agama. Sultan memberi
kebebasan kepada penganut agama Kristen, misalnya untuk memilih dan
menentukan agamanya. Penduduk Istanbul memang heterogen dalam bidang
agama. Menurut sensus tahun 1477 adalah sebagai berikut: Muslim 8951 rumah
tangga (60%), penganut Kristen Ortodoks (Yunani) 3151 rumah tangga (21,5%),
Yahudi 1647 rumah tangga (11%), dan lain-lain 1054 rumah tangga (7.5%).
Kehidupan keagamaan merupakan bagian terpenting dalam system sosial dan
politik Turki Usmani. Pihak penguasa sangat terikat dengan syariat islam. Ulama

11
mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan rnegara dan masyarakat usmani.
Mufti sebagai pejabat tinggi agama, berwenang menyampaikan fatea resmi
mengenai problematika keagamaan. Tanpa legitimasi mufti, keputusan hokum
kerajaan tidak bisa berjalan. Ilmu pengetahuan seperti fiqh, tafsir, kalam dan lain-
lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa usmani cenderung
bersikap taqlid dan fanatic terhadap satu madzhab dan menentang madzhab-
madzhab lainnya
Kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul itu menjadi sebuah Negara
adi daya pada masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar
Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sebagai sebuah kerajaan Islam
terbesar pada saat itu, maka raja-rajanya juga memakai gelat khalifah. Istana
khalifah terletak di kota ini. Sebagai ibu kota, disinilah tempat berkembangnya
kebudayaan Turki yang merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan.
Mereka banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam
bidang kemiliteran dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium banyak
mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini. Kemudian sejak mereka pertama kali
masuk Islam, Arab sudah menjadi guru mereka dalam bidang agama, ilmu,
prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hokum. Huruf Arab dijadikan huruf resmi
kerajaan. Kekuasaan tertinggi memang beradadi tangan sultan, tetapi roda
pemerintahan dijalankan oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) yang
berkedudukan di ibu kota. Jabatan-jabatan penting, termasuk perdana menteri,
seringkali justru diserahkan kepada orang-orang asal Eropa, dengan syarat
menyatakan diri secara formal masuk Islam.Dalam bidang arsitektur, masjid-
masjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya. Gereja Aya Sophia,
setelah penaklukan diubah menjadi sebuah masjid agung yang terpenting di
Istanbul. Masjid-masjid yang penting lainnya adalah Masjid Agung Al-
Muhhamadi, Masjid Abu Ayyub Al-Anshari, Masjib Bayazid dengan gaya Persia,
dan masjid Sulaiman Al-Qanuni. Di samping masjid, para sultan juga mendirikan
istana-istana dan villa yang megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan,
penginapan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya.

12
2.8 Delhi (India)
Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaaan Islam di India sejak tahun 608 H
sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858. Delhi juga menjadi pusat
kebudayaan dan peradaban Islam di India. Sebelum Islam masuk, Delhi berada di
bawah kekuasaan keturunan Johan rajput. Tahun 589 H kota ini ditaklukkan oleh
Qutb Al-Din Aybak dan tahun 602 H ini dijadikan ibu kota kerajaan tersendiri
olehnya. Dinasti Mamluk ini berkuasa sampai tahun 689 H, kemudian diganti oleh
dinasti Khalji (1296-1316 M), setelah itu dinasti Tughlug (1320-1413 M). dengan
Raja Babur sebagai raja Mughal yang pertama, yang merebut Delhi dari tangan
dinasti Lodi.
Seni Arsitektur merupakan bidang yang mencapai kemajuan terbesar kerajaan
Mughal. Sejumlah bangunan peninggalan Mughal yang sangat indah dan
mengagumkan masih dapat kita saksikan hingga sekarang. Misalnya, Istana
Fatpur Sikri di Sikri, Vila dan sejumlah masjid Indah yang dibangun, serta Taj
Mahal di Agra yang dibangun Oleh Syeh Jehan, serta masjid Agung dan istana di
Lahore.2
Sedangkan pada Dinasti Mamluk mendirikan sebuah menara setinggi 257
kaki (Qutb Manar) dan sebuah Masjid bernama “Qutb Al-Islam. Mamluk juga
memperluas tembok kota Hindu (kil’a Ray Pithora). Dinasti Khalji memperluas
benteng Lalkot yang lama dengan maksud mempertahankan kota dari serangan
bangsa Mongol. Dinasti ini juga mendirikan sebuah istana megah tersendiri.
Sementara itu, raja pertama dinasti Thuglug mendirikan Tughlughabad, sekitar 8
km di sebelah timur Kil’a Ray Pithora, yang kemudian dijadikan sebagai pusat
pemerintahan tahun 720 H. Muhammad ibn Tughlug juga melaksanakan sebuah
proyek raksasa, yaitu mendirikan Adilabad yang kemudian dikenal dengan kota
Jahanpanah. Hal yang sama dilakukan Fairuz Tughlugh dengan mendirikan kota
Fairuzabad yang kemudian dikenal dengan Syahjahanabad. Setelah Delhi Delhi
dihancurkan oleh tentara timur Lenk, kekuasaan raja-raja yang berkedudukan di
Delhi merosot tajam. Delhi baru menjadi ibu kota kerajaan Mughal pada masa
Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Dia wafat saat terjatuh di

13
tangga perpustakaannya di Panah. Raja Mughal lainnya, Syah Jehan (1628-
1658M) mendirikan kota Syahjahanabad. Delhi Islam yang dapat disaksikan
sekarang adalah Delhi yang hanya dibangun oleh kerajaan Mughal.

2.9 Andalus (Spanyol)


Di Spanyol anyak kota-kota Islam yang Mashyur dan menjadi pusat
peradaban Islam:Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo. Yang terpenting
diantaranya adalah Kordova dan Granada.
a. Cordova
Sebelum Spanyol ditaklukan oleh tentara Islam tahun 711 M, Kordova adalah
ibu kota kerajaan Kristen Visigoth, sebelum dipindahkan ke Toledoi. Dibawah
pemerintahan Visigoth, Kordova yang sebelumnya makmur menjadi mundur.
Kemakmurannya bangkit kembali di masa kekuasaan Islam. Pada tahun 756 M,
kota ini menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol,
setelah Bani Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbas tahun 750 M.
Penguasa Bani Umayyah pertama Spanyol adalah Abn Al-Rahman Al-Dakhil.
Kekuasaan bani Umayyah di Andalus ini berlangsung dari tahun 756 M-1031 M.
Sebagai ibu kota pemerintahan, Kordova di masa Bani umayah mengalami
perkembangan pesat. Banyak bangunan baru yang didirikan, seperti istana dan
masjid-masjid.Kota ini juga diperluas, membangun sebuah jembatan berarsitektur
islam dalam gaya Romawi, dan lain-lain. Perkembangan kota ini mencapai
puncaknya pada masa pemerintahan Abd Al-Rahman Al-nashir di pertengahan
abad ke10 M.Pada masa Islam, Kordova terkenal juga sebagai pusat kerajinan
barang-barang dari perak, sulaman-sulaman, dari sutera dan kulit. Pada tahun
1236 M, Kordova direbut oleh tentara Kristen di bawah pimpinan Ferdinand III
dari Castilla. Setelah itu, supremasi Islam di Spanyol mulai mengalami
kemunduran. Pada masa pemerintahan Bani Ummayah di Spanyol, Kordova
mnejadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini berdiri Universitas Cordova,
perpustakaan besar yang mempunyai koleksi kira-kira 400.000 judul buku. Hal
tersebut tak terlepas dari Abd Al-rahman Al-Nashir dan anaknya Al-Al-HAkam.
Pada masanyalah tercapai apa yang dinamakan masa keemasan ilmu pengetahuan

14
dan sastra di Spanyol Islam. Zaman emasnya kesusastraan dan Ilmu di Spanyol
terjadi ketika daerah ini dibawah pemerintahan Hakam Al-Mustansir Billah yang
meninggal tahun 976 M. Pada masa jayanya, di Kordova terdapat 491 masjid dan
900 pemandian umum. Karena air di Kota ini tak dapat diminum, penguasa
Muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.3
b. Granada
Kota ini berada dibawah kekuasaan Islam hamper bersamaan dengan kota-
kota lain di Spanyol yang ditaklukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah
pimpinan Thariq Ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun 711 M. Pada masa
pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kota ini disebut Andalusia Atas. Pada
masa itu, Granada mengalami perkembangan pesat.
Setelah Bani Umayyah mengalami kemunduran, tahun 1031 M, dalam
jangka 60 tahun, Granada diperintah oleh dinasti Zirids. Setelah itu, Granada jatuh
kebawah pemerintahan Al-Mubarithun, sebuah dinasti barbar di Afrika Utara pada
tahun1090-111149M.
Pada abad ke12, Granada menjadi Kota terbesar kelima di Spanyol. Sejak
abad ke13, Granada diperintah oleh dinasti Nasrid selama lebih kurang 250 tahun.
Pada masa itulah dibangun istana megah (Al-Hambra). Istana ini dibangun oleh
arsitek-arsitek Muslim pada tahun 1238 M dan terus dikembangkan sampai tahun
1358 M. Istana ini terletak di sebelah Timur Al-Kajaba, sebuah benteng tentara
Islam. Granada terkenal dengan tembok dan 20 menara mengitarinya. Pada masa
pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M), Granada mencapai puncak
kejayaannya, baik dalam bidang arsitektur maupun dalam bidang politik. Pada
tahun 1492, kota ini jatuh ke tangan penguasa Kristen, raja Ferdinand dan
Issabela. Selanjutnay, tahun 1610 M orang-orang Islam diusir dari kota ini oleh
penguasaKristen.

2.10 Samarkand dan Bukhara (Transoxania)


Kota ini beberapa kali diduduki oleh Iskandar ketika ia dan pasukannya
berperang melawan Spitamenes. Tapi menurut bangsa Arab, Iskandarlah yang
mendirikan kota itu.Setelah tahun 323 M, kota ini menjadi bagian dari sebuah

15
kekuasaan yang berpusat di Bactria. Setelah itu, disana berdiri kerajaan Graeco-
Bactrion (Bactria Yunani) pada masa Anthiochus II Theos. Sejak itu, hubungan
politik dan ekonomi antara Samarkand dengan Persia dan Cina terputus, meskipun
dalam bidang budaya masih berlanjut. Dilihat dari bangunan-bangunan kuno,
pengaruh Persia sudah lama tertanam disana. Pengaruh Cina juga besar. Sebelum
Islam datang disana sudah terdapat tempat ibadah agama Budha. Usaha-usaha
Islam dalam ekspansi ke negeri ini selalu gagal, kecuali setelah Qutaibah ibn
Muslim ditunjuk sebagai gubernur Khurasan. Ketika itu Samrkand diperintah oleh
Tharkhun. Pada tahun 91 H ia mengadakan perjanjian damai dengan Qutaibah dan
berjanji untuk membayar Jizyah (pajak) kepada pemerintah Islam di Damaskus,
dibawah dinasti Bani umayyah. Namun penduduk negeri itu marah kepada
Tarkhun dan menurunkannya dari kekuasaannya. Posisinya diganti oleh Ikhsyiz
Ghurik. Qutaibah berjasil memaksa Ikhsyiz untuk menerima perjanjian itu pada
tahun 93 H setelah ia dan pasukannya mengepung kota dalam waktu yang cukup
panjang. Sejak itu, Samarkand dan Bukhara menjadi batu loncatan untuk
melancarkan ekspansi lebih luas di negeri Transoxiana.
Pada tahun 204 H, Al-Ma’mun , khalifah dari Bani Abbas di Baghdad
menyerahkan semua urusan pemerintahan negeri Transoxiana, khususnya
Samarkand dan Bukhara kepada keluarga Asad ibn Saman. Sejk itu, dua kota ini
berada di bawah kekuasaan dinasti Samaniah. Samarkand menjadi daerah yang
sangat makmur dan sejahtera. Ia menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan
Islam. Penghasilan utama kota Samarkand adalah kertas Samarkand yang
terkenal. Sedangkan kota Bukhara terkenal dengan perdagangan dan industri
tenunnya. Di Samarkand terdapat makam terkenal, yaitu makam Qasim ibn Abbas
(pembawa agama Islam ke negeri ini pada masa Khlaifah Usman bin Affan).
Sedangkan di Bukhara terdapat makam Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi. Bukhara
juga dikenal sebagai pusat ilmu-ilmu keagamaan Islam. Setelah dinasti Samaniah
runtuh, Samrkand dan Bukhara jatuh ke tangan dinasti Seljuk Sanjar tahun 495 H.
tapi pada tahun 536 H kota ini direbut oleh dinasti Khawarizmsyah. Pada tahun
606 H, dua kota ini dikepung oleh Jengis Khan, yaitu pada tahun 616 H, setahun
kemudian, kota Samarkand, setelah sebagian penduduk dibunuh dan bangunan

16
dihancurkan, penduduk yang lain diperkenankan tinggal di sana di bawah
kekuasaan Mongol. Selama seratus lima puluh tahun berikutnya sejarah kota ini
sangat menyedihkan.
Kebangkitan kembali terjadi mulai tahun 771 H, pada masa pemerintahan
Timur Lenk, penguasa tertinggi di Transoxiana. Timur Lenk menjadikan
Samarkand sebagai ibu kota pemerintahannya. Kota ini diperindah oleh Ulugh
Bek (857 H), cucu Timur Lenk, dengan mendirikan sebuah istana yang sangat
megah. Di pihak lain, Bukhara, secara politik, menjadi sebuah kota yang tak
berarti. Tahun 906 H, dua kota ini jatuh ke tangan Syaibani, raja Uzbek. Setelah ia
wafat, direbutoleh Babur, raja Mughal di India dan daerah Transoxiana kembali
dikuasai oleh orang-orang Uzbekistan. Pada tahun 1917 M, Uni Soviet berdiri dan
Uzbekistan yang didalamnya terdapat Samarkand dan Bukhara menjadi bagian
dari Uni Soviet. Penduduknya kemudian menganut ideology Komunis. Sejak
tahun 1992 M, Uzbekistan menjadi Negara muslim merdeka, karena Uni Soviet
bubar dengan sendirinya.

2.11 Aceh
Aceh memiliki pusat dunia Islam di Asia Tenggara. Pada masa kejayaannya
Aceh merupakan pusat peradaban diwilayah dunia Islam bagian Timur, yaitu Asia
Tenggara. Bahkan Aceh merupakan pintu transmisi jalur perjalanan penyebaran
agama Islam ke seluruh wilayah Asia Tenggara. Karena itu Aceh terkenal dengan
sebutan Serambi Mekah.
Aceh merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke seluruh wilayah
Nusantara. Di Aceh pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam yang pertama, yaitu
Kerajaan Peurlak, Kerajaan Samudra Pasai, dan Kerajaan Aceh Darus Salam.
Dari Aceh muncul beberapa tokoh keilmuan yang menandakan kemajuan
keilmuan dikalangan umat Islam di Asia Tenggara. Beberapa ulama prestisius
Aceh yang terkenal dengan karya-karyanya adalah Nuruddin Ar-Raniri, Hamzah
Fanshuri, Abdurrauf Singkel, Syamsuddin Sumatrani, dan lain-lain.
Aceh pada masa Samudra Pasai pernah dipimpin oleh para Sultan yang cinta
akan ilmu dan peradaban. Diantara Sultan yang cinta akan ilmu adalah Sultan Al-

17
Malikuz Zahir, dimana pada masa pemerintahannya Ibnu Batutah menuliskan
cacatan perjalannya dalam bukunya yang sangat terkenal Rihlah Ibnu Batutah,
demikian pula Marcopolo pernah singgah di Aceh. Aceh juga pernah dipimpin
oleh sultan perempuan, yaitu Shafiatuddin Syah, Zakiyatuddin Syah dan
Naqiyatuddin Syah.
Dari Aceh, Islam berkembang keberbagai wilayah Nusantara antara lain
Islam berkembang ke Ampel, Demak, Cirebon, dan terus berkembang ke
Sukawesi, Maluku dan Kalimantan.
Aceh juga merupakan kekuatan yang sangat ditakuti Belanda samasa
penjajahan, karena Aceh memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dalam
menghadapi penjajahan Belanda.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Mengetahui betapa besar kontribusi Islam terhadap lahirnya
peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan
teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya
bersumber dari peradaban Islam.

Kemudian Kita juga dapat menyimak, bahwa puncak pencapaian


penguasaan sains dan teknologi pada zaman kejayaan umat Islam masa lalu
terkait erat dengan tegaknya sistem kekhilafahan, dimana adanya sistem
komando yang terintegrasi secara global yang peranan secara politik sejalan
dengan peranan agama. Kita juga mendapatkan gambaran dalam sejarah
bahwa sosok para pemimpin terdahulu yang shaleh selain sebagai seorang
negarawan yang handal dan mumpuni, juga sebagai seorang ‘ulama yang
takut pada Rabb-nya, mencintai ilmu serta mencintai rakyatnya. Pada aspek
ini kita bisa melihat adanya integrasi tiga pilar utama dalam pembentukan
peradaban Islam yaitu agama, politik dan ilmu pengetahuan terpadu dalam
satu kendali sistem kekhilafahan dibawah pimpinan seorang khalifah. Oleh
karena itu, umat Islam perlu kembali menggelorakan semangat keilmuan para
ilmuwan muslim atas sumbangsihnya yang amat besar bagi peradaban umat
manusia di dunia dalam menyongsong kembali kejayaan Islam dan umatnya.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Murodi, H. 2010. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang:Karya Toha Putra

http://vilope.blogspot.com/2010/06/pusat-pusat-peradaban-islam.html Diakses
pada tanggal 20 Oktober 2011

20

Anda mungkin juga menyukai